Anda di halaman 1dari 148

DOKUMEN SELEKSI UMUM JASA KONSULTANSI

PENGADAAN JASA KONSULTANSI

Nomor : 24/18/Pokja ULP/BWS.SII/2016

Tanggal : 23 Desember 2016

Pekerjaan : DED Penyediaan Air Baku di Kota Gunung


Sitoli Kota Gunung Sitoli
Nomor Paket : 18

Kegiatan : PERENCANAAN DAN PROGRAM

Satker : BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA II

Tahun Anggaran : 2017


DAFTAR ISI

BAB I...........................................................................................................

UMUM ......................................................................................................... 2

BAB II..........................................................................................................

INSTRUKSI KEPADA PESERTA (IKP) ............................................................ 5

BAB III ......................................................................................................

LEMBAR DATA PEMILIHAN (LDP) .............................................................. 34

BAB IV.......................................................................................................

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) .............................................................. 41

BAB V........................................................................................................

BENTUK DOKUMEN PENAWARAN .............................................................. 44

BAB VI.......................................................................................................

BENTUK RANCANGAN KONTRAK............................................................... 62

BAB VII .....................................................................................................

SYARAT-SYARAT UMUM KONTRAK (SSUK) ................................................ 70

BAB VIII ....................................................................................................

SYARAT-SYARAT KHUSUS KONTRAK (SSKK)............................................. 93

BAB IX ......................................................................................................

BENTUK DOKUMEN LAIN........................................................................... 97

i
BAB I
UMUM

A. Dalam hal mengevaluasi apabila ada pertentangan ketentuan yang


tertulis pada Instruksi Kepada Peserta (IKP) dengan Lembar Data
Pemilihan (LDP), maka yang digunakan adalah ketentuan pada
Lembar Data Pemilihan (LDP).
B. Dokumen Seleksi ini disusun untuk membantu peserta dalam
menyiapkan dokumen penawaran.
C. Dalam dokumen ini digunakan pengertian, istilah dan singkatan
sebagai berikut :
- Jasa : adalah jasa layanan profesional yang
Konsultansi membutuhkan keahlian tertentu diberbagai
bidang keilmuan yang mengutamakan adanya
olah pikir (brainware).
- Kontrak : adalah kontrak pengadaan Jasa Konsultansi
Lump Sum didasarkan atas produk/keluaran (Output
based) yang harus dihasilkan konsultan sesuai
dengan Kerangka Acuan Kerja/TOR untuk
menyelesaikan seluruh pekerjaan dalam batas
waktu tertentu, dengan jumlah harga yang
pasti dan tetap, dan semua resiko yang
mungkin terjadi dalam proses penyelesaian
pekerjaan sepenuhnya ditanggung oleh
penyedia jasa, sedangkan pembayaran
berbasis output; seperti pekerjaan :
a. Studi: Pra Studi Kelayakan, Studi
Kelayakan, Baseline Study, Sistem
Informasi, Studi Lingkungan / Kawasan,
AMDAL, Identifikasi Program, Studi/
Kajian/Telaah, Evaluasi, Produk Hukum,
Pedoman, Petunjuk, Sertifikasi, dan
lainnya.
b. Perencanaan Umum dan Perencanaan
Teknis: Master Plan, Pra Design, Basic
Design, Concept Design, Design
Development, Detail Engineering Design,
Final Engineering Design, Review Design,
Quantity Surveyor.
c. Survei: Pemetaan / Foto Udara,
Pengukuran Topografi, Bathymetri,
Hydrologi, Soil Investigation / Geoteknik,
Sosial Ekonomi, Survei Lalu Lintas dan O-
D, Survei Kondisi Jalan/Jembatan, Leger
Jalan, Survei lainnya.
Kontrak Lump sum Pengadaan Jasa
Konsultansi tertentu sebagaimana ditetapkan
dalam Kontrak, dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. jumlah harga pasti dan tetap serta tidak
dimungkinkan penyesuaian harga (Price
Adjustment);
b. semua risiko sepenuhnya ditanggung oleh
Penyedia Barang/Jasa;
c. pembayaran didasarkan pada tahapan
produk/keluaran yang dihasilkan sesuai
dengan isi Kontrak;
d. sifat pekerjaan berorientasi kepada
keluaran (output based);
e. total harga penawaran bersifat mengikat;
dan
f. tidak diperbolehkan adanya pekerjaan
tambah/kurang.

- KAK : Kerangka Acuan Kerja adalah uraian kegiatan


yang akan dilaksanakan antara lain meliputi
latar belakang, maksud dan tujuan, sumber
pendanaan, serta jumlah tenaga yang
diperlukan.
- HPS : Harga Perkiraan Sendiri adalah hasil
perhitungan seluruh volume pekerjaan
dikalikan dengan Harga Satuan ditambah
dengan seluruh beban pajak dan keuntungan;
- Kemitraan/ : adalah kerjasama usaha antar penyedia yang
Kerja Sama masing-masing pihak mempunyai hak,
Operasi (KSO) kewajiban dan tanggung jawab yang jelas
berdasarkan perjanjian tertulis.
- Hari : adalah hari kalender untuk pelaksanaan
kontrak dan proses seleksi secara elektronik
dan batas akhir setiap tahapan pemilihan
adalah hari kerja.
- PA : Pengguna Anggaran adalah Pejabat pemegang
kewenangan penggunaan anggaran
Kementerian/ Lembaga/ Satuan Kerja
Perangkat Daerah atau Pejabat yang
disamakan pada Institusi Pengguna
APBN/APBD.
- KPA : Kuasa Pengguna Anggaran adalah pejabat
yang ditetapkan oleh PA untuk menggunakan
APBN atau ditetapkan oleh Kepala Daerah
untuk menggunakan APBD.
- ULP : Unit Layanan Pengadaan adalah unit
organisasi Kementerian/Lembaga/Pemerintah
Daerah/Institusi yang berfungsi
melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa yang
bersifat permanen, dapat berdiri sendiri atau
melekat pada unit yang sudah ada.
- Pokja ULP : adalah Kelompok Kerja ULP perangkat dari
ULP yang dibentuk dan ditetapkan oleh
KPAyang penugasannya diatur oleh Kepala
ULP untuk melaksanakan Pemilihan Penyedia
Barang/Jasa.
- Tenaga Ahli : adalah personil bersertifikat yang dipekerjakan
pada penyedia jasa konsultansi konstruksi
sesuai dengan peraturan perundangan.
- LDP : Lembar Data Pemilihan adalah data yang
memuat ketentuan dan informasi yang spesifik
sesuai dengan jenis pekerjaan antara lain
meliputi penyusunan, penyampaian,
pembukaan, kriteria dan tata cara penilaian
dokumen penawaran, pengumuman
pemenang, dan sanggahan.
- Panitia/Pejabat : panitia/pejabat yang ditetapkan oleh KPA yang
Penerima Hasil bertugas memeriksa dan menerima hasil
Pekerjaan pekerjaan.
- APIP : Aparat Pengawas Intern Pemerintah atau
pengawas intern pada Institusi lain yang
selanjutnya disebut APIP adalah aparat yang
melakukan pengawasan melalui audit, reviu,
evaluasi, pemantauan dan kegiatan
pengawasan lain terhadap penyelenggaraan
tugas dan fungsi organisasi.
- Penyedia : badan usaha yang
menyediakan/melaksanakan Pekerjaan Jasa
Konsultansi.
- PPK : Pejabat Pembuat Komitmen adalah pejabat
yang bertanggung jawab atas pelaksanaan
pekerjaan.
- SPPJ : Surat Penunjukan Penyedia Jasa adalah surat
yang diterbitkan oleh PPK kepada penyedia
jasa konsultansi untuk melaksanakan
pekerjaan.
- SPMK : Surat Perintah Mulai Kerja adalah surat yang
diterbitkan oleh PPK kepada penyedia
barang/jasa untuk memulai melaksanakan
pekerjaan, jangka waktu penyelesaian, dan
serah terima pekerjaan.
- RK3K : Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) Konstruksi adalah dokumen rencana
penyelenggaraan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Konstruksi bidang penyelenggaraan
konstruksi yang dibuat oleh Penyedia Jasa
dalam mengajukan penawaran.
- LPSE : Layanan Pengadaan Secara Elektronik adalah
unit kerja K/L/D/I yang dibentuk untuk
menyelenggarakan sistem pelayanan
pengadaanbarang/jasa secara elektronik;
- Aplikasi SPSE : aplikasi perangkat lunak Sistem Pengadaan
Secara Elektronik (SPSE) berbasis web yang
terpasang di server LPSE yang dapat di akses
melalui website LPSE.
D. Seleksi Umum dengan prakualifikasi ini dibiayai dari sumber
pendanaan sebagaimana tercantum dalam LDP.
E. Seleksi Umum ini terbuka dan dapat diikuti oleh semua peserta
badan usaha tunggal (sendiri) atau kemitraan (KSO).
BAB II
INSTRUKSI KEPADA PESERTA (IKP)

