Anda di halaman 1dari 28

ANGGARAN DASAR

PERKUMPULAN PETANI PEMAKAI AIR (P3A)

BAB I
NAMA DAN DAERAH KERJA
Pasal 1.

1) Perkumpulan ini bernama Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Betuah.


2) Daerah Kerja Perkumpulan ini meliputi Jaringan Irigasi pada Tingkat Usaha Tani
pada wilayah :
Desa : Linggang Amer
Kecamatan : Linggang Bigung
Kabupaten : Kutai barat

BAB II
ASAS, SIFAT DAN TUJUAN
Pasal 2

1) P3A berasaskan Pancasila

2) P3A merupakan perkumpulan yang bersifat sosial dengan maksud menuju kearah
hasil guna pengelolaan air dan jaringan irigasi dalam satu atau lebih petak tersier
Daerah Irigasi Pedesaan , Irigasi Tambak dan Irigasi Pompa , Daerah reklamasi
Rawa untuk meningkatkan kesejahteraan para anggota

3) P3A bertujuan mendayagunakan potensi air irigasi yang tersedia secara tepat
guna dan berhasil guna untuk kesejahteraan masyarakat tani.

BAB III
ORGANISASI
Bagian Pertama
Pembentukan
Pasal 3

1) P3A dibentuk oleh dan untuk petani pemakai air , pada petak tersier , jaringan
irigasi pompa , irigasi tambak , daerah irigasi pedesaan atau daerah irigasi rawa
berdasarkan kesadaran dan kepentingan bersama.
2) Pemerintah Daerah mendorong dan memberikan fasilitas proses pembentukan
P3A.
Pasal 4

1) Pembentukan P3A harus memenuhi syarat :


a. Mempunyai anggota yang terdiri dari pemilik, pemilik penggarap,
penggarap/penyewa/penyakap sawah, kolam/tambak ikan yang
mendapat air dari irigasi, badan usaha yang mengusahakan lahan dengan
menggunakan air irigasi dan pemakai air irigasi lainnya.
b. Mempunyai wilayah kerja berupa hamparan lahan yang mendapat air
irigasi,
c. Mempunyai prasarana jaringan irigasi tersier, irigasi pedesaan, irigasi
pompa, jaringan irigasi tambak dan jaringan reklamasi rawa.
2) Pembentukan P3A harus memperhatikan :
a. Tingkat kesiapan masyarakat tani,
b. Keadaan sosial budaya dengan memperhatikan lembaga kepengurusan air
tradisional yang ada pada daerah yang bersangkutan.

Pasal 5

1) Petani Pemakai Air mengadakan musyawarah dan mufakat untuk membentuk


P3A dan kepengurusannya.

2) Pengurus P3A mengadakan rapat anggota untuk menyusun Anggaran Dasar (AD)
dan Anggaran Rumah Tangga (ART)

Pasal 6

1) Pembentukan P3A ditetapkan dengan keputusan Bupati/Walikota setelah


Anggaran dasar dan Anggaran Rumah Tangga mendapat persetujuan dari Kepala
Desa/Kelurahan dan Camat serta disahkan oleh Bupati/Walikota.
2) Pengurus P3A wajib mendaftarkan Anggaran Dasar tersebut kepada Pengadilan
Negeri setempat.
3) Dengan terdaftarnya Anggaran dasar P3A di Pengadilan Negeri setempat, maka
P3A yang bersangkutan berstatus sebagai Badan Hukum berdasarkan Ordonansi
tanggal 25 September 1939 tentang Perkumpulan Indonesia (Staatdsblaad
Tahun 1939 Nomor 570).
4) Sebagai Badan Hukum P3A berhak melakukan hal-hal sebagai berikut :
a) Menerima asset berupa jaringan irigasi kecil dan jaringan irigasi tersier
dari Pemerintah,
b) Membuat ikatan kerjasama atau perjanjian dengan pihak lain yang
bersifat ekonomi dalam mencapai tujuan P3A,
c) Menerima hak guna air irigasi dan mengatur pemanfaatannya sesuai pola
dan tata tanam yang telah ditetapkan oleh Panitia Irigasi,
d) Menerima bantuan baik berupa uang, sarana dan prasarana atau fasilitas
fisik lainnya secara langsung dari lembaga/instansi Pemerintah atau
Swasta.

Bagian Kedua
Susunan Organisasi
Pasal 7

1) Susunan Organisasi P3A terdiri dari Ketua , Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara,
Pelaksana Teknis , Ketua-ketua Petak/Blok Kwarter dan sekurang-kurangnya
terdiri atas Ketua , Sekretaris, Bendaharawan, Pelaksana teknis sesuai dengan
kondisi dan kebutuhan daerah setempat.
2) Ketua Petak / Blok Kwarter sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah seorang
pemimpin dalam blok kwarter yang bersangkutan , yang dipilih / diangkat
langsung oleh para anggota bloknya.
3) Dalam wilayah kerja P3A meliputi lebih dari satu desa /kelurahan, maka anggota
pengurus dipilih dari anggota P3A yang berdomisili pada desa yang memiliki
wilayah kerja P3A tersebar, kecuali wakil ketua dipilih dari anggota yang
berdomisili pada Desa atau Desa-Desa yang memiliki wilayah kerja P3A lebih
kecil.
4) Periode kepengurusan diatur lebih lanjut dalan Anggaran Dasar P3A.

Pasal 8

1) Rapat Organisasi P3A terdiri dari :


a. Rapat Anggota,
b. Rapat Pengurus
2) Rapat Anggota merupakan kekuasaan tertinggi dalam P3A

Pasal 9

3) Dengan memperhatikan tata pengelolaan air pada jaringan yang meliputi dua
wilayah kerja P3A atau lebih , dapat dibentuk Forum Koordinasi P3A.
4) Forum Koordinasi P3A sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilengkapi dengan
ketentuan ketentuan untuk mengatur kepentingan bersama.
5) Forum Koordinasi P3A dipimpin oleh seorang Ketua yang berfungsi sebagai
coordinator dan dipilih oleh anggota forum yang terdiri dari ketua-ketua sebagai
wakil masing-masing P3A.

