Abstrak
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) penting untuk diperhatikan oleh setiap perusahaan. Pencegahan
kecelakaan kerja dapat dilakukan dengan mengetahui risiko yang ada, salah satunya melalui metode Ha
zard Identification, Risk Assesment, and Risk Control (HIRARC). PT Cahaya Murni Andalas Permai
(CMAP) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang furniture dengan trademark Bigland Springbed.
Analisis risiko dilaksanakan pada area produksi PT CMAP yang memiliki catatan 16 kecelakaan kerja
pada tahun 20112014. Responden penelitian berjumlah sebanyak 45 orang pekerja area produksi dari 9
sub divisi dengan umur 2045 tahun. Pengumpulan data dilakukan dengan penelusuran data sekunder,
observasi, wawancara kepala produksi, dan kuesioner tenaga kerja. Data penelitian diuji validitasnya
menggunakan Korelasi Pearson Product moment dan juga reliabilitasnya dengan Cronbachs Alpha. Pada
hasil penelitian didapatkan sebanyak 7 sub divisi berada pada level risiko low (78%) sedangkan 2 sub
divisi lain yaitu pemotongan busa dan tahap finishing berada pada level risiko moderate (22%). Terdapat
4 faktor penyebab kecelakaan kerja yang dianalisis yaitu: sikap pekerja, material & peralatan, lingkungan
kerja, dan tata cara kerja. Pengendalian risiko yang dapat dilakukan adalah dengan rekayasa/engineering,
pengendalian administratif, dan penggunaan alat pelindung diri.
Korespondensi Penulis:
Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Andalas Kampus Unand Limau Manis, Padang, Sumatra Barat
Telepon/HP: +6285274120302 Email: taufiqihsan@ft.unand.ac.id
179
Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas |April 2016 - September 2016 | Vol. 10, No. 2, Hal. 179-185
180
Ihsan, Edwin, Irawan| Analisis Risiko K3 Dengan Metode Hirarc
pekerja. Jumlah sampel yang akan diambil ada risiko kecil dengan risiko besar yang akan ter
lah sebanyak 45 responden pada 9 subdivisi jadi. Analisis risiko dilakukan untuk mem
pekerjaan dengan pembagian 5 responden un perkirakan risiko dengan mengalikan nilai
tuk setiap subdivisi. Dalam penelitian ini, kri faktor probabilitas (likelihood) dan konsekuensi
teria responden adalah berusia 2045 tahun. (consequence) yang telah didapatkan dari proses
Butir pertanyaan kuesioner dapat dilihat pada identifikasi bahaya.(9)
Tabel 1. Metode yang dipakai dalam analisis
Data sekunder berupa data yang dipe risiko adalah metode semikuantitatif. Analisis
roleh dari PT CMAP seperti profil perusahaan; resiko mengeluarkan data dan informasi beru
proses produksi; jam kerja karyawan dan data pa nilai tingkat risiko (Risk Rate) yang nantinya
kecelakaan kerja perusahaan pada tahun 2011- akan diteruskan untuk mengevaluasi risiko
2014 yang dapat dilihat pada Tabel 2.(3) dan penanganan terhadap risiko yang mung
Tahapan pengolahan data terbagi atas kin terjadi.(9) Ini mengacu pada persamaan
beberapa hal sebagai berikut: (1) Uji Validitas berikut.(10)
dan Uji Reliabilitas, Pengujian ini digunakan Tingkat Risiko (RR) = (C) x (L) .(2.1)
untuk mengetahui apakah data kuesioner yang dimana
diperoleh layak digunakan sebagai objek pene RR :Risk Rating (Tingkat risiko)
litian. Pengujian dilakukan pada Program SPSS C :Consequence (Akibat)
menggunakan Korelasi Pearson dan Cronbachs L : Likelihood (Kemungkinan)
Alpha.(6)(7) (2) Identifikasi Bahaya, Metode yang
dipakai untuk identifikasi bahaya adalah Ha Evaluasi risiko dilakukan untuk mencari
zard Identification, Risk Assessment and Risk Con- solusi dan menentukan ketentuan yang akan
trol (HIRARC). Pokok-pokok permasalahan dilakukan berdasarkan hasil analisis risiko
yang dianalisis pada saat pelaksanaan teknik yang didapat, sehingga didapatkan prioritas
identifikasi bahaya meliputi banyak hal, antara pengendalian yang tepat dan sesuai. Dalam
lain(8) berbagai macam insiden yang telah ter eveluasi risiko, nilai analisis risiko dibanding
