Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Perkembangan dalam bidang teknologi informasi merupakan bagian penting dari
perubahan dunia, dalam hal ini perkembangan sektor ilmu pengetahuan dan teknologi. Di
bidang informasi diperlukan perencanaan dan pelayanan sistem informasi di masa
mendatang yang dapat berkembang secara optimal sesuai dengan era globalisasi teknologi
saat ini. Tekologi yang dikenal dengan NII (National Insfrastruktur Information) sudah
dikembangkan dalam memenuhi kebutuhan teknologi informasi.
Informasi Infrastruktur Nasional atau National Insfrastructure Information
merupakan integrasi dari hardware, software, dan memiliki kemampuan dalam
memudahkan seseorang untuk berhubungan dengan orang lainnya melalui peralatan
computer, serta peralatan komunikasi lainnya dengan berbagai macam sumber layanan dan
sumber informasi.
Sebuah infrastruktur harus mampu mengirimkan segala jenis informasi dari semua
jenis pemakai informasi ke semua jenis pemakai informasi lain yang dituju, melewati
semua jenis aplikasi, type sinyal informasi, dan semua jenis jaringan komunikasi, baik itu
kabel coaxial, kabel serat optic, microwave, maupun jaringan satelit. Berdasarkan hal ini
maka jaringan harus dapat mengirimkan semua jenis sinyal informasi multimedia baik
data, suara, maupun video. Multimedia adalah penggunaan komputer untuk menyajikan
dan menggabungkan teks, suara, gambar, animasi,audio dan video dengan alat bantu (tool)
dan koneksi (link) sehingga pengguna dapat melakukan navigasi, berinteraksi, berkarya
dan berkomunikasi.
Akan tetapi, kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari daerah pegunungan dan
kepulauan dengan penduduk yang menyebar dengan luasan yang tidak merata baik di
wilayah pedalaman maupun di daerah perbatasan menyulitkan penyediaan sarana dan
prasarana telekomunikasi. Untuk wilayah pedalaman dan perbatasan sangat dibutuhkan
Infrastruktur dengan biaya murah. Penyediaan infrastruktur layanan informasi yang sangat
mengandalkan jaringan terrestrial, tentunya akan banyak memerlukan biaya dan trafik.
Membangun jaringan terrestrial (fiber optic dan microwave) akan memerlukan waktu
yang lama.
Alternatif yang dapat digunakan adalah penggunaan teknologi jaringan satelit.
Dengan segala kelebihannya, satelit dapat menjadi solusi alternatif untuk mencapai target.
Karena keterbatasannya, satelit bukan solusi pilihan, tetapi dapat dijadikan alternative
dalam mendukung infrastruktur multimedia dalam segi kapasitas dan jaringan.
Salah satu teknologi system komunikasi yang sekarang sedang berkembang adalah
teknologi VSAT (Very Small Aperture Terminal). VSAT adalah stasiun bumi yang
mempunyai antena berdiameter relative kecil (0.8 4 meter), mudah dipindah-pindahkan
dan mudah dalam instalasinya. VSAT beroperasi melalui perantara sebuah stasiun Hub
yang memiliki ukuran diameter fisik 6 11 meter. Sistem VSAT ini mampu mencakup
daerah yang sangat luas dan pelayanan informasi dan telekomunikasi terpadu dua arah.
Dalam beberapa tahun terakhir, teknologi VSAT lebih memadai permintaan untuk
dapat selalu mengakses broadband dan sebagai hasilnya, telah diadopsi dengan cepat
dipicu oleh berkurangnya harga antena dan ukuran yang besar, platform bandwidth yang
utama dalam permintaan tinggi, memberikan layanan namun dapat diandalkan dan
terjangkau, yang sangat penting dalam pasar yang didominasi oleh kalangan kecil hingga
menengah keatas.
Kemajuan teknologi di industri VSAT maritim dapat membantu penyedia layanan
menawarkan kecepatan tinggi, layanan broadband yang terjangkau di laut untuk kebutuhan
operator kapal saat ini pada jalur pelayaran hingga pemilik kapal pesiar.

B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah pada paper sistem komunikasi satelit, untuk teknologi maritim Vsat
adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan Sistem VSAT (Very Small Aperture Terminal) ?
2. Bagaimana prinsip kerja dari Vsat?
3. Bagaimana penerapan teknologi maritim Vsat dalam Sistem Komunikasi Satelit?

C. TUJUAN
Adapun tujuan penulisan paper ini adalah :
1. Membahas mengenai sistem VSAT (Very Small Aperture Terminal).
2. Membahas Prinsip Kerja dari Vsat.
3. Penerapan teknologi maritim Vsat dalam sistem komunikasi satelit sehingga dapat
menambah pengetahuan dan mengetahui performasi sistem komunikasi satelit
untuk maritim Vsat.
D. METODE PENULISAN
1. Studi literatur
Metode ini dilakukan dengan melakukan pengumpulan data refrensi dari buku, artikel,
dan situs yang terkait dengan materi sistem komunikasi satelit dan maritim Vsat.
2. Metode Analisa
Metode analisa memaparkan mengenai pengenalan hingga sistem kerja dari maritim
Vsat dan mengkaitkan dengan kebutuhan manusia saat ini.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Very Small Aperture Terminal (VSAT)


Very Small Aperture Terminal (VSAT) adalah stasiun penerima sinyal dari satelit
dengan antena penerima berbentuk piringan dengan diameter antara 0,9 - 3,8 meter,
yang digunakan untuk melakukan pengiriman data, gambar maupun suara via satelit.

Teknologi VSAT pertama kali dikenal di Amerika Serikat pada awal tahun 1980-
an. VSAT masuk pertama kali ke Indonesia tahun 1989 seiring dengan bermunculannya
bank-bank swasta yang sangat membutuhkan sistem komunikasi online seperti ATM
(Automated Teller Machine). Keseluruhan jaringan VSAT ini dimonitor dan
dikendalikan oleh suatu Network Management System (NMS) yang berlokasi di Hub
Network Operations Center (NOC). Sampai saat ini VSAT telah digunakan di lebih
dari 120 negara dengan lebih dari 500.000 terminal terpasang. Solusi komunikasi hemat
biaya yang ditawarkan VSAT menjadi pilihan berbagai sektor industri yang seringkali
menghadapi kenyataan bahwa adopsi teknologi akan diikuti dengan kebutuhan biaya
yang lebih tinggi.
VSAT beroperasi melalui perantara sebuah stasiun Hub yang memiliki ukuran
diameter fisik 6 11 meter. Sistem VSAT ini mampu mencakup daerah yang sangat
luas dan pelayanan informasi dan telekomunikasi terpadu dua arah. Sistem VSAT
memiliki keuntungan yang lebih besar disbanding system komunikasi melalui jaringan
terrestrial. Bahkan VSAT dapat berintegrasi dengan jaringan broadband.
Gambar 1 Antena VSAR

Ruas angkasa pada teknologi VSAT memanfaatkan system komunikasi satelit


geostationer. Satelit ini berjarak kurang lebih 36.000 Km dari permukaan bumi, yang
beredar di atas garis equator dan berotasi pada arah yang sama dengan rotasi bumi
sehingga posisi satelit relative tetap terhadap suatu permukaan bumi. Di Indonesia
menggunakan satelit Telkom-2, yang beroperasi pada frekuensi CustomerBand,
frekuensi Uplink antara 5.9 GHz 6.4 GHz dan frekuensi downlink antara 3.7 GHz
4.2 GHz.
Pada ruas bumi terdapat stasiun pengendali utama (Network Control Center) atau
disebut stasiun Hub (Hub Station) dan sejumlah satsiun bumi pelanggan (remote
station) yang letaknya berjauhan dan tersebar secara geografis. Stasiun bumi pelanggan
ini menggunakan teknologi VSAT dan mengarah langsung ke satelit. Stasiun
pengendali utama (Hub Station) sebagai penghubung antar stasiun bumi pelanggan,
menerima data dari stasiun bumi pelanggan dan memancarkannya kembali data tersebut
ke stasiun tujuan. Selain itu untuk mencatat dan memasukan pelanggan baru, pusat
pemberian perintah dalam mengatur jaringan, dan lain-lain.

Stasiun bumi pelanggan memiliki keterbatasan luas antena dan daya pancar
sehingga dilakukan kompensasi dengan cara membuat daya pancar antena stasiun
pengendali utama lebih kuat dan diameter antenanya lebih besar dari stasiun remote.
Jadi system VSAT menyediakan proses penyambungan secara terpusat pada stasiun
pengendali utama, selain itu juga berfungsi sebagai gerbang untuk berhubungan dengan
jaringan lain.

