Anda di halaman 1dari 14

Coal Mining

Berbagai pengetahuan perkembangan tehnology terapan pada alat-alat berat


yang umum diaplikasikan pada coal mining operation dan tehnology otomotif
terbaru lainnya
Beranda
Basic Knowledge
Manufacturing Hope
Gallery
LOKER
Profil
TIPS BLOG
KAMIS, 06 SEPTEMBER 2012

Scheduled Oil Sampling (SOS)

Kemacetan pada bearing, ring piston yang lekat dan pemakaian oli yang boros
adalah gejala gejala klasik terjadinya kerusakan mesin. Bagaimana cara
mencegahnya ? Ada beberapa cara, dan tiga diantaranya yang terpenting adalah
Program Pemeriksaan Oli Berkala ( SOS ), System pelumasan dengan Rawatan
Teratur dan Penggunaan Bahan Pelumas yang Tepat.

Berdasarkan patokan patokan diatas dapat dianalisis perbedaan antara


pemakaian oli penyebab kemacetan mesin dengan keuntungan pengoperasian
mesin yang produktif dan awet. Dalam booklet ini diuraikan tentang seluk beluk oli
pelumas : komposisi apa saja dan apa fungsi dari masing-masing komposisi itu,
bagaimana cara mengamati ada / tidaknya kontaminasi atau degradasi,
konsekuensi yang dapat terjadi, serta berbagai cara pencegahan guna melindungi
mesin anda terhadap kerusakan akibat penggunaan oli yang salah.

Fungsi Oli
Oli mesin mengandung berbagai fungsi dasar yang memadai sebagai bahan
pelumas. Fungsinya adalah untuk tetap menjaga agar mesin berjalan mulus dan
bebas dari gangguan tahi besi atau pengkaratan. Oli berfungsi sebagai pendingin
sekaligus sebagai penyekat.

Oli juga mengandung lapisan tipis halus yang berfungsi menjaga terjadinya
benturan logam dengan logam sekecil mungkin, mencegah terjadinya goresan
sertakeausan. Itu semua barulah fungsi dasar oli. Untuk suatu keperluan tertentu
pada aplikasi khusus dengan kondisi tertentu, oli dituntut memiliki sejumlah fungsi-
fungsi tambahan. Dan karena sangat penting untuk memakai oli yang tepat dalam
melaksanakan pekerjaan.

Memilih oli pelumas yang cocok haruslah didasarkan kepada kapasitas unjuk kerja
mesin., aplikasinya serta kualitas bahan bakar yang dipakai. Mesin diesel, misalnya,
secara normal beroperasi pada kecepatan rendah, tetapi temperaturenya lebih
tinggi dari mesin dari mesin berbahan bakar bensin, karenanya memiliki kondisi
kondusif lebih besar yang dapat menimbulkan oksidasi oli, penumpukan deposit
dan perkaratan pada logam-logam bearing. Pada kondisi demikian, oli diharapkan
memiliki fungsi-fungsi tambahan. Disinilah perlunya tambahan bahan aditif pada
oli.

Karakteristik fungsi akhir dari oli tergantung pada kandungan bahan dasar dan
bahan aditifnya. Jumlah serta jenis bahan aditif yang dipakai juga bisa bermacam-
macam tergantung oli dasarnya dan kondisi lingkungan dimana oli digunakan.

Kandungan Oli
Pelumasan oli bermula dari oli dasar. Oli dasar adalah oli mineral yang terdiri dari
kebutuhan dasar pelumasan bagi suatu mesin. Meskipun demikian, jika dicampur
bahan penguat, oli dasar dapat mengalami degradasi serta deteriorasi . Tergantung
dari jenis oli dasarnya, berbagai macam bahan aditif kimiawi yang digunakan
seperti paraffinic, naphtanic atau campuran (terdiri dari bermacam-macam unsur
tersebut).

Bahan Aditif
Bahan additive fungsinya memperkuat atau memodifikasi unsur-unsur tertentu dari
oli dasar. Pada akhirnya bahan aditif ini mampu membuat oli berfungsi sesuai
kebutuhannya melebihi kemampuan dari oli dasar.

Bahan aditif yang paling sering dipakai adalah detergen, inhibitor atau penahan
oksidasi, dispersant, unsure-unsur alkalin, unsure-unsur anti aus, pour-point
dispersant serta bahan-bahan pengental. Berikut ini secara singkat diuraikan apa
dan bagaimana masing-masing bahan additive itu berfungsi.

Detergen membantu menjaga kebersihan mesin melalui reaksi kimiawi dengan


bahan-bahan oksidasi untuk mencegah pembentukan dan penumpukan gumpalan
yang sulit terurai.
Inhibitor Oksidasi membantu menahan peningkatan kekentalan, berkembangnya
asam organic serta pembentukan zat-zatr karbonat.

Dispersant membantu mencegah pembentukan lumpur melalui pencemar-pencemar


dispersing dan menjaganya sebelum terjadi hal-hal tak menentu.

Unsure-unsur alkalin membantu menetralkan asam. Unsure-unsur anti aus


mengurangi pergeseran dengan membentuk lapisan tipis diatas permukaan logam.

Dispersant pour-point menjaga aliran oli agar tetap bertemperature rendah dengan
mencegah pengembangan serta penggumpalan kristal-kristal lilin.

Bahan-bahan pengental memantu mencegah oli menjadi terlalu encer pada


temperature tinggi.
Total Base Number ( TBN )
Untuk memahami TBN ini perlu lebih dulu mengetahui tentang kandungan belerang
bahan bakar. Pada umumnya bahan bakar diesel mengandung sejumlah kadar
belerang. Banyak sedikitnya tergantung dari seberapa banyak kandungan belerang
yang ada dalam minyak mentah hasil proses awalnya dan/atau kemampuan pabrik
penyulingan memisahkannya. Salah satu fungsi dari oli pelumas adalah
menetralkan sisa-sisa belerang, seperti asam sulfurous dan asam sulfuric,
karenanya menahan pengrusakan korosif pada mesin. Bahan additive dalam oli
mengandung campuran alkalin yang diformulasikan guna menetralkan asam-asam
itu. Kadar kandungan alkalin dalam oli itulah yang dikenal sebagai TBN nya .
secara umum, lebih tinggi nilai TBN, lebih besar kandungan alkalin atau
kemampuan penetral asam dalam oli.

Kekentalan
Kekentalan merupakan salah satu unsure kandungan oli yang sangat rawan.
Masalahnya berkaitan dengan ketebalan oli atau seberapa besar resistensinya
untuk mengalir. Kekentalan oli langsung berkaitan dengan sejauh mana oli
berfungsi sebagai pelumas sekaligus pelindung benturan antar permukaan logam.

Tanpa mengabaikan temperature ambient atau temperature mesin itu sendiri, oli
harus mengalir secara cukup agar menjamin pemasoknya ke komponen-komponen
yang bergerak.

Oli yang lebih kental akan memberikan lapisan yang lebih tebal. Lapisan halus pada
oli yang lebih tebal memberi kemampuan ekstra untuk menyapu atau
membersihkan permukaan-permukaan logam yang terlumasi. Sebaliknya, oli yang
terlampau tebal pun akan memberikan resistensi yang berlebih untuk mengalirkan
oli pada temperature rendah sehingga mengganggu jalannya pelumasan ke
komponen-komponen yang memerlukannya. Oleh karena itu adalah penting bahwa
oli harus memiliki kekentalan yang tepat baik pada temperature tinggi ataupun
pada temperature terendah sewaktu mesin dioperasikan.

Oli menjadi encer manakala temperature meninggi. Ukuran tingkat penipisan inilah
yang disebut index kekentalan oli atau VI ( Viscosity Index).
Ditemukan teknik penyulingan mutakhir serta perkembangannya bahan-bahan
additive khusus berhasil menyempurnakan index kekentalan oli dalam
memperlambat proses pengenceran oli.

System klasifikasi oli standard dari SAE ( Society of Automotive Engineers )


mengelompokan oli sesuai kualitasnya ( yaitu berdasarkan urutan abjad, seperti
CD) dan sesuai kekentalannya ( yaitu berdasarkan angka ).

Kejernihan
Pengoperasian mesin secara normal mengakibatkan timbulnya bermacam-macam
contamination mulai dari partikel logam renik sampai bahan kimia korosif. Jika oli
mesin tidak terjaga kebersihannya melalui penyaringan, mak kontaminasi akan
terbawa ke mesin bersama oli.

Saringan oli dirancang guna memisahkan debu-debu yang merusak pada system
pelumasan. Pemasangan filter yang cepat rusak dapat mengakibatkan terjadinya
menyumbatan pada filter. Filter yang tersumbat tentu akan menyebabkan katup
lintasan kemasukan oli yang tidak tersaring. Semua partikel debu di dalam oli akan
ikut mengalir ke mesin. Jika katup lintasan tetap terbuka, parikel-partikel yang
semula terperangkap oleh filter akhirnya dapat lolos melewati katup lintasan yang
terbuka itu.

Penyubatan filter dapat pula mengakibatkan distorsi atau pada pengeliatan elemen-
elemen. Hal ini terjadi jika perbedaan tekanan antara elemen filter bagian luar
dengan bagian dalam meningkat. Distorsi terus berkembang merontokan atau
melelehkan kertas penyekat. Dengan demikian memungkinkan debu-debu kotoran
mengalir memasuki mesin yang dapat merusakkan komponen-komponennya.

Kontaminasi & Degradasi

Kontaminasi
Kontaminasi berkaitan dengan adanya benda-benda asing atau partikel pencemar
didalam oli. Ada 8 macam benda pencemar yang biasa terdapat pada oli yang
terkontaminasi.

1) Keausan elemen
Keausan elemen berhubungan dengan adanya beberapa elemen yang menunjukan
terjadinya komponen yang aus. Elemen-elemen yang aus dapat terdiri : tembaga,
besi, chromium, aluminium, timah, molybdenum, silicon, nikel atau magnesium.

2) Kotoran dan jelaga.


Kotoran dapat masuk ke dalam oli melalui hembusan udara yang masuk lewat sela-
sela ring dan melalui sela-sela lapisan oli tipis kemudian merambat menuruni
dinding silinder. Jelaga timbul dari bahan bakar yang tidak habis terbakar. Kepulan
asap hitam serta kotornya filter udara menandai terjadinya jelaga.
3) Bahan bakar
4) Air
Air merupakan produk sampingan dari pemmbakaran dan biasanya terjadi melalui
timbunan gas buang. Air dapat memadat di bak engkol (crankcase) ketika
temperature operasional mesin kurang memadai.

5) Ethylene glycol / antibeku

6) Produk-produk belerang/asam

7) Produk-produk oksidasiProduk oksidasi mengakibatkan oli bertambah kental.


Daya meningkat oleh tingginya temperature udara masuk.

8) Produk-produk Nitrasi

Produk nitrasi juga juga menyebabkan oli bertambah kental, nitrasi lebih nampak
pada mesin dengan gas alam

Degradasi
Selain bahan-bahan pencemar, ada faktor-faktor lain selama pengoperasian mesin
di mana efektivitas oli menurun secara menyeluruh. Faktor-faktor ini tidak secara
nyata mencemari oli, seperti jelaga atau kotoran, tapi faktor-faktor inilah yang
menyebabkan terjadinya degradasi pada oli. Faktor-faktor itu misalnya : rendahnya
temperature jacket air, tingginya kelembaban udara, pemakaian oli, pembebanan
mesin, pemilihan bahan bakar serta kurangya perawatan.

