Modul Kuliah Biologi Dasar 2010
Modul Kuliah Biologi Dasar 2010
MATERI: MIKROBIOLOGI
Oleh: Asri Peni Wulandari Ph.D
______________________________________________________________________________
I. PENGANTAR
Mata kuliah Mikrobiologi adalah materi kuliah yang mempelajari tentang seluk beluk
jasad renik yang terdapat di sekitar kita, antara lain bakteri, Jamur, virus, dan mikro algae dan
Protozoa.
Sesuai namanya, bidang ilmu mikrobiologi (mikros = kecil/sangat kecil; bios =
hidup/kehidupan) mempelajari tentang bentuk, kehidupan, sifat, dan penyebaran organisma yang
termasuk golongan mikroba (jasad renik). Dunia mikroba adalah dunia organisma yang sangat
kecil, tidak dapat kita lihat dengan mata telanjang, sehingga diperlukan mikroskop* untuk
melihatnya.
Pokok bahasan ini juga akan menyajikan sejarah singkat ilmu mikrobiologi, kilasan dunia
mikroba sebagai bahan motivasi untuk mempelajari materi tentang mikrobiologi. Selain itu akan
dibahas tentang peranan mikroba bagi kehidupan manusia baik yang menguntungkan atau yang
merugikan termasuk kepentingan mikroorganisme tidak hanya sebagai agen penyakit tetapi juga
sebagai penyokong produksi makanan, pabrik antibiotik, pengembangan vaksin, dan pengelolaan
lingkungan. Materi diskusi akan dibahas tentang ruang lingkup dan relenvansi mikrobiologi
dalam masyarakat sekarang ini, dan prediksi masa depan mikrobiologi.
Seiring dengan meluasnya penyebaran mikrobiologi di bidang-bidang yang bersentuhan
langsung dengan kehidupan manusia sehari-hari, maka materi tentang mikrobiologi ini sangat
diperlukan sebagai pengantar untuk mengusai konsep biologi secara umum.
DEFINISI MIKROBIOLOGI:
Mikrobiologi adalah kajian organisme yang terlalu kecil untuk dapat dilihat dengan jelas
menggunakan mata telanjang; kajian ini mencakup virus, bakteri, archaea, protozoa, algae, dan
jamur
Beberapa mikroba (seperti algae dan jamur) cukup besar untuk dapat dilihat dengan mata telanjang,
namun kedua organisme masih dimasukkan dalam kajian mikrobiologi, hal ini karena teknik yang
digunakan untuk mengkajinya (seperti isolasi, sterilisasi, kultivasi dalam media artifisial) sama
seperti anggota mikroorganisme lainnya.
II. SEJARAH MIKROBIOLOGI
Penemuan Mikroorganisme
Mahluk hidup yang tidak dapat dilihat diduga ada dan dianggap sebagai penyebab penyakit jauh sebelum mahluk hidup
tersebut bisa diamati.
Antony van Leeuwenhoek (1632-1723) : Antoni van Leeuwenhoek adalah seorang penjaga gedung paruh waktu dan
penjual kain yang bekerja di Delft, Belanda, menemukan bakteri dan mikroorganisme lain dengan menggunakan
mikroskop yang ia kembangkan sendiri. Lewat pengaruh temannya, seorang dokter berkebangsaan Belanda, dia diminta
untuk menulis surat ke Royal Society di London, sebuah perkumpulan yang didedikasikan untuk kemajuan ilmu
pengetahuan. Surat ini diterjemahkan dari bahasa Belanda ke bahasa Inggris dan dipublikasikan dalam jurnal
Philosophical Transactions. dunia mikroba baru mulai terbuka secara luas sejak Antony van Leeuwenhoek menemukan
sebuah alat yang disebut mikroskop. Mikroskop tersebut sangat sederhana, hanya memiliki satu lensa, dan mencapai
pembesaran kurang dari 200 kali. Tetapi dengan mikroskop sederhana tersebut misteri tentang bentuk mikroba yang
sebelumnya masih merupakan rahasia besar mulai terungkap.
Usulan konsep generasi spontan meyakini bahwa organisme hidup dapat berkembang dari materi tidak hidup atau
dekomposisi.
Francesco Redi (1626-1697) : membantah konsep generasi spontan dengan menunjukkan bahwa belatung pada daging
busuk berasal dari telur lalat yang meletakkan telur pada daging tersebut, bukan dari daging itu sendiri
John Needham (1713-1781) : mendukung teori generasi spontan dengan menunjukkan bahwa kaldu yang dipanaskan
dalam labu dan kemudian ditutup masih dapat memunculkan mikroorganisme.
Lazzaro Spallanzani (1729-1799) : menunjukkan bahwa labu yang ditutup dan kemudian dididihkan tidak ada
mikroorganisme yang tumbuh, dan menyatakan bahwa udara yang masuk ke labu medium membawa benih, dan udara
mungkin diperlukan untuk mendukung pertumbuhan organisme yang sudah ada di medium.
Louis Pasteur (1822-1895): menjebak organisme yang terbawa udara dalam kapas, dia juga memanaskan leher labu
angsa, mensteril meida, membiarkan labu terbuka; hasil percobaan menunjukkan tidak ada pertumbuhan organisme
sebab partikel debu yang membawa organisme tidak mencapai medium; namun debu terjebak dalam leher labu; jika
leher labu dipecah, debu akan mencapai medium dan organisme akan tumbuh; dengan cara ini, Pasteur telah
mematahkan teori generasi spontan.
Ketika Louis Pasteur (1822-1895) menemukan prinsip-prinsip fermentasi, yaitu satu di antara temuan-temuan dasar
mengenai mikroba, rahasia seputar mikroba pun menjadi lebih jelas, dan keilmuan mikrobiologi mulai menemukan titik
terang perkembangannya.
Louis Pasteur, seorang ahli kimia dan biologi berkebangsaan Prancis, sangat membenci dokter. Oleh karena itu, dia tidak
mempekerjakan seorang dokter pun di laboratoriumnya. Meskipun begitu, dia sangat tertarik terhadap berbagai macam
penyakit. Pasteur menemukan bahwa pembusukan disebabkan oleh mikroorganisme yang mengambang di air. Pasteur
mempelajari bahwa dia dapat mencegah proses pembusukan dengan cara memanaskan substansi organik pada suhu
sedang, suatu proses yang dikenal sebagai pasteurization.
John Tyndall (1820-1893) : menunjukkan bahwa debu membawa mikroba dan jika debu tidak ada, medium tetap steril,
bahkan jika medium terdedah udara. Tydall juga memberikan bukti keberadaan bakteri yang resisten panas.
Agostino Bassi (1773-1856) : menunjukkan bahwa penyakit ulat sutra disebabkan jamur
M. J. Berkeley ( 1845): menunjukkan bahwa penyakit kentang (the Great Potato Blight) Irlandian disebabkan oleh
jamur
Louis Pasteur (1822-1895): menunjukkan bahwa penyakit (pine) ulat sutra disebabkan oleh parasit protozoa
Joseph Lister (1872-1912) : Pada tahun 1865, Joseph Lister, seorang ahli bedah berkebangsaan Inggris, membaca
penelitian Pasteur mengenai pembusukan. Lister pun teringat bahwa jika patah tulang ringan hampir selalu dapat
disembuhkan, tidak demikian halnya dengan compound fractures (patah tulang yang menembus kulit) yang hampir
selalu akan membusuk. Lister yakin bahwa proses infeksi yang berbahaya ini disebabkan oleh mikroorganisme jahat
yang telah Pasteur gambarkan. Untuk menguji teori tersebut, Lister menutup luka pasiennya yang mengalami compound
fractures, yang sebelumnya terpapar ke udara, dengan kain katun yang telah direndam ke dalam asam karbolat/fenol.
Dia percaya bahwa asam karbolat dapat membunuh mikrorganisme yang ditularkan lewat udara.
Lister mengobati compound fractures dan luka pembedahan yang terbuka dengan asam karbolat selama 9 bulan dan dia
mengamati bahwa tidak ada infeksi pada pasien bedahnya. Hasil penelitiannya yang dipublikasikan pada 1867,
mendorong lahirnya antiseptik untuk pembedahan. Meskipun teknik antiseptik dari Lister ini pada awalnya ditentang
oleh dokter-dokter lain, tetapi teknik tersebut segera meluas dan diterima banyak pihak, yang pada akhirnya berhasil
secara drastis menurunkan angka kematian karena infeksi di ruang bedah.
Lister telah menunjukkan suatu sistem pembedahan yang dirancang untuk mencegah mikroorganisme menginfeksi luka
bedah, sehingga pasiensi jauh lebih sedikit yang terinfeksi pascaoperasi; Lister memberikan bukti tidak langsung bahwa
mikroorganisme adalah agen penyebab penyakit manusia
Robert Koch (1843-1910) : Seorang dokter dari Jerman yang memperluas lagi perkembangan dengan menemukan
kaitan mikroorganisma-mikroorganisma tertentu dengan penyakit. Postulat (batasan) yang disusunnya pada saat itu
masih tetap berlaku sampai saat ini, dan dikenal dengan nama Postulat Koch.
Koch menemukan bahwa bakteri anthrax bacillus dapat menyebabkan penyakit yang serius pada manusia. Sebelum
penemuan Koch, banyak ilmuwan meragukan bahwa makhluk-makhluk mikroskopik dapat membahayakan hewan yang
jauh lebih besar dan juga manusia. Pada 1882, Koch menunjukkan bahwa jenis lain bakteri, tubercle bacillus,
menyebabkan tuberculosis, penemuan yang membuatnya memenangkan hadiah Nobel pada tahun 1905.
Robert Koch menggunakan kritetia yang dikembangkan oleh gurunya, Jacob Henle (1809-1895), dapat menjelaskan
hubungan antara Bacillus anthracis and anthrax; kriterianya dikenal sebagai postulat Koch dan masih digunakan untuk
menjelaskan hubungan antara mikroorganisme tertentu dengan penyakit tertentu.
Postulat Koch:
- Mikroorganisme harus ada di setiap kasus penyakit tetapi tidak ada pada individu sehat.
- Mikroorganisme yang dicurigai (suspected) harus dapat diisolasi dan ditumbuhkan dalam kultur murni.
- Penyakit yang sama harus timbul jika mikroorganisme hasil isolasi diinokulasi tersebut pada individu sehat.
- Mikroorganisme yang sama harus ditemukan lagi dari individu yang sakit tersebut
Robert Koch dan kawan-kawan : mengembangkan teknik, reagen, dan materi lain untuk mengkultur patogen bakteri
pada media padat pertumbuhan, dengan demikian mikrobiologis dapat mengisolasi mikroba untuk mendapatkan kultur
murni (tunggal).
Charles Chamberland (1851-1908) : membuat filter (saringan) bakteri untuk menapis bakteri dan mikroba yang lebih
besar dari spesimen; melalui teknik ini juga memungkinkan ditemukannya virus sebagai agen penyebab penyakit.
Kajian Imunologis
Edward Jenner (1798) : menggunakan prosedur vaksinasi untuk melindungi individu dari penyakit cacar (smallpox)
Louis Pasteur (1822-1895): mengembangkan vaksin lain untuk penyakit kolera ayam, antraks, dan rabies
Emil von Behring (1854-1917) dan Shibasaburo Kitasato (1852-1931): menginduksi pembentuk antitoksin dari toksin
dipteral pada kelinci; antitoksin digunakan secara efektif untuk mengobati manusia dan memberikan bukti imunitas
humoral.
Elie Metchnikof (1845-1916): menunjukkan keberadaan sel fagositik dalam darah, yang menunjukkan imunitas
dimediasi sel
Sergei Winogradsky (1856-1953) : yang bekerja dengan bakteri tanah menemukan bahwa bakteri tanah dapat
mengoksidasi besi, belerang, dan amonia untuk mendapatkan energi; Winogradsky juga mengkaji fiksasi nitrogen
anaerobik dan dekomposisi selulosa
Martinus Beijerinck (1851-1931) : mengisolasi bakteri pengikat nitrogen aerobik, suatu bakteri bintil akar yang mampu
menambat nitrogen, and bakteri pereduksi sulfat
Beijerinck and Winogradsky: memperkenalkan pertama kali penggunaan kultur yang diperkaya dan media selektif
Mikroorganisme adalah organisme hidup yang pertama kali di planet bumi, hidup di mana pun
selama kehidupan memungkinkan, lebih banyak dibandingkan organisme lain, dan mungkin
penyusun terbesar komponen biomasa bumi
dll
Bersora ,
Ganggang prokariotik
Para mikrobiologiwan tersebut mungkin tertarik pada ilmu dasar mikrobiologi dengan
meneliti berbagai karakter dan aktivitas mikroorganisme seperti : Morfologi mikroba, Sitologi,
Fisologi, dan Ekologi, Genetika dan Biologi Molekular
Pada zaman modern, bidang mikrobiologi telah berkembang secara sangat luas, sehingga
menyentuh bidang-bidang pengetahuan lain yang sejalan, di antaranya adalah:
1. Mikrobiologi Kedokteran, termasuk imunologi
2. Mikrobiologi Kesehatan, bidang kesehatan ini termasuk di dalamnya kebersihan,
sanitasi, dan pengolahan limbah.
3. Mikrobiologi Pangan, Bidang makanan, termasuk di dalamnya yang berhubungan
dengan pengolahan/pembuatan, quality control, serta pengawetan.
