Anda di halaman 1dari 7

Artikel Penelitian

ANALISIS RISIKO K3 DENGAN JKMA


METODE HIRARC PADA AREA Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas
diterbitkan oleh:
PRODUKSI PT CAHAYA MURNI Program Studi S-1 Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas
ANDALAS PERMAI p-ISSN 1978-3833
e-ISSN 2442-6725
Diterima 1 Juni 2016 10(2)179-185
Disetujui 11 Agustus 2016 @2016 JKMA
Dipublikasikan 1 September 2016 http://jurnal.fkm.unand.ac.id/index.php/jkma/

Taufiq Ihsan1 , Tivany Edwin1, Reiner Octavianus Irawan1


Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Andalas, Padang, Sumatra Barat
1

Abstrak
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) penting untuk diperhatikan oleh setiap perusahaan. Pencegahan
kecelakaan kerja dapat dilakukan dengan mengetahui risiko yang ada, salah satunya melalui metode Ha
zard Identification, Risk Assesment, and Risk Control (HIRARC). PT Cahaya Murni Andalas Permai
(CMAP) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang furniture dengan trademark Bigland Springbed.
Analisis risiko dilaksanakan pada area produksi PT CMAP yang memiliki catatan 16 kecelakaan kerja
pada tahun 20112014. Responden penelitian berjumlah sebanyak 45 orang pekerja area produksi dari 9
sub divisi dengan umur 2045 tahun. Pengumpulan data dilakukan dengan penelusuran data sekunder,
observasi, wawancara kepala produksi, dan kuesioner tenaga kerja. Data penelitian diuji validitasnya
menggunakan Korelasi Pearson Product moment dan juga reliabilitasnya dengan Cronbachs Alpha. Pada
hasil penelitian didapatkan sebanyak 7 sub divisi berada pada level risiko low (78%) sedangkan 2 sub
divisi lain yaitu pemotongan busa dan tahap finishing berada pada level risiko moderate (22%). Terdapat
4 faktor penyebab kecelakaan kerja yang dianalisis yaitu: sikap pekerja, material & peralatan, lingkungan
kerja, dan tata cara kerja. Pengendalian risiko yang dapat dilakukan adalah dengan rekayasa/engineering,
pengendalian administratif, dan penggunaan alat pelindung diri.

Kata Kunci: Analisis risiko, kecelakaan kerja, HIRARC

ANALYSIS OF OCCUPATIONAL HEALTH AND SAFETY RISKS WITH HIRARC


METHOD IN PRODUCTION AREA OF PT CAHAYA MURNI ANDALAS PERMAI
Abstract
Occupational Health and Safety is important to be noted by every company. Accident prevention can be
done by knowing the risks involved, one of them through methods Hazard Identification, Risk Assess
ment, and Risk Control (HIRARC). PT Cahaya Murni Andalas Permai (CMAP) is a company engaged in
the field of furniture with trademark Bigland Springbed. The risk analysis carried out in the production
area of PT CMAP who has a record 16 workplace accidents in 2011-2014. Respondents numbered as many
as 45 people working on the production area 9 sub division with 20-45 years old. The data collection is
done by a search of secondary data, observation, interview the head of production and labor question
naire. Data validity was tested using the Pearson product moment correlation and reliability with Cron
bachs Alpha. In the results, as many as seven sub-divisions are at a low risk level (78%), while the other
two sub-divisions namely foam cutting and finishing stages are at moderate risk level (22%). There are
four factors causes of accidents were analyzed: the attitude of labor, material and equipment, working en
vironment and working procedures. Risk control that can be done is with the engineering / engineering,
administrative controls, and the use of personal protective equipment.