Test Diagnostic
Program Pemeriksaan Oli Berkala atau S.O.S dari Caterpillar adalah serangkaian
test diagnostic yang dirancang guna mengidentifikasikan serta mengukur
kontaminasi dan degradasi pada contoh oli yang diambil S.O.S, mencakup 3 test
dasar :

1) Analisis Keausan

2) Test Kimiawi dan Test Fisika

3) Analisis Kondisi Oli

Penjelasan singkat dari masing-masing test tersebut diatas adalah sebagai berikut:
Analisis Keausan
Analisis keausan dilakukan dengan spectrophotometer penyerapan atom. Prinsip
kerja test ini memantau tingkat keausan pada komponen tertentu dengan
mengidentifikasikan dan mengukur kada konsentrasi keausan elemen tertentu
dalam oli. Dari data konsentrasi normal yang berlaku dapat ditetapkan batas
maksimum keausan elemen. Setelah 3 kali contoh oli diambil, dapat dilihat garis
kecenderungan keausan element untuk suatu motor penggerak tertentu. Ancaman
kerusakan bisa diidentifikasi manakala garis kecenderungan menyimpang dari
norma yang ditetapkan. Tetapi analisa keausan ini fungsinya terbatas hanya
melacak keausan komponen serta kontaminasi kotoran secara bertahap. Jika
kerusakan timbul akibat kelelahan komponen, kekurangan pelumasan secara
mendadak atau terjadi pemasukan kotoran secara serentak, maka kondisi demikian
tidak dapat dilacak melalui test jenis ini.

Test Kimia dan Fisika

Pengujian kimiawi dan fisika melacak kandungan air, bahan bakar serta antibeku
didalam oli dan untuk menentukan apakah kosentrasinya melebihi atau tidak dari
batas maksimum yang ditetapkan.

Terdapatnya kandungan air dan dalam jumlah kadar berapa dapat dilacak melalui
uji percikan Sputter Test. Setetes oli ditempatkan diatas cawan pana bersuhu
antara 230 sampai 250 oF. Jika timbul gelembunggelembung menunjukan gejala
positif (batas kelayakan 0.1 % ke 0.5%)

Adanya kandngan bahan bakar dapat diamati melalui Setaflash Tester. Alat
pengetest ini dikalibrasi untuk menentukan jumlah persentase dilusi bahan bakar (
konsentrasi yang dibolehkan maksimum 3%)
Kandungan bahan anti beku juga dapat dihitung dengan test kimiawi (indikasi yang
menunjukan ke positif berarti tidak dapat diterima).

Analisis Kondisi Oli


Penganalisaan kondisi oli dilakukan melalui analisis inframerah. Test ini untuk
menentukan dan mengukur jumlah partikel pencemar seperti jelaga dan belerang,
produk-produk oksidasi dan nitrasi. Walaupun tes dapat pula untuk melacak
kandungan air dan anti beku di dalam oli, analisis inframerah harus selalu disertai
dengan analisis keausan dan test kimia serta fisika guna meyakinkan diagnosis
yang tepat. Begitupun analisis inframerah pada kondisi dan aplikasi tertentu dapat
pula dipakai untuk customize (mengurangi , menahan atau menabah ) interval
penggantian oli.

Mengenali Sebab dan Akibat Kontaminasi & Degradasi

Kontaminasi

Program SOS. mengidentifikasi dan mengukur berbagai partikel pencemar di dalam


oli yang mengakibatkan kerusakan mesin. Misalnya adanya konsentrasi tinggi
kandungan tembaga menunjukan thrust washer atau keausan bushing.
Konsentrasi tinggi chromium menunjukan kerusakan pada ring piston ( terkecuali
pada ring-ring yang berlapis plasma)
Jadi S.O.S. memberi peluang kepada kita untuk meneliti kondisi masing-masing
komponen itu dan, jika perlu, mengambil tindakan untuk mencegah kerusakan
lebih parah. Berikut ini beberapa contoh partikel pencemar yang dapat terjadi dan
apa akibat yang ditimbulkannya pada kondisi mesin anda.

