Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
NASKAH PSIKIATRI
F20.0 Skizofrenia Paranoid
BAGIAN PSIKIATRI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
RSUP. DR. M. DJAMIL
PADANG
2017
0
BAB I
PENDAHULUAN
banyak tokoh psikiatri dan neurologi yang berperan. Pada awalnya, Benedict Morel
prcoce untuk pasien dengan penyakit yang dimulai pada masa remaja yang mengalami
dmence prcoce menjadi demensia prekoks yaitu suatu istilah yang menekankan
proses kognitif (demensia) dan awitan dini (prekoks) yang nyata. Istilah skizofrenia itu
sendiri mulai dicetuskan oleh Eugen Bleuler (1857-1939) sebagai pengganti demensia
prekoks. Bleuler mengidentifikasi simptom dasar dari skizofrenia yang dikenal dengan
Gangguan ini dapat terjadi baik pada wanita (usia awitan 25 - 35 tahun) maupun pria
pasien sebagai kenyataan, dan mencakup waham dan halusinasi. Seorang pasien dapat
dikatakan pasien skizofrenia bila manifestasi klinis yang terjadi sudah selama 1 (satu)
seperti pada gangguan persepsi (halusinasi), keyakinan yang salah (waham), penurunan
dari proses berpikir dan berbicara (alogia), gangguan aktivitas motorik (katatonik atau
hyperactive behavior), gangguan dari pengungkapan emosi (afek tumpul), tidak mampu
1
kesadaran dan kemampuan intelektual pada pasien masih dapat dipertahankan,
paranoid merupakan subtipe pada skizofrenia yang paling umum, dimana waham dan
halusinasi auditorik jelas terlihat. Skizofrenia bersifat kronis dan membutuhkan waktu
yang lama untuk menghilangkan gejala. Sekitar 90% dengan episode psikotik pertama,
sehat dalam waktu satu tahun, 80% mengalami episode selanjutnya dalam lima tahun,
Metode yang dipakai dalam penulisan case ini berupa tinjauan pustaka yang
skizofrenia paranoid.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Skizofrenia berasal dari bahasa Yunani, schizen yang berarti terpisah atau
pecah, dan phren yang artinya jiwa. Pada skizofrenia terjadi pecahnya atau
sindrom psikotik kronis yang ditandai oleh gangguan pikiran dan persepsi, afek tumpul,
persepsi yang timbul dari pikiran/imajinasi pasien sebagai kenyataan, dan mencakup
waham dan halusinasi. Emil Kraepelin membagi skizofrenia dalam beberapa jenis,
menurut gejala utama yang terdapat pada pasien, salah satunya adalah skizofrenia
paranoid.2 Skizofrenia paranoid merupakan subtipe yang paling umum (sering ditemui)
dan paling stabil, dimana waham dan halusinasi auditorik jelas terlihat. Pada pasien
skizofrenia paranoid, pasien mungkin tidak tampak sakit jiwa sampai muncul gejala-
gejala paranoid.3
2.2 Sejarah
Besarnya masalah klinis skizofrenia, secara terus-menerus telah menarik
perhatian tokoh-tokoh utama psikiatri dan neurologi sepanjang sejarah gangguan ini.
3
prcoce dari Morel menjadi demensia prekoks, suatu istilah yang menekankan
proses kognitif atau kemunduran inteligensi (demensia) dan awitan dini atau
sebelum waktunya (prekoks) yang nyata dari gangguan ini. Pasien dengan
dalam jangka waktu lama dan gejala klinis umum berupa halusinasi dan waham.
Dimana, demensia prekoks terkait dengan konsep saat ini tentang skizofrenia. 2
digolongkan ke dalam salah satu jenis menurut gejala utama yang terdapat
padanya.
Eugen Bleuler (1857-1939). Pada tahun 1911, Eugen Bleuler seorang psikiatri
demensia prekoks di dalam literatur, karena nama ini dengan tepat sekali
menonjolkan gejala utama penyakit ini, yaitu jiwa yang terpecah-belah, adanya
Jadi terdapat empat A dari Bleuler yang terdiri dari asosiasi, afek, autisme dan
termasuk halusinasi dan waham, gejala yang telah menjadi bagian penting dari
insidens serta prevalensinya secara kasar merata di seluruh dunia. Menurut DSM-IV-
TR, insidensi tahunan skizofrenia berkisar antara 0,5 sampai 5,0 per 10.000 dengan
4
populasi, biasanya bermula di bawah usia 25 tahun, berlangsung seumur hidup, dan
mengenai orang dari semua kelas sosial. Awitan skizofrenia di bawah usia 10 tahun atau
di atas usia 60 tahun sangat jarang. Laki-laki memiliki onset skizofrenia yang lebih
awal daripada wanita. Usia puncak onset untuk laki-laki adalah 15 sampai 25 tahun, dan
pada tahun 2016 terdapat sekitar 21 juta orang menderita skizofrenia 3. Berdasarkan data
dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) prevalensi skizofrenia di Indonesia adalah 1,7
per mil. DI Yogyakarta dan Aceh memiliki prevalensi tertinggi yaitu 2,7 per mil
sedangkan Kalimantan Barat memiliki prevalensi terendah yaitu0,7 per mil. Untuk
Sumatera Barat prevalensi skizofrenia tahun 2013 sebesar 1,9 per mil.5
2.4 Etiologi
Sampai saat ini, belum ditemukan etiologi pasti penyebab skizofrenia. Namun,
skizofrenia tidak hanya disebabkan oleh satu etiologi, melainkan gabungan antara
skizofrenia adalah1,3:
a. Diatesis-Stres Model
Teori ini menggabungkan antara faktor biologis, psikososial, dan lingkungan yang
secara dinamis.
b. Faktor Biologis
Dari faktor biologis dikenal suatu hipotesis dopamin yang menyatakan bahwa
otak, dan berkaitan dengan gejala positif dari skizofrenia. Penelitian terbaru juga
5
glutamat dan GABA. Selain perubahan yang sifatnya neurokimiawi, penelitian
lateral ventrikel, atropi koteks atau atropi otak kecil (cerebellum), terutama pada
c. Genetika
1%, pada orang tua resiko 5%, pada saudara kandung 8% dan pada anak 12% apabila
salah satu orang tua menderita skizofrenia, walaupun anak telah dipisahkan dari orang
tua sejak lahir, anak dari kedua orang tua skizofrenia 40%. Pada kembar monozigot
d. Faktor Psikososial
Pada faktor ini menandakan adanya tekanan psikososial yang terjadi pada orang
a. Fase Prodromal
Fase prodromal ditandai dengan deteriorasi yang jelas dalam fungsi kehidupan,
sebelum fase aktif gejala gangguan, dan tidak disebabkan oleh gangguan afek atau
akibat gangguan penggunaan zat, serta mencakup paling sedikit dua gejala dari kriteria
A pada kriteria diagnosis skizofrenia. Awal munculnya skizofrenia dapat terjadi setelah
melewati suatu periode yang sangat panjang, yaitu ketika seorang individu mulai
6
Individu yang mengalami fase prodromal dapat berlangsung selama beberapa
minggu hingga bertahun-tahun, sebelum gejala lain yang memenuhi kriteria untuk
kemampuannya untuk melihat realitas dan kesulitan dalam mencapai insight. Sebagai
akibatnya episode psikosis dapat ditandai oleh adanya kesenjangan yang semakin besar
c. Fase Residual
Fase residual terjadi setelah fase aktif gejala paling sedikit terdapat dua gejala A
dari kriteria. Pada kriteria diagnosis skizofrenia yang bersifat menetap dan tidak
disebabkan oleh gangguan afek atau gangguan penggunaan zat. Dalam perjalanan
lima kali. Oleh karena itu, tantangan terapi saat ini adalah untuk mengurangi dan
mengalami peningkatan dalam aktivitasnya. Selain itu, terjadi juga penurunan pada
serotonin, norepinefrin, dan asam amio gamma-aminobutyric acid (GABA) yang pada
7
Gambar 2.1. Terdapat 5 (lima) jalur dopamin pada otak.
Sumber : Psychosis and Schizophrenia. Antipsychotics and Mood Stabilizers : Stahls Essential
Psychopharmacology. 3rd Edition. Page 26.
Terdapat lima jalur dopamin dalam otak, yaitu:
a. Jalur Mesolimbik
Jalur ini berproyeksi dari area midbrain ventral tegmental ke batang otak menuju
nucleus akumbens di ventral striatum. Jalur ini memiliki fungsi berhubungan dengan
memori, indera pembau, efek viseral automatis, dan perilaku emosional. Hiperaktivitas
pada jalur mesolimbik akan menyebabkan gangguan berupa gejala positif seperti
8
Gambar 2.2. Jalur mesolimbik dopamin pada otak yang menyebabkan gejala positif.
Sumber : Psychosis and Schizophrenia. Antipsychotics and Mood Stabilizers : Stahls Essential
Psychopharmacology. 3rd Edition. Page 27.
b. Jalur Mesokortikal
Jalur ini berproyeksi dari daerah tegmental ventral ke korteks prefrontal.
Berfungsi pada insight, penilaian, kesadaran sosial, menahan diri, dan aktifitas kognisi.
Hipofungsi pada jalur mesokortikal akan menyebabkan gangguan berupa gejala negatif
dan kognitif pada skizofrenia. Jalur mesokortikal terdiri dari mediasi gejala kognitif
9
Sumber : 12Psychosis and Schizophrenia. Antipsychotics and Mood Stabilizers : Stahls Essential
Psychopharmacology. 3rd Edition. Page 29.
c. Jalur Nigrostriatal
Sistem nigrostriatal mengandung sekitar 80% dari dopamin otak. Jalur ini
berproyeksi dari substansia nigra ke basal ganglia atau striatum (kauda dan putamen).
Jalur ini berfungsi menginervasi sistem motorik dan ekstrapiramidal. Dopamin pada
pituitari. Fungsi dopamin disini mengambil andil dalam fungsi endokrin, menimbulkan
rasa lapar, haus, fungsi metabolisme, kontrol temperatur, pencernaan, gairah seksual,
dan ritme sirkardian. Obat- obat antipsikotik mempunyai efek samping pada fungsi ini
10
Gambar 2.5. Jalur tuberoinfundibular dopamin pada otak.
Sumber : Psychosis and Schizophrenia. Antipsychotics and Mood Stabilizers : Stahls Essential
Psychopharmacology. 3rd Edition. Page 32.
e. Jalur Thalamus
Jalur kelima berasal dari berbagai tempat, termasuk periaqueductal gray, ventral
skizofrenia adalah hipotesa dopamin. Hipotesa ini secara sederhana menyatakan bahwa
disokong dari hasil observasi pada beberapa obat antipsikotik yang digunakan untuk
11
Gambar 2.6 Hipotesis dopamin pada skizofrenia.7
Sumber : Psychosis and Schizophrenia. Antipsychotics and Mood Stabilizers : Stahls Essential
Psychopharmacology. 3rd Edition. Page 34.
dapat dimenegerti4
Dapat mempunyai keyakinan yang salah dan tidak dapat dikoreksi4
Penampilan dan kebiasaan kebiasaan penderita dapat mengalami kemunduran
berangsur angsur4
Episode pertama psikotik sering didahului oleh suatu periode tertentu, misalnya
12
Dapat ditemukan kepribadian prepsikotik seperti penarikan diri dan terlalu kaku
(rigid) secara sosial, sangat pemalu dan sering mengalami kesulitan di sekolah
a. Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua
gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas) :
Thought echo
Isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam kepalanya (tidak
keras), dan isi pikiran ulangan, walaupun isi sama, namun kualitasnya berbeda;
atau
Thought insertion or withdrawal
Isi pikiran yang asing dari luar masuk ke dalam pikirannya (insertion) atau isi
pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya (withdrawal); dan
Thought broadcasting
Isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain atau umum mengetahuinya;
Delusion of control
Waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan tertentu dari luar;
atau
Delusion of influence
Waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu kekuatan tertentu dari luar; atau
Delusion of passivity
Waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap suatu kekuatan
tubuh atau anggota gerak atau ke pikiran, tindakan, atau penginderaan khusus)
Delusional perception
Pengalaman inderawi yang tak wajar, yang bermakna, sangat khas bagi
pasien, atau
Mendiskusikan perihal pasien diantara mereka sendiri (diantara berbagai
13
Wahamwaham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat
dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal keyakinan
agama atau politik tertentu, atau kekuatan dan kemampuan diatas manusia
afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide ide berlebihan (over loaded
ideas) yang menetap, atau yang apabila terjadi setiap hari selama berminggu
penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial; tetapi harus
jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi
neuroleptika.
c. Adanya gejala gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun waktu
satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik prodormal);
d. Harus ada suatu perbuatan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan
sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri (self absorbed attitude), dan penarikan diri
secara sosial.
14
a. Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia
b. Sebagai tambahan :
Halusinasi dan/atau waham harus menonjol;
Suara suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah,
atau halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit (whistling),
lain perasaan tubuh; halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang menonjol;
Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan
lain, dapat berupa gangguan skizofreniform dan gangguan skizoafektif. Pada gangguan
kurangnya 1 bulan, tetapi kurang dari 6 bulan.3 Pada pasien dengan skizofreniform,
akan kembali ke fungsi normal ketika gangguan hilang. Bila suatu sindrom manik atau
depresif terjadi bersamaan dengan gejala utama skizofrenia, maka hal itu adalah
a. Terapi biologik1,4,7
Skizofrenia diobati dengan antipsikotika. Obat ini dibagi dalam dua kelompok,
15
Tabel 2.1 Jenis jenis obat APG-I
Nama Generik Nama Dosis Akut Dosis Pemeliharaan
Dagang (mg/hari) (mg/hari)
Phenotiazine
- Chlorpromazine Promactil 200 1000 50 400
- Thioridazine Melleril 200 800 50 400
- Perphenazine Trilafon 12 64 8 24
- Trifluoperazine Stelazine 10 - 60 4 30
Butyrophenones
- Haloperidol Haldol 5 - 20 1 - 15
Diphenylbutylpiperidines
- Pimozide Orap 2 - 10 2 10
Long-acting injectable
preparation
- Fluphenazine *Modecate
decaanoate inj.
- Halopeidole **Haldol
decanoate decanoate
Dasar pemilihan suatu jenis obat antipsikotik adalah atas pertimbangan manfaat
Semua antipsikotik yang saat ini tersedia (tipikal maupun atipikal) adalah bersifat
atipikal mempunyai resiko efek samping neurologik yang lebih rendah (dibandingkan
antipsikotik tipikal).
16
Antipsikotik golongan atipikal dengan efek samping neuromotorik relatif sedikit
tetap harus dipertimbangkan bahwa efek samping lain yang tidak diinginkan dari
resiko kanker payudara akibat hiperprolaktinemia juga telah dicatat pada penggunaan
antipsikotik atipikal.
Beberapa pasien skizofrenia yang tidak berespons dengan obat obatan dapat membaik
beradaptasi dengan lingkungan sosial sekitarnya dan mampu merawat diri, mandiri,
serta tidak menjadi beban bagi keluarga dan masyarakat). Termasuk dalam terapi
psikososial adalah terapi perilaku, terapi berorientasi keluarga, terapi kelompok, dan
psikoterapi individual.
2.11 Prognosis
Penilaian terhadap prognosis dapat dilakukan berdasarkan onset gangguan, faktor
pencetus, riwayat premorbid, dan dukungan dari keluarga. Hal ini dapat disimpulkan
17
Menikah dan telah berkeluarga Tidak menikah, bercerai, atau
janda/duda
Riwayat keluarga gangguan mood Riwayat keluarga skizofrenia
(tidak ada keluarga yang menderita
skizofrenia)
Sistem pendukung yang baik (terutama Sistem pendukung yang buruk untuk
dari keluarga) untuk kesembuhan kesembuhan pasien
pasien
Gejala positif Gejala negative
Jenis kelamin perempuan Tanda dan gejala neurologis
Riwayat trauma perinatal
Tidak ada remisi dalam tiga tahun
Sering timbul relaps
Riwayat penyerangan
Sumber : Skizofrenia. Kaplan & Sadock - Buku Ajar Psikiatri Klinis. Edisi 2. Hal 156.
18
BAB III
LAPORAN KASUS
19
3.2.2. Riwayat Penyakit Sekarang
Alloanamnesis
Pasien gelisah dan menghilang sejak 10 hari sebelum masuk rumah sakit.
Awalnya pasien di rawat di bagian penyakit dalam RSUP dr. M djamil padang Karena
DBD. Kemudian saat pasien pulang ke rumah, pasien kabur dari rumah dan tidak
pulang selama 10 hari. Pasien ditemukan oleh teman kakak pasien dalam kondisi
bingung dan kaki yang terluka. Pasien sering gelisah, berbicara sendiri dan mengaku
melihat bayangan sejak 12 tahun yang lalu. Pasien jarang kontrol ke rumah sakit dan
tidak teratur meminum obat. Pasien dahulu tinggal bersama orang tua dan pernah di
rantai di rumah kemudian pasien tinggal di rumah kakaknya setelah di rawat di rumah
sakit karena DBD. Pasien tidak mau tidur dan makan, hanya berdiam diri. Pasien sering
berbicara dan tertawa sendiri. Pasien sering berbicara tidak jelas.
Autoanamnesis
Awalnya pasien ada masalah di tempat kerja, namun sering dipendam sendiri.
Kemudian pasien juga sempat berselisih dengan teman kerja pasien sehingga pasien
merasa tertekan. Pertama kali melihat bayangan, pasien melihat langit berwarna merah
dan semut-semut hitam besar dilangit yang mengejar pasien. Pasien juga pernah
bermimpi di datangi oleh wanita berbaju putih yang akan mencabut nyawanya dan
bayangan hitam yang memegang kepalanya serta mendengar suara-suara berbisik yang
tidak tau sumbernya dari mana.
