Anda di halaman 1dari 11

MODUL PERKULIAHAN

Pancasila

Pendahuluan (Dasar dan


Tujuan Penyelenggaraan
Pembelajaran Pancasila)

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

02
FEB Manajemen MK90037 Rusmulyadi, M.Si.

Abstract Kompetensi
Materi ini membahas tentang urgensi Tujuan intsruksional pembelajaran yang
pembelajaran Pancasila di Perguruan hendak dicapai adalah agar mahasiswa
Tinggi yang meliputi dasar-dasar mampu memahami dan menjelaskan
pembelajaran Pancasila, capaian atau dasar pembelajaran Pancasila, tujuan
tujuan pembelajaran Pancasila dan penyelenggaraan pembelajaran
pentingnya revitalisasi Pancasila dalam Pancasila dan mampu memahami
kehidupan berbangsa dan bernegara pentingnya revitalisasi nilai-nilai
Pancasila dalam konteks kehidupan
berbangsa dan bernegara saat ini
2013 Pendidikan Pancasila
2 Rusmulyadi, M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Pendahuluan
Gerakan revitalisasi Pancasila saat ini semakin menunjukkan gejala yang
menggembirakan. Forum-forum ilmiah di berbagai tempat telah diselenggarakan baik oleh
masyarakat umum maupun kalangan akademisi. Tidak terkecuali lembaga negara, yaitu
MPR sudah mencanangkan empat pilar berbangsa dan bernegara yang salah satunya
adalah Pancasila. Memang ada perdebatan tentang istlah pilar tersebut, karena selama ini
dipahami bahwa Pancasila adalah dasar negara, namum semangat untuk
menumbuhkembangkan lagi Pancasila perlu disambut dengan baik.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2012 tentang pendidikan tinggi


secara eksplisit menyebutkan bahwa terkait dengan kurikulum nasional setiap perguruan
tinggi wajib menyelenggarakan mata kuliah Pancasila, Kewarganegaraan, Agama dan
Bahasa Indonesia.

Pancasila adalah dasar filsafah negara Indonesia, sebagaimana tercantum dalam


pembukaan UUD 1945. Oleh karena itu setiap warga negara Indonesia harus mempelajari,
mendalami, menghayati, dan mengamalkan dalam segala bidang kehidupan. Pancasila
merupakan warisan luar biasa dari pendiri bangsa yang mengacu kepada nilai-nilai luhur.
Nilai nilai luhur yang menjadi panutan hidup tersebut telah hilang otoritasnya, sehingga
manusia menjadi bingung. Kebingungan tersebut dapat menimbulkan krisis baik itu krisis
moneter yang berdampak pada bidang politik, sekaligus krisis moral pada sikap perilaku
manusia.

Melihat betapa pentingnya posisi Pancasila dalam kehidupan bangsa Indonesia


maka sudah seharusnya Pancasila dipahami secara menyeluruh dan mendalam oleh
warganya sendidi. Salah satu sarana dalam proses memahami Pancasila adalah melalui
pendidikan formal mulai dari tingkat dasar sampai tingkat perguruan tinggi. Pendidikan
Pancasila sebagai telah diatur sedemikian rupa dalam sebuah peraturan. Dasar hukum
pelaksanaan pendidikan pancasila di lembaga pendidikan formal bersumber pada TAP MPR
no II/MPR/1998 tentang GBHN yang menetapkan antara lain:

Pendidikan Pancasila termasuk pendidikan pedoman Penghayatan dan pengamalan


Pancasila (P4), pendidikan moral pancasila, pendidikan sejarah perjuangan bangsa
serta unsur-unsur yang dapat meneruskan dan mengambangkan jiwa, semangat dan
nilai-nilai kejuangan khususnya nilai-nilai 45 pada generasi muda, dilanjutkan dan makin

2013 Pendidikan Pancasila


3 Rusmulyadi, M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
ditingkatkan di semua jenis jenjang pendidikan mulai dari TK sampi Perguruan Tinggi
negeri maupun swasta.

