Anda di halaman 1dari 8

Dengue Haemorragic Fever Grade II

Kelompok 24

Billy Christian Suryono 1110108

Ni Putu Asri Lestari Putri 1210028

Lydia Stacilia Devina 1210044

Felicia Kusuma 1210058

Theresia Vania Stephanie 1210117

Albert 1210162

Kezia Natalia Daniast Susilo 120238

Chakra Bakti 1210249

Standar 4
Kompetensi
Definisi Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan
ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti, yang ditandai dengan demam mendadak dua sampai tujuh hari tanpa
penyebab yang jelas, lemah/lesu, gelisah, nyeri hulu hati, disertai tanda perdarahan dikulit berupa petechie,
purpura, echymosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis,, hepatomegali, trombositopeni, dan kesadaran
menurun.
Dengue hemorrhagic fever (DHF)/Dengue Shock syndrome adalah sindrom spesifik yang cenderung
memperngaruhi anak2 usia dibawah 10 tahun. Yang menyebabkan nyeri perut, pendarahan, gagal sirkulasi
(shock)

Etiologi Virus dengue yang termasuk kelompok B Arthropod Borne Virus (Arbovirus) yang sekarang dikenal sebagai
genus flavivirus, familio flavivisidae dan mempunyai 4 jenis serotipe, yaitu : DEN 1 , DEN 2 , DEN 3, DEN
4.

Klasifikasi Derajat 1 (ringan):


Demam mendadak 2-7 hari disertai gejala klinik yang tidak khas , dengan manifestasi pendarahan
ringan. Yaitu tes Torniquet yang positif
Derajat 2 (sedang)
Ditemukan pendarahan kulit dan manifestasi pendarahan lain yaitu seperti epistaksis, pendarahan gusi,
hematemesis.
Derajat 3 (Berat)
Penderita syok berat dengan gejala klinik yang telah dibahas diatas dimana didapatkan kegagalan
sirkulasi dimana nadi cepat dan lambat, tekanan menurun (20mmhg ato kurang) atau hipotensi,
sianosis sekitar mulut, kulit dingin dan lembab dan anak tampak gelisah.
Derajat 4
Penderita syok berat dengan tensi yang tidak dapat terukur dan nadi yang tidak dapat diraba

Faktor Pencetus Faktor vektor Perkembangbiakan vektor, Kepadatan vektor di lingkungan, transportasi vektor dari satu
tempat ke tempat lain

Faktor host Terdapat penderita di lingkungan sekitar, mobilisasi dan paparan terhadap nyamuk

Faktor lingkungan curah hujan, suhu,sanitasi,dan kepadatan penduduk

Infeksi sebelumnya dengan virus akan menyebabkan gejala yang lebih parah jika terinfeksi lagi.
Patogenesis
patofisiologis

Diagnosis Dengue Haemmoragic Fever


Banding Thyphoid Fever
Diagnosis Kerja Dengue Haemorragic Fever Grade II + akut tonsilofaringitis viral

PP Isolasi virus
Deteksi asam nukleat virus
Deteksi antigen virus
Tes respon imunologis dasar
o IgM dan IgG antibody assay
Analisis parameter hematologis
Kimia Klinis : Fungsi Hepar ( SGOT, SGPT), Albumin serum, Urinalisis
Radiologi: Foto Thorax, USG
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan

Non-farmakologi

Pengobatan DBD pada dasarnya adalah suportif, yaitu mengatasi kehilangan cairan plasma

Perawatan dapat dilakukan di ruang biasa, kecuali bila DBD dengan komplikasi maka perawatan di
ruang intensif.

Pengawasan selama perawatan terhadap: tanda vital tiap 1-2 jam, nilai Ht tiap 3-4 jam, intake dan
output juga kondisi pasien

Kompres air hangat

Infus

Diet makanan lunak

Farmakologi

1. Asetaminofen / Parasetamol

Dosis:
Dewasa 300mg-1 g/kali, maksimum 4 g per hari

Anak 6-12 tahun: 150-300 mg/kali, maksimum 1,2 g per hari

Anak 1-6 tahun: 60-120 mg/kali, maksimum 6 kali sehari

Bayi dibawah 1 tahun : 60 mg/kali, maksimum 6 kali sehari

2. Terapi Cairan Parenteral:

Pemberian cairan intravena merupakan terapi yang penting dan efektif

Terutama pada pasien yang tidak bisa mendapat cairan per oral

Terapi harus sesuai dengan volume cairan tubuh yang hilang (10 ml/kg should be administered
for each 1% of normal body weight lost)

Diberikan Glucose 5% dilarutkan 1 : 1 dalam NaCl 0,9%

ALGORITMA DHF
Pencegahan (x) Obat / vaksin pencegah
P2DBD : penyemprotan insektisida batasi penyebaran & penularan, hanya di wilayah KLB/wabah
Pemberantasan sarang nyamuk : 3M KepMenKes No 581/1992
-Menguras tempat penampungan air scr teratur min 1x/mg atau tabur bubuk abate
-Tutup rapat2 penampungan air
-Kubur /singkirkan barang2 bekas yg bisa tampung air hujan (kaleng, plastik, dkk)
Strategi program DBD
Kewaspadaan dini DBD cegah, batasi KLB/wabah
Kerja bakti gerakan 3M
Penyuluhan, kunjungan, pemantauan
Pemberantasan vektor
Fogging
Penyuluhan
Abatisasi selektif
Kerja bakti 3M
Kegiatan pokok penanggulangan DBD
Penemuan & pelaporan
Surveilans kasus DBD
Lapor ke puskesmas
Analisis data kasus DBD 3-5 th terakhir
Penanggulangan fokus
Penyeledikan epidermiologis : kunjungan ke rumah dgn radius 100 m dari kasus, sekolah
Pemberantasan vektor
Fogging bila hasil st. epdidemio penuhi kriteria mahal
Abatisasi daerah endemis : jentik2 1 dosis : 1 sdm u/ 100L air
Pemantauan jentik berkala 3 bulan
Tindakan lapangan
Puskesmas kasus DBD penyelidikan epidemio + penanggulangan

Komplikasi Encephalopathy
DIC
Liver damage
Residual brain damage
Seizure
Shock

Prognosis Quo ad vitam : dubia ad bonam

Quo ad fungtionam : dubia ad bonam

Quo ad sanationam : dubia ad bonam

Referensi
WHO.2011.Comprehensive Guidelines for Prevention and Control of Dengue and Dengue Haemorragic Fever Revised
and Expanded Edition. India: WHO regional office for South-East Asia
http://www.who.int/csr/resources/publications/dengue/Denguepublication/en/
http://www.cdc.gov/Dengue/entomologyEcology/m_lifecycle.html
http://www.who.int/denguecontrol/mosquito/en/
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/001373.htm
Rodenhuis-Zybert IA, Wilschut J, Smit JM. 2010. Dengue virus life cycle: viral and host factors modulating Infectivity.
Cell. Mol. Life Sci, 2010;67:2773-86
http://www.merriam-webster.com/medical/rumpel-leede%20test
http://www.nature.com/
http://www.patient.co.uk
http://www.nlm.nih.gov/

Anda mungkin juga menyukai