20
a. Identitas orang tua/ pendamping
21
1 Baik Biasa
2 Baik Biasa
4 Baik Biasa
Skema Pedegree
Keterangan :
: Meninggal
: Meninggal
: Pasien
: Laki-laki
: Perempuan
22
f. Orang lain yang tinggal di rumah pasien dengan gambaran sikap dan tingkah laku dan
bagaimana pasien dengan mereka
No Hubungan dengan pasien Gambaran sikap Kualitas hubungan
dan tingkah laku
1. Ayah Baik Akrab
2. Ibu Baik Akrab
3. Kakak Baik Akrab
4. Istri Kakak Baik Akrab
g. Riwayat penyakit jiwa, kebiasaan-kebiasaan dan penyakit fisik pada anggota keluarga
Anggota Penyakit Jiwa Kebiasaan- Penyakit fisik
Keluarga Kebiasaan
Bapak Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Ibu Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Saudara 1 Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Saudara 2 Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Saudara 3 Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Nenek Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Kakek Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Bibi Ada Tidak ada Tidak ada
(Sepupu
Ibu)
h. Riwayat tempat tinggal yang pernah di diami pasien
23
- Pertumbuhan Fisik : baik, biasa, kurang*
- Minum ASI : (+) sampai usia 2 tahun
**Sukar makan (-), anoreksia nervosa (-), bulimia (-), pika (-), gangguan
hubungan ibu-anak (-), pola tidur baik (+), cemas terhadap orang asing
sesuai umum (-), cemas perpisahan (-), dan lain-lain.
c) Simptom-simptom sehubungan dengan problem perilaku yang dijumpai pada
masa kanak-kanak, misalnya: **mengisap jari (-), ngompol (-), BAB di tempat
tidur (-), night terror (-), temper tantrum (-), gagap (-), tik (-), masturbasi (-),
mutisme selektif (-), dan lain.lain.
b) Kesehatan fisik masa kanak-kanak: **demam tinggi disertai mengigau (-),
kejang-kejang (-), demam berlangsung lama (-), trauma kapitis disertai hilangnya
kesadaran (-), dan lain-lain.
c) Tempramen sewaktu kanak-kanak: **pemalu (-), gelisah (-), overaktif (-),
menarik diri (-), suka bergaul (+), suka berolahraga (+), dan lain-lain.
d) Masa sekolah
24
e) Riwayat pekerjaan
Pasien seorang pekerja serabutan
f) Percintaan, perkawinan, kehidupan seksual dan rumah tangga
- Haid pertama (-)
- Hubungan seks sebelum menikah (-)
- Riwayat pelecehan seksual (-)
- Orientasi seksual (normal)
- Pasien belum menikah
j) Situasi sosial saat ini:
- Tempat tinggal: rumah sendiri (-), rumah kontrak (-), rumah susun (-),
apartemen (-), rumah orang tua (+), serumah dengan mertua (-), di asrama
(-), dan lain-lain.
- Polusi lingkungan: bising (-), kotor (-), bau (-), ramai (-), dan lain-lain.
25
penurunan aktivitas (-), mudah merasa sedih dan menangis (-)
dan lain-lain
26
Anankastik Perasaan ragu-ragu yang hati-hati dan berlebihan (-), preokupasi
pada hal-hal yang rinci (details), peraturan daftar, urutan,
organisasi dan jadwal (-), perfeksionisme (-), ketelitian yang
berlebihan (-), kaku dan keras kepala (-), pengabdian yang
berlebihan terhadap pekerjaan sehingga menyampingkan
kesenangan dan nilai-nilai hubungan interpersonal (-),
pemaksaan yang berlebihan agar orang lain mengikuti persis
caranya melakukan sesuatu (-), keterpakuan yang berlebihan
pada kebiasaan sosial (-), dan lain-lain
Dependen Mengalami kesulitan untuk membuat keputusan sehari-hari
tanpa nasehat dan masukan dari orang lain (-), membutuhkan
orang lain untuk mengambil tanggung jawab pada banyak hal
dalam hidupnya (-), perasaan tidak enak atau tidak berdaya
apabila sendirian, karena ketakutan yang dibesar-besarkan
tentang ketidakmampuan mengurus diri sendiri (-), takut
ditinggalkan oleh orang yang dekat dengannya (-)
Pasien Pasien
dirawat di RS dirawat di
Puti Bungsu Puti Bungsu
pada tahun pada tahun Pasien saat ini
Pasien 2007 karena 2008 karena dirawat di
pertama kali sering sering RSUP dr M.
