ABSTRAK

Studi parametrik kinerja penyerapan karbon dioksida (CO2) ke suatu larutan monoethanolamine (MEA)
di kolom semprot dilakukan eksperimental atas kisaran luas proses kondisi. Kinerja semprotan
ditafsirkan dari segi koefisien transfer keseluruhan massal (KGae) dan ditemukan untuk bervariasi
dengan parameter proses, termasuk laju aliran gas, cair aliran, tekanan parsial CO2, konsentrasi MEA,
CO2 pemuatan dan ukuran nosel semprot. Kinerja kolom semprot dibandingkan dengan kolom makan
dan menunjukkan janji untuk CO2 menangkap aplikasi.

INTRODUCTION

Penyerapan gas ke dalam larutan berair alkanolamine adalah teknologi paling baik yang tersedia untuk
menangkap karbon dioksida (CO2) [1]. Namun, biaya ini masih sangat mahal tinggi untuk aplikasi
lingkungan. Pengurangan biaya dapat dicapai melalui penggunaan tepat kontaktor gas-cair. Untuk
beberapa tahun, menggunakan penyerapan CO2 makan dan nampan kolom telah menghasilkan
sejumlah besar data yang diterbitkan dengan berbagai jenis pelarut dan kolom internal sedang diuji [2-
9]. Sedangkan penyerapan CO2 menggunakan semprotan kolom telah dipelajari oleh sedikit dan hingga
saat ini telah ada sedikit data yang diterbitkan di daerah CO2 Capture [10]. Khusus dalam penyerapan
CO2 menggunakan alkanoalmine seperti monoethanolamine (MEA), ada tidak ada data di absorber
semprot yang diterbitkan. Pekerjaan ini karena itu diperiksa kelayakan menggunakan kolom semprot
untuk menangkap CO2 menggunakan MEA. Kinerja semprot kolom dievaluasi eksperimental di bawah
berbagai kondisi untuk mengungkapkan efek dari parameter proses, termasuk tekanan parsial CO2
dalam fasa gas, laju aliran gas, laju aliran cairan, konsentrasi MEA, pemuatan CO2 penyerapan solusi, dan
ukuran nosel semprot. Serangkaian percobaan penyerapan menggunakan kolom makan juga dilakukan
untuk menentukan kinerja konvensional kolom untuk perbandingan.

2. ekperimen absorpsi

Setup penyerapan gas yang digunakan dalam karya ini ditunjukkan dalam gambar 1. Eksperimen
sedang dikendalikan di dua kolom yang terpisah, yaitu semprot dan kolom. Kolom semprot dibangun dari
plastik akrilik yang 0,55 m tinggi dan dalam diameter (ID) 0.10 m. Kolom semprot dioperasikan dengan
salah satu dari tiga 316 stainless steel nozel diproduksi oleh BETE industri Spray Nozzles (model P-20, P-
28, dan P-40). Kolom makan juga terbuat dari plastik akrilik dengan ID 0.10 m tetapi memiliki ketinggian
0.80 m. Kolom makan itu dilengkapi dengan Mellapak packing 500Y terstruktur yang disediakan oleh
Sulzer saudara Limited, Winterhur, Swiss. Kemasan dipasang dengan setiap lapisan berputar 90
sehubungan dengan sebelumnya. Konsentrasi CO2 diukur menggunakan infrared gas analyzer (Model
302WP, Nova Analytical Systems Inc). Kisaran membaca Analyzer adalah 0.0 untuk 20,0% CO2 dengan
volume dengan akurasi 2% dari skala penuh membaca.

Percobaan dimulai dengan memperkenalkan campuran air dan CO2 di laju aliran yang diinginkan
dan konsentrasi CO2 ke bawah kolom. Campuran gas sekali dalam kolom melewati sebuah outlet
dispersi untuk membubarkan seragam di seluruh kolom. Pada saat yang sama, solusi cair siap dipompa
ke atas kolom mana memasuki kolom melalui nozzle semprotan (untuk kolom semprot) atau distributor
cair (untuk kolom makan). Ini membawa gas dan cairan ke dalam kontak kontra saat ini, dan CO2 dalam
fasa gas diserap. Gas kemudian dilakukan melalui bagian atas kolom sementara solusi kaya CO2 yang
dikumpulkan dari bagian bawah kolom di Penerima cair. Setelah sistem mencapai kondisi mapan,
konsentrasi CO2 gas keluar diukur dan sampel cair dikumpulkan dari bawah kolom.

3. Hasil dan diskusi

lebih dari 400 berjalan dilakukan untuk semprot kedua dan makan kolom atas rentang kondisi
seperti yang tercantum dalam tabel 1. Kinerja transfer massa ditentukan dalam hal transfer keseluruhan
massa Volumetrik koefisien (KGae) dengan menggunakan persamaan berikut: [6]

Dimana GI inert gas laju aliran dalam kmol/m2-hr, P adalah total tekanan pada sistem di kPa, Z
kolom tinggi m.

A .Pengaruh laju aliran gas.

KGae meningkat dengan laju aliran gas tertentu titik dan kemudian tetap konstan. Hal ini
menunjukkan fasa gas dikendalikan massa transfer berlangsung di laju aliran gas rendah (di bawah 300
m3/m2-h) dan fase cair dikendalikan massa transfer mengambil alih pada laju aliran gas tinggi. Secara
umum, seperti aliran gas meningkatkan jumlah CO2 molekul-molekul yang tersedia untuk meningkatkan
penyerapan. Hal ini akan mengakibatkan sebuah fluksi massa transfer yang lebih tinggi. Namun,
keseluruhan tingkat penyerapan gas ini tidak hanya bergantung pada laju aliran gas, tetapi juga laju aliran
cairan dan ketersediaan reaktif MEA dalam cairan yang dilihat dalam kasus ini mengontrol laju transfer
massal setelah laju aliran gas mencapai titik 300 m3/m2-h.

B. Pengaruh laju aliran cairan.

KGae meningkat dengan laju aliran cairan. Hal ini karena meningkatkan aliran cairan
meningkatkan efektif interfacial daerah (ae), antara cairan dan gas. Perhatikan bahwa KGae meningkat
lebih cepat aliran rendah tarif dibandingkan pada tingkat aliran tinggi. Peningkatan pesat disebabkan
oleh 1) pengurangan ukuran tetesan semprot dari diameter yang lebih besar untuk diameter lebih kecil,
sehingga mengakibatkan peningkatan luas permukaan tetesan per satuan volume cairan tersebar dan 2)
peningkatan jumlah tetesan yang diproduksi oleh nosel dan juga area permukaan yang tersedia untuk
massa transfer. Laju aliran cairan yang tinggi, pengurangan ukuran tetesan oleh peningkatan aliran cairan
signifikan, meninggalkan jumlah tetesan semprot menjadi faktor utama yang didefinisikan peningkatan
lebih rendah dalam kinerja transfer massa.

C. Pengaruh MEA konsentrasi.

KGae meningkat dengan MEA konsentrasi (hingga 7 kmol/m3). Hal ini karena kenyataan bahwa
peningkatan konsentrasi MEA menghasilkan jumlah MEA aktif yang tersedia untuk menyebar ke arah
antarmuka gas-cair dan bereaksi dengan CO2 yang lebih tinggi. Temuan ini berbeda dari perilaku yang
diamati dalam kolom dikemas dalam bahwa KGae kolom makan menurun sebesar 5% untuk setiap
Molaritas MEA meningkatkan luar 3 kmol/m3. [9] seperti penurunan KGae disebabkan oleh peningkatan
dalam solusi viskositas. Ini menunjukkan bahwa solusi viskositas lebih berpengaruh pada daerah yang
efektif di kolom semprot daripada dalam kolom dikemas.
D. Pengaruh CO2 loading.

KGae menurun dengan pemuatan CO2. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa sebagai CO2
pemuatan meningkatkan jumlah aktif MEA menurun, menyebabkan KGae untuk mengurangi.

E. Efek dari ukuran nosel.

Tiga nozel dengan ukuran lubang yang berbeda diuji, yaitu P-20, P-28 dan P-40. Ia ditemui KGae
nosel lebih besar lebih rendah dari nozzle kecil pada akhir rendah laju aliran cairan. Hal ini karena spray
lager nozzle tidak sepenuhnya dikembangkan, mengakibatkan area efektif lebih rendah (ae). Sebagai laju
aliran cairan meningkat, semprotan lebih lengkap dikembangkan dengan cair tetesan kecil yang
menawarkan lebih tinggi ae, menyebabkan KGae untuk meningkatkan sesuai.

F. Perbandingan kinerja (spray versus kolom).

Perbandingan dibuat untuk kolom semprot dilengkapi dengan P-40 nosel dan kolom makan dilengkapi
dengan Mellapak 500 Y. Itu ditemukan di gambar 3 bahwa kolom semprot menyediakan banyak KGae
yang lebih tinggi. Hal ini karena nozzle semprotan menawarkan banyak lebih tinggi gas-cair interfacial
area daripada itu Kemasan.

Kesimpulan

Kinerja penyerapan CO2 kolom semprot dipengaruhi oleh parameter proses. KGae menurun dengan
tekanan parsial CO2 dan pemuatan CO2, tetapi meningkat dengan laju aliran cairan dan konsentrasi
MEA. KGae meningkat dengan laju aliran gas dan kemudian tetap konstan bila laju aliran gas melebihi
300 m3/m2-h. Ukuran nosel berbeda menawarkan rentang KGae karena perbedaan dalam kapasitas
hidrodinamik nozzle semprotan masing-masing. Kolom semprot menawarkan kinerja penyerapan CO2
yang unggul ke kolom makan karena area interfacial yang lebih besar yang disediakan.

Acknowledgment

Penulis syukur mengakui menerima dukungan keuangan dari ilmu pengetahuan alam dan teknik
penelitian Dewan dari Kanada (NSERC) dan pengepakan terstruktur disumbangkan oleh Sulzer
Chemtech, Winterthur, Swiss.