1 Pedoman Yanis
1 Pedoman Yanis
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Puskesmas .., Beralamat di Jln . Memiliki wilayah kerja 11
desa yaitu Desa Tombo,Wonomerto, Pesalakan, Binangun, Bandar, Kluwih,
Wonokerto, Toso, Tumbrep, Wonodadi dan Sidayu.
a. Rawat jalan
c. Rawat Inap
B. Tujuan Pedoman
Pedoman pelayanan klinis bertujuan untuk menjadi acuan bagi seluruh
aktifitas pelayanan klinis yang dilaksanakan di Puskesmas ..................., sehingga
pada akhirnya pelayanan klinis dapat meningkatkan kepuasan pelanggan yang pada
akhirnya dapat mendukung pencapaian standar pelayanan minimal (SPM).
1. Pendaftaran pasien
Sebelum mendapatkan pelayanan pemeriksaan atau konsultasi kesehatan, pasien
terlebih dahulu mendaftarkan diri di bagian pendafaran untuk dicatatkan data
sosialnya dan dibuatkan rekam mediknya. Selanjutnya pasien akan diarahkan ke poli
yang dituju.
3. Pemeriksaan penunjang
Apabila dianggap perlu maka dokter yang memeriksa kondisi pasien dapat merujuk
pasien ke unit penunjang (laboratorium) untuk mendapatkan pemeriksaan penunjang
yang sesuai demi mendapatkan informasi lebih lengkap mengenai kondisi pasien.
4. Pelayanan kefarmasian
Apabila pasien sudah selesai diperiksa dan membutuhkan obat, maka pasien akan
diberi resep yang akan dibawa ke bagian farmasi untuk mendapatkan obat sesuai
dengan yang tertera dalam resep
5. Konsultasi pasien
Pasien yang membutuhkan penjelasan mengenai kondisi kesehatan yang lebih rinci
akan dirujuk ke unit terkait, misalnya konsultasi Gizi atau sanitasi.
D. Batasan Operasional
1. Rawat jalan adalah pelayanan medis yang diberikan kepada pasien untuk
tujuan pengamatan, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi dan pelayanan
kesehatan lainnya tanpa mengharuskan rawat inap.
2. Pelayanan gawat darurat adalah pelayanan kesehatan yang harus diberikan
secepatnya untuk mencegah terjadinya kematian, keparahan dan kecacatan
sesuai dengan kemampuan puskesmas.
2
3. Rawat Inap adalah pelayanan medis yang diberikan kepada pasien untuk
tujuan pengamatan, diagnostis, pengobatan.
7. Konsultasi
Upaya memberikan pengertian dan pengetahuan kepada pasien mengenai hal
hal yang harus diketahui berhubungan dengan kondisi kesehatannya.
E. Landasan Hukum
3
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
dr. ,
Dokter umum dr. .,
dr.
..., SKM
4
Pengobatan umum .., AMK
Perawat ., AMK
. , AMK
., A.Md Keb
Kesehatan ibu dan anak Bidan ..., Amd.Keb
..., Amd Keb
., Amd.Keb
PONED
5
Dokter setiap hari bertugas di balai pengobatan umum, UGD dan Rawat
Inap. Jumlah dokter ada 3 (tiga) yang masing-masing mempunyai tugasnya
sendiri-sendiri sesuai jadwal. Bila ada pertemuan yang menyangkut upaya
klinis yang menjadi tugas keseharian dokter atau yang berkaitan dengan
tugas integrasinya, maka akan didisposisi untuk melakukan pertemuan,
sehingga pelayanan dilayani oleh 1 (satu) dokter dan perawat yang diberi
pelimpahan wewenang. Sedangkan dokter yang satu lagi menangani pasien
di UGD dan Rawat Inap.
Dokter gigi setiap hari bertugas di BP Gigi atau poli gigi. Jumlah dokter
gigi ada 1 (satu) menempati ruang gigi. Bidan setiap hari melakukan
pelayanan diruangan KIA. Jumlah bidan ada 24 (dua puluh empat) terdiri
dari 12 bidan PNS dan 12 bidan PTT. Masing-masing bidan mempunyai
spesifikasi ketugasan yang berbeda, misalnya sebagai koordinator KIA,
penanggung jawab kesehatan anak atau penanggung jawab pelayanan KB
(Keluarga Berencana) dan Penanggung jawab PONED. Jika ada undangan
pertemuan untuk bidan maka yang ditugasi adalah disesuaikan dengan
ketugasannya, sedangkan untuk kegiatan puskesmas keliling dilakukan
penjadwalan sesuai anggota tim. Untuk melakukan kegiatan luar gedung,
misalnya kunjungan ibu hamil risiko tinggi, maka bidan akan
menyesuaikan dengan kondisi pelayanan yang ada di puskesmas.
Perawat setiap hari melakukan ketugasan sesuai jadwal yang dibuat oleh
kepala Puskesmas dan koordinator Rawat Inap. Dalam pembuatan jadwal
perawat yang bertugas pada rawat jalan dibuat oleh Kepala Puskesmas
sedangkan penjadwalan nrawat Inap dibuat oleh koordinator rawat inap.
Ada tiga jenis pelayanan dalam gedung yang dilakukan perawat yaitu di
BP, UGD dan Ruang Rawat Inap. Jumlah perawat ada 14 (empat belas)
orang. Perawat dibagi menjadi 2 bagian tempat kerja yakni 4 ( empat)
orang di rawat jalan dan 10 (sepuluh) orang di rawat inap bergabung
dengan UGD. Setiap perawat mempunyai tugas integrasi atau tugas lain
yang diberikan kepala puskesmas, misalnya penanggung jawab TB,
penanggung jawab PHN dll. Sehingga jika ada undangan yang menyangkut
ketugasanya perawat yang bersangkutan akan didisposisi mengikuti
kegiatan tersebut. Untuk kegiatan puskesmas keliling, jadwal perawat
sesuai dengan angggota tim.
Perawat gigi setiap hari bertugas di poli gigi bersama dokter gigi. Jumlah
perawat gigi ada 1 (satu) yang memiliki tugas integrasi.
Nutrisionis setiap hari bertugas di poli gizi. Jumlah nutrisionis ada 1 (satu)
dengan mempunyai tugas integrasi sebagai bendahara JKN.
6
Analis laboratorium setiap hari bertugas di ruang laboratorium. Jumlah
analis ada 2 (dua) ada yang mempunyai tugas integrasi.
Apoteker setiap hari bertugas di pelayanan farmasi. Jumlah apoteker ada 1
(satu) yang setiap hari dibantu petugas lain yang diberi wewenang
mengelola apotik. Jika petugas Apoteker ada undangan pertemuan maka
pelayanan farmasi dilayani oleh petugas yang diberi wewenang di apotik..
7
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
Pintu masuk
GEDUNG RAWAT JALAN
PONED
A B C D
F
E
LAB G
KAN
TIN
I H
J
GA
RA
K L M N O
SI
Q
P
S
A
R
GEDUNG RAWAT INAP
T H K J C A2 A1 M
1
T F G R E D I T B B B
Ruangan ini memiliki wastafel sebagai sarana cuci tangan bagi petugas. Selain
itu ruangan ini memiliki seperangkat komputer sebagai bagian dari sistem informasi
puskesmas yang terhubung dengan server untuk memasukkan data pasien pada sistem
informasi puskesmas.
Ruang KIA bersebelahan dengan ruang KB, sisi depan ruang KIA adalah
ruang laktasi. Ketiganya saling terkait, sehingga memudahkan pemberian pelayanan
KIA, seperti pemeriksaan ibu hamil, pelayanan KB, pemeriksaan calon pengantin
9
serta pemberian imunisasi pada balita. Ruangan KIA , dilengkapi dengan meja
administrasi, 2 (dua) bed pemeriksaan, lemari peralatan dan perangkat komputer
pendukung sistem informasi puskesmas yang diletakkan di atas meja dekat pintu
masuk ruang KIA. Ruang KB terdapat 1 (satu) tempat tidur tindakan dan 1 (satu)
tempat tidur ginekologi, sterilisator, wastafel dan lemari. Untuk penimbangan dan
tinggi badan serta tensi darah dilakukan di meja depan KIA dilakukan setiap hari
Rabu.
Ruang pelayanan Gigi dilakukan oleh 1 (satu) dokter gigi dan 1 (satu)
perawat gigi. Ruangan ini dilengkapi peralatan yang sudah memadai seperti satu
dental unit, almari alat, sterilisator, wastafel dan 2 (dua) meja administrasi.
Dilengkapi dengan komputer sebagai pendukung sistem informasi Puskesmas
Ruang farmasi terdiri dari 2 ruangan, yaitu ruang untuk pelayanan obat dan
ruang tempat penyimpanan obat. Ruang pelayanan obat terletak bersebelahan dengan
tempat penyimpanan obat, dilengkapi dengan almari obat, meja peracikan obat dan
seperangkat komputer untuk pendukung sistem informasi Puskesmas. Ruang
penyimpanan obat dilengkapi dengan AC dan rak-rak penyimpanan obat.
Ruang PONED terdiri dari 7 ruangan terdiri dari : ruang tunggu, ruang
tindakan, ruang bidan , ruang nifas, ruang bayi, gudang, ruang cuci alat. Fasilitas pada
PONED terdiri dari : 1 tempat tidur ginekologi, 1 tempat tidur tindakan, 2 tempat
tidur nifas, 4 tempat tidur bayi, 1 lemari es, 3 kamar mandi di ruang tindakan, bidan
dan di ruang nifas, dilengkapi dengan peralatan kebidanan yang lain.
10
Ruang UGD terdapat 1 ruangan. Terdapat 3 bed tindakan, kursi roda, brankar,
sketsel, lemari obat dan alat, troly, timbangan bayi dan dewasa. Dilengkapi peralatan
yang lain.
Ruang Rawat Inap terdiri dari : Ruang keperawatan, ruang perawat dan
ruang pasien yang terdiri dari 26 bed. 4 ( empat) bed untuk pasien anak dan 21 bed
untuk pasien dewasa serta 1 bed untuk pasien isolasi. Di rawat inap juga dilengkapi
dengan peralatan yang menunjang pelayanan kepada pasien.
2. Peralatan
Ruang Alat
11
USG
Midline
Spuit
Pita pengukur lila
Hammer
Pengukur panggul
Timbangan bayi
Timbangan dewasa
Pengukur tinggi badan
Ruang laboratorium Centrifuge darah
Centrifuge urine
Box fiksasi
Lampu spiritus
Objek glass
Deck galass
Tabung
Mikroskop
Spuit
Ruang farmasi Timbangan obat
Blender
Laminator
Kalkulator
Plastik obat
Mesin puyer
Kertas puyer
Label obat
Sendok obat
Pendaftaran alat tulis
buku register
rak status
komputer
nomor antrian
Lemari
PONED Partus set
Stetoscope
Doppler
Tensi meter
12
Timbangan Dewasa
Timbangan bayi
Vacum ekstraksi set
Curetase set
Leanec
Midline
Slim secher
Oksigen
Infram warmer
Incubator
Hb Set
Stirilisator
Nebulizer
Resusitasi set bayi
Rawat Inap dan UGD Tabung O2 dan humidifier
Nebulizer set
Suction
Lampu tindakan
Sterilisator
Sketsel
Heacting set
Spuit
Aligator
Nierbeken
Kom
Tromol kassa
Timbangan bayi
Timbangan dewasa
Stetoscope
Tensimeter
Termometer
13
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN
A. BP Umum
1. Petugas Penanggung jawab
Dokter
2. Perangkat Kerja
Tensimeter
Stetoskop
Termometer
3. Tatalaksana
Petugas melakukan pemanggilan pasien.
Petugas melakukan anamnese untuk mengetahui keluhan dan kondisi
pasien lebih lanjut dan memeriksa tanda vital pasien, kemudian
mencatatkannya di rekam medis. Pasien dipersilakan menuju meja
dokter.
Dokter melakukan pemeriksaan terhadap pasien dan mencatatkannya
di rekam medis. Bila dokter merasa pasien perlu mendapatkan
pemeriksaan lebih lanjut, maka dokter akan membuat surat rujukan
baik internal atau eksternal dan memberikannya kepada pasien. Bila
tidak, maka pasien mendapatkan resep sesuai kondisi penyakitnya.
B. BP Gigi
1. Petugas Penanggung jawab
Dokter gigi
Perawat gigi
2. Perangkat kerja
Tensi meter
Stetoskop
Dental unit
3. Tatalaksana
Petugas memanggil pasien.
Pasien masuk ke dalam ruangan poli gigi.
Petugas melakukan anamnese dan pemeriksaan tanda vital pasien
dan mencatatkannya di rekam medis. Pasien disiapkan di kursi gigi
untuk diperiksa dokter.
14
Dokter memeriksa kondisi kesehatan mulut pasien dan
mencatatkannya di rekam medis. Bila pasien memerlukan tindakan
perawatan gigi, maka dokter gigi akan melakukan tindakan. Bila
tidak dan pasien membutuhan obat, maka dokter akan menuliskan
resep untuk pengambilan obat di farmasi.
C. KIA dan KB
15
Pasien yang akan dilakukan tindakan KB segera menuju ke poli KB
untuk mendapatkan tindakan.
Pasien calon pengantin akan dilakukan pemeriksaan dan konsultasi.
Bila memerlukan immunisasi, maka calon pengantin akan diberi
immunisasi.
D. Laboratorium
16
Petugas laboratorium menyiapkan alat dan reagennya.
Petugas laboratorium mengambil sampel yang akan diperiksa pada
pasien.
Petugas memberikan hasil laboratorium kepada petugas rawat inap
untuk di follow up.
E. Farmasi
1. Petugas Penanggung jawab
Apoteker
2. Perangkat Kerja
Alat tulis
Blender obat
Kertas pembungkus obat
Plastik pembungkus obat
Alat pembungkus obat
3. Tatalaksana
Pasien meletakkan lembar resep di kerangjang yang telah disediakan
dan menunggu obat disiapkan.
Petugas mengambil lembar resep dan membacanya untuk memastikan
resep dapat dibaca dengan jelas dan obat-obat yang tertulis di dalam
lembar resep tersedia.
Apabila ada keraguan atau kekurangjelasan, maka petugas akan
menanyakan kepada petugas yang menulis resep.
Petugas kemudian menyiapkan obat yang tertera di resep dan
memasukkannya ke dalam bungkus plastik, menuliskan informasi
penggunaan obat di bungkusnya dan kemudian menyerahkannya
kepada pasien.
Sambil menyerahkan obat, petugas juga menyampaikan informasi
yang perlu diketahui pasien atau keluarganya sehubungan dengan
penggunaan obat.
17
Tensimeter
Termometer
Heacting set
Nebulizer
Dll
3. Tatalaksana
Pasien masuk UGD
Petugas menyarankan pasien tidur ditempat tidur tindakan
Petugas/dokter melakukan anamnesa dan pemeriksaan TTV.
Petugas / dokter melakukan pemeriksaan lain secara head to toe
Bila pasien inidak indikasi mondok langsung diberi tindakan
pemasangan infus
Jika pasien tidak indikasi mondok diberi tindakan sesuai dengan
keluhanya.
Pasien yang indikasi mondok langsung dimasukkan ke dalam
ruang rawat inap.
Pasien yang tidak indikasi mondok di perbolehkan pulang setelah
menyelesaikan administrasi.
Sebelum pulang pasien diberi informasi tentang kapan kontrol,
apa yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan selama perawatan
di rumah.
18
BAB V
LOGISTIK
19
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
Upaya Puskesmas untuk mencapai enam sasaran keselamatan pasien tersebut adalah :
20
Prosedur dalam identifikasi pasien :
1. Petugas Puskesmas mengidentifikasi pasien dilakukan mulai saat pasien
mendaftar, memperoleh pelayanan sampai pasien pulang terutama pasien
anak dan bayi,
2. Petugas Puskesmas mengawali dengan memperkenalkan diri pada pasien,
3. Petugas Puskesmas menanyakan data pasien meliputi: nama lengkap
pasien, umur/tanggal lahir dan pernah di rawat di Puskesmas ...................
untuk pencarian nomor rekam medis yang lama (Jangan menyebutkan
nama atau menanyakan apakah nama pasien sudah benar,
Sebaliknya, minta pasien untuk menyebutkan namanya),
4. Setiap sebelum memberikan pelayanan pasien, petugas rawat inap
harus melakukan identifikasi pasien,
5. Petugas Puskesmas menggunakan komunikasi aktif (berupa pertanyaan
terbuka) dalam mengidentifikasi pasien ,
6. Petugas rawat inap memberikan pertanyaan terbuka menanyakan nama
lengkap pasien; Siapa nama lengkap Bapak / Ibu?
7. Saat pasien menyebutkan nama lengkapnya, petugas rawat inap
mencocokkan dengan gelang identitas pasien.
8. Petugas Puskesmas memberikan pertanyaan terbuka menanyakan tanggal
lahir pasien/ umur ; Kapan tanggal lahir/ umur Bapak / Ibu?
9. Saat pasien menyebutkan tanggal lahirnya, Petugas Puskesmas
mencocokkan dengan gelang identitas pasien.
10. Petugas Puskesmas dapat melanjutkan pelayanan medis yang akan
diberikannya bila kedua identitas yang disebutkan pasien telah sesuai
dengan yang tercantum dalam gelang identitas,
11. Petugas Puskesmas melakukan konfirmasi dengan keluarga bila salah satu
identitas yang disebutkan pasien tidak sesuai dengan yang tercantum dalam
gelang identitas,
12. Petugas Puskesmas menjelaskan kepada pasien mengenai pelayanan medis
yang akan diberikannya.
13. Pada kondisi pasien yang tidak dapat berkomunikasi mis pada pasien tidak
sadar , tidak dapat berkomunikasi karena terhalang masalah bahasa dan
tidak ada penterjemah, karena usia (bayi), gangguan kognitif (dementia
atau kelainan mental), Identifikasi dilakukan dengan memeriksa Nama
lengkap pasien dan Identitas lain (seperti tanggal lahir, KTP) pada gelang
identitas pasien, dicocokan dengan informasi yang telah dimiliki ruang
rawat inap (rekam medis, resep, atau tabung specimen).
21
14. Petugas Puskesmas yang memasang gelang identitas pasien harus
menuliskan tanggal dan jam masuk Puskesmas pada gelang
identitas,Untuk identifikasi pasien terlantar/ tidak ada keluarga,
15. Petugas Puskesmas dalam mengidentifikasi pasien terlantar/ tidak ada
keluarga (Mr X1, Mr X2 dst) dengan mencocokkan gelang identitas pasien
yang meliputi nama pasien, tanggal dan jam masuk UGD Puskesmas dan
nomor rekam medis,
16. Dalam mengidentifikasi bayi baru lahir petugas Puskesmas memberikan
gelang identitas bayi lahir dengan memberikan nama lengkap ibu (Contoh:
By Ny. Ana Suryana) dan nomor rekam medis ibu. Dalam waktu 24 jam
pada gelang identitas bayi ditambahkan nomor rekam medis bayi dan
dibuatkan rekam medik baru dan terpisah dari ibu,
17. Petugas Puskesmas memberikan gelang identitas sesuai waktu bayi lahir
dengan memberikan nama ibu dan nomor rekam medis ibu ditambah
nomor urut kelahiran (Contoh: By Ny. Ana Suryana 1, By. Ny Ana
Suryana 2) untuk mengidentifikasi bayi kembar baru lahir,
18. Koordinator rawat inap dan PONED melakukan monitoring dan evaluasi
pelaksanaan identifikasi pasien di tiap-tiap unit masing-masing,
Koordinator rawat inap dan PONED merencanakan tindak lanjut jika
pelaksanaan tidak sesuai dengan tujuan.
2. Pemasangan Gelang Identifikasi Pasien
Prosedur pemasangan gelang pasien yang benar adalah
a) Petugas Puskesmas menganamnesa identitas pasien pada saat proses
identifikasi pasien,
b) Petugas Puskesmas membuat label pada gelang identitas pasien memuat 4
(empat) identitas pasien, yaitu nama lengkap di sisi kiri atas, tanggal lahir/
umur di sisi kiri bawah, jenis kelamin (P untuk perempuan dan L untuk
laki-laki) di sisi kanan bawah, dan nomor rekam medis di sisi kanan atas.
Tn. Abdul Ghofur 313.10.88
22
f) Pasang gelang identitas pasien dengan memberi ruang/ jarak kulit dengan
gelang 2 cm. (lihat gambar)
23
Prosedurnya adalah :
10. Dokter menuliskan instruksi harus dilakukan secara lengkap dapat terbaca
dengan jelas agar sumber instruksi dapat dilacak bila diperlukan verifikasi,
11. Dokter menuliskan harus menuliskan nama lengkap dan tanda tangan
penulis, serta tanggal dan waktu penulisan instruksi setiap penulisan
instruksi,
12. Dalam menuliskan instruksi dokter hendaknya menghindari penggunaan
singkatan, akronim, dan simbol yang berpotensi menimbulkan masalah
24
dalam penulisan instruksi dan dokumentasi medis (misalnya catatan
lanjutan keperawatan, anamnesis, pemeriksaan fisis, pengkajian awal
keperawatan,),
13. Koordinator rawat inap dan PONED melakukan monitoring dan evaluasi
pelaksanaan komunikasi effektif di tiap-tiap unit masing-masing,
14. Koordinator rawat inap dan PONED merencanakan tindak lanjut jika
pelaksanaan tidak sesuai dengan tujuan.
Prosedur
a. Benar Pasien:
1. Petugas menggunakan minimal 2 identitas pasien dalam
mengidentifikasi pasien,
2. Petugas mencocokkan obat yang akan diberikan dengan instruksi terapi
tertulis,
3. Petugas menganamnesis riwayat alergi pasien,
4. Petugas menganamnesis kehamilan/ menyusui,
5. Petugas menganamnesis lengkap riwayat obat/ penggunaan obat saat ini
dan membuat daftar obat- obat tersebut,
6. Petugas membandingkan pemberian obat saat ini dengan daftar obat
yang digunakan pasien di rumah (termasuk kelalaian, duplikasi,
penyesuaian, kehilangan/ menghilangkan, interaksi, atau tambahan
obat).
7. Petugas mengidentifikasi pasien yang akan mendapat obat dengan
kewaspadaan tinggi dilakukan oleh dua orang yang kompeten double
check.
b. Benar Obat
8. Petugas memberi label semua obat dan tempat obat (syringes, cangkir
obat, baskom obat), dan larutan lain.
9. Petugas menuliskan pada label nama obat, kekuatan, jumlah,
kuantitas, pengenceran dan volume, tanggal persiapan, tanggal
kadaluarsa jika tidak digunakan dalam 24 jam dan tanggal kadaluarsa
jika kurang dari 24 jam.
10. Petugas melakukan verifikasi semua obat dan larutan minimal 2 orang
secara verbal dan visual jika orang yang menyiapkan obat bukan yang
memberikannya ke pasien,
25
11. Petugas melakukan pemberian label tiap obat atau larutan segera setelah
obat disiapkan jika tidak segera diberikan,
12. Petugas memberi label pada syringes setelah obat disiapkan/diisi (
jangan pada saat syringe masih kosong)
13. Petugas menyiapkan satu obat atau larutan pada satu saat. Beri label
hanya untuk satu obat atau larutan pada satu saat,
14. Petugas membuang segera setiap obat atau larutan yang tidak ada
labelnya,
15. Saat pergantian tugas/ jaga, petugas mereview semua obat dan larutan
oleh petugas lama dan petugas baru secara bersama,
16. Petugas mengubah daftar obat/ kardeks jika terdapat perubahan obat,
17. Dua petugas yang berkompeten mengecek kebenaran jenis obat yang
perlu kewaspadaan tinggi ,
c. Benar Dosis
18. Dua orang yang berkompeten mengngecek dan menghitung (double
cek) jika ada untuk dosis/ volume obat, terutama yang memerlukan
kewaspadaan tinggi,
19. Petugas mengkonsultasikan dengan dokter yang menuliskan resep jika
ragu,.
20. Petugas saat menyiapkan obat berkonsentrasi penuh untuk menghindari
gangguan.
d. Benar Waktu
21. Petugas memberikan obat dan menginformasikan sesuai waktu yang
ditentukan:
sebelum makan, setelah makan, saat makan.
Perhatikan waktu pemberian:
3 x sehari tiap 8 jam.
2 x sehari tiap 12 jam. Sehari sekali tiap 24 jam. Selang sehari
tiap 48 jam
22. Petugas memberikan obat dengan segera setelah diinstruksikan oleh
dokter,
23. Petugas meneliti dengan benar bahwa obat belum memasuki masa
kadaluarsa.
e. Benar Cara/ Route Pemberian
24. Petugas memberikan obat sesuai dengan cara pemberian obat, bentuk
dan jenis obat :
Slow-Release tidak boleh digerus
Enteric coated tidak boleh digerus.
26
Obat-obat yang akan diberikan per NGT sebaiknya adalah obat cair/
sirup,
25. Petugas dalam memberikan obat obat sedapat mungkin berjarak dan
jadwal pemberian obat dan nutrisi juga berjarak.
f. Benar Dokumentasi
26. Petugas mendokumentasikan setiap perubahan yang terjadi pada pasien
setelah mendapat obat,
27. Petugas langsung menuliskan bukti nama dan tanda tangan/ paraf
setelah memberikan obat pada dokumen rekam medik,
28. Petugas/ dokter menuliskan nama dan paraf jika ada perubahan jenis/
dosis/ jadwal/ cara pemberian obat
29. Dokter memberikan coretan dan terakhir garis( ujungnya) diberi paraf
jika penulisan resep salah,
Contoh:
Lasix tab, 1 x 40 mg Jcmd Lasix inj, 1 x 40 mg iv.
30. Petugas mendokumentasikan respon pasien terhadap pengobatan: Efek
Samping Obat (ESO) dicatat dalam rekam medik & Form Pelaporan
Insiden + Formulir Pelaporan Efek Samping Obat
31. Petugas melaporkan Insiden dikirim ke Tim Keselamatan Pasien di Unit
Pelayanan Jaminan Mutu. Pelaporan Efek Samping Obat dikirim ke
Komite Farmasi dan Terapi,
32. Petugas mendokumentasikan KNC terkait pengobatan, :
Format Pelaporan Insiden ke Tim Keselamatan Pasien.
Dokumentasikan Kejadian Tidak Diharapkan
Format Pelaporan Insiden ke Tim Keselamatan Pasien.
g. Benar Informasi
33. Petugas mengkomunikasikan semua rencana tindakan/ pengobatan harus
dikomunikasikan pada pasien & atau keluarganya,
34. Petugas menjelaskan tujuan & cara mengkonsumsi obat yang benar,
35. Petugas menjelaskan efek samping yang mungkin timbul.
36. Petugas mengkomunikasikan rencana lama terapi pada pasien,
27
2. Petugas memeriksa kelengkapan resep: diagnosis, nama dokter yang
merawat, nama obat, bentuk sediaan obat, jumlah obat, dan aturan
pakai,
3. Jika tertera pada aturan pakai p.r.n (pro re nata atau jika perlu),
maka petugas mengkonfirmasi ke dokter yang bersangkutan untuk
mengetahui dosis maksimal sehari sehingga etiket bisa dilengkapi dan
diketahui jumlah obat yang dibutuhkan,
4. Petugas memeriksa adanya masalah lain seperti masalah keuangan atau
kelengkapan persyaratan resep jaminan,
5. Petugas memeriksa adanya kesesuaian dengan pedoman
pelayanan/peraturan yang berlaku,
28
1) Dokter mencatat terapi obat injeksi di dalam rekam medis
2) Petugas selalu melakukan skin test dengan memasukkan obat yang akan
diberikan secara intra kutan
3) Petugas mengecek hasil test setelah 3-5 menit
4) Jika terdapat tanda tanda alergi misal durasi membesar, kemerahan dan
pasien merasakan gatal disekeliling tempat suntikan, maka dinyatakan hasil
skin test positif
5) Jika tanda-tanda di atas tidak ada, maka dinyatakan negatif dan obat bisa
diberikan melalui intra vena.
29
1. Semua petugas dan Mahasiswa harus melakukan kebersihan tangan
sebelum kontak dengan pasien,
2. Semua petugas dan Mahasiswa harus melakukan kebersihan tangan
sebelum melakukan tindakan aseptik,
3. Semua petugas dan Mahasiswa harus melakukan kebersihan tangan setelah
kontak dengan pasien,
4. Semua petugas dan Mahasiswa harus melakukan kebersihan tangan setelah
terpajan dengan cairan tubuh pasien,
5. Semua petugas dan Mahasiswa harus melakukan kebersihan tangan setelah
kontak dengan area sekitar pasien,
6. Keluarga, pegunjung, relawan dan individu yang berkunjung harus
melakukan kebersihan tangan sebelum makan, setelah makan, setelah dari
kamar mandi, setelah kontak dengan pasien, setelah kontak dengan
lingkungan sekitar pasien,
7. Koordinator rawat inap mengecek ketersediaan adanya handrub , poster
tentang kebersihan tangan didinding setiap ruangan pasien,
8. Semua petugas dan Mahasiswa melepaskan perhiasan atau jam tangan saat
mencuci tangan,
9. Semua petugas dan mahas iswa harus memotong kuku jika kuku panjang,
10. Semua petugas dan mahasiswa Mencuci tangan dengan air yang mengalir
dibutuhkan waktu 40-60 detik dengan handrub cukup 20-30 detik,
11. Semua petugas dan mahasiswa melakukan kebersihan tangan dengan enam
langkah sesuai dengan langkah yang sudah ditetapkan.
30
8. Penilaian pasien jatuh pada anak, dewasa dan geriatri
1. Semua pasien baru dinilai risiko jatuhnya dan penilaian diulang jika
diindikasikan oleh perubahan kondisi pasien atau pengobatan, dan
lainnya.
2. Hasil pengukuran dimonitor dan ditindak lanjuti sesuai derajat risiko jatuh
pasien guna mencegah pasien jatuh serta akibat tak terduga lainnya.
31
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Tujuan umum
32
Terciptanya lingkungan kerja yang aman, sehat dan produktif untuk SDM puskesmas,
aman dan sehat bagi pasien, pengunjung/pengantar pasien, masyarakat dan
lingkungan sekitar sehingga proses pelayanan puskesmas berjalan baik dan lancar.
Tujuan khusus
2. Jas
3. Peralatan pembersih
4. Obat-obatan
5. Kapas
6. Plaster pembalut
Aturan umum dalam tata tertib keselamatan kerja adalah sebagai berikut:
c. Harus mengetahui cara pemakaian alat darurat seperti pemadam kebakaran, eye
shower, respirator, dan alat keselamatan kerja yang lainnya.
f. Dilarang merokok
33
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
34
pada pelayanan klinis diperlukan agar produk layanan klinis terjaga kualitasnya
sehingga memuaskan masyarakat sebagai pelanggan.
Ishikawa (1995) menyatakan bahwa pengendalian mutu adalah pelaksanaan langkah-
langkah yang telah direncanakan secara terkendali agar semuanya berlangsung
sebagaimana mestinya, sehingga mutu produk yang direncanakan dapat tercapai dan
terjamin. Dalam pengertian Ishikawa tersirat pula bahwa pengendalian mutu itu
dilakukan dengan orientasi pada kepuasan konsumen. Dalam bahasa layanan
kesehatan keseluruhan proses yang diselenggarakan oleh puskesmas ditujukan pada
pemenuhan kebutuhan masyarakat sebagai konsumen.
35
BAB IX
PENUTUP
36