Anda di halaman 1dari 112

Karena sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan, dan mintalah pertolongan kepada Allah

dengan sabar dan mengerjakan salat. Keputusan Allah tidak akan pernah salah, akan selalu ada
kemudahan in syaaAllah.
Efek Antiperdarahan Alga Coklat (Sargassum sp. dan Padina sp.) pada Luka

Potong Ekor Mencit (Mus Musculus) (Pilot Study)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapat gelar

Sarjana Kedokteran Gigi

Ikramullah Mahmuddin

J111 12 269

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2015
Efek Antiperdarahan Alga Coklat (Sargassum sp. dan Padina sp.) pada Luka

Potong Ekor Mencit (Mus Musculus) (Pilot Study)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Hasanuddin


Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat
Mencapai Gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh:

Ikramullah Mahmuddin

J111 12 269

BAGIAN ORAL BIOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2015

ii
t!!
200 r 066I ?180?96I'dIN
ff
I

tr F
Eulqulqtnotr
ffi
qelo
(tpruS pqa) (snpcsnyy e>pl eped
('ds nurpo1 uep 'ds wnssoS"rog) tepoC eEly wqerepredpuV {eJg : Inpnf
I\trYHYSg9Nf,d NVIAIYTYH
SURAT PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan mahasiswa yang tercantum dibawah ini :

Nama : IkramullahMahmuddin
t
NIM : J111 12269

Judul Skripsi : "EfekAntiperdarahan Alga Coklat (Sargassumsp. dan

Padina sp.) pada Luka Potong Ekor Mencit (Mw

Mttscuhx) (Pilet Study)"

menyatakan bahwa judul skripsi yang diajukan adalah judul yang baru dan tidak

terdapat di Perpustakaan Fakultas Kedok;teran Gigi Universitas Hasanuddin.

Makassar, 5 Mei 2015

FKG UNHAS

IV
Efek Antiperdarahan Alga Coklat (Sargassum sp. dan Padina sp.) pada Luka

Potong Ekor Mencit (Mus Musculus) (Pilot Study)

ABSTRAK

Latar belakang : Dalam praktek dokter gigi, beberapa komplikasi dapat terjadi
selama maupun setelah tindakan pencabutan gigi. Komplikasi yang paling sering
terjadi adalah perdarahan yang berlebihan pasca pencabutan. Untuk meminimalkan
efek samping dari obat-obatan yang mungkin terjadi, maka diperlukan bahan alami
pengganti. Pada beberapa penelitian, seringkali kita jumpai zat pada tumbuhan yang
membantu dalam proses penghentian perdarahan, antara lain flavonoid, saponin, dan
tanin. Salah satu tumbuhan yang mempunyai ketiga zat tersebut adalah Alga Coklat.
Tujuan : untuk mengetahui efek antiperdarahan alga coklat (Sargassum sp.dan
Padina sp.) terhadap luka potong ekor mencit (Mus musculus). Metode : Penelitian
merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan penelitian post test only
control group design. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 24 ekor
mencit jantan (Mus musculus) yang sehat dan dibagi menjadi empat kelompok.
Kelompok pertama sebagai kontrol negatif (aquadest), kelompok dua sebagai kontrol
positif (epinephrine), kelompok tiga dan empat (ekstrak alga coklat Sargassum sp.
dan Padina sp. 50%). Awalnya ekor mencit dipotong 3mm dari ujung ekor kemudian
bahan diaplikasikan pada luka potong ekor mencit. Darah diteteskan pada kertas
serap setiap 30 menit sampai perdarahan berhenti. Setelah itu waktu perdarahan
dihitung dan data dianalisis dengan Kruskal-Wallis. Hasil : terdapat perbedaan waktu
perdarahan pada kelompok kontrol negatif dengan kelompok lainnya. Tetapi tidak
terdapat perbedaan antara kontrol positif dengan kelompok Padina serta kelompok
Padina dengan kelompok Sargassum. Kesimpulan : Ekstrak alga coklat (Sargassum
sp.dan Padina sp.) dapat mempersingkat waktu perdarahan pada mencit. Saran
penelitian selanjutnya perlu dilakukan dengan konsentrasi lain untuk mengetahui
konsentrasi minimal dan maksimal dari ekstrak yang dapat memberikan efek
antiperdarahan.

Kata kunci : alga coklat, Sargassum sp., Padina sp., antiperdarahan, waktu
perdarahan

v
Anti-hemorrhage Effects of Brown Algae (Sargassum sp. and Padina sp.) in Cut

Injury of Mice Tail (Mus musculus) (Pilot Study)

ABSTRACT

Background : In dental practice, some complications can occur during or after tooth
extraction actions. The most common complication is excessive hemorrhage after
tooth extraction. To minimize side effects from drugs that may occur, it is necessary
to substitute natural materials.In several studies, often encountered substances in
plants that help in the process of cessation of hemorrhage, including flavonoids,
saponins, and tannins. One plant that has three of these substances are brown algae.
Purpose : To know the effect of anti-hemorrhage brown algae (Sargassum sp.and
Padina sp.) againts cut injury of mice tail (Mus musculus). Method : The subjects
used in this research were twenty four healty male mice (Mus muscullus) and divided
into four groups. Group one as negative control (aquadest), group two as positive
control (epinephrine), group three and four (extract brown algae Sargassum sp. and
Padina sp. 50%). Early, mice tail were cut at 3mm from the end of tail and then the
material test applied into the cut injury. The blood dripped on absorbent paper every
30 second until the bleeding stopped. And then the bleeding time was calculated and
data was analyzed by Kruskal-Wallis. Result : There are differences in bleeding time
in negative control group with other groups. But there is no difference between the
positive control group with Padinas Group and Padinas Group with Sargassums
group Conclusion : The extract of brown algae (Sargassum sp. and Padina sp.) can
shorten the bleeding time in mice. Further research suggestion needs to be done with
other concentrations to determine the minimum and maximum concentrations of
extracts that can provide anti-hemorrhage effects.

Keywords : brown algae, Sargassum sp., Padina sp., anti-hemorrhage, bleeding


time.

vi
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Taala

yang telah melimpahkan berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul Efek Antiperdarahan Alga Coklat

(Sargassum sp. dan Padina sp.) pada Luka Potong Ekor Mencit (Mus Musculus)

(Pilot Study) dengan baik.

Shalawat dan salam penulis haturkan kepada Rasulullah Muhammad

Shallallahu Alahi Wasallam sebagai tauladan kita yang telah mendakwahkan Islam

hingga dapat kita nikmati hingga saat ini. Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah

itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat)

Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah (QS. Al-

Ahzaab : 21)

Skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk

mendapatkan gelas Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas

Hasanuddin. Selain itu, skripsi ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

pembaca dan peneliti lain untuk menambah wawasan dalam bidang kedokteran gigi.

Berbagai hambatan penulis alami dalam penyusunan skripsi ini, tetapi berkat

bantuan, dukungan, dan bimbingan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik pada waktunya. Oleh karena itu, pada kesempatan ini

dengan segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada:

vii
1. Kedua orang tuaku, Mahmuddin, S.KM dan Rasnawati serta saudariku

Maghfirah Mahmuddin, S.Ked. Terima kasih yang sebesar-besarnya atas

pengorbanan, doa, dukungan, nasihat, motivasi, dan perhatian yang sangat besar.

2. Dr. drg. Baharuddin Thalib, M.Kes, Sp. Pros., selaku Dekan Fakultas

Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.

3. drg. Abul Fauzi, Sp.BM., dosen pembimbing skripsi yang telah banyak

meluangkan waktunya untuk memberikan saran dan bimbingan bagi penulis

selama penyusunan skripsi ini.

4. drg. Ayub Irmadani Anwar, MmedEd., sebagai penasehat akademik yang

senantiasa memberikan dukungan dan motivasi sehingga penulis dapat

menyelesaikan jenjang perkuliahan dengan baik.

5. Staf Dosen Bagian Oral Biologi dan seluruh Staf Dosen dan Pegawai Fakultas

Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin atas segala bantuan, ilmu dan

didikannya selama ini.

6. Teamwork sekaligus saudaraku fisabilillah Ikhlas Bakri, Naufal Mowandy, dan

Punggawa Gauk Karim, terima kasih atas segala bentuk dukungan, bantuan,

dan kebersamaannya. Semoga Allah senantiasa memberikan hidayah, semangat,

dan keistiqomahan untuk tetap berada di jalan dakwah ini.

7. Keluarga Besar MASTIKASI 2012, terima kasih atas segala perhatian dan

kebersamaan yang kalian berikan selama ini.

8. Kakakku, Tangguh Fajrullah, S.Kg, Ahmad Mustafa, S.Kg, Mohamad Arief

Budiman S.Kg, Dody Oktovian, S.Kg, Aditya Hari Asmara S.Kg, Rudin

viii
Tamril S.Kg, terima kasih atas bimbingan dan motivasinya selama ini. Terima

kasih atas nasihat dan tegurannya. Jazakallahu khairan.

9. Murobbiku, Ust. Syamsir, S.KM, Ust. Wawan Iswandi, Ust. Faried Marzuki,

Ust. Muhammad Rusli, Ust. Ikhwan Wahid Minu, Ust. Abdullah Said,

terima kasih atas segala ilmu, nasihat, dan dukungan yang telah diberikan.

10. Teman seperjuangan, Ahmad Mujaddid, Andi Zulkarnaim Sumang, Hasan

Basri, tetaplah semangan akhi!

11. Adik-adikku Surya Syaputra Sabir, Asyraf Afif Alfian, Muhammad Nur

Ashra, Muhasbir M, Muhammad Nashrullah, dan Ahmad Fadhil Anugrah,

tetaplah semangat dan istiqomah dalam dakwah ini karena Allah.

12. Keluarga Besar SC DAARUL ASNAAN FKG UH, kalian telah memberikan

sumbangsi dakwah di fakultas kita, semoga apa yang telah kita kerjakan tidak

akan berakhir. Ini baru Awal Perjuangan Dakwah Kita Ikhwa!

13. Keluarga Besar UKM LDK MPM UNHAS, kalian telah memberikan banyak

pelajaran dan pengalaman dalam dakwah ini.

14. Keluarga Besar BSMI Kota Makassar, terima kasih atas bantuan dan semangat

kemanusiaannya.

15. Warga Desa Punaga dan PPLH Puntondo yang telah membantu dalam

pengadaan sampel dalam penelitian ini.

16. Teman teman seperjuangan yang menyusun Skripsi Bagian Oral Biologi

dengan pohon penelitian mengenai Alga Coklat; Andi Syamsul Alam, Aryan,

Siti Nur Asriani Zakaria, Zulfitri Jahili, Andi Istiayulianingsih, Dwi Fitrah

Ariani Bahar, Rizki Amaliyah Roem, Nurwahida, Suci Amalia Rachman,

ix
Siti Mutmainnah $unar. Salah safii requesf untuk dipaparan nama-nama

lengkapnya dalam kata pengantar. Semoga pengalaman dalam penelitian ini bisa

kita jadikan pelajaran bersama.

17. Seluruh kakak senior yang telah memberikan itmu dan bimbingan kepada perulis

yang tidak bisa disebutkan satu - persptu namanya.


18. Seluruh junior dan teman-teman yang turut serta dalam membantu penulis yang

tidak bisa disebutkan satu - persatu n:Lmanya

19. dan pihak - pihak lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga Allah Subhanahu Wa Ta'ala berkenan memberikan balasan yang

Iebih baik kepada segala pihak yang tetah bersedia menrbantu penulis. Akhir kata,

penulis memohon m"aef atas kesalalran yang disengaja maupun tidak disengaja dalam

rangkaian pernbuatan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan

perkembangan ilmu kedokteran gigi kedepannya.

Makassar, 05 Mei 2015

Mahmuddin
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ....................................................................................... i

SAMPUL DALAM ............................................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii

SURAT PERNYATAAN ................................................................................... iv

ABSTRAK .......................................................................................................... v

ABSTRACT ........................................................................................................ vi

KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xv

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvi

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1

1.1. Latar belakang ............................................................................................ 1

1.2. Rumusan masalah ....................................................................................... 4

1.3. Tujuan penelitian ........................................................................................ 5

1.4. Hipotesis penelitian .................................................................................... 5

1.5. Manfaat penelitian ...................................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ 7

2.1. Hemostasis .................................................................................................... 7

2.1.1. Definisi hemostasis ........................................................................... 7

2.1.2. Fisiologi pembekuan darah ............................................................... 9

2.2. Pemeriksaan faal hemostasis ......................................................................... 11

xi
2.2.1. Bleeding time ..................................................................................... 11

2.2.2. Clotting time ...................................................................................... 12

2.3. Efek samping obat-obatan hemostatik .......................................................... 13

2.4. Alga ............................................................................................................... 14

2.4.1. Alga coklat (Phaeophyta) .................................................................. 15

2.4.1.1. Sargassum sp. ...................................................................... 16

2.4.1.2. Padina sp. ............................................................................ 18

2.4.2. Kandungan alga coklat ...................................................................... 19

2.4.2.1. Tanin ................................................................................... 19

2.4.2.2. Flavonoid ............................................................................ 21

2.5. Mencit (Mus musculus) ................................................................................. 21

2.5.1. Anatomi mencit ................................................................................. 22

2.5.2. Fisiologi mencit ................................................................................. 22

2.5.3. Perilaku mencit .................................................................................. 23

2.6. Simplisia dan ekstraksi ................................................................................. 24

BAB III KERANGKA KONSEP ............................................................ 28

3.1. Kerangka teori ............................................................................................... 28

3.2. Kerangka konsep ........................................................................................... 29

BAB IV METODE PENELITIAN .......................................................... 30

4.1. Jenis penelitian .............................................................................................. 30

4.2. Desain penelitian ........................................................................................... 30

4.3. Variabel penelitian ........................................................................................ 31

4.4. Defenisi operasional variabel ........................................................................ 31

xii
4.5. Lokasi penelitian ........................................................................................... 32

4.6. Waktu penelitian ........................................................................................... 32

4.7. Sampel penelitian .......................................................................................... 32

4.8. Besar sampel ................................................................................................. 32

4.9. Kriteria sampel .............................................................................................. 33

4.10. Instrumen penelitian ................................................................................... 34

4.10.1. Alat .................................................................................................... 34

4.10.2. Bahan ................................................................................................. 34

4.11. Cara kerja .................................................................................................... 35

4.11.1. Tahap persiapan hewan coba ............................................................. 35

4.11.2. Pengolahan sampel ............................................................................ 36

4.12. Prosedur penelitian ..................................................................................... 37

4.13. Alur penelitian ............................................................................................ 39

4.14. Analisis data ................................................................................................ 40

BAB V HASIL PENELITIAN ............................................................... 41

5.1. Pembuatan simplisia dan ekstraksi ............................................................... 41

5.2. Analisis data .................................................................................................. 42

5.2.1. Uji normalitas data ............................................................................ 43

5.2.2. Uji homogenitas data antar kelompok ............................................... 44

5.2.3. Analisis uji waktu perdarahan ........................................................... 44

BAB VI PEMBAHASAN ......................................................................... 47

BAB VII PENUTUP .................................................................................. 54

7.1. Kesimpulan ................................................................................................... 54

xiii
7.2. Saran ............................................................................................................. 54

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 55

SURAT PERNYATAAN ................................................................................... 60

LAMPIRAN ........................................................................................................ 61

RIWAYAT HIDUP ............................................................................................ 92

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Hemostasis yang dimediasi oleh platelet ......................................... 10

Gambar 2.2 Adesi dan agregasi platelet ............................................................... 11

Gambar 2.3 Alga coklat Sargassum sp ................................................................ 17

Gambar 2.4 Alga coklat Padina sp ...................................................................... 18

Gambar 2.5 Mencit ............................................................................................... 22

Gambar 5.1 Diagram batang rerata lama waktu perdarahan (detik) pada setiap

kelompok penelitian .......................................................................... 43

xv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Karakteristik dari alga pada masing-masing kelas .............................. 14

Tabel 2.2. Parameter normal mencit .................................................................... 23

Tabel 5.1. Distribusi rerata dan standar deviasi waktu perdarahan pada setiap

kelompok penelitian ............................................................................ 42

Tabel 5.2. Uji normalitas ...................................................................................... 44

Tabel 5.3. Uji homogenitas .................................................................................. 44

Tabel 5.4. Hasil uji kruskal-wallis waktu perdarahan .......................................... 45

Tabel 5.5. Analisis komparasi (LSD) waktu perdarahan antar kelompok ........... 45

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Dokumentasi penelitian .................................................................... 62

Lampiran 2 Surat keterangan kelaikan etik (ethical clearance) .......................... 67

Lampiran 3 Surat penugasan dan izin penelitian ................................................. 69

Lampiran 4 Surat penyelesaian penelitian ........................................................... 74

Lampiran 5 Surat penugasan seminar skripsi dan daftar hadir ............................ 77

Lampiran 6 Data hasil penelitian ......................................................................... 80

Lampiran 7 Analisis data ..................................................................................... 81

xvii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Dalam praktek dokter gigi, berbagai perawatan dapat dilakukan untuk mengobati

dan memulihkan keadaan rongga mulut seorang pasien. Bahkan tindakan perawatan

yang dapat menimbulkan luka merupakan hal yang biasa dilakukan, salah satunya

ialah pencabutan atau ekstraksi gigi. Pencabutan atau ekstraksi gigi dilakukan dengan

sejumlah alasan, termasuk diantaranya akibat karies yang parah, adanya penyakit

periodontal, impaksi, dan kebutuhan akan perawatan ortodontik.