Penyebab : Silikon
Akibat : ukuran silicon diatas normal menunjukan adanya problerm besar. Oli yang
mengandung silicon dapat mengakibatkan timbul gumpalan pengikis yang akan
mengikis permukaan logam sejumlah komponen selama mesin beroperasi.

Penyebab : Sodium
Akibat : Peningkatan sodium secara tiba-tiba dapat mengakibatkan kebocoran
pada inhibitor dari system pendinginan. Inhibitor mungkin menunjukan antibeku
didalam system yang akan menyebabkan oli menjadi encer dan berlumpur dan
selanjutnya menimbulkan regangan pada ring piston serta sumbatan pada filter.

Penyebab : Silikon, Chromium, Besi


Akibat : Perpaduan dari masuknya gejala-gejala kotoran ini melewati system
iduksi, dapat dipakai sebagai petunjuk adanya keausan pada ring dan liner.

Penyebab : Silikon, Besi, Head, Aluminium


Akibat : Kombinasi partikel ini menunjukan terjadinya pengotoran dalam porsi
rendah pada mesin dan dapat dipakai sebagai petunjuk adanya keausan pada poros
engkol (crankshaft) dan bearing.
Penyebab : Aluminium
Akibat : Boleh jadi kritis. Konsentrasi kandungan aluminium mengarah ke keausan
bearing. Meskipun relative kecil peningkatan kandungan elemen ini harus segera
diperhatikan, sebab sekali keausan menggerogoti crankshaft akan menimbulkan
partikel logam dalam jumlah besar yang terperangkap pada filter oli.

Penyebab : Besi
Akibat : Besi dapat berasal dari berbagai sumber. Besi bisa berubah menjadi karat
begitu mesin disimpan. Seringkali apabila diikuti dengan kelalaian mengontrol oli,
peningkatan kontaminasi besi akan memperburuk keausan liner.

Penyebab : Jelaga
Akibat : Kandungan jelaga dalam kadar tinggi biasanya tidak langsung
menyebabkan kerusakan mesin, tetapi partikel ini tidak mudah terurai, sehingga
dapat menyumbat filter oli dan menyusutkan bahan additive dispersant. Jelaga
terlihat pada terjadinya akselerasi kotoran dari gumpalan asap akibat penyetelan
kurang pas. Hal ini juga menunjukan pemakaian bahan bakar berkualitas rendah.

Penyebab : Produk-produk Oksidasi


Akibat : Oksidasi merupakan reaksi kimiawi antara oli dan oksigen, sama seperti
pengkaratan akibat reaksi kimiawi antara besi dan oksigen. Proses oksidasi oli
terkendali oleh bahan additive penahan oksidasi. Tetapi oksidasi dapat pula terjadi
kapan saja jika oli berhubungan dengan udara.
Pengoksidasian timbul dari unsure-unsur dalam gas pembakaran pada mesin diesel,
tinggi rendahnya temperature, serta partikel-partikel pencemar tertentu (seperti
tembaga dan glycol) sehingga menimbulkan oksidasi. Meningkatnya proses oksidasi
oli menurunkan daya pelumasan oli, akibatnya oli akan mengental, membentuk
asam organic, menyumbat filter dan pada akhirnya meregangkan ring,
menumpukan deposit serta lapisan lain pada piston.

Penyebab : Produk-produk Nitrasi


Akibat : Nitrasi terjadi di semua jenis mesin dan menjadi problema besar terutama
pada mesin berbahan bakar gas alam. Bahan-bahan campuran nitrogen berasal
dari proses pembakaran, oli menjadi encer, kehilangan daya pelumasan dan
cenderung menimbulkan sumbatan pada filter, penumpukan deposit dalam jumlah
besar serta lapisan-lapisan tertentu.