melihat berbicara, berbicara dan Djamil Padang
bayangan tertawa 27tertawa dengan keluhan
kira-kira 12 sendiri, dan sendiri serta gelisah dan
tahun yang melihat masih melihat masih melihat
lalu. bayangan bayangan bayangan
3.3. Status Internus
Keadaan Umum : Sedang
Kesadaran : Komposmentis
Tekanan Darah : 130/80 mmHg
Nadi : Teraba kuat, teratur, frekuensi 83x/menit
Nafas : Teratur, frekuensi 15x/menit
Suhu : 36,70 C
Tinggi Badan : 150 cm
Berat Badan : 60 kg
Bentuk Badan : Normal
Status Gizi : Gizi baik
Sistem respiratorik : Inspeksi : simetris kiri dan kanan, statis dan dinamis
Palpasi : fremitus kiri dan kanan simetris
Perkusi : sonor
Auskultasi : suara nafas vesikuler, ronkhi (-), wheezing
(-)
Kardiovaskular : Inspeksi : iktus tidak terlihat
Palpasi : iktus tidak teraba
Perkusi : batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : S1,S2 reguler, Murmur (-)
Abdomen : Inspeksi : distensi (-)
Palpasi : hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus (+) normal
Kelainan Khusus : tidak ditemukan kelainan khusus
28
3.4. Status Neurologikus
GCS : 15 (E4M6V5)
Tanda Rangsang Meningeal : kaku kuduk (-)
Tanda-tanda efek samping ekstrapiramidal
a) Tremor tangan : tidak ada
b) Akatisia : tidak ada
c) Bradikinesia : tidak ada
d) Cara berjalan : Normogait
e) Keseimbangan : tidak terganggu
f) Rigiditas : tidak ada
Motorik :
a) Tonus : eutonus
b) Turgor : baik
c) Kekuatan : 555 555
555 555
d) Koordinasi : baik
Sensorik : proprioseptif dan eksterioseptif normal
Refleks :
a) Refleks Fisiologis : ++/++
b) Refleks Patologis : -/-
29
3. Sikap: kooperatif (+), penuh perhatian (-), berterus terang (-), menggoda (-),
bermusuhan (-), suka main-main (-), berusaha supaya disayang (-), selalu
menghindar (-), berhati-hati (-), dependen (-), infantil (-), curiga (-), pasif (-), dan
lain-lain.
4. Tingkah laku dan aktifitas psikomotor
Cara berjalan: biasa (+), sempoyongan (-), kaku (-), dan lain-lain
Ekhopraksia (-), katalepsi (-), luapan katatonik (-), stupor katatonik (-),
rigiditas katatonik (-), posturing katatonik (-), cerea fleksibilitas (-),
negativisme (-), katapleksi (-), stereotipik (-), mannerisme (-), otomatisme (-),
otomatisme perintah (-), mutisme (-), agitasi psikomotor (-),
hiperaktivitas/hiperkinesis (-), tik (-), somnabulisme (-), akathisia (-),
kompulsi (-), ataksia (-), hipoaktivitas (-), mimikri (-)
Agresi (-), acting out (-), abulia (-), tremor (-), ataksia (-), chorea (-), distonia
(-), bradikinesia (-), rigiditas otot (-),diskinesia (-),konvulsi (-), seizure (-),
piomanisa (-), vagabondage (-)
3.5.2. Verbalisasi dan cara berbicara
Arus pembicaraan* : biasa
Produktivitas pembicaraan* : banyak
Perbendaharaan* : biasa
Nada pembicaraan* : biasa
Volume pembicaraan* : biasa
Isi pembicaraan* : kurang sesuai
Penekanan pada pembicaraan* : ada
Spontanitas pembicaraan * : spontan
Logorrhea (- ), poverty of speech (-), diprosodi (-), disatria (-), gagap(-),
afasia (-), bicara kacau (-)
3.5.3. Emosi
Hidup emosi*: stabilitas (stabil), pengendalian (adekuat), arus emosi (biasa)
1. Afek
Afek appropriate/ serasi (-), afek inappropriate/ tidak serasi(+), afek tumpul
(-), afek yang terbatas (-), afek datar (-), afek yang labil (-).
2. Mood
30
Mood eutimik (+), mood disforik (-), mood yang meluap-luap (expansive
mood) (-), mood yang iritabel (-), mood yang labil (swing mood) (-), mood
meninggi (elevated mood/ hipertim) (-), euforia (-), ectasy (-), mood depresi
(hipotim) (-), anhedonia (-), dukacita (-), aleksitimia (-), elasi (-), hipomania
(-), mania(-), melankolia(-), La belle indifference (-), tidak ada harapan (-).
3. Emosi lainnya
Ansietas (-), free floating anxiety (-), ketakutan (-), agitasi (-), tension
(ketegangan) (-), panic (-), apati (-), ambivalensi (-), abreaksional (-), rasa
malu (-), rasa berdosa/ bersalah (-), kontrol impuls (-).
