Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

Skabies adalah penyakit yang disebabkan oleh ektoparasit, yang umumnya terabaikan
sehingga menjadi masalah kesehatan yang umum di seluruh dunia1, skabies dapat
menjangkiti semua orang pada semua umur, ras dan level sosial ekonomi. Ektoparasit adalah
organisme parasit yang hidup pada permukaan tubuh inang, menghisap darah atau mencari
makan pada rambut, bulu, kulit dan menghisap cairan tubuh inang. Infestasi ektoparasit pada
kulit keberadaannya membuat rasa tidak nyaman, dapat menyebabkan kehidupan yang tidak
sehat secara signifikan. Infestasi ektoparasit bersifat sporadik, epidemik dan endemik2.
WHO memperkirakan sebanyak satu milyar manusia di 149 negara berkembang,
terutama di daerah tropis berisiko terinfeksi Penyakit Menular Neglected (PMN) yang
berdampak besar terhadap beban ekonomi dan sistem kesehatan.2 Sekitar 300 juta orang di
dunia terinfeksi tungau skabies yang tersebar diberbagai level status ekonomi. Penyakit
menular neglected dapat mengakibatkan ketidakberdayaan jangka panjang, kecacatan,
gangguan pertumbuhan anak, dan keluaran kehamilan, serta penurunan produktifitas ekonomi
yang mengakibatkan kemiskinan menetap di negara berpenghasilan rendah.
Di Indonesia penyakit ini dikenal sejak lama,namun data prevalensi paling awal
penyakit ini di puskesmas baru tercatatpada tahun 1986. Penyakit ini dapat menyerang
dimana saja dan menghabiskan dana yang tidak sedikit Kejadian penyakit ini berhubungan
dengan tingkat kebersihan dan kondisi sanitasi yang buruk, serta lebih cenderung terjadi di
daerah dengan kepadatan penduduk tinggi.3
Di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) penyakit menular infeksi merupakan
penyakit paling menonjol tertinggi ketiga dari 10 penyakit paling menonjol di Provinsi NTB,
sebanyak 271.258 kasus terdiri dari penaykit kulit lain 162.655 kasus dan penaykit kulit akut
108.603 kasus (salah satu penyakit kulit yang paling menonjol di NTB adalah skabies
sebanyak 4,29 % kasus (3.432 kasus)4
Gunungsari yang merupakan salah satu bagian dari kabupaten Lombok Barat Provinsi
NTB masih tidak luput dari kejadian skabies Berdasarkan data jumlah kasus Skabies di
Puskesmas Gunungsari, Lombok Barat pada tahun 2015-2017, jumlah pasien terdiagnosis
skabies cenderung menurun sejak tahun 2015 yakni sejumlah 56 orang, di tahun 2016
sejumlah 41 orang dan tahun 2017 sampai bulan Juni sejumlah 23 orang
Jumlah Kasus Skabies
60 56

50
41
40

30
23
20

10

0
2015 2016 2017
Jumlah Kasus Skabies 56 41 23

Jumlah Kasus Skabies Linear (Jumlah Kasus Skabies)

Hasil grafik di atas menunjukkan kejadian kasus skabies yang menurun dari tahun
2015 hingga 2017. Beragam faktor yang berperan terhadap penurunan kasus sakbies tersebut
seperti faktor perilaku dan lingkungan. Faktor perilaku diduga sebagai faktor utama yang
menyebabkan penurunan kejadian kasus skabies dari tahun ke tahun seperti perilkau personal
hygiene yang mulai di terapkan sehingga menunrunkan angka kejadian penyakit skabies di
wilayah Gunung Sari.
Heukelbach J, & FeldmeierH (2006). Scabies. Lancet 367, 1767-1774
Raza N,. Qadir S. N. R., Agna H. (2009). Risk faktor for scabies among male soldier in
Pakistan: case-control study. Eastern Mediterranean Health Journal 15,1-6
Depkes RI, 2013. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan
Republik Indonsia
Dinkes NTB, 2006. Profil Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat

Anda mungkin juga menyukai