Anda di halaman 1dari 60

Teknik Elektronika Audio Video

PENGEMBANGAN CAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN


PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNIK ELEKTRONIKA

TEKNOLOGI & REKAYASA


Teknik Elektronika

INDIKATOR CAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN

UNTUK
PAKET KEAHLIAN
TEKNIK ELEKTRONIKA AUDIO VIDEO (057)
TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI (058)
TEKNIK ELEKTRONIKA KOMUNIKASI (059)
TEKNIK MEKATRONIKA (060)
TEKNIK OTOTRONIK (061)

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)


KURIKULUM-2013

Penulis:
Drs. ASMUNIV, MT
PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNIK ELEKTRONIKA
PPPPTK-VEDC BOE MALANG
Juli 2013

1 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa


Teknik Elektronika Audio Video
Pengembangan Indikator Capaian Tujuan Pembelajaran Menurut Klasifikasi Revised
Blooms Taxonomy (RBT), Webbs Depth of Knowledge (DOK) dan Hesss Cognitive
Rigor Matrix (CRM) Jenjang Higher Order Thinking (HOTs) Paradigma Pengajaran &
Pembelajaran Kurikulum 2013

Pendahuluan
Taksonomi Tujuan Pembelajaran Menurut Bloom: Hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah mereka menerima pengalaman
belajarnya. Untuk mengevaluasi hasil belajar dari peserta didik, diperlukan tujuan yang
bersifat operasional yaitu tujuan berupa tingkah laku yang dapat diamati dan diukur.
Ketercapaian kemampuan hasil pembelajaran menurut Benyamin Bloom dapat
diukur dari tiga aspek domain pengetahuan, yaitu:
Pengetahuan domain kognitif, meliputi kemampuan menyatakan kembali konsep
atau prinsip yang telah dipelajari dan kemampuan intelektual.
Pengetahuan domain afektif, berkenaan dengan sikap dan nilai yang terdiri atas
aspek penerimaan, tanggapan, penilaian, pengelolaan, dan penghayatan
(karakterisasi).
Pengetahuan domain psikomotorik, mencakup kemampuan yang berupa
keterampilan fisik (motorik) yang terdiri dari gerakan refleks, keterampilan gerakan
dasar, kemampuan perseptual, ketepatan, keterampilan kompleks, serta ekspresif
dan interperatif.

Proses Domain Kognitif


Pada hakekatnya proses kognitif berkaitan erat dengan proses berpikir peserta
didik. Dengan demikian pandangan tentang proses berpikir dapat didefinisikan sebagai
suatu proses kognitif, yaitu suatu tindakan mental untuk membentuk/memperoleh
pengetahuan. Proses berpikir dihubungkan dengan pola perilaku yang lain dan memerlukan
keterlibatan aktif pemikir. Hubungan tersebut dapat saling terkait dengan struktur yang
mapan dan dapat diekspresikan oleh pemikir dengan macam-macam cara (Presseisen
dalam Costa, 1985:43).
Proses kognitif yang kita kenal selama ini adalah proses kognitif yang
dikemukakan oleh Benjamin Bloom. Bloom menyatakan suatu daftar proses kognitif dan
mengindikasikan jenis-jenis perilaku peserta didik yang menunjukkan pencapaian tujuan
belajar. Keterampilan tersebut mencakup 1) pengetahuan (knowledge); (2) pemahaman
(comprehension); (3) aplikasi (application); (4) analisis (analysis); (5) sintesis (synthesis);
dan (6) penilaian (evaluation).

2 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa


Teknik Elektronika Audio Video
1. Pengetahuan atau Hafalan (C1)
Pengetahuan atau Hafalan (Recall to Data) adalah kemampuan yang paling
rendah tetapi paling dasar dalam kawasan kognitif. Kemampuan untuk mengetahui adalah
kemampuan untuk mengenal atau mengingat kembali sesuatu objek, ide, prosedur, prinsip
atau teori yang pernah ditemukan dalam pengalaman tanpa memanipulasikannya dalam
bentuk atau simbol lain. Kemampuan mengetahui sedikit lebih rendah di bawah
kemampuan memahami, karena itu orang yang mengetahui belum tentu memahami atau
mengerti apa yang diketahuinya.
Ingatan termasuk ranah hafalan yang meliputi kemampuan menyatakan kembali
fakta, konsep, prinsip, prosedur atau istilah yang telah dipelajari tanpa harus memahami
atau dapat menggunakannya (Munaf, 2001:68). Jenjang ini merupakan tingkatan hasil
belajar yang paling rendah tapi menjadi prasyarat bagi tingkatan selanjutnya. Suatu soal
dikatakan berbentuk hafalan apabila materi yang ditanyakan terdapat (ada) dalam buku
pelajaran, atau peserta didik sudah pernah diberitahukan oleh guru (Munaf, 2001:68).
Contoh kata kerja operasional yang dapat digunakan pada jenjang ini adalah menyebutkan,
menunjukkan, mengenal, mengingat, mendefinisikan (Munaf, 2001:68).
Mengingat merupakan proses perolehan pengetahuan yang relevan dari memori
jangka panjang peserta didik. Pada dimensi proses mengingat (remember) melibatkan
proses koginitif recognizing (identifying) dan recalling (retrieving). Proses kognitif
recognizing atau mengidentifikasi/mengenali merupakan proses menemukan pengetahuan
dalam memori jangka panjang (long-term memory) yang berkaitan dengan pengetahuan
yang akan dipelajari. Contoh, mengidentifikasi/mengenali sejarah ditemukannya proses
fabrikasi pembuatan BJT-Bipolar Junction Transistor pertama kali.
Proses retrieving atau memanggil merupakan proses memanggil pengetahuan
yang relevan dari memori jangka panjang. Contoh, Sebutkan siapa nama Presiden dan
wakil Presiden pertama RI.

2. Memahami (C2)
Pemahaman adalah kemampuan dalam memahami pengetahuan yang telah
diajarkan seperti kemampuan menjelaskan pembacaan kode warna resistor,
membandingkan bentuk fisik macam-macam resistor, menafsirkan, dan sebagainya.
Istilah kemampuan memahami dalam ranah taksonomi ini disebut juga dengan mengerti.
Pemahaman merupakan salah satu jenjang kemampuan dalam proses berfikir dimana
peserta didik dituntut untuk memahami atau mengetahui tentang sesuatu hal dan mampu
mengiterprestasikan. Kemampuan ini termasuk kemampuan mengubah satu bentuk

3 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa


Teknik Elektronika Audio Video
menjadi bentuk lain, misalnya dari bentuk non-verbal (simbol, gambar) menjadi bentuk
verbal (kata-kata/uraian kalimat).
Memahami dapat juga sebagai proses membangun makna dari suatu informasi
yang diberikan melalui komunikasi lisan, tertulis atau gambar grafik. Peserta didik disebut
memahami suatu pengetahuan jika orang tersebut dapat membuat hubungan antara
pengetahuan baru yang diperolehnya dengan pengetahuan awalnya, dan kemudian
pengetahuan baru tersebut dapat diintegrasikan melalui proses kognitif yang dimilikinya.
Proses kognitif dalam dimensi memahami terdiri dari menginterpretasi,
memberikan contoh, mengklasifikasi, merangkum, menyimpulkan, membandingkan, dan
menjelaskan. Kemampuan menginterpretasi terjadi pada peserta didik bilamana peserta
didik tersebut telah memiliki kemampuan mengubah suatu informasi dari bentuk
representasi yang satu ke dalam bentuk representasi yang lain. Misal mengubah informasi
dari bentuk gambar (non-verbal) ke dalam bentuk uraian kata-kata atau kalimat (verbal).
Dalam bidang studi keahlian teknologi dan rekayasa program studi keahlian elektronika,
banyak informasi dari bentuk non-verbal (seperti, simbol, skema/gambar) diinterpretasikan
kedalam bentuk verbal (kata-kata/uraian kalimat).
Kemampuan memberikan contoh terjadi pada peserta didik jika peserta didik
tersebut dapat memberikan contoh spesifik dari suatu konsep. Kemampuan memberikan
contoh melibatkan kemampuan mengenali ciri-ciri dari suatu definisi atau konsep dan
kemudian menggunakan ciri-ciri tersebut untuk digunakan sebagai contoh.
Simbol Interprestasi

Transistor
Transistor bipolar
Transistor bipolar tipe NPN
Transistor bipolar tipe NPN dengan tiga buah elektroda, yaitu Base (B), Collector (C), dan Emitter (E).

Transistor
Transistor bipolar
Transistor bipolar tipe PNP
Transistor bipolar tipe PNP dengan tiga buah elektroda, yaitu Base (B), Collector (C), dan Emitter (E).

Gambar 1. Klasifikasi & Interprestasi Komponen Elektronik

Kemampuan mengklasifikasi terjadi pada peserta didik bilamana peserta didik


telah dapat mengenali suatu contoh dan mengelompokannya dengan kategori tertentu.
4 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
Teknik Elektronika Audio Video
Kemampuan mengklasifikasi melibatkan kemampuan mendeteksi ciri-ciri, baik itu dalam
bentuk contoh ataupun konsep.
Kemampuan merangkum terjadi pada peserta didik bilamana peserta didik
telah dapat mengemukakan gagasan, kemudian merepresentasikan informasi kedalam
tema tertentu. Kemampuan merangkum melibatkan kemampuan dalam menyusun
informasi peserta didik, seperti merangkum makna yang terkandung dalam karya tulis
ilmiah menjadi bentuk abstraksi dengan tema tertentu.
Kemampuan menyimpulkan terjadi pada peserta didik bilamana peserta didik
tersebut telah dapat mengabstraksi suatu konsep atau prinsip. Pada tahap proses
menyimpulkan, peserta didik harus memiliki bekal kemampuan dalam membandingkan
suatu contoh yang satu dengan contoh yang lain. Misal, sebutkan beberapa contoh
binatang berkaki empat, yaitu sapi, kucing, kambing, dan singa. Dari ke-empat contoh
tersebut dapat disimpulkan, bahwa binatang berkaki empat merupakan kumpulan binatang
menyusui.
Kemampuan membandingkan terjadi pada peserta didik bilamana peserta didik
tersebut telah dapat mendeteksi kesamaan dan perbedaan beberapa obyek, peristiwa,
gagasan, masalah, atau situasi. Kemampuan membandingkan merupakan kemampuan
melibatkan menemukan hubungan dari suatu objek, peristiwa, atau gagasan yang satu
dengan objek, peristiwa, atau gagasan yang lain.

3. Menerapkan (C3)
Penerapan ialah kemampuan untuk menggunakan konsep, prinsip, prosedur
atau teori tertentu pada situasi tertentu. Peserta didik dikatakan telah menguasai
kemampuan tertentu bilamana peserta didik tersebut telah dapat memberi contoh dengan
kata kerja operasional seperti menggunakan, menerapkan, mengeneralisasikan,
menghubungkan, memilih, menghitung, menemukan, mengembangkan,
mengorganisasikan, memindahkan, menyusun, menunjukkan, mengklasifikasikan, dan
mengubah (Munaf, 2001:70). Jenjang penerapan merupakan kemampuan berfikir peserta
didik yang lebih tinggi (Munaf, 2001:70). Menurut Munaf (2001:70) jenjang penerapan
merupakan kemampuan peserta didik dalam menggunakan prinsip, teori, hukum, aturan
maupun metode yang telah dipelajari dalam situasi baru.
Menerapkan merupakan kemampuan menggunakan konsep atau prosedur yang
dipelajari dalam konteks kehidupan sehari-hari atau pemecahan masalah. Kemampuan
menerapkan berkaitan dengan pengetahuan prosedural yang telah dijabarkan pada sub unit
sebelumnya. Dalam proses kognitif, kemampuan menerapkan terdiri dari dua kategori, yaitu

5 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa


Teknik Elektronika Audio Video
melakukan prosedur latihan dan melakukan prosedur pemecahan masalah. Peserta didik
dikatakan melakukan latihan jika dia secara rutin melakukan prosedur yang dipelajarinya
dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan tugas-tugas yang telah dipelajarinya. Peserta
didik dikatakan memecahkan masalah jika peserta didik tersebut memilih dan
menggunakan prosedur yang dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari pada konteks yang
berbeda dengan tugas-tugas yang dipelajarinya. Oleh karena itu, dalam melakukan latihan
atau pemecahan masalah peserta didik harus menggunakan prosedur yang tepat dan
mudah dipahami.

4. Menganalisis (C4)
Menganalisis merupakan kemampuan menguraikan suatu materi atau konsep ke
dalam bagian-bagian yang lebih rinci. Kemampuan menganalisis merupakan salah satu
komponen yang sangat penting dalam proses tujuan pembelajaran. Analisis merupakan
usaha memilah suatu integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian kecil sehingga
jelas hierarkinya atau susunannya (Munaf, 2001:71). Dengan analisis diharapkan peserta
didik mempunyai pemahaman yang komprehensif dan terpadu. Contoh kata kerja
operasional yang dapat digunakan pada ranah analisis adalah menganalisa,
membedakan, menemukan, mengklasifikasikan, membandingkan (Munaf, 2001:72).
Peserta didik yang memiliki kemampuan menganalisis diharapkan memiliki
kemampuan membedakan fakta dari opini. Peserta didik memiliki kemampuan dalam
menghubungkan kesimpulan dengan pernyataan-pernyataan yang mendukung kesimpulan.
Proses dimensi kognitif pada kemampuan menganalisis meliputi kemampuan
membedakan, mengorganisasi, dan memberikan atribut. Kemampuan membedakan terjadi
pada peserta didik jika peserta didik tersebut dapat membedakan infromasi-informasi yang
relevan dan tidak relevan, penting dan tidak penting, informasi yang relevan dan yang
penting.

5. Mengevaluasi (C5)
Evaluasi didefinisikan sebagai pembuatan keputusan berdasarkan kriteria dan
standar yang telah ditetapkan. Kriteria yang sering digunakan adalah kriteria berdasarkan
kualitas, efisiensi, dan konsistensi. Kriteria tersebut berlaku untuk guru dan peserta didik.
Kemampuan memberikan pertimbangan terhadap nilai-nilai materi untuk tujuan tertentu.
Pada tahap evaluasi, peserta didik harus mampu membuat penilaian dan keputusan
tentang nilai suatu gagasan, metode, produk atau benda dengan menggunakan criteria
tertentu. Tingkatan ini mencakup dua macam proses kognitif, yaitu memeriksa (checking)
dan mengkritik (critiquing).

6 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa


Teknik Elektronika Audio Video
Pengecekan merupakan pengujian terhadap ketidakkonsistenan atau kesalahan
dalam suatu kegiatan atau produk pendidikan. Misal, pengecekan terjadi ketika peserta
didik diuji apakah peserta didik tersebut dapat membuat kesimpulan berdasarkan data hasil
pengamatan atau tidak, atau apakah data yang diperoleh mendukung pada hipotesis atau
sebaliknya.
Peninjauan merupakan pembuatan keputusan tentang produk atau kegiatan
berdasarkan kriteria atau standar yang diberikan secara eksternal. Pada saat peninjauan,
peserta didik mencatat ciri-ciri positif dan negatif dari suatu produk atau kegiatan, kemudian
membuat keputusan dengan membandingkan ciri-ciri tersebut dengan criteria yang
ditetapkan. Proses kognitif peninjauan merupakan inti dari proses berpikir kritis. Dalam
istilah lain, peninjauan ini disebut juga dengan pemberian keputusan. Contoh kata kerja
operasional yang digunakan pada jenjang evaluasi adalah menilai, membandingkan,
menyimpulkan, mengkritik, membela, menjelaskan, mendiskriminasikan, mengevaluasi,
menafsirkan, membenarkan, meringkas, dan mendukung.

6. Mengkreasi/Menciptakan (C6)
Menciptakan merupakan proses kognitif yang melibatkan kemampuan
mewujudkan suatu konsep ke dalam suatu produk. Peserta didik dikatakan memiliki
kemampuan proses kognitif menciptakan, jika peserta didik tersebut dapat membuat suatu
produk baru yang merupakan reorganisasi dari beberapa konsep. Kemampuan yang
mendasari proses kognitif menciptakan adalah kemampuan mengkoordinasi pengalaman
belajar peserta didik sebelumnya dan kemampuan berpikir kreatif. Berpikir kreatif dalam
menciptakan merujuk pada dua hal, yaitu hal yang dapat dilakukan oleh peserta didik dan
hal yang akan dilakukan peserta didik. Oleh karena itu, berpikir kreatif dalam konteks ini
merujuk pada kemampuan peserta didik mensintesis informasi atau konsep ke dalam
bentuk yang lebih menyeluruh. Proses kognitif pada menciptakan meliputi penyusunan
(generating), perencanaan (planning), dan produksi (producing).
Urutan dimensi proses kognitif diatas merupakan hasil revisi dari taksonomi
Anderson terhadap proses kognitif yang dikemukanakan oleh Bloom yang selama ini
dikenal sebagai ranah kognitif.
Perbedaan taksonomi lama dengan yang baru terletak pada ranah sintesis (C5),
dimana pada taksonomi yang direvisi ranah sintesis tidak ada lagi, tetapi sebenarnya
digabungkan dengan analisis. Tambahannya adalah mencipta (C6) yang berasal dari
Create.

7 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa


Teknik Elektronika Audio Video
Tabel 1: Rangkuman domain Pengetahuan dan Ranah Kognitif Taksonomi Bloom

Klasifikasi Sub-domain Kata Kerja Operasional Level

Pengetahuan (knowledge) Mengetahui Menggambarkan, menduplikasi, menemukan,


Mengenali, membuat daftar, menggambarkan, mendaftarkan, menamakan, mengingat
menyebutkan. kembali, mengenali, menirukan, mengatakan,
Kemampuan untuk mengenali dan mengingat menggarisbawahi, menulis
peristilahan, definisi, fakta-fakta, gagasan, pola, urutan,

LOTS-Lower Order Thingking Skill


metodologi, prinsip dasar, dan informasi yang telah
diterima sebelummya.
Pemahaman (comprehension) Memahami Menghitung, membandingkan,
Menerangkan ide atau konsep menggambarkan, mendiskusikan,
Kemampuan menjelaskan pengetahuan/informasi yang membedakan, memperluas, menjelaskan,
diketahui dengan kata-katanya sendiri. Memahami mengidentifikasi, menafsirkan, mencari,
pengertian, terjemahan, interpolasi dan interpretasi memprediksi, melaporkan, menyatakan
perintah atau masalah dengan menggunakan kalimatnya kembali, menerjemahkan, mendefinisikan
sendiri.
Penerapan (Application) Menerapkan Mengklasifikasikan, membangun,
Menggunakan informasi dalam situasi lain. menyelesaikan menunjukkan, mendramatisir
Kemampuan untuk menggunakan dan menerapkan memeriksa, mengeksekusi menggambarkan,
gagasan, prosedur, metode, rumus, teori dan informasi menerapkan praktik, menunjukkan,
yang telah dipelajari ke dalam kondisi kerja atau konteks memecahkan, menggunakan.
lain yang baru.
Analisis (Analysis) Menganalisis Mengiklankan, menganalisa, menilai,
Mengolah informasi, memahami dan mencari hubungan. mengkategorikan, membandingkan,
Memisahkan materi atau konsep ke dalam bagian- membedakan, membedakan, memeriksa,
bagian untuk diorganisasikan kembali menjadi struktur mengenali, menduga, menyelidiki, mengatur,
yang mudah dipahami. menguraikan, memisahkan, mengurutkan,

HOTS-Higher Order Thingking Skill


menguji
Evaluasi (Evaluation) Mengevaluasi Menilai, membandingkan, menyimpulkan,
Menilai suatu keputusan atau tindakan. mengkritik, membela, menjelaskan,
Membuat penilaian dan keputusan tentang nilai suatu mendiskriminasikan, mengevaluasi,
gagasan, metode, produk atau benda dengan menafsirkan, membenarkan, meringkas,
menggunakan kriteria tertentu mendukung, memeriksa, memutuskan,
menentukan, memprioritaskan, menyarankan,
memilih, memberi argumentasi
Mencipta/Kreasi Menciptakan Menciptakan, mendesain, memformulasikan,
Menghasilkan ide-ide baru atau produk memprediksi, mengkategorisasikan,
Membangun sebuah struktur atau pola dari berbagai mengkombinasikan, menghasilkan sesuatu,
elemen atau mengkombinasikan bagian-bagian untuk mengorganisasikan, merencanakan, menata
membentuk sebuah kesatuan yang utuh dengan kembali, merekonstruksi, merevisi, menulis
penekanan pada hasil berupa sebuah pengertian atau kembali, merangkum.
struktur baru.