Pencabutan merupakan tindakan final terhadap gigi yang sudah tidak dapat

dipertahankan, dan prosedur tersebut biasa memberikan trauma yang cukup besar

pada jaringan. Beberapa komplikasi dapat terjadi selama maupun setelah tindakan

pencabutan gigi, antara lain perdarahan, pembengkakan, infeksi, dry socket, perforasi

pada sinus dan cedera saraf. Akan tetapi, komplikasi yang paling sering terjadi

adalah perdarahan yang berlebihan pasca pencabutan.1 Perdarahan merupakan suatu

hal yang wajar terjadi ketika ekstraksi, namun akan menjadi sesuatu hal yang

berbahaya jika perdarahan yang terjadi terlalu panjang dan dengan jumlah yang

banyak. Perdarahan mungkin merupakan komplikasi yang paling ditakuti, karena

oleh dokter maupun pasiennya dianggap mengancam kehidupan.2

Menurut Petersen3, frekuensi terjadinya perdarahan post ekstraksi pada ekstraksi

gigi normal berkisar 10% - 15%. Perdarahan yang tidak terkontrol pada saat ekstraksi
gigi akan menimbulkan beberapa efek yaitu shock hipovolumik serta jika dibiarkan

terlalu lama maka luka akan sulit sembuh dan menjadi port de entre bakteri patogen

yang bisa berlanjut pada suatu infeksi.4

Perdarahan merupakan komplikasi yang paling umum terjadi pasca pencabutan.1

Waktu perdarahan adalah interval waktu dari tetes darah pertama sampai darah

berhenti menetes. Waktu perdarahan merupakan salah satu parameter pengukuran

pembekuan darah untuk mengetahui proses vasokonstriksi pada fase vaskuler dan

pembentukan sumbat hemostatik sementara pada fase platelet dalam proses

hemostasis.5 Pada perdarahan normal, akan segera terbentuk bekuan darah (blood

clot) di daerah yang mengalami luka/kerusakan, sehingga lambat laun perdarahan

akan terhenti (proses hemostasis). Berbagai sel di dalam bekuan darah akan

melepaskan sitokin dan faktor pertumbuhan, menyebabkan dimulai proses inflamasi

kemudian diikuti dengan proses reparasi dan remodeling pada pembuluh darah

sehingga akhirnya dihasilkan jaringan yang normal seperti sediakala. Perdarahan

yang terus menerus akan menghambat terbentuknya blood clot, dan menyebabkan

proses penyembuhan luka ikut terhambat.1

Resiko komplikasi perdarahan meningkat pada penderita hipertensi, penyakit

hati, defisiensi platelet, hemophilia, defisiensi faktor VIII atau nama lain adalah

defisiensi faktor Von Willebrand dan defisiensi vitamin K. Konsumsi obat

antikoagulan juga meningkatkan risiko komplikasi perdarahan.1

Tehnik non-operatif awal dapat dilakukan untuk menghentikan perdarahan

seperti memberikan tekanan secara lokal.6 Cara yang paling efektif untuk mencapai

hemostasis adalah dengan mengaplikasikan tampon secara langsung pada soket

2
ekstraksi dengan tekanan yang adekuat, kemudian pasien diinstruksikan untuk tetap

menggigit tampon tersebut selama beberapa waktu. Untuk kasus yang lebih sulit,

dapat dilakukan penjahitan serta aplikasi trombin topikal pada sepotong spons gelatin

yang dapat diserap di dalam soket ekstraksi.7

Pencapaian efek hemostatik dapat diperoleh dengan pemakaian hemostat,

hemostatic agent seperti Gelfoam (spons gelatin), Surgicel atau collagen plug.1

Selain itu, untuk mempercepat terjadinya pembekuan darah (hemostatik) maka dapat

diberikan obat yang biasanya digunakan dalam farmakoterapi untuk mempercepat

pembekuan darah (hemostatik) adalah epinefrin sebagai vasokonstriktor atau asam

traneksamat sebagai bahan antifibrinolitik. Akan tetapi obat hemostatik tersebut

memiliki beberapa kelemahan, yaitu epinefrin dapat mempengaruhi sirkulasi

sistemik, sementara asam traneksamat dapat menyebabkan kejadian vaskular oklusi

(infark myocardial, stroke, emboli paru , deep vein thrombosis).5

Untuk menghindari efek samping yang dapat ditimbulkan oleh obat farmasetik,

maka diperlukan telaah lebih lanjut mengenai tanaman herbal yang memiliki

mekanisme hemostatik sebagai obat tradisional.

Terdapat beberapa faktor yang berperan dalam proses penghentian perdarahan,

antara lain pembuluh darah, trombosit, dan faktor pembekuan darah. Pada beberapa

penelitian, seringkali kita jumpai zat pada tumbuhan yang membantu dalam proses

penghentian perdarahan, antara lain flavonoid, saponin, dan tanin. Flavonoid

mempunyai pengaruh pada pembuluh darah kapiler, saponin mempunyai efek

hemostatik dengan menurunkan masa pembekuan darah, serta tanin dapat

menimbulkan efek vasokonstriksi pembuluh darah kapiler. Salah satu tanaman yang

3
mempunyai ketiga zat tersebut berdasarkan penelitian Jeeva et all8 adalah Alga

Coklat. Dalam penelitian yang dilakukan Janarthanan dan Kumar9, juga

menyebutkan bahwa alga coklat memiliki kandungan alkaloids, teripiods, steroids,

tannin, saponin, flavanoids, polyphenols, dan glycosides.

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, peneliti tertarik melakukan penelitian

untuk membuktikan adanya pengaruh alga coklat (Sargassum sp. dan Padina sp.)

sebagai anti perdarahan atau efek hemostatik terhadap perdarahan akibat pemotongan

pada ekor mencit (Mus musculus).

1.2. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan tersebut diatas, maka

rumusan masalah penelitian yaitu :

1. Apakah ada efek antiperdarahan alga coklat (Sargassum sp.) terhadap luka

potong ekor mencit (Mus musculus) ?

2. Apakah ada efek antiperdarahan alga coklat (Padina sp.) terhadap luka potong

ekor mencit (Mus musculus) ?

3. Apakah ada perbedaan efektivitas antiperdarahan antara Sargassum sp. dan

Padina sp.?

4
1.3. Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut diatas, maka tujuan dari penelitian ini

yaitu :

1. Untuk mengetahui efek antiperdarahan alga coklat (Sargassum sp.) terhadap luka

potong ekor mencit (Mus musculus).

2. Untuk mengetahui efek antiperdarahan alga coklat (Padina sp.) terhadap luka

potong ekor mencit (Mus musculus).

3. Untuk mengetahui perbedaan efektivitas antiperdarahan antara Sargassum sp.

dan Padina sp.

1.4. Hipotesis penelitian

Hipotesis pada penelitian ini adalah :

1. Terdapat efek antiperdarahan alga coklat (Sargassum sp.) terhadap luka potong

ekor mencit (Mus musculus).

2. Terdapat efek antiperdarahan alga coklat (Padina sp.) terhadap luka potong ekor

mencit (Mus musculus).

3. Terdapat perbedaan efektivitas antiperdarahan antara Sargassum sp. dan Padina

sp.

5
1.5. Manfaat penelitian

Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Manfaat bagi peneliti adalah untuk mendapatkan pengalaman meneliti dan

menambah wawasan serta pengetahuan mengenai efek anti perdarahan alga

coklat terhadap luka potong ekor mencit.

2. Manfaat akademik penelitian ini adalah menambah informasi ilmiah mengenai

alga coklat sebagai anti perdarahan.

3. Manfaat praktis dari penelitian ini adalah sebagai pertimbangan dalam

menambahkan ekstrak alga coklat sebagai salah satu bahan yang digunakan di

klinik dokter gigi.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hemostasis

2.1.1. Definisi hemostasis

Hemostasis merupakan suatu mekanisme lokal tubuh yang terjadi secara spontan

berfungsi untuk mencegah kehilangan darah yang berlebihan ketika terjadi trauma

atau luka. Sistem hemostasis pada dasarnya terbentuk dari tiga kompartemen

hemostasis yang sangat penting dan sangat berkaitan yaitu trombosit, protein darah,

dan jaring-jaring fibrin pembuluh darah.10

Faal hemostasis ialah suatu fungi tubuh yang bertujuan untuk mempertahankan

keenceran darah sehingga darah tetap mengalir dalam pembuluh darah dan menutup

kerusakan dinding pembuluh darah sehingga mengurangi kehilangan darah pada saat

terjadinya kerusakan pembuluh darah.11

Faal hemostasis melibatkan empat sistem, antara lain sistem vaskuler, sistem

trombosit, sistem koagulasi, dan sistem fibrinolisis. Untuk mendapatkan faal

hemostasis yang baik, maka keempat sistem tersebut harus bekerja sama dalam suatu

proses yang berkeseimbangan dan saling mengontrol. Kelebihan atau kekurangan

suatu komponen akan menyebabkan kelainan. Kelebihan fungsi hemostasis akan

menyebabkan thrombosis, sedangkan kekurangan faal hemostasis akan menyebabkan

perdarahan (hemorrhagic diathesis).11


Faal hemostasis untuk dapat berjalan normal memerlukan tiga langkah, yaitu

:11,12

1. Langkah I : Hemostasis primer, yaitu pembentukan primary platelet plug. Hal

ini akan terjadi jika terdapat deskuamasi dan luka kecil pada pembuluh darah.

Hemostasis primer melibatkan tunika intima pembuluh darah dan trombosit.

Luka akan menginduksi terjadinya vasokonstriksi dan sumbat trombosit.

Hemostasis primer ini bersifat cepat dan tidak tahan lama. Karena itu, jika

hemostasis primer belum cukup untuk mengkompensasi luka, maka akan

berlanjut menuju hemostasis sekunder. Pemeriksaan faal hemostasis untuk

melihat proses ini adalah dengan pemeriksaan bleeding time.

2. Langkah II : Hemostasis sekunder, yaitu pembentukan stable hemostatic plug

(platelet +fibrin plug). Hemostasis ini terjadi bila terdapat luka yang besar pada

pembuluh darah atau jaringan lain, sehingga vasokontriksi dan sumbat trombosit

belum cukup untuk mengkompensasi luka ini. Hemostasis sekunder melibatkan

trombosit dan faktor koagulasi serta mencakup pembentukan jaring-jaring fibrin.

Hemostasis sekunder ini bersifat delayed and long-term response. Jika proses ini

sudah cukup untuk menutup luka, maka proses berlanjut ke hemostasis tersier.

Pemeriksaan faal hemostasis untuk melihat proses ini adalah dengan pemeriksaan

clotting time.

3. Langkah III : Hemostasis tersier, bertujuan untuk mengontrol agar aktivitas

koagulasi tidak berlebihan. Hemostasis tersier melibatkan sistem fibrinolisis.

Fibrinolisis yang menyebabkan lisis dari fibrin setelah dinding vaskuler

mengalami reparasi sempurna sehingga pembuluh darah kembali paten.

8
2.1.2. Fisiologi pembekuan darah

Pada saat terjadi perdarahan, secara alami tubuh akan merespon dengan

mekanisme hemostatik untuk menghentikan perdarahan tersebut. Sistem penghentian

perdarahan yang berfungsi normal penting bagi kehidupan organisme, karena jika

hemostasis terganggu maka luka yang kecil sekalipun dapat menyebabkan

perdarahan yang membahayakan jiwa, sebaliknya pada kencederungan darah untuk

membeku akan mempermudah pembentukan trombus dan meningkan risiko

trombosis dan emboli.13

Pada saat terjadi trauma, platelet, faktor pembekuan darah dalam plasma, dan

dinding pembuluh darah berinteraksi untuk menutup kebocoran pada pembuluh

darah. Pembuluh darah yang rusak akan berkonstriksi melepaskan endotelin dan

platelet akan beragregasi pada situs luka dan menarik platelet lain untuk menutup

bocoran dengan sumbatan platelet. Waktu yang diperlukan untuk menutup luka

tersebut disebut waktu perdarahan yang berkisar pada 2-4 menit. Selanjutnya, sistem

koagulasi akan memproduksi fibrin yang saling berikatan silang yang membentuk

bekuan fibrin atau trombus yang memperkuat proses penutupan luka. Proses

rekanalisasi pembuluh darah dapat dilakukan melalui fibrinolisis.13

9
13
Gambar 2.1 Hemostasis yang Dimediasi oleh Platelet (Despopoulos, 2003)

Pada saat terjadi trauma pada sel endotelial, platelet merupakan sel darah yang

melekat pada serat kolagen subendotelial yang dijembatani oleh faktor von

Willebrand (vWF) yang dibentuk oleh sel endotelial dan bersirkulasi dalam

kompleks plasma dengan faktor VIII. Kompleks glycoprotein GP Ib/ IX pada platelet

merupakan reseptor vWF. Proses adesi akan mengaktivasi pletelet dan mulai

melepaskan senyawa yang meningkatkan daya adesi platelet. Serotonin, platelet

derived growth factor (PDGF) dan tromboxane A2 (TXA2) meningkatkan

vasokonstriksi. Vasokonstriksi dan kontraksi platelet akan memperlambat aliran

darah. Mediator yang dilepaskan oleh platelet meningkatkan aktivasi platelet

sehingga menarik dan mengaktivasi lebih banyak platelet. Hal ini menyebabkan

bentuk dari platelet teraktivasi berubah drastis. Platelet diskoid berubah menjadi

sferik dan menghasilkan pseudopodia yang saling terjalin antar platelet. Agregasi

10
platelet ini ditingkatkan oleh trombin (IIA) yang berikatan dengan reseptor yag

diaktivasi oleh protease (PAR 1 dan PAR 4) dan distabilisasi oleh GP IIb/IIIa yang

diekspresikan pada permukaan platelet, yang mengarah pada ikatan fibrinogen dan

agregasi platelet. Reseptor P2Y1 dan P2Y12 merupakan reseptor untuk ADP dan

ketika terstimulasi akan mengaktivasi GP IIb/IIIa dan COX 1 yang meningkatkan

sekresi dan daya adesi platelet sehingga memudahkan untuk berikatan dengan

fibronektin subendotelial. Tromboksan A2 (TXA2) merupakan produk dari COX 1

yang mengaktivasi agregasi platelet sedangkan PGI2 atau prostasiklin dihasilkan

oleh sel endotehelial untuk menghambat aktivasi agregasi platelet.13, 14

14
Gambar 2.2 Adesi dan Agregasi Platelet (Brunton, 2006)

2.2. Pemeriksaan faal hemostasis

2.2.1. Bleeding time

Waktu saat mulai terjadinya perdarahan hingga terbentuk sumbat trombosit dan

vasokonstriksi pembuluh darah sehingga darah berhenti mengalir, disebut sebagai

waktu perdarahan (bleeding time). Waktu perdarahan normal pada manusia sekitar 2

11
sampai 7 menit. Pengukuran waktu perdarahan untuk mengetahui respon vaskuler

terhadap hemostasis atau kemampuan pembuluh darah untuk kontraksi dan retraksi

serta peran sumbatan fibrin pada daerah luka.2

Bleeding time menilai kemampuan darah untuk membeku setelah adanya luka

atau trauma, dimana trombosit berinteraksi dengan dinding pembuluh darah untuk

pemeriksaan penyaring hemostasis primer atau interaksi antara trombosit dan

pembuluh darahdalam membentuk sumbat hemostatik.