31
persekutorik (-), waham kebesaran (-), waham referensi (-), though of
withdrawal (-), though of broadcasting (-), though of insertion (-), though
of control (-), waham cemburu/ waham ketidaksetiaan (-), waham
menyalahkan diri sendiri (-), erotomania (-), pseudologia fantastika (-),
waham agama (-)
Idea of reference (-)
Preokupasi pikiran (-), egomania (-), hipokondria (-), obsesi (-),
kompulsi (-), koprolalia (-), hipokondria (-), obsesi (-), koprolalia (-),
fobia (-), noesis (-), unio mystica (-).
3.5.5. Persepsi
Halusinasi
Non patologis: Halusinasi hipnagogik (-), halusinasi hipnopompik (-),
Halusinasi auditorik (+), halusinasi visual (+), halusinasi olfaktorik (-),
halusinasi gustatorik (-), halusinasi taktil (-), halusinasi somatik (-),
halusinasi liliput (-), halusinasi sejalan dengan mood (-), halusinasi yang
tidak sejalan dengan mood (-), halusinosis (-), sinestesia (-), halusinasi
perintah (command halusination), trailing phenomenon (-).
Ilusi (-)
Depersonalisasi (-), derealisasi (-)
3.5.6. Mimpi dan Fantasi
Mimpi : -
Fantasi : -
3.5.7. Fungsi kognitif dan fungsi intelektual
1. Orientasi waktu (kurang baik), orientasi tempat (baik), orientasi personal
(baik), orientasi situasi (baik).
2. Atensi (perhatian) (+), distractibilty (-), inatensi selektif (-), hipervigilance
(-), dan lain-lain.
3. Konsentrasi (baik), kalkulasi (baik)
4. Memori (daya ingat) : gangguan memori jangka lama/ remote (-), gangguan
memori jangka menengah/ recent past (-), gangguan memori jangka pendek/
baru saja/ recent (-), gangguan memori segera/ immediate (-), amnesia (-),
konfabulasi (-), paramnesia (-).
5. Luas pengetahuan umum: baik
32
6. Pikiran konkrit: baik
7. Pikiran abstrak: baik
8. Kemunduran intelek: (tidak), retardasi mental (-), demensia (-),
pseudodemensia (-).
3.5.8. DI / DJ
Discriminative insight : derajat I
Discriminative Judgment : judgment tes baik, judgment sosial baik
3.10. Penatalaksanaan
a) Farmakoterapi
CPZ 1x100 mg
Diazepam 1x2 mg
33
b) Psikoterapi
1. Kepada pasien
Psikoterapi supportif
Berempati pada pasien, memahami keadaan pasien,
mengidentifikasi faktor pencetus dan memecahkan masalah
secara terarah.
3.11. PROGNOSIS
Quo ad vitam : bonam
Quo ad fungsionam : bonam
Quo ad sanactionam : dubia at bonam
34
BAB IV
DISKUSI/ ANALISIS KASUS
dan pemeriksaan pada pasien, ditemukan adanya perubahan pola perilaku dan perasaan
yang secara klinis bermakna dan hendaya (disability) dalam fungsi sosial. Dengan
demikian, berdasarkan PPDGJ III dapat disimpulkan bahwa pasien ini mengalami suatu
gangguan jiwa. Pada pasien ini ditemukan gejala klinis yang mengarah pada
Skizofrenia Paranoid. Pada pasien saat ini ditemukan waham curiga (+), adanya riwayat
Waham bizarre pasien ditandai dengan pasien melihat langit berwarna merah dan
semut-semut hitam besar dilangit yang mengejar pasien. Pasien juga pernah bermimpi
di datangi oleh wanita berbaju putih yang akan mencabut nyawanya dan bayangan
hitam yang memegang. Halusinasi auditorik berupa suara-suara bisikan yang tidak jelas
sumbernya dan halusinasi visual yaitu pasien melihat langit berwarna merah dan semut-
semut hitam besar dilangit yang mengejar pasien. Pasien juga pernah bermimpi di
datangi oleh wanita berbaju putih yang akan mencabut nyawanya dan bayangan hitam
yang memegang kepalanya. Pada pasien juga terdapat riwayat perilaku yang kacau,
yaitu ketika pasien sempat dirawat rumah sakit Puti Bungsu sebanyak 2 kali pada tahun
pada aksis I untuk pasien pada saat ini yaitu skizofrenia paranoid (F20.0).