jadi dan peristiwa yang hampir menimbulkan kan dengan Matriks Penilaian Tingkat Risiko,
insiden; potensi-potensi bahaya yang dapat me sehingga diketahui batasan risiko yang dapat
nimbulkan risiko yang besar terhadap kesela diterima dan tidak dapat diterima.(9)
matan; potensi bahaya yang dapat ditimbulkan Pengendalian risiko bertujuan untuk
akibat kegagalan dalam sistem pengendalian mengatasi dan meminimalisir kemungkinan
risiko; faktor-faktor sumber daya manusia; tata terjadinya risiko kecelakaan kerja terhadap
letak alat dan fasilitas pendukung yang lain dan pekerja. Pengendalian yang dilakukan un
nilai consequence dan likelihood. Langkah iden tuk mengurangi dan menghilangkan risiko
tifikasi bahaya terdiri dari(8) Membuat daftar kecelakaan kerja adalah Eliminasi; Subtitusi;
semua objek (mesin, peralatan kerja, bahan, Rekayasa/engineering; Pengendalian Adminis
proses kerja, sistem kerja, dan kondisi kerja) tratif dan Alat Pelindung Diri.(9)
yang ada di tempat kerja; Memeriksa semua
objek yang ada di tempat kerja dan sekitarnya; Hasil
Melakukan wawancara dengan tenaga kerja Data hasil penelitian ini didapatkan
yang bekerja di tempat kerja yang berhubu melalui observasi, wawancara, dan kuesioner
ngan dengan objek-objek tersebut; Melakukan yang disebarkan kepada 45 pekerja di 9 sub
review kecelakaan, catatan P3K, dan informa divisi area produsi PT CMAP dengan jum
si lainnya; kemudian mencatat seluruh hazard lah pertanyaan sebanyak 55 butir. Kemudian
yang telah teridentifikasi. (2) Penilaian Risiko, dilakukan penyuntingan untuk menentukan
Penilaian risiko dapat dilakukan setelah proses jawaban dalam kuesioner tersebut valid dan
analisis risiko dan evaluasi risiko selesai dilaku reliabel sehingga dapat diolah atau tidak de
kan secara keseluruhan. Analisis risiko dilaku ngan analisis secara kuantitatif menggunakan
kan untuk mendapatkan perbandingan antara program IBM SPSS Statistic 22. Dari hasil uji
181
Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas |April 2016 - September 2016 | Vol. 10, No. 2, Hal. 179-185
Tabel 1. Butir Pertanyaan Kuesioner bernilai 18% berpengaruh, 53% cukup ber
No Kriteria Potensi Bahaya Kecelakaan Kerja pengaruh, dan 29% tidak berpengaruh. Selain
A. Jenis Bahaya Kecelakaan Kerja itu kurangnya pengetahuan pekerja (B1) dan
1 Terjatuh dari ketinggian
pemakaian APD yang kurang disiplin (B6)
juga ikut berperan sebagai faktor penyebab ke
2 Jatuh / terpeleset karena lantai licin / tidak
celakaan kerja.
rata
Faktor peralatan dan material terhadap
3 Kejatuhan / tertimpa peralatan saat bekerja
kecelakaan kerja menunjukkan nilai yang ting
4 Tertimpa tumpukan material (stok / bahan gi untuk jawaban tidak berpengaruh. Terdapat
baku)
sedikit faktor seperti mesin dan peralatan yang
5 Tersambar objek yang terlempar (pecahan tidak dilengkapi dengan pengaman (C1) de
benda)
ngan angka 18% berpengaruh, 47% cukup
6 Tertabrak / tergores kendaraan / mesin yang berpengaruh, dan 36% tidak berpengaruh.
bergerak
Faktor jumlah APD yang tidak cukup (C2)
7 Terperangkap / terjepit pada sebuah objek dengan besar 11% berpengaruh, 40% cukup
8 Cedera akibat menangani objek yang terlalu berpengaruh, dan 49% tidak berpengaruh.
berat Faktor pemeliharaan dan inspeksi yang ku
9 Kontak / terpapar suhu yang ekstrim rang baik (C6) menunjukkan hasil 4% ber
10 Tersengat aliran listrik pengaruh, 38% cukup berpengaruh, dan 58%
11 Kontak / terhirup bahan berbahaya / radiasi tidak berpengaruh.
Terdapat 1 faktor penting akibat lingku
12 Terjadinya kebakaran
ngan kerja yang berpotensi menjadi pengaruh
B. Akibat Sikap Pekerja (Human Error) terhadap kecelakaan kerja, yaitu akibat gang
C. Akibat Peralatan dan Material guan gas, kabut, uap, ataupun partikulat (D3)
D. Akibat Lingkungan Kerja dengan nilai sebesar 2% sangat berpengaruh,
E. Akibat Tata Cara Kerja 22% berpengaruh, 49% cukup berpengaruh,
dan 27% tidak berpengaruh.
