Pengertian Tujuan Dan Prinsip Penilaian
Pengertian Tujuan Dan Prinsip Penilaian
Sebagaimana dijelaskan dalam PP. Nomor 19 tahun 2005 bahwa penilaian hasil belajar oleh
pendidik terdiri atas ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan
ulangan kenaikan kelas.
a. Ulangan Harian
Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik secara periodik untuk
menilai/mengukur pencapaian kompetensi setelah menyelesaikan satu kompetensi dasar (KD)
atau lebih. Ulangan Harian merujuk pada indikator dari setiap KD. Bentuk Ulangan harian selain
tertulis dapat juga secara lisan, praktik/perbuatan, tugas dan produk. Frekuensi dan bentuk
ulangan harian dalam satu semester ditentukan oleh pendidik sesuai dengan keluasan dan
kedalaman materi.
Sebagai tindak lanjut ulangan harian, yang diperoleh dari hasil tes tertulis, pengamatan, atau
tugas diolah dan dianalisis oleh pendidik. Hal ini dimaksudkan agar ketuntasan belajar siswa
pada setiap kompetensi dasar lebih dini diketahui oleh pendidik. Dengan demikian ulangan ini
dapat diikuti dengan program tindak lanjut baik remedial atau pengayaan, sehingga
perkembangan belajar siswa dapat segera diketahui sebelum akhir semester.
Dalam rangka memperoleh nilai tiap mata pelajaran selain dengan ulangan harian dapat
dilengkapi dengan tugas-tugas lain seperti PR, proyek, pengamatan dan produk. Tugas-tugas
tersebut dapat didokumentasikan dalam bentuk portofolio. Ulangan harian ini juga berfungsi
sebagai diagnosis terhadap kesulitan belajar siswa.
b. Ulangan Tengah Semester
Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 9 minggu kegiatan pembelajaran.
Cakupan ulangan tengah semester meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh
KD pada periode tersebut. Bentuk Ulangan Tengah Semester selain tertulis dapat juga secara
lisan, praktik/perbuatan, tugas dan produk.
Sebagai tindak lanjut ulangan tengah semester, nilai ulangan tersebut diolah dan dianalisis oleh
pendidik. Hal ini dimaksudkan agar ketuntasan belajar siswa dapat diketahui sedini mungkin.
Dengan demikian ulangan ini dapat diikuti dengan program tindak lanjut baik remedial atau
pengayaan, sehingga kemajuan belajar siswa dapat diketahui sebelum akhir semester.
Berdasarkan sasarannya, penilaian hasil belajar dapat diklasifikasi atas penilaian individual dan
penilaian kelompok.
a. Penilaian individual
Penilaian individual adalah penilaian yang dilakukan untuk menilai pencapaian kompetensi atau
hasil belajar secara perorangan. Penilaian individual perlu memperhatikan nilai universal seperti:
disiplin, jujur, tekun, cermat, teliti, tanggungjawab, rendah hati, sportif, etos kerja, toleran,
sederhana, bebas, antusias, kreatif, inisiatif, tanggap dan peduli dan lain-lain.
b. Penilaian kelompok
Penilaian kelompok adalah penilaian yang dilakukan untuk menilai pencapaian kompetensi atau
hasil belajar secara kelompok. Penilaian kelompok perlu memperhatikan nilai universal seperti:
kerjasama, menghargai pendapat orang lain, kedamaian, cinta dan kasih sayang, toleran, dan
lain-lain.
E. Teknik Penilaian
Penilaian hasil belajar dapat menggunakan berbagai teknik penilaian sesuai dengan kompetensi
dasar yang harus dikuasai. Ditinjau dari tekniknya, penilaian dibagi menjadi dua yaitu tes dan
non tes.
1. Teknik Tes
Teknik tes merupakan teknik yang digunakan melaksanakan tes berupa
pertanyaan yang harus dijawab, pertanyaan yang harus ditanggapi atau tugas yang harus
dilaksanakan oleh orang yang di tes. Dalam hal tes hasil belajar yang hendak diukur adalah
kemampuan peserta didik dalam menguasai pelajaran yang disampaikan meliputi aspek
pengetahuan dan keterampilan.