Pada pasien ini juga tidak ditemukan gangguan kondisi medis umum, sehingga
aksis III tidak ada diagnosis. Pada pasien ini didapatkan masalah utama yang
35
menyebabkan perubahan perilaku pada pasien adalah masalah lingkungan sosial
sehingga pada aksis IV, diagnosisnya adalah masalah berkaitan dengan lingkungan
sosial.
Pada aksis V, pasien memiliki gejala sedang dan disabilitas sedang, sehingga
berdasarkan penilaian GAF (Global Assessment of Functional Scale) saat ini pasien
chlorpromazine cukup kuat sehingga menjadi pilihan pada sindrom psikosis dengan
gejala dominan, gaduh gelisah, hiperaktif, dan sulit tidur. Namun mengingat efek
samping irreversibel yang dapat terjadi, yaitu tardive dyskinesia, yang biasa terjadi pada
pemakaian jangka panjang dan usia lanjut (pasien berusia 56 tahun), obat ini dinilai
kurang aman bagi pasien. Diazepam merupakan obat penenang dan anti-insomnia yang
Terapi non farmakologis memegang peranan yang juga penting pada pasien ini.
Jenis terapi non farmakologis yang bisa dilakukan terhadap pasien ini adalah
psikoterapi suportif, psikoedukasi saat kondisi pasien stabil dan bisa berkomunikasi.
hangat, ramah namun tetap berwibawa. Tujuannya adalah agar pasien merasa aman,
Lampiran wawancara
36
saya dokter muda Ira
dan Kina. Sia namo
lengkap bapak?
37
Selain itu apo se bayangan Ado pernah waktu tu ambo
yang pernah apak caliak lai? mancaliak samuik-samuik
gadang di langik, tu di kaja
nyo ambo, langik tu warna
merah-merah
Karajo apak apo? Montir di bengkel Riwayat social dan
pekerjaan
Manga se apak disitu? Mamelok an oto, beko oto Discriminative
tu bisa tabang Judgement
Ma ado oto bisa tabang pak? Bisa, ambo bisa mambuek terganggu
oto tu tabang, ambo buek
an sayok nyo
Ado apak sakik yang lain? Dulu pernah lo di rawat
Yang sampai dirawat? disiko, dek damam
Ado apak masalah di rumah Ado, banyak masalah samo Axis IV
atau di tamek karajo? kawan-kawan
Apo sajo masalah nyo pak? Banyak pokok nyo, kawan-
kawan tu mancari berang
se taruih
Ado yang ka apak tanyoan? Ndak ado do
Apak harus makan ubek Iyo Edukasi
taruih yo pak, yang rutin,
ndak buliah ubek nyo di
andok an do. Jago kesehatan
apak yo
Jadi pak, pemeriksaan nyo Iyo Kesimpulan
lah salasai. Tadi apak wawancara
mangacek an kalo apak di
baok ka siko dek marabo tu
maninju mama di rumah, tu
ado lo curiga ke keluarga,
samo ado mandanga susro-
suaro yang ndak tau asalnyo.
Iyo mode tu, Pak?
Terima kasih yo, Pak Samo-samo
DAFTAR PUSTAKA
1. Skizofrenia. Editor : Husny Muttaqin dan Tiara Mahatmi Nisa. Kaplan &
Sadock - Buku Ajar Psikiatri Klinis. Edisi 2. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
2014:147-68.
2. Psikiatri : Skizofrenia (F2). Editor : Chris Tanto, Frans Liwang, dkk. Kapita
Selekta Kedokteran. Edisi 4. Jilid 2. Jakarta : Media Aesculapius. 2014:910-3
38
3. Skizofrenia. Editor : I. Made Wiguna S. Kaplan - Sadock, Sinopsis Psikiatri -
Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis. Jilid 1. Tanggerang : Binarupa
Aksara Publisher. 2010:699-744.
4. Amir N. Skizofrenia. Dalam: Buku Ajar Psikiatri. Edisi kedua. Jakarta: Badan
Penerbit FKUI: 2014; 173: 173-203.
5. Idaiani S, Yunita I, Prihatini S, Indrawati L. Gangguan Mental Berat. Dalam:
Riset Kesehatan Dasar 2013. Indonesia: Kementrian Kesehatan RI; 2013: 125-
127.
6. Maslim R. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ-
III dan DSM-5. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya:
2013; 46-48.
7. Benjamin J., Sadock MD. Virginia A. Kaplan & Sadocks Pocket Handbook of
Psychiatric Drug Treatment
8. Psychosis and Schizophrenia. Editor : Stahl, Stephen M. Antipsychotics and
Mood Stabilizers : Stahls Essential Psychopharmacology. 3rd Edition. England :
Cambridge University Press. 2008:26-34.
39