Penyebab : Air
Akibat : Air yang tercemar dengan oli akan membentuk emulsi yang akan
menyumbat filter. Air dan oli dapat pula membentuk asam penggerogot logam yang
berbahaya. Pada kebanyakan kontaminasi air mengakibatkan pemampatan di
dalam bak engkol. Kontaminasi lebih gawat lagi terjadi jika ada kebocoran pada
system pendinginan yang mengakibatkan air masuk kebagian luar system oli
mesin.

Penyebab : Bahan Bakar


Akibat : Kontaminasi bahan bakar menurunkan kadar kandungan pelumasan oli.
Oli tidak lagi memiliki lapisan penguat yang dibutuhkan untuk memperkuat
ketahanan gesekan logam ke logam. Akibatnya dapat merusakan bearing dan
melonggarkan piston.

Penyebab : Belerang
Akibat : Adanya belerang menandakan bahaya terhadap semua komponen mesin.
Jenis keausan korosif akibat kandungan belerang yang tinggi dapat menyebabkan
pemakaian oli yang boros. Juga lebih banyak pemakaian bahan bakar selama
interval penggantian oli, lebih besar jumlah kandungan belerang yang membentuk
asam. Karena itu, jika mesin beroperasi dengan beban berat harus lebih sering
diperiksa. Begitupun TBN nya harus seseringmungkin di check. Pencemaran
belerang bahan bakar dapat menimbulkan regangan pada ring piston, dan keausan
korosif pada permukaan logam dari tankai katup, ring piston serta liner.

Kondisi pengoperasian mesin juga berperan besar terhadap jenis dan tingkat
kontaminasi pada oli. Misanya saja suasana yang kering dapat berpengaruh
terhadap kadar silicon. Contoh lain misalnya mesin yang menganggur pada suatu
saat dalam jangka waktu lama. Liner pada mesin akan cepat berkarat secara luar
biasa. Contoh oli akan memperlihatkan kadar kandungan besi yang tinggi.

Degradasi
Ancaman kerusakan mesin dapat pula terjadi karena penyebab lain selain
kontaminasi. Faktor lain itu berasal dari degradasi pada oli. Coba kita amati satu
persatu dan apa akibat terjadinya degradasi oli terhadap mesin anda.

Penyebab : Rendahnya Temperature Jacket Air


Akibat : Suhu udara diluar jacket air mempengaruhi pembentukan asam korosif
pada mesin. Pertama, meskipun kadar belerang bahan bakar kurang dari 0.5%,
tetapi suhu udara di bawah 79oC ( 175oF ), memudahkan terbentuknya asam
vapor dan terjadi serangan korosif. Kedua, rendahnya suhu udara bereaksi dengan
bahan additive, melemahkan fungsi additive dan mengurangi daya lindung pada oli.
Ini bisa mengakibatkan penumpukan deposit, pembentukan lumpur, pelapisan serta
pengkarbonan yang pada gilirannya berakibat meningkatkan letupan, pelapisan
lubang liner dan peregangan pada ring.

Penyebab : Tingginya Kelembaban Udara


Akibat : Pada saat kondisi pengoperasian pada tingkat kelembaban 85% atau
lebih, besar kemungkinan terbentuknya gas asam akibat besarnya kadar
kandungan air di udara. Ini sangat memungkinkan terjadinya serangan kororsif.