Uraian menjelaskan bagaimana tujuan pendidikan Pancasila perlu


dilaksanakan di setiap jenjang pendidikan. Lebih jauh karena nilai-nilai Pancasila
mengandung berbagai nilai filosofis yang berkaitan dengan kehidupan individu maupun
sosial yaitu pertama, prilaku yang memancarkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa dalam masyarakat yang terdiri dari berbagai golongan agama, kedua, prilaku yang
bersifat kemanusiaan yang adil dan beradap, ketiga, prilaku yang mendukung persatuan
bangsa dalam masyarakat yang beragam, kebudayaan dan kepentingan, keempat,
prilaku yang mendukung kerakyatan yang mengutamakan kepentingan bersama diatas
kepentingan perorangan dan golongan, sehingga perbedaan pemikiran, pendapat
maupun kepentingan dapat diatasi melalui musyawarah serta kelima, prilaku yang
mendukung upaya untuk mewujudkan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Perguruan tinggi yang berperan dalam mengembangkan dan memperdalam


pengetahuan dan mengajarkannya pada mahasiswa sudah semestinya memberikan
materi tentang Pancasila sebagai upaya melestarikan dan mengamalkan nilai-nilai
Pancasila. Bahkan berbagai masalah yang sedang terjadi di negara ini bisa diselesaikan
dari memperdalam dan menemukan sebuah solusi melalui pemahaman yang mendalam
tentang Pancasila. Melalui pendidikan pancasila, diharapkan juga para mahasiswa
memahami, menganalisis dan menjawab masalah-masalah yang dihadapi oleh
masyarakat, bangsa secara berkesinambungan dan konsisten, dengan cita-cita dan
tujuan nasional. Disamping itu mahasiswa memiliki kemampuan untuk mengambil sikap
bertanggungjawab sesuai hati nurani serta mampu memaknai peristiwa sejarah dan
nilai-nilai budaya bangsa untuk menggalang persatuan Indonesia. Untuk kelancaran
pengajaran pendidikan pancasila diperguruan tinggi ini maka materi-materi yang diajaran
dituangkan dalam suatu garis besar proses pembelajaran GBPP dan pemberian silabus
pada mahasiswa.

Selain itu dengan pengajaran di tingkat perguruan tinggi memungkinkan


mahasiswa menerapkannya sehingga nilai-nilai moral yang terkandung dalam sila-sila
Pancasila mersuk dalam kepribadian mahasiswa. Sudah sepantasnya karena Pancasila
merupakan kepribadian bangsa Indonesia dan merupakan kristalisasi nilai-nilai moral
kehidupan asli yang berkembang di dalam kehidupan bangsa Indonesia menjadi
kepribadian para generasi muda khususnya para mahasiswa yang menjadi generasi
cendikiawan dan menjadi agent of change.

2013 Pendidikan Pancasila


4 Rusmulyadi, M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Selain itu fungsi-fungsi pancasila yang fundamental membuatnya tidak boleh dan
tidak seharusnya diabaikan, karena salah satu fungsi Pancasila sebagai paradigma
pembangunan nasional. Oleh karenanya dalam rangka pembangunan dan
perkembangan serta kemajuan bangsa Indonesia pendidikan Pancasila hendaknya juga
diterpakan pada generasi yang nantinya menjadi subjek dalam proses tersebut yaitu
mahasiswa.

Esensi yang cukup penting bahwa mendalami Pancasila dalam berbagai cara
dan berbagai makna tidak akan merubah nilai-nilainya bahkan akan menambah
kekuatan dan kandunagn yang bisa diterapkan termasuk dalam memecahkan berbagai
masalah. Perlu digaris bawahi adalah bahwa Perguruan Tinggi memiliki orientasi ideal
yang harus terus di pupuk dan dikembangkan yaitu membentuk kader yang dibutuhkan
oleh negara dan masyarakat bagi tercapainya tujuan umum bangsa Indonesia yang
hendak mencapai terciptanya suatu masyarakat yang berdiri atas satu corak
kepribadian, yaitu kepribadian Indonesia, sebagai jaminan untuk membangun kultur dan
penjaga nilai ideologi bangsa. Tujuan tersebut berarti mendidik masyarakat (civitas
akademika) yang memiliki keseimbangan intelektual yang nasionalis (rasa memiliki
terhadap tanah air), moralis dan spiritual

1. Dasar Pendidikan Pancasila

Adapun dasar-dasar pendidikan pancasila tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Dasar Filosofis

Pada saat Republik Indonesia diproklamasikan pasca Perang Dunia kedua,


dunia dicekam oleh pertentangan ideologi kapitalisme dengan ideologi komunisme.
Kapitalisme berakar pada faham individualisme yang menjunjung tinggi kebebasan
dan hak-hak individu; sementara komunisme berakar pada faham sosialisme atau
kolektivisme yang lebih mengedepankan kepentingan masyarakat di atas
kepentingan individual. Kedua aliran ideologi ini melahirkan sistem kenegaraan yang
berbeda. Faham individualisme melahirkan negara -negara kapitalis yang
mendewakan kebebasan (liberalisme) setiap warga, sehingga menimbulkan perilaku
dengan superioritas individu, kebebasan berkreasi dan berproduksi untuk
mendapatkan keuntungan yang maksimal.

2013 Pendidikan Pancasila


5 Rusmulyadi, M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Sementara faham kolektivisme melahirkan negara-negara komunis yang
otoriter dengan tujuan untuk melindungi kepentingan rakyat banyak dari eksploitasi
segelintir warga pemilik kapital. Pertentangan ideologi ini telah menimbulkan perang
dingin yang dampaknya terasa di seluruh dunia. Namun para pendiri negara
Republik Indonesia mampu melepaskan diri dari tarikan-tarikan dua kutub ideologi
dunia tersebut, dengan merumuskan pandangan dasar (philosophische grondslag)
pada sebuah konsep filosofis yang bernama Pancasila. Nilai-nilai yang terkandung
pada Pancasila bahkan bisa berperan sebagai penjaga keseimbangan (margin of
appreciation) antara dua ideologi dunia yang bertentangan, karena dalam ideologi
Pancasila hak-hak individu dan masyarakat diakui secara proporsional.

2. Dasar Sosiologis

Bangsa Indonesia yan g penuh kebhinekaan terdiri atas lebih dari 300 suku
bangsa yang tersebar di lebih dari 17.000 pulau, secara sosiologis telah
mempraktikan Pancasila karena nilai-nilai yang terkandung di dalamnya merupakan
kenyataan-kenyataan (materil, formal, dan fungsional) yang ada dalam mas yarakat
Ind onesia. Kenyataan objektif ini menjadikan Pancasila sebagai dasar yang
mengikat setiap warga bangsa untuk taat pada nilai-nilai instrumental yang berupa
norma atau hukum tertulis (peraturan perundang-undangan, yurisprudensi, dan
traktat) maupun yang tidak tertulis seperti adat istiadat, kesepakatan atau
kesepahaman, dan konvensi.

Kebhinekaan atau pluralitas masyarakat bangsa Indonesia yang tinggi,


dimana agama, ras, etnik, bahasa, tradisi-budaya penuh perbedaan, menyebabkan
ideologi Pancasila bisa diterima sebagai ideologi pemersatu. Data sejarah
menunjukan bahwa setiap kali ada upaya perpecahan atau pemberontakan oleh
beberapa kelompok masyarakat, maka nilai-nilai Pancasilalah yang dikedepankan
sebagai solusi untuk menyatukan kembali. Begitu kuat dan ajaibnya kedudukan
Pancasila sebagai kekuatan pemersatu, maka kegagalan upaya pemberontakan
yang terakhir (G30S/PKI) pada 1 Oktober 1965 untuk seterusnya hari tersebut
dijadikan sebagai Hari Kesaktian Pancasila.

Bangsa Indonesia yang plural secara sosiologis membutuhkan ideologi


pemersatu Pancasila. Oleh karena itu nilai-nilai Pancasila perlu dilestarikan dari
generasi ke generasi untuk menjaga keutuhan masyarakat bangsa. Pelestarian nilai-
nilai Pancasila dilakukan khususnya lewat proses pendidikan formal, karena lewat

2013 Pendidikan Pancasila


6 Rusmulyadi, M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
pendidikan berbagai butir nilai Pancasila tersebut dapat disemaikan dan
dikembangkan secara terencana dan terpadu.

3. Dasar Yuridis

Pancasila telah menjadi norma dasar negara dan dasar negara Republik
Indonesia yang berlaku adalah Pancasila yang tertuang dalam Pembukaan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (Pembukaan UUD NRI Tahun
1945) junctis Keputusan Presiden RI Nomor 150 Tahun 1959 mengenai Dekrit
Presiden RI/Panglima Tertinggi Angkatan Perang Tentang Kembali Kepada Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Naskah Pembukaan UUD
NRI 1945 yang berlaku adalah Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 yang disahkan/di
tetapkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) tanggal 18 Agustus
1945. Sila -sila Pancasila yang tertuang dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945
secara filosofis-sosiologis berkedudukan sebagai Norma Dasar Indonesia dan dalam
konteks politis-yuridis sebagai Dasar Negara Indonesia. Konsekuensi dari Pancasila
tercantum dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945, secara yuridis konstitusional
mempunyai kekuatan hukum yang sah, kekuatan hukum berlaku, dan kekuatan
hukum mengikat.

Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional,


digunakan sebagai dasar penyelenggaraan pendidikan tinggi. Pasal 39 ayat (2)
menyebutkan, bahwa isi kurikulum setiap jenis, jalur, dan jenjang pendidikan wajib
memuat: (a) Pendidikan Pancasila, (b) Pendidikan Agama, (c) Pendidikan
Kewarganegaraan. Didalam operasionalnya, ketiga mata kuliah wajib dari kurikulum
tersebut, dijadikan bagian dari kurikulum berlaku secara nasional.

Sebelum dikeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 60 tahun 1999,


Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 30 tahun 1990 menetapkan
status pendidikan Pancasila dalam kurikulum pendidikan tinggi sebagai mata kuliah
wajib untuk setiap program studi dan bersifat nasional. Silabus pendidikan pancasila
semenjak tahun 1983 sampai tahun 1999, telah banyak mengalami perubahan untuk
menyesuaikan diri dengan perubahan yang berlaku dalam masyarakat, bangsa, dan
negara yang berlangsung cepat, serta kebutuhan untuk mengantisipasi tuntunan
perkembangan ilmu pengetahuan yang sangat pesat disertai dengan pola kehidupan
mengglobal. Perubahan dari silabus pancasila adalah dengan keluarnya keputusan
Direktur Jendral Pendidikan Tinggi, Nomor: 265/Dikti/Kep/2000 tentang
penyempurnaan kurikulum inti mata kuliah pengembangan kepribadian pendidikan

2013 Pendidikan Pancasila


7 Rusmulyadi, M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
pancasila pada perguruan tinggi Indonesia. Dalam kepurusan ini dinyatakan, bahwa
mata kuliah pendidikan pancasila yang mencakup unsur filsafat pancasila,
merupakan salah satu komponen yang tidak dapat dipisahkan dari kelompok mata
kuliah pengembangan kepribadian (MKPK) pada susunan kurikulum inti perguruan
tinggi di Indonesia mata kuliah pendidikan pancasila adalah mata kuliah wajib untuk
diambil oleh setiap mahasiswa pada perguruan tinggi untuk program
diploma/politeknik dan program sarjana. Pendidikan pancasila dirancang dengan
maksud untuk memberikan pengertian kepada mahasiswa tentang pancasila sebagai
filsafat atau tata nilai bangsa, dasar negara, dan ideologi nasional dengan segala
implikasinya.

Selanjutnya, berdasarkan keputusan Menteri Pendidikan Nasional No.


22/UU/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi, dan
penilaian hasil belajar mahasiswa, telah ditetapkan bahwa pendidikan agama,
pendidikan pancasila, dan kepribadian yang wajib diberikan dalam kurikulum setiap
program studi. Oleh karena itu, untuk melaksanakan ketentuan di atas, maka
Direktur Jendral Pendidikan Tinggi Depdiknas mengeluarkan Surat Keputusan Mata
Kuliah Pengembangan Kepribadian di perguruan tinggi. Berdasarkan UU No.
20/2003 tentang sistem pendidikan, maka, Direktur Jendral Pendidikan Tinggi
mengeluarkan surat keputusan No. 43/Dikti/Kep./2006 tentang kampus-kampus
pelaksanaan kelompok mata kuliah pengembangan kepribadian di perguruan tinggi,
SK ini adalah penyempurnaan dari SK yang lalu.

2. Tujuan Pembelajaran Pancasila

Dengan penyelenggaraan Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi,


diharapkan dapat tercipta wahana pembelajaran bagi para mahasiswa untuk secara
akademik mengkaji, menganalisis, dan memecahkan masalah-masalah
pembangunan bangsa dan negara dalam perspektif nilai-nilai dasar Pancasila
sebagai ideologi dan dasar negara Republik Indonesia.

Pendidikan Pancasila sebagai bagian dari pendidikan Nasional bertujuan


untuk mewujudkan tujuan Pendidikan Nasional. Sistem pendidikan nasional yang
ada merupakan rangkaian konsep, program, tata cara, dan usaha untuk mewujudkan
tujuan nasional yang diamanatkan Undang -Undang Dasar Tahun 1945, yaitu
mencerdaskan kehidupan bangsa. Jadi tujuan penyelenggaraan Pendidikan
Pancasila di Perguruan Tinggi pun merupakan bagian dari upaya untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa.

2013 Pendidikan Pancasila


8 Rusmulyadi, M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Penjabaran secara spesifik sehubungan dengan tujuan penyelenggaraan Pendidikan
Pancasila di Perguruan Tinggi adalah untuk:

Memperkuat Pancasila sebagai dasar falsafah negara dan ideologi bangsa


melalui revitalisasi nilai-nilai dasar Pancasila sebagai norma dasar kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Memberikan pemahaman dan penghayatan atas jiwa dan nilai-nilai dasar Pancasila
kepada mahasiswa sebagai warga negara Republik Indonesia, serta membimbing
untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.

Mempersiapkan mahasiswa agar mampu menganalisis dan mencari solusi


terhadap berbagai persoalan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
melalui sistem pemikiran yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila dan UUD NRI Tahun
1945. Membentuk sikap mental mahasiswa yang mampu mengapresiasi nilai-nilai
ketuhanan, kemanusiaan, kecintaan pada tanah air dan kesatuan bangsa, serta
penguatan masyarakat madani yang demokratis, berkeadilan, dan bermartabat
berlandaskan Pancasila, untuk mampu berinteraksi dengan dinamika internal dan
eksternal masyarakat bangsa Indonesia.

3. Revitalisasi Pancasila di Era Globalisasi

Pancasila sebagai dasar negara Indonesia yang sudah ditentukan oleh para
pendiri negara ini haruslah menjadi sebuah acuan dalam menjalankan kehidupan
berbangsa dan bernegara, berbagai tantangan dalam menjalankan ideologi
pancasila juga tidak mampu untuk menggantikankan pancasila sebagai ideologi
bangsa Indonesia. Pancasila harus terus dipertahankan oleh segenap bangsa
Indonesia sebagai dasar negara, itu membuktikan bahwa pancasila merupakan
ideologi yang sejati untuk bangsa Indonesia (Maftuh, 2008)

Oleh karena itu tantangan di era globalisasi yang bisa mengancam eksistensi
kepribadian bangsa adalah dengan adanya bangsa Indonesia yang berada di
pusaran arus globalisasi dunia. Yang terpenting bahwa bangsa dan negara
Indonesia tidak boleh kehilangan jati diri, meskipun hidup ditengah-tengah pergaulan
dunia. Rakyat yang tumbuh di atas kepribadian bangsa asing mungkin saja
mendatangkan kemajuan, tetapi kemajuan tersebut akan membuat rakyat tersebut

2013 Pendidikan Pancasila


9 Rusmulyadi, M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
menjadi asing dengan dirinya sendiri. Mereka kehilangan jati diri yang sebenarnya
sudah jelas tergambar dari nilai-nilai luhur pancasila.

Dalam arus globalisasi saat ini tidak ada lagi batasan-batasan yang jelas
dalam rakyat dan bangsa Indonesia untuk membuka diri terhadap dunia. Hal ini tidak
lepas dari pengaruh sikap bangsa Indonesia yang dengan terbuka menerima
masuknya pengaruh budaya hindu, islam, serta masuknya kaum barat yang akhirnya
melahirkan kolonialisme pada jaman dahulu. Sehingga bukan tidak mungkin apabila
wujud kolonialisme saat ini dapat berupa penguasaan politik dan ekonomi. Meski
tidak berwujud fisik, tetapi penguasaan politik dan ekonomi nasional oleh pihak asing
akan berdampak sama seperti penjajahan pada masa lalu, bahkan akan terasa
semakin luas.

Dalam pergaulan dunia yang semakin global, bangsa yang menutup diri
rapat-rapat dari dunia luar bisa dipastikan akan tertinggal oleh kemajuan zaman dan
kemajuan bangsa-bangsa lain. Maka saat ini konsep pembangunan modern harus
membuat bangsa dan rakyat Indonesia membuka diri. Dalam upaya untuk meletakan
dasar-dasar masyarakat modern, bangsa Indonesia bukan hanya menyerap
masuknya modal, teknologi, ilmu pengetahuan, dan ketrampilan, tetapi juga terbawa
masuk nilai-nilai sosial politik yang berasal dari kebudayaan bangsa lain. Yang
terpenting adalah bagaimana bangsa dan rakyat Indonesia mampu menyaring agar
hanya nilai-nilai kebudayaan yang baik dan sesuai dengan kepribadian bangsa saja
yang terserap. Sebaliknya, nilai-nilai budaya yang tidak sesuai apalagi merusak tata
nilai budaya nasional harus ditolak dengan tegas.

Untuk itu generasi muda harus tetap menjadikan Pancasila sebagai pondasi
moral dan pendidikan di era globalisasi ini, agar nilai nilai pancasila tidak luntur dan
dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan negara yang sesuai
dengan cita cita Pancasila.

2013 Pendidikan Pancasila


10 Rusmulyadi, M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka

1. Ketut Rindjin, Pendidikan Pancasila Untuk Perguruan Tinggi, Jakarta:


Gramedia Pustaka Utama, 2012
2. Syharial Syarbaini, Pendidikan Pancasila, Jakarta: Hartomo Media Pustaka,
2012

3. Winarno, Paradigma Baru: Pendidikan Kewarganegaraan, Jakarta: Bumi


Aksara, 2007.

4. Bunyamin Maftuh, Internalisasi Nilai-Nilai Pancasila dan Nasionalisme Melalui


Pendidikan Kewarganegaraan, Universitas Pendidikan Indonesia.
http://file.upi.edu/Direktori/JURNAL/EDUCATIONIST/Vol._II_No._2- uli_2008/7

5. M.S, Kaelan, Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi.


Paradigma, Yogyakarta., 2002

6. Subiyanto dkk, Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi. Malang. PENERBIT


IKIP MALANG, 1988

2013 Pendidikan Pancasila


11 Rusmulyadi, M.Si.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai