Anda di halaman 1dari 12

HUBUNGAN FREKUENSI KUNJUNGAN DATANG KE POSYANDU

TERHADA STATUS GIZI ANAK USIA 1-3 TAHUN DI KELURAHAN


KEJERAN KECAMATAN BULAK
SURABAYA

Oleh: Eka Fitria Ningrum

Qoriila Saidah
Sri Anik. R

ABSTRAK

Posyandu merupakan kegiatan pelayanan kesehatan yang penting, Posyandu


berpengaruh dalam memberikan pelayanan kesehatan pada balita frekuensi
kunjungan balita ke posyandu yang paling baik adalah teratur yaitu setiap bulan atau
12 kali per tahun, kunjungan posyandu ini dilakukan untuk tujuan pemantauan status
gizi balita, merupakan suatu kegiatan penting untuk kewaspadaan gizi yaitu untuk
memonitor pertumbuhan dan pengukuran. Perilaku ibu yang kurang aktif ke
Posyandu dapat mempengaruhi kesehatan bayi dan balita tidak termonitor, standart
pemenuhan gizi terabaikan, dan pemberian vitamin kurang, penelitian ini bertujuan
untuk mengidentifikasi hubungan antara frekuensi kunjungan posyandu terhadap
status gizi pada balita di Posyandu,Kenjeran.

Desain penelitian ini menggunakan Observasional Analitik dengan pendekatan


Cohort Retrospektif, populasi pada penelitian ini adalah balita usia 1-3 tahun di
wilayah kelurahan Kenjeran Kecamatan Bulak Surabaya. Sampel berjumlah 105
balita dipilih secara acak.

Hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar status gizi balita dengan kategori
baik dan frekuensi kunjungan lebih dominan dengan kategori rutin. Melalui uji
spearmans rho menunjukkan hasil = 0,001 dimana ( 0,05), H1 diterima yang
berarti ada hubungan antara frekuensi kunjungan datang ke posyandu terhadap status
gizi anak usia 1-3 tahun.

Kegiatan Posyandu dilakukan 1 bulan 2 kali dan sangat berpengaruh terhadap status
gizi pada balita, dan dilakukan untuk pemberian vitamin A.

Kata kunci: frekuensi kunjungan, status gizi, balita usia 1-3 tahun

Hubungan Frekuensi Kunjungan Datang ke Posyandu Terhadap Status Gizi Anak


Usia 1-3 Tahun di Kelurahan Kenjeran Kecamatan Bulak Surabaya 6
ABSTRACT

Posyandu is an important health serviced activity, Posyandu have an effect on giving


health service at toddler frequency of toddler visited to posyandu which is best is
regularly that is every month or 12 times per year, this posyandu visited was done for
the purpose of monitored nutrition status of balita, is an important activity For
nutritional precautions that is to monitor growth and measurement.

Inadequate maternal behavior to Posyandu may affected the health of infants and
under-fives unmonitored, the standard of missed nutritional fulfillment, and the
provision of less vitamins, this study aims to identified the relationship between the
frequency of posyandu visits to nutritional status in infants at Posyandu, Kenjeran.

The design of this study used Observational Analytic with Retrospective Cohort
approach, population in this study is a toddler aged 1-3 years in the urban village
Kenjeran Bulak District Surabaya.Samples totaling 105 toddlers were selected
randomly.
The results showed that most of the nutritional status of toddlers with good category
and the frequency of visits more dominant with the routine category. = 0,001
where ( 0,05), through spearman's test rho shows result H1 accepted that mean
there is relation between frequency of visit come to posyandu to nutritional status of
child of 1-3 years old.

Posyandu activities performed 1 month 2 times and very influential on the nutritional
status of children under five, and done for the provision of vitamin A.

Keywords: visit frequency, nutritional status, toddler age 1-3 years

Hubungan Frekuensi Kunjungan Datang ke Posyandu Terhadap Status Gizi Anak Usia 1-3 Tahun di Kelurahan
Kenjeran Kecamatan Bulak Surabaya 2
PENDAHULUAN (Bapepenas,2010). Menurut Riskesdas
(2013) bahwa: Terdapat 19,6% balita
Status gizi merupakan kekurangan gizi yang terdiri dari 5,7%
keseimbangan antara asupan dan balita dengan gizi buruk dan 13,9%
kebutuhan zat gizi. Dengan demikian, berstatus gizi kurang sebesar 4,5%
asuhan zat gizi mempengaruhi status balita dengan gizi lebih. Balita
gizi seseorang, dan gizi juga kekurangan gizi tahun 2010 terdiri dari
berpengaruh terhadap kecerdasan. 13,0% balita berstatus gizi kurang dan
Pemantauan tumbuh kembang balita 4,9% berstatus gizi buruk. Perubahan
sangat penting dilakukan untuk terutama pada prevalensi gizi buruk
mengetahui adanya gangguan yaitu dari 5,4%. Indonesia memiliki
pertumbuhan balita sejak dini, dengan masalah kekurangan gizi,
cara melakukan pengukuran berat kecenderungan prevalensi kurus anak
badan sebagai cara terbaik untuk balita dari 13,6% dan menurun 12,1%,
menilai status gizi balita tiap bulannya sedangakan kecenderungan prevalensi
sehingga tumbuh kembang anak akan anak balita pendek sebesar 36,8%.
terpantau (Manaf, 2007). Kekurangan Prevalensi gizi kurang berturut-turut
gizi pada balita akan berakibat 18,4%, 17,9%, dan 19,6% (Riskesdas,
terhadap munculnya masalah 2013). Hasil studi pendahuluan yang
kesehatan yang lain, dan akhirnya akan dilakukan di daerah pesisir Kelurahan
berdampak terhadap menurunnya Kenjeran Kecamatan Bulak yang
derajat kesehatan masyarakat dilakukan pada tanggal 20 Desember
(Notoatmodjo, 2011). Pada dasarnya 2016 pada kader Posyandu. peneliti
kasus kurang gizi dapat segera melakukan wawancara dengan kader
dimonitor dan diketahui secara dini Posyandu dan observasi buku
melalui kegiatan Posyandu, karena kunjungan penimbangan balita, di
Posyandu merupakan kegiatan dapatkan jumlah balita sebanyak 105
pelayanan kesehatan yang penting. balita. Pada hasil observasi dan
Dengan demikian, fasilitas Posyandu wawancara di dapatkan jumlah balita
berpengaruh dalam memberikan 83 balita rutin dan 22 balita yang tidak
pelayanan kesehatan pada balita jika rutin mengikuti penimbangan di
para orangtua sadar akan betapa Posyandu.
pentingnya tumbuh kembang pada usia Zat-zat gizi yang dikonsumsi
balita yang diwujudkan dengan anak akan berpengaruh pada status gizi
berkunjung rutin ke Posyandu. anak. Perbedaan status gizi anak
Prevalensi status gizi memiliki pengaruh yang berbeda pada
berdasarkan WHO tahun 2013, setiap pertumbuhan anak, jika gizi
diperkirakan 101 juta anak usia di yang dikonsumsi tidak terpenuhi
bawah lima tahun underweight di dengan baik maka pertumbuhan anak
dunia sebesar 15,7% dan overweight akan terhambat. Apabila anak
sebanyak 6,6% (Sadiya, 2015). Pada mengalami kekurangan gizi akan
tahun 2008 prevalensi status gizi anak berdampak pada pertumbuhan anak
balita untuk gizi kurang sebesar 19,2% yaitu meliputi berat badan, tinggi
dan gizi buruk 8,8% badan, panjang badan, lingkar kepala,

Hubungan Frekuensi Kunjungan Datang ke Posyandu Terhadap Status Gizi Anak


Usia 1-3 Tahun di Kelurahan Kenjeran Kecamatan Bulak Surabaya 6
lingkar lengan dan panjang tungkai satu program Posyandu yang diadakan
dibandingkan dengan anak yang oleh puskesmas adalah penimbangan
memiliki status gizi baik (Rahardjo, berat badan dan pemberian makanan
2014). Berdasarkan hasil data KMS, tambahan pendamping ASI bagi ibu
seharusnya orang tua balita menemui menyusui.Pengaruh asupan nutrisi
kader Posyandu dan petugas kesehatan sangat mempengaruhi status gizi
lainnya apabila anak mendapat status semua individu, oleh karena itu
gizi kurang sehingga memperlambat orangtua harus jeli dalam
pertumbuhan anak. Posyandu pada memperhatikan dan mengetahui status
kelurahan kenjeran sering mengadakan gizi anak. Untuk mencapai status gizi
kegiatan seperti penimbangan berat yang seimbang, ibu harus rutin
badan pada anak dan penambahan gizi berkunjungn ke Posyandu serta
dan vitamin (bubur kacang hijau atau dukungan dari semua pihak untuk
pemberian makanan pendamping ASI penimbangan secara rutin dan
bagi ibu menyusui). Namun, para diimbangi penyuluhan kesehatan serta
orang tua banyak yang kurang mengimbangi makanan tambahan
berpartisipasi dalam kunjungan rutin untuk menurunkan angka status gizi
posyandu, ketika ibu diwawancarai buruk dan gizi kurang.
ternyata banyak alasan untuk tidak
hadir, yaitu karena ibu kurang antusias METODE PENELITIAN
datang ke Posyandu, banyak pekerjaan
di dalam dan di luar rumah. Perilaku Penelitian ini merupakan jenis
ibu yang kurang aktif ke Posyandu penelitian observasional analitik
dapat mempengaruhi kesehatan bayi dengan pendekatan cohort retrospektif.
dan balita tidak termonitor, standart Populasi pada penelitian ini adalah
pemenuhan gizi terabaikan, dan balita yang ada di Posyandu sebanyak
pemberian vitamin kurang, padahal 144 balita di Posyndu Kelurahan
harus terus dilakukan sampai anak usia Kenjeran Kecamatan Bulak Surabaya.
5 tahun sehingga kekebalan imun bayi Tehnik sampling menggunakan
meningkat dan pertumbuhan tidak Probability Sampling dengan
terhambat. pendekatan simple random sebesar 105
Posyandu merupakan salah responden. Instrument penelitian ini
satu pelayanan kesehatan di desa untuk menggunakan kuisioner dan lembar
memudahkan masyarakat untuk observasi. Variabel independen dalam
mengetahui atau memeriksakan penelitian ini adalah frekuensi
kesehatan terutama untuk ibu hamil kunjungan datang ke posyandu.
dan anak balita. Hal ini menjadi Variabel dependen dalam penelitian ini
penting PSG pada balita merupakan adalah adalah status gizi yang di
kegiatan penting untuk kewaspadaan observasi melalui KMS atau buku KIA
gizi yaitu untuk memonitor Surabaya. Penelitian ini menggunakan
pertumbuhan dan pengukuran Salah uji Spearman.

Hubungan Frekuensi Kunjungan Datang ke Posyandu Terhadap Status Gizi Anak Usia 1-3 Tahun di Kelurahan
Kenjeran Kecamatan Bulak Surabaya 4
HASIL PENELITIAN

Karakteristikarakteristik
1. Frekuensi (f) prosentase (%)
kunjungan
posyandu
Rutin rutin 83 79.0
tidak rutin 22 21,0

Total 105 100 %

2.
Status Gizi Frekuensi (f) Prosentase (%)
(BB/
TB)
Sangat Kurus 9 8.6
Kurus 14 13.3
Normal 75 71.4
Gemuk 7 6.7
Total 105 100%
3. Frekuensi Status Gizi (BB/TB)
Kunjunga Sangat Kurus Normal Gemuk Total
n Kurus
Posyandu F % F % F % F % N %
Rutin 8 7.7 12 11.5 59 55.8 4 3.8 83 78.8
Tidak 1 1.0 2 1.9 16 15.4 3 2.9 22 21.2
Rutin
Total 9 8.7 14 13.4 75 71.2 7 6.7 105 100
Nilai uji statistik Spearmans rho 0,031 (=0,05)

Hubungan Frekuensi Kunjungan Datang ke Posyandu Terhadap Status Gizi Anak Usia 1-3 Tahun di Kelurahan
Kenjeran Kecamatan Bulak Surabaya 5
PEMBAHASAN kegiatan di Posyandu karena untuk
kesehatan anaknya, mereka juga
5.2.1 Mengidentifikasi Kunjungan sangat antusias untuk mengetahui
Datang Ke Posyandu Pada pertumbuhan dan perkembangan
Anak Usia 1-3 Tahun. anaknya, mereka juga mengatakatakan
Frekuensi kunjungan Posyandu datang ke Posyandu untuk
dalam penelitian ini diukur mendapatkan imunisasi anaknya.
menggunakan buku KMS balita dan Seperti yang dikatakan oleh
daftar buku kunjungan yang ada pada penelitian sebelumnya, Nofianti (2012)
ibu kader unyuk melihat data dapat disimpulkan bahwa frekuensi
kunjungan ibu seberapa rutin atau kunjungan Posyandu mempengaruhi
tidaknya ibu yang membawa anaknya status gizi anak balita, seperti yang di
datang ke Posyandu. Frekuensi ungkapkan oleh penelitian sebelumnya
kunjungan datang ke Posyandu pada bahwa mengingat besarnya dampak
tabel 5.8 menunjukkan bahwa yang ditimbulkan oleh gangguan gizi
kunjungan Posyandu dikatakan rutin pada balita maka pertumbuhan dan
sebanyak 83 balita (79.0%). Fakta perkembangan anak balita harus
yang terjadi di Posyandu Kenjeran dipantau dengan menganjurkan setiap
menunjukkan bahwa sudah banyak ibu ibu yang mempunyai balita untuk
yang memiliki kesadaran untuk melakukan pemantauan status gizi,
membawa anaknya melakukan salah satunya adalah melalui
penimbangan dan pemberian vitamin penimbangan balita ke Posyandu,
A, walaupun ada beberapa juga orang Gangguan kesehatan yang terjadi pada
tua yang jarang datang ke Posyandu. balita mempengaruhi pertumbuhan dan
Ada beberapa orangtua yang tidak perkembangan baik pada masa balita
datang ke Posyandu dengan berbagai maupun masa berikutnya, sehingga
macam alasan, seperti anak yang perlu mendapatkan perhatian. Salah
sedang tidur, ibu yang sibuk memasak satu indikasi pemanfaatan pelayanan
dan ada pula yang sibuk bekerja, kesehatan adalah keaktifan kedatangan
sehingga kedatangan ke Posyandu masyarakat ke pusat pelayanan
tidak maksimal. Mayoritas Orang tua tersebut yang dalam hal ini spesifik
balita selalu rutin membawa anaknya kepada pemanfaatan pelayanan
ke Posyandu setiap bulan, selain itu kesehatan Posyandu. Dampak
keaktifan dari kader Posyandu juga ketidakhadiran balita ke Posyandu
menjadi pendorong orang tua balita tidak terpantaunya pertumbuhan anak
untuk selalu mengikuti kegiatan balita, sehingga tidak tahu menderita
Posyandu. Dengan mengoptimalkan gizi kurang atau gizi buruk, terjadinya
penggunaan pelayanan kesehatan di drop out cakupan imunisasi dan
masyarakat, secara tidak langsung apabila terdapat kelainan pada anak
orang tua balita dapat mengetahui balita tidak dapat dilakukan rujukan
status kesehatan anaknya, terutama segera ke puskesmas, Isnaeni (2015).
status gizi balita. Orang tua balita juga Analisis peneliti bahwa kesadaran dan
mengatakan bahwa sangat penting keaktifan ibu membawa anak-anaknya
untuk mereka datang dan mengikuti berkunjung ke Posyandu dapat

Hubungan Frekuensi Kunjungan Datang ke Posyandu Terhadap Status Gizi Anak


Usia 1-3 Tahun di Kelurahan Kenjeran Kecamatan Bulak Surabaya 6
berpengaruh terhadap status gizi balita, Status gizi balita usia 1-3 tahun
sehingga seorang ibu dalam perannya pada penelitian ini ditimbang berat
untuk anak baik berprofesi ataupun badan balita menggunakan timbangan
sebagai ibu rumah tangga bersedia di Posyandu, diukur tinngi badan balita
meluangkan waktu demi kebutuhan menggunakan meteran yang sudah
penunjang status gizi anak dan salah disediakan di Posyandu, dan dihitung
satu kegiatan tersebut dapat didapatkan usia balita dalam kemudian dianalisis
melalui berbagai macam kegiatan di menggunakan standart antropometri
Posyandu. penilaian status gizi anak. Berdasarkan
Berdasarkan hasil crosstab data tabel 5.11 status gizi (BB/TB)
umum usia orangtua dengan data menunjukkan bahwa dari 105
khusus frekuensi kunjungan responden balita, sebagian besar status
Posyandu,dari 105 responden di gizi normal sebanyak 75 balita
dapatkan hasil rentan usia 20-35 tahun (71.4%), status gizi sangat kurus
sebanyak 77 ibu (86.5%) dengan sebanyak 9 balita (8.6%), status gizi
kategori frekuensi kunjungan rutin dan kurus sebanyak 14 balita (133%), dan
rentan usia 35-50 tahun sebanyak 5 ibu status gizi gemuk sebanyak 7 balita
(33.3%) dengan kategori kunjungan (6.7%).
rutin. Menurut peneliti sebelumnya Hasil wawancara dengan orang
oleh Hastono (2009), dalam Nofianti tua responden menyatakan bahwa
(2008), mengemukakan bahwa ibu orang tua selalu mengusahakan agar
yang berumur muda dan baru memiliki status gizi anaknya selalu baik
anak cenderung untuk memberikan sehingga mereka berusaha untuk
perhatian yang lebih besar akan memberikan yang terbaik untuk
kesehatan anaknya. anaknya mulai dari mendapatkan
Peningkatan umur ibu juga informasi dari pelayanan kesehatan
diduga diikuti oleh pertambahan mengenai asupan makanan, menjaga
jumlah anak dan peningkatan kondisi kesehatan anak, dan lain
kesibukan sehingga pada gilirannya sebagainya. Pada anak balita yang
akan mempengaruhi motivasi untuk berstatus gizi normal dikarenakan
memberikan pelayanan kesehatan yang asupan makanannya baik dan
baik pada anaknya. Berdasarkan diimbangi dengan minum susu setiap
penelitian Hasan (2005) di peroleh hari, pada anak yang status gizi sangat
bahwa ibu yang berumur 35 tahun atau kurus dikarenakan anak yang sulit
lebih memiliki peluang untuk untuk makan dan jarang nyemil
berkunjung ke Posyandu lebih kecil meskipun sudah dibujuk sama ibunya,
dibandingkan dengan ibu yang dan pada anak yang gizi kurus
berumur kurang dari 35 tahun. terkadang makannya sedikit dan
Menurut peneliti, banyak ibu yang terkadang ada yang sulit makan tetapi
berusia diatas 30 tahun jarang untuk anak tersebut hanya minum susu.
datang ke Posyandu dikarenakan Kesulitan makan pada anak balita juga
kesibukan yang bertambah. berpengaruh pada status gizi. Analisis
5.2.2 Mengidentifikasi Status Gizi peneliti jika anak sudah mengalami
Pada Anak Usia 1-3 Tahun kesulitan untuk makan, secara tidak
Hubungan Frekuensi Kunjungan Datang ke Posyandu Terhadap Status Gizi Anak Usia 1-3 Tahun di Kelurahan
Kenjeran Kecamatan Bulak Surabaya 7
langsung asupan nutrisi yang dimakan usia 13-36 bulan sebanyak 67 balita
oleh anak berkurang dari (63.8%) dengan kategori status gizi
kebutuhannya sehingga dapat normal. Menurut Maharsi (2007),
menyebabkan penurunan berat badan dalam Susi (2008), mengemumakan
dan mengakibatkan status gizi anak bahwa yang sering terjadi ibu balita
terganggu. Dan jika anak mengalami merasa perlu datang ke Posyandu
kesulitan makan mayoritas cara hanya sampai usia 12 bulan (masa
mengatasi anaknya dengan dipaksa pemberian imunisasi). Setelah usia 12
untuk makan ataupun diajak makan bulan dan imunisasi sudah lengkap,
dengan jalan-jalan. responden akan datang ke Posyandu
Penilaian status gizi kini sudah hanya untuk kegiatan menimbang,
dapat diketahui dengan mudah, dengan pengukuran tinggi badan dan
menggunakan berbagai macam mendapatkan vitamin A. Hasil yang
peralatan, menurut Supariasa (2001), ditunjukkan oleh penelitian Yuryanti
dalam Ulfa (2008), yang mengatakan (2010) menyatakan ada hubungan
bahwa status gizi dapat diukur dengan yang bermakna antara umur balita
dua cara yaitu secara langsung yang dengan perilaku kunjungan ibu ke
meliputi pemeriksaan antropometri, Posyandu. Analisis peneliti, seiring
klinis, dan biokimia dan secara tidak bertambahnya usia balita akan
langsung yaitu melalui survei mempengaruhi status gizi karena
konsumsi makanan, statistik vital, dan berkurangnya kewajiban berkunjung
ekologi. Metode yang paling sering rutin di Posyandu dikarenakan
digunakan dan mudah untuk dilakukan pemenuhan gizi yang harusnya telah
yaitu penilaian secara antropometri. terpenuhi pada usia tertentu balita.
Menurut Supariasa (2001) pemantauan 5.2.3 Analisa Hubungan Frekuensi
pertumbuhan juga dapat dipantau Kunjungan Posyandu
melalui kartu menuju sehat (KMS) Terhadap Status Gizi Anak
Kartu Menuju Sehat, KMS berfungsi Balita Usia 1-3 Tahun
sebagai alat bantu pemantauan gerak Status gizi pada balita menjadi
pertumbuhan, bukan hanya menilai salah satu indikator pertumbuhan dan
status gizi. Salah satu kegiatan perkembangan balita di usianya. Untuk
Posyandu yaitu menimbang balita mempertahankan dan meningkatkan
kemudian diikuti dengan pengisian status gizi balita agar pertumbuhan dan
KMS berdasarkan berat badan dengan perkembangan balita tetap sesuai pada
umur sehingga dapat diketahui dengan usianya dan untuk mengupayakan
segera bila terdapat kelainan atau status gizi balita pada taraf cukup,
ketidaksesuaian dengan grafik cara orang tua harus selalu melihat
pertumbuhan pada KMS. tumbuh kembang balita setiap
Berdasarkan hasil crosstab data bulannya melalui status gizi.
umum usia balita dengan data khusus Berdasarkan penelitian yang
status gizi, dari 105 responden di dilakukan kepada anak balita usia 1-3
dapatkan hasil dengan rentan usia 0-12 tahun di Posyandu Kelurahan Kenjeran
bulan sebanyak 8 balita (7.6%) dengan Kecamatan Bulak Surabaya,
kategori status normal dan pada rentan didapatkan frekuensi kunjungan
Hubungan Frekuensi Kunjungan Datang ke Posyandu Terhadap Status Gizi Anak Usia 1-3 Tahun di Kelurahan
Kenjeran Kecamatan Bulak Surabaya 8
Posyandu dan mempunyai status gizi pekerjaan orang tua sebagai ibu rumah
(BB/TB) normal sebanyak 59 balita tangga yang memiliki anak dengan
(55.8%), frekuensi kunjungan status gizi normal sebanyak 48 orang
Posyandu dan mempunyai status gizi (45.7%) masuk kategori status gizi
(BB/U) cukup sebanyak 76 balita normal sedangkan sebanyak 5 orang
(72.4%), frekuensi kunjungan (4.8%) dengan pekerjaan sebagai
Posyandu dan mempunyai status gizi wirasasta yang anaknya masuk dalam
(TB/U) normal sebanyak 61 balita kategori memiliki gizi kurus. Anak
(58.1%). yang berstatus gizi normal terdapat
Dari hasil penelitian antusias ibu yang baik untuk
sebelumnya, Ulfa (2008) dapat berkunjung secara rutin ke Posyandu
disimpulkan bahwa responden yang meskipun itu dalam hal pemberian
mempunyai kategori Keaktifan dalam vitamin, penimbangan dan juga
kegiatan, Posyandu tidak aktif penyuluhan kesehatan dalam setiap
mempunyai resiko lebih besar terkena bulannya. Sedangkan anak yang
status gizi KEP dibandingkan dengan berstatus gizi kurus dikarenakan ibu
responden dengan kategori keaktifan yang kurang memperhatikan kesehatan
di Posyandu aktif. Hal ini anak, yang bisa juga disebabkan
membuktikan bahwa dengan karena ada pekerjaan dan urusan lain
melakukan penimbangan setiap bulan yang tidak bisa di tinggalkan dan pada
pada Posyandu maka status gizi dan akhirnya anak menjadi tidak teratur
jalur pertumbuhan anak dapat selalu datang ke Posyandu .
terpantau, sehingga bila ditemukan Seperti yang diungkapkan oleh
kelainan dalam grafik pertumbuhan Nofianti (2008) bahwa status
akan segera terdetesi dan akan mudah pekerjaan ibu sangat mempengaruhi
untuk melakukan perbaikan status gizi waktu pengasuhan ibu dan perhatian
anak. Penimbangan balita secara rutin terhadap anak, termasuk untuk
dan diimbangi dengan penyuluhan membawa anak balitanya ke Posyandu
serta pemberian makanan tambahan untuk penimbangan rutin tiap
pada setiap bulan penimbangan di bulannya. Sehingga peneliti berasumsi,
Posyandu dapat menurunkan angka bahwa fasilitas yang telah terjangkau
kasus gizi buruk dan gizi kurang. di Posyandu wilayah Kenjeran sudah
Berdasarkan hasil crosstab hubungan cukup menunjang kegiatan, begitu
dari data umum pekerjaan orang tua pula akses Posyandu yang tidak jauh
dengan frekuensi kunjungan dan dari lingkungan masyarakat sehingga
statusgizi anak didapatkan hasil, dari ibu dengan mudah membawa anaknya
105 responden orang tua yang tidak memeriksakan status gizi. Dan
bekerja atau sebagai ibu rumah tangga terdapat hubungan antara pekerjaan
sebanyak 41 orang (68.3%) dan yang dimiliki oleh orang tua dengan
wiraswasta sebanyak 19 orang frekuensi berkunjung sehingga
(19.0%) dengan kategori frekuensi kesibukan orang tua dapat
kunjungan rutin, hasil ini sepadan menghambat tanggung jawab untuk
dengan hubungan pekerjaan orang tua membawa anak balitanya ke Posyandu
dengan status gizi balita, dimana sehingga ini juga mempengaruhi status
Hubungan Frekuensi Kunjungan Datang ke Posyandu Terhadap Status Gizi Anak Usia 1-3 Tahun di Kelurahan
Kenjeran Kecamatan Bulak Surabaya 9
gizi bagi anaknya. Kegiatan Posyandu kader lebih diaktifkan lag
dilakukan 1 bulan 2 kali pada minggu dalam mengajak partisipasi
pertama dilakukan penimbangan berat masyarakat dalam
badan, dan kegiatan pada minggu memanfaatkan Posyandu dan
kedua dilakukan pendidikan kesehatan petugas kesehatan melakukan
untuk masyarakat. penyuluhan kesehatan
Hasil uji Spearman rho mengenai pentingnya
menunjukkan nilai r = -0,211 dengan berkunjung ke Posyandu secara
nilai = 0,031 korelasi kuat, maka rutin guna memantau tumbuh
menunjukkan hubungan yang kuat kembang dan status gizi
secara statistik ada hubungan yang balitanya.
signifikan antara hubungan frekuensi Saran
kunjungan Posyandu dengan status Berdasarkan temuan hasil penelitian,
balita (BB/TB) usia 1-3 tahun di beberapa saran yang disampaikan pada
Posyandu Kelurahan Kenjeran pihak terkait adalah sebagai berikut:
Kecamatan Bulak Surabaya. 1. Bagi orang tua
Orang tua merupakan tempat
KESIMPULAN pertama dimana anak
mendapatkan pengalaman baik,
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dapat mengetahui dan
dilakukan oleh peneliti di Posyandu memberikan makanan yang
Kenjeran pada bulan April 2017 dapat baik kepada anak, berkunjung
ditarik kesimpulan sebagai berikut: secara rutin ke Posyandu aga
1. Keluarga yang berada dalam angka kejadian kurang gizi
kategori aktif ke Posyandu berkurang.
memiliki persentase lebih besar 2. Bagi Posyandu (Kader)
memiliki balita dengan status Menciptakan Posyandu yang
gizi baik. terintegrasi PAUD sehingga
2. Terdapat hubungan yang nak-anak yang datang ke
signifikan antara keaktifan Posyandu tidak hanya
keluarga dalam kegiatan mendapatkan pelayanan
Posyandu dengan status gizi kesehatan di posyandu tetapi
balitanya, dan menurut analogi juga mendapatkan pendidikan
tafsiran koefisien korelasi usia dini, sehingga dapat
hubungan tersebut dapat meningkatkan jumlah balita ke
digolongkan ke dalam kesuaian Posyandu.
sedang (cukup erat). 3.Bagi peneliti selanjutnya
3. Keluarga yang tidak aktif Perlu dilakukan penelitian lain
dalam kegiatan Posyandu atau penelitian lebih lanjut
mempunyai risiko status gizi dengan menambahkan variabel
kurang dibandingkan dengan lain yang tidak terdapat pada
keluarga yang aktif ke penelitian ini sehingga di
Posyandu. Oleh karena itu peroleh informasi yang lebih
disarankan agar peran serta mendalam tentang faktor-faktor
Hubungan Frekuensi Kunjungan Datang ke Posyandu Terhadap Status Gizi Anak Usia 1-3 Tahun di Kelurahan
Kenjeran Kecamatan Bulak Surabaya 10
yang berhubungan dengan pemanfaatan Posyandu.
perilaku ibu dalam
Suku Baduy.
http://www.researc
hgate.net/profile/Ha
DAFTAR PUSTAKA diRiyadi/publicatio
Cahyani, Hendri Dwi (2014). Studi n/27943773
Manajemen STATUS_GIZI_D
Pemantauan Status AN_STATUS_KE
Gizi (PSG) Di Dinas SEHATAN_SUKU
Kesehatan Kota _BADUY/links/56
Salatiga. 4153d808aebaaea1f
http://eprint.ums.ac.id/ 70cd2.pdf.
32320/Skripsi,
Universitas Hasdianah (2014). Pemanfaatan
Muhammadiyah Gizi, Diet Dan
Surakarta. Diakses 5 Obesitas,
februari 2016 Yogyakarta: Nuha
Cahyo ismawati (2010). Posyandu Medika
(Pos Pelayanan
Terpadu) Dan Desa Hidayat (2011) pengantar
Siaga. Yogyakarta: konsep dasar
Nuha Medika keperawatan edisi
Direktorat gizi masyarakat, 2 Jakarta: Salemba
direktorat jenderal Medika
kesehatan masyarakat,
Kemenkes RI. Buku KEMENKES RI (2007).
Saku Pemantauan PEDOMAN
Status Gizi Dan OPERASIONAL
Indikator Kinerja Gizi KELUARGA
(2015). SADAR GIZI DI
DESA SIAGA.
Emilia & Esi (2009) Pendidikan Jakarta: Direktorat
Gizi Sebagai Salah Bina Gizi
Satu Perubahan Masyarakat
Perilaku Gizi Pada
Remaja. Hutami I, Ardianto E. (2015). Faktor
http://digilib.unimed.a yang Berhubungan dengan
c.id/711/. Diakses 5 Kunjungan Balita di
februari 2016 Posyandu Desa Bulak Lor
Wilayah Kerja Puskesmas
Faisal A. & Hadi R. (2009). Jatibarang. Fakultas
Status Gizi Dan Kesehatan Masyarakat,
Status Kesehatan Unversitas Wiralodra: Skripsi
Hubungan Frekuensi Kunjungan Datang ke Posyandu Terhadap Status Gizi Anak Usia 1-3 Tahun di Kelurahan
Kenjeran Kecamatan Bulak Surabaya 11
Masyarakat Ilmu
Merryana (2014). Gizi Dan Dan Seni. Jakarta:
Kesehatan Balita, Rineka Cipta
Jakarta: Prenada
Media Group Octiviany Ulfa, Juniarti N, Nunuk S.
(2008). Hubungan
Maharsi, Retno, (2007). Faktor- Keaktifan Keluarga Dalam
faktor yang Kegiatan Posyandu Dengan
mempengaruhi Status Gizi Balita Di Desa
kepatuhan ibu balita Rancaekek Kulon,
datang ke Posyandu Kecamatan Rancaekek.
Di Wilayah Fakultas Ilmu
Kecamatan Bekasi Keperawatan Universitas
Utara Kota Bekasi, Padjadjaran: Skripsi
Depok: Fakultas Setiadi (2013). Konsep Dan
Kesehatan Praktik Penulisan
Masyarakat. Riset Keperawatan
Universitas Edisi 2,
Indonesia Yogyakarta: Graha
Ilmu
Nursalam (2015). Metode Soetjiningsih (2012). Tumbuh
penelitian ilmu kembang anak edisi
keperawatan, 2. Jakarta: EGC
Jakarta: Salemba Sadiya, Lida Khalimatus (2015).
Medika Hubungan Pola
Makan Dengan Status
Nofianti, Susi (2012). Faktor- Gizi Nak Pra Sekolah
Faktor Yang Di Paud Tunas Mulia
Berhubungan Claket Kecamatan
Dengan Perilaku Pacetmojokerto.
Pemanfaatan Volume 1 Nomor 2.
Posyandu Oleh Ibu Midwiferia
Balita Di Wilayah
Kerja Puskesmas
Maek Kabupaten
Lima Puluh Kota.
Depok: Fakultas
Kesehatan
Masyarakat
Universitas
Indonesia

Notoatmodjo, Soekidjo (2007).


Kesehatan
Hubungan Frekuensi Kunjungan Datang ke Posyandu Terhadap Status Gizi Anak Usia 1-3 Tahun di Kelurahan
Kenjeran Kecamatan Bulak Surabaya 12

Anda mungkin juga menyukai