A. Umum

1. Lingkup 1.1. Pokja ULP mengundang para peserta untuk


Pekerjaan menyampaikan penawaran atas paket
pekerjaan jasa konsultansi sebagaimana
tercantum dalam LDP.
1.2. Nama paket dan lingkup pekerjaan
sebagaimana tercantum dalam LDP.
1.3. Peserta yang ditunjuk berkewajiban untuk
menyelesaikan pekerjaan dalam jangka waktu
yang tercantum dalam LDP, berdasarkan
syarat umum dan syarat khusus kontrak
dengan mutu sesuai Kerangka Acuan Kerja
dan biaya sesuai kontrak.
2. Sumber Dana Pengadaan ini dibiayai dari sumber pendanaan yang
tercantum dalam LDP.
3. Peserta 3.1. Pemilihan penyedia jasa konsultansi ini dapat
diikuti oleh semua penyedia yang tercantum
dalam Daftar Pendek.
3.2. Pokja ULP mengundang para peserta yang
masuk dalam daftar pendek untuk
menyampaikan penawaran atas paket
pekerjaan jasa konsultansi sebagaimana
tercantum dalam LDP.
3.3. Peserta kemitraan dilarang untuk mengubah
Perjanjian Kemitraan/KSO.
4. Larangan 4.1. Peserta dan pihak yang terkait dengan
Korupsi, Kolusi, pengadaan ini berkewajiban untuk mematuhi
dan Nepotisme etika pengadaan dengan tidak melakukan
(KKN), tindakan sebagai berikut :
Penyalahgunaan a. berusaha mempengaruhi anggota Pokja
Wewenang serta ULP dalam bentuk dan cara apapun,
Penipuan untuk memenuhi keinginan peserta yang
bertentangan dengan Dokumen Seleksi,
dan/atau peraturan perundang-
undangan;
b. melakukan persekongkolan dengan
peserta lain untuk mengatur hasil seleksi,
sehingga mengurangi/ menghambat/
memperkecil/ meniadakan persaingan
yang sehat dan/atau merugikan pihak lain
sebagaimana diatur dalam peraturan
perundang-undangan. Indikasi
persekongkolan antar Penyedia
Barang/Jasa harus dipenuhi sekurang-
kurangnya 2 (dua) indikasi di bawah ini :
1). terdapat kesamaan dalam Dokumen
Penawaran, antara lain pada:
pengalaman perusahaan, pendekatan
dan metodologi, dan/atau analisa
pendekatan teknis;
2). seluruh penawaran dari Penyedia
mendekati HPS;
3). adanya keikutsertaan beberapa
Penyedia Barang/Jasa yang berada
dalam 1 (satu) kendali;
4). adanya kesamaan/kesalahan isi
dokumen penawaran, antara lain
kesamaan/kesalahan pengetikan,
susunan, dan format penulisan; atau
5). terdapat kesamaan kepemilikan
Tenaga Ahli tetap.
c. membuat dan/atau menyampaikan
dokumen dan/ atau keterangan lain yang
tidak benar untuk memenuhi persyaratan
dalam Dokumen Seleksi.
4.2. Peserta yang terbukti melakukan tindakan
sebagaimana dimaksud dalam angka 4.1 di
atas dikenakan sanksi sebagai berikut :
a. sanksi administratif, seperti digugurkan
dari proses seleksi, atau pembatalan
penetapan pemenang;
b. sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam;
c. gugatan secara perdata; dan/atau
d. pelaporan secara pidana kepada pihak
berwenang.
4.3. Pengenaan sanksi dilaporkan oleh Pokja ULP
kepada PA/KPA sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
5. Larangan 5.1. Para pihak dalam melaksanakan tugas, fungsi
Pertentangan dan perannya,dilarang memiliki/melakukan
Kepentingan peran ganda atau terafiliasi.
5.2. Peran ganda sebagaimana dimaksud pasal 5.1
antara lain meliputi:
a. Seorang anggota Direksi atau Dewan
Komisaris suatu Badan Usaha tidak boleh
merangkap sebagai anggota Direksi atau
Dewan Komisaris pada Badan Usaha
lainnya yang menjadi peserta pada Seleksi
pekerjaan yang sama;
b. Penyedia yang telah ditunjuk sebagai
konsultan manajemen konstruksi
berperan sebagai konsultan perencana/
konsultan pengawas untuk pekerjaan fisik
yang direncanakan/diawasi;
c. Penyedia yang telah ditunjuk sebagai
konsultan perencana/pengawas bertindak
sebagai pelaksana Pekerjaan Konstruksi
yang direncanakannya/diawasinya;
d. pengurus koperasi pegawai dalam suatu
K/L/D/I atau anak perusahaan pada
BUMN/BUMD yang mengikuti Pengadaan
dan bersaing dengan perusahaan lainnya,
merangkap sebagai anggota Pokja ULP
atau pejabat yang berwenang menetapkan
pemenang Seleksi.
e. PPK dan/atau anggota Pokja ULP, baik
langsung maupun tidak langsung
mengendalikan atau menjalankan
perusahaan peserta;
f. hubungan antara 2 (dua) perusahaan yang
dikendalikan, baik langsung maupun tidak
langsung oleh pihak yang sama yaitu lebih
dari 50% (lima puluh perseratus)
pemegang saham dan/atau salah satu
pengurusnya sama.
6. Pendayagunaan 6.1. Peserta berkewajiban untuk menyampaikan
Produksi Dalam penawaran yang mengutamakan lokasi
Negeri pekerjaan jasa konsultansi yang dilaksanakan
di Indonesia oleh tenaga Indonesia
(mengutamakan tenaga ahli dalam negeri).
6.2. Dalam pelaksanaan pekerjaan jasa
konsultansi dimungkinkan menggunakan
komponen berupa tenaga ahli dan perangkat
lunak yang tidak berasal dari dalam negeri
(impor) dengan ketentuan:
a. penggunaan tenaga ahli asing dilakukan
semata-mata untuk mencukupi
kebutuhan jenis keahlian yangbelum
dapat diperoleh di Indonesia, disusun
berdasarkan keperluan yang nyata, dan
diusahakan secara terencana untuk
semaksimal mungkin terjadinya alih
pengalaman/keahlian dari tenaga ahli
asing tersebut ke tenaga Indonesia.
b. komponen berupa perangkat lunak yang
diproduksi di dalam negeri belum
memenuhi persyaratan.
7. Satu Penawaran 7.1. Setiap peserta, baik atas nama sendiri
Tiap Peserta maupun sebagai anggota kemitraan hanya
boleh memasukkan satu penawaran untuk
satu paket pekerjaan.
7.2. Setiap peserta yang termasuk dalam
kemitraan/KSO DILARANG menjadi peserta
baik secara sendiri/tunggal maupun sebagai
anggota kemitraan/KSO yang lain pada paket
pekerjaan yang sama.
B. Dokumen Seleksi

8. Pengambilan 8.1. Peserta yang masuk dalam daftar pendek


Dokumen dapat mengambil Dokumen Seleksi sesuai
Seleksi hari, tanggal, waktu dan tempat pengambilan
yang ditentukan dalam undangan.
8.2. Seseorang dilarang mewakili lebih dari 1 (satu)
perusahaan dalam pengambilan dokumen.
8.3. Dalam hal pengambilan dokumen seleksi
secara elektronik dilakukan sesuai petunjuk
penggunaan aplikasi SPSE pada website
LPSE.
9. Isi Dokumen 9.1. Dokumen Seleksi terdiri atas:
Seleksi a. Undangan Pengambilan Dokumen Seleksi;
b. Instruksi Kepada Peserta;
c. Lembar Data Pemilihan (LDP);
d. Kerangka Acuan Kerja (KAK);
e. Bentuk Dokumen Penawaran:
1) Sampul I
a) Dokumen Penawaran Administrasi,
dan
b) Dokumen Penawaran Teknis.
2) Sampul II
a) Dokumen Penawaran Biaya.
f. Bentuk Rancangan Kontrak:
1) Surat Perjanjian/Pokok Perjanjian;
2) Syarat-Syarat Umum Kontrak; dan
3) Syarat-Syarat Khusus Kontrak.
g. Bentuk Dokumen Lain:
1) SPPBJ;
2) Jaminan Uang Muka;
3) SPMK;
9.2. Peserta berkewajiban memeriksa keseluruhan
isi Dokumen Seleksi. Kelalaian
menyampaikan Dokumen Penawaran yang
mengakibatkan tidak memenuhi persyaratan
yang ditetapkan dalam Dokumen Seleksi
sepenuhnya merupakan risiko peserta.
10. Pemberian 10.1. Pemberian penjelasan dilakukan di tempat
Penjelasan dan pada waktu yang tercantum dalam LDP,
serta dihadiri oleh para peserta yang
diundang.
10.2. Ketidakhadiran peserta pada saat pemberian
penjelasan tidak dapat dijadikan dasar untuk
menolak/ menggugurkan penawaran.
10.3. Perwakilan peserta yang hadir pada saat
pemberian penjelasan menunjukkan tanda
pengenal dan surat tugas kepada Pokja ULP.
10.4. Dalam pemberian penjelasan, Pokja ULP
menjelaskan kepada peserta mengenai :
a. Kerangka Acuan Kerja;
b. metode pemilihan;
c. cara penyampaian Dokumen Penawaran;
d. kelengkapan yang harus dilampirkan
bersama Dokumen Penawaran;
e. jadwal pemasukan dan pembukaan
Dokumen Penawaran;
f. metode dan tata cara evaluasi;
g. hal-hal yang menggugurkan penawaran;
h. jenis kontrak yang akan digunakan;
i. ketentuan tentang penyesuaian harga;
j. ketentuan dan cara sub kontrak
sebagian pekerjaan kepada Usaha Kecil;
k. risiko K3 yang mungkin timbul akibat
pekerjaan termasuk kondisi dan bahaya
(apabila diperlukan);
l. perjanjian Kemitraan/ kerja sama operasi
(apabila bermitra); dan
m. ketentuan tentang asuransi.
10.5. Apabila diperlukan, Pokja ULP dapat
memberikan penjelasan lanjutan dengan cara
melakukan peninjauan lapangan. Biaya
peninjauan lapangan dan keperluan peserta
ditanggung oleh masing-masing peserta.
10.6. Pemberian penjelasan isi Dokumen
Seleksi, pertanyaan dari peserta, jawaban
dari Pokja ULP, perubahan substansi
dokumen, hasil peninjauan lapangan, serta
keterangan lain dituangkan dalam Berita
Acara Pemberian Penjelasan (BAPP) yang
ditandatangani oleh anggota Pokja ULP dan
minimal 1 (satu) wakil dari peserta yang hadir
dan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Dokumen Seleksi.
10.7. Apabila tidak ada satu pun peserta yang
hadir atau yang bersedia menandatangani
BAPP maka BAPP cukup ditandatangani
oleh anggota pokja ULP yang hadir.
10.8. Apabila dalam BAPP di atas terdapat hal-
hal/ketentuan baru atau perubahan penting
yang perlu ditampung, maka Pokja ULP
menuangkan ke dalam Adendum Dokumen
Pemilihan yang menjadi bagian tidak
terpisahkan dari Dokumen Seleksi.
10.9. Apabila ketentuan baru atau perubahan
penting tersebut tidak dituangkan dalam
Adendum Dokumen Pemilihan maka
ketentuan baru atau perubahan tersebut
dianggap tidak ada dan ketentuan yang
berlaku adalah yang tercantum dalam
Dokumen Seleksi yang awal.
10.10. Peserta diberitahu oleh Pokja ULP untuk
mengambil salinan BAPP dan/atau Adendum
Dokumen Seleksi.
10.11. Peserta dapat mengambil salinan BAPP
dan/atau Adendum Dokumen Pemilihan
yang disediakan oleh Pokja ULP atau
mengunduhnya melalui aplikasi sistem
pengadaan secara elektronik (SPSE).
10.12. Dalam hal pemberian penjelasan secara
elektronik dilakukan sesuai petunjuk
penggunaan aplikasi SPSE pada website
LPSE.
11. Perubahan 11.1. Setelah Pemberian Penjelasan dan sebelum
Dokumen batas akhir waktu pemasukan penawaran,
Seleksi Pokja ULP dapat menetapkan Adendum
Dokumen Seleksi, berdasarkan informasi
baru yang mempengaruhi substansi
pekerjaan.
11.2. Setiap Adendum yang ditetapkan merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Dokumen
Seleksi.
11.3. Peserta diberitahu oleh Pokja ULP untuk
mengambil salinan Adendum Dokumen
Seleksi.
11.4. Peserta dapat mengambil salinan
Adendum Dokumen Seleksi yang disediakan
oleh Pokja ULP atau mengunduhnya melalui
aplikasi sistem pengadaan secara elektronik
(SPSE).
12. Tambahan Dalam Adendum Dokumen Seleksi, Pokja ULP
Waktu dapat memberikan tambahan waktu untuk
Pemasukan memasukkan Dokumen Penawaran.
Dokumen
Penawaran
C. Penyiapan Penawaran