Keywords: Risk Analysis, Occupational Hazard, HIRARC

Korespondensi Penulis:
Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Andalas Kampus Unand Limau Manis, Padang, Sumatra Barat
Telepon/HP: +6285274120302 Email: taufiqihsan@ft.unand.ac.id

179
Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas |April 2016 - September 2016 | Vol. 10, No. 2, Hal. 179-185

Pendahuluan kerja yang terjadi seperti terhirup gas bera


Tujuan penerapan Sistem Manajemen cun, tersayat pisau pemotong, dan tertimpa
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) peralatan saat kerja.Tercatat sebanyak 10 ka
adalah untuk mengurangi atau mencegah sus kecelakaan kerja terjadi pada tahun 2014
kecelakaan yang mengakibatkan cidera atau di perusahaan tersebut.(3) Dari hasil analisis
kerugian materi, karena itu para ahli Kesela dapat diketahui bagaimana penanggulangan
matan dan Kesehatan Kerja (K3) berupaya yang bisa diterapkan pada PT CMAP sehingga
mempelajari fenomena kecelakaan, faktor jumlah kecelakaan pada area pabrik tersebut
penyebab, serta cara efektif untuk mencegah diharapkan dapat berkurang dan mencapai ke
nya. Upaya pencegahan kecelakaan di Indone celakaan nihil (zero accident). Usaha pengenda
sia masih menghadapi berbagai kendala, salah lian kecelakaan kerja yang telah dilakukan oleh
satu diantaranya adalah pola pikir yang masih perusahaan ini adalah dengan menyediakan
tradisional yang menganggap kecelakaan ada perlengkapan P3K dan rambu utamakan ke
lah sebagai musibah sehingga masyarakat ber selamatan kerja.
sifat pasrah.(1) Sejalan dengan Permenaker No. 5 Tahun
Upaya pencegahan kecelakaan dapat 1996 dan PP no 50 Tahun 2012 yang diterap
dilakukan dengan cara mengidentifikasi po kan, penilaian risiko dengan metode HIRARC
tensi risiko yang ada. Metode yang digunakan dipergunakan untuk mengidentifikasi risiko
salah satunya adalah metode HIRARC (Hazard apa saja yang mungkin terjadi serta tingkat
Identification, Risk Assesment, and Risk Control). keparahan pada PT CMAP. Pengidentifikasian
Metode ini terdiri dari serangkaian implemen tersebut dilakukan dengan menggunakan ta
tasi K3 dimulai dengan perencanaan yang baik bel identifikasi HIRARC, dimana pengumpu
meliputi identifikasi bahaya, memperkirakan lan data dilakukan secara semi kuantitatif, yak
risiko, dan menentukan langkah-langkah pe ni wawancara sekaligus pembagian kuesioner
ngendalian berdasarkan data yang dikumpul pada pekerja dan kepala pos yang bertanggung
kan dalam rangka untuk memperoleh model jawab serta melakukan observasi langsung di
HIRARC komprehensif untuk kekuatan studi. area produksi.
(2)
Metode HIRARC inilah yang menentukan
arah penerapan K3 dalam perusahaan sehing Metode
ga perusahaan nantinya akan dapat menyele Pengumpulan data dalam penelitian
saikan masalahnya sendiri, terutama masalah ini mencakup data primer dan sekunder.
manajemen dalam perusahaan tersebut. Data primer merupakan data penelitian yang
PT Cahaya Buana adalah perusahaan didapatkan dengan melihat langsung kondi
furniture dengan 2 merk dagangnya yang terke si lapangan. Cara pengumpulan data primer
nal yaitu Bigland Springbed dan Napolly Furni- ini adalah: (1) Observasi, Pengumpulan data
ture yang telah mendapatkan ISO 9001:2008. secara observasi adalah teknik pengumpulan
Pada Area Sumbar, proses produksi Springbed data dengan cara: peninjauan langsung ke
dijalankan oleh PT Cahaya Murni Andalas lokasi perusahaan dengan memperhatikan
Permai (CMAP). PT CMAP merupakan anak proses kerja perusahaan dan melihat bebera
perusahaan dari PT Cahaya Buana Group pa risiko yang mungkin menimbulkan risiko
yang masih belum mendapatkan sertifikat ISO terhadap keselamatan pekerja dan wawancara
14001 sebagaimana perusahaan induknya. Se kepada beberapa pihak di dalam perusahaan
bagai perusahaan yang besar, PT CMAP harus guna mendapatkan gambaran umum me
dapat menerapkan SMK3 untuk meminimali ngenai data yang dibutuhkan. (2) Kuesioner,
sir risiko kecelakaan kerja dan meningkatkan Kuesioner disusun berdasarkan klasifikasi
produktivitas perusahaan. Untuk menunjuk menurut jenis kecelakaan kerja(4) dan faktor
kan komitmen terkait dengan K3, pada tahun penyebab kecelakaan kerja(5). Pengumpulan
2012 manajemen PT CMAP mulai mendoku data dengan teknik kuesioner bertujuan untuk
mentasikan data terperinci setiap kecelakaan menambah informasi secara subjektif melalui

180
Ihsan, Edwin, Irawan| Analisis Risiko K3 Dengan Metode Hirarc

pekerja. Jumlah sampel yang akan diambil ada risiko kecil dengan risiko besar yang akan ter
lah sebanyak 45 responden pada 9 subdivisi jadi. Analisis risiko dilakukan untuk mem
pekerjaan dengan pembagian 5 responden un perkirakan risiko dengan mengalikan nilai
tuk setiap subdivisi. Dalam penelitian ini, kri faktor probabilitas (likelihood) dan konsekuensi
teria responden adalah berusia 2045 tahun. (consequence) yang telah didapatkan dari proses
Butir pertanyaan kuesioner dapat dilihat pada identifikasi bahaya.(9)
Tabel 1. Metode yang dipakai dalam analisis
Data sekunder berupa data yang dipe risiko adalah metode semikuantitatif. Analisis
roleh dari PT CMAP seperti profil perusahaan; resiko mengeluarkan data dan informasi beru
proses produksi; jam kerja karyawan dan data pa nilai tingkat risiko (Risk Rate) yang nantinya
kecelakaan kerja perusahaan pada tahun 2011- akan diteruskan untuk mengevaluasi risiko
2014 yang dapat dilihat pada Tabel 2.(3) dan penanganan terhadap risiko yang mung
Tahapan pengolahan data terbagi atas kin terjadi.(9) Ini mengacu pada persamaan
beberapa hal sebagai berikut: (1) Uji Validitas berikut.(10)
dan Uji Reliabilitas, Pengujian ini digunakan Tingkat Risiko (RR) = (C) x (L) .(2.1)
untuk mengetahui apakah data kuesioner yang dimana
diperoleh layak digunakan sebagai objek pene RR :Risk Rating (Tingkat risiko)
litian. Pengujian dilakukan pada Program SPSS C :Consequence (Akibat)
menggunakan Korelasi Pearson dan Cronbachs L : Likelihood (Kemungkinan)
Alpha.(6)(7) (2) Identifikasi Bahaya, Metode yang
dipakai untuk identifikasi bahaya adalah Ha Evaluasi risiko dilakukan untuk mencari
zard Identification, Risk Assessment and Risk Con- solusi dan menentukan ketentuan yang akan
trol (HIRARC). Pokok-pokok permasalahan dilakukan berdasarkan hasil analisis risiko
yang dianalisis pada saat pelaksanaan teknik yang didapat, sehingga didapatkan prioritas
identifikasi bahaya meliputi banyak hal, antara pengendalian yang tepat dan sesuai. Dalam
lain(8) berbagai macam insiden yang telah ter eveluasi risiko, nilai analisis risiko dibanding
jadi dan peristiwa yang hampir menimbulkan kan dengan Matriks Penilaian Tingkat Risiko,
insiden; potensi-potensi bahaya yang dapat me sehingga diketahui batasan risiko yang dapat
nimbulkan risiko yang besar terhadap kesela diterima dan tidak dapat diterima.(9)
matan; potensi bahaya yang dapat ditimbulkan Pengendalian risiko bertujuan untuk
akibat kegagalan dalam sistem pengendalian mengatasi dan meminimalisir kemungkinan
risiko; faktor-faktor sumber daya manusia; tata terjadinya risiko kecelakaan kerja terhadap
letak alat dan fasilitas pendukung yang lain dan pekerja. Pengendalian yang dilakukan un
nilai consequence dan likelihood. Langkah iden tuk mengurangi dan menghilangkan risiko
tifikasi bahaya terdiri dari(8) Membuat daftar kecelakaan kerja adalah Eliminasi; Subtitusi;
semua objek (mesin, peralatan kerja, bahan, Rekayasa/engineering; Pengendalian Adminis
proses kerja, sistem kerja, dan kondisi kerja) tratif dan Alat Pelindung Diri.(9)
yang ada di tempat kerja; Memeriksa semua
objek yang ada di tempat kerja dan sekitarnya; Hasil
Melakukan wawancara dengan tenaga kerja Data hasil penelitian ini didapatkan
yang bekerja di tempat kerja yang berhubu melalui observasi, wawancara, dan kuesioner
ngan dengan objek-objek tersebut; Melakukan yang disebarkan kepada 45 pekerja di 9 sub
review kecelakaan, catatan P3K, dan informa divisi area produsi PT CMAP dengan jum
si lainnya; kemudian mencatat seluruh hazard lah pertanyaan sebanyak 55 butir. Kemudian
yang telah teridentifikasi. (2) Penilaian Risiko, dilakukan penyuntingan untuk menentukan
Penilaian risiko dapat dilakukan setelah proses jawaban dalam kuesioner tersebut valid dan
analisis risiko dan evaluasi risiko selesai dilaku reliabel sehingga dapat diolah atau tidak de
kan secara keseluruhan. Analisis risiko dilaku ngan analisis secara kuantitatif menggunakan
kan untuk mendapatkan perbandingan antara program IBM SPSS Statistic 22. Dari hasil uji

181
Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas |April 2016 - September 2016 | Vol. 10, No. 2, Hal. 179-185

Tabel 1. Butir Pertanyaan Kuesioner bernilai 18% berpengaruh, 53% cukup ber
No Kriteria Potensi Bahaya Kecelakaan Kerja pengaruh, dan 29% tidak berpengaruh. Selain
A. Jenis Bahaya Kecelakaan Kerja itu kurangnya pengetahuan pekerja (B1) dan
1 Terjatuh dari ketinggian
pemakaian APD yang kurang disiplin (B6)
juga ikut berperan sebagai faktor penyebab ke
2 Jatuh / terpeleset karena lantai licin / tidak
celakaan kerja.
rata
Faktor peralatan dan material terhadap
3 Kejatuhan / tertimpa peralatan saat bekerja
kecelakaan kerja menunjukkan nilai yang ting
4 Tertimpa tumpukan material (stok / bahan gi untuk jawaban tidak berpengaruh. Terdapat
baku)
sedikit faktor seperti mesin dan peralatan yang
5 Tersambar objek yang terlempar (pecahan tidak dilengkapi dengan pengaman (C1) de
benda)
ngan angka 18% berpengaruh, 47% cukup
6 Tertabrak / tergores kendaraan / mesin yang berpengaruh, dan 36% tidak berpengaruh.
bergerak
Faktor jumlah APD yang tidak cukup (C2)
7 Terperangkap / terjepit pada sebuah objek dengan besar 11% berpengaruh, 40% cukup
8 Cedera akibat menangani objek yang terlalu berpengaruh, dan 49% tidak berpengaruh.
berat Faktor pemeliharaan dan inspeksi yang ku
9 Kontak / terpapar suhu yang ekstrim rang baik (C6) menunjukkan hasil 4% ber
10 Tersengat aliran listrik pengaruh, 38% cukup berpengaruh, dan 58%
11 Kontak / terhirup bahan berbahaya / radiasi tidak berpengaruh.
Terdapat 1 faktor penting akibat lingku
12 Terjadinya kebakaran
ngan kerja yang berpotensi menjadi pengaruh
B. Akibat Sikap Pekerja (Human Error) terhadap kecelakaan kerja, yaitu akibat gang
C. Akibat Peralatan dan Material guan gas, kabut, uap, ataupun partikulat (D3)
D. Akibat Lingkungan Kerja dengan nilai sebesar 2% sangat berpengaruh,
E. Akibat Tata Cara Kerja 22% berpengaruh, 49% cukup berpengaruh,
dan 27% tidak berpengaruh.
validitas dan reliabilitas, diperoleh data yang Ada beberapa faktor penyebab ke
dianggap valid dan reliabel dan dapat digu celakaan akibat tata cara kerja seperti prosedur
nakan pada uji reliabilitas berjumlah 49 butir kerja yang tidak baku (E1) sebesar 11% ber
pertanyaan (89,09%). pengaruh dan 53% cukup berpengaruh. Fak
Rekapitulasi identifikasi bahaya ber tor kurangnya petunjuk teknis pengoperasian
dasarkan hasil kuesioner frekuensi kecelakaan peralatan (E2) 7% berpengaruh dan 51%
(likelihood) pada 9 sub divisi pekerjaan di area cukup berpengaruh. Faktor kurangnya pela
produksi PT CMAP dapat dilihat pada Gam tihan (E3) 7% berpengaruh dan 64% cukup
bar 1. Gambar 1 memperlihatkan bahwa di berpengaruh. Faktor lemahnya pengawasan
area produksi PT CMAP bahaya terhirup ba (E4) 16% berpengaruh dan 36% cukup berpe
han berbahaya (A11) terjadi kadang-kadang ngaruh. Serta faktor kecepatan pengoperasian
hingga sangat sering terjadi. Ini terjadi pada alat yang berbahaya (E7) dengan nilai 49%
area produksi, pekerja cukup sering berkontak cukup berpengaruh.
dengan partikulat busa yang beterbangan.
Penyebab kecelakaan akibat sikap peker Pembahasan
ja memperlihatkan bahwa faktor seperti ku Hasil rata-rata penilaian resiko menun
rangnya keterampilan pekerja (B2) sebesar jukkan bahwa area produksi pada PT CMAP
13% berpengaruh, 53% cukup berpengaruh, masih berada pada level risiko low dengan 2
dan 33% tidak berpengaruh. Kelelahan akibat kecelakaan moderate yaitu tergores peralatan
bekerja (B4) 24% berpengaruh, 47% cukup (A4), dan terhirup gas berbahaya (A11). Selain
berpengaruh, dan 29% tidak berpengaruh. itu area produksi pada PT CMAP masih be
Faktor kurangnya konsentrasi pekerja (B5) rada pada level risiko low selain 2 sub divisi