Urutan evaluasi posisinya menjadi yang kelima (C5) sedangkan mencipta naik
menjadi urutan keenam (C6), sehingga ranah tertinggi adalah mencipta atau
mengkreasikan. Perbedaan yang kedua adalah pada proses kognitif paling rendah yaitu
pengetahuan (C1) atau knowledge diubah menjadi mengingat (C1) yang berasal dari
remember. Ada peningkatan dalam proses kognitif contohnya peserta didik tidak dituntut
untuk mengetahui suatu konsep saja, tetapi peserta didik harus sampai mengingat konsep
yang dipelajarinya.
Tingkatan berpikir tinggi (HOTS-Higher Order Thingking Skill) menurut ranah
kognitif taksonomi Bloom yang lama berada pada level Analisis, Sintesis dan Evaluasi.
Perubahan tingkatan berfikir tinggi hasil revisi taksonomi Anderson sampai pada tingkatan
Mengkreasikan/Menciptakan.

8 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa


Teknik Elektronika Audio Video
Dimensi Pengetahuan
Dimensi pengetahuan merupakan pengetahuan yang diharapkan dikonstruk
peserta didik berdasarkan tujuan yang ingin dicapai pada materi pembelajaran. Dimensi
pengetahuan terdiri dari empat kategori, yaitu dimensi pengetahuan faktual, pengetahuan
konseptual, pengetahuan prosedural dan pengetahuan metakognisi. Ke empat
pengetahuan ini akan membentuk proses perjalanan pengetahuan peserta didik dari yang
bersifat konkrit menuju pengetahuan yang bersifat abstrak. Berikut akan diuraikan empat
katagori dimensi pengetahuan:

a. Pengetahuan Faktual
Pengetahuan yang berupa potonganpotongan informasi yang terpisah-pisah atau
unsur dasar yang ada dalam suatu disiplin ilmu tertentu. Pengetahuan faktual pada
umumnya merupakan abstraksi tingkat rendah. Ada dua macam pengetahaun faktual, yaitu
(1) pengetahuan tentang terminologi (knowledge of terminology) dan (2) pengetahuan
tentang bagian detail dan unsur-unsur (knowledge of specific details and element).
Pengetahuan tentang terminologi (knowledge of terminology): mencakup pengetahuan
tentang label atau simbol tertentu baik yang bersifat verbal maupun non verbal. Setiap
disiplin ilmu biasanya mempunyai banyak sekali terminologi yang khas untuk disiplin
ilmu tersebut. Beberapa contoh pengetahuan tentang terminologi: pengetahuan tentang
alfabet, pengetahuan tentang istilah ilmiah, dan pengetahuan tentang simbol dalam
peta.
Pengetahuan tentang rincian spesifik dan elemen-elemen/unsur-unsur (knowledge of
specific details and element): mencakup pengetahuan tentang kejadian, orang, waktu
dan informasi lain yang sifatnya sangat spesifik. Beberapa contoh pengetahuan tentang
bagian detail dan unsur-unsur, misalnya pengetahuan tentang nama tempat dan waktu
kejadian, pengetahuan tentang kode produk komponen elektronika, dan pengetahuan
tentang sumber informasi.

Contoh Pengetahuan Faktual:

Gambar 2. Tegangan VBE = 0,7V menunjukan Faktual


9 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
Teknik Elektronika Audio Video
Bagaimana kita dapat membuktikan bahwa tegangan basis-emitor VBE transistor
bahan dasar silikon adalah sebesar 0,7V pada suhu kamar 25 0C?. Apakah proses
pengetahuan untuk mendapatkan tegangan VBE=0,7V diperoleh melalui proses pengukuran
praktek?
Untuk membuktikan besarnya tegangan basis-emitor VBE transistor silikon
sebesar 0,7V dapat dibuktikan jika kita melakukan praktek pengukuran secara langsung.
Oleh itu proses pengetahuan ini menunjukkan adanya fakta (pembuktian), sehingga proses
pengetahuan ini disebut Pengetahuan Faktual.

b. Pengetahuan Konseptual
Pengetahuan yang menunjukkan saling keterkaitan antara unsur-unsur dasar
dalam struktur yang lebih besar dan semuanya berfungsi bersama sama. Pengetahuan
konseptual mencakup skema, model pemikiran, dan teori baik yang implisit maupun
eksplisit. Ada tiga macam pengetahuan konseptual, yaitu pengetahaun tentang klasifikasi
dan kategori, pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi, dan pengetahuan tentang teori,
model, dan struktur.
Pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori: mencakup pengetahuan tentang kategori,
kelas, bagian, atau susunan yang berlaku dalam suatu bidang ilmu tertentu. Pengetahuan
tentang klasifikasi dan kategori merupakan pengetahuan yang sangat penting sebab
pengetahaun ini juga menjadi dasar bagi peserta didik dalam mengklasifikasikan informasi
dan pengetahuan. Tanpa kemampuan melakukan klasifikasi dan kategorisasi, peserta didik
akan mengalami kesulitan dalam belajar. Beberapa contoh pengetahuan tentang klasifikasi
dan kategori: pengetahuan tentang bagian-bagian kalimat, pengetahuan tentang
pengelompokan material elektronika, dan pengetahuan tentang pengelompokan tumbuhan
dan hewan.
Pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi: mencakup abstraksi hasil observasi ke level
yang lebih tinggi, yaitu prinsip atau generalisasi. Prinsip dan generalisasi merupakan
abstraksi dari sejumlah fakta, kejadian, dan saling keterkaitan antara sejumlah fakta.
Contoh pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi adalah pengetahuan tentang prinsip-
prinsip belajar.
Pengetahuan tentang teori, model, dan struktur:mencakup pengetahuan tentang prinsip dan
generalisasi dan saling keterkaitan antara keduanya yang menghasilkan kejelasan terhadap
suatu fenomena yang kompleks. Pengetahuan tentang teori, model, dan struktur
merupakan jenis pengetahuan yang sangat abstrak dan rumit, seperti pengetahuan tentang
model atom.

10 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa


Teknik Elektronika Audio Video
Contoh Pengetahuan Konseptual:
Konsep dasar susunan (struktur) fisis dari transistor terdiri dari dua
persambungan semikonduktor-PN. Proses tersusunnya komponen transistor terbentuk dari
konsep pengetahuan, yaitu gabungan dari konsep fisika dan konsep kimia. Konsep fisika
adalah proses terbentuknya dua bahan semikonduktor tipe-P dan N menjadi semikonduktor
tipe-PN. Sedangkan Konsep kimia berhubungan dengan tabel periodik material elektronika.

Gambar 3. Susunan fisis transistor menunjukan pengetahuan konsep

Pengetahuan Prosedural
Pengetahuan prosedural merupakan pengetahuan tentang cara melakukan
sesuatu yang dapat berupa kegiatan atau prosedur. Seringkali pengetahuan prosedural
berisi langkah-langkah atau tahapan yang harus diikuti dalam mengerjakan suatu hal
tertentu. Perolehan pengetahuan prosedural dilakukan melalui suatu metode penyelidikan
dengan menggunakan keterampilan-keterampilan, teknik dan metode serta kriteria tertentu.
Pengetahuan prosedural meliputi:
Pengetahuan tentang keterampilan khusus yang berhubungan dengan suatu bidang
tertentu dan pengetahuan tentang algoritme: mencakup pengetahuan tentang keterampilan
khusus yang diperlukan untuk bekerja dalam suatu bidang ilmu atau tentang algoritme yang
harus ditempuh untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Beberapa contoh pengetahuan
prosedural, misalnya: pengetahuan tentang keterampilan mengukur besaran listrik,
pengetahuan mengukur suhu air yang dididihkan dalam beker gelas.
Pengetahuan tentang teknik dan metode yang berhubungan dengan suatu bidang tertentu:
mencakup pengetahuan yang pada umumnya merupakan hasil konsensus, perjanjian, atau
aturan yang berlaku dalam disiplin ilmu tertentu. Pengetahuan tentang teknik dan metode
lebih mencerminkan bagaimana ilmuwan dalam bidang tersebut berpikir dan memecahkan
masalah yang dihadapi. Beberapa contoh pengetahuan jenis ini misalnya, pengetahuan
tentang metode penelitian, pengetahuan tentang metode pengukuran parameter internal
komponen transistor.
Pengetahuan tentang kriteria untuk menentukan kapan suatu prosedur tepat untuk
digunakan:mencakup pengetahuan tentang kapan suatu teknik, strategi, atau metode harus

11 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa


Teknik Elektronika Audio Video
digunakan. Peserta didik dituntut bukan hanya tahu sejumlah teknik atau metode tetapi juga
dapat mempertimbangkan teknik atau metode tertentu yang sebaiknya digunakan dengan
mempertimbangkan situasi dan kondisi yang dihadapi saat itu. Beberapa contoh
pengetahuan jenis ini misalnya: pengetahuan tentang kriteria radiasi gelombang tegak
(VSWR) antena, pengetahuan tentang kriteria pemilihan rumus yang sesuai dalam
memecahkan masalah, dan pengetahuan memilih metode statistika mengolah (analisa)
data dalam penelitian.

Contoh Pengetahuan Prosedural:


Bagaimana kita dapat mengetahui transistor dalam kondisi baik?. Apakah proses
pengetahuan untuk mengetahui transistor dalam keadaan baik diperlukan langkah-langkah
prosedur dengan melalui proses pengukuran praktek?
Pengetahuan prosedural: Untuk mengetahui transistor dalam kondisi baik dapat
dilakukan empat langkah prosedur pengujian, mengukur (1 kaki B-E arah maju, (2) kaki B-E
arah mundur, (3) kaki B-C arah maju, dan (4) kaki B-C arah mundur.

1. Bias Maju 2. Bias Mundur 3. Bias Maju 4. Bias Mundur


Gambar 4. Langkah-langkah Pengukuran menunjukkan Pengetahuan Prosedural

c. Pengetahuan Meta-kognitif
Beberapa ahli mendefinisikan metakognisi sebagai berpikir mengenai berpikir,
sementara beberapa ahli lain mendefinisikan sebagai mengetahui tentang mengetahui.
Kemampuan refleksi diri dari proses kognitif yang sedang berlangsung merupakan sesuatu
yang unik bagi individu dan memainkan peran penting dalam kesadaran manusia. Proses
berfikir seperti ini menunjukkan bahwa metakognisi mengikutsertakan pemikiran seseorang.

Metacognition

Metacognitive
Self Regulation
Knowledge
Gambar 5. Pengetahuan Metakognisi

12 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa


Teknik Elektronika Audio Video
Komponen pengetahuan dari metakognisi diawali dari penelitian yang dilakukan
oleh Flavell (dalam Neuenhaus, dkk, 2011), dengan membagi pengetahuan metakognitif
dalam 3 variabel yang berinterelasi yaitu (1) pengetahuan mengenai diri sendiri dan orang
lain sebagai pembelajar (person variable), (2) pengetahuan mengenai permintaan tugas
(task variable) dan pengetahuan mengenai strategi (strategy variable). Sementara,
berdasarkan penelitian Brown (dalam Neuenhaus, dkk, 2011) dibedakan antara (1)
declarative strategy knowledge, yang merujuk pada pengetahuan mengenai apa
pengukuran yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan tugas, (2) procedural strategy
knowledge mengenai bagaimana merealisasikan pengukuran, dan (3) conditional strategy
knowledge yang berkaitan dengan efektifitas strategi (kapan saat yang tepat untuk
mengaplikasikan strategi proses pembelajaran). Gambar 6, memperlihatkan struktur
dimensi pengetahuan metakognitif.

Gambar 6. Struktur Dimensi Pengetahuan Metakognitif

Penerapkan Pengetahuan Metakognitif


Procedural metacognition diasumsikan berkembang lebih awal dalam kehidupan.
Penelitian berdasarkan self-judgement menunjukkan bahwa anak-anak prasekolah sudah
mampu mengevaluasi pencapaian pembelajaran dan pengetahuan mereka ke dalam tugas-
tugas yang sederhana dan familiar (Lockl & Schneider, 2007).
Aspek metakognitif sebagai bagian terkait dari pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan keterampilan metakognitif sangat penting untuk dapat
dikembangkan agar peserta didik mampu memahami dan mengontrol pengetahuan yang
telah didapatnya dalam kegiatan pembelajaran. Adapun aspek aktivitas metakognitif yang
dikemukakan oleh Flavell (Suzana, 2004: B4-4) adalah: (1) kesadaran mengenal informasi,
(2) memonitor apa yang mereka ketahui dan bagaimana mengerjakannya dengan
mempertanyakan diri sendiri dan menguraikan dengan kata-kata sendiri untuk simulasi
mengerti, (3) regulasi, membandingkan dan membedakan solusi yang lebih memungkinkan.
Dengan demikian, seperti yang diungkapkan oleh Borkwoski; Borkwoski, Johnson, & Reid;
Pressley et al., 1987; Torgosen; Wong (Jacob, 2003: 17-18), bahwa guru mengajar peserta

13 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa


Teknik Elektronika Audio Video
didik untuk merancang, memonitor, dan merevisi kerja mereka sendiri mencakup tidak
hanya membuat mahapeserta didik sadar tentang apa yang mereka perlukan untuk
mengerjakan apabila mereka gagal untuk memahami.
Pengetahuan metakognitif mencakup pengetahuan tentang kognisi (pikiran)
secara umum dan pengetahuan tentang diri sendiri. Pengetahuan meta-kognitif meliputi:
Pengetahuan strategik: mencakup pengetahuan tentang strategi umum untuk belajar,
berpikir, dan memecahkan masalah. Beberapa contoh pengetahuan jenis ini misalnya:
(1) pengetahuan mengingat mengulang-ulang suatu informasi dan (2) pengetahuan
tentang strategi perencanaan untuk mencapai tujuan.
Pengetahuan tentang tugas kognitif: mencakup pengetahuan tentang jenis operasi
kognitif yang diperlukan untuk mengerjakan tugas tertentu serta pemilihan strategi
kognitif yang sesuai dalam situasi dan kondisi tertentu. Beberapa contoh pengetahaun
jenis ini misalnya: (1) tingkat kedalaman pengetahuan yang terkandung dalam buku
sains lebih sulit dipahami daripada (2) tingkat kedalaman pengetahuan dalam buku
populer, dan (3) pengetahuan meringkas/menyimpulkan bisa digunakan untuk
meningkatkan pemahaman.
Pengetahuan tentang diri sendiri: mencakup pengetahuan tentang kelemahan dan
kemampuan diri sendiri dalam belajar. Salah satu faktor agar peserta didik dapat
menjadi mandiri adalah mengevaluasi kemampuannya, sehingga mengetahui dimana
kelebihan dan. Beberapa contoh pengetahuan tentang pengetahuan diri sendiri,
misalnya: (1) pengetahuan seseorang yang ahli dalam suatu bidang tertentu, belum
tentu ahli dalam bidang lain, (2) pengetahuan menentukan tujuan yang hendak dicapai
dan (3) pengetahuan tentang kemampuan dalam mengerjakan tugas.

Contoh Pengetahuan Metakognitif:


Kerja projek: kolaborasi antar bidang pengetahuan yang berbeda
Abstraksi, Karya Tulis Ilmiah, Jurnal, Penelitian,
Penemuan Teknologi Tepat Guna
Penulisan buku sain atau populer
Hasil karya seni
Membuat kesimpulan, difinisi, hipotesa dan analisis

3. Dimensi-Pengetahuan dan Dimensi Proses Kognitif


Tabel taksonomi merupakan tabel dua dimensi yang menyatakan hubungan
antara dimensi pengetahuan dengan dimensi proses kognitif. Ranah kognitif taksonomi
Bloom terbagi menjadi dua dimensi, yaitu dimensi pengetahuan yang menunjukkan aspek
14 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
Teknik Elektronika Audio Video
kata benda, dan dimensi proses kognitif yang menunjukkan aspek kata kerja. Tabel matrik
2D dapat digunakan untuk mengembangkan tujuan pembelajaran dalam silabus atau
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Tabel 2: Arah Matrik Tujuan Pembelajaran (C1) Dimensi Pengetahuan dan Proses Kognitif
PROSES KOGNITIF
DIMENSI Mengingat Memahami Menerapkan Menganalisis Menilai Menciptakan
(C1) (C2) (C3) (C4) (C5) (C6)
1. Faktual
PENGETAHUAN

2. Konseptual

3. Prosedural KD
4. Metakognitif

Tabel 2, target tujuan pembelajaran (C1) dimulai dari sel matrik 1C1, 2C1, 3C1, 3C2, 3C3
dan berakhir pada sel matrik 3C4 yang merupakan tujuan target kompetensi dasar (KD).

Tabel 3: Arah Matrik Tujuan Pembelajaran (C2) Dimensi Pengetahuan dan Proses Kognitif

PROSES KOGNITIF
DIMENSI Mengingat Memahami Menerapkan Menganalisis Menilai Menciptakan
(C1) (C2) (C3) (C4) (C5) (C6)
1. Faktual
PENGETAHUAN

2. Konseptual

3. Prosedural KD
4. Metakognitif

Tabel 3, target tujuan pembelajaran (C2) dimulai dari sel matrik 1C2, 2C2, 3C2, 3C3 dan
berakhir pada sel matrik 3C4 yang merupakan tujuan target kompetensi dasar (KD).

Tabel 4: Arah Matrik Tujuan Pembelajaran (C3) Dimensi Pengetahuan dan Proses Kognitif

PROSES KOGNITIF
DIMENSI Mengingat Memahami Menerapkan Menganalisis Menilai Menciptakan
(C1) (C2) (C3) (C4) (C5) (C6)
1. Faktual
PENGETAH
UAN

2. Konseptual

3. Prosedural KD
4. Metakognitif

Tabel 4, target tujuan pembelajaran (C3) dimulai dari sel matrik 1C3, 2C3, 3C3 dan berakhir
pada sel matrik 3C4 yang merupakan tujuan target kompetensi dasar (KD).

15 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa


Teknik Elektronika Audio Video
Tabel 5: Arah Matrik Tujuan Pembelajaran (C4) Dimensi Pengetahuan dan Proses Kognitif

PROSES KOGNITIF
DIMENSI Mengingat Memahami Menerapkan Menganalisis Menilai Menciptakan
(C1) (C2) (C3) (C4) (C5) (C6)
1. Faktual
PENGETAHUAN

2. Konseptual

3. Prosedural KD
4. Metakognitif

Tabel 5, target tujuan pembelajaran (C4) dimulai dari sel matrik 1C4, 2C4 dan berakhir
pada sel matrik 3C4 yang merupakan tujuan target kompetensi dasar (KD).
Tabel taksonomi menunjukkan bahwa proses berpikir yang paling rendah terjadi
pada sel dimensi proses kognitif mengingat dan dimensi pengetahuan faktual. Proses
berpikir yang paling tinggi terjadi pada sel dimensi proses kognitif menciptakan dan dimensi
pengetahuan metakognisi. Sel pada tabel taksonomi semakin ke kanan-bawah, semakin
tinggi proses berpikir yang digunakan. Proses berpikir menciptakan-pengetahuan
metakognisi membutuhkan kemampuan-kemampuan yang mendasarinya yaitu sel-sel di
atas dan sebelah kirinya.

Tabel 6: Klasifikasi Kata Kerja Operasional Menurut Taksonomi Bloom

PROSES KOGNITIF
DIMENSI Mengingat Memahami Menerapkan Menganalisis Menilai Menciptakan
(C1) (C2) (C3) (C4) (C5) (C6)
Faktual Membuat Daftar Meringkas Menggolongkan Mengurutkan Menyusun Menggabungkan
PENGETAHUAN

Konseptual Menggambarkan Menginterprestasikan Eksperimen Memaparkan Menaksir Merencanakan

Prosedural Mentabulasi Memprediksi Menghitung Membedakan Menyimpulkan Mencipta

Menggunakan sesuai
Metakognitif kaidah
Mengerjakan Membangun Memprestasikan Mengukur Mewujudkan

Klasifikasi kata kerja taksonomi pada tabel 6 dapat digunakan untuk


mengembangkan capaian tujuan pembelajaran proses pendidikan. Tujuan proses
pembelajaran yang akan ditulis dalam RPP atau Silabus harus mengacu dan melihat tujuan
pendidikan yang tertuang dalam Standar Isi yang merupakan Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar. Aspek terpenting bagi guru dalam Standar isi adalah Kompetensi Dasar
(KD). Kompetensi dasar merupakan kemampuan minimal yang harus dimiliki peserta didik
setelah melakukan proses pembelajaran. KD ini dijabarkan dalam bentuk indikator tujuan
pembelajaran. Setiap indikator tujuan pembelajaran harus mencerminkan rincian kegiatan
dan kemampuan yang akan dicapai. Oleh karena itu, agar tujuan pembelajaran dapat
mencapai target KD, maka untuk memudahkan guru dalam menentukan tujuan
pembelajaran dapat menggunakan tabel 6 sebagai acuan untuk menentukan kata kerja.
16 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
Teknik Elektronika Audio Video
Pengembangan Kompetensi Dasar (KD) Menurut Tabel Taksonomi
Sebagai contoh kompetensi dasar (KD) yang hendak dianalisis adalah:

Mendeskripsikan sifat-sifat dioda penyearah (KD Target).

Dan dengan mencermati kata kerja operasional yang tertuang pada tabel 6 serta
melihat Kompetensi Dasar (KD) dan standar isi dalam kurikulum, maka langkah selanjutnya
adalah menyusun dan mengembangkan tujuan pembelajaran sebagai indikator untuk
mencapai KD. Misalnya, Indikator tujuan pembelajaran yang akan ditulis dalam RPP atau
silabus adalah sebagai berikut:
Setelah selesai pelajaran peserta didik dapat,
1. membuat daftar ciri-ciri fisis dan sistem pengkode dioda penyearah frekuensi
rendah dari berbagai macam produk (Indikator 1)
2. menggambarkan karakteritik arus-tegangan dan rangkaian pengganti dioda
penyearah pada saat kondisi bias maju dan mundur (Indikator 2)
3. menginterprestasikan karakteristik kelistrikan dioda penyearah kondisi bias maju
dan mundur (Indikator 3)
4. membedakan karakteristik tahanan dalam dinamis dan statis dioda penyearah pada
daerah linier (Indikator 4)
5. mengklasifikasikan macam-macam tipe rangkaian dasar dioda penyearah
berdasarkan kegunaan dan fungsinya (Indikator 5)

Langkah selanjutnya adalah KD dan indikator tujuan pembelajaran di atas


dianalisis berdasarkan dimensi pengetahuan dan dimensi proses kognitif. Perhatikan
pernyataan susunan kalimat pada KD, identifikasi kata kerja operasional yang digunakan
dalam kalimat (dimensi proses kognitif) dan kata benda (dimensi pengetahuan).
Kata kerja mendeskripsikan termasuk kata kerja atau dimensi proses kognitf,
dimana dimensi proses kognitif yang memenuhi kata mendeskripsikan adalah dimensi
memahami.
Sedangkan sifat-sifat dioda penyearah merupakan kata benda yang
menunjukkan dimensi pengetahuan, dimana dimensi pengetahuan yang memenuhi kata
sifat-sifat dioda penyearah adalah dimensi pengetahuan konseptual karena sifat-sifat dioda
penyearah merupakan kumpulan dari pengetahuan fakta atau pengetahuan konsep.
Contoh bahwa dioda merupakan kumpulan pengetahuan fakta adalah dioda
dibuat dari bahan semikonduktor (silikon atau germanium), dioda memiliki tegangan
penghalang (barrier) sebesar 0,6V, dan dioda memiliki dua elektroda, yaitu Anode (A) dan
Katode (K), sedangkan yang menunjukkan bahwa dioda terdiri dari kumpulan konsep, yaitu
sejak ditemukannya sejarah perkembangan model atom Thomson, Rutherford dan Bohr,

17 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa


Teknik Elektronika Audio Video
dan kemudian dilanjutkan dengan ditemukannya bahan semikonduktor tipe-P dan tipe-N
sampai terbentuk menjadi dioda persambungan tipe-PN.
Dengan cara yang sama, hasil analisa semua indikator tujuan pembelajaran yang
telah disusun dan dikembangkan, dapat dilihat pada tabel 7 taksonomi berikut ini.

Tabel 7: Analisis Kompetensi Dasar Menurut Taksonomi Bloom

PROSES KOGNITIF
DIMENSI Mengingat Memahami Menerapkan Menganalisis Menilai Menciptakan
(C1) (C2) (C3) (C4) (C5) (C6)
1. Faktual Indikator 1 Indikator 3 Indikator 5 x x x
PENGETAHUAN

KD (Target)
2. Konseptual Indikator 2 x x x x
Indikator 4
3. Prosedural x x x x x x

4. Metakognitif x x x x x

Hasil analisis tabel 7 taksonomi di atas menunjukkan bahwa KD terletak pada sel
matrik 2C2, yaitu ranah proses kognitif memahami dan pengetahuan konseptual.
Sedangkan indikator tujuan pembelajaran yang ditulis berada pada sel matrik 1C3, yaitu
berada pada ranah proses kognitif menerapkan dan pengetahuan faktual. Dengan
demikian, indikator tujuan pembelajaran yang ditulis pada sel matrik 1C3 memiliki
kemampuan yang lebih tinggi dari KD yang ditargetkan. Oleh karena itu, hasil analisis KD
dan indikator menunjukkan bahwa indikator tujuan pembelajaran yang dikembangkan
dalam RPP atau silabus merupakan penjabaran dari KD bahkan dapat lebih tinggi dari
kompetensi minimal yang diharapkan oleh KD target. Dengan demikian berdasarkan hasil-
analisis, penyusunan indikator tujuan pembelajaran yang ditampilkan pada tabel 7 termasuk
pada kategori sangat baik.
Tujuan pembelajaran pada sel matrik 1C1 dari ranah proses kognitif mengingat
dan pengetahuan faktual, 1C2 dari ranah proses kognitif mengingat dan pengetahuan
konseptual, dan 1C2 dari ranah proses kognitif memahami dan pengetahuan faktual
merupakan sel-sel yang mendasari kemampuan sel KD target. Sedangkan indikator tujuan
pembelajaran yang pada sel matrik 2C4 merupakan sel yang sama dengan sel KD target.
Berdasarkan dari hasil analisis di atas, maka penggunaan tabel taksonomi
dimensi proses kognitif terhadap dimensi pengetahuan sangat berguna dan memudahkan
dalam menyinkronkan penyusunan tujuan intruksional dan standar sistem penilaian,
sehingga target Standar Komptensi Lulusan (SKL) dapat diketahui dari sejauh mana
pengembangan indikator capaian kompetensi yang merupakan penjabaran kebutuhan
pengetahuan dari Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) sudah terpenuhi.

18 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa


Teknik Elektronika Audio Video
Webbs Depth of Knowledge (Webbs DOK)
Depth of Knowledge (DOK) dikembangkan oleh Dr Norman Webb, seorang
ilmuwan & peneliti di bidang Pendidikan Sains dari Wisconsin Center for Education
Research and the National Institute for Science Education. Setidaknya sudah 20 negara
yang sudah mengadopsi DOK untuk digunakan sebagai alat evaluasi sistem standar
penilaian. DOK dapat digunakan untuk mengukur sejauh mana level (tingkat kedalaman)
perolehan pengetahuan peserta didik. Apakah pengetahuan yang diperoleh peserta didik
sudah sesuai dengan Standar Isi (SI) yang diturunkan dari Standar Kompetensi Lulusan
(SKL) Kurikulum Nasional.
Dengan menggunakan DOK seorang guru dapat mengembangkan (melakukan)
penilaian yang ketat sesuai dengan tuntutan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) kurikulum.
Selain itu, dengan menggunakan DOK kita dapat melakukan penjenjangan
kompetensi pengetahuan peserta didik, sehingga selaras dengan kebutuhan tenaga kerja.
Menurut Norman L. Webb dari Pusat Penelitian Pendidikan Wisconsin Amerika
Serikat dengan tema Jurnal Tingkat Kedalaman Empat Wilayah Pengetahuan 28 Maret
2002: Menafsirkan dan menegaskan bahwa Tingkat Kedalaman Pengetahuan untuk
tujuan standar dan item penilaian merupakan persyaratan penting untuk keselarasan dalam
menganalisis tingkat kedalaman pengetahuan pembelajaran. Menurut Norman Webb,
tingkat Kedalaman pengetahuan terbagi dalam empat wilayah pengetahuan yaitu:
Depth of Knowledge (DOK) atau tingkat Kedalaman Pengetahuan dibagi menjadi
4 tingkatan (Level), yaitu:

Tabel 8. Penjenjangan Kedalaman Pengetaahuan Menurut Webbs Depth of Knowledge

JENJANG
LEVEL DESKRIPSI
PENGETAHUAN
MENGINGAT KEMBALI (REPRODUKSI)
DOK-1 Mengingat kembali informasi seperti fakta, definisi, istilah, atau Dasar (A)
prosedur sederhana.
KETRAMPILAN/KONSEP
DOK-2 Menggunakan informasi sebelumnya dengan pengetahuan Lanjut (B1)
konseptual
BERFIKIR STRATEGIS
DOK-3 Menengah (B2)
Perencanaan & pengembangan disertai dengan alasan
BERFIKIR SECARA LUAS
DOK-4 Membutuhkan penyelidikan/penelitian, pengumpulan data dan Tinggi (C)
analisis hasil.

Level 1: Mengingat Kembali dan Reproduksi


Membutuhkan penarikan kembali informasi seperti fakta, definisi, istilah, atau
prosedur sederhana, serta melakukan proses sains sederhana atau prosedur. Level 1
19 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
Teknik Elektronika Audio Video
hanya membutuhkan peserta didik untuk menunjukkan respon hafalan, menggunakan
rumus yang sudah dikenal, melakukan prosedur yang ditetapkan, seperti penulisan resep
makanan, ekperimen dengan serangkaian urutan langkah kerja yang jelas.
Sebuah prosedur sederhana yang telah terdifinisikan dengan baik, bilamana
dalam penyelesaian hanya membutuhkan satu langkah, seperti mengukur nilai tegangan,
resistansi dan arus. Kata kerja seperti mengidentifikasi, mengingat, mengenali,
menggunakan, menghitung, dan mengukur secara umum merupakan kerja kognitifdan
diklasikasikan di tingkat mengingat kembali dan reproduksi-Recall and Reproduction atau
Level 1.
Penyelesaian masalah sederhana dan dapat langsung diterjemahkan dan
diselesaikan dengan rumus, seperti penerapan hukum ohm dalam rangkaian listrik dapat
dikatagorikan Level 1. Penggunaan kata kerja yang sama pada tujuan pembelajaran,
seperti menjelaskan kemungkinan penggunaan kata kerja menjelaskan dapat berada
pada tingkat klasifikasi DOK yang berbeda, tergantung pada kerumitan (kompleksitas)
pengetahuannya.
Seorang peserta didik ketika menjawab permasalahan item soal DOK pada Level
1, dan jawabannya tidak mengharuskan untuk diketahui atau dipecahkan peserta didik
itu sendiri, atau jika pengetahuan yang diperlukan untuk menjawab item soal secara
otomatis menyediakan kunci jawaban untuk setiap item soal, maka item soal tersebut dapat
diklasifikan DOK Level 1. Dan bilamana pengetahuan yang diperlukan untuk menjawab soal
tidak secara otomatis memberikan kunci jawaban (penyelesaian), maka item soal tersebut
kemungkinan dapat diklasifikasikan pada DOK Level 2.

Level 2: Keterampilan dan Konsep


Mencakup keterlibatan beberapa proses mental untuk mengingat atau
mereproduksi tanggapan. Isi atau proses pengetahuan yang terlibat memiliki tingkat
kompleksitas lebih rumit daripada di Level 1. Oleh karena peserta didik harus membuat
beberapa keputusan, sehingga mendekati pertanyaan atau masalah. Kata kerja operasional
yang umum digunakan pada klasifikasi pengetahuan Level 2 adalah mengklasifikasi,
mengatur, memperkirakan, melakukan pengamatan, mengumpulkan dan
menampilkan data, dan membandingkan data. Suatu tindakan yang menggunakan kata
kerja ini memerlukan lebih dari satu langkah. Misalnya, untuk membandingkan data,
langkah pertama yang diperlukan adalah (1) mengidentifikasi karakteristik objek atau
fenomena, kemudian (2) mengelompokan atau memilah objek.

20 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa


Teknik Elektronika Audio Video
Pengetahuan DOK Level 2 meliputi kegiatan melakukan pengamatan dan
mengumpulkan data; mengklasifikasikan, pengorganisasian, dan membandingkan data,
dan mengatur dan menampilkan data dalam tabel dan grafik. Penggunaan kata kerja yang
sama pada tujuan pembelajaran, seperti menjelaskan kemungkinan penggunaan kata
kerja menjelaskan atau menafsirkan dapat berada pada tingkat klasifikasi DOK yang
berbeda, tergantung pada kerumitan (kompleksitas) pengetahuan yang diperlukan dalam
tindakan. Misalnya, menafsirkan informasi dari grafik sederhana, membutuhkan informasi
bagaimana membaca dan menginterprestasikan grafik, termasuk katagori DOK Level 2.
Suatu tindakan yang memerlukan interpretasi pengetahuan yang mengandung
kompleksitas, seperti membuat interprestasi makna tentang grafik dan menjelaskan makna
informasi yang terkandung dalam grafik, dapat dikatagorikan DOK Level 3.

Level 3: Berpikir Strategis


Berfikir strategis memerlukan tingkat kedalaman pengetahuan yang lebih tinggi
dari DOK Level sebelumnya, tingkat berfikir yang memiliki kompleksitas seperti penalaran,
perencanaan, menggunakan bukti. Tuntutan pengetahuan (kognitif) DOK Level 3 sangat
kompleks dan abstrak. Kompleksitas tidak tergantung hanya dari fakta saja, melainkan
mungkin juga dapat bersumber dari beberapa jawaban, dan dimungkinkan juga
membutuhkan urutan atau tahapan didalam penalaran.
Dalam kebanyakan kasus, jika peserta didik diminta untuk menjelaskan pemikiran
DOK Level 3; dan bilamana penjelasan dalam kalimat yang diberikan merupakan
pengetahuan yang sangat sederhana, maka pengatuan ini dapat dikategorikanpada DOK
Level 2.
Suatu tindakan yang memiliki lebih dari satu jawaban dan peserta didik dituntut
untuk membenarkan suatu respon, maka katagori pengetahuan ini berada pada DOK Level
3. Eksperimental desain dalam DOK Level 3 pada umumnya dibutuhkan tindakan lebih dari
satu variabel dependen. Tindakan yang termasuk dalam DOK Level 3, meliputi kegiatan
mendeskripsikan kesimpulan dari pengamatan; mengutip bukti dan mengembangkan
argumen logis dalam konsep berfikir; menjelaskan fenomena dalam konsep, dan
menggunakan konsep-konsep untuk memecahkan permasalahan tidak rutin.

Level 4: Berpikir Secara Luas


Memerlukan daya kognitif tinggi dan sangat kompleks. Peserta didik diminta
untuk membuat beberapa koneksi ide yang berhubungan dalam satu area atau antar area
pengetahuan-dan harus memilih atau merancang satu pendekatan di antara banyak
alternatif tentang bagaimana situasi dapat dipecahkan. Banyak instrumen penilaian tidak
21 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
Teknik Elektronika Audio Video
dapat mencakup kegiatan penilaian yang dapat diklasifikasikan sebagai Tingkat 4. Namun,
standar, tujuan, dan tujuan dapat dinyatakan sedemikian rupa untuk mengharapkan peserta
didik untuk melakukan berpikir secara luas. Mengembangkan generalisasi dari hasil yang
diperoleh dan strategi yang digunakan dan menerapkannya terhadap situasi masalah
adalah contoh tujuan pembelajaran yang merupakan Level 4. Banyak, tapi tidak semua,
kinerja penilaian dan kegiatan penilaian terbuka yang membutuhkan pemikiran yang
signifikan akan berada pada Tingkat 4. Level 4 membutuhkan penalaran desain,
eksperimental dan perencanaan yang kompleks, dan mungkin akan memerlukan jangka
waktu, baik untuk meneliti ilmu pengetahuan yang diperlukan oleh suatu tujuan, atau untuk
melaksanakan beberapa langkah dari item penilaian. Namun, periode perpanjangan waktu
bukan merupakan faktor yang membedakan jika pekerjaan yang dibutuhkan adalah hanya
berulang dan tidak memerlukan pemahaman konseptual yang signifikan dan berpikir tingkat
tinggi. Sebagai contoh, jika seorang peserta didik harus mengambil suhu air dari sungai
setiap hari selama satu bulan dan kemudian membuat grafik, ini akan diklasifikasikan
sebagai kegiatan Tingkat 2. Namun, jika peserta didik melakukan sebuah penelitian tentang
suhu air sungai yang membutuhkan keputusan dengan mempertimbangkan sejumlah
variabel, pengetahuan ini akan menjadi Tingkat 4.

Komparasi Penerapan DOK Webb & Taksonomi Blom


Depth of Knowledge (DOK) mirip dengan Taksonomi Bloom, namun berbeda
dalam penggunaanya. Taksonomi Bloom: Penggunaan kata kerja yang sama pada tujuan
pembelajaran yang berbeda memiliki derajad level pengetahuan yang sama, sedangkan
DOK Webb: Penggunaan kata kerja yang sama pada tujuan pembelajaran yang berbeda
memiliki derajad level pengetahuan yang belum tentu sama (tergantung tingkat kedalaman
dari pengetahuan).

22 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa


Teknik Elektronika Audio Video
Tabel 9. Komparasi Penerapan Blooms Taxonomy dan Webbs Depth of Knowledge

TAKSONOMI BLOOM
TAKSONOMI BLOOM REVISI Webbs Depth of Knowledge LEVEL
LAMA
Pengetahuan Mengingat DOK-1. MENGINGAT KEMBALI
(REPRODUKSI)
C1

Mengingat kembali pengetahuan yang tersimpan dalam


Mengingat kembali informasi
memori jangka panjang. DASAR
seperti fakta, definisi, istilah, atau
Pemahaman Memahami prosedur sederhana. (A)
C2

Memahami makna pesan instruksional, termasuk oral,


tertulis, dan komunikasi grafis.
Penerapan Menerapkan DOK-2. KETRAMPILAN/
KONSEP
Melaksanakan atau menggunakan prosedur dalam LANJUT
C3

Menggunakan informasi
situasi tertentu. (B1)
sebelumnya dengan
pengetahuan konseptual
Analisis Menganalisis DOK-3. BERFIKIR STRATEGIS
C4

Kemampuan menganalisis atau merinci suatu situasi, Perencanaan & pengembangan MENENGAH
atau pengetahuan menurut komponen yang lebih kecil disertai dengan alasan (B2)
dan memahami hubungan antara bagian yang satu
dengan yang lain.
Sintesa Mengevaluasi DOK-4. BERFIKIR SECARA
LUAS
Kemampuan Membuat penilaian berdasarkan
Membutuhkan penelitian
mengintegrasikan kriteria dan pengakuan standar.
(penyelidikan), pengumpulan
C5

bagian-bagian yang
data dan analisis hasil.
terpisah menjadi
Membuat Sebuah Difinisi
keseluruhan yang TINGGI
Membuat Sebuah Kesimpulan
terpadu. (C)
Membuat Sebuah Hipotesa
Evaluasi Mencipta (Mengkreasi) Membuat Sebuah Analisis
Membuat penilaian Mengintegrasikan elemen-
C6

berdasarkan kriteria elemen shg membentuk sebuah


dan standar. struktur baru, menjadi kesatuan
yang utuh.

Tabel 10. Hesss Blooms & DOK Levels

Proses Kognitif Webbs Depth of Knowledge (DOK) Levels


Taksonomi Bloom DOK-1 DOK-2 DOK-3 DOK-4
Ingatan/Reproduksi Ketrampilan/Konsep Berfikir Strategis Berfikir Secara Luas
C1 Mengingat Dasar (A) x x x
C2 Memahami Dasar (A) Dasar (A) Dasar (A) Dasar (A)
C3 Menerapkan Lanjut (B1) Lanjut (B1) Lanjut (B1) Lanjut (B1)
C4 Menganalisis Menengah (B2) Menengah (B2) Menengah (B2) Menengah (B2)
C5 Mengevaluasi x x Tinggi (C) Tinggi (C)
C6 Menciptakan Tinggi (C) Tinggi (C) Tinggi (C) Tinggi (C)

Penerapan Matrik Rigor-Kognitif Hess-Kedalaman Pengetahuan Webb ke Dimensi Proses


Kognitif Taksonomi Bloom

23 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa


Teknik Elektronika Audio Video
Tabel 11. Proses Kognitif Taksonomi Bloom versus Webbs Depth of Knowledge (DOK) Levels

Webbs Depth of Knowledge (DOK) Levels


Proses Kognitif
Taksonomi Bloom DOK-1 DOK-2 DOK-3 DOK-4
Ingatan/Reproduksi Ketrampilan/Konsep Berfikir Strategis Berfikir Secara Luas
Mengingat atau
mengidentifikasi
konversi, istilah,
fakta
Mengingat atau
mencari fakta- Pada tingkat ini tidak ada korelasi (hubungan) antara pikiran dan
C1 Mengingat
fakta dasar, kedalaman pengetahuan seseorang
definisi, detail,
peristiwa
Mengidentifikasi
fakta/rincian
dalam teks
Mengevaluasi Menjelaskan Menjelaskan, Menghubungkan
ekspresi hubungan atau konsep-konsep
Cari titik pada Menggunakan menghubungkan matematika ke ranah
grid atau model atau ide menggunakan konten yang lainnya
angka pada diagram untuk bukti-bukti Mengembangkan
garis bilangan menjelaskan pendukung generalisasi kedalam
Memecahkan konsep (kutipan, contoh) situasi baru
masalah Membuat Menggunakan Menjelaskan
sederhana kesimpulan dasar konsep untuk bagaimana konsep
(satu langkah) atau prediksi logis memecahkan atau ide khusus
Memiilih kata-kata dari data atau permasalahan berhubungan dengan
C2 Memahami yang tepat observasi non-rutin domain konten atau
Menulis kalimat Menjelaskan Menjelaskan konsep lainnya
sederhana hubungan suatu alasan
Menjelaskan Membuat ringkasan yang mungkin
dengan Mengidentifikasi membutuhkan
menggunakan ide-ide sentral lebih dari satu
kalimat tanya
jawaban
bagaimana atau
mengapa Menjelaskan atau
menghubungkan
ide menggunakan
bukti pendukung
Mengikuti Memilih prosedur Mendesain Merencanakan
prosedur dan sebuah pendekatan dengan
sederhana sesuai menerapkannya investigasi untuk banyak alternatif
perintah/petunjuk Memecahkan tujuan tertentu untuk penelitian
kerja, seperti: masalah rutin atau pertanyaan masalah baru
Menghitung, menerapkan penelitian Merencanakan multi
mengukur, beberapa konsep Menggunakan alternatif pendekatan
menerapkan atau membuat
C3 Menerapkan penalaran, untuk mecahkan
aturan keputusan. perencanaan, permasalahan dalam
Menerapkan Menggunakan dan bukti penelitian.
rumus konteks untuk pendukung
Memecahkan mengidentifikasi Menggunakan
persamaan makna kata konsep untuk
linear Mendapatkan dan memecahkan
Membuat menginterpretasika masalah non-rutin
konversi n informasi
Mengembangkan

24 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa


Teknik Elektronika Audio Video
menggunakan fitur ide-ide
teks
Mengambil Mengkategorikan- Membandingkan Menganalisis
(mengidentifikasi) data, angka informasi, data berbagai sumber
jenis informasi Membuat atau teks bukti atau data set
yang terkandung organisasi data Menganalisis dan (teks)
dalam grafik, pesanan menarik Menganalisis tema
tabel, fitur teks, dll Memilih grafik yang kesimpulan dari kompleks/abstrak
untuk menjawab sesuai dan data, mengutip
pertanyaan. terorganisir & data bukti
Mengidentifikasi tampilan Menafsirkan data
C4 Menganalisis pola Mengembangkan dari grafik yang
pola kompleks
Menafsirkan data Menganalisis
dari grafik atau menafsirkan
sederhana hasil tulisan untuk
Mebandingkan kritik teks
karya tulis, fakta,
istilah, peristiwa
Menganalisis
format, organisasi,
struktur teks
Membuat kutipan Menerapkan
dan pemahaman dengan
mengembangkan cara baru,
argumen yang memberikan
logis untuk argumen atau
dugaan yang pembenaran untuk
didasarkan pada aplikasi baru
Mengevalua
C5 satu teks atau
si Mengevaluasi
masalah
relevansi, akurasi, &
Membandingkan/
kelengkapan sumber
membedakan
informasi
metode solusi
Menilai kebenaran
Membenarkan
suatu kesimpulan
kesimpulan yang
dibuat
Brainstorm (curah Menghasilkan Menyatukan Menyatukan
pendapat) ide, dugaan informasi dari informasi dari
konsep, masalah, berdasarkan satu sumber beberapa sumber
atau perspektif pengamatan atau informasi menjadi yang berbeda
yang pengetahuan kesatuan menjadi kesatuan
berhubungan sebelumnya informasi yang informasi baru.
dengan topik atau baru. Mendesain model
konsep Mengembangkan untuk
solusi alternatif menginformasikan
C6 Menciptakan
Menyatukan dan memecahkan
informasi situasi praktis atau
kedalam satu set abstrak
data Mengartikulasikan-
Mengembangkan situasi baru, tema
model kompleks alternatif,
atau pendekatan pengetahuan baru
untuk situasi atau perspektif baru
tertentu

25 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa


Teknik Elektronika Audio Video
Fungsi Hess Cognitive Rigor Matrix adalah (1) untuk menentukan kedalaman
pengetahuan dan jenis berpikir (verba), (2) menjelaskan kepada guru bagaimana taksonomi
Bloom dan penjenjangan tingkat DOK Webb yang sama, namun berbeda, dan (3) sebagai
alat untuk memeriksa kedalaman pemahaman yang diperlukan untuk tugas yang berbeda,
yang mana pada awalnya nampak berada pada tingkat yang sebanding kompleksitasnya.

Gambar 7 memperlihatkan klasifikasi kata kerja operasional berdasarkan


kedalaman pengetahuan menurut aturan penjenjangan Webbs Depth of Knowledge.

Gambar 7. Tabel klasifikasi Webbs Depth of Knowledge

DOK-Level 1 (Kompetensi Dasar Level-A)


Kata kerja operasional yang berada pada dok level-1 termasuk katagori
pengetahuan level dasar (A), yaitu mengingat kembali (reproduksi) pengetahuan yang telah
tersimpan dalam memori jangka panjang (reproduksi) atau Mengingat kembali informasi
seperti fakta, definisi, istilah, atau prosedur sederhana (klasifikasi taksonomi bloom C1).
Memahami makna pesan instruksional, termasuk oral, tertulis, dan komunikasi grafis
(Taxonomi Bloom C2).
Penekanan pada fakta dan mengingat informasi yang sederhana diajarkan
sebelumnya. Proses pembelajaran di level ini berarti juga melakukan langkah-langkah
sederhana, resep, atau arah. Atau kemungkinan suatu permaslahan yang sulit, namun

26 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa


Teknik Elektronika Audio Video
tanpa memerlukan penalaran. Pada DOK 1, peserta didik menemukan "jawaban yang
benar," dan tidak memperdebatkan suatu "permasalahan," tersebut benar atau salah.
Contoh penerapan DOK Level-1 (Kompetensi Dasar Level-A)
Membuat daftar komponen resistor sesuai dengan norma deret E6, E12, E24
Mencari atau mengingat fakta yang ditemukan dalam teks
Menentukan parameter bidang persegi panjang dengan memberi gambar atau label
Menjelaskan ciri fisik komponen elektronik
Menjelaskan informasi dari tabel atau grafik untuk menjawab pertanyaan
CATATAN: Jika pengetahuan yang diperlukan untuk menjawab item tentang target secara
otomatis memberikan jawabannya, maka posisi sasaran target pengetahuan adalah DOK
LEVEL-1

DOK-Level 2 (Kompetensi Lanjut Level-B1)


Kata kerja operasional yang berada pada dok level-2 termasuk katagori
pengetahuan level lanjut (B1), yaitu pengetahuan tentang berfikir strategis, yakni
bagaimana peserta didik menggunakan informasi sebelumnya dengan pengetahuan
konseptual dan jika level ini sesuai dengan taksonomi bloom C3, yaitu melaksanakan atau
menggunakan prosedur dalam situasi tertentu.
Membutuhkan perbandingan dua atau lebih konsep, mencari persamaan dan
perbedaan, menerapkan pembelajaran faktual di tingkat keterampilan dasar. Ide utama,
membutuhkan pengetahuan yang lebih dalam dari sekedar definisi. Peserta didik dituntut
harus menjelaskan "bagaimana" atau "mengapa" dan sering memperkirakan atau
menafsirkan untuk merespon.
Contoh penerapan DOK Level-2 (Kompetensi Lanjut Level-B1)
Membandingkan bentuk fisik terhadap frekuensi kerja komponen elektronik
Mengidentifikasi dan merangkum isi materi buku pegangan siswa (handout), modul bahan
ajar, buku literatur, .... dll
Menjelaskan sebab-akibat penyebab kerusakan komponen elektronika
Memprediksi hasil logis berdasarkan kebenaaran informasi atau dasar kajian teori
Mengklasifikasikan maksud dan tujuan pengkode dan bentuk fisis komponen elektronik
CATATAN: Jika pengetahuan yang diperlukan untuk menjawab item tentang target tidak
secara otomatis memberikan jawaban, maka item tersebut setidaknya DOK LEVEL 2.
Kebanyakan tindakan akan membutuhkan lebih dari satu kali keputusan

DOK-Level 3 (Kompetensi Menengah Level-B2)


Kata kerja operasional yang berada pada dok level-3 termasuk katagori
pengetahuan level menengah (B2), yaitu perencanaan & pengembangan disertai dengan
alasan (berfikir strategis), yakni bagaimana peserta didik memiliki kemampuan
27 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
Teknik Elektronika Audio Video
menganalisis atau merinci suatu situasi, atau pengetahuan menurut komponen yang lebih
kecil dan memahami hubungan antara bagian yang satu dengan yang lain (Taksonomi
Bloom C4).
Berfikir strategis membutuhkan tingkat pemahaman yang mendalam seperti
perencanaan, dan dalam menemukan masalah harus didukung dengan bukti, dan lebih
menuntut penalaran kognitif. Pengetahuan mengandung lebih dari satu respon atau
pendekatan. Membutuhkan kompleksitas pengetahuan atau berpikir abstrak, dan
penerapan pengetahuan atau keterampilan dalam situasi baru dan unik.
Contoh penerapan DOK Level-3 (Kompetensi Menengah Level-B2)
Mengembangkan model ekperimen ilmiah dari berbagai ide kompleks
Menemukan, mengevaluasi permasalahan dan mengusulkan solusi pemecahan
masalah
Menjelaskan, generalisasi atau menghubungkan ide, dengan menggunakan bukti-
bukti pendukung dari teks atau berbagai sumber informasi.
Membandingkan berbagai macam sumber informasi (data) yang berbeda
Membuat (menjelaskan) kesimpulan hasil eksperimen
DOK-Level 4 (Kompetensi Tinggi Level-C)
Kata kerja operasional yang berada pada dok level-4 termasuk katagori
pengetahuan level tinggi (C), yaitu berfikir secara luas tentang bagaimana cara
mengintegrasikan elemen-elemen shg membentuk sebuah struktur baru, menjadi kesatuan
yang utuh, seperti melakukan penelitian (penyelidikan), pengumpulan data dan analisis
hasil, seperti membuat sebuah difinisi, membuat sebuah kesimpulan, membuat sebuah
hipotesa, dan membuat sebuah analisis (taksonomi bloom C5 dan C6).
Pada tingkat ini, peserta didik melakukan identifikasi masalah, dalam melakukan
perencanaan-peserta didik menggunakan langkah-langkah tindakan, dan membuat
keputusan berdasarkan data yang dikumpulkan. Biasanya melibatkan lebih banyak waktu
dari satu periode kelas. Dalam mencari kebenaran suatu metode digunakan beberapa
solusi kemungkinan.
Peserta didik diminta untuk membuat beberapa koneksi ide yang berhubungan
dalam satu area atau antar area pengetahuan-dan harus memilih atau merancang satu
pendekatan di antara banyak alternatif tentang bagaimana situasi dapat dipecahkan.
Contoh penerapan DOK Level-4 (Kompetensi Tinggi Level-C)
Mengumpulkan, menganalisa, mengatur, dan menginterpretasikan informasi dari
berbagai sumber untuk keperluan penyusunan laporan dengan disertai alasan.
Menganalisis dan menarik kesimpulan dari berbagai sumber data (bukti).

28 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa


Teknik Elektronika Audio Video
Melakukan kerja proyek dan identifikasi masalah, mengusulkan jalur solusi,
memecahkan masalah, dan membuat hasil laporan
CATATAN: Kegiatan DOK LEVEL 4 sering membutuhkan jangka waktu yang lama untuk
menyelesaikan beberapa langkah, namun DOK pada level ini tidak hanya ditentukan oleh
lamanya waktu proses pembelajaran, dan bilamana proses keterampilan dan konsep hanya
diulang-ulang dari waktu ke waktu.

Tabel 12. Perbandingan taksonomi Bloom dengan terhadap kedalaman pengetahuan Norman
Webb menurut penggabungan Karin Hess Cognitive Rigor Matrix

Blooms Taxonomy Webbs Depth of Knowledge

Penggabungan keduanya oleh Karin Hess Cognitive Rigor Matrix dapat digunakan untuk memetakan kedalaman
Standar Isi (SI) maupun kompleksitas Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
Klasifikasi jenis pemikiran yang terlibat Menentukan kompleksitas isi dan kegiatan pembelajaran, dan mengukur
dalam proses kognitif seberapa dalam siswa telah memahami isi materi.
Klasifikasi jenis kata kerja operasional Penggunaan kata kerja operasional tidak hanya untuk mengukur tingkat
dalam pembuatan item soal atau tujuan kinerja saja, melainkan juga menggambarkan kompleksitas pengetahuan
pembelajaran yang terlibat didalam kinerja tersebut.
Berguna sebagai panduan guru dalam Berguna untuk memastikan keselarasan antara sasaran belajar dan item
mengembangkan dan mengarahkan tanya penilaian
jawab dengan peserta didik.

Kata Kunci: Proses penilaian kedalaman pengetahuan menurut Webbs Depth of Knowledge

Gambar 12. Sinkronisasi penilaian menurut Webbs Depth of Knowledge

Penerapan kata kerja pada Webbs Depth of Konwledge


Sebuah definisi umum untuk klasifikasi masing-masing tingkat kedalaman
pengetahuan (menurut Norman Webb) terlihat pada Tabel 20 di bawah, dengan spesifikasi
lebih lanjut dan contoh kata kerja mengukur untuk setiap tingkat DOK (Depth of
Knowledge). Norman Webb merekomendasikan bahwa untuk keperluan penilaian
(penjenjangan ) skala besar, ruang lingkup standar penilaian hanya digunakan untuk
menilai tingkat kedalaman pengetahuan sampai pada DOK level 1, 2, dan 3 saja.
Sedangkan untuk kedalaman pengetahuan pada Depth of Knowledge (DOK) di Level 4
dapat menggunakan sistem standar penilaian pengetahuan lokal.

29 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa


Teknik Elektronika Audio Video
Tabel 20. Penggunaan kata kerja operasional mengukur menurut Webbs Depth of Knowledge (Webbs
DOK)
Aktifitas Kela
LEVEL Tujuan Pembelajaran Menurut DOK-Webb
Webbs DOK s
Melakukan (1) Mengukur tegangan jatuh pada resistor,....
proses sains

DASAR

DOK-1
sederhana atau (1) Mengukur arus yang mengalir melalui resistor,....

(A)
prosedur untuk (1) Mengukur tegangan jatuh pada resistor dengan nilai X
mengumpulkan resistansi berbeda-beda,....
data
(1) Mengukur arus yang mengalir melalui resistor dengan nilai
resistansi berbeda-beda,....
Merepresentasika (1) Mengukur tegangan jatuh pada resistor, kemudian (2)
n data yang membuat sebuah grafik untuk menampilkan hubungan arus
LANJUT

DOK-2

dikumpulkan terhadap tegangan dengan nilai resistansi berbeda-beda,....


(B1)

selama periode XI
waktu, membuat
perbandingan
dan interpretasi
Menginterpretasik (1) Mengukur tegangan jatuh pada resistor, kemudian (2)
an data yang membuat sebuah grafik untuk menampilkan hubungan arus
MENENGAH

dikumpulkan terhadap tegangan dengan nilai resistansi berbeda-beda,.dan


DOK-3

untuk menjawab (3) menjelaskan pengaruh perubahan nilai resistansi terhadap


(B2)

pertanyaan perubahan nilai arus-tegangan, serta (4) menginterprestasikan


hipotesa karakteristik bentuk grafik dari hasil ekperimen,.... XI/XII
penelitian/ekperi
men untuk
membuktikan
kajian secara
ilmiah.
Menganalisis (1) Mengukur tegangan jatuh pada resistor, kemudian (2)
hasil membuat sebuah grafik untuk menampilkan hubungan arus
eksperimen/penel terhadap tegangan dengan nilai resistansi berbeda-beda,.dan
itian dan (3) menjelaskan pengaruh perubahan nilai resistansi terhadap
menemukan perubahan nilai arus-tegangan, serta (4) menginterprestasikan
hipotesa baru karakteristik bentuk grafik dari hasil ekperimen,. kemudian (5)
TINGGI

menyimpulkan bahwa hubungan yang dinyatakan dalam hukum


DOK-4
(C)

ohm adalah benar menurut hipotesa.


(1) Mengukur tegangan jatuh pada resistor, kemudian (2) XII
membuat sebuah grafik untuk menampilkan hubungan arus
terhadap tegangan dengan nilai resistansi berbeda-beda,.dan
(3) menjelaskan pengaruh perubahan nilai resistansi terhadap
perubahan nilai arus-tegangan, dan (4) menginterprestasikan
karakteristik bentuk grafik dari hasil ekperimen,. (5) serta
membuktikan bahwa hubungan tersebut hanya berlaku untuk
komponen resistor yang bersifat linier dan bukan untuk semua
komponen yang bersifat non-linier.

30 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa


Teknik Elektronika Audio Video

INDIKATOR, KOMPETENSI INTI (KI) DAN KOMPETENSI DASAR (KD)


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)
BIDANG STUDI KEAHLIAN : TEKNOLOGI & REKAYASA
PROGRAM STUDI KEAHLIAN : TEKNIK ELEKTRONIKA
PAKET KEAHLIAN : EAV/TEI/TEK/TMK/TOT
MATA PELAJARAN : TEKNIK KERJA BENGKEL
KELAS :X

KOMPETENSI INTI (KI) KOMPETENSI DASAR (KD)


KI-1 (RELIGIUS)
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran 1.1 Membangun kebiasaan bersyukur atas limpahan rahmat,
agama yang dianutnya karunia dan anugerah yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha
Kuasa.
1.2 Memiliki sikap saling menghargai (toleran) keberagaman
agama, bangsa, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi
dalam lingkup global
1.3 Menanamkan sikap dan perilaku beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, jujur,
disiplin, sehat, berilmu, cakap, sehingga dihasilkan insan
Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab sesuai
dengan bidang keilmuannya.
KI-2 (SOSIAL)
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku 2.1. Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu;
(jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung
santun, ramah lingkungan, gotong royong, jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan)
kerjasama, cinta damai, responsif dan dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap
proaktif) dan menunjukkan sikap sebagai dalam melakukan percobaan dan berdiskusi.
bagian dari solusi atas berbagai 2.2. Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas
permasalahan bangsa dalam berinteraksi sehari-hari sebagai wujud implementasi melaksanakan
secara efektif dengan lingkungan sosial percobaan dan melaporkan hasil percobaan
dan alam serta dalam menempatkan diri
2.3. Memiliki sikap dan perilaku patuh pada tata tertib dan aturan
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari selama di kelas
dunia.
atau lingkungan sekolah.

KI-3 (PENGETAHUAN)
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan 3.1. Merencanakan sistem pengelolaan alat & peralatan
faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu (Tool & Equipment management) dan kebutuhan bahan
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan praktek sebagai Database Asset
humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban 3.1.1. Memahami sistem pengelolaan alat & peralatan
(Tool & Equipment management) dan kebutuhan
terkait fenomena dan kejadian, serta
bahan praktek sebagai Database Asset.
menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan 3.1.2. Mengkatagorikan/mengelompokan alat & peralatan
bakat dan minatnya untuk memecahkan bengkel elektronika sesuai dengan fungsi dan
masalah. kondisi.
3.1.3. Mengklasifikasikan alat & peralatan bengkel
elektronika dalam sistem inventarisasi/pengarsipan.
3.1.4. Memahami sistem administrasi pemakaian dan
perawatan alat & peralatan bengkel elektronika.
3.1.5. Mentabulasikan sistem kartu pemakaian dan
peminjaman alat & peralatan.
3.1.6. Memahami fungsi Check list pada sistem
pemeliharaan asset secara berkala
3.1.7. Menjelaskan manfaat dan tujuan penggunaan

31 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa


Teknik Elektronika Audio Video
pengkode barcode pada sistem pemakaian dan
pemeliharaan alat & peralatan.
3.1.8. Memahami macam-macam tipe pengkode barcode
1D dan 2D pada sistem manajemen digital.
3.1.9. Memahami sistem pengkode dan sistem
pengarsipan menggunakan pengkode barcode
untuk berbagai jenis peralatan berbeda
menggunakan perangkat lunak/komputer
3.2. Menerapkan gambar teknik elektronika berdasarkan
standar ANSI dan DIN
3.2.1. Memahami macam-macam simbol katagori sumber
tegangan
3.2.2. Memahami macam-macam simbol katagori konektor
3.2.3. Memahami macam-macam simbol katagori
komponen masukan
3.2.4. Memahami macam-macam simbol katagori
komponen keluaran
3.2.5. Memahami macam-macam simbol katagori
komponen pasif
3.2.6. Memahami macam-macam simbol katagori
komponen semikonduktor diskrit
3.2.7. Memahami macam-macam simbol katagori
komponen gerbang logika
3.2.8. Memahami macam-macam simbol katagori
komponen (rangkaian) terintegrasi
3.2.9. Memahami diagram rangkaian elektronika analog
dan digital berdasarkan standar internasional
3.2.10. Memahami teknik gambar papan rangkaian tercetak
(PCB) lapis tunggal (single layer) secara manual
berdasarkan diagram rangkaian
3.2.11. Memahami teknologi gambar papan rangkaian
tercetak (PCB) lapis tunggal (single layer), ganda
(double layer) dengan menggunakan software
berdasarkan diagram rangkaian.
3.2.12. Memahami metode menggambar dari papan
rangkaian tercetak (PCB) menjadi gambar diagram
rangkaian (reverse engineering).
3.3. Mendeskripsikan standar kesehatan dan keselamatan kerja
(K3) menurut undang-undang regional (nasional) dan
internasional.
3.3.1. Memahami undang-undang kesehatan dan
keselamatan dalam menghindari risiko kecelakaan
pada saat kerja praktik.
3.3.2. Memahami dasar peraturan tentang keselamatan
kerja (state basic safety rules) menurut standar
OSHA.
3.3.3. Memahami jenis-jenis fasilitas peralatan kerja
bengkel di bidang rekayasa elektronika sesuai
standard operational prosedure.
3.3.4. Mengklasifikasikan fasilitas peralatan kerja bengkel
berdasarkan keselamatan dan kesehatan kerja.
3.3.5. Menggunakan alat pelindung diri (APD) standar saat
kerja praktik (Personal protective equipment-PPE).
3.3.6. Mengkatagorikan jenis-jenis bahaya akibat tegangan
sentuh/sengatan listrik.
3.3.7. Memahami sistem instalasi Ground Fault Circuit
32 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
Teknik Elektronika Audio Video
Interrupters dalam menghindari bahaya sengatan
listrik.
3.3.8. Memahami efek sengatan/sentuhan arus listrik (the
effects of electric current on the body) pada tubuh
manusia.
3.3.9. Memahami gangguan busur api (Arc flash) sistem
instalasi listrik.
3.3.10. Memahami sistem proteksi akibat gangguan busur
api sistem instalasi listrik (Arc-Fault Circuit
Interrupters-AFCIs).
3.3.11. Memahami tanda-tanda (rambu-rambu) penting
berkenaan dengan kesehatan dan keselamatan
kerja disekitar tempat kerja.
3.3.12. Menyusun panduan pelayanan kesehatan dan
keselamatan di sekitar lingkungan tempat kerja
3.3.13. Memahami penggunaan alat pemadam kebakaran
jinjing berdasarkan standard operational prosedure.
3.3.14. Memahami informasi praktis tentang sifat-sifat
sumber api kebakaran.
3.3.15. Memahami macam-macam klasifikasi serta
penggunaan alat pemadam kebakaran jinjing.
3.3.16. Memahami kode warna untuk alat pemadam
kebakaran
3.3.17. Mengelola sistem pengendalian bahan berbahaya
dan beracun limbah B3 berdasarkan peraturan dan
undang-undang.
3.3.18. Memahami lembar data keamanan material kimia
(Material Safety Data Sheet- MSDS).
3.3.19. Memahami sumber bahan berbahaya dan beracun
B3.
3.3.20. Mengidentifikasi bahan kimia berbahaya dan
beracun B3.
3.3.21. Mengklasifikasi bahan kimia berbahaya dan beracun
limbah kimia berdasarkan hazardous material
identification system.
3.3.22. Memahami label kode warna dan angka
berdasarkan standar NFPA.
3.3.23. Menguraikan bahan limbah yang masih
mengandung unsur kimia berbahaya sebelum
dibuang.
3.4. Mendeskripsikan dasar-dasar kerja mekanik seperti teknik
sambung, pembuatan rumah (cassing) dan teknik
soldering desoldering di bidang rekayasa fabrikasi
peralatan elektronika.
3.4.1. Memahami dasar-dasar teknik sambung,
pembuatan rumah (cassing) dan teknik soldering
desoldering di bidang rekayasa fabrikasi peralatan
elektronika sederhana.
3.4.2. Memahami teknologi soldering/desoldering di bidang
rekayasa fabrikasi peralatan elektronika sederhana
KI-4 (KETRAMPILAN)
4. Mengolah, menalar dan menyaji dalam 4.1. Membuat sistem pengelolaan alat & peralatan (Tool &
ranah konkret dan ranah abstrak terkait Equipment management) dan kebutuhan bahan praktek
dengan pengembangan dari yang sebagai Database Asset.

33 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa


Teknik Elektronika Audio Video
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, 4.1.1. Menyajikan sistem pengelolaan alat & peralatan dan
dan mampu melaksanakan tugas spesifik kebutuhan bahan praktek (Database Asset).
dibawah pengawasan langsung.
4.1.2. Membuat daftar inventarisasi alat & peralatan
bengkel elektronika sesuai dengan fungsi dan
kondisi.
4.1.3. Melakukan penyimpanan alat & peralatan bengkel
elektronika dalam sistem inventarisasi/pengarsipan.
4.1.4. Menyajikan sistem administrasi pemakaian dan
pemeliharaan alat & peralatan bengkel elektronika.
4.1.5. Membuat sistem kartu pemakaian dan peminjaman
alat & peralatan bengkel.
4.1.6. Melakukan Check list pemeliharaan (perawatan dan
perbaikan ringan) asset secara berkala
4.1.7. Menerapkan pengkode barcode pada sistem
pemakaian dan pemeliharaan peralatan Bengkel
Elektronika.
4.1.8. Menerapkan sistem pemakaian dan pemeliharaan
peralatan dengan sistem pengkode barcode dengan
komputer.
4.1.9. Melakukan pengecekan sistem pemakaian dan
pemeliharaan peralatan dengan sistem pengkode
barcode dengan komputer.
4.2. Membuat macam-macam simbol, -diagram skematik, -
papan rangkaian tercetak (PRT), tata letak komponen dan
daftar serta harga komponen di bidang perekayasaan
elektronika
4.2.1. Menggambar macam-macam simbol katagori
sumber tegangan
4.2.2. Menggambar macam-macam simbol katagori
konektor
4.2.3. Menggambar macam-macam simbol katagori
komponen masukan
4.2.4. Menggambar macam-macam simbol katagori
komponen keluaran
4.2.5. Menggambar macam-macam simbol katagori
komponen pasif
4.2.6. Menggambar macam-macam simbol katagori
komponen semikonduktor diskrit
4.2.7. Menggambar macam-macam simbol katagori
komponen gerbang logika
4.2.8. Menggambar macam-macam simbol katagori
komponen (rangkaian) terintegrasi
4.2.9. Menggambar diagram rangkaian elektronika analog
dan digital berdasarkan standar internasional
4.2.10. Menggambar teknologi gambar papan rangkaian
tercetak (PCB) lapis tunggal (single layer) secara
manual
4.2.11. Menggambarkan papan rangkaian tercetak (PCB)
lapis tunggal (single layer), ganda (double layer)
dengan menggunakan software berdasarkan
diagram rangkaian
4.2.12. Menggambar rangkaian dari papan rangkaian
tercetak (PCB) menjadi gambar diagram rangkaian
(reverse engineering).
4.3. Menerapkan pekerjaan bengkel berdasarkan keselamatan
dan kesehatan kerja (K3) menurut standar dan undang-

34 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa


Teknik Elektronika Audio Video
undang regional (nasional) dan internasional
4.3.1. Menerapkan undang-undang kesehatan dan
keselamatan dalam menghindari risiko kecelakaan
pada saat kerja praktik di Bengkel
4.3.2. Menerapkan pekerjaan bengkel berdasarkan
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) menurut
standar Occupational Safety and Health
Administration (OSHA).
4.3.3. Menerapkan dasar-dasar mekanik di bidang
rekayasa elektronika sesuai standard operational
prosedure.
4.3.4. Menggunakan peralatan tangan berdasarkan
petunjuk buku manual dan kesehatan dan
keselamatan kerja
4.3.5. Menggunakan alat pelindung diri (APD) standar saat
kerja praktik (Personal protective equipment-PPE).
4.3.6. Mendiagnosa jenis-jenis bahaya akibat tegangan
sentuh/sengatan listrik (hazard electricity).
4.3.7. Melakukan instalasi sistem pentanahan instalasi
listrik menggunakan sistem Ground Fault Circuit
Interrupters.
4.3.8. Melakukan pertolongan pertama akibat efek
sengatan/sentuhan arus listrik (the effects of electric
current on the body) pada tubuh manusia.
4.3.9. Melakukan pencegahan gangguan busur api (Arc
flash) pada sistem instalasi listrik
4.3.10. Menerapkan sistem proteksi akibat gangguan busur
api sistem instalasi listrik (Arc-Fault Circuit
Interrupters-AFCIs).
4.3.11. Membuat tanda-tanda (rambu-rambu) penting
berkenaan dengan kesehatan dan keselamatan
kerja disekitar tempat kerja
4.3.12. Membuat panduan pelayanan kesehatan dan dan
keselamatan di sekitar lingkungan tempat kerja
4.3.13. Menggunakan alat pemadam kebakaran jinjing
untuk mencegah kebakaran berdasarkan standard
operational prosedure.
4.3.14. Melaksanakan pelatihan metode pemadaman
kebakaran yang diakibatkan oleh sumber api.
4.3.15. Membuat panduan prosedur tindakan pencegahan
kecelakaan akibat kebakaran
4.3.16. Membuat rambu-rambu arah jalan keluar dan
penerangan darurat jika terjadi kebakaran.
4.3.17. Menerapkan sistem pengendalian macam-macam
bahan kimia berbahaya dan beracun limbah B3
berdasarkan peraturan dan undang-undang.
4.3.18. Membuat tabel menurut lembar data keamanan
material kimia (Material Safety Data Sheet- MSDS).
4.3.19. Melakukan penyimpanan bahan berbahaya dan
beracun B3.
4.3.20. Melakukan identifikasi pelabelan pada kemasan
bahan kimia berbahaya dan beracun B3.
4.3.21. Membuat dokumentasi inventaris bahan kimia
berbahaya dan beracun limbah kimia berdasarkan
hazardous material identification system.
4.3.22. Membuat panduan penggunaan bahan kimia di

35 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa


Teknik Elektronika Audio Video
lingkungan produksi di sekitar kerja.
4.3.23. Melakukan konservasi air di sekitar lingkungan kerja
yang terkena langsung bahan kimia berbahaya dan
beracun.
4.4. Menerapkan dasar-dasar kerja mekanik seperti teknik
sambung, pembuatan rumah (cassing) dan teknik
soldering desoldering di bidang rekayasa fabrikasi
peralatan elektronika.
4.4.1. Menerapkan dasar-dasar teknik sambung,
pembuatan rumah (cassing) dan teknik soldering
desoldering di bidang rekayasa fabrikasi peralatan
elektronika sederhana.
4.4.2. Menerapkan teknologi soldering/desoldering di
bidang rekayasa fabrikasi peralatan elektronika
sederhana.

36 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa


Teknik Elektronika Audio Video

INDIKATOR, KOMPETENSI INTI (KI) DAN KOMPETENSI DASAR (KD)


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)
BIDANG STUDI KEAHLIAN : TEKNOLOGI & REKAYASA
PROGRAM STUDI KEAHLIAN : TEKNIK ELEKTRONIKA
PAKET KEAHLIAN : EAV/TEI/TEK/TMK/TOT
MATA PELAJARAN : TEKNIK LISTRIK
KELAS :X

KOMPETENSI INTI (KI) KOMPETENSI DASAR (KD)


KI-1 (RELIGIUS)
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran 1.1. Membangun kebiasaan bersyukur atas limpahan rahmat,
agama yang dianutnya karunia dan anugerah yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha
Kuasa.
1.2. Memiliki sikap saling menghargai (toleran) keberagaman
agama, bangsa, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi
dalam lingkup global
1.3. Menanamkan sikap dan perilaku beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, jujur,
disiplin, sehat, berilmu, cakap, sehingga dihasilkan insan
Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab sesuai
dengan bidang keilmuannya.
KI-2 (SOSIAL)
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku 2.1. Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu;
(jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; bertanggung jawab;
santun, ramah lingkungan, gotong royong, terbuka; peduli lingkungan) sebagai wujud implementasi
kerjasama, cinta damai, responsif dan proses pembelajaran bermakna dan terintegrasi, sehingga
proaktif) dan menunjukkan sikap sebagai dihasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif dan inovatif
bagian dari solusi atas berbagai melalui penguatan sikap (tahu mengapa), keterampilan (tahu
permasalahan bangsa dalam berinteraksi bagaimana), dan pengetahuan (tahu apa) sesuai dengan
secara efektif dengan lingkungan sosial jenjang pengetahuan yang dipelajarinya.
dan alam serta dalam menempatkan diri 2.2. Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan sehari-hari sebagai wujud implementasi melaksanakan
dunia. percobaan dan melaporkan hasil percobaan
2.3. Memiliki sikap dan perilaku patuh pada tata tertib dan aturan
yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari selama di kelas,
lingkungan sekolah

KI-3 (PENGETAHUAN)
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan 3.1. Memahami struktur material kelistrikan
faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan 3.1.1. Mengenal sejarah perkembangan model atom.
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, 3.1.2. Memahami kegunaan tabel periodik material
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban elektronika.
terkait fenomena dan kejadian, serta 3.1.3. Memahami struktur model atom konduktor,
menerapkan pengetahuan prosedural pada semikonduktor dan insulator berdasarkan tabel
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan periodik material.
bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah. 3.1.4. Memahami orbit dan aliran elektron (electron flow)
atom konduktor, semikonduktor dan insulator.
3.1.5. Membandingkan aliran arah arus elektron dan arah
arus konvensional.
3.2. Memahami penggunaan satuan dasar listrik menurut
sistem internasional (Le Systeme International dUnites-SI).
3.2.1. Memahami satuan dasar listrik menurut sistem

37 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa


Teknik Elektronika Audio Video
internasional (Le Systeme International dUnites-SI).
3.2.2. Memahami satuan-satuan charge, force, work dan
power dalam contoh perhitungan sederhana.
3.2.3. Memahami satuan-satuan potensial listrik, e.m.f.,
resistance, conductance, power dan energi pada
rangkaian listrik.
3.3. Memahami fungsi rangkaian resistor pada rangkaian
kelistrikan.
3.3.1. Mengenal simbol-simbol satuan listrik menurut
standar internasional.
3.3.2. Menjelaskan perubahan nilai hambatan listrik
terhadap konstanta bahan, panjang dan luas
penampang kawat.
3.3.3. Memahami nilai resistor berdasarkan kode warna
menurut standar deret E6, E12, E24, dan deret E96.
3.3.4. Memahami beda potensial dalam aliran arus listrik
beban resistor berbeda.
3.3.5. Memahami hubungan antara arus, hambatan dan
beda potensial pada rangkaian listrik beban resistor
sederhana.
3.3.6. Memahami sifat hubungan seri, paralel dan
kombinasi resistor dalam rangkaian listrik.
3.4. Menganalisis hukum-hukum kelistrikan dan teori
kelistrikan.
3.4.1. Memahami ide dasar ditemukannya hukum-hukum
kelistrikan dan teori kelistrikan.
3.4.2. Menganalisa hasil eksperimen hukum Kirchhoff
tegangan.
3.4.3. Menganalisa hasil eksperimen hukum Kirchhoff
arus.
3.4.4. Menganalisa hasil eksperimen teori Thevenin dalam
rangkaian listrik sederhana.
3.4.5. Menganalisa hasil eksperimen teori Norton dalam
rangkaian listrik sederhana.
3.4.6. Menganalisa hasil eksperimen teori Superposisi
dalam rangkaian listrik sederhana.
3.5. Menganalisis rangkaian kapasitor pada rangkaian
kelistrikan
3.5.1. Memahami susunan fisis, jenis dan dielektrikum
kapasitor.
3.5.2. Memahami medan elektrostik kapasitor.
3.5.3. Memahami kuat medan elektrostatik E kapasitor dan
notasi satuan.
3.5.4. Memahami rangkaian seri kapasitor.
3.5.5. Memahami rangkaian paralel kapasitor.
3.5.6. Menghitung nilai kapasitas rangkaian paralel
rangkaian pengisian kapasitor.
3.5.7. Menganalisis konstanta waktu pengisian dengan
metode grafis.
3.5.8. Menginterprestasikan kurva arus-tegangan
kapasitor.
3.5.9. Memahami kapasitor difungsikan sebagai low pass
filter (LPF) dan high pass filter (HPF).
3.6. Menerapkan hukum-hukum kemagnetan pada rangkaian
38 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
Teknik Elektronika Audio Video
kelistrikan
3.6.1. Memahami hukum tarik-menarik dan tolak-menolak
bilamana dua magnet saling di dekatkan.
3.6.2. Mendefinisikan fluks magnet , dan kerapatan fluks
magnet B, dan beserta notasi satuannya.
3.6.3. Melakukan perhitungan sederhana untuk
menyatakan hubungan antara fluks magnet , dan
kerapatan fluks magnet B, dan luas penampang A,
serta menuliskan notasi satuannya.
3.6.4. Mendefinisikan gaya gerak magnet Fm
(magnetomotive force-mmf), dan kekuatan medan
magnet H beserta notasi satuannya.
3.6.5. Mendeskripsikan hubungan gaya gerak magnet
(Fm) terhadap kuat arus manit (I) dan jumlah lilitan
(N).
3.6.6. Mendifinisikan arti permeabilitas magnet.
3.6.7. Memahami kurva B-H untuk material magnet yang
berbeda.
3.6.8. Memahami nilai-nilai khas permeabilitas relatif
magnet.
3.6.9. Mencontohkan perhitungan kerapatan fluks B
terhadap permebilitas magnet dan kuat medan
magnet.
3.6.10. Mendifinisikan derajad hambatan magnet (S)
terhadap fluks magnet.
3.7. Menerapkan rangkaian kemagnetan pada rangkaian
kelistrikan
3.7.1. Memahami konsep dasar medan magnet akibat arus
listrik.
3.7.2. Memahami aturan putaran tangan kiri (asas
Flemming) untuk menentukan arah medan magnet.
3.7.3. Memahami aturan pegangan tangan kiri untuk
menentukan arah medan magnet pada selenoid.
3.7.4. Mencontohkan aplikasi praktis dari elektromagnet,
seperti bel listrik, relay, pengangkat dari magnet,
penerima telepon.
3.7.5. Menghitung hubungan besarnya gaya F terhadap
kerapatan fluksi, arus yang mengalir dan panjang
konduktor.
3.7.6. Memahami konsep dasar loudspeaker adalah
contoh dari gaya F.
3.7.7. Memahami besarnya gaya F berbading terhadap
muatan (Q), kecepatan (v) dan kerapatan magnet
(B).
3.8. Menerapkan hukum induksi elektromagnetik pada
rangkaian kelistrikan.
3.8.1. Memahami hukum induksi elektromagnetik Faraday.
3.8.2. Menentukan arah relative electromagnetic force
(e.m.f.) dengan asas tangan kanan Fleming.
3.8.3. Membuktikan bahwa induksi gaya gerak listrik (ggl)
ditentukan oleh E = B.l.v atau E = B.l.v.sin.
3.8.4. Menghitung nilai e.m.f. yang diberikan oleh B, l, v
dan Q.
3.8.5. Mendefinisikan induktansi bersama (mutual
inductance).

39 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa


Teknik Elektronika Audio Video
3.8.6. Menghitung induksi e.m.f. yang diberikan oleh N, t,
L, dan perubahan fluks atau perubahan arus.
3.8.7. Menghitung energi yang tersimpan dalam induktor
(W) dalam satuan joules.
3.8.8. Menghitung dan mendefinisikan nilai induktansi L
dari kumparan, serta menyatakan notasi satuannya.
3.9. Menerapkan rangkaian induktor pada rangkaian
kelistrikan.
3.9.1. Memahami susunan fisis induktor.
3.9.2. Memahami ekivalen seri resistor (ESR) komponen
induktor.
3.9.3. Memahami sifat dasar hubungan seri/paralel
induktor.
3.9.4. Menganalisis konstanta waktu pengisian dan
pengosongan energi pada induktor dengan metode
grafis.
3.9.5. Menganalisis kurva arus-tegangan terhadap waktu
pengisian dan pengsongan energi induktor.
3.10. Menerapkan dan mengelola sumber energi proses
elektro kimia.
3.10.1. Memahami tipe baterei berdasarkan klasifikasinya.
3.10.2. Menyebutkan hukum reaksi kimia sel.
3.10.3. Memahami struktur/susunan sel sederhana.
3.10.4. Mendefinisikan istilah gaya gerak listrik (ggl) E, dan
resistansi internal (r) dari sel baterei.
3.10.5. Menentukan rugi tegangan oleh tegangan jepit
akibat perlawanan resistansi jepit (r).
3.10.6. Menentukan besarnya gaya gerak listrik (ggl) E dan
resistansi internal total untuk sel baterei
dihubungkan seri dan parallel.
3.10.7. Memahami konstruksi dan penerapan dari, timbal-
asam (lead-acid cells) dan sel basa (alkaline cells).
3.10.8. Memahami prinsip dasar sumber energi listrik sel
bahan bakar (fuel cells) tipe PEM.
3.11. Menerapkan transformator daya frekuensi rendah satu
fasa pada rangkaian kelistrikan
3.11.1. Memahami konsep dasar transformator daya
frekuensi rendah satu fasa
3.11.2. Menghitung nilai tegangan tranformator satu fasa
dengan menggunakan rumus perbandingan dari
rasio gulungan tranformator.
3.11.3. Menghitung nilai arus tranformator satu fasa dengan
menggunakan rumus perbandingan dari rasio
gulungan tranformator.
3.11.4. Memahami prinsip dasar transformator pemisah
(isolation transformer).
3.11.5. Menentukan nilai impedansi transformator frekuensi
tinggi dan frekuensi rendah.
3.12. Menganalisis karakteristik rangkaian RLC pada
rangkaian kelistrikan
3.12.1. Memahami konsep dasar dari sifat beban R, L, dan
C pada rangkaian dengan sumber DC dan AC
3.12.2. Memahami konsep dasar pembangkit frekuensi

40 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa


Teknik Elektronika Audio Video
oscilasi menggunakan rangkaian RLC
3.12.3. Menghitung daya pada beban yang bersifat R, L,
dan C dari rangkaian dengan sumber DC dan AC
3.12.4. Menghitung frekuensi oscilasi dari konsep dasar
rangkaian RLC.
KI-4 (KETRAMPILAN)
4. Mengolah, menalar dan menyaji dalam 4.1. Mengklasifikasikan material kelistrikan menggunakan
ranah konkret dan ranah abstrak terkait tabel periodik
dengan pengembangan dari yang
4.1.1. Menceritakan sejarah perkembangan dan penemuan
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
model atom
mampu melaksanakan tugas spesifik
dibawah pengawasan langsung. 4.1.2. Menggunakan tabel periodik untuk memodelkan
struktur atom berdasarkan kelompok material
elektronika.
4.1.3. Menggambarkan orbit elektron (electron orbits) dan
aliran elektron atom konduktor, semikonduktor dan
insulator berdasarkan tabel periodik material.
4.1.4. Mensimulasikan aliran arah arus elektron dan arah
arus konvensional.
4.2. Mencontohkan penggunaan satuan dasar listrik
menurut sistem internasional (Le Systeme International
dUnites-SI)
4.2.1. Menerapkan satuan dasar listrik menurut sistem
internasional (Le Systeme International dUnites-SI)
pada kelistrikan.
4.2.2. Mengimplementasikan satuan-satuan potensial listrik
dalam contoh perhitungan sederhana.
4.2.3. Menerapkan satuan-satuan charge, force, work dan
power dalam contoh perhitungan sederhana.
4.2.4. Menerapkan satuan-satuan potensial listrik, e.m.f.,
resistance, conductance, power dan energi pada
rangkaian listrik.
4.3. Menguji rangkaian resistor pada rangkaian kelistrikan
4.3.1. Mengimplementasikan simbol-simbol satuan listrik
standar internasional
4.3.2. Melakukan ekperimen untuk menyatakan hubungan
antara hambatan listrik terhadap pengaruh konstanta
bahan, panjang dan luas penempang bahan.
4.3.3. Melakukan pengukuran nilai resistor berdasarkan
kode warna standar deret E6, E12, E24 dan deret
E96.
4.3.4. Menerapkan pengukuran arus-tegangan dalam
rangkaian listrik beban resistor berbeda.
4.3.5. Menggambarkan kurva hubungan arus-tegangan
untuk beban resistor berbeda.
4.3.6. Melakukan pengukuran hubungan seri, paralel dan
kombinasi resistor rangkaian listrik.
4.4. Menguji hukum-hukum kemagnetan pada rangkaian
kelistrikan
4.4.1. Melakukan eksperimen hukum Ohm pada rangkaian
listrik.
4.4.2. Melakukan eksperimen hukum Kirchoff tegangan.
4.4.3. Melakukan eksperimen hukum Kirchoff arus.
4.4.4. Melakukan eksperimen teori Thevenin dalam

41 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa


Teknik Elektronika Audio Video
rangkaian listrik sederhana.
4.4.5. Melakukan eksperimen teori Norton dalam rangkaian
listrik sederhana.
4.4.6. Melakukan eksperimen teori Superposisi dalam
rangkaian listrik sederhana.
4.5. Menguji rangkaian kapasitor pada rangkaian kelistrikan
4.5.1. Melakukan pengujian dan pengamatan dielektrikum
kapasitor sebagai piranti penyimpan energi
elektrostatis.
4.5.2. Melakukan pengujian dan pengamatan kuat medan
elektrostatik E kapasitor dan menyatakan notasi
satuannya.
4.5.3. Melakukan ekperimen hubungan seri kapasitor.
4.5.4. Mengukur nilai ekivalen seri resistor (ESR) kapasitor
dengan menggunakan LCR meter.
4.5.5. Melakukan eksperimen hubungan paralel kapasitor.
4.5.6. Membandingkan nilai kapasitas hubungan seri dan
hubungan paralel kapasitor
4.5.7. Melakukan eksperimen pengisian & pengosongan
energi elektrostatis kapasitor.
4.5.8. Menggambarkan kurva arus-tegangan kapasitor
4.5.9. Melakukan ekperimen kapasitor difungsikan sebagai
rangkaian diferensiator (HPF) dan integrator (LPF).
4.6. Menguji hukum-hukum kemagnetan pada rangkaian
kelistrikan
4.6.1. Melakukan ekperimen hukum tarik-menarik dan
tolak-menolak bilamana dua magnet saling di
dekatkan, serta menggambarkan arah medan
magnet disekitar magnet permanen.
4.6.2. Melakukan eksperimen hukum-hukum rangkaian
kemagnetan untuk mendifinisikan hubungan antara
fluks magnet , dan kerapatan fluks magnet B, dan
luas penampang A serta menuliskan notasi
satuannya.
4.6.3. Menggambarkan hubungan antara fluks magnet ,
dan kerapatan fluks magnet B, dan luas penampang
A dan membuat interprestasi
4.6.4. Melakukan percobaan hukum-hukum rangkaian
kemagnetan untuk mendifinisikan hubungan antara
gaya gerak magnet Fm (magnetomotive force-mmf),
dan kekuatan medan magnet H serta menuliskan
notasi satuannya.
4.6.5. Melakukan percobaan hukum-hukum rangkaian
kemagnetan untuk mendeskripsikan hubungan gaya
gerak magnet (Fm) terhadap kuat arus magnet (I)
dan jumlah lilitan (N) serta menuliskan notasi
satuannya.
4.6.6. Menggambarkan kurva permeabilitas kemagnetan
untuk material magnet yang berbeda dan membuat
interprestasi
4.6.7. Menggambarkan kurva B-H untuk material magnet
yang berbeda dan membuat interprestasi
4.6.8. Membuat rangkuman permeabilitas kemagnetan
untuk material magnet yang berbeda
4.6.9. Membuat rangkuman dari hasil perhitungan
kerapatan fluks B terhadap permebilitas magnet dan

42 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa


Teknik Elektronika Audio Video
kuat medan magnet.
4.6.10. Membuat rangkuman berkenaan dengan derajad
hambatan magnet (S) terhadap fluks magnet.
4.7. Menguji rangkaian kemagnetan pada rangkaian
kelistrikan

4.7.1. Mendemontrasikan rangkaian elektromagnetik untuk


membuktikan kuat medan magnet akibat pengaruh
arus listrik.
4.7.2. Melakukan ekperimen untuk mendifinisikan aturan
putaran tangan kiri (asas Flemming) dalam
menentukan arah medan magnet.
4.7.3. Melakukan ekperimen untuk mendifinisikan aturan
putaran tangan kiri (asas Flemming) dalam
menentukan arah medan magnet pada selenoid.
4.7.4. Menerapkan konsep elektromagnetik pada
perangkat bel listrik, relay, pengangkat dari magnet,
penerima telepon.
4.7.5. Membuat rangkuman dari hasil perhitungan gaya F
terhadap kerapatan fluksi, arus yang mengalir dan
panjang konduktor.
4.7.6. Mendemontrasikan perangkat loudspeaker untuk
menyatakan konsep dasar gaya elektromagnetik F.
4.7.7. Menghitung dan membuat rangkuman hubungan
antara gaya F berbading terhadap muatan (Q),
kecepatan (v) dan kerapatan magnet (B).
4.8. Menguji hukum induksi elektromagnetik pada rangkaian
kelistrikan.
4.8.1. Mendemontrasikan induksi elektromagnetik untuk
mendifinisikan hukum induksi elektromagnetik
Faraday.
4.8.2. Mendemontrasikan arah relative electromagnetic
force (e.m.f.) dengan asas tangan kanan Fleming.
4.8.3. Menerapkan induksi gaya gerak listrik (ggl) untuk
membuktikan hubungan E = B.l.v atau E = B.l.v.sin.
4.8.4. Menerapkan hukum Lenz pada induksi
elektromagnetik force (e.m.f).
4.8.5. Mencontohkan induktansi bersama (mutual
inductance) untuk mendeskripsikan pengaruh
terhadap induksi elektromagnetik.
4.8.6. Membuat kesimpulan induksi e.m.f. yang diberikan
oleh N, t, L, dan perubahan fluks atau perubahan
arus.
4.8.7. Mencontohkan energi yang tersimpan dalam induktor
(W) dalam satuan joules.
4.8.8. Melakukan pengukuran nilai induktansi L dari
kumparan dan menyatakan notasi satuannya.

4.9. Mengukur rangkaian induktor pada rangkaian


kelistrikan.

4.9.1. Menggambar susunan fisis induktor untuk


menginterprestasikan rangkaian pengganti
komponen induktor
4.9.2. Melakukan pengujian (pengukuran) nilai ekinalen
seri resistor (ESR) komponen induktor dengan
menggunakan LCR meter
4.9.3. Melakukan ekperimen hubungan seri/paralel induktor
43 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
Teknik Elektronika Audio Video
dan menginterprestasikan data hasil ekperimen
4.9.4. Menggambar grafik konstanta waktu pengisian dan
pengosongan energi pada induktor terhadap
pengaruh perubahan waktu, serta menentukan nilai
konstanta waktu pengisian dan pengosongan
4.9.5. Melakukan eksperimen pengisian dan pengosongan
energi komponen induktor, mentabulasikan data
eksperimen, membuat grafik dan menyimpulkan
hasil pengukuran.

4.10. Menggunakan dan memanfaatkan sumber energi proses


elektro kimia.
4.10.1. Menerapkan tipe baterei berdasarkan klasifikasinya
berdasarkan lembar data (datasheet) manufaktur
4.10.2. Melakukan ekperimen dan menerapkan hukum
reaksi kimia sel baterei, serta memanfaatkan sumber
energi listrik ramah lingkungan.
4.10.3. Menggambarkan struktur/susunan sel baterei dan
interprestasi penerapan.
4.10.4. Melakukan pengujian (pengukuran) untuk
mendefinisikan gaya gerak listrik (ggl) E akibat
pengaruh nilai resistansi internal (r) dari sel baterei.
4.10.5. Mencontohkan rugi tegangan oleh tegangan jepit
akibat perlawanan resistansi jepit (r) dan pemakaian
beban.
4.10.6. Melakukan ekperimen hubungan seri/paralel sel
baterei untuk mendifinikan besarnya gaya gerak
listrik (ggl) E dan resistansi internal total untuk sel
baterei.
4.10.7. Menggambarkan konstruksi dari timbal-asam (lead-
acid cells) dan sel basa (alkaline cells) dan
interprestasi penerapan.
4.10.8. Melakukan ekperimen elektrolisa dari sel bahan
bakar tipe Proton Exchange Membrane (PEM) dan
menerapkan sumber energi listrik sel bahan bakar
(fuel cells)

4.11. Menguji transformator daya frekuensi rendah satu fasa


pada rangkaian kelistrikan
4.11.1. Mencontohkan penerapan tranformator daya
frekuensi rendah dan frekuensi tinggi.
4.11.2. Menguji transformator satu fasa untuk gulungan
yang berbeda untuk membuktikan rasio gukungan
input-output transformator
4.11.3. Menguji sebuah tranformator untuk menentukan nilai
arus dan memberikan tanda polaritas arah arus
transformator.
4.11.4. Menguji transformator pemisah dan autotransformer.
4.11.5. Mengukur nilai impedansi transformator frekuenis
tinggi dan rendah
4.12. Menguji rangkaian RLC pada rangkaian kelistrikan
4.12.1. Melakukan ekperimen rangkaian R, L, dan C pada
penerapan rangkaian dengan sumber DC dan AC
4.12.2. Melakukan ekperimen rangkaian RLC sebagai
sebagai rangkaian pembangkit frekuensi (osilator).
4.12.3. Mencontohkan penerapan rangkaian RLC
4.12.4. Mengukur frekuensi osilasi dan bentuk kurva
rangkaian RLC menggunakan osiloskop

44 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa


Teknik Elektronika Audio Video

INDIKATOR, KOMPETENSI INTI (KI) DAN KOMPETENSI DASAR (KD)


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)
BIDANG STUDI KEAHLIAN : TEKNOLOGI & REKAYASA
PROGRAM STUDI KEAHLIAN : TEKNIK ELEKTRONIKA
PAKET KEAHLIAN : EAV/TEI/TEK/TMK/TOT
MATA PELAJARAN : TEKNIK ELEKTRONIKA DASAR
KELAS :X

KOMPETENSI INTI (KI) KOMPETENSI DASAR (KD)


KI-1 (RELIGIUS)
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran 1.1. Membangun kebiasaan bersyukur atas limpahan rahmat,
agama yang dianutnya karunia dan anugerah yang diberikan oleh Tuhan Yang
Maha Kuasa.
1.2. Memiliki sikap saling menghargai (toleran) keberagaman
agama, bangsa, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi
dalam lingkup global
1.3. Menanamkan sikap dan perilaku beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, jujur,
disiplin, sehat, berilmu, cakap, sehingga dihasilkan insan
Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab sesuai
dengan bidang keilmuannya.
KI-2 (SOSIAL)
2. Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur, 2.1. Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu;
disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan)
responsif dan proaktif dan menunjukan sikap dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi
sebagai bagian dari solusi atas berbagai sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi.
permasalahan dalam berinteraksi secara 2.2. Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas
efektif dengan lingkungan sosial dan alam sehari-hari sebagai wujud implementasi melaksanakan
serta dalam menempatkan diri sebagai percobaan dan melaporkan hasil percobaan
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
2.3. Memiliki sikap dan perilaku patuh pada tata tertib dan aturan
yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari selama di kelas
atau lingkungan sekolah.
KI-3 (PENGETAHUAN)
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis 3.1. Memahami model atom bahan semikonduktor
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
3.1.1. Memahami model atom semikonduktor
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan 3.1.2. Mendeskripsikan model atom semikonduktor.
humaniora dalam wawasan kemanusiaan, 3.1.3. Mengkatagorikan macam-macam bahan
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban semikonduktor berdasarkan data tabel periodik
terkait penyebab fenomena dan kejadian, material.
dalam bidang kerja yang spesifik untuk 3.1.4. Mengklasifikasikan bahan pengotor semikonduktor
memecahkan masalah. berdasarkan data tabel periodik material
3.1.5. Membedakan semikonduktor Tipe-P dan Tipe-N.
3.1.6. Memahami proses pembentukan semikonduktor
Tipe-PN.
3.1.7. Memahami arah arus elektron dan arah arus lubang.
3.2. Menerapkan dioda semikonduktor sebagai penyearah.
3.2.1. Memahami susunan fisis dan simbol dioda
penyearah.
3.2.2. Memahami prinsip kerja dioda penyearah.
3.2.3. Menginterprestasikan kurva arus-tegangan dioda

45 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa


Teknik Elektronika Audio Video
penyearah.
3.2.4. Mendifinisikan parameter dioda penyearah.
3.2.5. Memodelkan komponen dioda penyearah
3.2.6. Menginterprestasikan lembar data (datasheet) dioda
penyearah.
3.2.7. Merencana rangkaian penyearah setengah
gelombang satu fasa.
3.2.8. Merencana rangkaian penyearah gelombang penuh
satu fasa.
3.2.9. Merencana catu daya sederhana satu fasa
(unregulated power supply).
3.2.10. Merencana macam-macam rangkaian limiter dan
clamper.
3.2.11. Merencana macam-macam rangkaian pelipat
tegangan
3.3. Merencanakan dioda zener sebagai rangkaian penstabil
tegangan
3.3.1. Memahami susunan fisis, simbol, karakteristik dan
prinsip kerja zener dioda.
3.3.2. Mendeskripsikan kurva arus-tegangan zener dioda.
3.3.3. Memahami pentingnya tahanan dalam dinamis
zener dioda untuk berbagai macam arus zener.
3.3.4. Memahami hubungan tahanan dalam dioda zener
dengan tegangan keluaran beban.
3.3.5. Mendesain rangkaian penstabil tegangan paralel
menggunakan dioda zener.
3.3.6. Merencanakan dioda zener untuk keperluan
tegangan referensi.
3.4. Menerapkan dioda khusus seperti dioda LED, varaktor,
Schottky, PIN, dan tunnel pada rangkaian elektronika
3.4.1. Memahami susunan fisis, simbol, karakteristik dan
prinsip kerja dioda khusus seperti dioda LED,
varaktor, Schottky, PIN, dan tunnel.
3.4.2. Menganalisis hasil eksperimen berdasarkan data
dari hasil pengukuran
3.5. Memahami konsep dasar Bipolar Junction Transistor
(BJT) sebagai penguat dan piranti saklar
3.5.1. Memahami susunan fisis, simbol dan prinsip kerja
transistor
3.5.2. Menginterprestasikan karakteristik dan parameter
transistor.
3.5.3. Mengkatagorikan bipolar transistor sebagai penguat
tunggal satu tingkat sinyal kecil.
3.5.4. Mengkatagorikan bipolar transistor sebagai piranti
saklar.
3.5.5. Memahami susunan fisis, simbol dan prinsip kerja
phototransistor
3.5.6. Menginterprestasikan katagori (pengelompokan)
transistor berdasarkan kemasan
3.5.7. Memahami prinsip dasar metode pencarian
kesalahan transistor sebagai penguat dan piranti
saklar
3.6. Menentukan titik kerja (bias) DC transistor
3.6.1. Memahami penempatan titik kerja (bias) DC
transistor

46 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa


Teknik Elektronika Audio Video
3.6.2. Menerapkan teknik bias tegangan tetap (fix biased)
rangkaian transistor
3.6.3. Menerapkan teknik bias pembagi tegangan
rangkaian transistor
3.6.4. Menerapkan teknik bias umpan balik arus dan
tegangan rangkaian transistor
3.6.5. Memahami prinsip dasar metode pencarian
kesalahan akibat pergeseran titik kerja DC
transistor.
3.7. Menerapkan transistor sebagai penguat sinyal kecil
3.7.1. Memahami konsep dasar transistor sebagai penguat
komponen sinyal AC
3.7.2. Menginterprestasikan model rangkaian pengganti
transistor sebagai penguat komponen sinyal AC
3.7.3. Menerapkan rangkaian penguat transistor emitor
bersama (common-emitter transistor)
3.7.4. Menerapkan rangkaian penguat transistor kolektor
bersama (common-collector transistor)
3.7.5. Menerapkan rangkaian penguat transistor basis
bersama (common-base transistor)
3.7.6. Menerapkan penguat bertingkat transistor sinyal
kecil
3.7.7. Menerapkan penguat diferensial transistor sinyal
kecil
3.7.8. Menerapkan metode pencarian kesalahan transistor
sebagai penguat akibat pergeseran titik kerja DC
transistor.
3.8. Mendimensikan tanggapan frekuensi dan frekuensi batas
penguat transistor
3.8.1. Memahami prinsip dasar tanggapan frekuensi dan
frekuensi batas penguat transistor.
3.8.2. Mengkonversi satuan faktor penguatan (arus,
tegangan, daya) kedalam satuan desibel.
3.8.3. Mendimensikan tanggapan frekuensi penguat
daerah frekuensi rendah.
3.8.4. Mendimensikan tanggapan frekuensi penguat
daerah frekuensi tinggi.
3.8.5. Mendimensikan tanggapan frekuensi penguat
daerah frekuensi rendah dan frekuensi tinggi (total).
3.8.6. Mendimensikan tanggapan frekuensi penguat
bertingkat transistor
3.9. Menerapkan bi-polar transistor sebagai penguat daya
3.9.1. Memahami konsep dasar dan klasifikasi penguat
daya transistor
3.9.2. Menerapkan rangkaian penguat daya transistor
kelas A
3.9.3. Menerapkan rangkaian penguat daya push-pull
transistor kelas B dan kelas AB
3.9.4. Menerapkan rangkaian penguat daya transistor
kelas C
3.9.5. Menerapkan metode pencarian kesalahan transistor
sebagai penguat daya akibat pergeseran titik kerja
DC transistor.
3.10. Menerapkan sistem konversi bilangan pada rangkaian

47 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa


Teknik Elektronika Audio Video
logika
3.10.1. Memahami sistem bilangan desimal, biner, oktal,
dan heksadesimal.
3.10.2. Memahami konversi sistem bilangan desimal ke
sistem bilangan biner.
3.10.3. Memahami konversi sistem bilangan desimal ke
sistem bilangan oktal.
3.10.4. Memahami konversi sistem bilangan desimal ke
sistem bilangan heksadesimal.
3.10.5. Memahami konversi sistem bilangan biner ke sistem
bilangan desimal.
3.10.6. Memahami konversi sistem bilangan oktal ke sistem
bilangan desimal.
3.10.7. Memahami konversi sistem bilangan heksadesimal
ke sistem bilangan desimal.
3.10.8. Memahami sistem bilangan pengkode biner (binary
encoding)
3.11. Menerapkan aljabar Boolean pada gerbang logika
digital.
3.11.1. Menjelaskan konsep dasar aljabar Boolean pada
gerbang logika digital.
3.11.2. Mentabulasikan dua elemen biner pada sistem
penjumlahan aljabar Boolean.
3.11.3. Mentabulasikan dua elemen biner pada sistem
perkalian aljabar Boolean.
3.11.4. Mentabulasikan dua elemen biner pada sistem
inversi aljabar Boolean.
3.11.5. Menyederhanakan rangkaian gerbang logika digital
dengan aljabar Boolean.
3.12. Menerapkan macam-macam gerbang dasar rangkaian
logika
3.12.1. Memahami konsep dasar rangkaian logika digital.
3.12.2. Memahami prinsip dasar gerbang logika AND, OR,
NOT, NAND, NOR.
3.12.3. Memahami prinsip dasar gerbang logika eksklusif
OR dan NOR.
3.12.4. Memahami penerapan Buffer pada rangkaian
elektronika digital.
3.12.5. Memahami prinsip dasar metode pencarian
kesalahan pada gerbang dasar rangkaian
elektronika digital
3.13. Menerapkan macam-macam rangkaian Flip-Flop.
3.13.1. Memahami prinsip dasar rangkaian Clocked S-R
Flip-Flop.
3.13.2. Memahami prinsip dasar rangkaian Clocked D Flip-
Flop.
3.13.3. Memahami prinsip dasar rangkaian J-K Flip-Flop.
3.13.4. Memahami rangkaian Toggling Mode S-R dan D
Flip-Flop.
3.13.5. Memahami prinsip dasar rangkaian Triggering Flip-
Flop.
3.13.6. Menyimpulkan rangkaian Flip-Flop berdasarkan
tabel eksitasi.
3.13.7. Memahami prinsip dasar metode pencarian
kesalahan pada gerbang dasar rangkaian
elektronika digital
KI-4 (KETRAMPILAN)

48 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa


Teknik Elektronika Audio Video

4.1. Menginterprestasikan model atom bahan semikonduktor.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam 4.1.1. Menerapkan model atom pada macam-macam
ranah konkret dan ranah abstrak terkait material semikonduktor.
dengan pengembangan dari yang 4.1.2. Menerapkan macam-macam bahan semikonduktor
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan sebagai bahan dasar komponen elektronik.
mampu melaksanakan tugas spesifik di
4.1.3. Menggambarkan model atom Bohr bahan
bawah pengawasan langsung.
semikonduktor menurut data tabel periodik material.
4.1.4. Membuat ilustrasi model atom Bohr untuk
menjelaskan prinsip pengotoran semikonduktor
menurut data tabel periodik material.
4.1.5. Memodelkan arah arus elektron dan arah arus
lubang (hole) semikonduktor tipe P dan N.
4.1.6. Memodelkan proses pembentukan semikonduktor
Tipe-PN.
4.1.7. Mendemontrasikaan arah arus elektron dan arah
arus lubang semikonduktor persambungan PN
4.2. Menguji dioda semikonduktor sebagai penyearah
4.2.1. Menggambarkan susunan fisis dan simbol dioda
penyearah menurut standar DIN dan ANSI.
4.2.2. Membuat model dioda untuk menjelaskan prinsip
kerja dioda penyearah.
4.2.3. Melakukan pengukuran kurva arus tegangan dioda
penyearah.
4.2.4. Membuat sebuah grafik untuk menampilkan
hubungan arus tegangan dan menginterprestasikan
parameter dioda penyearah
4.2.5. Menggunakan datasheet untuk memodelkan dioda
sebagai piranti non ideal.
4.2.6. Menggunakan datasheet dioda sebagai dasar
perencanaan rangkaian
4.2.7. Melakukan eksperimen rangkaian penyearah
setengah gelombang dan gelombang penuh.
4.2.8. Melakukan eksperimen rangkaian penyearah
gelombang penuh satu fasa
4.2.9. Membuat projek catu daya sederhana satu fasa,
kemudian menerapkan pengujian dan pencarian
kesalahan (unregulated power supply)
menggunakan perangkat lunak.
4.2.10. Melakukan eksperimen dioda sebagai rangkaian
limiter dan clamper.
4.2.11. Melakukan ekperimen dioda sebagai rangkaian
pelipat tegangan.
4.3. Menguji dioda zener sebagai rangkaian penstabil
tegangan
4.3.1. Menggambarkan susunan fisis dan memodelkan
dioda zener
4.3.2. Menggambarkan sebuah grafik untuk menampilkan
hubungan arus tegangan dan menginterprestasikan
parameter dioda zener untuk kebutuhan arus,
tegangan dan daya berbeda.
4.3.3. Menerapkan datasheet dioda zener untuk
menentukan tahanan dalam dan dimensi tingkat
kestabilan rangkaian.
4.3.4. Menggunakan datasheet dioda zener untuk

49 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa


Teknik Elektronika Audio Video
keperluan eksperimen.
4.3.5. Melakukan eksperimen rangkaian penstabil
tegangan menggunakan dioda zener dan
menginterprestasikan data hasil pengukuran.
4.3.6. Memilih dioda zener untuk keperluan rangkaian
tegangan referensi.
4.4. Menguji dioda khusus seperti dioda LED, varaktor,
Schottky, PIN, dan dioda tunnel pada rangkaian
elektronika
4.4.1. Menerapkan dioda khusus (LED, varaktor, Schottky,
PIN, dan tunnel) pada rangkaian elektronika.
4.4.2. Melakukan eksperimen dioda khusus seperti dioda
LED, varaktor, Schottky, PIN, dan tunnel
interprestasi data hasil pengukuran.

4.5. Menguji Bipolar Junction Transistor (BJT) sebagai


penguat dan pirnati saklar

4.5.11. Menggambarkan susunan fisis, simbol dan prinsip


kerja berdasarkan arah arus transistor
4.5.12. Melakukan eksperimen dan interprestasi data
pengukuran untuk mendimensikan parameter
transistor.
4.5.13. Melakukan eksperimen bipolar transistor sebagai
penguat tunggal satu tingkat sinyal kecil
menggunakan perangkat lunak.
4.5.14. Melakukan ekperimen bipolar transistor sebagai
piranti saklar menggunakan perangkat lunak.
4.5.15. Menggambarkan susunan fisis, simbol untuk
menjelaskan prinsip kerja phototransistor
berdasarkan arah arus.
4.5.16. Membuat daftar katagori (pengelompokan) transistor
berdasarkan kemasan atau tipe transistor
4.5.17. Mencoba dan menerapkan metode pencarian
kesalahan pada rangkaian transistor sebagai
penguat dan piranti saklar
4.6. Menguji kestabilan titik kerja (bias) DC transistor
4.6.1. Mendimensikan titik kerja (bias) DC transistor dan
interprestasi data hasil eksperimen menggunakan
perangkat lunak
4.6.2. Melakukan ekspemen bias tegangan tetap (fix
biased) rangkaian transistor dan interprestasi data
hasil pengukuran
4.6.3. Melakukan eksperimen bias pembagi tegangan
rangkaian transistor dan interprestasi data hasil
pengukuran
4.6.4. Melakukan eksperimen bias umpan balik arus dan
tegangan rangkaian transistor dan interprestasi data
hasil pengukuran
4.6.5. Mencoba dan menerapkan metode pencarian
kesalahan akibat pergeseran titik kerja DC
transistor.
4.7. Menguji transistor sebagai penguat sinyal kecil
4.7.1. Membuat model transistor sebagai penguat
komponen sinyal AC untuk operasi frekuensi rendah
4.7.2. Mendimensikan parameter penguat menggunakan

50 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa


Teknik Elektronika Audio Video
model rangkaian pengganti transistor sebagai
penguat komponen sinyal AC
4.7.3. Melakukan eksperimen rangkaian penguat transistor
emitor bersama (common-emitter transistor)
menggunakan perangkat lunak dan pengujian
perangkat keras serta interprestasi data hasil
pengukuran
4.7.4. Melakukan eksperimen rangkaian penguat transistor
kolektor bersama (common-collector transistor)
menggunakan perangkat lunak dan pengujian
perangkat keras serta interprestasi data hasil
pengukuran
4.7.5. Melakukan eksperimen rangkaian penguat transistor
basis bersama (common-base transistor)
menggunakan perangkat lunak dan pengujian
perangkat keras serta interprestasi data hasil
pengukuran
4.7.6. Melakukan eksperimen penguat bertingkat transistor
sinyal kecil menggunakan perangkat lunak dan
pengujian perangkat keras serta interprestasi data
hasil pengukuran
4.7.7. Melakukan eksperimen penguat diferensial
transistor sinyal kecil menggunakan perangkat lunak
dan pengujian perangkat keras serta interprestasi
data hasil pengukuran
4.7.8. Mencoba dan menerapkan metode pencarian
kesalahan transistor sebagai penguat akibat
pergeseran titik kerja DC transistor.
4.8. Mengukur tanggapan frekuensi dan frekuensi batas
penguat transistor
4.8.1. Menggambarkan tanggapan frekuensi dan frekuensi
batas penguat transistor menggunakan kertas
semilog
4.8.2. Mencontohkan satuan faktor penguatan (arus,
tegangan, daya) dalam satuan desibel
4.8.3. Melakukan eksperimen tanggapan frekuensi penguat
daerah frekuensi rendah menggunakan perangkat
lunak dan pengujian perangkat keras serta
interprestasi data hasil pengukuran
4.8.4. Melakukan eksperimen tanggapan frekuensi penguat
daerah frekuensi tinggi menggunakan perangkat
lunak dan pengujian perangkat keras serta
interprestasi data hasil pengukuran
4.8.5. Melakukan eksperimen tanggapan frekuensi penguat
daerah frekuensi rendah dan frekuensi tinggi (total)
menggunakan perangkat lunak dan pengujian
perangkat keras serta interprestasi data hasil
pengukuran
4.8.6. Melakukan eksperimen tanggapan frekuensi penguat
bertingkat transistor menggunakan perangkat lunak
dan pengujian perangkat keras serta interprestasi
data hasil pengukuran
4.9. Menguji penguat daya transistor.
4.9.1. Memilih dan mengklasifikasikan transistor untuk
keperluan penguat daya transistor
4.9.2. Membangun dan melakukan eksperimen rangkaian
penguat daya transistor kelas A menggunakan