13. Biaya dalam 13.1. Peserta menanggung semua biaya dalam


Penyiapan penyiapan dan penyampaian penawaran.
Penawaran 13.2. Pokja ULP tidak bertanggung jawab atas
kerugian apapun yang ditanggung oleh
peserta.
14. Bahasa 14.1. Semua Dokumen Penawaran harus
Penawaran menggunakan Bahasa Indonesia.
14.2. Dokumen penunjang yang terkait dengan
Dokumen Penawaran dapat menggunakan
Bahasa Indonesia atau bahasa asing.
14.3. Dokumen penunjang yang berbahasa asing
perlu disertai penjelasan dalam Bahasa
Indonesia. Dalam hal terdapat perbedaan
penafsiran, maka yang berlaku adalah
penjelasan dalam Bahasa Indonesia.
15. Dokumen 15.1. Penawaran yang disampaikan oleh peserta
Penawaran terdiri dari 2 (dua) sampul yang memuat
Penawaran Administrasi dan Teknis (Sampul
I) dan Penawaran Biaya (Sampul II).
15.2. Penawaran Administrasi dan Teknis (Sampul
I) meliputi:
a. Surat Penawaran, yang didalamnya
mencantumkan:
1) tanggal;
2) masa berlaku penawaran;
3) jangka waktu pelaksanaan pekerjaan;
dan
b. Surat Kuasa (apabila dikuasakan);
c. Dokumen Penawaran Teknis:
1) data pengalaman perusahaan, terdiri
atas:
a) data organisasi perusahaan;
b) daftar pengalaman kerja sejenis
selama 10 (sepuluh) tahun
terakhir;
c) Referensi dari pengguna jasa; dan
d) uraian pengalaman kerja sejenis
selama 10 (sepuluh) tahun
terakhir, diuraikan secara jelas
dengan mencantumkan informasi:
nama pekerjaan yang
dilaksanakan, lingkup dan data
pekerjaan yang dilaksanakan
secara singkat, lokasi, pemberi
tugas, nilai, dan waktu
pelaksanaan (menyebutkan bulan
dan tahun).
2) pendekatan dan metodologi, terdiri
atas:
a) tanggapan dan saran terhadap
Kerangka Acuan Kerja;
b) uraian pendekatan, metodologi dan
program kerja, dan program kerja
lain (apabila dipersyaratkan);
c) jadwal pelaksanaan pekerjaan;
d) komposisi tim dan penugasan; dan
e) jadwal penugasan tenaga ahli.
3) kualifikasi tenaga ahli, terdiri atas:
a) Daftar Riwayat Hidup personil yang
diusulkan;
b) Referensi dari pengguna jasa; dan
c) surat pernyataan kesediaan untuk
ditugaskan.
d. RK3K (bila disyaratkan).
15.3. Penawaran Biaya (Sampul II) ) meliputi:
a. surat penawaran biaya yang di dalamnya
tercantum total biaya penawaran;
b. rekapitulasi penawaran biaya;
c. rincian penawaran biaya yang terdiri:
1) rincian Biaya Langsung Personil
(remuneration); dan
2) rincian Biaya Langsung Non-Personil
(direct reimbursable cost);
16. Harga Penawaran 16.1. Peserta mencantumkan harga satuan dan
biaya total untuk tiap mata
pembayaran/pekerjaan dalam Rincian Biaya
Langsung Personil dan Non-Personil.
16.2. Biaya overhead termasuk untuk
penyelenggaraan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3), asuransi, dan keuntungan, serta
semua pajak, bea, retribusi, dan pungutan
lain yang harus dibayar oleh penyedia untuk
pelaksanaan paket pekerjaan jasa konsultansi
ini diperhitungkan dalam total biaya
penawaran.
17. Mata Uang 17.1. Semua biaya dalam penawaran harus dalam
Penawaran dan bentuk mata uang yang ditetapkan dalam
Cara LDP.
Pembayaran 17.2. Pembayaran atas prestasi pekerjaan jasa
konsultansi ini dilakukan sesuai dengan cara
yang ditetapkan dalam LDP dan diuraikan
dalam Syarat-Syarat Umum/ Khusus
Kontrak.
18. Masa Berlaku 18.1. Masa berlakunya penawaran sesuai
Penawaran dan ketentuan dalam LDP.
Jangka Waktu 18.2. Apabila evaluasi belum selesai dilaksanakan,
Pelaksanaan sebelum akhir masa berlakunya penawaran,
Pokja ULP dapat meminta kepada seluruh
peserta secara tertulis untuk memperpanjang
masa berlakunya penawaran tersebut dalam
jangka waktu tertentu.
18.3. Berkaitan dengan 17.2, maka peserta dapat:
a. Menyetujui permintaan tersebut tanpa
mengubah penawaran;
b. Menolak permintaan tersebut dan dapat
mengundurkan diri secara tertulis
tanpa sanksi.
18.4. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan sesuai
ketentuan dalam LDP.
D. Pemasukan Dokumen Penawaran
19. Pemasukan dan 19.1. Dokumen Penawaran Administrasi dan Teknis
Cara dimasukkan dalam Sampul I 1, sedangkan
Penyampaian Dokumen Penawaran Biaya dimasukkan
Dokumen dalam Sampul II2.
Penawaran 19.2. Peserta menyampaikan dokumen penawaran
dengan cara mengunggah melalui aplikasi
sistem pengadaan secara elektronik (SPSE)
pada website LPSE sesuai ketentuan dalam
LDP.
19.3. Jika terdapat penarikan/pembatalan/
penggantian Dokumen Penawaran, dapat
dilakukan dengan cara mengupload kembali
dokumen surat pengunduran
diri/pembatalan/penggantian.
19.4. Tata cara penyampaian dokumen penawaran
sesuai petunjuk penggunaan aplikasi SPSE
pada website LPSE.
20. Batas Akhir Penawaran harus disampaikan kepada Pokja ULP
Pemasukan melalui aplikasi sistem pengadaan secara elektronik
Penawaran (SPSE) pada website LPSE paling lambat pada waktu
yang ditentukan dalam LDP.

1
Sampul 1 (dapat berupa sampul elektronik 1, file 1, folder 1, dan lainnya).
2
Sampul 2 (dapat berupa sampul elektronik 2, file 2, folder 2, dan lainnya).
21. Penawaran Setiap Dokumen Penawaran dan/atau sebagian
Terlambat tambahan Dokumen Penawaran yang diterima oleh
Pokja ULP setelah batas akhir waktu pemasukan
penawaran akan ditolak.