182
Ihsan, Edwin, Irawan| Analisis Risiko K3 Dengan Metode Hirarc

Gambar 1. Frekuensi dari Identifikasi Bahaya Area Produksi (Likelihood)

Gambar 2. Dampak dari Identifikasi Bahaya pada Proses Produksi (Consequence)

moderate. Level risiko pada masing-masing secara rutin dan terus menerus setiap bebera
jenis kecelakaan kerja dan sub divisi produksi pa waktu, misalkan sekali sebulan; Memeriksa
dapat dilihat pada Gambar 3. peralatan seperti mengasah pisau yang tumpul
Pengendalian risiko bertujuan untuk menjadi tajam; serta Memberi rambu peringa
mengurangi bahkan mencegah terjadinya ke tan untuk memakaialat pelindung diri (APD)
celakaan kerja menjadi zero accident. Berdasar dan keberadaan alat bahan yang berbahaya
kan hasil evaluasi risiko dapat diterapkan be (padalokasi tertentu).
berapa pengendalian risiko pada PT CMAP Alat pelindung diri, untuk jenis risiko
seperti berikut.(8, 11-13) tertimpa memakai alat pelindung diri dari ba
Rekayasa/engineering, yaitu memberi haya tertimpa dapat berupa penggunaan helm
sekat pengaman pada mesin potong untuk untuk melindungi kepala dan safety boot untuk
mencegah terjadinya kecelakaan di saat peker melindungi kaki yang kejatuhan peralatan/
ja lengah, dan memasang exhaust fan ventilation material. Jenis risiko terpeleset dapat dihindari
system untuk bagian pekerjaan yang menghasil dengan memakai sepatu anti slip saat bekerja
kan gas berbahaya dan partikulat dari sisa busa pada lingkungan kerja yang berisiko terpeleset.
yang hancur. Risiko tersayat peralatan dapat menggunakan
Pengendalian administratif, seperti pelindung pada bagian tubuh yang rentan ter
Mencegah pekerja dari kejenuhan, kelelahan hadap risiko tersayat peralatan kerja seperti
dan kehilangan konsentrasi dengan cara me sarung tangan pelindung tangan yang tahan
ngontrol jam kerja pekerja atau pergantian terhadap irisan pisau. Jenis risiko terhirup ba
shift kerja; Memberi pelatihan dan penyulu han berbahaya, selain dengan sirkulasi udara
han tentang penggunaan mesin dan peralatan yang baik, terhirupnya bahan berbahaya dapat
yang aman dengan prosedur kerja yang standar dihindari dengan menggunakan masker atau