Menurut Riadi15, pemeriksaan bleeding time dapat dilakukan dengan metode Ivy,

yaitu dilakukan insisi dengan lanset sepanjang 10 mm dan kedalaman 1 mm di

lengan bawah kemudian setiap 30 detik darah dihapus dengan kertas filter sampai

perdarahan berhenti atau dengan metode Duke dengan cara yang sama insisi di lokasi

cuping telinga sedalam 3-4 mm.

Menurut Rahajuningsih10, bleeding time memanjang pada gangguan fungsi

trombosit atau jumlah trombosit dibawah 100.000/mm3. Pemanjangan bleeding time

menunjukkan adanya defek hemostasis, termasuk didalamnya trombositopenia,

gangguan fungsi trombosit herediter, defek vaskuler kegagalan vasokontriksi, Von

Willebrands disease, disseminated intravascular coagulation (DIC), defek fungsi

trombosit (Bernard-Soulier disease dan Glanzmanns thrombasthenia), obat-obatan

(aspirin atau ASA, inhibitor siklooksigenase, warfarin, heparin, NSAID, beta-

blockers, alkohol, antibiotika) dan hipofibrinogenemia.

2.2.2. Clotting time

Clotting time digunakan untuk menilai faktor-faktor pembekuan darah,

khususnya faktor pembentuk tromboplastin dan faktor trombosit, serta kadar

12
fibrinogen. Metode yang paling sering digunakan yaitu dengan cara menempatkan

darah dalam tabung gelas reaksi, kemudian menggoyangkan atau memiringkan

tabung tersebut setiap 10 detik sampai terbentuk bekuan atau dapat pula

menggunakan pipa kapiler yang dipatahkan untuk melihat terbentuknya benang-

benang fibrin pada proses pembekuan darah.. Waktu pembekuan normal pada hewan

coba tergantung dari jenis hewan coba yang dipakai dan besar volume darah yang

digunakan dalam pemeriksaan.16

2.3. Efek samping obat-obatan hemostatik

Obat hemostatik merupakan obat-obatan yang digunakan untuk mengatasi

adanya perdarahan yang abnormal. Terdapat dua jenis obat-obatan hemostatik yaitu

obat hemostatik sistemik dan obat hemostatik lokal.17

Saat ini telah tersedia berbagai jenis preparat hemostatik oral, diantaranya adalah

bentuk gelfoam, bone wax, kolagen, spons selulosa, dan astringent. Menurut

Pradono18, beberapa jenis hemostatik tersebut memiliki kelemahan. Misalnya gelatin,

dapat memicu timbulnya hematom, reaksi benda asing, fibrosis luas, hingga toxic

shock sindrome.

Sedangkan bentuk hemostatik kolagen tidak dapat digunakan jika terdapat fokus

infeksi dan sering menyebabkan alergi. Bone wax sering menimbulkan reaksi

inflamasi. Selulosa selain mahal, juga memilki mekanisme kerja yang belum jelas.

13
2.4. Alga

Alga atau seaweed merupakan salah satu tumbuhan laut yang tergolong dalam

makroalga benthic yang banyak hidup melekat di dasar perairan. Alga merupakan

ganggang yang hidup di laut dan tergolong dalam divisi thallophyta. Klasifikasi alga

berdasarkan kandungan pigmen terdiri dari 4 kelas, yaitu alga hijau (Chlorophyta),

alga merah (Rhodophyta), alga coklat (Phaeophyta), dan alga pirang

(Chrysophyta).19

Tabel 2.1. Karakteritik dari alga pada masing-masing kelas


Jenis alga Pigmen Zat penyusun Habitat
dinding sel
Hijau Klorofil a, klorofil b, Selulosa Air asin, air
(Chlorophyta) klorofil c, dan tawar
karotenoid
(siponaxantin, siponein,
lutein, violaxantin, dan
zeaxantin)
Merah Klorofil a, klorofil d, CaCO3 (kalsium Laut, sedikit
(Rhodophyta) dan pikobiliprotein karbonat), selulosa, di air tawar
(pikoeritrin dan dan produk
pikosianin) fotosintetik berupa
karaginan, agar,
fulcellaran, dan
porpiran
Coklat Klorofil a, klorofil c (c1 Asam alginat Laut
(Phaeophyta) dan c2) dan karotenoid
(fukoxantin,
violaxantin, zeaxantin)
Pirang Karoten, xantofil Silikon Laut, air
(Chrysophyta) tawar

Alga ini merupakan salah satu kelompok tumbuhan laut yang mempunyai sifat

tidak bisa dibedakan antara bagian akar, batang, dan daun. Seluruh bagian tumbuhan

disebut thallus. Bentuk thallus rumput laut bermacam-macam, ada yang bulat seperti

tabung, pipih, gepeng; bulat seperti kantong, rambut, dan lain sebagainya. Thallus ini

14
ada yang tersusun hanya oleh satu sel (uniseluler) atau banyak sel (multiseluler).

Percabangan thalluss ada yang thallus dichotomus (dua-dua terus menerus), pinate

(dua-dua berlawanan sepanjang thallus utama), pectinate (berderet searah pada satu

sisi thallus utama), dan ada juga yang sederhana tidak bercabang. Sifat substansi

thallus juga beraneka ragam ada yang lunak seperti gelatin (gelatinous), keras

diliputi atau mengandung zat kapur (calcareous), lunak bagaikan tulang rawan

(cartilaginous), berserabut (spongeous), dan sebagainya dengan berbagai

keanekaragaman warna.19,20

2.4.1. Alga coklat (Phaeophyta)

Untuk divisi alga coklat (Phaeophyta), beberapa ahli membaginya menjadi

beberapa golongan lagi berdasarkan pergiliran atau siklus hidupnya, yaitu

isogenerate, heterogenerate, dan cyclosporae (tanpa pergiliran generasi).

Lingkungan hidup alga coklat umumnya di laut dan hanya sebagian kecil saja yang

hidup di muara sungai yang berair payau.21

Susunan tubuh alga coklat, umumnya bersel banyak (multiseluler) dan tubuhnya

sudah dapat dibedakan antara helaian (lamina), tangkai (stipe), dan pangkal yang

bentuknya menyerupai akar (haptera). Pigmentasi yang dimiliki alga coklat yaitu

klorofil a dan c, karotenoidnya (beta karoten), dan xantofilnya adalah fukosantin,

violaxantin, dan flavoxantin. Sedangkan cadangan makanannya berupa manitol

(senyawa alkohol) dan Laminarin (senyawa karbohidrat). Perkembangbiakannya

biasa secara vegetatif, sporik, maupun gametik.21

15
Alga dari divisi ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut20:

a. Saat bereproduksi alga ini mempunyai stadia gamet atau zoospore berbulu

cambuk seksual dan aseksual.

b. Mempunyai pigmen klorofil a dan c, beta karoten, violaxantin, dan fukosantin.

c. Warna umumnya coklat.

d. Hasil fotosintesis berupa laminaran (beta 1 - 3 ikatan glukan).

e. Pada bagian dalam dinding selnya terdapat asam alginik dan alginat.

f. Mengandung pirenoid dan tilakoid (lembaran fotosintesis).

g. Ukuran dan bentuk thalli beragam dari yang berukuran kecil sebagai epifit,

sampai yang berukuran besar, bercabang banyak, berbentuk pita atau lembaran

cabangnya ada yang sederhana dan ada pula yang tidak bercabang.

h. Umumnya tumbuh sebagai alga benthic.

2.4.1.1. Sargassum sp.

Sargassum merupakan bagian dari kelompok rumput laut coklat

(Phaeophyceae) dan genus terbesar dari famili Sargassaceae. Klasifikasi

Sargassum adalah sebagai berikut: 22-24

Divisi : Thallophyta

Kelas : Phaeophyceae

Ordo : Fucale

Famili : Sargassaceae

Genus : Sargassum

Spesies : Sargassum sp.

16
Gambar 2.3 Alga coklat Sargassum sp. (Dokumen pribadi)

Sargassum terdiri dari kurang lebih 400 spesies di dunia. Spesies-spesies

Sargassum sp. yang dikenal di Indonesia ada sekitar 12 spesies, yaitu : S. duplicatum,

S. histrix, S. echinocarpum, S. gracilimun, S. obtusifolium, S. binderi, S. policystum,

S. crassifolium, S. microphylum, S. aquofilum, S. vulgare, dan S. Polyceratium.25,26

Ciri-ciri umum dari Sargassum ini adalah bentuk thallus umumnya silindris atau

gepeng, cabangnya rimbun menyerupai pohon di darat, bentuk daun melebar, oval,

atau seperti pedang, mempunyai gelembung udara (bladder) yang umumnya soliter,

ukuran panjang umumnya mencapai 3-7 meter, warna thallus umumnya coklat

(Aslan, 1991). Sargassum biasanya dicirikan oleh 3 sifat yaitu adanya pigmen coklat

yang menutupi warna hijau, hasil fotosintesis disimpan dalam bentuk laminaran dan

algin serta adanya flagel.22,24

Sargassum tersebar luas di Indonesia, tumbuh di perairan yang terlindung

maupun yang berombak besar pada habitat batu, pada daerah intertidal maupun

subtidal.27,28 Zat yang dapat diekstraksi dari Sargassum berupa alginat yaitu suatu

garam dari asam alginik yang mengandung ion sodium, kalsium dan barium. Pada

umumnya Sargassum tumbuh di daerah terumbu karang (coral reef) seperti di

17
Kepulauan Seribu, terutama di daerah rataan pasir (sand flat).27

Sargassum sp. telah banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam bidang

industri makanan, farmasi, kosmetika, pakan, pupuk, tekstil, kertas, dan lain

sebagainya. Hasil ekstraksi Sargassum sp. berupa alginat banyak digunakan industri

makanan untuk memperkuat tekstur atau stabilitas dari produk olahan, seperti es

krim, sari buah, pastel isi, dan kue. Sargassum sp. juga telah dimanfaatkan di bidang

farmasi dan ternak. 24,29

2.4.1.2. Padina sp.

Taksonomi genus Padina sebagai berikut30,31:

Kelas : Phaeophyta

Familia : Dictyotaceae

Genus : Padina

Spesies : Padina sp.

Gambar 2.4 Alga coklat Padina sp. (Dokumen pribadi)

18
Habitat : Memiliki distribusi yang sangat luas, dapat ditemukan pada rataan

terumbu karang bagian dalam, tengah maupun bagian luar.

Kandungan : Alginat

Manfaat : Sumber bahan dasar agar

Budidaya : Belum dibudidayakan

2.4.2. Kandungan alga coklat

Sargassum sp. merupakan alga coklat yang kaya kandungan polifenol, seperti

fucol, fucophlorethol, fucodiphloroethol G, ergosterol, serta florotanin. Menurut

Bhadury dan Wright32, alga coklat memiliki kandungan florotanin lebih tinggi

daripada alga merah. Heo et all33, menyatakan bahwa rumput laut coklat kaya akan

polifenol dan florotanin.

2.4.2.1. Tanin

Florotanin adalah sejenis tanin yang berbeda dengan tanin yang terdapat pada

tanaman darat. Tanin ini tersusun atas polimerisasi floroglusinol (1,3,5-

trihidroksibensen). Berdasar stuktur ikatan antar floroglusinol, florotanin dapat

dikelompokkan menjadi empat golongan, yaitu: 1. florotanin yang terbentuk dengan

ikatan eter, 2. florotanin yang terbentuk dengan ikatan fenil, 3. florotanin yang

terbentuk dengan ikatan eter dan fenil, dan 4. florotanin yang terbentuk dengan

ikatan dibenzodioksin.34

Florotanin adalah polifenol yang terkandung dalam rumput laut coklat.35

Senyawa ini tersusun atas gugus benzena dan hidroksil yang terikat berupa ikatan

eter, fenil, eter dan fenil, serta dibenzodioksin. Senyawa ini mudah didapat dengan

melarutkan rumput laut coklat dalam pelarut non-organik.34

19
Florotanin merupakan kelompok fenolik (polimer dari floroglusinol) dan

ditemukan pada beberapa famili Alariceae, Fucaceae dan Sargassaceae.36 Senyawa

ini dalam rumput laut coklat dapat mencapai 25 % berat kering. Tanin ini

tersusunatas polimerisasi floroglusinol (1,3,5-trihidroksibensen).34 Menurut Singh et

all36, florotanin digolongkan menjadi 4 subkelas yaitu florotanin dengan ikatan eter

(fuhalol dan floretol), florotanin dengan ikatan fenil (fucol), florotanin dengan ikatan

eter dan fenil, serta florotanin dengan ikatan dibenzodioxin (eckol dan carmahol).

Menurut Koivikko37, florotanin adalah satu-satunya jenis tanin yang muncul pada

alga coklat. Kandungan florotanin pada alga coklat bisa mencapai 15% dari berat

keringnya.38 Berat molekul florotanin bervariasi mulai dari 126 kDa sampai 650 kDa,

tetapi sebagian besar antara 10-100 kDa.39,40

Efek farmakologi yang dimiliki tanin adalah astringent, healing, antiseptik,

antioksidan, vasokonstriktor, hemostatik, antidiare, antipathogen mikroba, antikanker

dan antidiabetes.5

Mekanisme kerja tanin sebagai vasokonstriktor adalah melalui efek

astringentnya. Tanin mempercepat keluarnya protein dari sel dan mengendapkan

protein tersebut pada permukaan sel, juga mengurangi sekresi dan permeabilitas

kapiler, kontraksi ruang antar sel, pengerasan endotelium kapiler, dan kemudian

membentuk lapisan pelindung kulit sehingga lapisan superfisial sel mengencang dan

menyusut. Keadaan ini akan menghasilkan vasokonstriksi lokal dari kapiler. 5

Tanin juga dapat mengendapkan protein darah yaitu albumin. Proses

pengendapan protein ini akan menginduksi sintesis tromboksan A2 untuk

20
meningkatkan agregasi platelet, sehingga mempercepat pembentukan sumbat platelet

sementara pada pembuluh darah yang luka. 5

2.4.2.2. Flavonoid

Flavonoid adalah suatu kelompok senyawa fenol yang terbesar dan ditemukan di

alam yang memiliki efek biokimia dan farmakologi sebagai antioksidan,

antiinflamasi, antiplatelet, dan antitrombotik. Flavonoid diketahui memiliki efek

hemostatik dengan mempercepat peningkatan jumlah trombosit. Trombosit secara

normal merubah asam arakidonat membran plasma menjadi tromboksan.

Tromboksan A2 disintesis di dalam trombosit serta berfungsi memacu trombogenesis

dan merupakan vasokonstriktor kuat yang dapat memacu agregasi trombosit,

sehingga sumbat trombosit dapat terbentuk dan terjadi penyumbatan luka melalui

peranan bekuan darah. Setelah luka tersumbat, maka darah akan berhenti.1

2.5. Mencit (Mus musculus)

Mencit merupakan hewan yang paling sering digunakan dalam penelitian

menggunakan hewan. Keunggulan mencit untuk penelitian adalah ukuran badan

yang kecil, mudah berkembang biak, harga dan biaya perawatan murah. Selain itu,

seringnya mencit digunakan dalam penelitian membuat hewan ini paling dipahami

dan dikarakterisasi dengan baik secara anatomi, fisiologi dan genetik.41

Berikut klasifikasi taksonomi dari mencit: 41

Kerajaan : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Mamalia

21
Ordo : Rodentia

Subordo : Myomorpha

Famili : Muridae

Genus : Mus

Spesies : Mus musculus

2.5.1. Anatomi mencit

Mencit memilik rambut yang pendek, ekor panjang dan tidak berambut, telinga

bulat dan berdiri, mata menonjol dan moncong meruncing dengan kumis yang

panjang. Spesies ini memiliki 5 jari pada kaki depan dan belakangnya, tetapi jari

pertama pada kaki depan lebih pendek dari yang lain. Warna rambut mencit ini

bervariasi.41

41
Gambar 2.5 Mencit (Moore, 2000)

2.5.2. Fisiologi mencit

Komposisi makanan yang diberikan pada hewan percobaan memegang peranan

penting dalam menjaga hewan percobaan tetap sehat dan menghasilkan data yang

konstan. Mencit menyukai makan rendah serat (5%) dan diberikan dalam bentuk

pelet. Mencit sensitif terhadap ketidakseimbangan vitamin dan mineral. Air yang

22
segar dan bebas dari bakteri dan kontaminasi zat kimia harus disediakan ad libitum.

Air dapat diberikan melalui botol atau sistem air automatis.41

Pada tabel di bawah ini dibahas mengenai parameter fisiologi normal

mencit:41

Tabel 2.2. Parameter normal mencit (Moore, 2000)41

Parameter Rentang Normal

Usia harapan hidup 2 tahun


o
Suhu tubuh 35 39 C

Denyut Jantung 320 780 per menit

Respirasi 84 240 per menit

Volume urin 0,5 1 ml / hari

Berat badan 25 40 g

Usia pubertas 35 hari

Usia minimum berkembang biak Jantan : 60 hari

Betina : 50 60 hari

Konsumsi makanan 12 g / 100 g bb / hari

Konsumsi air 15 ml / 100 g bb / hari

2.5.3. Perilaku mencit

Mencit merupakan hewan nokturnal dan jika diganggu pada siang hari dapat

menggigit. Mencit dapat dijinakkan jika ditangani secara baik sejak kecil. Setelah

jinak, hewan ini akan mudah ditangani dan tidak mudah stres. Hewan yang sudah

biasa menjadi hewan percobaan memiliki daya tahan terhadap rasa sakit yang lebih

23
tinggi dan tidak mudah stres dalam percobaan. Untuk mengurangi stres hewan ini

harus dapat bergerak bebas.41

Mencit jantan yang tinggal bersama dalam satu kandang dapat berkelahi hingga

luka atau mati. Pemindahan mencit agresor dapat menghentikan perkelahian ini.

Beberapa mencit betina yang dominan sering merawat pasangan mereka dan

menggigit rambutnya. Rambut yang rontok ini harus dibedakan dengan rambut

rontok karena parasit. Mencit sangat sensitif terhadap perubahan aroma dalam

lingkungan mereka. Perubahan tempat tidur atau mengenalkan anggota baru dapat

mengganggu perilaku dan keadaan fisiologik mereka. Faktor fisik, biologik dan

sosial dapat mempengaruhi integritas percobaan karena mempengaruhi konsumsi

makanan dan minuman, performa reproduksi dan metabolisme obat serta parameter

fisiologi lainnya.41

2.6. Simplisia dan ekstraksi

Batasan simplisia menurut Farmakope Indonesia adalah bahan alamiah yang

dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan

kecuali dinyatakan lain , berupa bahan yang dikeringkan.42

Simplisia digolongkan menjadi simplisia nabati, hewani dan mineral. Definisi

masing-masing simplisia adalah sebagai berikut:42

1. Simplisia nabati ialah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau

eksudat tanaman. Eksudat tanaman ialah isi sel yang secara spontan keluar dari

tanaman atau isi sel dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya atau zat-zat

24
nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tanamannya dan belum

berupa zat kimia murni.

2. Simplisia hewani ialah simplisia yang berupa hewan utuh, bagian hewan atau

zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia murni.

3. Simplisia pelikan/mineral ialah simplisia yang berupa bahan pelikan/ mineral

yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat

kimia murni.

Diantara ketiga golongan itu, simplisia nabati merupakan jumlah terbanyak

yang digunakan untuk bahan obat. Penyiapan simplisia nabati merupakan suatu

proses memperoleh simplisia dari tanaman sumbernya di alam. Proses ini meliputi

pengumpulan, pemanenan, pengeringan, pemilihan, serta pengepakan, penyimpanan

dan pengawetan.42

Ekstrak adalah sediaan yang dapat berupa kering, kental dan cair, dibuat dengan

menyari simplisia nabati atau hewani menurut cara yang sesuai, yaitu maserasi,

perkolasi atau penyeduhan dengan air mendidih. Pembuatan sediaan ekstrak

dimaksudkan agar zat berkhasiat simplisia terdapat dalam bentuk kadar yang tinggi

dan hal ini memudahkan agar zat berkhasiat dapat diatur dosisnya.43

Ekstraksi merupakan proses pemisahan zat aktif dari jaringan tanaman atau

hewan dari bahan inaktif dan inert dengan menggunakan pelarut yang selektif dalam

prosedur ekstraksi yang standar.44

Secara umum terdapat beberapa metode ekstraksi yang paling banyak digunakan

untuk tanaman obat diantaranya:44

25
1. Maserasi

Dalam proses maserasi, serbuk tanaman obat direndam menggunakan pelarut

dalam kontainer tertutup selama 3 hari pada suhu kamar dengan sesekali diaduk

hingga zat terlarut dapat larut. Campuran antara residu dan filtrat dipisahkan dengan

penyaringan atau dekantasi.

2. Infusa

Infusa merupakan proses preparasi tanaman obat dengan cara maserasi dalam

waktu singkat dalam air mendidih atau air dingin.

3. Digesti

Digesti merupakan proses maserasi yang disertai dengan pemanasan selama

proses berlangsung. Metode ini dapat digunakan jika bahan aktif tahan terhadap

panas. Pemanasan ini meningkatkan efisiensi pelarut.

4. Dekoktum

Dalam proses ini, tanaman obat dididihkan dalam volume dan waktu

tertentu kemudian didinginkan lalu disaring atau difiltrasi. Prosedur dekoktum cocok

untuk bahan aktif larut air dan tahan panas. Metode ini digunakan dalam Ayur Weda.

Perbandingan tanaman obat dan air biasanya tetap seperti 1:4 atau 1:16. Volume ini

biasanya dipekatkan hingga seperempatnya dengan cara dididihkan. Ekstrak yang

pekat ini kemudian disaring atau difiltrasi.

5. Perkolasi

Metode perkolasi ini banyak digunakan untuk pembuatan ekstrak cair dan tingtur.

Perkolasi merupakan proses ekstraksi dengan menggunakan pelarut yang mengalir

dalam alat perkolator.

26
6. Hot Continuous Extraction (Soxhlet)

Dalam metode ini, serbuk tanaman obat diletakkan dalam kantong berpori dari

kertas saring yang kuat dan diletakkan dalam alat Soxhlet. Pelarut dipanaskan dan

uapnya dikondensasi dalam kondensor. Pelarut ini kemudian menetes dalam kantong

yang mengandung serbuk tanaman obat dan mengekstraksi pada saat terjadi kontak.

Proses ini berlangsung secara terus menerus hingga diperoleh ekstrak yang

diinginkan.

27
BAB III

KERANGKA KONSEP

3.1. Kerangka teori

Perdarahan

Ekstrak Alga Coklat Adaptasi Hewan Coba


(Sargassum sp. dan
Padina sp.)

Aktivasi Trombosit meningkat


Tanin

Adhesi Trombosit meningkat


Vasokontriksi
dan Sekresi
ADP
Agregasi Trombosit meningkat

Darah berhenti lebih cepat

Bleeding time menurun

Ket :
Variebel yang Diteliti

Variabel yang Tidak Diteliti


3.2. Kerangka konsep

Pemberian Ekstrak Alga Coklat


(Sargassum sp. dan Padina sp.

Perdarahan

Mempercepat proses
pembekuan darah

Bleeding time menurun

29
BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimental laboratoris.

4.2. Desain penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian post test only control group

design.

P1
O1

P2
P S R O2

P3
O3

P4
O4

Keterangan :
P : Populasi
S : Sampel
R : Random
P1 : Perlakuan 1 (Kelompok Kontrol (-) )
P2 : Perlakuan 2 (Kelompok Kontrol (+) )
P3 : Perlakuan 3 (Kelompok diberi Ekstrak Alga Coklat Sargassum sp. 50%)
P4 : Perlakuan 4 (Kelompok diberi Ekstrak Alga Coklat Padina sp. 50%)
O1, O2, O3, O4 : Objek Pengamatan (Kelompok Mencit)
4.3. Variabel penelitian

Variabel penelitian ini terdiri dari variabel sebab, variabel akibat, dan variabel

kontrol.

1. Variabel sebab/independen :

Alga Coklat (Sargassum sp. dan Padina sp.)

2. Variabel akibat/dependen :

Efek antiperdarahan

3. Variabel kontrol/kendali :

Diameter pemotongan ekor mencit, umur, jenis kelamin, dan berat badan

mencit.

4.4. Definisi operasional variabel

1. Alga Coklat (Sargassum sp. dan Padina sp.)

Alga coklat yang dimaksud merupakan alga coklat yang tumbuh di Pantai

Takalar (Punaga dan Puntondo) kemudian dilakukan ekstraksi pada kedua

jenis alga dengan konsentrasi 50%. Konsentrasi dibuat berdasarkan

konsentrasi terpekat kemudian diencerkan karena merupakan penelitian

pendahuluan.

2. Efek antiperdarahan

Kemampuan efektif alga dalam menghambat proses perdarahan.

Efektivitas diukur berdasarkan bleeding time yaitu waktu mulai perdarahan

pada mencit sampai darah berhenti keluar (ketika sudah tidak ada noda

darah pada kertas serap).

31
3. Diameter pemotongan ekor mencit yaitu 3 mm.

4. Hewan percobaan yang digunakan adalah mencit jantan berumur 2-4 bulan

dengan bobot badan 20-30 g.

4.5. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fitokimia dan Biofarmasi Fakultas

Farmasi Universitas Hasanuddin.

4.6. Waktu penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan April - Mei 2015.

4.7. Sampel penelitian

Sampel penelitian yang digunakan sebagai objek penelitian adalah mencit putih

jantan.

4.8. Besar sampel

Rumus besar sampel pada penelitian ini menggunakan rumus Lemeshow45,

yaitu :

2 2 (1 1 )2
2
n= ( 1 2 )2

2(19,4799)2 (1,645+1,285)2
n= (12894,67)2

6515 ,363981
n= 1110 ,8889

n = 5,865

32
Ket :

n = besar sampel minimum

1 = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada tertentu


2

1 = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada tertentu

2 = harga varians di populasi

1 2 = Perkiraan selisih nilai mean yang diteliti dengan di populasi

Jadi, besar sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah sebanyak 6 sampel

tiap kelompok.

4.9. Kriteria sampel

4.9.1. Kriteria inklusi

1. Mencit jantan

2. Sehat

3. Umur 2-4 bulan

4. Berat badan 20-30 g.

4.9.2. Kriteria eksklusi

Kriteria ekslusi dalam penelitian ini adalah mencit yang tidak mau makan dan

tidak dapat beradaptasi dengan lingkungannya.

33
4.10. Instrumen penelitian

4.10.1. Alat

1. Timbangan

2. Gunting

3. Stopwatch

4. Kertas serap

5. Penggaris / Kalipper

4.10.2. Bahan

1. Ekstrak alga coklat (Sargassum sp. dan Padina sp.) konsentrasi

50%

2. Aquades steril

3. Makanan mencit

4. Minuman mencit

5. Ephinephrine

6. Ethanol 70%

7. Plester Luka

8. Povidone Iodine

9. Handschoen dan Masker

4.11. Cara kerja

34
4.11.1. Tahap persiapan hewan coba

Mencit jantan berusia 2-4 bulan dengan berat 20-30 gram dengan kriteria seperti

pada variabel kontrol diadaptasikan di kandang mencit Laboratorium Biofarmasi

Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin dengan persiapan sebagai berikut :

1. Pertama, dilakukan penimbangan berat badan hewan coba agar sesuai dengan

kriteria sampel.

2. Mencit diletakkan dalam kandang berukuran 45 x 35 x 17 cm dan ditempatkan

di dalam ruangan yang cukup aliran udara dan cahaya. Alas kandang diberi

sekam setebal 2 cm dan diganti setiap 2 hari sekali.

3. Besar seluruh sampel akan dibagi dalam 4 kelompok yang nantinya akan

ditempatkan dalam 4 kandang.

4. Maknan diberikan secara ad libitum dengan menitikberatkan pada makanan yang

banyak mengandung serat kasar, umbi-umbian, jagung, serta hijau-hijauan yang

lain.

5. Minuman diberikan dalam botol 300 ml yang dilengkapi pipa kecil diisi air

matang. Makanan diberikan dalam wadah kecil dan diberi 3 kali sehari yaitu

pada setiap pagi, siang, dan malam.

6. Binatang percobaan diadaptasikan selama 1 minggu untuk mendapatkan

kesehatan umum yang baik serta penyesuaian terhadap lingkungan.

7. Penempatan kandang :

a. Kandang ditempatkan pada tempat yang teduh tapi cukup mendapatkan sinar

matahari di waktu pagi hari.

35
b. Kandang ditempatkan agak jauh dari kebisingan sehingga binatang

percobaan bisa lebih tenang.

c. Kandang diusahakan pada tempat yang kering agar tidak menjadi sarang

penyakit.

4.11.2. Pengolahan sampel

1. Pengambilan sampel

Bahan ekstrak dibuat dari alga coklat yang terdiri dari spesies

Sargassum sp. dan Padina sp. Alga coklat yang digunakan adalah alga

coklat yang diambil di Pantai Punaga dan Puntondo, Takalar, Sulawesi

Selatan.

2. Identifikasi sampel

Identifikasi tumbuhan bertujuan untuk mengetahui jenis alga coklat

yang digunakan dalam penelitian.

3. Pembuatan simplisia dan ekstrak

Simplisia adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai obat yang

belum mengalami pengolahan apapun kecuali dinyatakan lain berupa

bahan yang dikeringkan. Alga Coklat yang diperoleh kemudian

dikering anginkan di tempat tdeuh dengan suhu > 45 C atau tidak

terkena matahari secara langsung.

Ekstraksi adalah penarikan kandungan kimia yang dapat larut

sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair.

Metode yang digunakan adalah metode maserasi. Maserasi adalah cara

ekstraksi yang paling sederhana. Rumput laut sebanyak 3 kg yang

36
sudah dikeringkan kemudian dimaserasi dengan menggunakan 1 liter

methanol. Rumput laut kemudian disaring dengan menggunakan kertas

saring dan filtrat ditampung dalam tabung erlenmeyer. Selanjutnya,

pelarut diuapkan dengan menggunakan rotary vacuum evaporator pada

suhu 40C. Ekstrak alga coklat yang didapatkan berupa ekstrak kental.

4. Pembuatan larutan uji dengan berbagai konsentrasi

Hasil akhir dari pembuatan ekstrak memiliki konsentrasi 100%. Untuk

mendapatkan ekstrak alga coklat konsentrasi 50% maka ekstrak alga

coklat yang telah jadi dicampurkan dengan pelarut akuades dengan

perbandingan 1:1 untuk konsentrasi 50%.

4.12. Prosedur penelitian

Penelitian ini menggunakan 4 kelompok mencit yang terdiri dari 2 kelompok

kontrol dan 2 kelompok perlakuan.

1. Ekor mencit ditandai dengan spidol pada bagian 3mm dari ujung ekor dan

dibersihkan dengan ethanol 70%. Setelah itu ekor mencit dipotong dengan

gunting minor surgery.

2. Untuk kelompok mencit 1 (kontrol negatif), celupkan ekor mencit kedalam

akuades selama 3 detik.

3. Darah yang keluar setelah pemotongan diteteskan pada kertas serap.

4. Stopwatch mulai dijalankan bersamaan dengan terlihatnya darah yang keluar

dari ekor mencit yang telah dipotong.

37
5. Dengan sehelai kertas serap, darah yang menetes disentuhkan hingga terhisap

oleh kertas serap. Kertas serap tidak boleh menyentuh luka.

6. Prosedur nomor 5 dilakukan tiap 30 detik sampai darah tidak keluar lagi. Hal ini

dapat dilihat pada kertas serap yang tidak menunjukkan adanya titik darah lagi.

7. Stopwatch dihentikan ketika darah sudah tidak dapat terhisap lagi oleh kertas

serap kemudian waktu dicatat.

8. Untuk kelompok 2 dan seterusnya, dilakukan prosedur yang sama. Akan tetapi

masing masing kelompok dicelupkan pada epinefrin (Kelompok 2), alga coklat

Sargassum sp. konsentrasi 50% (Kelompok 3), alga coklat Padina sp.

konsentrasi 50% (Kelompok 4).

38
4.13. Alur penelitian

Persiapan Hewan
(Adaptasi selama 1 minggu dan pembagian kelompok mencit jantan
umur 2-4 bulan, BB 20-30 gr menjadi 4 kelompok

Pengolahan Bahan Uji

Penandaan Ekor

Pemotongan Ekor Hewan


Coba

Perlakuan pada Masing-Masing


Kelompok Hewan Coba

Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4


Kontrol Positif Kontrol Negatif Pemberian Pemberian
(Pemberian (Pemberian ekstrak alga ekstrak alga
Epinephrine) Aquadest) coklat coklat Padina
Sargassum sp. sp. dengan
dengan konsentrasi 50%
konsentrasi 50%

Pengukuran Bleeding Time

Penghitungan rata-rata waktu yang dibtuhkan tiap kelompok

Analisis Data

39
4.14. Analisis data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian dikelompokkan, lalu ditabulasikan dan

dianalisis secara statistik dengan uji normalitas data, uji homogenitas data, dan uji

komparabilitas :

1. Analisis normalitas

Analisis normalitas data dilakukan dengan uji Shapiro-Wilk. Uji normalitas

menunjukkan bahwa sebaran data adalah tidak normal dengan nilai p < 0,05.

2. Analisis homogenitas

Analisis homogenitas data dilakukan dengan uji varians (Levenes test of

varians). Uji varians menunjukkan bahwa data adalah homogen dengan nilai p >

0,05.

3. Analisis komparabilitas

Data tidak normal dan homogen sehingga analisis komparatif data antar

kelompok dilakukan dengan uji Kruskal-Wallis dan dilanjutkan dengan uji Least

Significant Difference.

40
BAB V

HASIL PENELITIAN

Telah dilakukan penelitian mengenai efek antiperdarahan alga coklat (Sargassum

sp. dan Padina sp.) pada luka potong ekor mencit (Mus musculus). Efek

antiperdarahan dilihat dengan mengukur bleeding time dari perdarahan pada luka

potong ekor mencit. Penelitian dilakukan pada 28 Maret 19 April 2015 di Desa

Puntondo dan Punaga, Kabupaten Takalar serta di Laboratorium Fitokimia dan

Biofarmasi Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin. Penelitian dimulai dengan

pengambilan alga coklat dan diekstraksi dengan metode maserasi untuk mendapatkan

ekstrak dari kedua jenis spesies alga coklat. Hasil ekstrak kemudian dibuatkan

konsentrasi 50% untuk diberikan perlakuan terhadap luka potong ekor mencit.

5.1. Pembuatan simplisia dan ekstraksi

Dalam proses pembuatan simplisia digunakan alga coklat (Padina sp. dan

Sargassum sp.) segar yang diambil dari laut Punaga dan Puntondo, Takalar, Sulawesi

Selatan. Alga coklat kemudian dikeringkan hingga diperoleh simplisia kedua spesies

alga coklat yang terdiri dari 3,4 kg Padina sp. dan 9,4 kg Sargassum sp.. Sebanyak

250 gram simplisia dari kedua spesies alga coklat kemudian diekstraksi dengan

metode maserasi menggunakan pelarut metanol. Simplisia yang telah dimaserasi

kemudian dimasukkan ke dalam rotavapor hingga diperoleh 2,5 gram ekstrak kental

yang berwarna coklat kehitaman untuk masing-masing jenis alga coklat.


5.2. Analisis data

Dalam penelitian ini digunakan sebanyak 24 ekor mencit jantan sebagai sampel,

yang terbagi menjadi empat kelompok dan setiap kelompok masing-masing

berjumlah 6 ekor mencit, yaitu kelompok kontrol negatif (aquadest), kelompok

kontrol positif (epinephrine), kelompok Padina sp., dan kelompok Sargassum sp.

Waktu perdarahan setiap mencit dalam kelompok dicatat dan dihitung rata-rata

waktu setiap kelompoknya. Nilai rerata dan standar deviasi setiap kelompok dapat

dilihat pada Tabel 5.1 berikut ini :

Tabel 5.1
Distribusi Rerata dan Standar Deviasi Waktu Perdarahan pada Setiap
Kelompok Penelitian
Jumlah Rerata Waktu Perdarahan
Kelompok Subjek
Sampel (Mean SD)
Kontrol negatif (aquadest) 6 229.99 10.65

Kontrol positif (epinephrine) 6 62.21 5.06

Sargassum sp. 6 76.84 7.26

Padina sp. 6 64.30 10.92

Tabel 5.1 menunjukkan rerata waktu perdarahan kelompok kontrol negatif adalah

229,99 10,65 detik, kelompok kontrol positif adalah 62,21 5,06 detik, kelompok

Sargassum sp. adalah 76,84 7,26 detik, dan kelompok Padina sp. adalah 64,30

10,92 detik. Hal ini menunjukkan bahwa waktu perdarahan paling cepat terdapat

pada sampel yang dicelupkan kontrol positif epinephrine, kemudian diikuti oleh

Padina sp., Sargassum sp., dan waktu perdarahan terlama terdapat pada kontrol

negatif.

42
Gambar 5.1
Diagram Batang Rerata Lama Waktu Perdarahan (detik) pada Setiap
Kelompok Penelitian

250

200

150

Waktu Perdarahan
100

50

0
Kontrol (-) Kontrol (+) Sargassum Padina 50%
Aquadest Epinephrine 50%

Gambar 5.1 menunjukkan bahwa pada kelompok pemberian kontrol positif

memiliki lama waktu perdarahan yang lebih pendek dibanding kelompok I,III, dan

IV.

Berdasarkan data jumlah hasil penghitungan waktu perdarahan, kemudian

dilakukan uji normalitas data, uji homogenitas data, dan uji komparabilitas.

5.2.1. Uji normalitas data

Data waktu perdarahan pada masing-masing kelompok diuji normalitasnya

dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk. Hasil analisis menunjukkan bahwa beberapa

kelompok data tidak berdistribusi normal (p<0,05). Hasil analisis data dapat dilihat

pada Tabel 5.2 berikut :

43
Tabel 5.2
Uji Normalitas
Kelompok statistic Df Sig
Waktu perdarahan .669 24 .000

Tabel 5.2 menunjukkan hasil uji normalitas Shapiro-Wilk untuk keempat

kelompok probabilitasnya 0,000.Hal ini berarti distribusi waktu perdarahan untuk

keempat kelompok adalah tidak normal karena probabilitasnya lebih kecil dari 0,05.

5.2.2. Uji homogenitas data antar kelompok

Data waktu perdarahan antar kelompok diuji homogenitasnya dengan

menggunakan uji Levenes test. Hasilnya menunjukkan data homogen (p>0,05).

Hasil analisis data dapat dilihat pada Tabel 5.3 berikut :

Tabel 5.3
Uji Homogenitas
Levene Statistic df1 df2 Sig
Waktu perdarahan 1.389 3 20 .275

Tabel 5.3 menunjukkan nilai Levene test hitung adalah 1,389 dan nilai

probabilitasnya adalah 0,275. Hal ini berarti keempat varian populasi homogen

karena nilai probabilitas yang ditunjukkan lebih besar dari 0,05.

5.2.3. Analisis uji waktu perdarahan

Hasil uji normalitas dan homogenitas menunjukkan bahwa data tidak

berdistribusi dengan normal tetapi menunjukkan varians pada data yang homogen.

Oleh karena itu, analisis data kemudian dilanjutkan dengan uji Kruskall-Wallis untuk

mengetahui perbedaan efek antiperdarahan yang bermakna antara kelompok kontrol

44
dan kelompok perlakuan yang signifikan. Hasil analisis kemaknaan dengan uji

Kruskal-Wallis disajikan pada Tabel 5.4 berikut :

Tabel 5.4
Hasil Uji Kruskal-Wallis Waktu Perdarahan
Chi-Square Df Asymp. Sig
Waktu perdarahan 17.900 3 .000

Tabel 5.4 menunjukkan bahwa nilai signifikansi (probabilitas) dari hasil uji

Kruskal-Wallis adalah 0,000. Hal ini berarti rerata waktu perdarahan pada keempat

kelompok berbeda secara bermakna karena probabilitasnya lebih kecil dari 0,05

(p<0,05).

Untuk mengetahui kelompok-kelompok yang berbeda, dilakukan uji beda lanjut

dengan Least Significant Difference test (LSD). Hasil uji LSD ditunjukkan pada

Tabel 5.5 berikut :

Tabel 5.5
Analisis Komparasi (LSD) Waktu Perdarahan Antar Kelompok
Kelompok Kelompok yang dibandingkan Beda Rerata Sig
Kontrol (+) 167.77833
*
.000*
Kontrol (-)
Sargassum sp. 153.14667
*
.000*
Aquadest
Padina sp. 165.68500
*
.000*
Kontrol (-) 167.77833
*
.000*
Kontrol (+)
Sargassum sp. 14.63167
*
.009*
Epinephrine
Padina sp. 2.09333 .685
Kontrol (-) 153.14667
*
.000*
Sargassum sp. Kontrol (+) 14.63167
*
.009*
Padina sp. 12.53833
*
.023*
Kontrol (-) 165.68500
*
.000*
Padina sp. Kontrol (+) 2.09333 .685
Sargassum sp. 12.53833
*
.023*

45
Perbedaan yang signifikan pada Tabel 5.5 dinyatakan dengan tanda asterik *

pada beda rerata atau nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05. Hasil uji lanjutan

di atas menunjukkan bahwa :

1. Rerata waktu perdarahan kelompok kontrol negatif (aquadest) berbeda secara

bermakna dengan rerata waktu perdarahan kelompok kontrol positif

(epinephrine), kelompok Sargassum sp., dan kelompok Padina sp. karena nilai

probabilitasnya 0,000, yaitu lebih kecil dari 0,05 (p<0,05).

2. Rerata waktu perdarahan kelompok kontrol positif (epinephrine) berbeda secara

bermakna dengan rerata waktu perdarahan kelompok kontrol negatif (aquadest)

dan kelompok Sargassum sp. (p<0,05), tetapi tidak berbeda bermakna dengan

rerata waktu perdarahan kelompok Padina sp. karena nilai probabilitasnya lebih

besar dari 0,05 (p>0,05).

3. Rerata waktu perdarahan kelompok Sargassum sp. berbeda secara bermakna

dengan rerata waktu perdarahan kelompok kontrol negatif (aquadest), kelompok

kontrol positif (epinephrine), dan kelompok Padina sp. karena nilai

probabilitasnya lebih kecil dari 0,05 (p<0,05), yaitu berturut-turut 0,000 , 0,009,

dan 0,023.

4. Rerata waktu perdarahan kelompok Padina sp. berbeda secara bermakna dengan

rerata waktu perdarahan kelompok kontrol negatif (aquadest) dan kelompok

Sargassum sp. karena nilai probabilitasnya lebih kecil dari 0,05, tetapi tidak

berbeda bermakna dengan rerata waktu perdarahan kelompok kontrol positif

(epinephrine).

46
BAB VI

PEMBAHASAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek antiperdarahan alga coklat

(Sargassum sp. dan Padina sp.) terhadap luka potong ekor mencit (Mus musculus)

serta mengetahui perbedaan efektivitas antiperdarahan antara Sargassum sp. dan

Padina sp. Efek antiperdarahan dilihat berdasarkan kemampuan ekstrak alga coklat

untuk mempercepat proses berhentinya perdarahan yang dilakukan dengan mengukur

waktu perdarahan (bleeding time) dengan menggunakan stopwatch pada mencit

ketika ekor mencit dipotong.

Penelitian ini dilakukan dengan memotong ekor mencit 3mm dari ujung ekor

sejumlah 24 ekor mencit. Hasil pemotongan ekor menghasilkan luka yang kemudian

dicelupkan ke dalam ekstrak alga coklat (Sargassum dan Padina) konsentrasi 50%

dan larutan epinephrine serta aquadest sebagai larutan kontrol untuk mengetahui

efektivitas larutan tersebut terhadap proses hemostatik.

Pada penelitian ini digunakan alga coklat jenis Sargassum sp. dan Padina sp.

yang didapat dari Desa Punaga dan Puntondo Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi

Selatan. Alga coklat dikeringkan dengan cara diangin-anginkan dan tidak dibawah

sinar matahari secara langsung. Hal ini bertujuan untuk mengurangi pengaruh sinar

UV yang dapat merusak senyawa aktif pada alga coklat. Proses pengeringan

bertujuan untuk mengurangi kadar air dalam sampel sehingga sampel menjadi lebih

awet dan dapat dibuat menjadi ekstrak kental. Setelah dilakukan proses
ekstraksi dengan teknik maserasi, alga coklat kemudian diencerkan dengan

konsentrasi 50%.