validitas dan reliabilitas, diperoleh data yang Ada beberapa faktor penyebab ke
dianggap valid dan reliabel dan dapat digu celakaan akibat tata cara kerja seperti prosedur
nakan pada uji reliabilitas berjumlah 49 butir kerja yang tidak baku (E1) sebesar 11% ber
pertanyaan (89,09%). pengaruh dan 53% cukup berpengaruh. Fak
Rekapitulasi identifikasi bahaya ber tor kurangnya petunjuk teknis pengoperasian
dasarkan hasil kuesioner frekuensi kecelakaan peralatan (E2) 7% berpengaruh dan 51%
(likelihood) pada 9 sub divisi pekerjaan di area cukup berpengaruh. Faktor kurangnya pela
produksi PT CMAP dapat dilihat pada Gam tihan (E3) 7% berpengaruh dan 64% cukup
bar 1. Gambar 1 memperlihatkan bahwa di berpengaruh. Faktor lemahnya pengawasan
area produksi PT CMAP bahaya terhirup ba (E4) 16% berpengaruh dan 36% cukup berpe
han berbahaya (A11) terjadi kadang-kadang ngaruh. Serta faktor kecepatan pengoperasian
hingga sangat sering terjadi. Ini terjadi pada alat yang berbahaya (E7) dengan nilai 49%
area produksi, pekerja cukup sering berkontak cukup berpengaruh.
dengan partikulat busa yang beterbangan.
Penyebab kecelakaan akibat sikap peker Pembahasan
ja memperlihatkan bahwa faktor seperti ku Hasil rata-rata penilaian resiko menun
rangnya keterampilan pekerja (B2) sebesar jukkan bahwa area produksi pada PT CMAP
13% berpengaruh, 53% cukup berpengaruh, masih berada pada level risiko low dengan 2
dan 33% tidak berpengaruh. Kelelahan akibat kecelakaan moderate yaitu tergores peralatan
bekerja (B4) 24% berpengaruh, 47% cukup (A4), dan terhirup gas berbahaya (A11). Selain
berpengaruh, dan 29% tidak berpengaruh. itu area produksi pada PT CMAP masih be
Faktor kurangnya konsentrasi pekerja (B5) rada pada level risiko low selain 2 sub divisi
182
Ihsan, Edwin, Irawan| Analisis Risiko K3 Dengan Metode Hirarc
moderate. Level risiko pada masing-masing secara rutin dan terus menerus setiap bebera
jenis kecelakaan kerja dan sub divisi produksi pa waktu, misalkan sekali sebulan; Memeriksa
dapat dilihat pada Gambar 3. peralatan seperti mengasah pisau yang tumpul
Pengendalian risiko bertujuan untuk menjadi tajam; serta Memberi rambu peringa
mengurangi bahkan mencegah terjadinya ke tan untuk memakaialat pelindung diri (APD)
celakaan kerja menjadi zero accident. Berdasar dan keberadaan alat bahan yang berbahaya
kan hasil evaluasi risiko dapat diterapkan be (padalokasi tertentu).
berapa pengendalian risiko pada PT CMAP Alat pelindung diri, untuk jenis risiko
seperti berikut.(8, 11-13) tertimpa memakai alat pelindung diri dari ba
Rekayasa/engineering, yaitu memberi haya tertimpa dapat berupa penggunaan helm
sekat pengaman pada mesin potong untuk untuk melindungi kepala dan safety boot untuk
mencegah terjadinya kecelakaan di saat peker melindungi kaki yang kejatuhan peralatan/
ja lengah, dan memasang exhaust fan ventilation material. Jenis risiko terpeleset dapat dihindari
system untuk bagian pekerjaan yang menghasil dengan memakai sepatu anti slip saat bekerja
kan gas berbahaya dan partikulat dari sisa busa pada lingkungan kerja yang berisiko terpeleset.
yang hancur. Risiko tersayat peralatan dapat menggunakan
Pengendalian administratif, seperti pelindung pada bagian tubuh yang rentan ter
Mencegah pekerja dari kejenuhan, kelelahan hadap risiko tersayat peralatan kerja seperti
dan kehilangan konsentrasi dengan cara me sarung tangan pelindung tangan yang tahan
ngontrol jam kerja pekerja atau pergantian terhadap irisan pisau. Jenis risiko terhirup ba
shift kerja; Memberi pelatihan dan penyulu han berbahaya, selain dengan sirkulasi udara
han tentang penggunaan mesin dan peralatan yang baik, terhirupnya bahan berbahaya dapat
yang aman dengan prosedur kerja yang standar dihindari dengan menggunakan masker atau
183
Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas |April 2016 - September 2016 | Vol. 10, No. 2, Hal. 179-185
Gambar 3. Risk Rate Level Berdasarkan (a) Jenis Kecelakaan Kerja (b) Sub Divisi Pekerjaan
184
Ihsan, Edwin, Irawan| Analisis Risiko K3 Dengan Metode Hirarc
185