4. Mikrobiologi Kesehatan, termasuk bidang pelestarian dan pengolahan lingkungan
hidup.
5. Mikrobiologi Pertanian, termasuk di dalamnya peternakan, perikanan, kehutanan, dan
pasca-panen.
6. Mikrobiologi Industri, termasuk di dalamnya industri kimia, industri obat-obatan,
industri kertas, industri tekstil, dsb.
Bidang mikrobiologi telah dan akan terus berkembang secara keilmuan dan teknologinya serta
manfaatnya terhadapa masyarakat. Aplikasi Mikrobiologi akan berkembang sejalan dengan
perkembangan bioteknologi. Bahkan inti perkembangan bioteknologi adalah berdasarkan
perkembangan ilmu-ilmu kajian dalam bidang mikrobiologi. Kemampuan seorang mikrobiolog
pada masa depan, diharapkan akan dapat mempunyai kemampuan sebagai berikut:
1. Mampu mengembangkan aplikasi baru mikroba dalam bidang industri, pertanian, dan
pengendalian lingkungan
2. Mampu mengungkap banyak mikroba yang belum dapat diidentifikasi dan dikultivasi
3. Mencoba memahami secara lebih baik bagaimana mikroba berinteraksi dan berkomunikasi
4. Menganalisis dan menafsirkan data yang terus meningkat dari kajian genom.
5. Mampu mengembangkan penggunaan mikroba sebagai sistem model untuk menjawab
pernyataan fundamental dalam bidang biologi untuk memperoleh solusi dari permasalahan di
lingkungan atau masyarakat.
6. Mampu memperkirakan dan mengkomunikasikan dampak potensial penemuan bioteknologi
microbial dan teknologi baru terhadap masyarakat dan mempromosikan kepada pihak industry.
Untuk dapat bersaing dengan negara maju para mikrobiologiwan harus bekerja sama
dengan beragai bidang ilmu sains lainnya dan bidang engineering. Manfaat adanya komunikasi
ilmiah tersebut akan dapat meningkatkan kualitas produk kajian dan memungkinkan untuk
dapat diaplikasikan pada masyrkat dan industi. Berbagai kajian penelitian dalam mikrobiologi
yang dapat berhubungan ilmu-ilmu sains dapat ditunjukkan dalam berbagai contoh berikut:
(a) MIkroba sebgai penghasil Enim: Penelitian dasar mikrobologi tentang skrining
potensi enzim misalnya pekinase , xylanse, selulase, dan lain-lain dari mikroba (jamur
atau bakteri) akan dapat dikembangkan telaahan biokimianya dengan menganalisa
aktivitas enzim dengan bioassay. Kemudian Tahap pemurnian enzim-enzim tersebut
memerlukan tahap laboratories seperti Kromatografi, atau HPLC.
(b). Alga Laut sebagai Adsorben Logam Berat: Pemanfaatan sistem adsorpsi untuk
pengambilan logam-logam berat dari perairan telah banyak dilakukan. Beberapa spesies
alga telah ditemukan mempunyai kemampuan yang cukup tinggi untuk mengadsorpsi
ion-ion logam, baik dalam keadaan hidup maupun dalam bentuk sel mati (biomassa).
Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa gugus fungsi yang terdapat dalam alga
mampu melakukan pengikatan dengan ion logam. Gugus fungsi tersebut terutama adalah
gugus karboksil, hidroksil, sulfudril, amino, iomodazol, sulfat, dan sulfonat yang terdapat
didalam dinding sel dalam sitoplasma.
Banyak hal kajian fisika bermanfaat untuk pegmebangkan penelitian dalam bidang mikrobiologi.
Misalnya, desain suatu reactor produksi mikroalga di bawah ini pada umumnya menggunakan
kaidah-kaidah fisika untuk optimasinya.
6.3 Mikrobiologi dalam Biostatistika: Banyak penelitian-penelitian biologi secara umum, atau
mikrobiologi khususnya, memerlukan pengolahan data secara statistic untuk mendapatkan
keakuratan penelitian pada tahap membandingkan suatu hasil percobaan dengan beberapa
parameter.
6.4 Mikrobiologi dalam Modeling Matematika: Pada umumnya digunakan untuk kajian
mikrobiologi pada aspek lingkungan, misalnya pada ekosistem perairan sungai dimana modeling
matematika dapat menggambarkan pengarug pencemaran secara kontinyu pada badan air dan
proses recoverynya pada suatu waktu tertentu.
PUSTAKA