Berdasarkan alat pelaksanaannya secara garis besar alat penilaian dengan teknik tes dapat
dikelompokkan sebagai berikut :
a. Tes Tertulis
Tes tertulis adalah suatu teknik penilaian yang menuntut jawaban secara tertulis, baik berupa
pilihan maupun isian. Tes tertulis dapat digunakan pada ulangan harian atau ulangan tengah dan
akhir semester atau ulangan kenaikan kelas. Tes tertulis dapat berbentuk pilihan ganda,
menjodohkan, benar-salah, isian singkat, atau uraian (essay).
b. Tes Lisan
Tes lisan adalah teknik penilaian hasil belajar yang pertanyaan dan jawabannya atau
pernyataannya atau tanggapannya disampaikan dalam bentuk lisan dan spontan. Tes jenis ini
memerlukan daftar pertanyaan dan pedoman pensekoran.
c. Tes Praktik/Perbuatan
Tes praktik/perbuatan adalah teknik penilaian hasil belajar yang menuntut peserta didik
mendemontrasikan kemahirannya atau menampilkan hasil belajarnya dalam bentuk unjuk kerja.
Tes praktik/perbuatan dapat berupa tes identifikasi, tes simulasi dan tes petik kerja. Tes
identifikasi dilakukan untuk mengukur kemahiran mengidentifikasi sesuatu hal berdasarkan
fenomena yang ditangkap melalui alat indera. Tes simulasi digunakan .untuk mengukur
kemahiran bersimulasi memperagakan suatu tindakan. Tes petik kerja digunakan untuk
mengukur kemahiran mendemonstrasikan pekerjaan yang sesungguhnya.
2. Teknik Nontes
Teknik nontes merupakan teknik penilaian untuk memperoleh gambaran terutama
mengenai karakteristik, sikap, atau kepribadian. Selama ini teknik nontes kurang digunakan
dibandingkan teknis tes. Dalam proses pembelajaran pada umumnya kegiatan penilaian
mengutamakan teknik tes. Hal ini dikarenakan lebih berperannya aspek pengetahuan dan
keterampilan dalam pengambilan keputusan yang dilakukan guru pada saat menentukan siswa.
Seiring dengan berlakunya kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang didasarkan pada
standar kompetensi dan kompetensi dasar maka teknik penilaian harus disesuaikan dengan:
- kompetensi yang diukur;
- aspek yang akan diukur, pengetahuan, keterampilan atau sikap;
- kemampuan siswa yang akan diukur;
- sarana dan prasarana yang ada.
Alat/instrumen untuk penilaian melalui pengamatan dapat menggunakan skala sikap dan atau
angket (kuesioner).
Skala sikap
Skala sikap adalah alat penilaian hasil belajar yang berupa sejumlah pernyataan sikap tentang
sesuatu yang jawabannya dinyatakan secara berskala, misalnya skala tiga, empat atau lima.
Angket (kuesioner)
Angket adalah alat penilaian hasil belajar yang berupa daftar pertanyaan tertulis untuk menjaring
informasi tentang sesuatu, misalnya tentang latar belakang keluarga siswa, kesehatan siswa,
tanggapan siswa terhadap metode pembelajaran, media, dan lain-lain.
b. Penugasan
Penilaian dengan penugasan adalah suatu teknik penilaian yang menuntut peserta didik
melakukan kegiatan tertentu di luar kegiatan pembelajaran di kelas. Penilaian dengan penugasan
dapat diberikan dalam bentuk individual atau kelompok. Penilaian dengan penugasan dapat
berupa tugas atau proyek.
Tugas
Tugas adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa secara terstruktur di luar kegiatan kelas,
misalnya tugas membuat ringkasan cerita, menulis puisi, menulis cerita, mengamati suatu obyek,
dan lain-lain. Hasil pelaksanaan tugas ini bisa berupa hasil karya, seperti: karya puisi, cerita; bisa
pula berupa laporan, seperti: laporan pengamatan.
Proyek
Proyek adalah suatu tugas yang melibatkan kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan
secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu.
Contoh proyek antara lain: melakukan pengamatan pertumbuhan dan perkembangan tanaman,
percobaan foto sintesis tumbuhan dan perkembangan tanaman, mengukur tinggi pohon dan lebar
sungai menggunakan klinometer.
c. Produk
Penilaian produk adalah suatu penilaian terhadap keterampilan menghasilkan suatu produk
dalam waktu tertentu sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan baik dari segi proses maupun
hasil akhir.
Tahap-tahap penilaian produk
1) Tahap Persiapan, meliputi: penilaian terhadap kemampuan peserta didik dalam hal
merencanakan, menggali dan mengembangkan gagasan serta mendesain produk
2) Tahap Pembuatan, meliputi: penilaian terhadap kemampuan peserta didik dalam menyeleksi
dan menggunakan bahan, alat, dan teknik
3) Tahap Hasil, meliputi penilaian terhadap kemampuan peserta didik membuat produk sesuai
kegunaan dan kriteria yang telah ditentukan
d. Portofolio
1) Pengertian
Portofolio merupakan kumpulan karya siswa yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi
yang diambil selama proses pembelajaran. Portofolio digunakan oleh pendidik dan siswa untuk
memantau perkembangan pengetahuan, keterampilan dan sikap siswa dalam mata pelajaran
tertentu. Portofolio menggambarkan perkembangan prestasi, kelebihan dan kekurangan kinerja
siswa, seperti kreasi kerja dan karya siswa lainnya.
2) Bagian-bagian Portofolio
Bentuk fisik dari portofolio adalah folder, bendel, atau map yang berisikan dokumen. Agar
portofolio siswa mudah dianalisis untuk kepentingan penilaian, maka idealnya perlu diorganisir
dalam beberapa bagian sebagai berikut.
a) Halaman Judul
Pada halaman depan map portofolio adalah judul atau cover portofolio berisi nama siswa,
kelas, dan sekolah.
Pada halaman dalam dari judul berisi daftar isi dokumen yang berada dalam map
portofolio.
c) Dokumen Portofolio
Bendel dokumen portofolio berisi kumpulan semua dokumen siswa baik hasil karya
siswa, lembar kerja (worksheet), koleksi bacaan, koleksi lukisan, maupun lembaran-lembaran
informasi yang dipakai dalam kegiatan belajar mengajar.
d) Pengelompokan Dokumen
Pada dokumen yang relevan baik yang berupa lembar kerja, hasil karya, maupun
kumpulan dokumen yang dipelajari siswa terutama yang berupa tugas dari pendidik harus
terdapat catatan/komentar/nilai dari pendidik dan tanggapan orang tua. Lebih baik lagi jika
terdapat catatan/tanggapan siswa yang bersangkutan, dengan demikian pada setiap dokumen
terdapat informasi lengkap tentang masukan dari pendidik dan tanggapan dari orang tua. Setiap
siswa juga dapat memasukkan dokumen yang diperoleh secara mandiri, misalnya diperoleh dari
buku bacaan atau majalah yang membuat anak tertarik untuk mempelajari atau mengoleksinya.
Sehingga dalam portofolio siswa, dokumen tidak hanya berasal dari pendidik atau pelajaran
semata, tetapi juga bisa berisi kumpulan koleksi siswa yang bersangkutan sesuai dengan minat
dan bakatnya. Dengan demikian, portofolio siswa akan berbeda antara satu dengan yang lain,
tergantung dari keaktifan siswa dalam mengembangkan bakat dan minatnya serta keaktifannya
dalam belajar. Dari portofolio ini diperoleh informasi tentang bakat dan minat, kelebihan dan
kekurangan dari setiap siswa yang sangat membantu pendidik dalam melakukan pembinaan
kemampuan individu.
Catatan pendidik, siswa, dan orang tua dapat langsung dituliskan pada dokumen yang
ada, atau ditulis secara terpisah pada kertas kecil yang ditempelkan atau disatukan pada
dokumen.
3) Penggunaan Portofolio
Perlu ditegaskan bahwa portofolio bukan menggantikan sistem penilaian yang ada.
Portofolio yang berisi dokumen-dokumen selama siswa belajar dalam kurun waktu tertentu,
dipilih kembali untuk dilampirkan dan dilaporkan kepada orang tua bersama rapor.
Pada akhir suatu periode, misalnya semester, portofolio dianalisis dan hasil analisis berupa
catatan komentar guru tentang informasi proses dan hasil belajar siswa selama periode tersebut.
F. PELAKSANAAN PENILAIAN
a. Penilaian oleh Pendidik
Penilaian hasil belajar yang dilakukan oleh pendidik bertujuan untuk memantau proses dan
kemajuan belajar peserta didik serta untuk meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran
1. Waktu
Penilaian oleh pendidik dapat dilakuakan setiap akhir satu atau beberapa kompetensi dasar atau
setiap dua minggu sekali atau minimal 3 kali dalam satu semester. Penilaian oleh pendidik boleh
dilakukan dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan
ulangan kenaikan kelas.
2. Teknik
Penilaian hasil belajar oleh pendidik dapat dilakukan dengan berbagai teknik sebagai berikut:
a. Tes
b. Observasi
c. Penugasan perorangan, pasangan, dan kelompok
Sebaiknya instrumen yang digunakan dalam teknik tes tersebut dibuat dan dianalisis oleh guru.
Analisis untuk ulangan harian dan tengah semester ditekankan untuk memperoleh informasi
tentang latar belakang dan faktor penyebab mengapa siswa memperoleh nilai kurang. Bagi anak
yang memperoleh nilai kurang dari batas nilai minimal ketuntasan belajar akan diberi remedial,
sedang bagi anak yang nilainya telah mencapai batas ketuntasan akan diberikan pengayaan.
Analisis untuk ulangan akhir semester, ulangan harian dan tengah semester untuk menentukan
nilai di rapor semester satu. Sedangkan analisis ulangan kenaikan kelas, nilai ulangan harian,
dan tengah semester dipergunakan untuk menentukan nilai rapor semester dua dan kenaikan
kelas. Selain itu analisis dilakukan untuk mengetahui ketuntasan belajar.
5. Tindak Lanjut
Tindak lanjut diberikan sebagai suatu tindakan terhadap analisis hasil penilaian Tindak lanjut
yang diberikan antara lain melalui remedial, dan pengayaan. Contoh, jika kriteria minimal
ketuntasan belajar yang ditetapkan oleh sekolah untuk mata pelajaran tertentu 75%, maka siswa
yang pencapaian kompetensinya kurang dari 75%, perlu mendapatkan remedial untuk indikator-
indikator yang belum dikuasai.
Sebaliknya bila seorang anak sudah mencapai kompetensi 75%, maka anak tersebut perlu
mendapatkan pengayaan.
Tindak lanjut remedial dan pengayaan dilakukan atas dasar analisis hasil evaluasi perorangan.
Pendidik juga perlu melakukan analisis pencapaian kompetensi kelas, dan menemukan sebab-
sebab yang mempengaruhi ketidaktercapaian ketuntasan minimal yang telah ditetapkan.
Misalnya, kurangnya jam belajar yang tersedia, kurangnya sarana prasarana, suasana belajar
yang kurang kondusif dan sebagainya yang bisa ditindaklanjuti dengan kebijakan sekolah
maupun pemerintah daerah.
6. Pelaporan
Laporan kemajuan hasil belajar siswa merupakan sarana komunikasi dan hubungan kerjasama
antara sekolah, siswa, dan orang tua. Proses pelaporan penilaian hasil belajar siswa, merupakan
suatu tahapan dari serangkaian suatu proses pendidikan di sekolah yang harus dilewati. Pada
pelaksanaannya, pelaporan harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut :
1. Konsisten dengan pelaksanaan penilaian di sekolah.
2. Memuat rincian hasil belajar siswa berdasarkan kriteria yang telah ditentukan dan dikaitkan
dengan penilaiaan yang bermanfaat bagi pengembangan siswa.
3. Menjamin orang tua akan informasi permasalahan anaknya dalam belajar.
4. Mengandung berbagai cara atau strategi komunikasi.
5. Memberikan Informasi yang benar , jelas, dan akurat.
7. Format Pelaporan
Agar peran serta masyarakat dalam dunia pendidikan semakin meningkat, bentuk laporan
kemajuan siswa harus disajikan secara sederhana, mudah dibaca, dipahami, komunikatif, serta
menampilkan profil atau tingkat kemajuan siswa. Dengan demikian orang tua atau pihak yang
berkepentingan (stakeholder) dengan mudah mengidentifikasi kompetensi yang harus
ditingkatkan.
Pelaporan Pencapaian Kemajuan Belajar
Laporan pencapaian kemajuan belajar secara menyeluruh, menggambarkan kualitas pribadi
siswa sebagai internalisasi dan kristalisasi belajar melalui sebagian kegiatan baik intra maupun
ektrakurikuler pada kurun waktu satu semester.
8. Unsur Penilaian Hasil Belajar
Hasil dari setiap kegiatan penilaian hasil belajar dicantumkan dalam buku daftar nilai.
Unsur penilaian hasil belajar yang dicantumkan dalam buku daftar nilai adalah sebagai berikut:
a. Ulangan Harian
b. Ulangan Tengah Semester
c. Tugas (seperti Penugasan, produk, pengamatan)
d. Ulangan Akhir Semester
e. Ulangan Kenaikan Kelas
Pendidik juga dapat melakukan pembobotan pada jenis ulangan atau tugas tertentu. Misalnya
memberikan bobot 2 pada UAS, maka formulasi penilaian di atas menjadi:
Semester II:
Nilai rapor semester II diperoleh dari hasil pengolahan dan analisis Ulangan Harian, Ulangan
Tengah Semester, Tugas dan Ulangan Kenaikan Kelas. Pada dasarnya pendidik dalam
menentukan nilai rapor dapat menggunakan berbagai formula. Sebagai contoh penilaian rapor
semester II menggunakan formula sebagai berikut.
Nilai rapor Semester II=
Pendidik juga dapat melakukan pembobotan pada jenis ulangan atau tugas tertentu. Misalnya
memberikan bobot 2 pada UKK, maka formulasi penilaian di atas menjadi:
2. Teknik
Teknik pelaksanaan ujian sekolah dapat diberikan dalam bentuk tertulis dan praktik
a. Aspek Kompleksitas:
Semakin komplek (sukar) KD maka nilainya semakin rendah tetapi semakin mudah KD
maka nilainya semakin tinggi.
b. Aspek Sumber Daya Pendukung
Semakin tinggi sumber daya pendukung maka nilainya semakin tinggi.
c. Aspek intake
Semakin tinggi kemampuan awal siswa (intake) maka nilainya semakin tinggi.
3. Jumlahkan nilai setiap komponen, selanjutnya dibagi 3 untuk menentukan KKM setiap
KD!
4. Jumlahkan seluruh KKM KD, selanjutnya dibagi dengan jumlah KD untuk menentukan
KKM mata pelajaran!
5. KKM setiap mata pelajaran pada setiap kelas tidak sama tergantung pada kompleksitas
KD, daya dukung, dan potensi siswa.
4. Kriteria Kenaikan Kelas
Siswa dinyatakan naik kelas ke tingkat di atasnya bila memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
1. Jumlah mata pelajaran yang belum tuntas tidak boleh lebih dari 25% dari jumlah mata
pelajaran yang diajarkan di kelasnya masing-masing.
2. Memiliki nilai minimal baik pada aspek kepribadian
3. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran pada dua semester pada kelas yang diikuti.
c. Penilaian oleh Pemerintah
Penilaian yang dilakukan oleh pemerintah dalam bentuk ujian nasional bertujuan untuk menilai
pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok
mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi. Materi yang diujikan disesuaikan dengan kisi-
kisi soal yang mengacu pada POS ujian nasional yang berlaku pada tahun bersangkutan.
1. Waktu
Waktu pelaksanaan ujian nasional pada akhir tahun pelajaran dan diharapkan berentetan dengan
pelaksanaan ujian sekolah.
2. Teknik
Ujian nasional dilkukan dalam bentuk tertulis dan ujian praktiknya dilaksanakan oleh sekolah.