Anda di halaman 1dari 5

Kumpulan Makalah

Wednesday, June 15, 2016

Makalah Logika tentang Pengertian Logika dan Prinsip-prinsip dalam Berpikir

A. PENDAHULUAN

Memang definisi itu tidak akan pernah dapat menunjukkan dengan sempurna pengertian
sesuatu yang dikandungnya, selain perbedaan setiap orang dalam mendefinisikan suatu
masalah juga pada setiap penggalian ilmu sudah pasti diawali dengan pembicaraan mengenai
definisinya. Hal ini dilakukan karena dilihat dari berbagai keanekaragaman sebenarnya terdapat
persamaan-persamaan prinsip yang mengantarkan pada garis besar masalah. Dan sudah pasti
pengertian yang diantarkan oleh definisi tidak sesempurna dengan pengertian yang didapat
setelah penyelidikan. Oleh karena itu, definisi yang berperan sebagai pembuka pintu tidak
terlalu mengandung unsur bahaya selama kita menganggap itu semua sebagai pengenalan awal
yang menuju kesempurnaan yang lebih lanjut.

Dan melalui makalah yang berjudul pengertian logika dan prinsip-prinsipnya ini kami
mencoba mengantarkan menuju apa pengertian ilmu logika yang sesungguhnya yang tentunya
akan kita dapat setelah melakukan penyelidikan selama 1 semester ini.

B. RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah yang kami angkat adalah

1. Apa pengertian logika?

2. Apa saja prinsip-prinsip dalam berpikir?

C. PEMBAHASAN

1. Pengertian Logika
Secara etimologis, logika adalah istilah yang dibentuk dari kata logikos yang berasal dari kata
benda logos. Kata logos berarti sesuatu yang diutarakan, suatu pertimbangan akal (pikiran),
kata, percakapan, atau ungkapan lewat bahasa. Kata logikos berarti mengenai sesuatu yang
diutarakan, mengenai suatu pertimbangan akal, mengenai kata, mengenai percakapan atau
yang berkenaan dengan ungkapan lewat bahasa. Istilah lain yang digunakan sebagai gantinya
adalah mantiq. Mantiq sendiri diambil dari kata arab yaitu nataqa yang memiliki arti berkata
atau berucap.

Sehari-hari kita sering mendengar ungkapan seperti : alasannya tidak logis, pendapatnya logis,
dan lain sebgainya. Logis yang dimasksud logis disini adalah masuk akal.

Mantiq disebut sebagai penyelidikan tentang dasar-dasar serta metode-metode berpikir benar.
Ternyata kata logika ini digunakan pertama kali oleh zeno dari citium. Kaum sufis, socrates, dan
plato lah yang harus dicatat sebagai perintis lahirnya logika.[1]

Dalam sejarah perkembangan logika, banyak definisi dikemukakan oleh para ahliada yang
mengatakan bahwa logika adalah ilmu pengetahuan yang merumuskan tentang hukum-hukum,
asas-asas, aturan-aturan, kaidah-kaidah, tentang berpikir yang harus ditaati supaya kita dapat
berpikir tepat/benar dan mencapai kebenaran, kemudian ada juga yang mengungkapkan
bahwa logika adalah suatu pertimbangan akal atau pikiran yang diutarakan lewat kata dan
dinyatakan dalam bahasa. Selain itu ada juga yang mengartikan logika itu adalah ilmu
pengetahuan dan juga seni untuk berpikir secara lurus, tepat, teratur. Ada juga yang
mengatakan kalau logika itu merupakan sebuah metode atau teknik untuk meneliti kebenaran
serta ketepatan dalam berpikir. Dari beberapa pengertian diatas kita dapat menarik kesimpulan
bahwa logita itu merupakan cabang filsafat yang mempelajari, menyusun, mengembangkan,
dan membahas asas-asas, aturan-aturan formalm prosedur-prosedur untuk mencapai
kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan secara rasional.[2]

Dan sebenarnya logika itu merupakan suatu pegangan atau pedoman untuk pemikiran.[3]

2. Asas-asas Pemikiran

Asas pemikiran merupakan pengethuan dimana pengetahuan lain muncul dan dimengerti.
Kapasitas asas-asas ini dalam kelurusan berpikir adalah mutlak, dan salah atau benarnya suatu
pemikiran tergantung pada terlaksana atau tidaknya asas-asas ini. Asas-asas tersebut adalah

a. Asas Identitas (principium identitatis = qanun zatiyah) yang berarti hukum kesamaan
merupakan kaidah pemikiran yang menyatakan bahwa sesuatu hanya sama dengan sesuatu
itu sendiri.
b. Asas Kontradiksi (principiun contradictionis = qanun tanaqud) yang berarti hukum
kontradiksi, adalah kaidah pemikiran yang menyatakan bahwa tidak mungkin sesuatu pada
waktu yang sama adalah sesuatu itu dan bukan sesuatu itu. Yang dimaksudkan adalah
mustahil ada sesuatu hal yang dalam waktu bersamaan saling bertentangan.

c. Asas penolakan kemungkinan ketiga (principiun exclusi tertii = qanun imtina) adalah
kaidah yang menjelaskan bahwa sesuatu itu pastilah itu atau bukan itu.

d. Principiun rationis sufficientis yang berarti asas cukup alasan adalah kaidah yang
melengkapi hukum kesamaan. Hukum ini menyatakan bahwa jika perubahan terjadi pada
sesuatu, maka perubahan itu harus memiliki alasan yang cukup untuk mempertanggung
jwabkan perubahan itu. Dari sini dapat disimpulkan bahwa tidak ada suatu perubahan tanpas
suatu sebab dan tanpa alasan rasional.[4]

e. Prinsip individuasions (qanun zatiyyah), sesuatu itu hanya sama dengan dirinya sendiri.
Prinsip ini seharusnya merupakan penegasan bagi prinsip pertama. Disini ditegaskan,
bagaimanapun sesuatu itu nampaknya sama dengan yang lain, tidak mungkin benar-benar
sama dengan yang lain, setiap sesuatu merupakan individu, jadi lain dari yang lain[5]

D. KESIMPULAN

Logika merupakan sarana atau jalan menuju ketepatan dalam berpikir dengan beberapa asas,
yaitu Asas Identitas (principium identitatis = qanun zatiyah), Asas Kontradiksi (principiun
contradictionis = qanun tanaqud), Asas penolakan kemungkinan ketiga (principiun exclusi tertii
= qanun imtina), Principiun rationis sufficientis yang berarti asas cukup alasan, dan Prinsip
individuasions (qanun zatiyyah). Ketepatan suatu pikiran tergantung dengan terlaksana atau
tidaknya asas tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Rapar, Jan Hendrik, Pengantar Logika, Yogyakarta: Penerbit Yayasan Kanisius, 1996

Lanur, Alex, Logika: Selayang Pandang , Yogyakarta: Penerbit Yayasan Kanisius, 1993

Mundiri, Drs. Logika, Jakarta: Rajawali Pers, 2011

[1] Drs. Mundiri, Logika,(Rajawali pers, Jakarta 2011) hal.2

[2] Jan Hendrik Rapar, Pengantar Logika, (Kanisius, Yogyakarta 1996) hal 9-10

[3] Alex Lanur OFM, LOGIKA selayang pandang (Kanisiun, Yogyakarta 1983) hal 8

[4] Jan Hendrik Rapar, Pengantar Logika, (Kanisius, Yogyakarta 1996) hal 19

[5] Ghozali Munir, Ilmu Mantiq (logika), hal 4-5

Qoddas_Rofi'i at 10:17 AM

Share

No comments:

Post a Comment

Home

View web version

Contributors
Qoddas_Rofi'i

uchiha alfajry

Powered by Blogger.

Anda mungkin juga menyukai