Proyek ini merupakan pengembangan dari bangunan rumah detensi Semarang, milik
Ditjen Imigrasi yang diperuntukkan bagi para imigran, terletak di jalan Hanoman Raya, Krapyak.
Jangka waktu pelaksanaan konstruksi proyek ini direncanakan selama 9 bulan mulai dari Awal
Januari hingga awal Otober 2013. Dana yang digunakan pada pembangunan proyek ini berasal
dari dana hibah asing yaitu IOM ( International Organization of Migration ). Sehingga pada
proyek ini IOM berkedudukan sebagai klien dengan menunjuk konsultan desain plus pengawas
PT BITA enarcon engineering Bandung dan kontraktor PT Kurnia Jati Semarang.
Sistem penyelenggaraan
KLIEN
konstruksi pada proyek ini tidak jauh
berbeda dengan sistem penyelenggaraan
konstruksi pada proyek lainnya. Tiga
pihak yang terlibat diantaranya adalah
klien, kontraktor dan konsultan pengawas.
Hubungan antara ketiganya terlihat pada KONTRAKTOR KONSULTAN MK
diagram disamping ini yaitu konsultan
pengawas berhubungan langsung dengan
kontraktor dan klien, sementara klien
memiliki hubungan yang tidak langsung
dengan kontraktor.
Hal yang sedikit berbeda pada proyek ini adalah adanya perwakilan dari klien ( owner
representative ) yang ditempatkan di lapangan bersama dengan konsultan pengawas (MK) untuk
saling berkoordinasi dalam penyelengaraan konstruksi. Setiap proses konstruksi tidak ada yang
berjalan dengan sempurna, dalam prosesnya akan selalu menemui permasalahan di lapangan dan
perubahan-perubahan yang disesuaikan dengan kondisi yang ada. Oleh sebab itu, keberadaan
perwakilan klien dalam proyek ini memiliki peranan cukup penting karena pertimbangannya
akan dibutuhkan terhadap segala perubahan maupun permasalahan yang akan dihadapi selama
penyelenggaraan konstruksi yang nantinya akan diputuskan langsung oleh konsultan pengawas.
PT Kurnia Jati sebagai kontraktor pelaksana yang ditunjuk, secara garis besar memiliki
struktur organisasi yang terdiri atas project manager, site manager, supervisor, engineer, office
administrator dan drafter. Project manager bertanggung jawab terhadap seluruh pelaksanaan
proyek baik teknis maupun pembiayaan. Site manager bertanggung jawab terhadap proses
konstruksi di lapangan. Supervisor berada dibawah site manager yang bertanggung jawab
mengawasi setiap pekerjaan yang dilaksanakan. Engineer dibutuhkan sewaktu-waktu apabila ada
perubahan-perubahan diluar desain sesuai kondisi yang ada di lapangan. Sementara office
administrator dan drafter berperan dalam mendukung seluruh proses pelaksanaan konstruksi
yang dikerjakan oleh kontraktor yang bersangkutan.
PT BITA sebagai konsultan pengawas yang ditunjuk memiliki kelebihan pada proyek ini
karena sebelumnya juga merupakan konsultan desain yang merancang bangunan ini. Namun
sebagai konsultan pengawas, struktur organisasi pada proyek ini terdiri atas project coordinator,
resident engineer, assistant resident engineer dan office engineer. Setiap orang yang ditunjuk
pada proyek ini memiliki perannya masing-masing. Project coordinator memiliki tanggung
jawab terhadap seluruh proses pengawasan konstruksi ini termasuk menyetujui progress
pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh kontraktor. Resident engineer bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan konstruksi yang dilakukan oleh kontraktor. Asisstant resident engineer
bertugas membantu pekerjaan resident engineer dan bertugas sebagai pengawas lapangan,
sementara office engineer bertanggung jawab terhadap segala administrasi yang terkait dengan
pelaksanaan proyek ini.
Pada akhir masa proyek setelah setluruh pekerjaan dilaksanakan, kontraktor bersama
dengan konsultan pengawas dan klien akan melakukan serah terima pekerjaan yang disusun
dalam bentuk berita acara. Dimana sebelumnya konsultan pengawas telah melakukan
pengecekan terhadap hasil pekerjaan kontraktor dan menyetujui hasil yang telah dilaksanakan.
Berita acara tersebut akan ditandatangani bersama dan menjadi dokumen serat terima proyek dari
kontraktor terhadap klien. Namun dalam hal ini kontraktor masih bertanggung jawab terhadap
seluruh hasil pekerjaan selama 6 bulan setelah berita acara ditanda tangani. RSZ-