Penyebab : Pemakaian Oli


Akibat : Batas kapasitas konsumsi oli bisa memberikan informasi tentang mesin.
Penggantian oli, baik bertahap maupun sekaligus merupakan gejala adanya
keausan pada ring dan liner atau terjadinya regangan pada ring. Penting
diperhatikan bahwa jumlah oli yang cukup (dengan tingkat TBN yang memadai atau
cadangan alkalin yang sesuai) akan terpompa kearah sabuk ring untuk menetralkan
asam.
Penyebab : Rasio Beban / Kecepatan yang Tidak Tepat
Akibat : beban mesin menempati peranan yang sangat penting dalam degradasi
oli. Mesin yang dijalankan dengan kecepatan normal berbeban tinggi akan
mencapai efisiensi optimal baik bagi system pelumasan maupun pendinginannya,
beban dikurangi dengan mesin beroperasi tetap pada kecepatan bahkan jika
normal, maka pelumasan dan system pendinginan akan juga tetap berfungsi secara
efisien, hanya mesin yang terlampau dingin dapat mengakibatkan kondensasi.
Kodisi demikian berpengaruh terhadap liner, ring dan meningkatkan kepulan asap.

Penyebab : Bahan Bakar Tak Tepat


Akibat : Motor Penggerak Caterpillar dirancang berbahan bakar diesel ASTM 975
No.2, karenanya kandungan bahan bakarnya haruslah terdiri dari : kadar belerang
kuran dari 0.5% nomer cetane minimum 40 viscositasnya 1.9 sampai 4.1
centistoke pada 40oC (104oF), titik destilasi akhir 90% pada suhu 282oC (540oF)
minimum dan 338oC (640oF) maksimum. Bahan bakar dengan titik destilasi akhir
lebih tinggi bisa merusak sebab materi destilasi yang lebih berat tidak dapat
terbakart pada putaran kecepatan diesel. Mesin demikian akan menimbulkan
penumpukan jelaga dan produk-produk yang sulit atau hanya sebahagian yang
dapat terbakar, sehingga menyebabkan pembentukan deposit. Kontaminasi kepulan
asap akan terangkut turun ke dinding silinder yang bisa memperberat bahan
pelumas yang sudah tercemari.

Penyebab : Kurangya Perawatan


Akibat : Salah satu diantara contoh kurangnya perawatan yaitu diperpanjangnya
interval penggantian oli beserta filternya sehingga menyebabkan deposit yang
meningkat dan sulit untuk menetapkan kembali interval penggantian secara
normal

Berikut ini tabel kontaminan logam pada oli beserta kemungkinan sumbernya
Powered by EarningSip.com

Bergabung ke profit clicking, adalah langkah awal menuju sukses...!!!

For free joint, click here


Get free $10 for introducing and studying the profit clicking business process
send your e-mail to herisuryo@telkomsel.blackberry .com or prawoto.family@gmail .com for
any question.
You can also use chat media or coment at profitclicking tab in this website
See you at ProfitClicking
Visit JSS Tripler Team at Facebook
Diposting oleh Heri Suryo di 12.10
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Label: pengetahuan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar
Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda
Langganan: Posting Komentar (Atom)
CATTERING SERVICE

Traditional food with international taste

MANUFACTURING HOPE

Kumpulan catatan Dahlan Iskan


TRANSLATE

Diberdayakan oleh Terjemahan

ENTRI POPULER


TORQUE vs HORSE POWER (HP)
Performa suatu mesin kendaraan (mobil maupun motor) dapat dilihat dari besarnya nilai Power
(tenaga/Daya) dan Torque (torsi). Pada set...


GREASE LUBRICANT (GEMUK PELUMAS)
Grease adalah merupakan jenis pelumas yang paling tua/ lama. Grease dari bahan dasar lemak hewan
dipergunakan telah dipergunakan dar...


FUEL CONSUMPTION
Dalam menentukan pemilihan alat untuk menunjang operasional untuk banyak faktor yang harus
dipertimbangkan. Dua hal utama yang wajib men...

RECENT POST
BLOG STATISTIC TO DAY

E-MAIL BERLANGGANAN

Submit

NEW YORK KARTO CATTERING SERVICE

Pre Order H-5, Free Deliverry Service

herisuryono@2012. Tema Jendela Gambar. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai