RETARDASI MENTAL
Kelompok A-6
Karina (1102010139)
UNIVERSITAS YARSI
FAKULTAS KEDOKTERAN
RETARDASI MENTAL
Seorang anak perempuan usia 8 tahun, dibawa konsultasi ke seorang psikolog dengan
keluhan kesulitan belajar, terutama belajar membaca dan menulis, dalam berbicara sehari-hari
tak mengalami banyak kesulitan. Klien mampu merawat diri seperti mandi, berpakaian, dan
bab/bak, tetapi dalam ketrampilan akademis ia banyak mendapatkan masalah sehingga ia
terpaksa tinggal kelas, karena nilai rapotnya jauh dibawah rerata kelas. Dari hasil tes psikologik
diperoleh nilai Intellegence Quotien (IQ) 65, yang menunjukkan klien menyandang Redartasi
Mental Ringan. Oleh psikolog klien disarankan untuk mengikuti pendidikan di Sekolah Luar
Biasa (SLB), degan pertimbangan bila di sekolah umum klien akan banyak megalami kesulitan
dalam proses belajarnya.
Dari riwayat kehidupan sosial, klien berasal dari keluarga dengan tingkat sosial ekonomi
rendah, menempati rumah kontrakan yang sempit, ditempati oleh tujuh anggota keluarga.
Sebagai bungsu dari lima bersaudara, klien lebih banyak diasuh kakak perempuan yang paling
tua; kedua orang tua bekerja, ayah buruh kasar dan ibu buruh cuci, sehingga pemberian makan
pada usia balita tidak sesuai dengan kebutuhan nutrisi, padahal usia tersebut adalah periode
penting bagi pertumbuhan terutama sel-sel otak.
Orang tua klien sebetulnya tidak mampu untuk memasukkan anaknya ke SLB berhubung
biayanya yang tidak terjangkau untuk ukuran keluarga klien yang tergolong kaum duafa, tetapi
dengan tekad yang kuat akhirnya keluarga ini mendapat bantuan dari Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM) yang bergerak mengelola Zakat-Infak-Shodaqah (ZIS), akhirnya orang
tua klien memasukkan anaknya ini ke SLB sebagai tanggung jawab dan wujud dilanjutkan
dengan pendidikan ketrampilan, agar klien dapat hidup mandiri, tidak bergantung dengan
orang lain.
Kata-kata sulit
Pertanyaan
Jawaban
Hipotesis
Anak 8 tahun
IQ 65
Retardasi mental
SASARAN BELAJAR
1. Memahami dan Menjelaskan tentang Retardasi Mental
1. Menjelaskan definisi retardasi mental
2. Menjelaskan epidemiologi retardasi mental
3. Menjelaskan etiologi retardasi mental
4. Menjelaskan klasifikasi retardasi mental
5. Menjelaskan manifestasi klinis retardasi mental
6. Menjelaskan diagnosis retardasi mental
6.1. Anamnesis
6.2. Pemeriksaan fisik
6.3. Pemeriksaan penunjang
7. Menjelaskan diagnosis banding retardasi mental
8. Menjelaskan penatalaksanaan retardasi mental
3. Memahami dan Menjelaskan Kewajiban Orang Tua Kepada Anak Menurut Ajaran Agama
Islam
The american Association Deficiency (AAMD) dan Diagnostic and Statistical Manual of Mental
Disorders edisi keempat (DSM-IV) mendefinisikan retardasi mental sebagai fungsi intelektual
keseluruhan yang secara bermakna di bawah rata-rata yang menyebabkan atau berhubungan
dengan gangguan pada perilaku adaktif dan bermanifestasi selama periode perkembangan yaitu
sebelum usia 18 tahun. (Kaplan, 2008)
Retardasi mental adalah kelainan atau kelemahan jiwa dengan inteligensi yang kurang
(subnormal) sejak masa perkembangan (sejak lahir atau sejak masa anak). Biasanya terdapat
perkembangan mental yang kurang secara keseluruhan, tetapi gejala yang utama ialah inteligensi
yang terbelakang. Retardasi mental disebut juga oligofrenia (oligo: kurang atau sedikit dan fren:
jiwa) atau tuna mental.
Gangguan dipengaruhi oleh faktor genetik, lingkungan, dan psikososial. Selama dekade terakhir,
semakin dikenali faktor biologis yang samar-samar, termasuk kelainan kromosom kecil, sindrom
genetika, dan intoksikasi timbul subklinis, dan berbagai pemaparan toksin pranatal.
(Soetjiningsih, 1995)
Menurut World Health Organization (WHO) retardasi mental adalah kemampuan mental yang
tidak mencukupi.
Fungsi intelektual dapat diketahui dengan test fungsi kecerdasan yang dinyatakan sebagai IQ
(Intelengence Quitient)
IQ adalah MA/ CA x 100%
M.A = Mental age, umur mental yang didapat dari hasil test.
C.A = Chronologist age, umur berdasarkan perhitungan tanggal lahir.
Yang dimaksud fungsi intelektual dibawah normal apabila IQ dibawah 70. Anak ini tidak dapat
mengikuti pendidikan sekolah biasa, karena cara berpikirnya yang terlalu sederhana, daya
tangkap dan daya ingatnya lemah, demikian pula dengan pengertian bahasa dan berhitungnya
juga sangat lemah.
WHO
Carter CH
Retardasi mental yaitu suatu kondisi yang ditandai oleh intelegensi yang rendah yang
menyebabkan ketidak mampuan individu untuk belajar dan beradaptasi terhadap tuntutan
masyarakat atas kemampuan yang di anggap normal.
Crocker AC
Retardasi mental yaitu apabila jelas terdapat fungsi intelegensi yang rendah,yang di sertai adanya
kendala dalam penyesuaian perilaku,dan gejalanya timbul pada masa perkembangan.
Melly Budhiman
Fungsi intelektual dapat diketahui dengan test fungsi kecerdasan atau IQ(Intelegence Quotient).
Yang dimaksud dengan intulektual di bawah normal,yaitu apabila IQ dibawah 70.Anak ini tidak
dapat mengikuti pendidikan sekolah biasa, karena cara berpikirnya yang terlalu sederhana,daya
tangkap dan daya ingatnya lemah,demikian pula dengan pengertian bahasa dan berhitungnya
juga sangat lemah.
Sedangkan yang dimaksud dengan perilaku adaptif sosial adalah kemampuan seseorang untuk
mandiri,menyesuaikan diri dan mempunyai tanggung jawab sosial yang sesuai dengan kelompok
Gejala harus tersebut harus timbul pada masa perkembangan, yaitu dibawah umur 18 tahun.
Karena kalau gejala tersebut timbul setelah umur 18 tahun,bukan lagi disebut retardasi mental
tetapi penyakit lain sesuai dengan gejala klinisnya.
1. Non- organik
Faktor sosiokultural
Penelantaran anak
2. Organik
Disfungsi plasenta
Toksemia gravidarum
Ibu malnutrisi
Sangat prematur
Asfiksia neonatorum
Meningitis
Metabolik
Gizi buruk
Infeksi
Nilai IQ
Superior 120-129
Rata-rata 90-110
Yang disebut retardasi mental apabila IQ dibawah 70, retardasi mental tipe ringan masih mampu
didik, retardasi mental sedang mampu latih, sedangkan retardasi mental tipe berat dan sangat
berat memerlukan pengawasan dan bimbingan seumur hidupnya.
a) Tipe klinik
Tipe ini mudah dideteksi sejak dini, karena kelainan fisis maupun mentalnya cukup berat.
Penyebab sering kelainan organik. Kebanyakan anak ini perlu perawatan yang terus
menerus da kelainan ini dapat terjadi pada kelas sosial tinggi ataupun rendah. Orang tua
dar si anak yang menderiita retardasi mental tipe ini cepat mencari pertolongan karena
mereka melihat sendiri kelainan pada anaknya.
b) Tipe sosialbudaya
Biasanya baru diketahui setelah anak masuk sekolah dan ternyata tidak dapat mengikuti
pelajaran. Penampilannya seperti anak normal, sehingga disebut juga retardasi enam jam.
Karena begitu mereka keluar sekolah, mereka dapat bermain seperti anak-anak yang
normal lainnya. Tipe ini kebanyakan berasal dari golongan sosial ekonomi rendah. Orang
tua dari anak tipe ini tidak melihat adanya kelainan pada anaknya, mereka mengetahui
kalau anaknya retardasi dari gurunya atau dari psikolog, karena anaknya gagal beberapa
kali tidak naik kelas. Pada umumnya anak tipe ini mempunyai taraf IQ golongan
borderline dan retardasi mental ringan.
(sumber : Soetjiningsih.(1995) Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC)
Retardasi Mental termasuk kelemahan atau ketidakmampuan kognitif yang muncul pada masa
kanak-kanak (sebelum usia 18 tahun) yang ditandai dengan fungsi kecerdasan di bawah normal
(IQ 70-75 atau kurang) dan disertai keterbatasan-keterbatasan sedikitnya dua area fungsi adaptif
yaitu berbicara dan berbahasa, ketrampilan merawat diri, ketrampilan sosial, penggunaan sarana
prasarana komunitas, bekerja.
Pada Retardasi Mental terjadi kerusakan muskuloskeletal. Kerusakan neurologis meliputi
kerusakan otak, kelainan kongenital dan mikrosefal. Sedangkan kerusakan muskuloskeletal
meliputi anomali ekstremitas konganital, masukan kalori/nutrisi tidak mencukupi, distorsi
muskular. Kerusakan neurologis dan kerusakan muskuloskeletal akan menyebabkan terjadinya
kurang kesadaran tentang bahaya dan kerusakan fungsi motorik dari otot sehingga akan muncul
berbagai masalah dalam keperawatan. ( Depkes, 2005)
Dibawah ini beberapa kelaianan fisik dan gejala yang sering disertai retardasi mental, yaitu :
2. Kejang
a. Kejang umum tonik klonik
Defisiensi glikogen sinthesa
Hipersilinemia
Hipoglikemia, terutama yang disertai glikogen storage disease I, III, IV, dan VI
Phenyl ketonuria
Sindrom malabsobrsi methionin, dll.
b. Kejang pada masa neonatal
Arginosuccinic asiduria
Hiperammonemia I dan II
Laktik asidosis, dll.
3. Kelainan kulit
a. Bintik caf-au-lait
Atakasia-telengiektasia
Sindrom bloom
Neurofibromatosis
Tuberous selerosis
4. Kelainan rambut
a. Rambut rontok
Familial laktik asidosis dengan Necrotizing ensefalopati
b. Rambut cepat memutih
Atrofi progresif serebral hemisfer
Ataksia telangiektasia
Sindrom malabsorbsi methionin
c. Rambut halus
Hipotiroid
Malnutrisi
5. Kepala
a. Mikrosefali
b. Makrosefali
Hidrosefalus
Neuropolisakaridase
Efusi subdural
6. Perawakan pendek
a. Kretin
b. Sindrom Prader-Willi
7. Distonia
a. Sindrom Hallervorden-Spaz
(Kaplan, 2008)
Pedoman Diagnosis
Penilaian tingkat kecerdasan harus berdasarkan semua informasi yang tersedia, termasuk temuan
klinis, perilaku adaptif (yang dinilai dalam kaitan dengan latar belakang budayanya) dan hasil tes
psikometrik.
Untuk diagnosis yang pasti, harus ada penurunan tingkat kecerdasan yang mengakibatkan
berkurangnya kemampuan adaptasi terhadap tuntutan dari lingkungan social biasa sehari-hari.
Gangguan jiwa dan fisik yang menyerta retardasi mental, mempunyai pengaruh besar pada
gambaran klinis dan penggunaan dari semua keterampilannya.
Penilaian diagnostik adalah terhadap kemampuan umum (global ability) bukan terhadap suatu
area tertentu yang spesifik dari hendaya atau keterampilan.
Bila menggunakan tes IQ baku yang tepat, maka IQ berkisar antara 50-69. Pemahaman dan
penggunaan bahasa cenderung terlambat pada berbagai tingkat, dan masalah kemampuan berbicara yang
mempengaruhi perkembangan kemandirian dapat menetap sampai dewasa. Walaupun mengalami
keterlambatan dalam kemampuan berbicara untuk keperluan sehari-hari. Kebanyakan juga dapat mandiri
penuh dalam merawat diri sendiri dan mencapai keterampilan praktis dan keterampilan rumah tangga,
walaupun tingkat perkembangannya agak lambat daripada normal.
Kesulitan utama biasanya tampak dalam pekerjaan sekolah yang bersifat akademik, dan banyak
masalah khusus dalam membaca dan menulis. Etiologi organik hanya dapat diidentifikasi pada sebagian
kecil penderita. Keadaan lain yang menyerta seperti autism, gangguan perkembangan lain, epilepsy,
gangguan tingkah laku atau disabilitas fisik dapat ditemukan dalam berbagai proporsi. Bila terdapat
gangguan demikian, maka harus diberi kode diagnosis tersendiri.
IQ biasanya berada dalam rentang 35-49. Umumnya ada profil kesenjangan (discrepancy) dari
kempuan, beberapa dapat mencapai tingkat yang lebih tinggi dalam keterampilan visuo-spasial daripada
tugas-tugas yang tergantung pada bahasa, sedangkan yang lainnya sangat canggung namun dapat
mengadakan interaksi social dan percakapan sederhana.
Tingkat perkembangan bahasa bervariasi : ada yang dapat mengikuti percakapan sederhana,
sedangkan yang lain hanya dapat berkomunikasi seadanya untuk kebutuhan dasar mereka. Suatu etiologi
organic dapat diidentifikasi pada kebanyakan penyandang retardasi mental sedang. Autisme masa kanaka
tau gangguan perkembangan pervasive lainnya terdapat pada sebagian kecil kasus, dan mempunyai
pengaruh besar pada gambaran klinis dan tipe penatalaksanaan yang dibutuhkan. Epilepsy, disabilitas
neurologic dan fisik juga lazim ditemukan meskipun kebanyakan penyandang retardasi mental sedang
mampu berjalan tanpa bantuan. Kadang-kadang didapatkan gangguan jiwa lain, tetapi karena tingkat
perkembangan bahasanya yang terbatas sehingga sulit menegakan diagnosis dan harus tergantung dari
informasi yang diperoleh dari orang lain yang mengenalnya. Setiap gangguan penyerta harus diberi kode
diagnosis tersendiri.
IQ biasanya berada dalam rentang 20 sampai 34. Pada umumnya mirip dengan retardasi mental
sedang dalam hal : gambaran klinis, terdapatnya etiologi organic, kondisi yang menyertai dan tingkat
prestasi ysng rendah.
Kebanyakan penyandang retardasi mental berat menderita gangguan motorik yang mencolok atau
deficit lain yang menyertainya, menunjukkan adanya kerusakan atau penyimpangan perkembangan yang
bermakna secara klinis dari sususan saraf pusat.
IQ biasanya dibawah 20. Pemahaman dan pengguanaan bahasa terbatas, hanya mengerti perintah
dasar dan mengajukan permohonan sederhana. Keterampilan visio-spasial yang paling dasar dan
sederhana tentang memilih dan mencocokan mungkin dapat dicapainya, dan dengan pengawasan dan
petunjuk yang tepat penderita mungkin dapat sedikit ikut melakukan tugas praktis danrumah tangga.
Suatu etiologi organik dapat diidentifikasikan pada sebagian besar kasus. Biasanya ada diabilitas
yang mempengaruhi mobilitas, seperti epilepsy dan hendaya daya lihat dan daya dengar. Sering ada
gangguan perkembangan pervasive dalam bentuk sangat berat khususnya autism yang tidak khas (atypical
autism) terutama pada penderita yang dapat bergerak.
Kategori ini hanya digunakan bila penilaiandari tinggat retardasi mental dengan memakai
prosedur biasa sangat sulit atau tidak mungkin dilakukan karena adanya gangguan sensorik atau fisik,
misalnya buta, bisu tuli, dan penderita yang perilakunya terganggu berat atau fisiknya tidak mampu.
2) Gangguan terhadap fungsi adaptif paling sedikit 2 misalnya komunikasi, kemampuan menolong
diri sendiri, berumah tangga, sosial, pekerjaan, kesehatan dan keamanan.
Untuk mengenal anak kecil dengan kemungkinan retardasi mental melalui pengawasan
perkembangan rutin dalam perawatan pediatri perlu adanya laporan orangtua mengenai kemampuan dan
perilaku khas anak dalam hubungannya dengan prosedur skrining merupakan sumber informasi yang
penting dan saling melengkapi. Diagnosis retardasi mental memerlukan konfirmasi fungsi intelektual
umum secara bermakna ada dibawah rata-rata yaitu skor standar 70-75 atau kurang). Suatu riwayat
penyakit dan wawancara psikiatrik adalah berguna untuk mendapatkan gambaran longitudinal
perkembangan dan fungsi anak dan pemeriksaan stigma fisik, kelainan neurologis, dan tes laboratorium
dapat untuk memastikan penyebab dan prognosis.
Memiliki gangguan atau kekurangan untuk anak seusianya setidaknya 2 dari area-area berikut:
Komunikasi
Perawatan diri
Kehidupan rumah
Kemampuan social
Pengarahan diri
Fungsi akademis
Rekreasi
Kerja
Setelah diagnosis psikometri retardasi mental dikonfirmasikan, diperlukan evaluasi medis yang
menyuluruh untuk melengkapi proses penilaian.
Riwayat Penyakit
Riwayat penyakit paling sering didapatkan dari orangtua atau pengasuh, dengan perhatian khusus
pada kehamilan ibu, persalinan dan kelahiran, adanya riwayat keluarga retardasi mental, hubungan darah
Wawancara Psikiatrik
Dua faktor memiliki kepentingan yang sangat tinggi jika mewawancarai pasien, sikap
pewawancara dan cara berkomunikasi dengan pasien. Pewawancara tidak boleh diatur oleh usia mental
pasien, seakan akan tidak dapat sepenuhnya mengkarakterisasi orang. Orang dewasa yang mengalami
retardasi ringan dengan usia mental 10 bukan merupakan seorang anak dengan usia 10 tahun. Jika
diperlakukan seakan akan mereka adalah seorang anak , beberapa orang merasa terhina, marah dan
tidak mau bekerja sama . sebaliknya orang yang pasif dan tergantung mungkin mempertahankan peranan
anak yang mereka kira diharapkan dari mereka. Pada kedua kasus tidak ada data diagnostik sah yang
diperoleh.
Kemampuan verbal pasien, termasuk bahasa reseptif dan ekspresif harus dinilai sesegera
mungkin dengan mengobservasi komunikasi verbal dan nonverbal antara pengasuh dan pasien dan dari
riwayat penyakit. Jika psien menggunakan bahasa isyarat, pengasuh harus tetap tinggal selama
wawancara selama penterjemah.
Orang teretardasi memiliki pengalaman kegagalan seumur hidup dalam berbagai bidang dan
mereka mungkin memiliki kecemasan sebelum menjumpai pewawancara. Pewawancadan pengasuh harus
berusaha untuk memberikan pasien tersebut suatu penjelasan yang jelas suportif dan konkret tentang
proses diagnostic. Dukungan dan pujian harus diberikan dalam bahasa yang sesuai dengan usia dan
pengertian paisen.
Pemeriksaan Fisik
Berbagai bagian tubuh mungkin memiliki karakterikstik tertentu yang sering ditemukan pada
orang retardasi mental dan memiliki penyebab prenatal. Sebagai contoh, konfigurasi dan ukuran kepala
meberikan petunjuk terhadap berbagai kondisi seperti mikrosefali, hidrosefalus dan sindrom down. Wajah
pasien mungkin memiliki beberapa stigmata retardasi mental yang sangat mempermudah diagnosis.
Pemeriksaan fisik dan evaluasi laboratorium seringkali mengarah pada identifikasi faktor-faktor tertentu
yang turut menimbulkan retardasi mental. Formula diagnostic menyeluruh menonjolkan faktor-faktor
yang turut menyebabkan dan bertanggung jawab dalam penanganan tertentu (misalnya hipotiroidisme
atau beban timah hitam berlebihan), menunjukan masalah terkait yang memerlukan intervensi atau
pengawasan terus menerus (misalnya gangguan kejang-kejang atau sensoris) dan memberikan data yang
komperhensif yang dapat menginformasikan keputusan manajemen terus menerus. Pada kasus kasus yang
tidak ditemukan bukti gangguan sistem saraf pusat tertentu , riwayat kecacatan atau masalah lingkungan
yang tidak dapat diidentifikasi, retardasi mental tersebut dianggap sebagai akibat pengaruh congenital
yang belum diketahui terhadap perkembangan otak.
Tanda-tanda fisik atipik yang dapat dihubungkan dengan bertambahnya insidensi retardasi mental :
Keriting ganda
2. Mata
Mikroftalmia
Hipertelorisme
Hipotelorisme
Bintik-bintik brushfield
Nismagmus
3. Telinga
4. Hidung
5. Wajah
6. Mulut
Mikrokranium
Makrokranium
8. Tangan
Klinodaktili
Kelainan kuku
9. Kaki
Garis kulit mengarah dari sudut jari kaki pertama dan kedua, terlihat dalam kelainan
dermatoglifik
10. Genitalia
Mikropenis
Testis besar
11. Kulit
Bintik-bintik caf-au-lait
Nervus depigmentasi
12. Gigi
Kelainan odontogenesis
Pemeriksaan Neurologis
Gangguan sensorik sering terjadi pada orang retardasi mental. Sampai 10% mengalami gangguan
pendengaran pada suatu tingkat yang 4x lebih tinggi dibandingkan populasi normal. Gangguan kejang
terjadi pada kira-kira 10% dari semua orang retardasi mental dan pada sepertiga orang dengan retardasi
mental berat.
Jika ditemukan abnormalitas neurologis, insidensi dan keparahannya biasanya meningkat dalam
proporsi dengan derajat retardasi. Tetapi banyak anak teretardasi parah tidak memiliki kelainan
neurologis. Sebaliknya kira-kira 25% dari semua anak dengan palsi serebral memiliki kecerdasan normal.
Gangguan dalam bidang motorik dimanifestasikan oleh kelainan pada tonus otot (spastisitas atau
hipotonia), hiperefleksia, dan gerakan involunter. Derajan kecacatan yang lebih kecil ditemukan dalam
kelambanan dan koordinasi yang buruk.
Pemeriksaan sinar X tengkorak biasanya dilakukan secara betahap tetapi pemeriksaan iluminasi
hanya pada kondisi relative jarang, seperti kraniosinostosi, hidrosefalus dan gangguan lain yang
menyebabkan klasifikasi intracranial. Pemeriksaan tomografi computer (CT) dan pencitraan resonansi
magnetic (MRI) telah menjadi alat yang penting untuk mengetahui patologi ssp yang berhubungan
dengan retardasi mental. Sebuah EEG (elektroensefalogram) sebaiknya diinterpretasikan dengan berhati-
hati pada kasus retardasi mental. Kekecualian adalah paisen dengan hipsaritmia dan kejang grand mal,
dimana EEG mungkin menegakkan diagnosis dan meyarankan terapi.
Tes Laboraturium
Tes laboratorium yang digunakan adalah pemeriksaan urin dan darah untuk mencari gangguan
metabolik. Kelainan enzim pada gangguan kromosom, terutama sindrom down menjadi alat diagnosis yag
berguna. Penentuan karyotip dalam lab genetic diindikasikan bilamana dicurigai adanya gangguan
kromosom.
Amnionsentesis, dimana sejumlah kecil cairan amnion diambil secara transabdominal antara usia
kehamilan 14 dan16 minggu telah berguna dalam mendiagnosis berbagai kelainan kromosom bayi
terutama sindrom down.
Pengambilan vili korialis (CVS) adalah teknik skrining yang baru untuk menentukan kelainan janin. Cara
ini dilakukan pada usia kehamilan 8 dan 10 minggu, yang 6 minggu lebih awal dibandingkan
amniosentesis.
Pemeriksaan Pendengaran
Pemeriksaan Psikologis
Tes psikologis silakukan oleh ahli psikologi yang berpengalaman, adalah bagian standar dari
pemeriksaan retardasi mental. Tes Gesell, bayley dan Cattell adalah tes yang paling sering digunakan
untuk bayi. Untuk anak-anak Stanford Binet dan Wechsler intelegence Scale for children Resvised adalah
tes yang paling sering digunakan dinegara ini.
4. Penyakit fisik yang kronisKesulitan belajar (diagnosis banding untuk retardasi mental yang
ringan)
(Depkes, 2009)
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik digunakan untuk mengungkapkan penyebab lain dari gangguan bahasa dan
bicara. Perlu diperhatikan ada tidaknya mikrosefali, anomali telinga luar, otitis media yang
berulang, sindrom William (facies Elfin, perawakan pendek, kelainan jantung, langkah yang
tidak mantap), celah palatum, dan lain-lain. Gangguan oromotor dapat diperiksa dengan
menyuruh anak menirukan gerakan mengunyah, menjulurkan lidah, dan mengulang suku kata pa,
ta, pata, pataka. (Depkes, 2007)
2 Bulan 36.5 42 36 41
3 Bulan 38 - 43.5 37 42
5 Bulan 40.5 45 39 - 45
6 Bulan 41 46 40 - 46
7 Bulan 42 47 41 - 47
16 Bulan 46.25 51 45 - 50
17 Bulan 46.25 51 45 - 50
18 Bulan 46.25 51 45 - 50
24 Bulan 47 52 45.75 - 51
3 Tahun 48 53 46.5 - 52
6 Tahun 49 54 48 - 53
Berbagai bagian tubuh mungkin memiliki karakteristik tertentu yang sering ditemukan pada
pasien retardasi mental dan memiliki penyebab pranatal.
*Kepala : Mikro/makrosepali, plagiosepali (bentuk kepala tidak simetris).
*Rambut : Pusar ganda, rambut jarang/tidak ada, halus, mudah putus dan cepat berubah.
*Mata : mikroftalmia, juling, nistagmus.
*Hidung : jembatan/punggung hidung mendatar, ukuran kecil, cuping melengkung ke atas.
*Mulut : bentuk V yang terbalik dari bibir atas, langit-langit lebar/melengkung tinggi.
*Geligi : odontogenesis yang tidak normal.
*Telinga : keduanya letak rendah atau bentuknya aneh.
*Muka : panjang filtrum yang bertambah, hipoplasia.
*Leher : pendek; tidak mempunyai kemampuan gerak sempurna.
4. Timpanometri, digunakan untuk mengukur kelenturan membrana timpani dan system osikular.
Selain tes audiometri, bisa juga digunakan tes intelegensi. Paling dikenal yaitu skala Wechsler,
yang menyajikan 3 skor intelegen, yaitu IQ verbal, IQ performance, dan IQ gabungan.
*Skala intelegensi Wechsler untuk anak II: penyelesaian susunan gambar. Tes ini terdiri dari satu
set gambar-gambar objek yang umum, seperti gambar pemandangan. Salah satu bagian yang
penting dihilangkan dan anak diminta untuk mengidentifikasi. Respon dinilai sebagai benar atau
salah.
*Skala intelegensi Wechsler untuk anakIII: mendesain balok. Anak diberikan pola bangunan dua
dimensi dan kemudian diminta untuk membuat replikanya menggunakan kubus dua warna.
Respon dinilai sebagai benar atau salah. (Depkes, 2005)
5. Tes Laboratorium
Pada tes laboratorium retardasi mental yang digunakan adalah pemeriksaan urin dan darah
untuk mencari gangguan actorti. Kelainan enzim pada gangguan kromosom, terutama sindrom
down.
Amniosentesis yaitu pengambilan cairan actort dari ruang amnion secara trans-abdominal
antara usia kehamilan 14 dan 16 minggu, digunakan untuk kelainan kromosom bayi terutama
sindrom Down. Sel cairan amnion, yang terbanyak berasal dari janin, dibiakkan untuk
pemeriksaan sitogenetik dan biokimiawi. Amniosentesis dianjurkan untuk semua wanita hamil di
atas usia 35 tahun.
Pengambilan sampel vili korionik (CVS;chorionic villi sampling) adalah tehnik skrining
yang baru untuk menentukan kelainan janin. Cara ini dilakukakn pada usia kehamilan 8 dan 10
minggu, yang 6 minggu lebih awal dibandingkan amniosentesis. Hasilnya tersedia dalam waktu
yang singkat (beberapa jam/hari), jika kehamilan abnormal, keputusan untuk mengakhiri
kehamilan dapat dilakukakan dalam trimester pertama. (Soetjiningsih, 1995)
6.Pemeriksaan Psikologis
Dilakukan oleh ahli psikologi yang berpengalaman. Tes Gesell, Bayley, dan Cattell adalah tes
yang sering digunakan untuk bayi. Tes Bender Gestalt dan Benton Visual Retention test juga
digunakan untuk anak retardasi mental. Disamping itu, pemeriksaan psikologi harus menilai
kemampuan actortic, motorik, actortic, dan kognitif. Informasi tentang actor motivasional,
emosional, dan interpersonal juga penting.
Diagnosis banding retardasi mental
*Anak-anak dari keluarga yang sangat melarat dengan deprivasi rangsangan yang berat (retardasi
mental ini reversibel bila diberi rangsangan yang baik secara dini). Kadang-kadang anak dengan
gangguan pendengaran atau penglihatan dikira menderita retardasi mental. Mungkin juga
gangguan bicara dan cerebral palsy membuat anak kelihatan terbelakang, biarpun
intelegensianya normal. Gangguan emosi dapat menghambat kemampuan belajar sehingga dikira
anak itu bodoh. early infantile dan skizofrenia anak juga sering menunjukkan gejala yang
mirip retardasi mental. (Soetjiningsih, 1995)
Tujuan pengobatan yang utama adalah mengembangkan potensi anak semaksimal mungkin,
sedini mungkin diberikan pendidikan dan pelatihan khusus, yang meliputi pendidikan dan
pelatihan kemampuan sosial untuk membantu anak berfungsi senormal mungkin.
Pendekatan perilaku sangat penting dalam memahami dan bekerja sama dengan anak retardasi
mental.
*Perlu melibatkan psikolog untuk menilai perkembangan mental anak terutama kemampuan
kognitifnya, dokter anak untuk memeriksa perkembangan fisiknya, menganalisis penyebab dan
mengobati penyakit atau kelainan yang mungkin ada. Juga kehadiran dari pekerja sosial kadang
diperlukan untuk menilai situasi keluarganya. Atas dasar itu maka dibuatlah strategi terapi.
*Psikiater bila anak menunjukkan kelainan tingkah laku atau bila orang tuanya membutuhkan
dukungan terapi keluarga. Ahli rehabilitasi medis bila diperlukan untuk merangsang
perkembangan motorik dan sensoriknya. Ahli terapi wicara untuk memperbaiki gangguan
Pencegahan sekunder
Meliputi diagnosa dan pengobatan dini peradangan otak, perdarahan subdural, kraniostenosis
(sutura tengkorak menutup terlalu cepat, dapat dibuka dengan kraniotomi; pada mikrosefali yang
kogenital, operasi tidak menolong). Penyakit metabolik dan endokrin yang menurun seperti
Phenil Keton Uria (PKU), hipertiroidisme bisa diobati secara efektif pada stadium dini.
Pencegahan tersier
Meliputi pendidikan pasien atau latihan khusus, disalurkan ke Sekolah Luar Biasa (SLB) yang
sesuai. Bagi yang gelisah, hiperaktif atau destruktif dapat diberi: Methylphenidate diberi pagi
hari dengan dosis tergantung berat badan dan dimulai dengan dosis yang rendah sampai
mencapai dosis maksimum 20mg/hari (1x per hari). Bila ada gejala kejang, diberi obat anti
kejang. Konseling untuk orang tua. (Soetjiningsih, 1995)
Konseling kepada orang tua dilakukan secara fleksibel dan pragmatis dengan tujuan antara lain
membantu mereka dalam mengatasi frustrasi oleh karena mempunyai anak dengan retardasi
mental. Orang tua sering menghendaki anak diberi obat, oleh karena itu dapat diberi penerangan
bahwa sampai sekarang belum ada obat yang dapat membuat anak menjadi pandai, hanya ada
obat yang dapat membantu pertukaran zat (metabolisme) sel-sel otak.
Retardasi mental yang diketahui penyakit dasarnya, biasanya prognosisnya lebih baik. Tetapi
pada umumnya sukar untuk menemukan penyakit dasarnya. Anak dengan retardasi mental ringan
dengan kesehatan yang baik tanpa penyakit kardiorespirasi, pada umumnya umur harapan
hidupnya sama dengan orang yang normal. Tetapi sebaliknya pada retardasi mental yang berat
dengan masalah kesehatan dan gizi, sering meninggal pada usia muda. (
Kecepatan pertumbuhan anak melambat setelah tahun pertama kehidupan. Pada umur
setahun berat badan anak menjadi 3 kali BB lahir, tetapi pada umur 2 tahun BB anak hanya 4 kali
BB lahir. Panjang badan anak bertambah 50% pada umur setahun, namun panjang badan lahir
baru tercapai pada umur 4 tahun. Pada anak yang baru sembuh dari suatu penyakit atau anak
mengalami kekurangan gizi akan mengalami pertumbuhan yang lambat.
Anak membutuhkan nutrien yang lebih banyak untuk pertumbuhan tulang, gigi, otot dan
darah. Anak mempunyai risiko mengalami malnutrisi apabila anak terlalu lama nafsu makannya
buruk, asupan makanan yang terbatas atau makanan yang terlalu encer. Energi dibutuhkan oleh
anak untuk keperluan metabolisme basal, pertumbuhan dan aktifitas. Komposisi makanan pada
masa ini dianjurkan terdiri dari 60-70% karbohidrat, 10-15% protein dan 25-30% lemak. Dalam
menghitung kebutuhan energi pada anak normal lebih baik berdasarkan kebutuhan energi per kg
BB dan jenis kelamin anak.Anak umur 1 3 tahun mempunyai risiko mengalami anemia
defisiensi besi. Keadaan ini disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan zat besi pada masa
pertumbuhan, dan akibat dari diet anak yang tidak cukup mengandung energi. Kalsium
dibutuhkan untuk mineralisasi tulang dan mempertahankan pertumbuhan tulang. Kebutuhan
kalsium tergantung pada kemampuan absorpsi dan faktor diet seperti jumlah protein, vitamin D
dan fosfor. Vitamin D diperlukan untuk absorpsi kalsium dan deposisi kalsium di tulang.
b. Berat Badan
SKENARIO 3 RETARDASI MENTAL A-6
Berat badan merupakan salah satu ukuran yang memberikan gambaran massa jaringan,
termasuk cairan tubuh. Berat badan sangat peka terhadap perubahan yang mendadak baik karena
penyakit infeksi maupun konsumsi makanan yang menurun. Berat badan ini dinyatakan dalam
bentuk indeks BB/U (Berat Badan menurut Umur) atau melakukan penilaian dengam melihat
perubahan berat badan pada saat pengukuran dilakukan, yang dalam penggunaannya
memberikan gambaran keadaan kini. Berat badan paling banyak digunakan karena hanya
memerlukan satu pengukuran, hanya saja tergantung pada ketetapan umur, tetapi kurang dapat
menggambarkan kecenderungan perubahan situasi gizi dari waktu ke waktu (Depkes, 2007).
c. Tinggi Badan
Tinggi badan memberikan gambaran fungsi pertumbuhan yang dilihat dari keadaan kurus
kering dan kecil pendek. Tinggi badan sangat baik untuk melihat keadaan gizi masa lalu terutama
yang berkaitan dengan keadaan berat badan lahir rendah dan kurang gizi pada masa balita.
Tinggi badan dinyatakan dalam bentuk Indeks TB/U (tinggi badan menurut umur), atau juga
indeks BB/TB (Berat Badan menurut Tinggi Badan) jarang dilakukan karena perubahan tinggi
badan yang lambat dan biasanya hanya dilakukan setahun sekali. Keadaan indeks ini pada
umumnya memberikan gambaran keadaan lingkungan yang tidak baik, kemiskinan dan akibat
tidak sehat yang menahun ( Depkes, 2009).
Berat badan dan tinggi badan adalah salah satu parameter penting untuk menentukan status
kesehatan manusia, khususnya yang berhubungan dengan status gizi. Penggunaan Indeks BB/U,
TB/U dan BB/TB merupakan indikator status gizi untuk melihat adanya gangguan fungsi
pertumbuhan dan komposisi tubuh (Soekirman, 2000).
Prinsip Gizi Pada Remaja Dan Dewasa
Masa remaja merupakan saat terjadinya perubahan-perubahan cepat dalam proses
pertumbuhan fisik, kognitif dan psikososial. Pada masa ini terjadi kematangan seksual dan
tercapainya bentuk dewasa karena pematangan fungsi endokrin. Pada saat proses pematangan
fisik, juga terjadi perubahan komposisi tubuh. Periode Adolesensia ditandai dengan pertumbuhan
yang cepat (Growth Spurt) baik tinggi badannnya maupun berat badannya. Pada periode growth
spurt, kebutuhan zat gizi tinggi karena berhubungan dengan besarnya tubuh.
Growth Spurt :
- Anak perempuan : antara 10 dan 12 tahun
- Anak laki-laki : umur 12 sampai 14 tahun.
Permulaan growth spurt pada anak tidak selalu pada umur yang sama melainkan tergantung
individualnya. Pertumbuhan yang cepat biasanya diiringi oleh pertumbuhan aktivitas fisik
sehingga kebutuhan zat gizi akan naik pula. Penelitian membuktikan bahwa apabila manusia
sudah mencapai usia lebih dari 20 tahun, maka pertumbuhan tubuhnya sama sekali sudah
Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kecukupan gizi sangat
diperlukan oleh setiap individu, sejak dalam kandungan, bayi, anak-anak, masa remaja, hingga
usia lanjut. Zat besi merupakan salah satu komponen gizi mikro yang memiliki peranan penting
dalam proses tumbuh kembang khususnya pada anak. (Soekirman, 2000)
Kecerdasan, keterampilan, dan perkembangan mental balita tidak lepas dari pertumbuhan dan
perkembangan sel-sel otak. Agar otak anak berkembang optimal, harus memenuhi aneka zat gizi
yang diperlukan. Apalagi, ilmu pengetahuan mengajarkan bahwa otak terus tumbuh hingga anak
berusia dua tahun. Artinya, pada masa emas itulah, balita harus mengonsumsi makanan bergizi
lengkap dan seimbang, terutama untuk perkembangan otaknya.
Aneka zat gizi yang berperan penting bagi perkembangan otak, diantaranya adalah kelompok
asam lemak tak jenuh, kalori dan protein, zat besi, kelompok vitamin B, dan seng (Zn).
3. Zat besi
Zat besi berperan besar dalam pembentukan sel-sel baru, termasuk otak, di mana mengangkut
dan mendistribusikan O2 paru-paru ke seluruh tubuh. Serta berperan dalam pembentukan eritrosit
di dalam sumsum tulang belakang. Sistem imun yang berfungsi dengan baik adalah tanda
cukupnya zat besi dalam tubuh. Sumber-sumbernya adalah hati, daging merah, ikan, telur,
serealia, dan sayuran berwarna hijau tua.
4. Kelompok vitamin B
Berbagai jenis vitamin B sangat besar peranannya dalam perkembangan otak anak, yaitu B1, B3,
B6, dan B12.
Vitamin B1 melindungi sel-sel saraf dalam jaringan sel pusat, B3 menjaga keseimbangan kerja
sel-sel saraf, B6 berperan dalam proses pembentukan eritrosit, serta membantu tubuh dalam
proses penyerapan karbohidrat, protein, dan lemak; B12 berperan dalam membentuk senyawa
kimia yang mendukung pertumbuhan dan fungsi sel saraf dan pertumbuhan tulang belakang,
serta mencegah kerusakan saraf dan meningkatkan daya ingat. Bersama zat besi, vitamin B12 jga
membantu pembentukan eritrosit. Sumber vitamin B adalah serealia, kacang-kacangan, biji-
bijian, ikan, ayam, daging tanpa lemak, produk olahan susu, dan sayuran berwarna hijau.
1. Seng (Zn)
Seng berfungsi membantu otak dalam mengantar informasi genetik dalam sel. Selain itu, seng
juga bertugas membantu proses pembentukan sel-sel tubuh, termasuk otak. Kekurangan seng
dapat berpengaruh terhadap perkembangan kecedasan anak dan gangguan fungsi otak. Seng
banyak terdapat dalam daging, hati, ayam, seafood, susu, biji-bijian, dan kacang-kacangan.
(Hurlock, 2007)
Protein Menyediakan asam amino untuk pertumbuhan dan Susu, telur, daging,
perbaikan jaringan kacang-kacangan, padi-
Menjaga keseimbangan osmotik padian
Membentuk hemoglobin, nukleoprotein,
glikoprotein, lipoprotein, enzim, dan antibodi
Karbohidrat Sebagai sumber energi Susu, padi-padian,
Membentuk glikogen dan lemak buah, sirup, tepung,
Membantu pembentukan asam amino sayuran
Lemak Sebagai sumber cadangan energi Susu, mentega, telur,
Melindungi pembuluh darah, saraf, dan organ- daging, ikan, minyak
organ tubuh sayur
Melindungi tubuh dari perubahan suhu luar
Membantu penyerapan vitamin A, D, E, dan K
Memperlambat proses pengosongan lambung
(Nelson, 1999)
(Nelson, 1999)
(Nelson, 1999)
Periode emas. Proses perkembangan otak anak terdiri dari serangkaian tahapan yang telah
dimulai sejak di dalam kandungan. Tepatnya, ketika kehamilan memasuki trimester ke-3.
Tahapan itu berlanjut setelah anak lahir dan perkembangan yang berlangsung hingga usia 2 tahun
merupakan periode emas atau periode pacu tumbuh otak.
*Pada usia 6 bulan, perkembangan otak anak mencapai 50%.
*Pada umur 2 tahun melonjak hingga 75%.
Faktor genetik hanya berperan 30-40% dalam menentukan perkembangan otak dan tingkat
kecerdasan anak. Selebihnya, yang berperan adalah faktor lingkungan, pemenuhan kebutuhan
berbagai zat gizi yang diperlukan untuk menunjang proses perkembangan otak anak.
DHA merupakan bahan baku pembentuk 60% asam lemak esensial otak, yang memiliki fungsi
penting, yaitu membentuk sel-sel saraf otak, melindungi serabut saraf otak, dan memelihara
fungsi otak serta indera penglihatan (terutama retina).
Dari berbagai kajian ilmiah menunjukkan bahwa kekurangan zat besi dapat menimbulkan
gangguan pertumbuhan serta sel otak. Kekurangan kadar Hb dalam darah dapat menimbulkan
gejala lesu, lemah, letih, lalai dan cepat capai. Akibatnya dapat menurunkan prestasi belajar,
olahraga dan produktifitas kerja serta menurunkan daya tahan tubuh terhadap penyakit infeksi.
(Moersintowati, 2008)
2.3 Kebutuhan gizi anak remaja
Masa remaja menurut WHO adalah antara 10 24 tahun, sedangkan menurut Monks (1992) masa
remaja berlangsung pada umur 12-21 tahun dengan pembagian masa remaja awal (12-15 tahun),
masa remaja pertengahan (15-18 tahun) dan masa remaja akhir (18-21 tahun).
Faktor yang perlu diperhatikan untuk menentukan kebutuhan energi remaja adalah aktivitas fisik.
Remaja yang aktif dan banyak melakukan olahraga memerlukan asupan energi yang lebih besar
dibandingkan yang kurang aktif.
Angka kecukupan gizi (AKG) energi untuk remaja dan dewasa muda perempuan 2000-2200
kkal, sedangkan untuk laki-laki antara 2400-2800 kkal setiap hari. AKG energi ini dianjurkan
sekitar 60% berasal dari sumber karbohidrat. Makanan sumber karbohidrat adalah: beras, terigu
dan hasil olahannya (mie, spagetti, macaroni), umbi-umbian (ubi jalar, singkong), jagung, gula,
dan lain-lain.
*Protein
Kebutuhan protein meningkat pada masa remaja, karena proses pertumbuhan yang sedang terjadi
dengan cepat. Pada awal masa remaja, kebutuhan protein remaja perempuan lebih tinggi
dibandingkan laki-laki, karena memasuki masa pertumbuhan yang lebih cepat.
Pada akhir masa remaja, kebutuhan protein laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan karena
perbedaan komposisi tubuh. Kecukupan protein bagi remaja 1,5-2,0gr/kgBB/hari. AKG protein
remaja dan dewasa muda adalah 48-62 gr per hari untuk perempuan dan 55-66 gr per hari untuk
laki-laki.
*Kalsium
Kebutuhan kalsium pada masa remaja relatif tinggi karena akselerasi muscular, skeletal/kerangka
dan perkembangan endokrin lebih besar dibandingkan masa anak dan dewasa. Lebih dari 20%
pertumbuhan tinggi badan dan sekitar 50% massa tulang dewasa dicapai pada masa remaja.
AKG kalsium untuk remaja dan dewasa muda adalah 600-700 mg per hari untuk perempuan dan
500-700 mg untuk laki-laki. Sumber kalsium yang paling baik adalah susu dan hasil olahannya.
Sumber kalsium lainnya ikan, kacang-kacangan, sayuran hijau, dan lain-lain.
*Zat Besi
*Seng (Zink)
Seng diperlukan untuk pertumbuhan serta kematangan seksual remaja, terutama untuk remaja
laki-laki. AKG seng adalah 15 mg per hari untuk remaja dan dewasa muda perempuan serta laki-
laki.
*Vitamin
Kebutuhan vitamin juga meningkat selama masa remaja karena pertumbuhan dan perkembangan
cepat yang terjadi. Karena kebutuhan energi meningkat, maka kebutuhan beberapa vitamin pun
meningkat, antara lain yang berperan dalam metabolisme karbohidrat menjadi energi seperti
vitamin B1, B2 dan Niacin. Untuk sintesa DNA dan RNA diperlukan vitamin B6, asam folat dan
vitamin B12, sedangkan untuk pertumbuhan tulang diperlukan vitamin D yang cukup. Dan
vitamin A, C dan E untuk pembentukan dan penggantian sel.
*Kalori
100-120 per kilogram berat badan. Bila berat badan bayi 8 kilogram maka kebutuhannya: 8 x
100 /120 = 800/960 kkal.
*Protein
1,5-2 gram per kilogram berat badan. Bila berat badan bayi 8 kilogram maka kebutuhannya 8 x
1,5/2 = 12/16 : 4 = 3/4 gram.
*Karbohidrat
50-60 persen dari total kebutuhan kalori sehari. Bila kebutuhan kalori sehari 800 kkal, maka
50%-nya = 400 : 4 = 100 gram.
*Lemak
20 persen dari total kalori. Bila kebutuhan kalori sehari 800 kkal, maka 20%-nya = 160 : 40 = 40
gram.
(Soekirman, 2000)
Jika anak sudah berusia di atas 1 tahun, batasi penggunaannya. Konsumsi garam untuk balita
tidak lebih dari 1/6 jumlah maksimum orang dewasa sehari atau kurang dari 1 gram. Porsi makan
anak juga berbeda dengan orang dewasa. Anak membutuhkan makanan sumber energi yang
lengkap gizi dalam jumlah lebih kecil namun sering.
Bahan makanan sumber energi seperti karbohidrat, protein, lemak serta vitamin, mineral dan
serat wajib dikonsumsi anak setiap hari.
*Susu Pertumbuhan
Susu sebagai salah satu sumber kalsium, juga penting dikonsumsi balita. Sedikitnya balita butuh
350 ml/12 oz per hari.
*Asupan makanan sehari untuk anak harus mengandung 10-15% kalori, 20-35% lemak, dan
sisanya karbohidrat. Setiap kg berat badan anak memerlukan asupan energi sebanyak 100 kkal.
*Asupan lemak juga perlu ditingkatkan karena struktur utama pembentuk otak adalah lemak.
Lemak tersebut dapat diperoleh antara lain dari minyak dan margarin.
(Moersintowati, 2008)
Status gizi adalah keadaan kesehatan tubuh seseorang yang diakibatkan oleh konsumsi,
penyerapan dan penggunaan zat gizi makanan. Status ini merupakan tanda-tanda atau
penampilan seseorang akibat keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran zat gizi yang
berasal dari pangan yang dikonsumsi (Sunarti, 2004).
Menurut Supariasa, dkk (2001) menyatakan bahwa status gizi yaitu ekspresi dari keadaan
keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk
variabel tertentu.
1. Penyebab Langsung
Pengukuran status gizi anak sekolah dapat dilakukan dengan indeks antropometri dan
menggunakan Indeks Massa Tubuh Menurut Umur (IMT/U) anak sekolah.
Rumus IMT :
IMT = BB (kg) : (TB (m) x TB (m))
(Soekirman, 2000)
Dalam penelitian status gizi, khususnya untuk keperluan klasifikasi diperlukan ukuran baku
(reference). Pada tahun 2009, Standar Antropometri WHO 2007 diperkenalkan oleh WHO
sebagai standar antopometri untuk anak dan remaja di dunia.
AKG Remaja
(Hurlock, 2007)
Janganlah kamu membunuh anak anakmu karena takut miskin. Kami akan memberikan
rizqi kepadamu dan kepada mereka. ( QS. Al-Anam: 151)
Dari ayat tersebut sangat jelas bahwa orang tua mempunyai kewajiban agar anak tetap bisa
hidup betapapun susahnya kondisi ekonomi orang tua. Ayat itu juga memberi jaminan kepada
kita bahwa Allah saw pasti akan memberikan rizqi baik kepada orang tua maupun sang anak,
asalkan berusaha.
2. Menyusui
Wajib atas seorang ibu menyusui anaknya yang masih kecil, sebagaimana firman Allah
(QS AI Baqarah: 233)
{233}
Artinya: Para ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama 2 tahun penuh, yaitu bagi yang
ingin menyempurnakan penyusuan.
Bayi yang memperoleh ASI akan mempunyai daya kekebalan tubuh yang lebih baik. Seorang
ibu diwajibkan untuk menyusui anaknya sampai 2 tahun penuh, kecuali ada alasan yang dapat
diterima oleh hukum Islam. Menyusui anak sampai dua tahun ini akan menumbuhkan
pengaruh positif terhadap sang anak baik secara fisik maupun secara jiwani.
3. Memberi Nama yang Baik
Berkenaan dengan nama-nama yang bagus untuk anak, Rasulullah saw bersabda,
Sesungguhnya kamu sekalian akan dipanggil pada hari kiamat dengan nama-nama kamu
sekalian, maka perbaguslah nama kalian. (HR.Abu Dawud)
Islam mengajarkan bahwa nama bagi seorang anak adalah sebuah doa. Dengan memberi nama
yang baik, diharapkan anak kita berperilaku baik sesuai dengan namanya.
4. Mengaqiqahkan Anak
Menurut keterangan A. Hasaan aqiqah adalah; menyembelih kambing untuk (bayi) yang baru
lahir, dicukur dan diberi nama anak itu, pada hari ketujuhnya.
Rasulullah s.a.w. bersabda; Tiap-tiap seorang anak tergadai dengan aqiqahnya. Disembelih
(aqiqah) itu buat dia pada hari yang ketujuhnya dan di cukur serta diberi nama dia.
(Diriwayatkan oleh Ahmad dan Imam yang empat dan dishahihkan oleh At Tirmidzy, hadits
dari Samurah ).
5. Mendidik anak
Mendidik anak dengan baik merupakan salah satu sifat seorang ibu muslimah. Dia senantiasa
mendidik anak-anaknya dengan akhlak yang baik, yaitu akhlak Muhammad dan para sahabatnya
yang mulia. Mendidik anak bukanlah (sekedar) kemurahan hati seorang ibu kepada anak-
anaknya, akan tetapi merupakan kewajiban dan fitrah yang diberikan Allah kepada seorang ibu.
Mendidik anak pun tidak terbatas dalam satu perkara saja tanpa perkara lainnya, seperti
mencucikan pakaiannya atau membersihkan badannya saja. Bahkan mendidik anak itu mencakup
perkara yang luas, mengingat anak merupakan generasi penerus yang akan menggantikan kita
yang diharapkan menjadi generasi tangguh yang akan memenuhi bumi ini dengan kekuatan,
hikmah, ilmu, kemuliaan dan kejayaan.
Seorang anak terlahir di atas fitrah, sebagaimana sabda Rasulullah maka sesuatu yang sedikit
saja akan berpengaruh padanya. Dan wanita muslimah adalah orang yang bersegera
menanamkan agama yang mudah ini, serta menanamkan kecintaan tehadap agama ini kepada
anak-anaknya.
6. Memberi makan dan keperluan lainnya
Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara maruf.
Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu
menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warisan pun
berkewajiban demikian. Rasulullah s.a.w. bersabda;
Cukup berdosa orang yang menyia-nyiakan (tanggung jawab) memberi makan keluarganya.
( HR Abu Daud)
1. Memberi rizqi yang thayyib
16. Memberikan kepada anak tempat yang baik dalam hati orang tua
Hilangkanlah rasa benci pada anak apa pun yang mereka lakukan, doakan dia selalu, agar
menjadi anak yang sholeh, santunilah dengan lemah lembut, sabarlah menghadapi perilakunya
yang tidak baik, hadapi segalanya dengan penuh kearifan, jangan mudah membentak apalagi
memukul tanpa alasan, tempatkan dia dengan ikhlas pada hati, belailah dengan penuh kasih
sayang nasehati dengan santun.
Seorang datang kepada Nabi s.a.w. dan bertanya; Ya Rasulullah, apakah hak anakku ini?
Nabi s.a.w. menjawab; Kau memberinya nama yang baik, memberi adab yang baik dan
memberinya kedudukan yang baik (dalam hatimu). ( HR At Tuusy )
18. Menikahkannya
Bila anak telah memasuki usia siap nikah, maka nikahkanlah. Jangan biarkan mereka terus
tersesat dalam belantara kemaksiatan. Doakan dan dorong mereka untuk hidup berkeluarga, tak
perlu menunggu memasuki usia senja.
Bila muncul rasa khawatir tidak mendapat rezeki dan menanggung beban berat kelurga,
Allah berjanji akan menutupinya seiring dengan usaha dan kerja keras yang dilakukannya,
sebagaimana firman-Nya, Kawinkanlah anak-anak kamu (yang belum kawin) dan orang-
orang yang sudah waktunya kawin dari hamba-hambamu yang laki-laki ataupun yang
perempuan. Jika mereka itu orang-orang yang tidak mampu, maka Allah akan memberikan
kekayaan kepada mereka dari anugerah-Nya. (QS. An-Nur:32)
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/001523.htm
http://psychologyface.com/2011/06/mental-retardation