B. KOMPONEN VSAT
Jaringan komunikasi VSAT terdiri atas empat komponen pokok, yaitu satelit, hub
station sebagai stasiun pengendali utama, VSAT, dan PES (Personal Earth Station).
VSAT terdiri dari dua unit, yaitu outdoor unit dan indoor unit yang saling dihubungkan.
Outdoor unit berupa sebuah antena parabola dengan diameter 1,8 meter, sedangkan
indoor unit berbentuk sebuah kotak yang mirip dengan komputer PC. VSAT ini
dipasang pada lokasi pemakai.
Unit luar (outdoor) pada teknologi VSAT terdiri dari :
Antena/parabola ukuran 2 hingga 4 kaki yang dipasang pada atap, dinding,
atau tanah.
BUC (Block Up Converter) yang menghantarkan sinyal informasi ke satelit.
Sering juga disebut sebagai transmitter (Tx).
LNB (Low Noise Block Up), yang menerima sinyal informasi dari satelit. Juga
sering disebut sebagai Receiver (Rx).
Sedangkan unit dalam Pada teknologi VSAT terdiri dari :
Modem (Modulator / Demodulator), sebuah alat dipanggil Return Channel
Satellite Terminal yang menyambungkan dari unit luar dengan IFL kabel
berukuran panjang tidak lebih 50 meter.
IFL (Inter Facility Link). Merupakan media penghubung antara ODU & IDU.
Fisiknya biasanya berupa kabel dengan jenis koaksial dan biasanya
menggunakan konektor jenis BNC (Bayonet Neill-Concelman).
Topologi yang digunakan pada teknologi VSAT ini adalah topologi star, sedangkan
koneksi yang terjadi adalah point to point, point to multipoint, multipoint to point.
a. VSAT Point-to-Point
VSAT Point-to-Point menggunakan teknologi Single Channel per
Carrier. Konfigurasi ini umumnya digunakan untuk aplikasi yang
menggunakan kanal yang relatif besar dan transmission delay yang relatif kecil.
SCPC biasa digunakan sebagai backbone pada komunikasi antar kantor pusat
dan pabrik atau kantor cabang besar. Di samping untuk data komunikasi juga
digunakan untuk saluran telepon. Contoh penggunaan konfigurasi ini adalah
backbone pada jaringan selular, perusahaan minyak, pertambangan dan lain
lain.
b. VSAT Point-to-Multipoint
VSAT Point-to-Multipoint menggunakan teknologi TDM/TDMA.
Teknologi ini pada umumnya digunakan pada korporasi yang mempunyai data
center terpusat, dengan karakteristik aplikasi mempunyai outbound data yang
besar (dari Kantor Pusat) dan inbound data yang kecil. Pengiriman data harus
melalui Hub atau stasiun pusat pengendali. Contoh pengguna teknologi ini
adalah perbankan, pemerintah, perusahaan pembiayaan, kantor pos dan lain-
lain. Konfigurasi Point-to-multipoint umumnya berbentuk Star atau Mesh.
i. Konfigurasi Mesh
Konfigurasi Mesh menggunakan teknologi DAMA/TDMA.
Konfigurasi ini memungkinkan komunikasi secara langsung dari satu
titik ke titik lainnya. Digunakan untuk telephony dan saluran data.
ii. Konfigurasi STAR
Konfigurasi STAR merupakan pengembangan dari teknologi
TDM/TDMA dengan outbound channel yang mencapai 40 Mbps.
Aplikasinya membutuhkan bandwidth besar yaitu asimetrikal.
Teknologi andal dan mampu mengurangi waktu keterlambatan
pengiriman. Biasa digunakan untuk Internet.

C. MARITIM VSAT
Maritim VSAT adalah penggunaan komunikasi satelit melalui Very Small
Aperture Terminal (VSAT) di kapal yang bergerak di laut. Sejak kapal di laut bergerak
dengan air, antena harus distabilkan dengan mengacu pada cakrawala dan utara
sebenarnya, sehingga antena terus mengarah pada satelit untuk mengirim dan menerima
sinyal.
Maritim VSAT (Bisnis) Industri pertama kali dibuat untuk Angkatan Laut AS pada
September 1986, oleh tim perusahaan patungan dari Richard A. Hadsall, Presiden dan
CEO dari Crescomm Transmission Services and Robert J. Matthews, Presiden SeaTel
Inc. Hasil usaha bisnis ini adalah penciptaan perusahaan Maritim Jaringan
Telekomunikasi, Inc (MTN) MTN melanjutkan untuk mengkomersilkan bisnis Maritim
VSAT dengan memberikan layanan kepada Berbagai Cruise Lines di seluruh dunia
serta banyak instalasi Minyak dan Gas Bumi Komersial dan kapal. MTN juga
mendorong pengakuan Maritim VSAT global dengan permohonan untuk aturan
membuat dari FCC dan melobi Komisi Radio Dunia ITU (WRC) untuk pengakuan
untuk menggunakan layanan satelit tetap (FSS) di C dan Ku band dengan menciptakan
peraturan baru untuk mengenali Stasiun Bumi pada Kapal ESV. Hal ini dilakukan
dengan revisi Peraturan Radio, melengkapi Konstitusi dan Konvensi Internasional
Telecommunication Union ITU, yang dimasukkan keputusan dari Konferensi Radio
Dunia Komunikasi 2003 (WRC-03).
Ada banyak pilihan yang berbeda untuk membangun jaringan broadband maritim
onboard sebuah kapal. Setiap pilihan memiliki keuntungan (dan kerugian) dalam biaya,
dalam cakupan, kekuatan sinyal dan persyaratan untuk ukuran antena (dan dengan
demikian persyaratan instalasi).
Ada perbedaan besar dalam kemampuan, fitur, biaya dan kinerja antara VSAT
(satelit orbit geostasioner di Ku-band, C-band dan Ka-band) dan Low orbit Bumi atau
satelit Orbit Medium Earth dengan teknologi L-band digunakan. Kedua L-band (LEO
& MEO) dan VSAT (GEO) sistem dipasarkan dengan apa yang tampak sebagai satu
set bersama fitur dan manfaat sistem VSAT pada kapal terdiri dari router yang
terhubung ke antena VSAT stabil. antena terhubung ke teleport, hub dan backbone darat
melalui C- atau Ku-band. Dalam sebuah jaringan iDirect, hub terdiri dari chassis hub
universal dan kartu garis individu yang dapat ditambahkan sebagai businessgrows.
iVantage, iDirect NMS, mengontrol seluruh jaringan dari satu lokasi.
Didalam kapal peralatan bawah geladak biasanya terdiri dari iDirect Evolution X5
Router atau aniNFINITI 5000 Series Router dilengkapi dengan saklar delapan
pelabuhan dan masukan GPS. The iNFINITI 5000 Series Router menghubungkan ke
LAN memungkinkan VoIP kapal, selular, data dan aplikasi video.
Komunikasi maritim akan berjalan dengan baik jika ditunjang oleh infrastruktur
yang baik dan juga ditunjang oleh pengoperasian infrastruktur tersebut secara
maksimal, efisien dan efektif. Begitu juga pada teknologi VSAT , perangkat perangkat
VSAT tersebut harus dioperasikan semaksimal mungkin sehingga menghasilkan
komunikasi yang baik. Dengan teknologi maritim VSAT yang semakin maju,
komunikasi antar kelautan dengan darat di bumi akan menjadi semakin mudah, murah
dan efisien. Mudah, karena tidak terhalangi lautan maupun topografi bumi. Murah,
karena jauh atau dekat biayanya sama. Pemanfaatan untuk Internet dan ISDN
(Integrated Services Digital Network) juga akan menjadi lebih optimal dan murah.
Kelebihan VSAT dibandingkan saluran kabel, selain lebih murah biayanya, juga
andal, dengan bandwidth lebar dan sistem transmisi paket data. VSAT juga berfungsi
sebagai substitusi atau pengganti line telepon dan gelombang mikro (microwave).
Kemampuan VSAT dalam transfer data, suara dan video sangat bagus karena
bandwidth yang lebar. Dengan memanfaatkan teknik kompresi yang baik, gambar dan
suara semakin mudah ditransfer dengan biaya murah. Sistem komunikasi satelit
memiliki beberapa kelebihan :
Memiliki daerah cakupan pelayanan (covered beam) yang lebih luas.
Waktu yang dibutuhkan untuk membangun jaringan, mulai dari perencanaan
hingga selesai relative singkat.
Lebih felksibel terhadap kebutuhan perluasan dan perubahan jaringan.
Mempunyai kemampuan siaran (broadcasting).
Memiliki teknik akses jamak (multiple Access) yang memungkinkan lebih dari
stasiun bumi berhubungan dengan stasiun bumi lainnya secara serempak.
Kualitas layanan dipengaruhi oleh diameter antenna dan penguatan antenna.
Semakin besar diameter antenna maka akan semakin besar daya pancar yang dapat
diterima.
Sedangkan kelemahan sistem komunikasi satelit adalah rugi ruang bebas pada
waktu transmisi sinyal ke satelit. Rugi ruang bebas ini dipengaruhi oleh jarak stasiun
bumi ke satelit.
BAB III
PENUTUP

