Anda di halaman 1dari 7

Karakteristik mamalia :

1. Tubuh di tutupi oleh rambut


2. Memiliki daun telinga (auriculae)
3. Memiliki glandula mamae
4. Reproduksi secara internal
5. Jantung terdiri dari 4 ruang (ventrikel kiri, ventrikel kanan, atrium kiri, dan atrium kanan)
6. Berdarah panas

Macam-macam derivate epidermis pada mamalia

1. Rambut
2. Cula pada badak (rambut yang menyatu)
3. Tanduk
4. Kuku/cakar (yang terdapat pada ujung jari)

Berdasarkan cara reproduksi mamalia di bagi menjadi 3 ordo, yaitu :

1. Ordo monotremata
Egg-laying mammals (ex : echidna dan platypus)
Monotremes are the most primitive mammals. These mammals lay eggs, after the babies
hatch, the mothers nourish their young with milk. Today, monotremes only live in
Australia and New Guinea.
2. Ordo marsupial
Embryos born very early and nurse from inside mothers pouch (Ex. Kangaroo, Koala)
Marsupials are pouched mammals whose babies are born in a very undeveloped state.
The young attach themselves to their mother. Many marsupials have a pouch that
encloses the young.
Marsupials evolved about 100 to 75 million years ago, during the time of the dinosaurs.
3. Ordo placenta
Embryos develop inside the womb, receiving nutrients and O2 from the mother via the
Placenta.
Newborns fed milk from mammary glands.
Placental mammals are advanced mammals whose young are born at an advanced stage.
Before birth the young are nourished through a placenta. The placenta is attached to the
mothers uterus and it delivers oxygen and nutrients to the young.
Most mammals are placental mammals. (ex : people, cats, dogs and horses)

Cara platypus memperoleh makanan yaitu platypus biasanya mencari makanan di dalam air
dengan menyelam dalam air selama 1,5 menit. Ia mencari mangsanya menggunakan paruh yang
memiliki sensor untuk mendeteksi gerakan. Platypus suka sekali makan serangga-serangga kecil
dan udang. Platipus adalah perenang yang baik dan menghabiskan banyak waktunya di dalam air
untuk mencari makanan. Ketika berenang, platipus menutup matanya rapat-rapat dan
menyerahkan sisanya kepada indra lainnya. Keempat kaki platipus berselaput. Ketika ia
berenang, ia mengayuh dengan menggunakan kedua kaki depannya. Dan untuk menjaga
keseimbangan tubuhnya digunakan ekornya dan kedua kaki belakangnya. Platipus memakan
cacing, larva serangga, dan yabbie yang digalinya atau ia tangkap pada saat berenang.

Reproduksi pada platypus

Platypus menelurkan telur yang mirip dengan telur reptil, dan sedikit lebih bundar daripada telur
burung. Platypus betina biasanya menelurkan dua telur pada saat yang bersamaan. Walaupun
terkadang memungkinkan Platypus betina menelurkan satu atau tiga telur.

Periode inkubasi-nya terbagi menjadi tiga bagian :

Tahap pertama Embrio tidak memiliki satupun organ fungsional dan bergantung pada kantung
merah telur untuk bernafas.

Tahap kedua Jari-jari kaki mulai muncul.

Tahap ketiga Gigi muncul.

Telur menetas seusai periode inkubasi yang berlangsung sekitar 10 hari. Setelah telur menetas,
keluarlah bayi Platypus tidak berambut yang langsung melekat pada induknya.

Sang induk kemudian akan menyusui anaknya yang buta dan peka. Bayi Platypus akan
meninggalkan sarangnya setelah berusia 17 minggu (kurang lebih 4 bulan lewat).

Organ reproduksi Platypus mirip dengan burung (aves). Platypus betina memiliki sebuah
ovarium yang terdiri dari ovarium kanan dan ovarium kiri dimana ovarium kanan tidak tumbuh
sempurna (sama dengan burung).

Mekanisme Perkembangan Embrio Pada Kangguru

Embrio kanguru melewati beberapa tahap perkembangan di luar rahim, yang biasanya terjadi di
dalam rahim. Setelah kawin, kanguru akan hamil sekitar 31 sampai 36 hari dan tidak lama
setelah pembuahan, dilahirkan bayi kanguru yang buta yang panjangnya cuma 1 cm. Biasanya
hanya seekor yang lahir. Pada tahap ini bayi kanguru disebut neonatus.

Neonatus tersebut belum berkembang sempurna: kaki depan belum berbentuk dan kaki belakang
baru merupakan tonjolan kecil. Setelah keluar dari rahim, neonatus bergerak memanjat
menggunakan kaki depan menuju ke kantong induknya. Kantong induk bagi neonatus ini sama
dengan rahim bagi mamalia lain. Neonatus yang telah mencapai kantong lalu menempelkan
dirinya pada salah satu dari 4 puting susu dan mulai menyusui.

Pada tahap ini, induk kembali mengalami ovulasi dan sel telur terbentuk di dalam rahim. Betina
sekali lagi berkopulasi dengan jantan sehingga sel telur dibuahi. Namun, sel telur yang dibuahi
tsb tidak segera berkembang. Bila wilayah sedang musim kemarau panjang, telur yang dibuahi
tersebut tidak mengalami perkembangan sampai musim kemarau selesai. Bila musim hujan
datang dan padang rumput tumbuh, perkembangan sel telur dimulai kembali. 33 hari setelah
pembuahan, neonatus baru yang sebesar biji kacang merah, merayap dari mulut rahim dan
mencapai kantong induknya seperti yang dilakukan kakaknya..

Tidak lama sesudah kelahiran anak kedua, kanguru betina kembali berkopulasi, sehingga jumlah
anak yang menggantungkan hidup pada induk adalah tiga ekor. Anak pertama sudah dapat
makan rumput, namun kadang-kadang kembali ke kantong untuk menyusu, anak kedua masih
berkembang dengan menyusu, anak ketiga, yang terkecil, masih dalam bentuk neonatus.

Proses tersebut terjadi hingga anak ke tiga..

Yang mengejutkan adalah bahwa ketiga anak ini, yang berada dalam tahap perkembangan yang
berbeda-beda dan bergantung pada induknya, masing-masing mendapatkan jenis air susu yang
berbeda sesuai dengan tahap perkembangannya. Pada awal perkembanganya, anak mendapatkan
susu yang bening dan tidak berwarna, kemudian susu berubah putih seprti air susu pada
umumnya. Jumlah lemak dan zat kandungan lain juga bertambah sejalan dengan perkembangan
anak..Sementara anak pertama mendapatkan susu yang sesuai dengan kebutuhannya, anak kedua
mendapatkan susu yang lebih mudah dicerna pada puting susu yang lain. Jadi, induk
menghasilkan 2 jenis susu sekaligus dengan kandungan zat yang berbeda. Ketika anak ketiga
lahir, susu yang dihasilkan juga menjadi 3 jenis: bergizi tinggi untuk anak yang Lebih tua, gizi
dan lemak lebih rendah untuk anak yang Lebih muda.

Hibernasi

Musim dingin adalah waktu ketika makanan berkurang dan kondisi cuaca yang buruk. Hewan
harus menghabiskan lebih banyak energi untuk mencari makanan. Bahkan bila mereka berhasil
menemukan makanan, seringnya tidak cukup untuk mengkompensasi hilangnya energi saat
berburu untuk mendapatkan makanan tersebut. Selain itu, cuaca dingin sering menjadi penyebab
kematian bagi hewan-hewan.

Untuk mengatasi masalah ini hewan-hewan berevolusi dan belajar untuk mengurangi keinginan
makan dengan mengurangi kebutuhan energi mereka. Hal ini bisa dicapai dengan berhibernasi
sepanjang musim dingin.Sebelum awal musim dingin, saat makanan masih berlimpah, hewan-
hewan ini akan banyak makan dan menyimpan kelebihan makanan dalam bentuk lemak.Saat
musim dingin tiba, hewan-hewan ini kembali ke sarang musim dingin, dimana mereka akan
menghabiskan sisa musim dingin dengan berhibernasi. Saat hewan berhibernasi, suhu tubuh
mereka mulai menurun karena aktivitas dan metabolisme yang berkurang. Pada satu titik, suhu
tubuh hewan ini hanya beberapa derajat lebih tinggi dari suhu lingkungan. Sirkulasi darah pun
menurun seiring denyut jantung yang mulai melambat. Energi yang diperlukan tubuh untuk
melakukan tugas minimal berasal dari timbunan lemak. Karena kurangnya aktivitas, proses
pembakaran lemak akan melambat dan stabil. Energi dari lemak tubuh cukup memadai untuk
menjaga hewan tetap hidup selama musim dingin. Hibernasi berbeda untuk setiap spesies hewan.
Sebagai contoh, beberapa hewan seperti beruang hitam dapat tidur sepanjang musim dingin
(sekitar tujuh bulan) tanpa bangun. Sedangkan tupai mungkin akan bangun setiap 4 hari untuk
mengunyah makanan, ekskresi, dan kemudian kembali tidur.

Hibernasi pada hewan peliharaan mungkin akan berbeda dengan hewan liar. Karena tidak ada
kekurangan makanan bagi hewan peliharaan, masa hibernasi mereka tidak ditandai dengan
periode tidak aktif yang lama.

Hewan-hewan yang Berhibernasi

Terdapat sebagian hewan yang tidak melakukan hibernasi karena dapat mengatasi musim dingin
dengan mekanisme lain. Hibernasi umumnya ditemukan pada hewan berdarah panas. Hewan
berdarah dingin mungkin akan tidur ketika cuaca panas dan kering dan disebut sebagai
estivation. Berikut adalah daftar hewan-hewan yang berhibernasi di musim dingin:

1. Beruang

2. Landak

3. Badger

4. Hamster

5. Beberapa jenis tikus

6. Tupai

7. Lemur

8. Groundhog

9. Kumbang kecil (Ladybird)

Jadi, hibernasi adalah mekanisme yang berguna untuk melindungi hewan dari ganasnya musim
dingin. Hibernasi membuat hewan lebih rentan terhadap predator, sehingga biasanya mereka
memilih tempat yang aman dan tersembunyi dengan baik.
Pencernaan Poligastrik

Lambung ruminansia terdiri atas 4 bagian, yaitu rumen, retikulum, omasum, dan abomasum
dengan ukuran yang bervariasi sesuai dengan umur dan makanan alamiahnya. Kapasitas rumen
80%, retikulum 5%, omasum 7-8%, dan abomasum 7-8%. Pembagian ini terlihat dari bentuk
gentingan pada saat otot sfinkter berkontraksi. Makanan dari kerongkongan akan masuk rumen
yang berfungsi sebagai gudang sementara bagi makanan yang tertelan. Di rumen terjadi
pencernaan protein, polisakarida, dan fermentasi selulosa oleh enzim selulase yang dihasilkan
oleh bakteri dan jenis protozoa tertentu. Dari rumen, makanan akan diteruskan ke retikulum dan
ditempat ini makanan akan dibentuk menjadi gumpalan-gumpalan yang masih kasar (disebut
bolus). Bolus akan dimuntahkan kembali ke mulut untuk dimamah kedua kali. Dari mulut
makanan akan ditelan kembali untuk diteruskan ke ornasum. Pada omasum terdapat kelenjar
yang memproduksi enzim yang akan bercampur dengan bolus. Akhirnya bolus akan diteruskan
ke abomasum, yaitu perut yang sebenarnya dan di tempat ini masih terjadi proses pencernaan
bolus secara kimiawi oleh enzim.

EX : Domba, Sapi & Kerbau

Pencernaan Monogastrik

Di dalam rongga mulut, makanan di kunyah dan di basahi dengan saliva. Dari rongga mulut
makanan menuju ke faring dan esophagus. Kemudian makanan menuju ke lambung, untuk di
cerna. Di usus kecil makanan di cerna secara enzimatikSisa-sisa makanan yang tidak di serap di
kirim ke usus besar. Setelah mengalami penyerapan air, sisa makanan berupa ampas di keluarkan
melalui anus.

EX : Kuda

Perbedaan pencernaan pada insektivora, karnivora, herbivore ruminansia dan herbivore


non ruminansia.