Bagian Ketiga
Tugas dan Wewenang
Pasal 10

Tugas dan Wewenang P3A adalah sebagai berikut :

a. Mengelola air jaringan irigasi dalam petak tersier atau daerah irigasi Pedesaan ,
Daerah Irigasi Pompa, daerah irigasi Tambak, Daerah Reklamasi Rawa, agar
dapat diusahakan untuk dimanfaatkan oleh para anggotanya secara tepat guna
dan berhasil dalam memenuhi kebutuhan pertanian dengan memperhatikan
unsur pemerataan diantara sesame anggotanya,
b. Membangun , merehabilitasi dan memelihara jaringan tersier , jaringan irigasi
pedesaan, irigasi pompa, irigasi tambak dan reklamasi rawa sehingga
kelangsungan fungsi jaringan tersebut dapat tetap terjaga kelangsungan
fungsinya,
c. Menentukan dan mengatur iuran dari para anggota dapat berupa uang atau hasil
panen dan pendayagunaan air irigasi dan pemeliharaan jaringan tersier atau
jaringan irigasi pedesaan , irigasi pompa, irigasi tambak, dan reklamasi rawa
serta usaha-usaha pengembangan perkumpulan sebagai suatu organisasi,
d. Membimbing dan mwngawasi para anggotanya agar memenuhi semua peraturan
yang ada hubungannnya dengan pemakai air yang dikeluarkan oleh Pemerintah
Pusat, Pemerintah propinsi, Pemerintah daerah dan P3a.

Pasal 11

1) Rapat anggota mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut :


a. Membuat dan mengubah Anggaran dasar dan Anggaran Rumah tangga ,
b. Membentuk dan membubarkan pengurus
c. Mengangkat dan memberhentikan anggota pengurus
d. Menentukan program kerja P3A
2) Pengurus mempunyai wewenang melaksanakan ketentuan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga , Keputusan-keputusan yang ditetapkan Rapat Anggota
serta kebijaksanaan lainnya termasuk menyelesaikan sengketa antar anggota.
3) Pelaksana teknik melaksanakan kegiatan sehari-hari dalam hal pendayagunaan
air irigasi serta pemeliharaan jaringan kwarter diwilayah bloknya.
Bagian Empat
Hak dan Kewajiban
Pasal 12

Hak dan kewajiban Anggaran Anggota P3A

a. Setiap anggota mendapat pelayanan air irigasi sesuai dengan ketentuan


pembagian air yang telah ditetapkan oleh Rapat Anggota.
b. Setiap anggota wajib menjaga kelangsungan fungsi sarana dan prasarana
jaringan irigasi, membayar iuran Organisasi dan memenuhi ketentuan
ketentuan yang tercantum dalam AD dan ART serta ketentuan lain yang
ditetapkan oleh rapat Anggota.
c. Setiap Anggota P3A menanggung biaya operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi
pada lokasi yang telah ditetapkan.

BAB IV
WILAYAH KERJA P3A
Pasal 13

1) Wialayah Kerja P3A ditetapkan berdasarkan prinsip tata pengairan pada suatu
petak tersier, daerah irigasi pedesaan , daerah irigasi pompa, irigasi tambak dan
daerah reklamasi rawa.
2) Apabila terdapat satu atau beberapa petak tersier daerah irigasi pedesaan, irigasi
pompa, irigasi tambak dan irigasi rawa berukuran kecil dan memperoleh air dari
sumber yang sama , maka petak tersier daerah irigasi pedesaan , irigasi pompa ,
irigasi tambak dan reklamasi rawa tersebut dapat digabungkan dalam satu
wilayah kerja P3A.
3) Apabila terdapat satu petak tersier atau daerah irigasi pedesaan , irigasi pompa,
irigasi tambak atau irigasi rawa yang luasnya melebihi satu batas wilayah Desa
maka dapat digabungkan menjadi satu P3A.

BAB V
HUBUNGAN KERJA
Pasal 14

Untuk mewujudkan asas,sifat dan tujuan,P3A melakukan hubungan kerja dengan :

a. Instansi terkait
b. Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa
c. P3A dan Organisasi
Pasal 15

Hubungan kerja dengan instansi terkait sebagaimana dimaksud dalam pasal 14 huruf a,
bersifat fungsional dan konsultatif,mencakup hal-hal yang berkaitan dengan
peningkatan bidang organisasi,pembiayaan dan bidang keteknikan irigasi serta
keteknikan pertanian.

Pasal 16

(1) Hubungan dengan BPD sebagaimana dimaksud Pasal 14 huruf b bersifat koordinatif
dan saling mendukung dalam penyusunan rencana,pelaksanaan program
kerja,serta peningkatan dan pengembangan P3A.

(2) Hubungan koordinasi yang dilaksanakan oleh P3A dalam penyusunan rencana
program meliputi:

a. Memperoleh masukan informasi dan pemikiran BPD untuk perumusan


usulan kegiatan.

b. Memperoleh pertimbangan dari BPD dalam pengambilan keputusan


tentang rencana kegiatan yang menyangkut desa.

c. Memberikan informasi kepada BPD tentang rencana kegiatan P3A.

d. Memberikan informasi dan pertimbangan kepada BPD dalam pembahasan


rencana kegiatan BPD yang menyangkut irigasi dan pengairan di desa.