51 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa


Teknik Elektronika Audio Video
perangkat lunak dan pengujian perangkat keras serta
interprestasi data hasil pengukuran
4.9.3. Membangun dan melakukan eksperimen rangkaian
penguat daya push-pull transistor kelas B dan kelas
AB menggunakan perangkat lunak dan pengujian
perangkat keras serta interprestasi data hasil
pengukuran
4.9.4. Membangun dan melakukan eksperimen rangkaian
penguat daya transistor kelas C menggunakan
perangkat lunak dan pengujian perangkat keras serta
interprestasi data hasil pengukuran
4.9.5. Mencoba dan menerapkan metode pencarian
kesalahan transistor sebagai penguat daya akibat
pergeseran titik kerja DC transistor.
4.10. Mencontohkan sistem konversi bilangan pada rangkaian
logika
4.10.1. Mencontohkan sistem bilangan dan kode biner pada
rangkaian elektronika digital.
4.10.2. Mencontohkan konversi sistem bilangan desimal ke
sistem bilangan biner.
4.10.3. Mencontohkan konversi sistem bilangan desimal ke
sistem bilangan oktal.
4.10.4. Menggunakan konversi sistem bilangan desimal ke
sistem bilangan heksadesimal.
4.10.5. Menggunakan konversi sistem bilangan biner ke
sistem bilangan desimal.
4.10.6. Menerapkan konversi sistem bilangan oktal ke sistem
bilangan desimal.
4.10.7. Menerapkan konversi sistem bilangan heksadesimal
ke sistem bilangan desimal.
4.10.8. Menerapkan sistem bilangan pengkode biner (binary
encoding)
4.11. Memadukan aljabar Boolean pada gerbang logika
digital.
4.11.1. Menggambarkan beberapa simbol gerbang logika
kedalam skema rangkaian digital.
4.11.2. Menerapkan aljabar Boolean dan gerbang logika
digital.
4.11.3. Membuat ilustrasi diagram Venn sebagai bantuan
dalam mengekspresikan variabel dari aljabar boolean
secara visual.
4.11.4. Menerapkan aljabar kedalam fungsi tabel biner.
4.12. Membangun macam-macam gerbang dasar rangkaian
logika
4.12.1. Menggunakan rangkaian gerbang dasar logika digital.
4.12.2. Melakukan eksperimen gerbang dasar logika AND,
AND, OR, NOT, NAND, NOR menggunakan
perangkat lunak dan melakukan pengukuran
perangkat keras serta interprestasi data hasil
pengukuran.
4.12.3. Melakukan eksperimen logika eksklusif OR dan NOR
menggunakan perangkat lunak dan melakukan
pengukuran perangkat keras serta interprestasi data
hasil pengukuran.
4.12.4. Melakukan eksperimen rangkaian Buffer pada

52 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa


Teknik Elektronika Audio Video
rangkaian elektronika digital menggunakan perangkat
lunak dan melakukan pengujian perangkat keras serta
interprestasi data hasil pengukuran.
4.12.5. Mencoba dan menerapkan metode pencarian
kesalahan pada rangkaian flip-flop elektronika digital
4.13. Menguji macam-macam rangkaian Flip-Flop
4.13.1. Mendiagramkan rangkaian logika sekuensial pada
rangkaian elektronika digital.
4.13.2. Melakukan ekperimen rangkaian Clocked S-R Flip-
Flop menggunakan perangkat lunak dan melakukan
pengukuran perangkat keras serta interprestasi data
hasil pengukuran.
4.13.3. Melakukan ekperimen rangkaian Clocked D Flip-Flop
menggunakan perangkat lunak dan melakukan
pengukuran perangkat keras serta interprestasi data
hasil pengukuran.
4.13.4. Melakukan ekperimen rangkaian T Flip-Flop
menggunakan perangkat lunak dan melakukan
pengukuran perangkat keras serta interprestasi data
hasil pengukuran.
4.13.5. Melakukan eksperimen rangkaian Toggling Mode S-R
dan D Flip-Flop menggunakan perangkat lunak dan
melakukan pengukuran perangkat keras serta
interprestasi data hasil pengukuran.
4.13.6. Melakukan eksperimen rangkaian Triggering Flip-Flop
menggunakan perangkat lunak dan melakukan
pengukuran perangkat keras serta interprestasi data
hasil pengukuran.
4.13.7. Mencoba dan menerapkan metode pencarian
kesalahan pada gerbang dasar rangkaian elektronika
digital

53 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa


Teknik Elektronika Audio Video

INDIKATOR, KOMPETENSI INTI (KI) DAN KOMPETENSI DASAR (KD)


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)
BIDANG STUDI KEAHLIAN : TEKNOLOGI & REKAYASA
PROGRAM STUDI KEAHLIAN : TEKNIK ELEKTRONIKA
PAKET KEAHLIAN : EAV/TEI/TEK/TMK/TOT
MATA PELAJARAN : TEKNIK MIKROPROSESOR
KELAS :X

KOMPETENSI INTI (KI) KOMPETENSI DASAR (KD)


KI-1 (RELIGIUS)
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama 1.1. Membangun kebiasaan bersyukur atas limpahan rahmat,
yang dianutnya karunia dan anugerah yang diberikan oleh Tuhan Yang
Maha Kuasa.
1.2. Memiliki sikap saling menghargai (toleran) keberagaman
agama, bangsa, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi
dalam lingkup global
1.3. Menanamkan sikap dan perilaku beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, jujur,
disiplin, sehat, berilmu, cakap, sehingga dihasilkan insan
Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab sesuai
dengan bidang keilmuannya.
KI-2 (SOSIAL)
2. Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur, 2.1. Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu;
disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli
responsif dan proaktif dan menunjukan sikap lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud
sebagai bagian dari solusi atas berbagai implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan
permasalahan dalam berinteraksi secara berdiskusi.
efektif dengan lingkungan sosial dan alam 2.2. Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas
serta dalam menempatkan diri sebagai sehari-hari sebagai wujud implementasi melaksanakan
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. percobaan dan melaporkan hasil percobaan
2.3. Memiliki sikap dan perilaku patuh pada tata tertib dan
aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari selama di
kelas atau lingkungan sekolah.
KI-3 (PENGETAHUAN)
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis 3.1. Memahami perkembangan revolusi sirkuit terpadu dan
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural mikroprosesor (teknologi semikonduktor).
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan 3.1.1. Menjelaskan perkembangan revolusi sirkuit terpadu
dan mikroprosesor (teknologi semikonduktor).
humaniora dalam wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban 3.1.2. Memahami perkembangan evolusi teknologi
terkait penyebab fenomena dan kejadian, mikroprosesor
dalam bidang kerja yang spesifik untuk 3.2. Menerapkan macam-macam komponen sistem
memecahkan masalah. mikroprosesor
3.2.1. Memahami macam-macam komponen sistem
mikroprosesor
3.2.2. Merencanakan sistem mikroprosesor meliputi bus,
memory map dan adress decoder, memori,
pheriperal input-output.
3.2.3. Mendesain sirkuit diubah menjadi tata letak
komponen.
3.3. Menerapkan instruksi bahasa assembly
3.3.1. Memahami instruksi bahasa assembly.

54 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa


Teknik Elektronika Audio Video

3.4. Menerapkan algoritma pemrograman dan diagram alir


pemrograman
3.4.1. Memahami pengertian algoritma pemrograman
3.4.2. Memahami diagram alir pemrograman
3.5. Menerapkan pemrograman input-output digital
3.5.1. Memahami pemrograman input-output digital
3.5.2. Memahami pemrograman input-output analog
KI-4 (KETRAMPILAN)
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah 4.1. Melakukan eksperimen perkembangan mikroprosesor
konkret dan ranah abstrak terkait dengan
4.1.1. Melakukan eksperimen perkembangan
pengembangan dari yang dipelajarinya di
mikroprosesor dan interprestasi data hasil
sekolah secara mandiri, dan mampu
pengukuran
melaksanakan tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung. 4.1.2. Melakukan eksperimen perkembangan evolusi
teknologi mikroprosesor dan interprestasi data hasil
pengukuran
4.2. Melakukan eksperimen sistem mikroprosesor
4.2.1. Melakukan eksperimen sistem mikroprosesor dan
interprestasi data hasil pengukuran
4.2.2. Melakukan eksperimen sistem mikroprosesor
meliputi bus, memory map dan adress decoder,
memori, pheriperal input-output serta interprestasi
data hasil pengukuran
4.2.3. Membuat diagram rangkaian (sirkuit) menjadi tata
letak komponen
4.3. Menyajikan instruksi mikroprosesor menggunakan
bahasa assembly
4.3.1. Melakukan eksperimen dengan menggunakan
instruksi bahasa assembly dan interprestasi
4.4. Mengkonsepkan algoritma dan diagram alir
pemrograman
4.4.1. Merencanakan (mengkonsepkan) algoritma dan
mendiagramkan diagram alir dengan menggunakan
bantuan perangkat lunak
4.5. Membuat pemrograman mikroprosesor input-output
digital
4.5.1. Membuat program input-output digital dengan
menggunakan perangkat lunak dan interprestasi
data hasil pemrograman
4.5.2. Membuat program input-output analog dengan
menggunakan perangkat lunak dan interprestasi
data hasil pemrograman

55 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa


Teknik Elektronika Audio Video

INDIKATOR, KOMPETENSI INTI (KI) DAN KOMPETENSI DASAR (KD)


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)
BIDANG STUDI KEAHLIAN : TEKNOLOGI & REKAYASA
PROGRAM STUDI KEAHLIAN : TEKNIK ELEKTRONIKA
PAKET KEAHLIAN : EAV/TEI/TEK/TMK/TOT
MATA PELAJARAN : TEKNIK PEMROGRAMAN
KELAS :X

KOMPETENSI INTI (KI) KOMPETENSI DASAR (KD)


KI-1 (RELIGIUS)
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang 1.1. Membangun kebiasaan bersyukur atas limpahan
dianutnya rahmat, karunia dan anugerah yang diberikan oleh
Tuhan Yang Maha Kuasa.
1.2. Memiliki sikap saling menghargai (toleran)
keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan
golongan sosial ekonomi dalam lingkup global
1.3. Menanamkan sikap dan perilaku beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq
mulia, jujur, disiplin, sehat, berilmu, cakap, sehingga
dihasilkan insan Indonesia yang demokratis dan
bertanggung jawab sesuai dengan bidang
keilmuannya.
KI-2 (SOSIAL)
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku (jujur, 2.1. Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin
disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati;
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif
responsif dan proaktif) dan menunjukkan sikap dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari
sebagai bagian dari solusi atas berbagai sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan
permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara percobaan dan berdiskusi.
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta 2.2. Menghargai kerja individu dan kelompok dalam
dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi
dalam pergaulan dunia. melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil
percobaan
2.3. Memiliki sikap dan perilaku patuh pada tata tertib dan
aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari
selama di kelas atau lingkungan sekolah.
KI-3 (PENGETAHUAN)
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, 3.1. Menerapkan bahasa pemrograman Visual Basic
konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan 4.1.1. Mengenal Lingkungan Pengembangan
Terintegrasi (Integrated Development
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
Enviroment-IDE) bahasa Visual Basic.
dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang 4.1.2. Menjelaskan bagaimana memulai
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan menggunakan Lingkungan Pengembangan
minatnya untuk memecahkan masalah. Terintegrasi (Integrated Development
Enviroment-IDE) bahasa Visual Basic
4.1.3. Memahami konsep dasar bahasa Visual Basic
4.1.4. Memahami program aplikasi dengan bahasa
Visual Basic
KI-4 (KETRAMPILAN)
4. Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah 4.1. Membuat program bahasa pemrograman Visual
konkret dan ranah abstrak terkait dengan Basic

56 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa


Teknik Elektronika Audio Video
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah 4.1.1. Membuat program menggunakan Integrated
secara mandiri, dan mampu melaksanakan tugas Development Enviroment (IDE).
spesifik dibawah pengawasan langsung.
4.1.2. Melakukan percobaan dan menerapkan
penggunaan Lingkungan Pengembangan
Terintegrasi (Integrated Development
Enviroment-IDE) bahasa Visual Basic.
4.1.3. Melakukan percobaan menggunakan konsep
dasar bahasa pemrograman bahasa visual
basic.
4.1.4. Membuat program aplikasi sederhana dengan
bahasa Visual Basic

57 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa


Teknik Elektronika Audio Video

INDIKATOR, KOMPETENSI INTI (KI) DAN KOMPETENSI DASAR (KD)


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)
BIDANG STUDI KEAHLIAN : TEKNOLOGI & REKAYASA
PROGRAM STUDI KEAHLIAN : TEKNIK ELEKTRONIKA
PAKET KEAHLIAN : EAV/TEI/TEK/TMK/TOT
MATA PELAJARAN : SIMULASI DIGITAL
KELAS :X

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR


KI-1 (RELIGIUS)
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang 1.1. Membangun kebiasaan bersyukur atas limpahan
dianutnya rahmat, karunia dan anugerah yang diberikan oleh
Tuhan Yang Maha Kuasa.
1.2. Memiliki sikap saling menghargai (toleran)
keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan
golongan sosial ekonomi dalam lingkup global
1.3. Menanamkan sikap dan perilaku beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlaq mulia, jujur, disiplin, sehat, berilmu,
cakap, sehingga dihasilkan insan Indonesia yang
demokratis dan bertanggung jawab sesuai dengan
bidang keilmuannya.
KI-2 (SOSIAL)
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku (jujur, disiplin, 2.1. Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin
tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati;
gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif
proaktif) dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari
solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam sebagai wujud implementasi sikap dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial melakukan percobaan dan berdiskusi.
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai 2.2. Menghargai kerja individu dan kelompok dalam
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi
melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil
percobaan
2.3. Memiliki sikap dan perilaku patuh pada tata tertib
dan aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-
hari selama di kelas atau lingkungan sekolah.
KI-3 (PENGETAHUAN)
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, 3.1. Menerapkan model Pembelajaran Kolaboratif
konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, sesuai dengan keperluan program studi
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan keahlian Teknik Elektronika dan Paket Keahlian
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta 3.1.1. Memahami manfaat Jejaring Sosial
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang Pendidikan bagi siswa
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan 3.1.2. Memahami sistem Pendaftaran
minatnya untuk memecahkan masalah. 3.1.3. Memahami Fitur
3.1.4. Melaksanakan Ujian Online Bersama
3.2. Mengkreasikan materi dalam bentuk digital
sesuai dengan keperluan program studi
keahlian Teknik Elektronika dan Paket Keahlian
3.1.1. Memahami materi digital
3.1.2. Menginterprestasikan persyaratan
hardware

58 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa


Teknik Elektronika Audio Video
3.1.3. Menyusun format materi digital
3.1.4. Menginterprestasikan jenis aplikasi untuk
pembuatan materi bentuk digital
3.1.5. Menerapkan aplikasi untuk membuat
materi digital
3.1.6. Menerapkan materi dalam bentuk digital
3.3. Menerapkan interaksi dan komunikasi secara
online sesuai dengan keperluan program studi
keahlian Teknik Elektronika dan Paket Keahlian
3.3.1. Menjelaskan interaksi online
3.3.2. Menjelaskan komunikasi online
3.3.3. Menjelaskan jenis layanan aplikasi
komunikasi online
3.3.4. Menjelaskan persyaratan penggunaan
layanan aplikasi
3.3.5. Memanfaatkan fitur layanan komunikasi
online
3.3.6. Menerapkan interaksi dan komunikasi
secara online
3.4. Mengkreasikan materi dalam bentuk video
sesuai dengan keperluan program studi
keahlian Teknik Elektronika dan Paket Keahlian
3.4.1. Menginterprestasikan jenis materi audio
visual
3.4.2. Menginterprestasikan jenis aplikasi
pembuat materi bentuk audio visual
3.4.3. Menjelaskan persyaratan kebutuhan
hardware
3.4.4. Menerapkan aplikasi editing video
3.4.5. Menerapkan proses render menjadi bentuk
video
3.5. Mengembangkan materi dalam bentuk simulasi
visual sesuai dengan keperluan program studi
keahlian Teknik Elektronika dan Paket Keahlian
3.5.1. Menjelaskan konsep simulasi visual
3.5.2. Mengidentifikasi jenis simulasi visual
3.5.3. Mengkreasikan simulasi visual
3.5.4. Mengembangkan simulasi visual
KI-4 (KETRAMPILAN)
4. Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret 4.1. Menggunakan Pembelajaran Kolaboratif sesuai
dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari dengan keperluan program studi keahlian
yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan Teknik Elektronika dan Paket Keahlian
mampu melaksanakan tugas spesifik dibawah
4.1.1. Mengidentifikasi Jejaring Sosial
pengawasan langsung.
Pendidikan
4.1.2. Melakukan Pendaftaran
4.1.3. Menfaatkan Fitur
4.1.4. Melaksanakan Ujian Online Bersama
4.2. Memproduksi materi dalam bentuk digital
sesuai dengan keperluan program studi
keahlian Teknik Elektronika dan Paket Keahlian
4.2.1. Mengidentifiasi materi digital

59 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa


Teknik Elektronika Audio Video
4.2.2. Mengidentifikasi persyaratan hardware
4.2.3. Menformat materi digital
4.2.4. Mengidentifikasi jenis aplikasi untuk
pembuatan materi bentuk digital
4.2.5. Menggunakan aplikasi untuk membuat
materi digital
4.2.6. Membuat materi dalam bentuk digital
4.3. Mengimplementasikan interaksi dan
komunikasi secara online sesuai dengan
keperluan program studi keahlian Teknik
Elektronika dan Paket Keahlian
4.3.1. Melakukan interaksi online
4.3.2. Melakukan komunikasi online
4.3.3. Menggunakan macam-macam layanan
aplikasi komunikasi online
4.3.4. Mengidentifikasi persyaratan penggunaan
layanan aplikasi
4.3.5. Memanfaatkan fitur layanan komunikasi
online
4.3.6. Melakukan interaksi dan komunikasi
secara online
4.4. Membuat materi dalam bentuk video sesuai
dengan keperluan program studi keahlian
Teknik Elektronika dan Paket Keahlian
4.4.1. Mengidentifikasi jenis materi audio visual
4.4.2. Mengidentifikasi Jenis aplikasi pembuat
materi bentuk audio visual
4.4.3. Menjeniskan persyaratan kebutuhan
hardware
4.4.4. Menggunakan aplikasi editing video
4.4.5. Melakukan proses render menjadi bentuk
video
4.5. Membuat materi dalam bentuk simulasi visual
sesuai dengan keperluan program studi
keahlian Teknik Elektronika dan Paket Keahlian
4.5.1. Mendiagramkan simulasi visual untuk
menjelaskan konsep
4.5.2. Memilah jenis simulasi visual
4.5.3. Membuat simulasi visual
4.5.4. Mempublikasikan simulasi visual

Jakarta; ..........Juli 2013

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Perwakilan Industri


BPSDMP dan PMP, Bidang Diklat

(Drs. ASMUNIV, MT) Satiri


PPPPTK/VEDC BoE Malang PT Panasonic Manufacturing
Jakarta Indonesia

60 Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa

Anda mungkin juga menyukai