I. KESIMPULAN
Wilayah indonesia dengan ribuan pulau yang saling terpisah dengan lautan, dan
jumlah penduduk yang tersebar di pedalaman dan perbatasan. Berdasarkan hal tersebut
sudah sangat perlu untuk memiliki infrastruktur informasi yang diharapkan dapat
mengintegrasikan masyarakat Indonesia di seluruh wilayah. Sehingga dapat lebih
meningkatkan taraf hidup masyarakat dan mempermudah koordinasi pemerintah pusat
dengan daerah.
Media satelit memiliki cakupan wilayah yang luas. Selain itu, pemasangannya
mudah dan implementasinya singkat. Diperlukan waktu tidak lebih dari satu hari untuk
instalasi antena beserta perangkatnya. Penggunaan satelit juga dapat meminimalisir
gangguan eksternal karena tidak lagi dipengaruhi faktor jarak. Kalaupun terjadi,
gangguan akan jauh lebih cepat diidentifikasi dan diatasi, dibandingkan pada jaringan
teresterial.
Maritim VSAT merupakan solusi yang sangat tepat untuk memenuhi kebutuhan
telekomunikasi maritim dengan aplikasi voice, data, audio maupun video, terutama
pada daerah kelautan. Di samping itu, teknologi komunikasi dengan media satelit ini
memiliki banyak kelebihan lain, di antaranya :
1. Mampu mengintegrasikan jaringan seluruh wilayah (remote sites) secara terpusat
(single manageable network).
2. Mampu mengadaptasi perubahan jenis lalu lintas data, peralatan teknologi maupun
jenis aplikasi layanan.
3. Mampu melakukan broadcasting data.
4. Mudah dalam maintenance, dan jika terjadi masalah dapat segera diatasi.
Penggunaan maritim Vsat memberikan keuntungan maksimal. Vsat
memungkinkan perusahaan untuk melakukan ekspansi dengan sangat cepat tanpa
terganggu kendala ketidaktersediaan jaringan infrastruktur telekomunikasi
setempat.
DAFTAR PUSTAKA

Agus Yulianto, Study Perencanaan Jaringan Satelit Sebagai Solusi Alternatif Bagi Infrastruktur
Multimedia di Indonesia, Tugas Akhir SI Teknik Elektro, Universitas Pakuan, Bogor, 2002

Anonymous, (2012, Maret). Sistem Jaringan VSAT. [Online]. http://anak-elektro-


ustj.blogspot.co.id/2012/03/sistem-jaringanvsat-di-amerika-pada.html

G. Maral. M. Bousquet, Satellite Comunications Systems 3thd, John Wiley & Son, 1998

Gauzali Saydam, Drs,. Bc.TT, Sistem Telekomunikasi, Djambatan Jakarta, 1993

Hughes, Hughes Network Sysytem International Satellit Network Division Spectrum of


Product and Service. Hughes Network System, 1995

http//: www.Gematel.com , Jaringan Satelit Sebagai Solusi Alternatif Bagi Infrastruktur


Multimedia di Indonesia, Gematel edisi 21, 2001

http//: www.ylti.or.id/N21, Nusantara 21 Kerangka Konseptual, ylti, Jakarta, Mei 1998

http//: www.telkom147.go.id/service , Jakarta, 2002

http//: www.elektroon-line.com , Community Teleservice Centre, Bandung, 2000

https://kominfo.go.id/content/detail/5296/rencana-strategis-kementeriankominfo-
2015-2019/0/program_prioritas , Jakarta 205

International Radio Consultative Commite (CCIR), Satellite Communication Handbook,


Fixed Satellite Service, Geneva, 1989

Materi Pelatihan Siskomat untuk MetraSAT. Telkom Indonesia.

MPB, Imam. Satellite Communication System Purwokerto, Akademi Teknik


Telekomunikasi Sandhy Putra Purwokerto, 2012.

Tri T. Ha, Digital Communication Satellite, Mc.Graw-Hill, Singapore, 1987

Understanding Multimedia, Part one, Mc. Graw-Hill Inc, 1995, Imam, Pamungkas. W. (2014).
Sistem komunikasi SATELIT {teori dan praktik}. (A. Pramesta, Ed.) CV ANDI OFFSET.

Anda mungkin juga menyukai