(3) Hubungan koordinasi yang dilaksanakan oleh P3A dalam pelaksanaan Program Kerja
meliputi:

a. Memberikan informasi kepada BPD tentang pelaksanaan suatu kegiatan


dalam rangka program kerja P3A.
b. Memperoleh bantuan teknis dan administrative dari BPD dalam
menggerakan anggota,menghimpun iuran dan sumbangan dana dari
anggota P3A memanfaatkan sumberdaya lain yang tersedia di desa untuk
kepentingan suatu kegiatan P3A serta mengatasi perselisihan dan
pertentangan yang menyangkut masalah irigasi dan pengairan di desa.
c. Membantu pelaksanaan program kerja BPD yang berkaitan dengan bidang
irigasi dan pengairan.
(4) Hubungan koordinasi yang dilaksanakan oleh P3A dalam rangka peningkatan dan
pengembangan P3A meliputi:

a. Memperoleh masukan saran dan pemikiran dari BPD untuk peningkatan dan
pengembangan kemampuan P3A di bidang keorganisasian.
b. Memperoleh dukungan dari BPD dalam upaya peningkatan kesadaran da peran
serta angota P3A pada kegiatan P3A.
c. Memperoleh bantuan teknis dan administrative dari BPD guna memperlancar
upaya penggembangan kemampuan P3A di bidang teknik dan keuangan.

Pasal 17

Hubungan P3A DENGAN Organisasi lainya sebagaimana dimaksud dalam pasal 14 huruf
c bersifat baik dalam rangka pengelolaan air irigasi pada petak tersier,daerah irigasi
pedesaan,daerah irigasi pompa,daerah irigasi tambak dan daerah reklamasi rawa untuk
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi bersama,maupun dalam rangka
pengembangan usahanya.

BAB VI
PEMBINAAN
Pasal 18

(1) Pembinaan P3A merupakan tugas dan tanggung jawab semua aparat Pembina mulai
dari tingkat kabupaten sampai dengan tingkat desa/kelurahan secara berjenjang.

(2) Pembinaan sebagaimana dimaksud ayat 1 ditunjukan untuk mendorong dan


memberikan fasilitas proses pengembangan P3A menjadi organisasi yang mandiri
dan mampu baik secara teknis,Organisator maupun finansil melaksanakan
pengolahan air irigasi di wilayah kerjanya.

Pasal 19

(1) Kegiatan pembinaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 19 meliputi 2 aspek yaitu :

a. Pembina Organisasi
b. Pembina Teknis
(2) Pembina Organisasi P3A yang dimaksud dalam ayat 1 (satu) huruf a dilakukan oleh
:

a. Kepala Daerah bertanggung jawab atas pelaksanaan Pembina dan


pengembangan P3A.
b. Camat melaksanakan koordinasi dan pengawasan atas pelaksanaan pembinaan
dan pengembangan P3A.
c. Kepala Desa melaksanakan pembinaan dan pengembangan P3A sesuai dengan
tanggung jawab dan wewenangnya.

(3) Pembina teknik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b,pelaksanaan dibantu
oleh Dinas terkait sebagai berikut :

a. Bidang keteknikan irigasi oleh Dinas Pengairan Kabupaten dengan tugas


melaksanakan pembinaan bimbingan serta penyuluhan kepada P3A dalam hal
yang berhubungan dengan survey dan desain,konstruksi serta operasi dan
pemeliharaan jaringan tersier,jaribgab irigasi pedesaan ,jaringan irigasi
pompa,jaringan irigasi pompa dan jaringan irigasi rawa.
b. Bidang keteknikan pertanian oleh Dinas Pertanian Taman Pangan Kabupaten
dengan tugas melaksanakan bimbingan dan penyuluhan kepada P3A dalam hal
yang berhubungan dengan pemanfaatan air irigasi yang meliputi pemanfaatan
untuk pertanian dalam arti luas sesuai kondisi setempat serta peningkatan
pengetahuan dan ketrampilan para petani di bidang tersebut.

(4) Untuk koordinasi pembinaan P3A di bentuk tim Pembina P3A Kabupaten/Sekertariat
Tetap Panitia Irigasi Kabupaten,dengan anggota yang berasal dari Instansi Setwilda
Kabupaten,Dinas Pengairan,Dinas Tanaman Pangan,Bappeda Kabupaten,dan Badan
Pertahanan Nasional Kabupaten.

Pasal 20

Pembinaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 dan 19 mencakup kegiatan :

a. Pada Tahap sebelum Pembentukan P3A :

(1) Inventarisasi Jaringan Irigasi.

(2) Inventarisasi jumlah petani pemakai air.

(3) Isentifikasi lembaga kepengurusan air tradisional.


(4) Identifikasi batas-batas petak tersier.

(5) Penyuluhan

b. Pada tahap pengembangan P3A

Peningkatan dan pemgembangan P3A melalui kegiatan motifasi, penyuluhan,


pelatihan, bimbingan teknik pengolahan jaringan, pengolahan Organisasi dan
menggerakan partisipasi masyarakat.

Pasal 21

Bentuk kegiatan,tata cara dan teknis pelaksanaan pembinaan P3A ditetapkan lebih
lanjut dengan Keputusan Kepala Daerah.

BAB VIII
KEUANGAN
Pasal 22

(1) Segala Keperluan Keuangan P3A diusahakan oleh yang bersangkutan.

(2) Sumber Keuangan P3A terdiri dari :

a. Iuran anggota
b. Sumbangan Atau bantuan yang tidak menggikat.
c. Usaha-usaha lain yang sah menurut hokum.

(3) Dapat menetapkan iuran anggota ditetapkan sesuai dengan Anggaran Dasar dan
anggaran rumah tangga.

(4) Dalam hal P3A tidak mampu secara finansil dengan mempertimbangkan
kemampuan,pemerintah daerah dapat memberi bantuan pembiyaan pembangunan
jaringan irigasi.

(5) Apabila bantuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) tidak


mencukupi,pemerintah daerah dapat mengajukan permintaan bantuan kepada
pemerintah provinsi dan atau pemerintah pusat.

(6) P3A dapat melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengembangan P3A dimaksud
dalam pasal 18 sampai dengan pasal 21 dibebankan pada Nggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) Kabupaten dan dana lain yang sah berdasarkan ketentuan
yang berlaku.
BAB IX
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 24

(1) Lembaga kepengurusan air tradisional yang sudah ada pada saat berlakunya
Peraturan Daerah ini,diakui keberadaanya.

(2) Lembaga sebagai mana yang dimaksud ayat (1) pasal ini secara bertahap
disesuaikan dengan syarat-syarat dan ketentuan sebagai mana ditetapkan
Peraturan Daerah ini.

BAB IX
PENUTUP
Pasal 25

Rapat Anggota menetapkan Anggaran Rumah Tangga dan atau peraturan memuat
peraturan pelaksanaan dari ketentuan dalam Anggaran Dasar ini tidak boleh
bertentangan.
Perkumpulan Petani Pemakai Air Betuah
Kampung Linggang Amer

Jalung
Ketua

Mengetahui

Camat Linggang Bigung Kampung Linggang Amer

. ADRIANUS
NIP . Kepala Kampung

Mengesahkan :
Bupati Kutai Barat

..
ANGGARAN RUMAH TANGGA
PERKUMPULAN PETANI PEMAKAI AIR (P3A)

PERKUMPULAN PENGAIRAN PADA TINGKAT USAHA TANI

Daerah petakan tersier : Semua petak tersier se wil.DI Rapak Oros


Daerah irigasi : Rapak Oros
Golongan : I,II, dan III
Seksi Pengairan : Rapak Oros
Pengamat Pengairan : Linggang Bigung

BAB I
KEDUDUKAN DAN SIFAT
Pasal 1

Perkumpulan P3A ini berkedudukan di Petak Tersier/Petak irigasi Rapak oros , Yang
memperoleh sumber air dari bangunan B.RO.1 s/d B.RO.6,Dengan memperoleh debit
air maksimum dari bangunan tersebut sebesar : 1,2 L/Det/Ha.
Dan daerah pengaliran seluas : 1.040 Ha, P3A ini mempunyai domisili kantor di
Kampung Linggang Amer, Kecamatan Linggang Bigung Kabupaten Kutai Barat
Didirikan pada tanggal 15 Juli 2004.

Perkumpulan ini bersifat swasta,di mana di dalamnya terhimpun para petani produsen
yang akan mengurus dan mengatur kebutuhanya akan air guna usaha taninya secara
bersamaan.

Pasal 2

Perkumpulan ini merupakan pula wadah dari petani produsen yang menjadi arena
musyawarah dari kebutuhan bersama akan air, adalah organisasi yang menjadi
penunjang perkembangan pengairan sebagai sarana utama dalam pembangunan
pertanian yang di utamakan untuk kepentingan Rakyat dan Negara.
Pasal 3

Daerah Kerja Perkumpulan ini seluas 1.040 Ha, terletak di Kampung Linggang Amer
Kecamatan Linggang Bigung Kabupaten Kutai Barat, Batas-batas daerah kerja
perkumpulan ini menurut peta terlampir yang telah di sah kan oleh yang berwenang.

BAB II
KEANGGOTAAN
Pasal 4

1) Anggaran Perkumpulan ini terdiri dari :


a. Petani penggarap (bukan tanah miliknya)
b. Petani pemilik (petani penggarap)
2) Untuk Perkebunan Kewajiban baik swasta maupun pemeerintah berlaku
ketentuan-ketentuan tersebut ayat (1) di atas.

Pasal 5

Setiap anggota mempunyai kewajiban dan tanggung jawab yang sama dalam hal ini :

a. Memikirkan dan melaksanakan pembangunan,rehabilitasi,eksploitasi dan


pemeliharaan jaringan irigasi tingkat usaha tani(petak tersier) yg termasuk di
dalam daerah kerjanya.
b. Mengamalkan,menaati dan mengamankan Anggaran Dasar ,Anggaran Rumah
Tangga dan Keputusan Rapat Anggota.
c. Membantu memajukan perkumpulan.
d. Membayar iuran anggota dan dana-dana lain yang diputuskan oleh rapat
anggota.
e. Melaksanakan sangsi-sangsi yang diputuskan oleh rapat anggota,karena
melangar peraturan yang telah di tetapkan.
f. Hadir dan secara aktif mengambil bagian dalam rapat anggota.

Pasal 6

Setiap Anggota mempunyai hak yang sama untuk :

a. Mendapatkan pelayanan ,khususnya di dalam pembagian air.


b. Menyatakan pendapat dan pemberian suara dalam rapat anggota.
c. Melakukan pengawasan atas jaringan perkumpulan.
d. Memilih dan dipilih sebagai penggurus perkumpulan,ulu-ulu dan ketua blok.
Pasal 7

1) Anggota perkumpulan diangap syah jika telah tercatat dalam buku daftar anggota
oleh Pengurus.

2) Keanggotaan berakhir,karena

a. Tidak lagi menggarap tanah yang bersangkutan.


b. Meninggal Dunia
c. Perkumpulan bubar.

3) Anggota yang berhenti karena meninggal dunia,diteruskan oleh ahli warisnya.

4) Anggota yang karena pindah dari wilayah perkumpulan ini atau karena sudah
tidak mampu Jasmaninya dalam melaksanakan hak dan kewajibanya sebagai
anggota,keanggotaanya diterima oleh orang lain yang dikuasakan olehnya.

BAB III
PEMIMPIN
Pasal 8

1) Pemimpin perkumpulan ini terdiri dari :

a. Pengurus dengan susunan anggota sebagai berikut :


Ketua
Sekertaris
Bendahara
Ulu-ulu
b. Ulu-ulu dibantu beberapa ketua blok menurut kebutuhan.

2) a. Pemimpin perkumpulan dipimpin dalam suatu rapat anggota dengan


memperhatikan saran/pertimbangan panitia irigasi ,yang dipimpin oleh
Pejabat Pemerintah Daerah yang berwenang (camat atau pembantu
Bupati/Wedana) dengan disaksikan oleh pejabat yang setingkat Dari Dinas
Pertanian dan Dinas Pekerjaan Umum ( Bagian Pengairan ) dan Kepolisian
masa jabatan selama-lama nya 5 tahun,setelah habis waktunya,dapat di pilih
Kembali.Hasil pemilihan harus di buat berita acara yang di tanda tanggani
oleh 2 orang wakil/ Anggota perkumpulan,dan semua wakil pejabat yang
hadir pada waktu pemilihan.Berita acara dikirimkan paada Bupati untuk di sah
kan dengan surat keputusan pengesahan.
b. Rapat pemilihan diangap syah apabila sedikit-dikitnya dihadiri oleh separuh
dari jumlah anggota perkumpulan.

c. Dalam pemilihan ini,calon harus mendapat suara terbanyak ( minimum


setenggah dari jumlah suara ditambah angotta pimpinan perkumpulan)..
Apabila dalam suatu pemilihan tidak seorang calon yang berhasil mendapat
jumlah Minimum suara yang di butuhkan,maka di adakan pemilihan kedua
kali dalam rapat itu antara 2 calon yang mendapat suara terbanyak.

d. Rapat pemilihan diadakan selekas-lekasnya (paling lambat 1 bulan setelah


jabatan itu kosong)

3) Syarat-syarat untuk dapat dipilih menjadi pimpinan ialah :

a. Umur25-55 Tahun
b. Tidak buta huruf ( bisa membaca / menulis bahasa Indonesia )
c. Mempunyai pengalaman/pengetahuan tentang pengairan.
d. Tidak tersangkut G.30 S-PKI ( Partai Terlarang )
e. Berbadan sehat dan fisik mengijinkan.
f. Bertempat tinggal di wilayah perkumpulan itu.
g. Mempunyai sifat-sifat kepemimpinan.
h. Anggota Perkumpulan Petani Pemakai Air yang bersangkutan.
i. Bukan Anggota Pamong Desa.

4) Anggota Pimpinan Perkumpulan berhenti karena :

a. Habis masa jabatanya


b. Meninggal Dunia
c. Berhenti atas kemauanya sendiri
d. Pindah tempat dari wilayah perkumpulan ini
e. Tidak lagi memenuhi syarat-syarat sebagaimana tersebut di ayat (3) di
atas
f. Diberhentikan karena suatu Keputusan Rapat Anggota setelah di sah kan
oleh Bupati.

5) Lowongan anggota pimpina di isi dalam rapat anggota rapat berikutnya dengan
memperhatikan ketentuan seperti ayat (2) pasal ini.
6) Pimpinan tersebut ayat (1) di atas di golongkan sebagai berikut :

a. Pimpinan harian terdiri dari ulu-ulu petak dan pembantu ulu-ulu


b. Pimpinan lengkap terdiri dari pimpinan harian dan pengurus

Pasal 9

Kewajiban Pimpinan Tanggung Jawab Pengurus Perkumpulan :

a. Memimpin dan memajukan perkumpulan


b. Melaksanakan anggaran-anggaran dasar , Anggaran Rumah Tangga dan
Keputusan Rapat Anggota dan Instruksi-instruksi dari Pemerintah
c. Memiliki dan mengerjakan pencatatan/administrasi :
1. Petani Jaringan Pengairan di daerah kerjanya,terperinci/lengkap
dengan saluran dan Bangunannya
2. Register masing-masing anggota dengan luas garapanya
3. Register Pimpinan
4. Register Keputusan Rapat Anggota
5. Register Keputusan Rapat Pimpinan Lengkap
6. Register rapat pimpinan Harian,
7. Register Iuran masing-masing anggota
8. Buku Kas (keuangan)
9. Register nama nama pelanggar, jenis pelanggaran dan
denda/hokum pelanggaran serta pelaksanaan denda / hokum
pelanggaran,
10. Register aktifitas kerja gotong royong, penjelasan obyek yang
dikerjakan dan waktu pengerjaan
11. Register harta benda

d. Pencatatan masalah uang , harta benda, pelanggaran dan aktifitas kerja


gotong royong, diberitahukan pada tiap-tiap Rapat pimpinan Lengkap dan
Rapat-rapat Anggota

e, Menyampaikan semua instruksi dan Keputusan panitia Irigasi kepada


anggota perkumpulan.

f. Melaksanakan semua instruksi dan keputusan Panitia irigasi


g. Melaksanakan sangsi terhadap anggota perkumpulan yang melanggar
peraturan serta

h. mengawasi pelaksanaan

i. Mengganti kerugian perkumpulan sebagai akibat kesalahan, kelalaian,


kecurangan, dan menyalahgunakan wewenang.

j. Bersama-sama Pimpinan harian merencanakan dan mengatur pelaksanaan


pembangunan , rehabilitasi , eksploitasi dan pemeliharaan jaringan irigasi
pada daerah kerja

k. Melapor dan mempertanggungjawabkan segala sesuatu yang menyangkut


tata kehidupan perkumpulan sebagai hasil kerja pengurus

BAB IV
ULU ULU
Pasal 10.

Kewajiban dan tanggungjawab Ulu-Ulu

a. Memimpin rapat Pimpinan harian dan melaporkan hasil rapat kepada pengurus
untuk dicatat.
b. Memimpin ketua Blok dalam melakukan tugas kewajiban mereka, dan harus
benar-benar mengenal letak petak-petak sawah , pemilik dan penggarapnya
serta mengetahui keadaan tanaman (phase-phase pertumbuhan).
c. Menyaksikan ditempat bangunan pembagi air sewaktu penjaga/juru pintu
membuka / penutup/menaikan/menurunkan daun pintu pembagi.
d. Bertindak sebagai perantara antara para petani pemakai air dengan Dinas
Pekerjaan Umum Bagian Pengairan dan sebaliknya memperoleh instruksi
instruksi dan petunjuk-petunjuk teknis tentang cara pengurusan dan pembagian
air dari juru/Mantri Pengairan dan Pengamat Pengairan,
e. Bersama-sama Ketua Perkumpulan jika dianggap perlu bisa menghadiri rapat
masalah yang ada hubungannya dengan pengairan didaerah kerjanya yang di
adakan Pemerintah.
f. Bertanggung jawab langsung kepada petani-petani pemakai air dengan sangsi
apabila tidak mampu/ memuaskan maka petani pemakai air (sekurang-
kurangnya 10 orang anggota) yang diperkuat oleh pejabat yang berwenang
berhak mengusulkan tertulis Kepada Bupati untuk menggantikan jabatan ulu-ulu
(dan selanjutnya Bupati segera mengadakan penelitian untuk mengecek
kebenaran dari laporan tersebut,
g. Membagi masing-masing petak kwarter melalui Ketua Blok menurut petunjuk
Petugas Dinas Pekerjaan Umum Bagian Pengairan (Pengamat atau Juru/Mantri
Pengairan) dan segera mengontrol pelaksanaan pengaturan tata air didaerah
kerjanya.
h. Mengadakan musyawarah dengan Kepala Desa dalam lingkungan perkumpulan
ini bersama-sama dengan pengurus , Ketua Blok yang bersangkutan untuk
membicarakan bila ada sesuatu pekerjaan yang bersifat khusus yang harus
digotong royongkan atau memerlukan biaya maka keputusannya mengikat bagi
para anggota . Dalam hal ini yang menyangkut pembiayaan yang cukup besar
sehingga memerlukan bantuan, diperlukan pengusulan yang diketahui oleh
pejabat yang berwenang untuk dimintakan pengesahan dari Bupati atau
pejabatyang dikuasakan setelah mendapat pertimbangan/rekomendasi dari
Panitia irigasi.
i. Dan lain-lain tugas kewajiban serta tanggung jawab yang tidak bertentangan
dengan Anggaran dasar , Anggaran Rumah Tangga dan Peraturan Perundangan
yang berlaku serta instruksi-insttruksi dari Pemerintah.

BAB V
KEUANGAN DAN HARTA BENDA
Pasal 11

1) Iuran wajib para anggota membentuk uang yang pembayarannya selambat-


lambatnya satu bulan setelah panen.
2) Besarnya iuran wajib tersebut ayat (1) diatas seharga 25 Kg padi kering panen
per hektar tiap panen.
3) Anggota yang menduduki jabatan Pimpinan Perkumpulan ini dibebankan dari
pembayaran iuran dan pekerjaan gotong royong,
4) Untuk sawah Inventaris yang berkewajiban membayar ialah Desa.

Pasal 12

1) Anggota harus memiliki Kartu pembayaran Iuran


2) Anggota yang membayar iuran harus membawa Kartu Pembayaran Iuran dan
minta tanda terima yang ditanda tangani Bendahara sebagai tercantum dalam
kartu tersebut.
Pasal 13

Apabila pembayaran iuran wajib melampaui batas waktu yang telah ditentukan pada
pasal 11 ayat (1) kepada wajib iuran dikenakan uang tambahan (denda) 10 % tiap
bulan kelambatan dari jumlah yang belum dibayar.

Pasal 14

Apabila karena bencana alam dan atau puso yang diteguhkan dengan suatu keputusan
dari Pemerintah daerah Kabupaten , maka pembayaran iuran wajib tersebut pasal 11
ayat (2) dapat dikurangi menurut presentase kerusakannnya.

Pasal 15

Perkumpulan ini tidak boleh menyimpan uang tunai dalam kas lebih dari Rp. 25.000,-
selebihnya disimpan pada Bank Pemerintah.

Pasal 16

Perkumpulan ini harus memiliki tempat penyimpanan uang yang dapat


dipertanggungjawabkan keamanannya.

Pasal 17

1) Penggunaan atau pengeluaran uang Perkumpulan tidak boleh menyimpang dari


ketentuan pos-pos dalam Anggaran Belanja perkumpulan.
2) Pemerintah dan Pengeluaran uang Perkumpulan harus dibuktikan dengan
kwitansi yang syah tiap-tiap hari dibukukan dalam Buku kas yang tiap-tiap
bulannya ditutup dan ditanda tangani oleh Bendahara dan Ketua Perkumpulan

Pasal 18

1) Harta benda berupa barang yang dimiliki oleh perkumpulan , oleh Pengurus
dirawat dan dipelihara dengan sebaik-baiknya.
2) Barang-barang milik Perkumpulan , hanya bisa dijual setelah mendapat
persetujuan Rapat Anggota.
BAB VI
ANGGARAN BELANJA
Pasal 19

1) Tiap-tiap tahun sekali Pimpinan Perkumpulan menyusun anggaran belanja


perkumpulan untuk dibahas dan ditetapkan oleh Rapat Anggota
2) Angaran Belanja tersebut ayat (1) sekurang-kurangnya memuat :

A, PENERIMAAN
1. Sisa uang pada akhir bulan tahun anggaran (31 Maret)
2. Penerimaan uang iuran wajib
3. Penerimaan denda pelanggaran
4. Penerimaan bantuan/sumbangan
5. Penerimaan lain-lain

B. PENGELUARAN

1. Pemeliharaan, perbaikan dan pembangunan saluran dan bangunan


pengairan diwilayah kerja perkumpulan,
2. Pembelian perlengkapan dan inventaris,
3. Imbalan jasa Pimpinan Perkumpulan,
4. Pengeluaran lain-lain ( biaya tak terduga )

3) Anggaran Belanja tersebut ayat (1) diatas berlaku setelah disahkan oleh
Bupati atau Pejabat yang dikuasakan dalam waktu selama-lamanya satu bulan
setelah penerima penetapan dari rapat Anggota , selewatnya waktu itu
dianggap telah disahkan.

Pasal 20

Besarnya imbalan jasa bagi Pimpinan P3A diatur sebagai berikut :

25 % dari jumlah iuran wajib untuk Ulu-Ulu


25 % dari jumlah iuran wajib untuk Ketua Blok
25 % dari jumlah iuran wajib untuk Pengurus P3A
25 % dari jumlah iuran wajib untuk Kas
Pasal 21

Anggaran Belanja perkumpulan tiap-tiap tahun dimulai dari Tanggal 1 April dan diakhiri
31 Maret tahun berikutnya.

Pasal 22

Tiap-tiap tahun anggaran ditutup Pimpinan menyusun perhitungan Anggaran Belanja


untuk dibahas dalam dan disahkan sementara oleh rapat Anggota

Pasal 23

Perhitungan Anggaran Belanja tersebut pada pasal 22 diharuskan memperoleh


pengesahan dari Bupati Kepala Daerah Tingkat II atau Pejabat yang dikuasakan dalam
waktu selambat-lambatnya satu bulan setelah menerima perhitungan itu dari
perkumpulan, selewatnya waktu itu dianggap telah disahkan

BAB VII

PEMBINAAN, PEMBIMBINGAN, PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN

Pasal 24

Pembinaan, Pembimbingan, Pengawasan dan Pemeriksaan Perkumpulan ini merupakan


tanggung jawab Panitia Irigasi

BAB VIII
RAPAT-RAPAT
Pasal 25

1) Rapat anggota diadakan sekurang-kurangnya 3(tiga) bulan sekali dan dijatuhkan


pada bulan-bulan :
a. Oktober Nopember :
Menghadapi dimulainnya kegiatan kerja musim penghujan
b. Januari Pebruari :
Sesudah selesai tanam sampai dengan selesainya waktu penyiangan
c. April Mei :
Sesudah selesai panen dengan batas waktu 2 (dua) minggu sesudah panen
yang terakhir
d. Juli Agustus :
Untuk membahas Anggaran Belanja , Perhitungan Anggaran Belanja ,
Program dan lain-lain
2) Rapat anggota tersebut ayat (10 diatas sah jika dihadiri oleh sekurang-
kurangnya setengah lebih dari jumlah anggotanya.

Pasal 26

1) Kecuali apabila Pemimpin rapat setelah berusaha untuk memperoleh kata


mufakat tidak berhasil antara lain dengan cara mempertemukan beberapa
pendapat yang berbeda dengan membentuk Panitia Pengurus , maka Keputusan
Rapat Anggota tersebut pada pasal 25 ayat (2) , jika disetujui oleh suara
terbanyak dari jumlah anggota yang hadir.

2) Apabila suara terbanyak telah menyetujui sesuatu masalah , akan tetapi masih
ada diantara anggota yang tidak menyetujui, maka Pimpinan rapat mencatat
nama anggota dan saran/pendapat/usul yang diajukan untuk selanjutnya
pimpinan Rapat memberikan catatan dalam register keputusan rapat anggota,
dengan ketentuan keputusan tetap berlaku.

3) Setiap keputusan terhadap diri seseorang dan atau masalah masalah yang
dianggap penting dilakukan sedapat-dapatnya dengan pemungutan suara
secara rahasia
4) Keputusan-keputusan Rapat Anggota selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari
sesudahnya pimpinan Perkumpulan sudah mengirimkan laporannya kepada
Panitia irigasi.
5) Keputusan keputusan Rapat Anggota tersebut ayat (4) diatas yang
bertentangan dengan Undang-undang, Peraturan-peraturan , Instruksi-instruksi
dan Pedoman-pedoman dari Pemerintah oleh Panitia Irigasi meminta pada
Pimpinan Perkumpulan untuk meninjau kembali keputusan itu atau untuk
membatalkan keputusannya.
6) Permintaan peninjauan kembali atau pembatalan keputusan-keputusan Rapat
Anggota tersebut ayat (5) diatas selambat-lambatnya satu bulan sejak pimpinan
Perkumpulan mengirimkan laporan sebagaimana tersebut ayat (4) diatas.
Pasal 27

1) Rapat Pimpinan Perkumpulan diadakan sekurang-kurangnya dua bulan sekali


dan dengan ketentuan-ketentuan tersebut pada pasal 25 ayat (1) dan pasal
26
2) Rapat pimpinan harian diadakan setiap waktu diperlukan sekurang-kurangnya
sebulan sekali , dengan ketentuan-ketentuan yang sama seperti ketentuan-
ketentuan tersebut pada pasal 25 ayat (1) dan pasal 26.

Pasal 28

1) Untuk membicarakandiri seseorang diadakan rapat pimpinan tertutup yang


bersifat rahasia kecuali jika rapat memutuskan untuk mencabut sifat rahasia
itu
2) Rahasia itu harus dipegang teguh oleh semua orang yang hadir dalam rapat
tertutup itu demikian juga oleh mereka yang berhubungan dengan pekerjaan
kemudian mengetahui apa yang dibicarakan itu.

BAB IX
PROGRAM KERJA
Pasal 29

Pimpinan Perkumpulan setiap tahunnya sekurang-kurangnya menetapkan Program


Kerja sebagai berikut :

1) Penelitian inventarisasi pemeliharaan dan perbaikan saluran dan bangunan yang


berada didaerah kerjanya , dengan mengambil waktu kira-kira 1 (satu) bulan
/paling lambat 2 (dua) minggu menghadapi permulaan adanya kegiatan usaha
baik musim penghujan maupun musim kemarau.
2) Penentuan jadwal pengerjaan tanah bagi masing-masing petak disesuaikan
dengan penyediaan air yang cukup dengan perkiraan sebagai berikut :
a. Musim penghujan s/d Desember
b. Musim kemarau : April s/d Mei

3) Penentuan sebar bibit bagi masing-masing petak dengan memperlihatkan :

a. Pembibitan yang paling efektif adalah pembibitan berkelompok dan yang


sedapat mungkin ditempatkan dibagian tanah yang mudah pengairannya.
b. Penyebaran bibit bagi masing-masing petak bersama-sama dengan waktu
pengerjaan tanah.

4) Penentuan jadwal tanam bagi masing-masing petak dengan perhitungan umur


bibit paling lama 30 (tiga puluh) hari harus sudah mulai tanam.

5) Khusus bagi daerah-daerah pengairan yang diatur dengan system golongan ,


masa pekerjaan tanah , pembibitan dan masa tanam , harus disesuaikan
dengan peraturan golongan yang berlaku pada waktu itu . Khusus bagi sawah-
sawah yang dimusim kemarau tidak mendapat giliran gadu resmi ditanami
palawija.

6) Mengadakan pembaruan Register (bila perlu ) dan register-register yang dibuat


pasal 9 ayat (1) huruf c

BAB X
PELANGGARAN DAN HUKUMAN
Pasal 30

1) Ketentuan-ketentuan jenis pelanggaran serta sifat-sifat dan bentuk hukuman


terhadap pelanggaran itu, selain pedoman pada ketentuan-ketentua tersebut
pada peraturan-peraturan Propinsi Kalimantan Timur dan Undang-undang Nomor
11 tahun 1974 tentang Pengairan juga berpedoman pada ketentuan yang
diterapkan oleh perkumpulan itu.
2) Perincian jenis pelanggaran serta sifat dan bentuk hukuman yang ditetapkan
oleh perkumpulan ini.
a. Bentuk pelanggaran adalah :
1. Anggota yang sama sekali tidak bersedia membayar iuran.
2. Tunggakan pembayaran iuran.
3. Pencurian air.
4. Merusak saluran atau bangunan milik perkumpulan atau milik
pemerintah.
5. Penanaman palawija dan lain-lain ( selain tanaman padi ) secara
menyendiri tidak berkelompok dalam wilayak petak kwarter,yang
sebenarnya sawah tersebut dapat di tanami padi dan mendapatkan
pengairan yang cukup dari pemerintah.
b. Bentuk hukuman adalah :
1. Bagi anggota sama sekali tidak mau membayar iuran,di kenakan kerja
bakti selama lima kali jumlah iuran dan apabila menolak akan di beri
hukuman tidak biberi jatah air selama satu (1) musim.
2. Anggota yang menunggak.sesuai pasal 13 wajib iuran dikenakan uang
tambahan ( denda ) 10% tiap bulan kelambatan daari jumlah uang
yang belum di bayar.
3. Barang siapa terbukti mencuri air :
Satu kali di kenakan denda kerja bakti 5 x hari.
Dua kali di kenakan denda kerja bakti 10 x hari.
Tiga kali tidak diberi jatah air selama 1 (satu) musim tanam.
4. Barang siapa merusak bangunan dan saluran milik perkumpulan dan
pemerintah di wajibkan untuk memperbaiki sampai dengan selesai dan
apabila menolak tidak diberi jatah air selam 1 (satu) musim tanam.
5. Bagi anggota yang menanami sawahnya dengan palawija dan lain-lain
(tanaman selain padi) secara menyendiri tidak mengelompok dalam
wilayah petak kwarter yang sebenarnya sawah tersebut dapat
ditanami padi dan mendapat pengairan cukup dari perkumpulan
diwajibkan membayar iuran sesuai dengan pasal 11 ayat (20).

BAB XI
KESULITAN SUMBER AIR
Pasal 31

Kesulitan-kesulitan mengenai sumber air diselesaikan dengan musyawarah antara


pimpinan perkumpulan dengan pengamat pengairan yang bersangkutan.

Pasal 32

Apabila kesulitan-kesulitan mengenai sumber air terjadi meluas sampai keluar daerah
pengamat pengairan yang bersangkutan maka akan diselesaikan oleh panitia irigasi.
BAB XII
KETENTUAN-KETENTUAN LAIN
Pasal 33

Hal-hal yang belum ditentukan dalam anggaran rumah tangga ini ditentukan oleh rapat
anggota,dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan tersebut pada pasal 25 ayat (5).

BAB XIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 34

(1) Anggaran Rumah Tangga ini berlaku sejak hari diputuskan oleh rapat anggota
dan telah di sah kan oleh Bupati atau pejabat yang dikuasakan.

(2) Anggaran Rumah Tangga ini mengatur hal-hal yang belum ditentukan dalam
anggaran perkumpulan dan bersifat lokal.

(3) Anggaran Rumah Tangga ini diputuskan oleh rapat anggota perkumpulan Petani
pemakai air petakan tersier yang ada pada daerah irigasi Rapak oros pada
tanggal 15 Juli 2004

Pasal 35

Anggaran Rumah Tangga ini dapat diubah oleh anggota atau karena adanya
Perobahan peraturan perundang undangan dan atau instruksi-instruksi dari Pemerintah.
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI
PERKUMPULAN PETANI PEMAKAI AIR ( P3A )
" BELUAH "

KETUA
JALUNG

WAKIL KETUA
PERIUS

BENDAHARA
MARTO

SEKRETARIS
MASLAN

ULU-ULU
SALPINUS

KETUA BLOK 1 KETUA BLOK 2 KETUA BLOK 3


MISNO NIHON AGUSTINUS
Perkumpulan Petani Pemakai Air Betuah
Kampung Linggang Amer

Jalung
Ketua

Mengetahui

Camat Linggang Bigung Kampung Linggang Amer

. ADRIANUS
NIP . Kepala Kampung

Mengesahkan :
Bupati Kutai Barat

..

Anda mungkin juga menyukai