1. Ordo insektivora
Memiliki gigi yang sangat kecil, sebagai adaptasi untuk mengkonsumsi serangga.
2. Karnivora
Pergerakan rahang berbentuk zigzag, gigi seri pendek dan tajam, gigi taring panjang
tajam dan melengkung, gigi geraham tajam, bergerigi dan berbentuk pisau, air liur pada
karnivora tidak mengandung enzim pencernaan,
3. Herbivore ruminansia
Perut terdiri dari 4 bagian. Memiliki usus yang panjang. Gigi seri lebar dan rata. Gigi
taring tumpul, bisa pendek atau panjang, atau tidak ada sama sekali. Gigi geraham rata.
Air liur mengandung enzim pencernaan.
4. Herbivore non ruminansia
Perut hanya 1 bagian. Tidak memiliki usus yang panjang.
Mekanisme Pencernaan Pada Hewan Ruminansia

Mekanisme pencernaan makanan hewan ruminansia adalah makanan berupa rumput yang telah
dikunyah di dalam mulut masuk ke dalam rumen melalui esophagus makanan disimpan
sementara dirumen. Selanjutnya, makanan menuju retikulum dan dicerna di dalamnya. Makanan
yang telah dicerna kemudian dikeluarkan kembalai ke mulut. Didalam mulut dikunyah kembali
dan sitelan lagi ke retikulum, proses ini disebut memamah biak. Selanjutnya makanan masuk ke
omasum, di sini terjadi proses penyerapan air. Selanjutnya makanan diteruskan ke abomasum
(perut masam) makanan yang sudah dicerna di abomasum akan akan diteruskan ke usus halus.
Di usus halus terjadi proses penyerapan sari-sari makanan, sisa-sisa makanan yang tidak diserap
dikirim ke usus besar. Setelah mengalami penyerapan air, sisa makanan berupa ampas
dikeluarkan melalui anus.

Proses Ekolokasi Pada Kelelawar

Saat terbang, kelelawar mengeluarkan bunyi berfrekuensi tinggi lebih dari 20.000 Hz yaitu bunyi
ultrasonic. Bunyi ultrasonic akan mengenai benda atau mangsa di sekitarnya. Bunyi ini akan di
pantulkan kembali oleh benda-benda tersebut. Kelelawar akan menangkap bunyi pantulan dari
benda atau mangsanya. Semakin cepat gema yang di terima oleh kelelawar maka jarak kelelawar
dengan benda semakin dekat, jika gema semakin lama maka jarak kelelawar dengan benda masih
jauh. Oleh karena itu kelelawar dapat memperkirakan jarak terbang. Kelelawar dapat mengenali
dan membedakan antara mangsa dan bukan mangsa serta benda yang berada di sekitarnya.

Proses Ekolokasi Lumba-Lumba

Echolocation atau ekolokasi merupakan lacak gaung seperti yang juga dilakukan kelelawar.
Lumba-lumba dan paus menggunakan ekolokasi air. Ekolokasi memungkinkan mereka untuk
mencari benda-benda bawah air dengan memancarkan gelombang suara. Mereka menghasilkan
gelombang suara bernada tinggi atau suara "klik" dari dahi mereka yang mengirimkan sinyal
suara ke dalam air. Suara tadi akan memantul dari objek menerimanya sehingga menghasilkan
gema. Gema ini membantu lumba-lumba dan paus menemukan lokasi objek tadi, bahkan mereka
bisa menentukan seberapa jauh obyek berada. Tulang rahang bawahnya menjadi indra
penangkap gema tadi. Objek atau hewan bawah air mengirimkan gema yang berbeda, sehingga
lumba-lumba dapat membedakan keduanya.

Ekolokasi membantu lumba-lumba tidak hanya menentukan jarak suatu objek tetapi juga tekstur,
bentuk dan ukuran objek. Ekolokasi di sini bekerja sangat maksimum karena air merupakan
penghantar gelombang suara yang sangat baik, yang dapat mengirimkan suara lima kali lebih
cepat dibandingkan di udara.
A. Ordo Primata
B. Keunikan/ciri khas ordo primate
Perkembangan otak yang sangat tinggi.
C. Ciri karakteristik morfologi
Berkaki dua, berambut dan umumnya mamalia arboreal, tangan dan kaki biasanya
ada yang dapat memegang dan tidak, lima jari pada setiap tangan dan kaki di
lengkapi dengan kuku datar bukan cakar, cara berjalan plantigrade, dua kelenjar
susu dengan putting susu
D. Contoh species : monkey, kukang, manusia

Anda mungkin juga menyukai