Hewan uji menggunakan mencit karena memiliki banyak kelebihan antara lain

waktu generasi yang cepat, kemampuan adaptasi yang tinggi, dan kemampuan

ratusan gen tunggal bermutasi.1 Mencit putih jantan digunakan dengan alasan kondisi

biologisnya stabil bila dibandingkan dengan mencit betina yang kondisi biologisnya

dipengaruhi masa siklus estrus. Selain keseragaman jenis kelamin, berat badan

(antara 20-30 gram) dan umur mencit (2-4 bulan) juga diseragamkan. Hal ini

bertujuan untuk memperkecil variabilitas biologis antar hewan uji yang digunakan,

sehingga dapat memberikan respon yang relatif lebih seragam terhadap rangsangan

ekstrak dan kontrol yang digunakan dalam penelitian ini. Pengelompokan hewan uji

dilakukan secara acak dengan maksud agar setiap mencit dari masing-masing

kelompok perlakuan memiliki kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel

penelitian.

Mencit yang akan diuji dibagi dalam empat kelompok ( kelompok kontrol positif,

kelompok kontrol negatif, kelompok Sargassum sp., kelompok Padina sp.) dan

diadaptasikan selama kurang lebih satu minggu di Laboratorium Biofarmasi Fakultas

Farmasi Universitas Hasanuddin. Setelah diadaptasikan, masing-masing ekor mencit

dipotong dan diberikan perlakuan sesuai kelompok masing-masing. Larutan kontrol

dan sampel dalam bentuk ekstrak yang telah diencerkan dengan konsentrasi masing-

masing 50% kemudian diaplikasikan secara topikal pada luka potong ekor mencit

selama 3 detik.

48
Parameter yang diamati pada pengujian ini yaitu waktu perdarahan (bleeding

time). Waktu perdarahan diamati untuk melihat pengaruh bahan uji terhadap

pembentukan sumbat hemostatik sementara yaitu hemostasis fase platelet

(hemostasis primer). Hal ini akan terjadi jika terdapat deskuamasi dan luka kecil

pada pembuluh darah. Hemostasis primer melibatkan tunika intima pembuluh darah

dan trombosit. Luka akan menginduksi terjadinya vasokonstriksi dan sumbat

trombosit.11,12

Waktu dari mulai terjadinya luka sampai terbentuknya sumbat hemostatik

sementara pada daerah luka disebut waktu perdarahan. Adanya efek ditunjukkan oleh

waktu perdarahan yang semakin pendek setelah pemberian bahan uji.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa kelompok kontrol negatif (aquadest)

menghasilkan rerata waktu perdarahan 229,99 10,65 detik. Hal ini disebabkan

karena mencit mengadakan proses hemostatis sendiri sesuai kemampuan hemostatis

tubuh mencit tanpa bantuan zat hemostatik lain.

Hasil pengukuran rerata waktu perdarahan kelompok kontrol positif

(epinephrine) adalah 62,21 5,06 detik. Waktu perdarahan kelompok kontrol positif

yang lebih pendek dari kelompok kontrol negatif disebabkan adanya pemberian

epinephrine yang berfungsi sebagai zat hemostatik. Epinephrine berefek

vasokonstriksi yang dapat digunakan untuk mempercepat penghentian perdarahan

kapiler suatu permukaan.1 Epinephrine bekerja pada reseptor adrenergik 1 untuk

menimbulkan efek vasokonstriksi pembuluh darah kapiler kulit dengan cara

mengurangi ukuran kapiler darah sehingga suplai darah terbatas dan akibatnya akan

mengurangi perdarahanh dan rembesan cairan.5

49
Kelompok Sargassum sp. dan Padina sp. mengasilkan rerata waktu berturut-turut

76,84 7,26 dan 64,30 10,92 detik. Hal ini menunjukkan bahwa rerata waktu

perdarahan kelompok Sargassum sp. dan Padina sp. lebih pendek daripada rerata

waktu perdarahan kelompok kontrol negatif. Hal ini disebabkan adanya zat dalam

kandungan ekstrak Sargassum sp. dan Padina sp. yang berfungsi sebagai hemostatik

yaitu tanin dan flavonoid.8,9

Tanin bekerja sebagai vasokonstriktor melalui efek astringetnya akan membantu

proses hemostatis tubuh dengan cara mengurangi sekresi dan permeabilitas kapiler,

kontraksi ruang antar sel, pengerasan endothelium kapiler, dan membentuk lapisan

pelindung sehingga lapisan superfisial sel akan mengencang dan menyusut serta

menghasilkan vasokonstriksi lokal kapiler.5

Tanin juga mempercepat keluarnya protein dari sel dan mengendapkan protein

darah sehingga dapat menginduksi sintesis tromboksan A2 yang dapat meningkatkan

agregasi platelet, sehingga mempercepat pembentukan sumbat platelet sementara

pada pembuluh darah yang luka. Semakin banyak protein darah yang diendapkan

oleh tanin, menyebabkan albumin darah berkurang dan mengakibatkan

meningkatnya sintesis tromboksan A2 dan memudahkan trombosit mengeluarkan

ADP. ADP dan tromboksan A2 mengaktifkan trombosit yang berdekatan sehingga

menyebabkannya melekat pada trombosit semula yang sudah aktif. Hal ini

menyebabkan meningkatnya agregasi trombosit, sehingga membentuk sumbat

trombosit. Tromboksan A2 ini juga merupakan vasokonstriktor. 5

Selain tanin, Sargassum dan Padina juga mengandung senyawa flavonoid.

Flavonoid adalah suatu kelompok senyawa fenol yang terbesar dan ditemukan di

50
alam yang memiliki efek biokimia dan farmakologi sebagai antioksidan,

antiinflamasi, antiplatelet, dan antitrombotik. Flavonoid diketahui memiliki efek

hemostatik dengan mempercepat peningkatan jumlah trombosit. Trombosit secara

normal merubah asam arakidonat membran plasma menjadi tromboksan.

Tromboksan A2 disintesis di dalam trombosit serta berfungsi memacu trombogenesis

dan merupakan vasokonstriktor kuat yang dapat memacu agregasi trombosit,

sehingga sumbat trombosit dapat terbentuk dan terjadi penyumbatan luka melalui

peranan bekuan darah. Setelah luka tersumbat, maka darah akan berhenti.1

Jumlah kadar tanin dan flavonoid dalam alga coklat dapat mempengaruhi

efektivitas kerja hemostatik ekstrak alga coklat tersebut. Bila kadar tanin dan

flavonoid dalam ekstrak alga coklat, maka pengaruh ekstrak cukup efektif dalam

menghentikan perdarahan.

Waktu perdarahan yang memendek pada kelompok perlakuan Sargassum sp. dan

Padina sp. selain disebabkan oleh zat aktif tanin dan flavonoid, dapat pula

disebabkan oleh adanya zat aktif lain dalam alga coklat yang bekerja secara sinergis

dengan tanin. Zat aktif tersebut antara lain adalah saponin yang dapat membantu

proses penyembuhan luka.5,45

Waktu perdarahan kelompok kontrol positif (epinephrine), kelompok Sargassum

sp., dan kelompok Padina sp. berbeda secara bermakna dengan kelompok kontrol

negatif. Hal ini menunjukkan bahwa bahan uji yaitu epinephrine, ekstrak Sargassum

sp., dan ekstrak Padina sp. mempengaruhi waktu perdarahan dengan cara

memperpendek waktu perdarahan (bleeding time). Waktu perdarahan merupakan

salah satu parameter pengukuran pembekuan darah dan dipakai sebagai salah satu

51
pemeriksaan penyaring terhadap faal hemostatik. Hal ini berarti bahan uji memiliki

efek hemostatik.

Efek hemostatik yang dimiliki epinephrine, ekstrak Sargassum sp., dan ekstrak

Padina sp. tidak begitu berbeda jika dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif.

Hal ini berarti ekstrak Sargassum sp., dan ekstrak Padina sp. dapat menggantikan

fungsi epinephrine sebagai vasokonstriktor.

Waktu perdarahan kelompok kontrol positif berbeda secara bermakna dengan

kelompok Sargassum sp.. Hal ini berarti bahwa ekstrak Sargassum sp. walaupun

berbeda secara bermakna dengan kontrol negatif sehingga dapat digunakan sebagai

pengganti epinephrine, tetapi ekstrak Sargassum sp. tidak mempunyai kemampuan

yang sama dengan epinephrine dalam menghentikan perdarahan. Efek hemostatik

epinephrine lebih baik dibandingkan dengan efek hemostatik dari Sargassum sp.. Hal

ini mungkin disebabkan kadar zat aktif pada ekstrak Sargassum sp. kurang cukup

untuk mempunyai kemampuan yang sama dengan epinephrine.

Waktu perdarahan kelompok kontrol positif tidak berbeda bermakna dengan

kelompok Padina sp.. Hal ini berarti bahwa ekstrak Padina sp. mempunyai

kemampuan yang sama dengan epinephrine dalam menghentikan perdarahan

sehingga dapat digunakan sebagai bahan hemostatik. Hal ini mungkin disebabkan

karena kadar zat aktif pada ekstrak Padina sp. sudah cukup untuk mempunyai

kemampuan yang sama dengan epinephrine.

Waktu perdarahan kelompok Sargassum sp. dengan kelompok Padina sp.

berbeda secara bermakna. Walaupun kedua ekstrak tersebut berbeda secara

bermakna dengan kelompok kontrol negatif sehingga kedua ekstrak dapat digunakan

52
sebagai pengganti epinephrine, tetapi ekstrak Sargassum sp. tidak mempunyai

kemampuan yang sama dengan ekstrak Padina sp. dalam menghentikan perdarahan.

Efek hemostatik Padina sp. lebih baik dibandingkan dengan efek hemostatik dari

Sargassum sp.. Hal ini mungkin disebabkan kadar zat aktif pada ekstrak Padina sp.

lebih banyak dibandingkan dengan kadar zat aktif pada ekstrak Sargassum sp..

Jumlah kadar zat aktif dalam zat dapat mempengaruhi efektifitas kerja efek

hemostatik ekstrak tersebut. Jumlah kadar zat aktif yang cukup banyak akan

menyebabkan zat cukup efektif dalam menghentikan perdarahan.

Penelitian efek antiperdarahan pada ekor mencit ini diharapkan dapat

diaplikasikan pada perdarahan pasca pencabutan gigi. Penggunaan mencit sebagai

hewan uji didasari atas perkiraan ukuran pembuluh darah kapiler pada ekor mencit

sama dengan ukuran pembuluh darah kapiler pada gigi manusia.5

53
BAB VII

PENUTUP

7.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Ekstrak Sargassum sp. dan Padina sp. memiliki efek antiperdarahan terhadap

perdarahan akibat luka potong ekor mencit (Mus musculus).

2. Ekstrak Sargassum sp. mempunyai perbedaan efektivitas antiperdarahan yang

signifikan dengan ekstrak Padina sp.

3. Ekstrak Padina sp. mempunyai efek antiperdarahan yang lebih baik

dibandingkan dengan Sargassum sp.

7.2. Saran

Saran yang dapat diberikan oleh peneliti antara lain :

1. Penelitian ini dilakukan terhadap mencit sehingga tidak dapat langsung

diterapkan pada manusia sehingga perlu diteliti lebih lanjut efeknya pada

manusia.

2. Perlu dilakukan screening fitomia terlebih dahulu untuk mengetahui komposisi

zat aktif yang terdapat pada Sargassum sp. dan Padina sp.

3. Perlu dilakukan identifikasi pada alga coklat untuk menetukan kedua jenis

spesies alga coklat yang diteliti.


4. Penelitian ini hanya menggunakan satu konsentrasi sehingga perlu dilakukan

penelitian dengan konsentrasi yang lebih besar atau lebih kecil untuk

mengetahui konsentrasi minimal dan konsentrasi maksimal dalam memberikan

efek antiperdarahan.

55
DAFTAR PUSTAKA

1. Purnamasari OR, Arundina I, Budhy TI. Efek hemostatik ekstrak etanol daun
teratai (Nymphae rubra Roxb.) pada luka potong ekor mencit (Mus musculus).
Oral Biology Dent J. 2012 jan-jun; 4(1) : 15-9.

2. Pedersen GW. Buku ajar praktis bedah mulut (oral surgery). Alih bahasa :
Purwanto, Basoeseno. Jakarta : EGC ; 1998. hal 83-5.

3. Petersen PE. The World Oral Health Report 2003: continuous improvement of
oral health in the 21st century--the approach of the WHO Global Oral Health
Programme. Community Dent Oral Epidemiol. 2003 Dec; 31(1) : 3-23.

4. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem edisi 2. Jakarta : EGC ; 2001.
hal 231.

5. Tedjasulaksana R. Ekstrak etil asetat dan etanol daun sirih (Piper betle L.) dapat
memperpendek waktu perdarahan mencit (Mus musculus). Jurnal Kesehatan
Gigi. 2013 Feb; 1(1) : 32-9.

6. Wray D, Stenhouse D, Lee D, Clark AJE. Textbook of General and Oral Surgery.
Edinburgh: Churchill Livingstone; 2003. p.208.

7. Miloro M, Ghali GE, Larsen PE, Waite PD. Petersons principles of oral and
maxillofacial surgery 2nd ed. Hamilton : BC Decker Inc ; 2004. p. 150.

8. Jeeva S, Antonisamy JM, Domettila C, Anantham B, MaheshM. Preliminary


phytochemical studies on some selected seaweeds from gulf of mannar, india.
Asian Pacific Journal of Tropical Biomedicine. 2012; 1(1) :30-3.

9. Janarthanan M, Kumar MS. Qualitative and Quantitative Analysis of


Phytochemical Studies on Selected Seaweeds Acanthopora Spicifera and
Sargassum Wightii. International Journal of Engineering Research and
Development. 2013 May; 7(3) : 11-5.

10. Setiabudy RD. Hemostasis dan trombosis edisi 3. Jakarta : Balai Penerbit FKUI;
2007. hal. 21.

11. Bakta IM. Hematologi klinik ringkas. Jakarta : EGC; 2006. Hal 233-5.

12. Hoffbrand AV, Petit JE, Moss PAH. Kapita selekta hematologi edisi 6. Jakarta :
EGC; 2005. hal.178
13. Despopoulos A, Silbernagl S. Color atlas of physiology 5th ed. Stuttgart-New
York : Georg Thieme Verlag; 2003. p. 102-5.

14. Brunton LL, Lazo JS, Parker KL. Goodman & gilmans the pharmacological
basis of therapeutics 11th ed. New York : The McGraw-Hill Companies; 2006.
p. 1467-70.

15. Wirawan R. Pemeriksaan agregasi trombosit dengan chrono-log model 490.


Proseding dalam : Lokakarya Agregometer Chrono-log model 490. Jakarta;
2010.

16. Bijanti R, Yuliani MGA, Wahjuni RS, Utomo RB. Buku ajar patologi klinik
veteriner edisi pertama. Surabaya : Airlangga University Press ; 2010. Hal 33-
42.

17. Katzung BG, Masters SB, Trevor AJ. Basic and clinical pharmacology 12th ed.
New York : The McGraw-Hill Companies; 2012. pp. 278-90.

18. Pradono. Feracylum, Hemostatik oral terbaru di indonesia. Medika Jurnal


Kedokteran Indonesia. 2012; 36(6):3-6.

19. Suparmi, Sahri A. Mengenal potensi rumput laut: kajian pemanfaatan sumber
daya rumput laut dari aspek industri dan kesehatan. Sultan Agung Vol. XLIV
No. 118 Juni-Agustus 2009. Hal. 95-116.

20. Salamet H, Sururi A, Raiba R, Ramlan L. Biologi rumput laut. Departemen


Kelautan dan Perikanan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Balai Budidaya
Laut Ambon. 2008.

21. Hidayat A. Budidaya rumput laut. Surabaya: Penerbit Usaha Nasional; 1994.
Hal. 38-9.

22. Dawes CJ. Marine botany 2nd ed. Canada : John Wiley and Sons Inc; 1981.
P.130-4.

23. Tjitrosoepomo G. Taksonomi tumbuhan (schizophyta, thallophyta, bryophyta,


pteridophyta). Yogyakarta : Gadjah Mada University Press; 2001. p. 4-20.

24. Tjitrosoepomo G. Taksonomi tumbuhan obat-obatan. Yogyakarta : Gadjah Mada


University Press; 1994.

25. Atmadja WS, Kadi A, Sulistijo, Satari R. Pengenalan jenis-jenis rumput laut
indonesia. Jakarta : Puslitbang Oseanologi LIPI; 1996. hal.191.

57
26. Rachmat R. Kandungan dan karakteristik fisika kimia alginat dari sargassum sp.
yang dikumpulkan dari perairan indonesia. Jakarta : Laboratorium Produk Alam
Laut, Puslitbang Oseanologi LIPI; 1999.

27. Aslan LM. Budidaya rumput laut. Yogyakarta : Kanisius; 1991. Hal. 13-5.

28. Kadi A. Beberapa catatan kehadiran marga sargassum di perairan indonesia.


Oseana. 2005; 30(4) : 19-29.

29. Poncomulyo T, Herti M, Lusi K. Budi daya dan pengolahan rumput laut. Jakarta
: PT. AgroMedia Pustaka; 2006.

30. Setyobudiandi I, Soekendarsi E, Juariah U, Bahtiar, Hari H. Seri biota rumput


laut Indonesia jenis dan upaya pemanfaatan. Kendari : Unhalu Press; 2009.Hal.
28-34.

31. Selvi CG, Panneerselvam A, Santhanam A. Hepatoprotective effects of brown


algae padina tetrastomatica against carbon tetrachloride induced hepatoxicity. Int
J Pharm Bio Sci. 2014 April; 5(2): 66-76.

32. Bhadury P, Wright PC. Exploitation of marine algae : biogenic compounds for
potential antifouling applications. Journal Planta. 2004; 219: 561-78.

33. Heo SJ, Park EJ, Lee KW, Jeon YJ. Antioxidant activities of enzymatic extracts
from brown seaweed. Bioresource Technology. 2005; 96(14):161323.

34. Singh IP, Bharate SB. Phloroglucinol compounds of natural origin. Natural
Product Report. 2006; 23 : 558-91.

35. Cheynier V, Sarni-Manchado P, Quideau S, Wiley J, Sons. Recent advances in


polyphenol research vol 3. New Delhi : Wiley-Blackwell; 2012. p. 1-33.

36. Kim S. Handbook of marine macroalgae : biotechnology and applied phycology.


New Delhi : Wiley-Blackwell. 2011.

37. Koivikko R. Brown Algal phlorotanins : improving and applying chemical


methods. Finland : Department of Chemistry University of Turku; 2008.

38. Targett NM, Arnold TM. Effects of secondary metabolites on digestion in


marine herbivores. Boca Raton : Marine Chemical Ecology; 2001.

39. Boettcher AA, Targett NM .Role of phylogenic molecular size in reduction of


assimilation efficiency in xiphister mucosus. Ecology. 1993; 74: 891903.

40. McClintock JB, Baker BJ. Marine chemical ecology. Florida : CRC Press ;
2001.

58
41. Moore D. Laboratory animal medicine and science series II. Washington :
University of washington health science centre; 2000.p. 1-23.

42. Leiliqia NP. Astuti KW, Susanti NMP, Arisanti CIS. Buku ajar farmakognosi.
Jimbaran : Jurusan Farmasi Universitas Udayana; 2006. Hal. 2-3.
43. Ariantari NP, Astuti KW, Susanti NMP, Arisanti CIS. Buku ajar farmasetika.
Jimbaran : Jurusan Farmasi Universitas Udayana; 2006. Hal. 117.

44. Handa SS. Khanuja SPS, Longo G, Rakesh DD. Extraction technologies for
medical and aromatic plants. Trieste : ICS UNIDO; 2008. P. 21-2.

45. Lemeshow S, David W, Hosmer JR, Klar J, Lwanga KS. Adequacy of sample
size in health studies. New York-Brisbane-Toronto : WHO. John Wiley & Sons;
1990. P. 268-78.

46. Abirami RG, Kowsalya S. Phytochemical screening, microbial load and


antimicrobial activity of underexploited seaweeds. International Research
Journal of Microbiology (IRJM). 2012 ; 3(10) : 328-32.

59
PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Ikramullah Mahmuddin

Nim : J111 12269

Adalah mahasiswa Fakultas f"Oott *n Gigi Universitas Hasanuddin


Makassar yang telah melakukan penelitian dengan judul Efek Antiperdarahan Alga

Coklat (sargassum sp. dan Padina sp.) pada Luka Potong Ekor Mencit (Mas

Mttsculns'S gilot Stttdy\ dalam rangka menyelesaikan studi Program Pendidikan

Sfata 1.

Dengan ini menyatakan bahwa didalam skripsi ini tidak terdapat karya yang

pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan

sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat lrarya atzu pendapat yang pernah

ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis di acuan dalam

naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Makassar, 03 Mei 2015

M
Ikramullah Mahmuddin

60
LAMPIRAN

61
Lampiran 1

Dokumentasi Penelitian

1. Pengambilan, Pencucian, dan Pengeringan Sampel Alga Coklat

Pengambilan Sampel di Desa Punaga dan Puntondo

Sampel Sargassum sp. Sampel Padina sp.

Pencucian Sampel Tahap Pertama dengan Menggunakan Air Laut

62
Pencucian Sampel Tahap Kedua dengan Menggunakan Air Tawar

Proses Pengeringan Sampel

2. Ekstraksi Sampel Alga Coklat

Proses Maserasi dengan Metanol Proses Penyaringan

63
Proses Rotavapor Ekstrak Kental

Pengeringan Esktrak dengan Eksikator

3. Adaptasi dan Pengelompokan Hewan Uji

Adaptasi Mencit di Lab. Biofarmasi Pengelompokan Hewan Uji

64
4. Penelitian

Pembuatan Konsentrasi Ekstrak


Penandaan Hewan Uji
50% dengan Menimbang Ekstrak

Pemotongan Ekor Mencit dengan


Pengukuran dan Penandaan Ekor
Menggunakan Gunting Minor
3mm dari Ujung Ekor Mencit
Surgery

65
Pencelupan Luka Potong Ekor Pengukuran Bleeding Time dengan
Mencit ke dalam Ekstrak Menggunakan Kertas Serap

Luka Potong Ekor Mencit diberikan Povidone Iodine dan ditutup


denganPlaster Luka

66
Lampiran 2

Surat Keterangan Kelaikan Etik (Ethical Clearance)

67
KOMITE ETIK PENELITIAN KESEHATAN
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
RSPTN Universitas Hasanuddin
RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar
Sekretariat : Lantai 2 Gedung Laboratorium Terpadu FKUH
JL.PERINTIS KEMERDEKAAN KAMPUS TAMALANREA KM.1O MAKASSAR 90245
Contact Person: dr. Agussalim Bukhari, MMed, PhD,SpGK Telp. 081241850858, Fax : 0411-581431

REKOMENDASI PERSETUJUAN ETIK


Nomor : 080 1 1114.8.4.5.31 /PP3 6-KOMETIK/20 1 5

Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, RSPTN


UH, RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo setelah melalui pembahasan dan penilaian,
memutuskan penelitian berj udul :

Efek Antiperdarahan Alga Coklat ( Sargassu) ,p. non Padina sp. ) pada Luka Potong
Ekor Mencit ( Mus muscullus ) ( Pilot Study )

dengan Peneliti Utama: Ikramullah Mahmuddin

No. Register U H 1 5 0 4 0 2 3 -)

Yang diterima pada tanggal: 8 April2015

Perbaikan diterima tanggal: 30 April2015

dapat disetujui untuk dilaksanakan di Laboratorium Fitokimia Dan Laboratorium


Biofarmasi Universitas Hasanuddin Makassar.
Persetujuan Etik ini berlaku satu tahun sejak tanggal ditetapkan. Laporan perkembangan
penelitian diserahkan kepada KEPK FKUH, RSPTN UH dan RSWS Makassar setiap tiga
bula#enam+ulan/satu tahun.

Pada akhir penelitian, laporan akhir penelitian harus diserahkan kepada KEPK FKUH,
RSPTN UH dan RSWS Makasar paling lambat 4 Mei 2016. Jika ada perubahan protokol
dan latau perpanjangan penelitian, harus mengajukan kembali permohonan kajian etik
penelitian (amandemen protokol ).

Makassar, 4 Mei 2015


Komisi Etik Penelitian hatan Fak. Kedokteran Unhas

6ffiD
Ketua Sekretaris

ffi
NrP 19600504 1986 0t 2 002
iFffi"oZ
ffiW& i'3
'-EffiffiKE?
,'"?-
l.Gftfq,1 .,.s--
ffir,,,rt+'-lr+''
'riu1;rg
xEr'rr r; rP 1970082 1999 03 I 001
Lampiran 3

Surat Penugasan dan Izin Penelitian

69
KEMENTRIAN PENDIDIKAI\I NASIONAL
T'NIVERS ITAS HASAI\UDDIN
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
BAGIAN ORAL BIOLOGI
Kampus Unhas Baraya Jl. KndeaNo.5 MakassarTlp. (0a11) 327 876

Yth,
Wakil Dekan I
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Hasanuddin
Di-
Tempat

Dengan hormat,

Bersama ini disampaikan bahwa kami yang bertanda tangan di bawah ini sebagai

pembimbing skripsi mahasiswa :

Nama : Ikramullah Mahmuddin

Stambuk : Jl11 12269


Lokasi penelitian : Labomtorium Fitokimia dan Biofarmasi Fakultas Farmasi
Universitas Hasanuddin

Judul penelitian : oEfek Antiperdarahan AIga Coklat (Sargassumsp dan

Padina sp.) pada Luka Potong Ekor Mencit (Mus


M ttsc ulwl (Ptlot Stttdy)".

Dengan inimemohon kiranya dapat diberi izin untuk melakukan penelitian yang
berkaitan dengan judul penelitian pada bulan Maret - Mei 2015,

Demikianlah permohonan kami, atas bantuan dan kerjasamanya kami mengucapkan


terima kasih.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
trNivrnsrras HASANUDDTN
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
KAMPUS TAMALANREA
r. psRrNTrS KEMERDEKAAN KM. 10 MAKASSAR 9024s
Telp. (041i) 586012, psw: 1114,i115,1116,1117, Fax: (0411) SB464t
Website : www. unhas.ac.id/fkg, Email : mail@fkgunhas.web. id

SURAT PENUGASIiIT
No. 356 /UN4.14.liKP 53lz0l5.

Dari wakil Dekan I Fakultas Kedokteran Gigi universitas Hasanuddin

Kepada : L. drg. Abul Fauzi, Sp,BM

2.Ikramullah Mahmuddin ( Srb. JttLt2269)

Isi : 1. Menugaskan kepada yaflg tersebut di atas untuk melakukan penelitian dengan
judul (Efek Antiperdarahan Alga coklat (sargassum sp. dan padina sp.\
pada Luka Potong Ekor Mencit (Mus Muscalus) (pitot stuily)".

2. Bahwa saudara yang namanya tersebut di atas dipandang mampu dan memenuhi
syarat untuk melaksanakan fugas tersebut.

3. Agar Penugasan ini dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dengan penuh rasa


tanggung jawab.

4. segala biaya yang dikeluarkan dibebankan kepada peneriti.

5. Surat Penugasan ini berlaku Bulan Maret


- Mei 2015, dengan ketentuan bahwa
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam surat penugasan ini, akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di . Makassar
: 2-5 M31"1 29 1 5

hgntrddin DP, M Kes


198603 1 001
Tembusan:
1. Dekan FKG Unhas (Sebagai Laporan)
2. Yangbersangkutan.
3. Arsrp.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
F'AIflULTAS KEDOKTERAN GIGI
KAMruS TAMALANREA
JL. PERINTIS KEMERDEKAAN KM. 10 MAKASSAR 90245
Telp__. (0a11) 586}l2,psw : 1t t4,ttt5,tt16,ttl7,Fax : (0411) 584641
Website : www. unhas.ac.id/fkg, Email : mail@fkgunhas.web.id

No : 357 /LIN4.t4.l/pL.AZ/2015 25 Maret 2015


La-p. :-
Perihal : Izin penelitian
Yth.
Dekan Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin
Di Tempat. r

Dengan hormat, disampaikan bahwa mahasiswa Program


Studi Sa{ana Kedokteran Gigi,
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin
bermaksud untuk melakukan penelitian dalam
rangka penyusunan skripsi.

Sehubungan dengan hal tersebut, kiranya dapat diberikan


Izin penelitian kepada Mahasiswa
Fakultas Kedokreran Gigi :

Nama : Ikramullah Mahmuddin


Stambuk : J 111 12269
WakfuPenelitian : Maret - Mei 2015.
Tempat Penelitian : 1. Laboratorium Fitokimia Fakultas Farmasi IfH
2. Laboratorium Biofannasi Fakultas Fannasi UH

Judul Penelitian : 6'Efek Antiperdarahan Alga Cokl at (sargassum sp.


dan
Padina sp.) pada Luka potong Ekor Mencit (Mus
Muscalus) (Pilot Stutly)D.
Demikian, atas perhatian dan kerjasama yang baik
terima kasih.

;frrnrgrxaa,

dOr Or,' Burhdnuddin Dp, M Kes


*j? 19551214 198603 1 001

Tembusan:
1. Kepala Laboratorium Fitokimia Fakultas Farmasi
2. Kepila Laboratorium Biofarmasi Fakurtas Farmasiuniversitas Hasanuddin
universitas Hasanuddin
Abul Fauzi, Sp.BM (pembimbing Skripsi).
1 -dp,
4. Mahasiswa yang bersangkutan.
5. Arsip.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBIIDAYA AN
i UNiTVIRSITAS IIASANIIDDIN
F'AKULTAS KEDOKTERAN GIGI
KAMruS TAMALANREA
JL. PERINTiS KEMERDEKAANKM. IO MAKASSAR 90245
Telp. (0411) 586012, psw : 1114,11 15,1116,t1t7, Fax : (041 l) 584641
Website : www. unhas.ac.idlfkg, Email : mail@fkgunhas.web.id

No : 357 AIN4 .14.1 /PL.A2201 s 3l Maret 2015


Lamp :-
Perihal : Izin Pernbuatan Kode Etik

Yth,
Komisi Etik Penelitian Kesehatn
Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin
Di Makassar

Dengan hormat,
Disampaikan bahwa malrasiswa program studi sa{ana kedokteran gigi,
fakultas kedokteran gigi
universitas hasanuddin bermaksud untuk melakukan penelitian
dalarn rangka penyusunan skripsi
Sehubungan dengan hal tersebut, kiranya dapat diberikan izin
pernbuatan etik penelitian
kesehatan kepada mahasiswa fakultas kedokleran gigi
:

Nama : IkramullahMahmuddin
Stambuk : J111 12269
Judul Penelitian : '6 Efek Antiperdarahan Alga Cokl at (sargassum sp. dan
Padinasp.) pada Luka potong Ekor Mencit (Mus Musculus\
(Pilot Stady)*.

Dengan ini memohon kiranya dapat diberi izin


untuk mengadakan penelitian di Laboratorium
Fitokimia dan Biofarmasi Fakultas Farmasi Universitas rrasanuddin
Makassar pada b,lan
Maret-Mei 2015.

Demikianlah permohonan kami, atas banfuan dan ke{asamanya


diucapkan terima kasih.

v\

e;3
,f 'r'
:'w
# Ifr.

url/anuddin DP. M. Kcs


198603 I 001

Tembusan:
Lampiran 4

Surat Penyelesaian Penelitian

74
LABORATORIUM FARMAKOGNOSI-FITOKIMIA
FAKI}LTAS FARMASI
UNTTERSITAS HASAFIT}DDIN
KAMPUS TJITIIAS TAMALANREA JL. P. KEMERDTKAAI{ KM.IO
fip. tt4ll 588556,5862$0,Ext 1093, Fax. 0411 59{663 MAKASSAR 9{}il45

SURAT KETERANGAN BEBAS ALAT


No:017 ILabFFIlYl20lS

Yang bertandatangandi bawah ini menerangkan bahwa:


Nama Ikramullah Mahmuddin
Nim lt|| t2269
Fakultas Kedokteran Gigi
Judul Penelitian Efek Antiperdarahan Alga Coklat (Sargassum sp. dan ,Padina sp.)
Pada Luka Potong Ekor Mencit (Mus musculus)

Adalah benar telah melakukan penelitian dan tidak mempunyai plnjaman berupa
alat, bahan dan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan penelitian yang dilaksanakan di
Laboratorium Fitokimia Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin.

Demikian surat keterangan ini untuk dipergunakan sebagaimana mestinya

Makassar,20 Apri12015

a.n. Kepala Lab. Farmakognosi-Fitokimia

.J
,-'*"-*-rr'
-/

111 200812 1 001


LABORATpRT U M BIOFARMASI
FAKULTAS FARMASI
UN IVERSITAS HASAN U DDI N
KAMPUS UNHASTAMALANREA.'1. P. KEMERDEKAAN KM. 10
Tlp.0411 588566, 580216, 5862OO,Ext. 1093, Fax. 0411 590663 MAKASSAR 90245

SURAT KETERANGAN TELAH MENYELESAIKAN PENELITIAN


Nomor : 07 /Lab.Biofar-UfilSsP N l20l 5

Kepala Laboratorium Biofarmasi, Fa$ultas Fmmasi Universitas Hasanuddiru

menemngkan bahwa mahasiswa tersebut di bawah ini :

Nama : Ikramullah Mahmuddin

NIM : J 111 12269

Program Studi : Pendidikan Kedokteran Gigi

Telah menyelesaikan penelitian di Laboratorium Biofarmasi dengan judul penelitian


*Efek Anti pendarahan AIga Coktat (Sargassum sp llan padina sp.) pada luka potong Ekor

mencit (Mus museulus) (Pilot Study)"

Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

, 06 Mei 2015

um Biofarmasi

NrP. 19710109199702 t 001


Lampiran 5

Surat Penugasan Seminar Skripsi dan Daftar Hadir

77
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UMVERSITAS FIASANI JDDIN
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
BAGIAN ORAL BIOLOGI
KAMPUS LINHAS TAMALANREA JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN MAKASSAR
TELP. (0411) 586012, PSW: 1114,1115,1176,1117,Fax: (0411) 584641
Website : http:l/unhas.ac. id/tkg, Email : unhas_fks@unhas.ac. id

SURAT PBNUGASAN SEMINAR SKRIPSI


No: ffi5/SP/2015

Dari : Ketua Bagian Oral Biologi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin
Untuk: Mereka tersebut pada zurat penugasan ini dianggap ahli dalam bidangnya untuk
menguji tugas akhir mahasiswa FKG-LINHAS.
Isi : 1. Menilai Mahasiswa Seminar dengan Susunan Tim Penilai :

No Nama Dosen Jabatan


1 Drg. Asmawati, M.Kes Penzuii
2 Drg. Nurlindah Hamrun, M.Kes Peneuii
3 Drg. Irene Edith Rieuwpassa, M.Si Peneuii
4 Drg. A.Asmidar Anas, M.Kes Penzuii
5 Drg. Vinsensia Laonardo Penzuii
6 Drg. Bahruddin M.R Sp.Ort Peneuii
7 Drg. Rahmat Sp. Prost Penguii

2. Mahasiswa FKG - ITNHAS yang akan menempuh ujian Tugas Akhir :


Nama Ikramullah Mahmuddin
Stambuk 11t112269
Bagian Oral Biologi
Judul Efek Antiperdarahan Alga Coklat spesies Sargassum sp
dan Padina.rp pada Luka Potong Ekor Mencit (Mus
Alus cul I us) (P ilot Srudy)
3. Waktu Pelaksanaan Seminar proposal
Hari/Tanggal: 12 Juni 2015
Jam : 08.00 Wita - Selesai
I
I

Tempat : Bagian Oral Biologi FKG Unhas


I

! {g* surat Penugasan ini dilaksanakan dengan penuh rasa tanggungiawab


5' Surat penugasan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dengan keientuan bahwa
se_gala sesuatunya akan dirubah dan diperbaiki sebagaimanamestinya, apabila
I

dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan clalamiurat penugasan ini.-

Makassar, 11 Juni 2015


a.n PLT Ketua Bagian

Nip. 19631104 199401 I 001

Tembusan:
K EMENTERIAI.{ PENDIDIKAN NASI ONAL
LIN I YERSIT AS HA S ANL}DD lN
,\ FAKLTI-TAS KEDOK'TERAN G1GI

Daftar' flatlir Seminar Hasil Skripsi

Narna : lkramullah Mahmuddin


Starnbuk . 11 12 26q
.r1
Judul : Ef'ek Antiperdarahan Alga Coklat {Surgas"^wn 5p dan !'adina sp} pada luka potong
ekor Mencit id*rs ntzrsculus) (j'i{at Siudy)
Tanggal : Jum'at, 12Juni 2015
Waktu : 09.00 WII'A - selesai
an Oral Biol Tamalanrea Unhas
No. Nama Keterangan
l, hu{Li, Wh\S
L htur,r Asdcr,i eawond
a
J l'Jr," t)bl..,hh
q
ftrrhi A,rratrg a[ Kpenn

\ Dwi frtrmh Ar,anri b


G, f,tdii t5gs*utioningsk
G+_
7,
B.
Iu ci A mql,^- a f? .

M,
frripo $nthon(5st
wtr

Makassar, l2.luni 2015


Pemhimbing Skripsi

?qg. Ab,pl,{g,upi. Sq, BM


Nip. 19790606 200604 1 0S5
Lampiran 6

Data Hasil Penelitian

No Waktu Perdarahan
Kelompok Mencit ke- Rerata SD
. (detik)
1 221.68
2 232.35
Kontrol (-) 3 233.36
1 229.9910.65
Aquadest 4 222.17
5 221.66
6 248.71
1 62.50
2 70.61
Kontrol (+) 3 56.37
2 62.215.06
Epinephrine 4 63.64
5 57.84
6 62.30
1 65.63
2 78.80
Sargassum 3 79.48
3 76.847.26
50% 4 86.43
5 79.26
6 71.45
1 58.69
2 78.07
3 59.89
4 Padina 50% 64.3010.92
4 64.29
5 49.23
6 75.65

80
Lampiran 7

Analisis Data

1. Rerata Data

Means

Notes

Output Created 25-APR-2015 15:57:00

Comments

Input Data C:\Users\Blvcklist09\Documents\Waktu


PerdarahanMencit.sav

Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data


24
File

Missing Value Handling Definition of Missing For each dependent variable in a table,
user-defined missing values for the
dependent and all grouping variables
are treated as missing.

Cases Used Cases used for each table have no


missing values in any independent
variable, and not all dependent
variables have missing values.

Syntax MEANS TABLES=Waktu BY Kelompok

/CELLS=MEAN COUNT STDDEV.

Resources Processor Time 00:00:00.03

Elapsed Time 00:00:00.02

81
Case Processing Summary

Cases

Included Excluded Total

N Percent N Percent N Percent

Waktu * Kelompok 24 100.0% 0 0.0% 24 100.0%

Report

Waktu

Kelompok Mean N Std. Deviation

Kontrol - 229.9883 6 10.64859

Kontrol + 62.2100 6 5.01796

Sargassum 50% 76.8417 6 7.25744

Padina 50% 64.3033 6 10.92209

Total 108.3358 24 72.44148

82
2. Uji Normalitas Data

Explore

Notes

Output Created 25-APR-2015 15:57:13

Comments

Input Data C:\Users\Blvcklist09\Documents\Waktu


PerdarahanMencit.sav

Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data


24
File

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values for


dependent variables are treated as
missing.

Cases Used Statistics are based on cases with no


missing values for any dependent
variable or factor used.

Syntax EXAMINE VARIABLES=Waktu

/PLOT BOXPLOT STEMLEAF


NPPLOT

/COMPARE GROUPS

/STATISTICS DESCRIPTIVES

/CINTERVAL 95

/MISSING LISTWISE

/NOTOTAL.

83
Resources Processor Time 00:00:06.08

Elapsed Time 00:00:05.27

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Waktu 24 100.0% 0 0.0% 24 100.0%

Descriptives

Statistic Std. Error

Waktu Mean 108.3358 14.78706

95% Confidence Interval for Lower Bound 77.7465


Mean
Upper Bound 138.9252

5% Trimmed Mean 103.8969

Median 73.5500

Variance 5247.768

Std. Deviation 72.44148

Minimum 49.23

Maximum 248.71

Range 199.48

Interquartile Range 125.50

84
Skewness 1.198 .472

Kurtosis -.497 .918

Tests of Normality

a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Waktu .369 24 .000 .669 24 .000

a. Lilliefors Significance Correction

Waktu

Waktu Stem-and-Leaf Plot

Frequency Stem & Leaf

1.00 0 . 4

17.00 0 . 55556666677777778

.00 1 .

.00 1 .

6.00 2 . 222334

Stem width: 100.00

Each leaf: 1 case(s)

85
86
87
3. Uji Homogenitas Data

Oneway

Notes

Output Created 25-APR-2015 15:57:38

Comments

Input Data C:\Users\Blvcklist09\Documents\Waktu


PerdarahanMencit.sav

Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data


24
File

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated
as missing.

Cases Used Statistics for each analysis are based


on cases with no missing data for any
variable in the analysis.

Syntax ONEWAY Waktu BY Kelompok

/STATISTICS HOMOGENEITY

/MISSING ANALYSIS.

Resources Processor Time 00:00:00.02

Elapsed Time 00:00:00.31

Test of Homogeneity of Variances

Waktu

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1.389 3 20 .275

88
4. Uji Komparibilitas Data
a. Uji Kruskal-Wallis

NPar Tests

Notes

Output Created 25-APR-2015 15:58:18

Comments

Input Data C:\Users\Blvcklist09\Documents\Waktu


PerdarahanMencit.sav

Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data


24
File

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated
as missing.

Cases Used Statistics for each test are based on all


cases with valid data for the variable(s)
used in that test.

Syntax NPAR TESTS

/K-W=Waktu BY Kelompok(1 4)

/MISSING ANALYSIS.

Resources Processor Time 00:00:00.03

Elapsed Time 00:00:00.02

a
Number of Cases Allowed 112347

a. Based on availability of workspace memory.

89
Kruskal-Wallis Test

Ranks

Kelompok N Mean Rank

Waktu Kontrol - 6 21.50

Kontrol + 6 6.17

Sargassum 50% 6 14.67

Padina 50% 6 7.67

Total 24

a,b
Test Statistics

Waktu

Chi-Square 17.900

Df 3

Asymp. Sig. .000

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable:
Kelompok

90
b. Uji LSD

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

Dependent Variable: Waktu

LSD

95% Confidence Interval


Mean Difference
(I) Kelompok (J) Kelompok (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound

*
Kontrol - Kontrol + 167.77833 5.08703 .000 157.1670 178.3897

*
Sargassum 50% 153.14667 5.08703 .000 142.5353 163.7580

*
Padina 50% 165.68500 5.08703 .000 155.0736 176.2964

*
Kontrol + Kontrol - -167.77833 5.08703 .000 -178.3897 -157.1670

*
Sargassum 50% -14.63167 5.08703 .009 -25.2430 -4.0203

Padina 50% -2.09333 5.08703 .685 -12.7047 8.5180

*
Sargassum 50% Kontrol - -153.14667 5.08703 .000 -163.7580 -142.5353

*
Kontrol + 14.63167 5.08703 .009 4.0203 25.2430

*
Padina 50% 12.53833 5.08703 .023 1.9270 23.1497

*
Padina 50% Kontrol - -165.68500 5.08703 .000 -176.2964 -155.0736

Kontrol + 2.09333 5.08703 .685 -8.5180 12.7047

*
Sargassum 50% -12.53833 5.08703 .023 -23.1497 -1.9270

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

91
RIWAYAT HIDUP

Nama : Ikramullah Mahmuddin

Tempat/ Tgl Lahir : Ujung Pandang, 27 Desember 1993

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Alamat : BTN Minasa Upa Blok AB 9 No.31 Makassar

Agama : Islam

Pekerjaan : Mahasiswa

Nomor Telepon : +6285299677877

Emial : ikramullahmahmuddin@yahoo.com

Riwayat Pendidikan :

TAHUN
NO. STRATA INSTITUSI TEMPAT
LULUS

SDN Kompleks IKIP


1. SD Makassar 2006
Makassar

2. SMP SMP Negeri 6 Makassar Makassar 2008

3. SMU SMA Negeri 2 Makassar Makassar 2011

Universitas Islam Negeri


4. S1 Makassar 2011-2012
(UIN) Alauddin Makassar

2012-
5. S1 Universitas Hasanuddin Makassar
Sekarang

92
Riwayat Organisasi :

MASA
NO. ORGANISASI TEMPAT JABATAN
KERJA
KERAMAT
1. SMADA
(Kerukunana Remaja Anggota 2008-2010
Makassar
Masjid Baiturrauf)
SITe.Com (Smada
2. Information and SMADA
Wakil Ketua 2008-2009
Technology Makassar
Community )
SITe.Com (Smada
3. Information and SMADA Ketua Divisi
2009-2010
Technology Makassar Olimpiade
Community )
GANAS (Gerakan
4. Anti Narkoba dan SMADA
Sekretaris 2009-2010
HIV/AIDS di Makassar
Sekolah)
5. PMR (Palang Merah SMADA
Anggota 2009-2010
Remaja ) Makassar
UIN
6. INREADY
Alauddin Anggota 2011-2012
Workgroup
Makassar
Anggota Biro
7. UKM LDK MPM
UNHAS Pendidikan Al- 2013-2014
UNHAS
Quran
Anggota Biro
8. UKM LDK MPM
UNHAS Pengembangan 2014-2015
UNHAS
Fakultas
Anggota
9. UKM LDK MPM
UNHAS Departemen 2015-2016
UNHAS
Kaderisasi
10. SC Daarul Asnaan
UNHAS Ketua 2013-2015
FKG UH
Koordinator
11. BSMI Kota
Makassar Departemen Bina 2013-2015
Makassar
Relawan
Koord
12. BSMI Kota Departemen
Makassar 2015-2016
Makassar Pelayanan
Kesehatan

93
Riwayat Pekerjaan :

MASA
NO. INSTITUSI TEMPAT JABATAN
KERJA
Wakil
Bagian Oral Biologi Koordinator
1. Fakultas Kedokteran Asisten 2015-
Makassar
Gigi Universitas Laboratorium Sekarang
Hasanuddin Oral Biologi
FKG UNHAS

Riwayat Penelitian : -

94

Anda mungkin juga menyukai