BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan
Rumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Irma adelma dan Cynthia Taft Morris (dalm Lincolin Arsyad, 1997) ada
8 hal yang menyebabkan ketimpangan distribusi di negarasedangberkembang :
Indeks Williamson
()2 /
Iw =
Keterangan
Iw = Indeks Williamson
Pendapatan perkapita =
4
Jenis kelamin
No Kabupaten/Kota Jumlah (jiwa)
Laki-laki perempuan
1 Fakfak 38 891 34 577 73 468
2 Kaimana 29 184 24 981 54 165
3 Teluk Wondama 15 970 13 821 29 791
4 Teluk Bintuni 32 697 26 499 59 196
5 Manokwari 83 980 74 346 158 326
6 Sorong Selatan 22 409 20 627 43 036
7 Sorong 42 708 37 987 80 695
8 Raja Ampat 24 406 21 517 45 923
9 Tambrauw 7 021 6 594 13 615
10 Maybrat 19 025 18 504 37 529
11 Manokwari Selatan 11 386 10 521 21 907
12 Pegunungan Arfak 14 076 14 195 28 271
13 Kota Sorong 117 518 108 070 225 588
Prov. Papua Barat 459 271 412 239 871 510
Sumber: proyeksi penduduk Indonesia 2010-2035
( )2 x
NO Kabupaten/Kota Yi Fi ( )2 Fi/n
(Fi/n)
1 Fakfak 51.24072113 73468 256.4313386 0.084299664 21.61707563
2 Kaimana 36.43803932 54165 949.6354376 0.06215075 59.02055453
3 Teluk Wondama 36.71177537 29791 932.839384 0.034183199 31.88743456
4 Teluk Bintuni 405.1654419 59196 114184.0109 0.067923489 7755.776424
5 Manokwari 44.16207445 158326 533.2460215 0.181668598 96.87405722
6 Sorong Selatan 31.13208477 43036 1304.806832 0.049380959 64.43261333
7 Sorong 112.4183097 80695 2039.797274 0.092592168 188.8692511
8 Raja Ampat 50.89984539 45923 267.4647441 0.052693601 14.09368045
9 Tambrauw 11.81952993 13615 3073.002068 0.015622311 48.00739309
10 Maybrat 13.03975326 37529 2939.205671 0.043062042 126.5681973
Manokwari
11
Selatan 27.73832565 21907 1561.503914 0.025136831 39.25126073
Pegunungan
12
Arfak 5.242287149 28271 3845.476689 0.0324391 124.7438027
13 Kota Sorong 48.29634422 225588 359.4000982 0.258847288 93.02974073
Prov. Papua
Barat 874.3045322 871510 132246.8204 1 8664.171486
Rata-rata 67.25419479 0.076923077 666.4747297
()2 /
Iw =
8664.171486
Iw =
67.25419479
93.0815313905
Iw =
8.2008654903
Iw = 11.3502082799
6
Provinsi Papua barat pada tahun 2015 memiliki ketimpangan williamson sebesar
11,35 ( melebihi angka 1), maka berdasarkan ketentuan ketimpangan williamson,
pada tahun 2015 di Provinsi Papua Barat terajadi ketimpangan distribusi yang
sangat tinggi yaitu terjadinya pertumbuhan ekonomi antara daerah yang tidak
merata.
Data BPS juga menunjukan bahwa persentase buta huruf di Provinsi Papua Barat
masih tinggi, karena hampir sepertiga masyarakat usia produktif diidentifikasi
belum dapat membaca.
Bagi masyarakat Papua Barat keadilan bukan hanya sebatas pembagian anggaran
belanja pemerintah yang ditulis diatas kertas setiap tahunya. Tetapi adalah
implementasi nyata dilapangan dalam membangun sarana pendukung kemajuan
masyarakat Papua Barat . untuk itu pemerintah pusat harus benar-benar bekerja
serius dalam membangun Papua Barat, mengurangi kebocoran dana pembangunan
yang berdampak kepada terciptanya ketidakadilan dan ketimpangan pemerataan
pembangunan.
8
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan