Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Produktivitas jagung di Indonesia masih tergolong rendah dan kurang

produktif pemasokannya bila disejajarkan dengan Negara penghasil jagung

internasional. Tanaman jagung yang merupakan tanaman pangan yang berasal

dari biji-bijian dari keluarga rumput-rumputan yang berasal dari Amerika yang

kemudian disebar ke Asia dan Afrika melalui kegiatan bisnis oleh orang Eropa

pada abad ke-16. Jagung sebagai sumber kabohidrat merupakan komoditas

pangan kedua setelah padi yang di butuhkan oleh masyarakat Indonesia yang

semakin meningkat kebutuhannya, tapi tidak di iringi dengan peningkatan

produksi.

Di Indonesia jagung berasal dari negara-nrgara Asia, diperkirakan

diintroduksi pada abad ke-12. Pada awal masuknya jagung ke Indonesia

merupakan keturunan jagung liar teosinte(zea may spp. Parviglumis). Melalui

proses evolusi, adaptasi, migrasi, rekombinasi gen-gen, dan kegiatan petani

menanamnya sambil melakukan seleksi massa, akhirnya menjadi tanaman

jagung seperti sekarang ini.

Berdasarkan uraian di atas maka perlu di lakukan praktek penyilangan

pada tanaman jagung.


2. Tujuan dan Kegunaan

2.1 Tujuan

Tujuan dari dilaksanakannya pratek penyilangan tanaman jagung untuk

mendapatkan varietas baru.

2.2 Kegunaan

Kegunaan dari dilaksanakannya praktek penyilangan tanaman jagung yaitu

agar mahasiswa dapat mengetahui cara penyilangan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman jagung

2.2 Deskripsi Varietas

2.2.1 Varietas kelompok masing-masing

2.2.2 Varietas kelompok masing-masing

2.3 Teknik persilangan

2.3.1 Resiprok

2.3.2 Selfing

Menurut (Hasan, 2014) Perkawinan sendiri atau perkawinan Selfing

merupakan salah satu teknik persilangan yang dapat dilakukan pada jagung.

Perkawinan ini dapat dilakukan dengan cara meletakkan pollen pada stigma

yang berasal pada satu bunga, satu tanaman, tetapi masih dalam satu spesies.
2.3.3 Sibing

Metode Persilang Sibbing merupakan persilangan yang dilakukan

pada bunga jantan dan bunga betina yang terletak pada tanaman yang sama.

Cara persilangan ini adalah bunga jantan dibungkus dengan menggunakan

plastik besar, kemudian digoncang agar serbuk sari rontok ke dalam plastik,

lalu plastik tersebut disungkupkan kembali ke dalam pada bunga betina dan

digoncang kembali atau serbuk sari dan kepala putik menempel secara

merata (Hasan, 2014).

2.3.4 Crossing

Perkawinan silang (crossing) adalah perkawinan dengan meletakkan

pollen pada stigma yang berasal dari dua jenis bunga yang berbeda pada

spesies yang sama baik. Jika persilangan dilakukan siang hari, putik

mengering sehingga tidak akan terjadi pembuahan, kalaupun terjadi

pembuahan kualitas buah tidak maksimal. Umur bunga satu atau dua hari

setelah mekar hingga lima minggu setelah mekar (Sandra, 2008).

2.4 ASI ( ANTHESIS SILKING INTERVAL)

BAB III

METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

3.2 Bahan dan Alat

3.3 Metode penelitian


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

FOTO JAGUNG

4.2 Pembahasan

Persilangan individu

Persilangan metode komposit (yang digabung semua polennya)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai