Manu Skrip
Manu Skrip
Qoriila Saidah
Sri Anik. R
ABSTRAK
Hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar status gizi balita dengan kategori
baik dan frekuensi kunjungan lebih dominan dengan kategori rutin. Melalui uji
spearmans rho menunjukkan hasil = 0,001 dimana ( 0,05), H1 diterima yang
berarti ada hubungan antara frekuensi kunjungan datang ke posyandu terhadap status
gizi anak usia 1-3 tahun.
Kegiatan Posyandu dilakukan 1 bulan 2 kali dan sangat berpengaruh terhadap status
gizi pada balita, dan dilakukan untuk pemberian vitamin A.
Kata kunci: frekuensi kunjungan, status gizi, balita usia 1-3 tahun
Inadequate maternal behavior to Posyandu may affected the health of infants and
under-fives unmonitored, the standard of missed nutritional fulfillment, and the
provision of less vitamins, this study aims to identified the relationship between the
frequency of posyandu visits to nutritional status in infants at Posyandu, Kenjeran.
The design of this study used Observational Analytic with Retrospective Cohort
approach, population in this study is a toddler aged 1-3 years in the urban village
Kenjeran Bulak District Surabaya.Samples totaling 105 toddlers were selected
randomly.
The results showed that most of the nutritional status of toddlers with good category
and the frequency of visits more dominant with the routine category. = 0,001
where ( 0,05), through spearman's test rho shows result H1 accepted that mean
there is relation between frequency of visit come to posyandu to nutritional status of
child of 1-3 years old.
Posyandu activities performed 1 month 2 times and very influential on the nutritional
status of children under five, and done for the provision of vitamin A.
Hubungan Frekuensi Kunjungan Datang ke Posyandu Terhadap Status Gizi Anak Usia 1-3 Tahun di Kelurahan
Kenjeran Kecamatan Bulak Surabaya 2
PENDAHULUAN (Bapepenas,2010). Menurut Riskesdas
(2013) bahwa: Terdapat 19,6% balita
Status gizi merupakan kekurangan gizi yang terdiri dari 5,7%
keseimbangan antara asupan dan balita dengan gizi buruk dan 13,9%
kebutuhan zat gizi. Dengan demikian, berstatus gizi kurang sebesar 4,5%
asuhan zat gizi mempengaruhi status balita dengan gizi lebih. Balita
gizi seseorang, dan gizi juga kekurangan gizi tahun 2010 terdiri dari
berpengaruh terhadap kecerdasan. 13,0% balita berstatus gizi kurang dan
Pemantauan tumbuh kembang balita 4,9% berstatus gizi buruk. Perubahan
sangat penting dilakukan untuk terutama pada prevalensi gizi buruk
mengetahui adanya gangguan yaitu dari 5,4%. Indonesia memiliki
pertumbuhan balita sejak dini, dengan masalah kekurangan gizi,
cara melakukan pengukuran berat kecenderungan prevalensi kurus anak
badan sebagai cara terbaik untuk balita dari 13,6% dan menurun 12,1%,
menilai status gizi balita tiap bulannya sedangakan kecenderungan prevalensi
sehingga tumbuh kembang anak akan anak balita pendek sebesar 36,8%.
terpantau (Manaf, 2007). Kekurangan Prevalensi gizi kurang berturut-turut
gizi pada balita akan berakibat 18,4%, 17,9%, dan 19,6% (Riskesdas,
terhadap munculnya masalah 2013). Hasil studi pendahuluan yang
kesehatan yang lain, dan akhirnya akan dilakukan di daerah pesisir Kelurahan
berdampak terhadap menurunnya Kenjeran Kecamatan Bulak yang
derajat kesehatan masyarakat dilakukan pada tanggal 20 Desember
(Notoatmodjo, 2011). Pada dasarnya 2016 pada kader Posyandu. peneliti
kasus kurang gizi dapat segera melakukan wawancara dengan kader
dimonitor dan diketahui secara dini Posyandu dan observasi buku
melalui kegiatan Posyandu, karena kunjungan penimbangan balita, di
Posyandu merupakan kegiatan dapatkan jumlah balita sebanyak 105
pelayanan kesehatan yang penting. balita. Pada hasil observasi dan
Dengan demikian, fasilitas Posyandu wawancara di dapatkan jumlah balita
berpengaruh dalam memberikan 83 balita rutin dan 22 balita yang tidak
pelayanan kesehatan pada balita jika rutin mengikuti penimbangan di
para orangtua sadar akan betapa Posyandu.
pentingnya tumbuh kembang pada usia Zat-zat gizi yang dikonsumsi
balita yang diwujudkan dengan anak akan berpengaruh pada status gizi
berkunjung rutin ke Posyandu. anak. Perbedaan status gizi anak
Prevalensi status gizi memiliki pengaruh yang berbeda pada
berdasarkan WHO tahun 2013, setiap pertumbuhan anak, jika gizi
diperkirakan 101 juta anak usia di yang dikonsumsi tidak terpenuhi
bawah lima tahun underweight di dengan baik maka pertumbuhan anak
dunia sebesar 15,7% dan overweight akan terhambat. Apabila anak
sebanyak 6,6% (Sadiya, 2015). Pada mengalami kekurangan gizi akan
tahun 2008 prevalensi status gizi anak berdampak pada pertumbuhan anak
balita untuk gizi kurang sebesar 19,2% yaitu meliputi berat badan, tinggi
dan gizi buruk 8,8% badan, panjang badan, lingkar kepala,
Hubungan Frekuensi Kunjungan Datang ke Posyandu Terhadap Status Gizi Anak Usia 1-3 Tahun di Kelurahan
Kenjeran Kecamatan Bulak Surabaya 4
HASIL PENELITIAN
Karakteristikarakteristik
1. Frekuensi (f) prosentase (%)
kunjungan
posyandu
Rutin rutin 83 79.0
tidak rutin 22 21,0
2.
Status Gizi Frekuensi (f) Prosentase (%)
(BB/
TB)
Sangat Kurus 9 8.6
Kurus 14 13.3
Normal 75 71.4
Gemuk 7 6.7
Total 105 100%
3. Frekuensi Status Gizi (BB/TB)
Kunjunga Sangat Kurus Normal Gemuk Total
n Kurus
Posyandu F % F % F % F % N %
Rutin 8 7.7 12 11.5 59 55.8 4 3.8 83 78.8
Tidak 1 1.0 2 1.9 16 15.4 3 2.9 22 21.2
Rutin
Total 9 8.7 14 13.4 75 71.2 7 6.7 105 100
Nilai uji statistik Spearmans rho 0,031 (=0,05)
Hubungan Frekuensi Kunjungan Datang ke Posyandu Terhadap Status Gizi Anak Usia 1-3 Tahun di Kelurahan
Kenjeran Kecamatan Bulak Surabaya 5
PEMBAHASAN kegiatan di Posyandu karena untuk
kesehatan anaknya, mereka juga
5.2.1 Mengidentifikasi Kunjungan sangat antusias untuk mengetahui
Datang Ke Posyandu Pada pertumbuhan dan perkembangan
Anak Usia 1-3 Tahun. anaknya, mereka juga mengatakatakan
Frekuensi kunjungan Posyandu datang ke Posyandu untuk
dalam penelitian ini diukur mendapatkan imunisasi anaknya.
menggunakan buku KMS balita dan Seperti yang dikatakan oleh
daftar buku kunjungan yang ada pada penelitian sebelumnya, Nofianti (2012)
ibu kader unyuk melihat data dapat disimpulkan bahwa frekuensi
kunjungan ibu seberapa rutin atau kunjungan Posyandu mempengaruhi
tidaknya ibu yang membawa anaknya status gizi anak balita, seperti yang di
datang ke Posyandu. Frekuensi ungkapkan oleh penelitian sebelumnya
kunjungan datang ke Posyandu pada bahwa mengingat besarnya dampak
tabel 5.8 menunjukkan bahwa yang ditimbulkan oleh gangguan gizi
kunjungan Posyandu dikatakan rutin pada balita maka pertumbuhan dan
sebanyak 83 balita (79.0%). Fakta perkembangan anak balita harus
yang terjadi di Posyandu Kenjeran dipantau dengan menganjurkan setiap
menunjukkan bahwa sudah banyak ibu ibu yang mempunyai balita untuk
yang memiliki kesadaran untuk melakukan pemantauan status gizi,
membawa anaknya melakukan salah satunya adalah melalui
penimbangan dan pemberian vitamin penimbangan balita ke Posyandu,
A, walaupun ada beberapa juga orang Gangguan kesehatan yang terjadi pada
tua yang jarang datang ke Posyandu. balita mempengaruhi pertumbuhan dan
Ada beberapa orangtua yang tidak perkembangan baik pada masa balita
datang ke Posyandu dengan berbagai maupun masa berikutnya, sehingga
macam alasan, seperti anak yang perlu mendapatkan perhatian. Salah
sedang tidur, ibu yang sibuk memasak satu indikasi pemanfaatan pelayanan
dan ada pula yang sibuk bekerja, kesehatan adalah keaktifan kedatangan
sehingga kedatangan ke Posyandu masyarakat ke pusat pelayanan
tidak maksimal. Mayoritas Orang tua tersebut yang dalam hal ini spesifik
balita selalu rutin membawa anaknya kepada pemanfaatan pelayanan
ke Posyandu setiap bulan, selain itu kesehatan Posyandu. Dampak
keaktifan dari kader Posyandu juga ketidakhadiran balita ke Posyandu
menjadi pendorong orang tua balita tidak terpantaunya pertumbuhan anak
untuk selalu mengikuti kegiatan balita, sehingga tidak tahu menderita
Posyandu. Dengan mengoptimalkan gizi kurang atau gizi buruk, terjadinya
penggunaan pelayanan kesehatan di drop out cakupan imunisasi dan
masyarakat, secara tidak langsung apabila terdapat kelainan pada anak
orang tua balita dapat mengetahui balita tidak dapat dilakukan rujukan
status kesehatan anaknya, terutama segera ke puskesmas, Isnaeni (2015).
status gizi balita. Orang tua balita juga Analisis peneliti bahwa kesadaran dan
mengatakan bahwa sangat penting keaktifan ibu membawa anak-anaknya
untuk mereka datang dan mengikuti berkunjung ke Posyandu dapat