Anda di halaman 1dari 6

SPO

PERAWATAN TALI PUSAT

No. Dokumen No. Revisi No. Halaman

00 1 dari 1
JL.Raya Ciselang
Cikampek Utara
Ditetapkan oleh
STANDAR TANGGAL TERBIT Direktur RSU IZZA CIKAMPEK
PROSEDUR
OPERASIONAL

Memberikan perawatan tali pusat pada bayi dimulai hari pertama kelahiran sampai
PENGERTIAN
dengan tali pusat lepas.
1. Untuk merawat tali pusat pada bayi baru lahir agar tetap kering.
TUJUAN
2. Mencegah terjadinya infeksi.
Perawatan tali pusat dilakukan oleh dokter spesialis anak, perawat dan bidan sesuai
KEBIJAKAN
prosedur yang telah ditentukan.
1. Persiapan alat
1.1 Kassa steril.
1.2 Alkohol 70 % (jika perlu).
1.3 Tempat sampah medis.
1.4 APD sesuai kondisi klien.
1.5 Plester.
2. Persiapan klien
Menjelaskan pada orang tua klien tentang tindakan yang akan dilakukan (lihat
SOP informed consent).
3. Pelaksanaan
PROSEDUR 3.1 Cuci tangan.
3.2 Persiapkan alat.
3.3 Pakai APD sesuai kondisi klien.
3.4 Atur posisi klien.
3.5 Angkat pakaian bagian atas klien sampai terlihat tali pusat klien.
3.6 Tali pusat dibersihkan dengan kassa alkohol (membersihkan tali pusat
dilakukan dengan cara sirkuler).
3.7 Setelah bersih, tali pusat tidak perlu dibungkus (biarkan terbuka), tempelkan
tali pusat pada abdomen bayi, jika tali pusat berbau kompres dengan kapas
alkohol dan jika tali pusat berdarah tekan dengan kassa alkohol lalu di plester.
3.8 Perawatan tali pusat dilakukan setiap hari atau jika tali pusat basah.
3.9 Rapihkan alat.
3.10 Lepaskan APD.
3.11 Cuci tangan.
3.12 Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.
UNIT TERKAIT NICU dan NIFAS
SPO
ASUHAN METODE KANGGURU

No. Dokumen No. Revisi No. Halaman

JL.Raya Ciselang
00 1 dari 2
Cikampek Utara
Ditetapkan oleh
STANDAR TANGGAL TERBIT Direktur RSU IZZA CIKAMPEK
PROSEDUR
OPERASIONAL

Merupakan bentuk interaksi orang tua dan kliennya, dimana ibu menggendong
PENGERTIAN kliennya dengan kontak kulit dan kulit pada posisi vertikal, kepala di atas atau
diantara payudara selama 20 menit atau lebih.
1. Memperkenalkan konsep, keuntungan, implementasi dan tatalaksana asuhan
kontak kulit dengan kulit.
TUJUAN
2. Memberi kehangatan kepada klien sehingga hipotermi tidak terjadi.
3. Membantu mempercepat naiknya berat badan klien prematur.
Metode kangguru dilakukan oleh dokter, perawat dan bidan sesuai dengan prosedur
KEBIJAKAN
yang telah ditentukan.
1. Persiapan alat
1.1 Gendongan KMC (kain panjang jika tidak ada).
1.2 Topi klien.
1.3 APD sesuai kondisi klien.
1.4 Alat tulis.
2. Persiapan klien dan orang tua
2.1 Menjelaskan pada orang tua klien tentang tindakan yang akan dilakukan (lihat
SOP informed consent).
2.2 Memberikan penyuluhan kesehatan kepada orang tua klien melalui media
video KMP dan menjelaskan secara lisan jika ada yang belum dimengerti oleh
orang tua.
3. Pelaksanaan
3.1 Cuci tangan.
PROSEDUR 3.2 Persiapan alat.
3.3 Pakai APD sesuai kondisi klien.
3.4 Mempersilahkan orang tua klien mengganti pakain ibu atau ayah bagian atas
dengan pakaian yang sudah dipersiapkan untuk memfasilitasi terjadinya kontak
kulit dengan kulit di tempat yang sudah dipersiapkan.
3.5 Minta ibu atau ayah untuk mencuci tangan sebelum memegang klien dan
informasikan bahwa tindakan mencuci tangan untuk mencegah terjadinya
infeksi.
3.6 Setelah orang tua klien siap, gendong klien dari inkubatordan pindahkan ke
radian warmer kemudain :
3.6.1 Cek vital sign klien, saturasi, nadi dan suhu pastikan dalam batas
normal.
3.6.2 Buka pakaian klien, cek popok jika ada BAK atau BAB ganti terlebih
dahulu.
3.6.3 Letakkan klien diatas gendongan KMC dengan memasukkan kedua kaki
kedalam gendongan KMC yang sudah dipersiapkan.
3.6.4 Pakaikan topi klien.
3.7 Posisikan klien di dada ibu atau ayah.
3.7.1 Klien diantara payudara ibu.
3.7.2 Kepala menoleh ke salah satu sisi
SPO
ASUHAN METODE KANGGURU

No. Dokumen No. Revisi No. Halaman

JL.Raya Ciselang
00 2 dari 2
Cikampek Utara
3.7.3 Posisi kaki kodok dan buat klien senyaman mungkin.
3.8 Pertahankan posisi ini dengan menggunakan bantuan gendongan klien. Tepi
kain menggendong bagian atas harus dibawah telinga klien
3.9 Minta ibu atau ayah untuk memakai pakaian bagian atasnya kembali
3.10 Memantau Neonatus :
3.10.1 Setelah klien dipindahkan dengan baik ke orang tuanya, tanda vital dan
status oksigenasi klien harus dipantau dan penyesuaian dibuat
berdasarkan klien.
3.10.2 Klien harus dikembalikan ke inkubator jika terdapat tanda stress yang
menetap, termasuk takipnea, takikardi, ketidak stabilan suhu atau
desaturasi oksigen.
3.10.3 Lama waktu memeluk klien secara individual minimal 2 jam atau
bergantung pada keadaan neonatus dan kenyamanan klien.
3.11 cuci tangan
3.12 dokumentaikan tindakan yang sudah dilakukan.

UNIT TERKAIT NICU dan NIFAS


SPO
IKTERUS NEONATORUM

No. Dokumen No. Revisi No. Halaman

JL.Raya Ciselang
Cikampek Utara
00 1 dari 1
Ditetapkan oleh
TANGGAL TERBIT Direktur RSU IZZA CIKAMPEK
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Ikterus adalah warna kuning dikulit, konjungtiva dan mukosa akibat penumpukan
PENGERTIAN bilirubin dalam serum. Sedangkan hyperbillirubinemia adalah ikterus dengan
konsentrasi bilirubin serum yang menjurus kearah terjadinya kernikterus atau
enselopati bilirubin bila kadar bilirubin tidak dikendalikan.
1. Untuk mengobati hyperbilirubinemia.
TUJUAN 2. Untuk mencegah tingginya kadar hiperbilirubin dalam darah menjalar dan
menganggu saraf otak klien neonatus.
KEBIJAKAN Pemeriksaan ikterus neonatus dilakukan oleh dokter spesialis anak, dokter, dan
perawat sesuai prosedur yang telah ditentukan.
1. Persiapan alat
1.1 Rekam medik klien.
1.2 Set pemeriksaan fisik.
2. Persiapan klien
Menjelaskan pada orang tua klien tentang tindakan yang akan dilakukan (lihat
SOP informed consent).
3. Pelaksanaan
3.1 Cuci tangan.
3.2 Persiapan alat.
3.3 Pemeriksaan TTV.
3.4 Dokter spesialis anak melakukan pemeriksaan penunjang :
PROSEDUR 3.4.1 Kadar bilirubin serum (total, direk, indirek).
3.4.2 Darah tepi lengkap dan gambaran apusan darah tepi.
3.4.3 Penentuan golongan darah dan faktor Rh dari ibu dan klien.
3.4.4 Pemeriksaan kadar enzim G6PD.
3.4.5 Uji fungsi hati (USG hati), uji fungsi tiroid, uji urine terhadap
galaktosemia.
3.4.6 Pada kejadian sepsis dilakukan kultur darah, urine, IT ratio, CRP.
3.5 Pertimbangan terapi sinar pada :
3.5.1 NCB SMK sehat, kadar bilirubin total lebih dari 12mg/dl
3.5.2 NKB sehat, kadar bilirubin total lebih dari 10mg/dl
3.6 Pertimbangan transfusi bila kadar bilirubin indirek lebih dari 20mg/dl.
3.7 Rapihkan alat
3.8 Cuci tangan
3.9 Dokumentasikan tindakan yang sudah dilakukan dalam dokumen medis.
UNIT TERKAIT Rawat inap,rawat jalan,UGD
SPO
INFANT WARMER

No. Dokumen No. Revisi No. Halaman

JL.Raya Ciselang
00 1 dari 1
Cikampek Utara

Ditetapkan oleh
STANDAR TANGGAL TERBIT
Direktur RSU IZZA CIKAMPEK
PROSEDUR
OPERASIONAL

PENGERTIAN Infant warmer adalah alat penghangat klien sehabis dilahirkan (klien baru lahir).
1. Untuk menghangatkan dan mempertahankan suhu tubuh klien.
TUJUAN
2. Mencengah hipotermi.
Infant warmer digunakan untuk menghangatkan klien dioperasikan oleh dokter, perawat
KEBIJAKAN
dan bidan sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan.
1. Persiapan alat
1.1 Infant warmer
1.2 Laken klien
1.3 Selimut (jika diperlukan)
2. Persiapan klien
Menjelaskan pada orang tua klien tentang tindakan yang akan dilakukan (lihat SPO
informed consent).
3. Pelaksanaan
3.1 Cuci tangan
3.2 Hangatkan ruangan (22C- 26C) dimana infant warmer diletakan.
3.3 Bersihkan matras dan alas, tutup alas dengan kain bersih sebelum klien diletakkan
dibawah infant warmer.
3.4 Sambungkan kabel power ke stop kontak, nyalakan alat dengan menekan tombol
on/off dan atur suhu sesuai petunjuk atau kebutuhan (biasanya 36C-37C), bila
alat bisa disiapkan sebelum klien datang, nyalakan alat untuk mengahangatkan
linen dan matras terlebih dahulu.
PROSEDUR 3.5 Sebelum klien lahir atau datang sebaiknya selimut dihangatkan dibawah pemancar
panas, agar klien tidak kedinginan, klien sebaiknya dibedong atau dipakaikan
pakaian kecuali bila akan dilakukan tindakan, klien dibiarkan telanjang atau
setengah telanjang.
3.6 Cek tanda-tanda vital klien dan saturasi.
3.7 Bila klien mendapat cairan intravena, hitung jumlah cairan yang diberikan
(misalkan beri tambahan cairan sebanyak 10% dari sebelumnya), untuk
menggantikan cairan yang hilang.
3.8 Pindahkan klien ke ibunya sesegera mungkin bila tidak ada tindakan atau
pengobatan yang diberikan, jika klien perlu perawatan pindahkan klien ke
incubator (berat badan dibawah 2000gr), jika lebih dari 2000 gr pindahkan ke box
klien.
3.9 Setelah klien ditempatkan pada incubator atau box klien lanjutkan tindakan
pengobatan sesuai indikasi.
3.10 Cuci tangan.
3.11 Rapihkan alat.
3.12 Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan dalam dokumen medis.
UNIT TERKAIT NICU, OK, VK, UGD

Anda mungkin juga menyukai