Anda di halaman 1dari 5

Taman Balekambang, Persembahan

Cinta Ayah untuk Dua Puterinya


Ketika awal didirikan pada 26 Oktober 1921, taman itu memiliki dua bagian
dengan dua nama, yaitu Partini Tuin (Taman Air Partini), sementara...

Taman Balekambang Solo (indonesiakaya.com). 2017 Otonomi.co.idReporter : Randi | Senin, 10 April 2017
12:30

6
SHARES
Otonomi.co.id - Cinta seorang ayah kepada puterinya bisa terwujud dalam apa saja.
Seperti Kanjeng Gusti Pangeran Aryo Adipati Mangkunegoro VII, ia mempersembahkan
sebuah tanam kepada kedua puterinya, yaitu Gusti Raden Ayu Partini Husein
Djayadiningrat dan Gusti Raden Ayu Partinah.

Ketika awal didirikan pada 26 Oktober 1921, taman itu memiliki dua bagian dengan dua
nama, yaitu Partini Tuin (Taman Air Partini), sementara yang kedua adalah Partinah
Bosch (Hutan Partinah).
Patini Tuin
2017 otonomi.co.id/indonesiakaya.com

Di bagian Partini Tuin, terdapat sebuah kolam besar dan sebuah kolam renang dengan
dua buah balai. Balai pertama bernama Bale Apung. Di masa awal didirikan, balai ini
digunakan sebagai tempat bersantai, berkumpul anggota keluarga kerajaan. Dari
sinilah, penamaan Balekambang digunakan, karena terletak di dekat sebuah kolam
besar, jika dilihat dari kejauhan, balai ini akan terlihat seperti mengambang.
Partinah Bosch
2017 otonomi.co.id/indonesiakaya.com

Sekarang, di kolam besar itu, terdapat jasa penyewaan perahu yang dapat digunakan
pengunjung untuk berkeliling kolam. Selain itu, pada waktu-waktu tertentu, kolam juga
digunakan sebagai arena lomba pemancingan.

Di bagian taman lain, Partinah Bosch merupakan taman indah yang menyimpan
berbagai koleksi tanaman langka, seperti beringin putih, beringin sungsang, kenari, dan
lainnya. Di sini, berbagai hewan hidup dengan bebas, seperti kawanan angsa, kera,
dan rusa. Pengunjung pun dapat duduk-duduk santai di bangku-bangku yang
disediakan di sekitar area taman.

Jika pengunjung ingin berkeliling taman tanpa berjalan kaki, ada juga jasa penyewaan
kereta wisata. Ada kereta yang harus digenjot oleh para penumpangnya, ada pula
kereta yang ditarik oleh kuda. Taman ini pun dilengkapi dengan fasilitas WiFi gratis.

Di bagian paling belakang, terdapat Taman Reptil Balekambang. Taman itu terhitung
baru, karena diresmikan tahun 2012. Hadirnya taman reptil tidak lepas dari komunitas
pencinta reptil. Karena tidak memiliki tempat berkumpul, akhirnya dibangunlah taman
untuk mewadahi hobi mereka. Sehingga, taman itu menjadi tanggung jawab komunitas
itu.

Di Taman Reptil juga terdapat batu istimewa. Batu itu bernama Batu Asmara. Batu
Asmara merupakan pecahan meteor yang jauh di sekitar Kota Solo. Di sana terdapat
dua Batu Asmara. Satu di dalam Taman Reptil, sementara satu lagi di sebelah timur
taman.

Taman Balekambang tidak hanya berfungsi sebagai tempat bersantai, tapi juga menjadi
salah satu tempat berkembangnya berbagai seni Kota Solo. Di sini, terdapat dua
tempat pertunjukan, panggung luar dan gedung pertunjukan.

Panggung luar mampu menampung sekitar seribu penonton. Biasanya panggung


tersebut digunakan untuk pementasan sendra tari Ramayana yang tampil setiap malam
bulan purnama. Pertunjukan terbuka untuk umum dan tidak dipungut bayaran. Selain
itu, pertunjukan musik keroncong, tembang kenangan, serta musik-musik lainnya pun
sering diadakan di panggung ini.

Sementara itu, gedung pertunjukan mampu menampung sekitar 3 ratus penonton.


Gedung pertunjukan menjadi tempat rutin diadakan pagelaran ketoprak pada setiap
Sabtu malam. Kelompok ketoprak sudah berkembang di Taman Balekambang sejak
akhir 1970-an. Dari ketoprak inilah, para komedian ternama seperti Nunung, Mamiek
Prakoso, dan Gepeng lahir.

Pada awal dibangun, Taman Balekambang hanya dapat diakses oleh anggota keluarga
kerajaan. Baru pada masa pemerintahan Kanjeng Gusti Pangeran Aryo Adipati VIII,
taman ini dibuka untuk umum.

Taman Balekambang sempat ditinggalkan dan tidak terurus. Baru pada 2007,
revitalisasi dilakukan Pemerintah Kota Solo. Secara keseluruhan, Taman Balekambang
memiliki luas 9,8 hektare (ha). Sampai saat ini, baru 5,4 ha atau bagian barat taman
yang telah direvitalisasi. Untuk masuk ke taman ini, pengunjung tidak dipungut biaya
masuk. Pengunjung cukup membayar tiket parkir. (poy)

(Sumber: Indonesiakaya.com/Agung)

Anda mungkin juga menyukai