183
Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas |April 2016 - September 2016 | Vol. 10, No. 2, Hal. 179-185

Gambar 3. Risk Rate Level Berdasarkan (a) Jenis Kecelakaan Kerja (b) Sub Divisi Pekerjaan

respirator yang sesuai dengan jenis, konsentra 2010.


si, dan lamanya pekerja terpapar bahan berba 2. Budiono, S. A. M. Manajemen Risiko Da
haya tersebut. lam Hiperkes dan Keselamatan Kerja Bu
nga Rampai Hiperkes & KK Edisi Kedua.
Kesimpulan Semarang: Universitas Diponegoro; 2003.
Hasil identifikasi bahaya di area produk 3. PT Cahaya Murni Andalas Permai. Reka
si PT CMAP menunjukkan bahwa terhirup pitulasi Kecelakaan Kerja PT Cahaya Mur
bahan berbahaya (partikulat busa) cukup se ni Andalas Permai. Padang: Pt Cahaya
ring dan memberikan dampak sedang. Secara murni ; 2014.
umum hasil analisis risiko kecelakaan kerja 4. International Labour Organization. Statis
pada PT CMAP berada pada kategori low. Na tics of Occupational Injuries. Geneva: In
mun masih terdapat 2 dari 9 sub divisi proses ternational Labour Office Geneva; 1998.
produksi berikut yang penting untuk diperha 5. Sumamur. Hygiene Perusahaan dan Ke
tikan, yaitu Pemotongan Busa dan Finishing. sehatan Kerja. Jakarta: Gunung Agung;
Beberapa pengendalian risiko yang dapat dite 1996.
rapkan pada PT CMAP antara lain rekayasa/ 6. Arikunto, J. 1998. Metode Riset Skrip
engineering; pengendalian administratif dan alat si Pendekatan Kuantitatif Menggunakan
pelindung diri. Mengenai penelitian lanjutan Prosedur SPSS. Jakarta: PT Elex Media
sebaiknya tentang desain budaya K3 yang se Koputindo; 1996.
suai untuk dapat diterapkan pada PT CMAP. 7. Urbina, S. Essentials of Psychological Tes
ting. New Jersey: John Wiley & Sons; 2004.
Daftar Pustaka 8. Tarwaka. Manajemen dan Implementasi
1. Ramli, S. Sistem Manajemen Keselamatan K3 di Tempat Kerja. Surakarta: Harapan
dan Kesehatan Kerja (OHSAS 18001), Seri Press; 2008.
Manajemen K3. Jakarta: PT Dian Rakyat; 9. OHSAS 18001. Health and Safety Manage

184
Ihsan, Edwin, Irawan| Analisis Risiko K3 Dengan Metode Hirarc

ment System (Sistem Manajemen Keseha


tan & Keselamatan Kerja).
10. Bailey, S. Risk Management Strategy, Pol
icy, and Procedure. Cornwall Partnership
NHS Foundation Trust (CFT). 2014.
11. Republik Indonesia. Peraturan Menteri
Tenaga Kerja Nomor 05 Tahun 1996 Ten
tang Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja. Jakarta: Kementerian
Tenaga Kerja; 1996.
12. Republik Indonesia. Undang-undang Re
publik Indonesia No. 13 Tahun 2003 Ten
tang Ketenagakerjaan. Jakarta; 2003.
13. Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah
Nomor 50 Tahun 2012. Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja. Jakarta; 2012.

185

Anda mungkin juga menyukai