Anda di halaman 1dari 2

Hasil pengamatan pada populasi kumbang per hektar di perkebunan rakyat pada

beberapa kecamatan di Dharmasraya ditampilkan pada Gambar 3.

12000

10000
Jumlah Kumbang/hektar

8000

6000 Maret
April
4000

2000

0
KOTO BESAR PULAU PUNJUNG TIMPEH

Gambar 3. Populasi Kumbang E. kameranicus per Hektar pada perkebunan Rakyat di


Dharmasraya

Populasi E. kamerunicus pada tanaman kelapa sawit umur 4-6 tahun di perkebunan
rakyat, Dharmasraya pada bulan Maret, dan April bervariasi setiap lokasi pengamatan.
Populasi kumbang tinggi pada bulan April di kecamatan Timpeh dan Koto Besar akan tetapi
berbeda pada kecamatan Pulau Punjung, populasinya lebih tinggi bulan Maret. Pada
Kecamatan Koto Besar, populasi kumbang pada bulan Maret (4822 kumbang), sedangkan
bulan April (9950 kumbang) lebih tinggi dari bulan Maret. Pada Kecamatan Pulau Punjung,
populasi kumbang di bulan Maret (7816 kumbang), bulan April (7040 kumbang) lebih rendah
dari bulan Maret. Di Kecamatan Timpeh, populasi kumbang pada bulan Maret (6674
kumbang), dan populasi naik bulan April (10.663 kumbang). Di antara tiga lokasi pengamatan,
populasi kumbang tertinggi di Kecamatan Timpeh pada bulan April. Sedangkan populasi
terendah pada bulan Maret di Kecamatan Koto Besar.
Populasi kumbang yang ditemukan pada lokasi pengambilan sampel umumnya belum
berpengaruh optimal untuk proses penyerbukan bagi kelapa sawit. Menurut Syed (1979),
populasi kumbang kelapa sawit untuk penyerbukan optimum selama periode pembungaan
sekitar 20.000 individu per hektar. Berdasarkan data yang diperoleh populasi kumbang paling
banyak berjumlah 10.663 individu di perkebunan rakyat Kecamatan Timpeh pada bulan April.
Hasil pengamatan menunjukkan populasi kumbang yang relatif rendah di semua kecamatan
terjadi karena jumlah bunga jantan yang mekar pada saat pengambilan sampel sangat sedikit.
Populasi kumbang yang yang dapat didukung kehidupannya oleh bunga jantan terbatas,
sehingga berakibat rendahnya populasi kumbang yang ditemukan. Hal ini dicemaskan menjadi
penyebab rendahnya keberhasilan pembentukan buah (Fruit Set) pada tanaman kelapa sawit
sehingga berpengaruh terhadap produktivitas perkebunan kelapa sawit rakyat.
Rendahnya populasi E. kameranicus akan menyebabkan banyaknya terbentuk buah
abnormal pada tandan buah segar kelapa sawit. Hubungan E. kameranicus dengan
produktivitas dijelaskan oleh Ponnamma (1999), yang menyatakan, introduksi kumbang E.
kamerunicus dapat meningkatkan jumlah pembentukan buah sampai 78,3%. Hal ini juga
dijelaskan Aprinarti (2011) bahwa E. kamerunicus memiliki peran yang penting dalam
membantu penyerbukan, keefektifan E. kamerunicus dalam penyerbukan kelapa sawit
ditunjukkan dengan meningkatnya hasil panen menjadi 57,7-64,7%.

Anda mungkin juga menyukai