Anda di halaman 1dari 5

Dampak Bullying Bagi Pisikologis

Remaja
- Bullying menurut para ahli:
"Bullying itu adalah kekerasan mental dan fisik jangka panjang yang dilakukan oleh individu
atau sekelompok orang dan ditujukan pada seseorang yang tidak mampu membela dirinya
sendiri sehingga kami paham jika pengalaman semacam itu dapat meninggalkan 'luka' pada si
korban,"
ungkap peneliti Thormod Idsoe dari Universitiy of Stavanger (UiS) dan Bergen's Center for
Crisis Psychology.
(http://health.kompas.com/read/2010/09/27/06563262/Bullying.di.Sekolah)

- Bullying juga berpengaruh pada sekolah dan masyarakat. Sekolah tempat bullying
terjadi seringkali dicirikan dengan:

1. Para siswa yang merasa tidak aman di sekolah

2. Rasa tidak memiliki dan ketidakadaan hubungan dengan masyarakat sekolah

3. Ketidakpercayaan di antara para siswa

4. Pembentukan gang formal dan informal sebagai alat untuk menghasut tindakan bullying
atau melindungi kelompok dari tindak bullying

5. Tindakan hukum yang diambil menentang sekolah yang dilakukan oleh siswa dan orang
tua siswa

6. Turunnya reputasi sekolah di masyarakat

7. Rendahnya semangat juang staf dan meningginya stress pekerjaan

8. Iklim pendidikan yang buruk Marsh dalam Sanders (2003; dalam Anesty, 2009).

Bullying bukan hanyamenimbbulkan dampak bagi si koban, tetapi menipmulkan dampak juga
bagi si pelaku dan rang orang yang menyaksikan tindakan bulling terseut.

- Dampak bagi korban


Hasil studi yang dilakukan National Youth Violence Prevention Resource Center
Sanders (2003; dalam Anesty, 2009) menunjukkan bahwa bullying dapat membuat remaja
merasa cemas dan ketakutan, mempengaruhi konsentrasi belajar di sekolah dan menuntun
mereka untuk menghindari sekolah. Bila bullying berlanjut dalam jangka waktu yang lama,
dapat mempengaruhi self-esteem siswa, meningkatkan isolasi sosial, memunculkan perilaku
menarik diri, menjadikan remaja rentan terhadap stress dan depreasi, serta rasa tidak aman.
Dalam kasus yang lebih ekstrim, bullying dapat mengakibatkan remaja berbuat nekat, bahkan
bisa membunuh atau melakukan bunuh diri (commited suicide).
- Dampak bagi pelaku
Sanders (2003; dalam Anesty, 2009) National Youth Violence Prevention
mengemukakan bahwa pada umumnya, para pelaku ini memiliki rasa percaya diri yang tinggi
dengan harga diri yang tinggi pula, cenderung bersifat agresif dengan perilaku yang pro
terhadap kekerasan, tipikal orang berwatak keras, mudah marah dan impulsif, toleransi yang
rendah terhadap frustasi. Para pelaku bullying ini memiliki kebutuhan kuat untuk mendominasi
orang lain dan kurang berempati terhadap targetnya. Apa yang diungkapkan tersebut sesuai
dengan yang dikemukakan oleh Coloroso (2006:72) mengungkapkan bahwa siswa akan
terperangkap dalam peran pelaku bullying, tidak dapat mengembangkan hubungan yang sehat,
kurang cakap untuk memandang dari perspektif lain, tidak memiliki empati, serta menganggap
bahwa dirinya kuat dan disukai sehingga dapat mempengaruhi pola hubungan sosialnya di
masa yang akan datang.

- Dampak bagi siswa lain yang menyaksikan bullying


(bystanders)
Jika bullying dibiarkan tanpa tindak lanjut, maka para siswa lain yang menjadi penonton
dapat berasumsi bahwa bullying adalah perilaku yang diterima secara sosial. Dalam kondisi ini,
beberapa siswa mungkin akan bergabung dengan penindas karena takut menjadi sasaran
berikutnya dan beberapa lainnya mungkin hanya akan diam saja tanpa melakukan apapun dan
yang paling parah mereka merasa tidak perlu menghentikannya.

- Bentuk dan modus bullying:


1. Fisik berupa tendangan, pukulan, tamparan, meludahi, merusak, menelanjangi, menjemur,
dll, yang merugikan korban secara fisik.
2. Verbal berupa mencaci maki, mengejek atau member julukan, mencela, mengancam, dll.
3. Psikis berupa pelecehan seksual, memfitnah, menghina, menyebarkan gosip, mengucilkan,
dll, yang dapat merugikan korban secara mental atau perasaan.
- Pencegahan untuk anak supaya tidak menjadi korban bullying :
1. Jadikan anak mempunyai kemampuan untuk membela dirinya sendiri dapat berupa
pertahanan
fisik (bela diri) dan pertahanan psikis dengan cara mempunyai
2. secara pisikis bekali anak supaya mempunyai kemampuan menghadapi berbagai kondisi
yang tidak menyenangkan.
3. Jika kejadian bullying tetap terjadi sebisanya beritahukan kepada anak dimana tempat untuk
memintai pertolongan atau melaporkan tindakan bullying yang dia alami.
4. Ajari anak untuk mempunyai kemampuan bersosialisasi yang baik.
5. Bagi pihak sekolah bsa menerapkan peraturan atau hukuman yang tegas bagi siapapun yang
melakukan tindakan bullying.

- Solusi terhadap kasus bullying


Untuk orang tua :
1. Satukan pemikiran antara suami dan istri untuk menangani masalah yang terjadi pada anak.
2. Kenali dan perdalam karakter anak agar dapat mengantisipasi bermacam potensi
pengintimidasian yang mungkin dapat menimpah anak.
3. Menjalin komunikasi dengan anak, supaya anak merasa nyaman menceritakan berbagai hal
yang terjadi disekolah kepada orang tuanya.

Untuk para guru :


1. Sebisa mungkin mendapatkan kejelasan informasi mengenai apa yang terjadi.
2. Bantu siswa menyelesaikan masalahnya jangan menyalahkan siswa tersebut.
3. Jika perlu mintalah bantuan guru BP atau ahli professional untuk mengembalikan kondisi
korban kesemula.

Anda mungkin juga menyukai