E. Pembukaan dan Evaluasi Penawaran


22. Pembukaan 22.1. Dokumen Penawaran dibuka di hadapan
Penawaran peserta pada waktu dan tempat sesuai
Sampul I ketentuan dalam LDP, yang dihadiri paling
kurang 2 (dua) peserta sebagai saksi.
22.2. Perwakilan peserta yang hadir pada saat
pembukaan Dokumen Penawaran
menunjukkan tanda pengenal dan surat
penugasan kepada Pokja ULP.
22.3. Apabila tidak ada peserta atau hanya ada 1
(satu) peserta sebagai saksi, maka Pokja ULP
menunda pembukaan Dokumen Penawaran
selama 2 (dua) jam.
22.4. Apabila setelah ditunda selama 2 (dua) jam,
hanya ada 1 (satu) atau tidak ada peserta
sebagai saksi, maka pembukaan Dokumen
Penawaran tetap dilanjutkan dengan
menunjuk saksi tambahan di luar Pokja ULP
yang ditunjuk oleh Pokja ULP.
22.5. Apabila penawaran yang masuk kurang dari 3
(tiga) peserta, seleksi dilanjutkan dengan
dilakukan negosiasi teknis dan harga/biaya.
22.6. Dinyatakan sebagai penawaran yang masuk
apabila dokumen penawaran pokok/utama
sebagaimana dimaksud pada 14.1 terpenuhi.
Surat pengunduran diri (misalnya) tidak
termasuk sebagai penawaran.
22.7. Dokumen Penawaran yang telah masuk tidak
dibuka, apabila dokumen dimaksud telah
disusuli dokumen dengan sampul bertanda
PENARIKAN.
22.8. Pokja ULP membuka Sampul I (dokumen
administrasi dan teknis) di hadapan peserta
kemudian dijadikan lampiran Berita Acara
Pembukaan Dokumen Penawaran
Administrasi dan Teknis. Sampul II yang
berisi data harga tidak boleh dibuka.
22.9. Pokja ULP memeriksa dihadapan peserta yang
hadir mengenai kelengkapan Sampul I, yang
meliputi :
a. surat penawaran administrasi dan teknis
yang di dalamnya mencantumkan:
1) tanggal;
2) masa berlaku penawaran; dan
3) jangka waktu pelaksanaan pekerjaan.
b. surat kuasa dari direktur
utama/pemimpin perusahaan kepada
penerima kuasa (apabila dikuasakan)
c. RK3K (apabila disyaratkan);
d. dokumen penawaran teknis; dan
e. sampul II (tidak dibuka).
22.10. Pokja ULP tidak boleh menggugurkan
penawaran pada waktu pembukaan
penawaran.
22.11. Dalam hal terjadi penundaan waktu
pembukaan penawaran, maka penyebab
penundaan tersebut harus dimuat dengan
jelas di dalam Berita Acara.
22.12. Pokja ULP segera membuat Berita Acara
Pembukaan Penawaran yang sekurang-
kurangnya memuat :
a. jumlah Dokumen Penawaran yang masuk;
b. jumlah Dokumen Penawaran yang
lengkap dan tidak lengkap;
c. kejanggalan yang dijumpai dalam
Dokumen Penawaran (apabila ada);
d. keterangan lain yang dianggap perlu; dan
e. tanggal pembuatan berita acara.
22.13. Berita Acara ditandatangani oleh anggota
Pokja ULP yang hadir dan 2 (dua) orang saksi.
22.14. Salinan Berita Acara dibagikan kepada
peserta yang hadir tanpa dilampiri Dokumen
Penawaran dan Pokja ULP dapat mengunggah
salinan tersebut melalui aplikasi sistem
pengadaan secara elektronik (SPSE).
22.15. Tata cara pembukaan dokumen penawaran
sesuai petunjuk penggunaan aplikasi SPSE
pada website LPSE.
23. Klarifikasi Dan 23.1. Dalam mengevaluasi dokumen penawaran,
Konfirmasi Pokja ULP dapat melakukan klarifikasi
Penawaran terhadap hal-hal yang tidak jelas dalam
dokumen penawaran. Peserta harus
memberikan tanggapan atas klarifikasi.
Klarifikasi tidak boleh mengubah substansi
dan harga penawaran. Klarifikasi dan
tanggapan atas klarifikasi harus dilakukan
secara tertulis.
23.2. Terhadap hal-hal yang diragukan berkaitan
dengan dokumen penawaran, pokja ULP dapat
melakukan konfirmasi kebenarannya
termasuk peninjauan lapangan kepada pihak-
pihak/instansi terkait.
23.3. Hasil klarifikasi/konfirmasi dapat
menggugurkan penawaran.
24. Evaluasi 24.1. Data yang digunakan Pokja ULP dalam
Penawaran evaluasi dokumen penawaran adalah data
Sampul I yang diunggah (upload) pada sistem
pengadaan secara elektronik, sesuai dengan
data syarat-syarat yang tertulis dalam
dokumen seleksi.
24.2. Dalam hal terdapat lebih dari satu data
dokumen elektronik berbeda isi dan tidak
saling melengkapi serta tidak ada keterangan
penarikan, penggantian, pengubahan, atau
penambahan dokumen, maka dokumen yang
digunakan untuk evaluasi adalah dokumen
yang diupload paling akhir. Tetapi jika waktu
uploadnya sama maka yang digunakan adalah
dokumen yang waktu modifikasinya paling
akhir.
24.3. Data dokumen elektronik yang rusak
(sesudah mendapat klarifikasi dari LPSE)
akibat kesalahan pengiriman dokumen oleh
Penyedia Jasa, yang mengakibatkan dokumen
tersebut tidak dapat dilakukan evaluasi oleh
Pokja ULP, maka dokumen elektronik tersebut
dinyatakan tidak memenuhi syarat
24.4. Pokja ULP melakukan evaluasi terhadap
sampul I yang meliputi :
a. evaluasi administrasi; dan
b. evaluasi teknis.
24.5. Ketentuan umum dalam melakukan
evaluasi sebagai berikut :
a. Pokja ULP dilarang menambah,
mengurangi, mengganti, dan/atau
mengubah kriteria dan persyaratan
yang telah ditetapkan dalam Dokumen
Seleksi;
b. Pokja ULP dan/atau peserta dilarang
menambah, mengurangi, mengganti
dan/atau mengubah isi sampul I;
c. penawaran yang memenuhi syarat adalah
penawaran yang sesuai dengan ketentuan,
syarat-syarat, dan ruang lingkup serta
kualifikasi tenaga ahli yang ditetapkan
dalam Dokumen Seleksi, tanpa ada
penyimpangan yang bersifat
penting/pokok atau penawaran bersyarat;
d. penyimpangan yang bersifat
penting/pokok atau penawaran bersyarat
adalah:
1) penyimpangan dari Dokumen
Pemilihan yang mempengaruhi
lingkup, kualitas, dan hasil/kinerja
pekerjaan; dan/atau
2) penawaran dengan persyaratan
tambahan di luar ketentuan Dokumen
Seleksi yang akan menimbulkan
persaingan usaha tidak sehat
dan/atau tidak adil diantara peserta
yang memenuhi syarat.
e. para pihak dilarang mempengaruhi atau
melakukan intervensi kepada Pokja ULP
selama proses evaluasi;
f. apabila dalam evaluasi ditemukan bukti
adanya persaingan usaha yang tidak sehat
dan/atau terjadi pengaturan bersama
(indikasi kolusi/ persekongkolan) antara
peserta, Pokja ULP dan/atau PPK dengan
tujuan untuk memenangkan salah satu
peserta, maka:
1) peserta yang ditunjuk sebagai calon
pemenang dan peserta lain yang
terlibat dimasukkan dalam Daftar
Hitam baik badan usahanya maupun
pengurusnya;
2) Pokja ULP dan/atau PPK yang terlibat
persengkongkolan diganti dan
dikenakan sanksi administrasi
dan/atau pidana;
3) proses evaluasi tetap dilanjutkan
dengan menetapkan peserta lainnya
yang tidak terlibat (apabila ada);
4) apabila tidak ada peserta lainnya
sebagaimana dimaksud pada angka
3), maka seleksi dinyatakan gagal.
24.6. Evaluasi Administrasi :
a. Evaluasi terhadap data administrasi hanya
dilakukan terhadap hal-hal yang tidak
dinilai pada saat penilaian kualifikasi.
b. Penawaran dinyatakan memenuhi
persyaratan administrasi, apabila :
1) syarat-syarat substansial yang
diminta berdasarkan Dokumen
Seleksi dipenuhi/ dilengkapi;
2) surat penawaran :
a) Jangka waktu berlakunya surat
penawaran tidak kurang dari
waktu yang ditetapkan LDP,
dengan ketentuan:
(1) apabila ada perbedaan nilai
penulisan antara angka dan
huruf maka yang diakui
adalah tulisan huruf;
(2) apabila nilai yang tertulis
dalam angka jelas
sedangkan nilai dalam
huruf tidak jelas, maka nilai
yang diakui adalah nilai
yang tertulis dalam angka;
atau
(3) apabila nilai dalam angka
dan nilai yang tertulis dalam
huruf tidak jelas, maka
penawaran dinyatakan
gugur.
b) jangka waktu pelaksanaan
pekerjaan yang ditawarkan tidak
melebihi jangka waktu yang
ditetapkan dalam Dokumen
Seleksi, dengan ketentuan:
(1) apabila ada perbedaan nilai
penulisan antara angka dan
huruf maka yang diakui
adalah tulisan huruf;
(2) apabila nilai yang tertulis
dalam angka jelas
sedangkan nilai dalam
huruf tidak jelas, maka nilai
yang diakui adalah nilai
yang tertulis dalam angka;
atau
(3) apabila nilai dalam angka
dan nilai yang tertulis dalam
huruf tidak jelas, maka
penawaran dinyatakan
gugur.
c) Bertanggal.
3) surat kuasa (apabila dikuasakan),
dengan ketentuan:
a) Dilampirkan apabila dikuasakan
kepada pihak yang berbeda pada
saat prakualifikasi/surat kuasa
sudah tidak berlaku);
b) Harus ditandatangani direktur
utama/ pimpinan perusahaan;
c) Nama penerima kuasa tercantum
dalam akte pendirian/anggaran
dasar ; dan
d) Dalam hal kemitraan, surat kuasa
ditandatangani oleh anggota
kemitraan yang diwakili menurut
perjanjian kerja sama.
c. untuk menghindari kesalahan-kesalahan
kecil yang dapat menggugurkan
penawaran, maka syarat-syarat lainnya
yang diperlukan agar diminta dan
dievaluasi pada saat prakualifikasi dan
tidak perlu dievaluasi pada Dokumen
Penawaran;
d. Pokja ULP dapat melakukan klarifikasi
teknis secara tertulis terhadap hal-hal
yang kurang jelas dan meragukan namun
tidak boleh mengubah substansi;
e. peserta yang memenuhi persyaratan
administrasi dilanjutkan dengan evaluasi
teknis;
f. apabila hanya ada 1 (satu) atau 2 (dua)
peserta yang memenuhi persyaratan
administrasi, maka evaluasi tetap
dilanjutkan dengan evaluasi teknis;
g. apabila tidak ada peserta yang memenuhi
persyaratan administrasi, maka seleksi
dinyatakan gagal.
24.7. Evaluasi Teknis:
a. Evaluasi teknis dilakukan terhadap
peserta yang memenuhi persyaratan
administrasi.
b. Unsur-unsur yang dievaluasi harus sesuai
dengan yang ditetapkan dalam Dokumen
Seleksi.
c. Evaluasi penawaran teknis dilakukan
dengan cara memberikan nilai angka
tertentu pada setiap kriteria yang dinilai
dan bobot yang telah ditetapkan dalam
Dokumen Seleksi, kemudian
membandingkan jumlah perolehan nilai
dari para peserta, dengan ketentuan :
1) unsur-unsur pokok yang dinilai
adalah:
a) pengalaman perusahaan (bobot
nilai antara 10% s.d 20%),
b) pendekatan dan metodologi (bobot
nilai antara 20% s.d 40%),
c) kualifikasi tenaga ahli (bobot nilai
antara 50% s.d 70%);
d) jumlah pembobotan a)+b)+c)=
(100%);
2) penilaian dilakukan sesuai
pembobotan dari masing-masing
unsur yang telah tercantum dalam
LDP;
3) bobot masing-masing unsur
ditetapkan oleh Pokja ULP berdasarkan
jenis pekerjaan yang akan
dilaksanakan;
d. Penilaian terhadap Pengalaman
Perusahaan dilakukan atas:
1) pengalaman perusahaan peserta
dalam melaksanakan pekerjaan
sejenis dengan pekerjaan yang
dipersyaratkan dalam KAK untuk 10
(sepuluh) tahun terakhir;
2) pengalaman kerja di Indonesia
dan/atau di lokasi kegiatan
mendapat tambahan nilai;
3) pengalaman tersebut diuraikan
secara jelas dengan mencantumkan
informasi: nama pekerjaan yang
dilaksanakan, lingkup dan data
pekerjaan yang dilaksanakan secara
singkat, lokasi, pemberi tugas, nilai,
dan waktu pelaksanaan
(menyebutkan bulan dan tahun);
4) penilaian juga dilakukan terhadap
jumlah pekerjaan yang sedang
dilaksanakan oleh peserta, disamping
untuk mengukur pengalaman juga
dapat dipergunakan untuk mengukur
kemampuan/kapasitaspeserta yang
bersangkutan dalam melaksanakan
tugasnya;
5) pengalaman perusahaan peserta
harus dilengkapi dengan referensi
dari pengguna jasa, yang
menunjukkan kinerja perusahaan
peserta yang bersangkutan selama 10
(sepuluh) tahun terakhir. Pengalaman
perusahaan peserta yang tidak
memiliki referensi, tidak diberi nilai.
Sub unsur Pengalaman Perusahaan
yang dinilai adalah:
a) pengalaman melaksanakan
kegiatan sejenis;
b) pengalaman melaksanakan di
lokasi kegiatan;
c) pengalaman manajerial dan
fasilitas utama; dan
d) kapasitas perusahaan dengan
memperhatikan jumlah tenaga
ahli tetap.
Bobot masing-masing sub unsur
ditetapkan oleh Pokja ULP
berdasarkan jenis pekerjaan yang
akan dilaksanakan sesuai dengan
yang tercantum dalam LDP.
6) Terhadap perusahaan baru yang
berdiri kurang dari 3 tahun mendapat
nilai unsur yang ditetapkan dalam
LDP.
e. Penilaian terhadap Pendekatan dan
Metodologi dilakukan atas:
1) pemahaman perusahaan peserta atas
lingkup pekerjaan/jasa layanan yang
diminta dalam KAK, pemahaman atas
sasaran/tujuan, kualitas metodologi,
dan hasil kerja, sub unsur yang
dinilai antara lain:
a) pemahaman atas jasa layanan
yang tercantum dalam KAK,
penilaian terutama meliputi:
pengertian terhadap tujuan
kegiatan, lingkup serta jasa
konsultansi yang diperlukan
(aspek-aspek utama yang
diindikasikan dalam KAK), dan
pengenalan lapangan;
b) kualitas, metodologi, penilaian
terutama meliputi: ketepatan
menganalisa masalah dan
langkah pemecahan yang
diusulkan dengan tetap mengacu
kepada persyaratan KAK,
konsistensi antara metodologi
dengan rencana kerja, apresiasi
terhadap inovasi, tanggapan
terhadap KAK khususnya
mengenai data yang tersedia,
orang bulan (person-month)
tenaga ahli, uraian tugas
termasuk potensi bahaya, jenis
bahaya, identifikasi bahaya dari
pekerjaan konstruksi yang di
desain, jangka waktu
pelaksanaan, laporan-laporan
yang disyaratkan, jenis keahlian
serta jumlah tenaga ahli yang
diperlukan, program kerja,jadwal
pekerjaan, jadwal penugasan,
organisasi, kebutuhan jumlah
orang bulan,dan kebutuhan
fasilitas penunjang;
c) hasil kerja (deliverable),
penilaian meliputi antara lain:
analisis, gambar-gambar kerja,
spesifikasi teknis, perhitungan
teknis, dan laporan laporan;
d) fasilitas pendukung dalam
melaksanakan pekerjaan yang
diminta dalam KAK;
Bobot masing-masing sub unsur
ditetapkan oleh Pokja ULP
berdasarkan jenis pekerjaan yang
akan dilaksanakan sesuai dengan
yang tercantum dalam LDP.
2) gagasan baru yang diajukan oleh
peserta untuk meningkatkan kualitas
keluaran yang diinginkan dalam KAK
diberikan nilai lebih;
f. Kualifikasi Tenaga Ahli, penilaian
dilakukan atas:
1) tenaga ahli yang diusulkan untuk
melaksanakan pekerjaan dengan
memperhatikan jenis keahlian,
persyaratan, serta jumlah tenaga
yang telah diindikasikan di dalam
KAK. Seorang tenaga ahli yang
diusulkan hanya untuk satu paket
tertentu dalam periode waktu yang
sama
2) sub unsur Kualifikasi Tenaga Ahli
yang dinilai adalah :
a) tingkat pendidikan, yaitu lulusan
perguruan tinggi negeri atau
perguruan tinggi swasta yang
telah lulus ujian negara atau
yang telah diakreditasi, atau
perguruan tinggi luar negeri yang
telah diakreditasi, dibuktikan
dengan salinan ijazah;
b) pengalaman kerja profesional
seperti yang disyaratkan dalam
KAK, didukung dengan referensi
dari pengguna jasa. Bagi tenaga
ahli yang diusulkan sebagai
pemimpin/wakil pemimpin
pelaksana pekerjaan (team
leader/co teamleader) dinilai
pula pengalaman sebagai
pemimpin/wakil pemimpin tim.
Ketentuan penghitungan
pengalaman kerja profesional
dilakukan sebagai berikut :
(1) tidak boleh terjadi
tumpang tindih (overlap),
bila terjadi overlap yang
dihitung hanya salah satu,
(2) apabila terdapat
perhitungan bulan
menurut Pokja ULP lebih
kecil dari yang tertulis
dalam penawaran, maka
yang diambil adalah
perhitungan Pokja ULP.
Apabila perhitungan Pokja
ULP lebih besar
dibandingkan dengan yang
tertulis dalam penawaran,
maka yang diambil adalah
yang tertulis dalam
penawaran,
(3) apabila jangka waktu
pengalaman kerja
profesional ditulis secara
lengkap tanggal, bulan, dan
tahunnya, maka
pengalaman kerja akan
dihitung secara penuh
(kecuali bila terjadi overlap,
maka bulan yang overlap
dihitung satu kali),
(4) apabila jangka waktu
pengalaman kerja
professional ditulis bulan
dan tahunnya saja (tanpa
tanggal), maka pengalaman
kerja yang dihitung adalah
total bulannya dikurangi 1
(satu) bulan,
(5) apabila jangka waktu
pengalaman kerja
profesional ditulis tahunnya
saja (tanpa tanggal dan
bulan), maka pengalaman
kerja yang dihitung hanya
25 % dari total bulannya,
(6) kesesuaian lingkup
pekerjaan dan posisi
pengalaman kerja
profesional dibandingkan
dengan yang dipersyaratkan
dalam KAK, dinilai dengan
kriteria sebagai berikut:
(a). lingkup pekerjaan:
i. sesuai
ii. menunjang
iii. terkait
(b). posisi :
i. sesuai
ii. tidak sesuai
(c). Nilai masing-masing
kriteria ditetapkan
oleh Pokja ULP
berdasarkan jenis
pekerjaan yang akan
dilaksanakan sesuai
dengan yang
tercantum dalam LDP.
(7) bulan kerja profesional yang
didapatkan dari angka (3),
(4), dan (5) dikalikan dengan
nilai kesesuaian lingkup
pekerjaan dan posisi yang
didapatkan dari angka (6),
(8) total seluruh bulan kerja
profesional dibagi dengan
angka 12 sehingga
didapatkan jangka waktu
pengalaman kerja
profesional seorang tenaga
ahli.
(9) Nilai jangka waktu
pengalaman kerja
profesional tenaga ahli
dicantumkan dalam LDP
b). sertifikat keahlian/profesi yang
dikeluarkan oleh pihak yang
berwenang mengeluarkan,
sesuai dengan keahlian/profesi
yang disyaratkan dalam KAK;
c). lain-lain: penguasaan bahasa
Inggris, bahasa Indonesia (bagi
konsultan Asing), bahasa
setempat, aspek pengenalan
(familiarity) atas tata-cara,
aturan, situasi, dan kondisi
(custom) setempat. Personil yang
menguasai/memahami aspek-
aspek tersebut di atas diberikan
nilai lebih tinggi;
Bobot masing-masing sub unsur
ditetapkan oleh Pokja ULP
berdasarkan jenis pekerjaan yang
akan dilaksanakan sesuai dengan
yang tercantum dalam LDP.
3) Tingkat pendidikan tenaga ahli yang
kurang dari tingkat pendidikan yang
dipersyaratkan dalam KAK tidak
diberi nilai.
4) Kualifikasi dari tenaga ahli yang
melebihi dari kualifikasi yang
dipersyaratkan dalam KAK tidak
mendapat tambahan nilai.
24.8. Ambang Batas (Passing Grade)
a. Peserta dinyatakan lulus evaluasi teknis
apabila hasil evaluasi teknis memenuhi
ambang batas nilai teknis (passing grade)
seperti yang tercantum dalam LDP.
b. Hasil evaluasi teknis harus ambang
batas total nilai teknis (passing grade) dan
ambang batas masing-masing nilai
unsure teknis seperti yang tercantum
dalam LDP.
c. Apabila tidak ada peserta yang lulus
evaluasi teknis maka seleksi dinyatakan
gagal.
d. Peserta yang lulus evaluasi teknis
dilanjutkan evaluasi harga.
24.9. Pokja ULP membuat dan menandatangani
Berita Acara Hasil Evaluasi Sampul I yang
paling sedikit memuat :
a. nama seluruh peserta;
b. hasil evaluasi penawaran administrasi
dan teknis termasuk alasan
ketidaklulusan peserta;
c. nilai evaluasi teknis diurutkan mulai dari
nilai tertinggi;
d. ambang batas nilai teknis;
e. jumlah peserta yang lulus dan tidak
lulus pada setiap tahapan evaluasi;
f. tanggal dibuatnya Berita Acara;
g. keterangan-keterangan lain yang
dianggap perlu mengenai pelaksanaan
seleksi; dan
h. pernyataan bahwa seleksi gagal apabila
tidak ada penawaran yang memenuhi
syarat.
25. Penetapan Pokja ULP membuat Surat Penetapan Urutan
Peringkat Peringkat Teknis berdasarkan Berita Acara Evaluasi
Teknis Sampul I (Penawaran Administrasi dan Teknis).
26. Pengumuman 26.1. Pokja ULP memberitahukan penetapan
Peringkat Teknis peringkat teknis kepada seluruh peserta, serta
diumumkan di website layanan pengadaan
secara elektronik (LPSE) yang tercantum
dalam LDP dan ditempel di papan
pengumuman resmi untuk masyarakat, yang
sekurang-kurangnya memuat:
a. nama paket pekerjaan;
b. nama dan alamat peserta;
c. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
d. hasil evaluasi persyaratan administrasi;
e. nilai teknis seluruh peserta yang
memenuhi persyaratan administrasi; dan
f. ambang batas nilai teknis.
26.2. Tidak ada masa sanggahan dalam
pengumuman penetapan peringkat teknis.
27. Undangan/Pemb 27.1. Pokja ULP menyampaikan undangan/
eritahuan pemberitahuan kepada seluruh peserta yang
Pembukaan lulus evaluasi teknis untuk menghadiri acara
Penawaran pembukaan Dokumen Sampul II segera
Sampul II setelah Pengumuman Peringkat Teknis
diumumkan.
27.2. Undangan/pemberitahuan mencantumkan
tempat, hari, tanggal, dan waktu pembukaan
Dokumen Sampul II.
28. Pembukaan 28.1. Penawaran Sampul II dibuka di hadapan
Penawaran peserta yang hadir pada waktu dan tempat
Sampul II, dan sesuai undangan yang dihadiri paling kurang
Evaluasi 2 (dua) peserta sebagai saksi.
Penawaran 28.2. Perwakilan peserta yang hadir pada saat
Sampul II pembukaan Dokumen Penawaran
menunjukkan tanda pengenal dan surat
penugasan kepada Pokja ULP.
28.3. Apabila setelah ditunda selama 2 (dua) jam,
hanya ada 1 (satu) atau tidak ada peserta
sebagai saksi, maka pembukaan Dokumen
Penawaran tetap dilanjutkan dengan
menunjuk saksi tambahan di luar Pokja ULP
yang ditunjuk oleh Pokja ULP.
28.4. Apabila tidak ada peserta atau hanya ada 1
(satu) peserta sebagai saksi, maka Pokja ULP
menunda pembukaan Dokumen Penawaran
selama 2 (dua) jam.
28.5. Dalam hal terjadi penundaan waktu
pembukaan sampul II, maka penyebab
penundaan tersebut harus dimuat dengan
jelas dalam Berita Acara.
28.6. Perwakilan peserta yang hadir pada saat
pembukaan Penawaran Sampul II
menunjukkan tanda pengenal dan surat tugas
kepada Pokja ULP.
28.7. Pokja ULP membuka sampul II yang meliputi:
a. surat penawaran biaya yang di
dalamnya tercantum masa berlaku
penawaran dan biaya penawaran
b. rekapitulasi penawaran biaya;
c. rincian penawaran biaya yang terdiri dari:
1) rincian Biaya Langsung Personil
(remuneration); dan
2) rincian Biaya Langsung Non Personil
(direct reimbursable cost).
28.8. Pokja ULP membuat dan menandatangani
Berita Acara Pembukaan Penawaran Biaya
yang sekurang-kurangnya memuat:
a. nama dan alamat peserta;
b. besaran usulan biaya;
c. keterangan lain yang dianggap perlu;
d. tanggal pembuatan berita acara; dan
e. tanda tangan anggota Kelompok Kerja ULP
dan wakil peserta.
28.9. Berita Acara Pembukaan Penawaran Sampul
II dilampiri Dokumen Penawaran Biaya.
28.10. Berita Acara Pembukaan Penawaran Sampul
II ditandatangani oleh Pokja ULP yang hadir
dan 2 (dua) peserta yang ditunjuk oleh para
peserta yang hadir.
28.11. Pokja ULP dapat mengunggah Salinan Berita
Acara Pembukaan Penawaran Sampul II
kepada peserta tanpa dilampiri Dokumen
Penawaran Biaya melalui aplikasi sistem
pengadaan secara elektronik (SPSE).
28.12. Pokja ULP melakukan koreksi aritmatik
terhadap penawaran biaya, dengan
ketentuan:
a. Volume dan/atau jenis pekerjaan yang
tercantum dalam Rincian Anggaran Biaya
(RAB) disesuaikan dengan yang tercantum
dalam Dokumen Penawaran Teknis;
b. Jenis pekerjaan yang tidak tercantum
dalam Rincian Anggaran Biaya (RAB)
disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang
tercantum dalam Dokumen Penawaran
Teknis (apabila ada);
c. Hasil koreksi aritmatik tidak boleh
mengubah nilai total biaya penawaran.
28.13. Total penawaran biaya terkoreksi yang
melebihi pagu anggaran menggugurkan
penawaran sebelum dilakukan negosiasi
biaya.
28.14. Unsur-unsur yang perlu diteliti dan
dinilai dalam evaluasi penawaran biaya
dilakukan terhadap :
a. kewajaran biaya pada Rincian Biaya
Langsug Personil (remuneration);
b. kewajaran penugasan tenaga ahli;
c. kewajaran penugasan tenaga pendukung;
dan
d. kewajaran biaya pada Rincian Biaya
Langsung Non-Personil (direct
reimbursable cost).
28.15. Pokja ULP melakukan perhitungan
kombinasi teknis dan biaya, dengan
ketentuan sebagai berikut :
a. menghitung nilai kombinasi antara nilai
penawaran teknis dan nilai penawaran
biaya dengan cara perhitungan sebagai
berikut :
NILAI AKHIR = {Nilai Evaluasi Teknis x
Bobot Penawaran Teknis} + {Nilai
Penawaran Biaya Terkoreksi x Bobot
Penawaran Biaya}.
b. bobot masing-masing unsur ditetapkan
oleh Pokja ULP berdasarkan jenis
pekerjaan yang akan dilaksanakan sesuai
dengan yang tercantum dalam LDP.
c. nilai penawaran biaya terendah diberikan
nilai/skor tertinggi, sementara itu untuk
nilai penawaran biaya yang lain secara
proporsional. Rumus yang digunakan
adalah sebagai berikut:
NBt = (PBt / PBt) x 100
NBn = (PBt / PBn) x 100
dimana:
NBt = nilai untuk peserta dengan
penawaran biaya terkoreksi
terendah;
NBn = nilai untuk peserta dengan
penawaran biaya terkoreksi
yang di atasnya;
PBt = penawaran biaya terendah;
PBn = penawaran biaya di atasnya.
28.16. Dalam hal terdapat 2 (dua) atau lebih
peserta mendapatkan nilai gabungan
penawaran teknis dan penawaran biaya yang
sama, maka penentuan peringkat peserta
didasarkan pada perolehan nilai teknis yang
lebih tinggi, dan hal ini dicatat dalam Berita
Acara.
28.17. Pokja ULP membuat dan menandatangani
Berita Acara Hasil Evaluasi Penawaran
Sampul II (Penawaran Biaya) dan
Perhitungan Kombinasi Teknis dan Biaya
yang sekurang-kurangnya memuat :
a. nama dan alamat peserta;
b. besaran usulan biaya;
c. nilai/skor penawaran:
1) teknis; dan
2) biaya
d. nilai/skor gabungan penawaran teknis
dan penawaran biaya;
e. kesimpulan tentang kewajaran:
1) biaya pada Rincian Biaya
Langsung Personil (remuneration);
2) penugasan tenaga ahli;
3) penugasan tenaga pendukung; dan
4) biaya pada Rincian Biaya Langsung
Non Personil (direct reimbursable
cost).
f. keterangan lain yang dianggap perlu;
g. tanggal pembuatan berita acara; dan
h. tanda tangan anggota Pokja ULP dan wakil
peserta.
28.18. Berita Acara Hasil Evaluasi Penawaran
Sampul II dilampiri Dokumen Penawaran
Biaya.
F. Penetapan Pemenang
29. Penetapan 29.1. Pokja ULP membuat Surat Penetapan
Pemenang Pemenang Seleksi berdasarkan Berita Acara
Evaluasi Penawaran, untuk nilai sampai
dengan Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar
rupiah).
29.2. PA membuat Surat penetapan Pemenang
Seleksi untuk nilai diatas
Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah)
setelah mendapat usulan dari Pokja ULP,
dengan ketentuan :
a. usulan penetapan Pemenang Seleksi
ditembuskan kepada PPK dan APIP
Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah
Daerah/ Institusi; dan
b. apabila PA tidak setuju dengan usulan
Pokja ULP dengan alasan yang sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan, maka PA secara tertulis
memerintahkan evaluasi ulang atau
menyatakan seleksi gagal.
29.3. Penetapan Pemenang Seleksi terdiri dari 1
(satu) pemenang dan paling banyak 2 (dua)
pemenang cadangan yaitu peserta lain yang
mendapatkan nilai kombinasi tertinggi
berikutnya.
29.4. Dalam hal Penyedia Jasa mengikuti beberapa
paket dalam waktu penetapan pemenang
bersamaan dengan menawarkan tenaga ahli
yang sama untuk beberapa paket yang diikuti
dan dalam evaluasi memenuhi persyaratan
pada masing-masing paket pekerjaan, maka
hanya dapat ditetapkan sebagai pemenang
pada 1 (satu) paket pekerjaan dengan cara
melakukan klarifikasi untuk menentukan
tenaga ahli tersebut akan ditempatkan,
sedangkan untuk paket pekerjaan lainnya
tenaga ahli dinyatakan tidak ada dan
dinyatakan gugur.
29.5. Ketentuan hanya dapat ditetapkan sebagai
pemenang pada 1 (satu) paket pekerjaan dapat
dikecualikan apabila tenaga ahli yang
diusulkan penugasannya tidak tumpang tindih
(overlap).
30. Pengumuman Pokja ULP memberitahukan penetapan pemenang
Pemenang kepada seluruh peserta, serta diumumkan di
website layanan pengadaan secara elektronik (LPSE)
yang tercantum dalam LDP dan ditempel di papan
pengumuman resmi untuk masyarakat umum,
yang sekurang-kurangnya memuat:
1. nama paket pekerjaan dan nilai total HPS;
2. nama, NPWP, dan alamat Penyedia serta harga
penawaran; dan
3. hasil evaluasi penawaran administrasi, teknis, dan
biaya untuk seluruh peserta yang dievaluasi.
31. Sanggahan 31.1. Peserta yang memasukkan penawaran dapat
menyampaikan sanggahan secara elektronik
atas pengumuman pemenang kepada Pokja
ULP dalam waktu 5 (lima) hari kalender setelah
pengumuman pemenang, disertai bukti
terjadinya penyimpangan melalui website
LPSE, dengan tembusan kepada PPK, PA/KPA
dan APIP Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah
Daerah/ Institusi sebagaimana tercantum
dalam LDP.
31.2. Sanggahan diajukan oleh peserta baik secara
sendiri-sendiri maupun bersama-sama dengan
peserta lain.
31.3. Sanggahan diajukan apabila terjadi
penyimpangan prosedur meliputi :
a. penyimpangan ketentuan dan prosedur
diatur dalam Peraturan Presiden No. 54
Tahun 2010 yang terakhir diubah dengan
Peraturan Presiden No. 04 Tahun 2015
beserta petunjuk teknisnya dan yang telah
ditetapkan dalam Dokumen Seleksi;
b. rekayasa tertentu sehingga menghalangi
terjadinya persaingan usaha yang sehat;
dan/atau
c. penyalahgunaan wewenang oleh Pokja ULP
dan/atau pejabat yang berwenang lainnya.
31.4. Apabila sanggahan dinyatakan benar maka
Pokja ULP menyatakan seleksi gagal.
31.5. Sanggahan yang disampaikan bukan dari
peserta dianggap sebagai pengaduan dan tetap
harus ditindaklanjuti serta tidak menghentikan
proses seleksi.
31.6. Sanggahan yang disampaikan kepada PA/KPA,
PPK atau disampaikan dan diterima diluar
masa sanggahan, dianggap sebagai pengaduan
dan tetap harus ditindaklanjuti serta tidak
menghentikan proses seleksi.
32. Undangan 32.1. Pokja ULP segera mengundang peserta
Klarifikasi yang ditetapkan sebagai pemenang untuk
Teknis menghadiri acara klarifikasi teknis , dengan
ketentuan :
a. tidak ada sanggahan dari peserta;
b. sanggahan terbukti tidak benar; atau
c. masa sanggah berakhir.
32.2. Undangan mencantumkan tempat, hari,
tanggal, dan waktu klarifikasi teknis.
33. Klarifikasi 33.1. Klarifikasi teknis dilakukan oleh Pokja ULP,
Teknis dengan memberi waktu yang cukup kepada:
a. direktur utama/pimpinan perusahaan;
b. penerima kuasa dari direktur
utama/pimpinan perusahaan yang nama
penerima kuasanya tercantum dalam akte
pendirian atau perubahannya;
c. kepala cabang perusahaan yang diangkat
oleh kantor pusat yang dibuktikan dengan
dokumen otentik; atau
d. pejabat yang menurut perjanjian kerja
sama berhak mewakili perusahaan yang
bekerja sama.
33.2. Pokja ULP melakukan klarifikasi teknis kepada
pemenang seleksi. Hasil klarifikasi teknis tidak
merubah biaya penawaran.
33.3. Aspek-aspek teknis yang perlu diklarifikasi
terutama:
a. lingkup dan sasaran jasa konsultansi;
b. cara penanganan pekerjaan dan rencana
kerja;
c. kualifikasi tenaga ahli;
d. organisasi pelaksanaan;
e. program alih pengetahuan;
f. jadwal pelaksanaan pekerjaan;
g. jadwal penugasan personil; dan
h. fasilitas penunjang.
33.4. Apabila hasil evaluasi biaya serta klarifikasi
teknis tidak ditemukan hal- hal yang tidak
wajar, maka total penawaran biaya dapat
diterima sepanjang tidak melebihi pagu
anggaran.
33.5. Apabila klarifikasi dan negosiasi dengan
pemenang seleksi tidak menghasilkan
kesepakatan, maka Pokja ULP melanjutkan
dengan mengundang pemenang cadangan
pertama (apabila ada) untuk dilakukan proses
klarifikasi dan negosiasi.
33.6. Apabila dalam klarifikasi dan negosiasi dengan
pemenang cadangan pertama tidak
menghasilkan kesepakatan, maka Pokja ULP
melanjutkan dengan mengundang pemenang
cadangan kedua (apabila ada), yang
selanjutnya dilakukan proses klarifikasi dan
negosiasi.
33.7. Apabila klarifikasi teknis dengan 1 (satu)
pemenang dan 2 (dua) pemenang cadangan
tidak menghasilkan kesepakatan maka seleksi
dinyatakan gagal.
33.8. Pokja ULP membuat Berita Acara Hasil
Klarifikasi teknis.

G. Penunjukan Pemenang Seleksi

34. Kerahasiaan 34.1. Proses evaluasi Dokumen Penawaran bersifat


Proses rahasia dan dilaksanakan oleh pokja ULP
secara independen.
34.2. Informasi yang berhubungan dengan
penelitian, evaluasi, klarifikasi, konfirmasi; dan
usulan calon pemenang tidak boleh
diberitahukan kepada peserta, atau orang lain
yang tidak berkepentingan sampai keputusan
pemenang diumumkan.
34.3. Setiap usaha peserta lelang mencampuri proses
evaluasi dokumen penawaran atau keputusan
pemenang akan mengakibatkan ditolaknya
penawaran yang bersangkutan.
34.4. Evaluasi penawaran yang disimpulkan dalam
Berita Acara Hasil Seleksi (BAHS) oleh Pokja
ULP bersifat rahasia sampai dengan saat
pengumuman pemenang.
H. Seleksi Gagal

35. Seleksi Gagal 35.1. Pokja ULP menyatakan seleksi gagal, apabila:
a. apabila dalam evaluasi penawaran
ditemukan bukti/indikasi terjadi
persaingan usaha yang tidak sehat;
b. tidak ada penawaran yang lulus evaluasi
penawaran;
c. seluruh penawaran biaya yang masuk
diatas Pagu Anggaran;
d. sanggahan dari peserta atas pelaksanaan
seleksi ternyata benar terhadap:
1) penyimpangan ketentuan dan prosedur
yang telah ditetapkan dalam Dokumen
Seleksi;
2) rekayasa tertentu sehingga menghalangi
terjadinya persaingan usaha yang tidak
sehat; dan/atau
3) penyalahgunaan wewenang oleh Pokja
ULP dan/atau pejabat yang berwenang
lainnya.
e. calon pemenang dan calon pemenang
cadangan 1 dan 2, tidak hadir dalam
klarifikasi teknis dan negosiasi biaya
dengan alasan yang tidak dapat diterima;
f. Bagi calon penyedia yang mengundurkan
diri dengan alasan yang tidak dapat
diterima, dikenakan sanksi berupa
dimasukkan dalam Daftar Hitam.
g. klarifikasi teknis dan negosiasi biaya
dengan calon pemenang dan calon
pemenang cadangan 1 dan 2 tidak
menghasilkan kesepakatan.
35.2. PA/KPA menyatakan seleksi gagal, apabila:
a. PA/KPA sependapat dengan PPK yang tidak
bersedia menandatangani SPPBJ karena
pelaksanaan seleksi tidak sesuai Peraturan
Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang
pengadaan barang/jasa Pemerintah yang
terakhir diubah dengan Peraturan Presiden
No. 04 Tahun 2015 beserta petunjuk
teknisnya;
b. pengaduan masyarakat adanya dugaan
KKN yang melibatkan Pokja ULP dan/atau
PPK, ternyata benar;
c. dugaan KKN dan/atau pelanggaran
persaingan sehat dalam pelaksanaan
Seleksi dinyatakan benar oleh pihak
berwenang;
d. sanggahan dari peserta yang memasukan
penawaran atas kesalahan prosedur yang
tercantum dalam Dokumen Seleksi
Penyedia Barang/Jasa ternyata benar;
e. calon pemenang dan calon pemenang
cadangan 1 dan 2 mengundurkan diri dari
penunjukan pemenang;
f. Dokumen Seleksi tidak sesuai dengan
peraturan perundang-undangan;
g. pelaksanaan seleksi tidak sesuai atau
menyimpang dari Dokumen Seleksi; atau
h. Pelaksanaan seleksi melanggar Peraturan
Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang
pengadaan barang/jasa Pemerintah yang
terakhir diubah dengan Peraturan Presiden
No. 04 Tahun 2015 beserta petunjuk
teknisnya.
35.3. Menteri/ Pimpinan Lembaga/ Institusi
menyatakan Seleksi gagal, apabila pengaduan
masyarakat adanya dugaan KKN dan/atau
terjadinya penyimpangan ketentuan dan
prosedur dalam pelaksanaan seleksi yang
melibatkan KPA, ternyata benar.
35.4. Kepala Daerah menyatakan Seleksi gagal,
apabila pengaduan masyarakat adanya dugaan
KKN yang melibatkan PA dan/atau KPA
ternyata benar.
35.5. Setelah seleksi dinyatakan gagal, maka Pokja
ULP memberitahukan kepada seluruh peserta.
35.6. Setelah pemberitahuan adanya seleksi gagal,
maka Pokja ULP meneliti dan menganalisis
penyebab terjadinya seleksi gagal, untuk
menentukan langkah selanjutnya.
36. Penunjukan 36.1. Pokja ULP menyampaikan Berita Acara
Penyedia Jasa Hasil Seleksi (BAHS) kepada PPK sebagai dasar
Konsultansi untuk menerbitkan Surat Penunjukan
Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ).
36.2. PPK menerbitkan SPPBJ, apabila sependapat
dengan Pokja ULP, kepada peserta seleksi
dengan peringkat teknis terbaik yang telah
mencapai kesepakatan dengan Pokja ULP
dalam acara klarifikasi teknis untuk
melaksanakan pekerjaan.
36.3. SPPBJ diterbitkan paling lambat 2 (dua) hari
kalender setelah Pokja ULP menyampaikan
BAHS kepada PPK.
36.4. Salah satu tembusan dari SPPBJ disampaikan
(tanpa lampiran surat perjanjian) sekurang-
kurangnya kepada unit pengawasan internal.
36.5. Apabila pemenang yang ditunjuk
mengundurkan diri, maka dilakukan proses
klarifikasi teknis kepada peringkat teknis
kedua atau ketiga sesuai dengan urutan
peringkatnya, selama masa surat
penawarannya masih berlaku atau sudah
diperpanjang masa berlakunya.
37. Penandatangan- Setelah SPPBJ diterbitkan, PPK melakukan finalisasi
an Kontrak terhadap rancangan Kontrak, dan menandatangani
Kontrak pelaksanaan pekerjaan, apabila dananya
telah cukup tersedia dalam dokumen anggaran,
dengan ketentuan sebagai berikut :
37.1. Penandatanganan Kontrak paling lambat 14
(empat belas) hari kalender setelah diterbitkan
SPPBJ.
37.2. PPK dan penyedia tidak diperkenankan
mengubah substansi Dokumen Pemilihan
sampai dengan penandatanganan Kontrak,
kecuali mempersingkat waktu pelaksanaan
pekerjaan dikarenakan jadwal pelaksanaan
pekerjaan yang ditetapkan sebelumnya akan
melewati batas tahun anggaran.
37.3. Dalam hal perubahan waktu pelaksanaan
pekerjaan melewati batas tahun anggaran,
penandatangan kontrak dilakukan setelah
mendapat persetujuan kontrak tahun jamak.
37.4. PPK dan penyedia wajib memeriksa konsep
Kontrak meliputi substansi, bahasa,
redaksional, angka dan huruf serta
membubuhkan paraf pada setiap lembar
Dokumen Kontrak.
37.5. Menetapkan urutan hirarki bagian-bagian
Dokumen Kontrak dalam Surat Perjanjian
dengan maksud apabila terjadi pertentangan
ketentuan antara bagian satu dengan bagian
yang lain, maka berlaku urutan sebagai berikut
:
a. adendum Surat Perjanjian (apabila ada);
b. pokok perjanjian;
c. surat penawaran, beserta rincian
penawaran biaya;
d. syarat-syarat khusus Kontrak;
e. syarat-syarat umum Kontrak;
f. Kerangka Acuan Kerja;
g. gambar-gambar;
h. dokumen lainnya, seperti : SPPBJ, BAHS,
BAPP.
37.6. Banyaknya rangkap Kontrak dibuat sesuai
kebutuhan, yaitu :
a. paling kurang 2 (dua) Kontrak asli, terdiri
dari :
1). Kontrak asli pertama untuk PPK
dibubuhi materai pada bagian yang
ditandatangani oleh penyedia; dan
2). Kontrak asli kedua untuk penyedia
dibubuhi materai pada bagian yang
ditandatangani oleh PPK.
b. rangkap kontrak lainnya tanpa dibubuhi
materai, apabila diperlukan.
37.7. Penandatanganan Kontrak yang kompleks
dan/atau bernilai diatas Rp 100.000.000.000
(seratus miliar rupiah) dilakukan setelah
memperoleh pendapat ahli hukum kontrak.
37.8. Pihak yang berwenang menandatangani
Kontrak atas nama penyedia adalah Direksi
yang disebutkan namanya dalam Akta
Pendirian/Anggaran Dasar, yang telah
didaftarkan sesuai dengan peraturan
perundang- undangan.
BAB III
LEMBAR DATA PEMILIHAN (LDP)

A. Penerapan IKP Apabila ada pertentangan ketentuan yang tertulis pada


dan LDP Lembar Data Pemilihan (LDP) dengan Instruksi Kepada
Peserta (IKP) maka yang digunakan adalah ketentuan
pada Lembar Data Pemilihan (LDP).

B. Lingkup 1. Nama Pokja : Kelompok Kerja Pengadaan Barang/Jasa


Pekerjaan Konsultansi Satuan Kerja Balai Wilayah
Sungai Sumatera II Tahun Anggaran 2017

2. Alamat Pokja ULP : Jl. Jend. Besar Dr. A.H.


Nasution No. 30 PKL Masyhur, Medan.
3. Alamat Website : www.pu.go.id (SPSE)
4. Alamat Email Pokja :
pokjakonsultansi.bwss2@gmail.com
5. Nama pekerjaan : DED Penyediaan Air Baku di
Kota Gunung Sitoli Kota Gunung Sitoli
6. Uraian singkat pekerjaan :
Pekerjaan A : Pekerjaan Persiapan;
Pekerjaan B : Survei dan Investigasi;
Pekerjaan C : Penyusunan Konsep Desain;
Pekerjaan D : Detail Desain
Pekerjaan E : Pekerjaan LARAP
Pekerjaan F : Pembuatan Laporan & Diskusi

7. Jangka waktu penyelesaian pekerjaan : 4 (Empat) Bulan

C. Sumber Dana Pekerjaan ini dibiayai dari sumber pendanaan A P B N


Tahun Anggaran 2017

D. Pemberian Pemberian Penjelasan pada:


penjelasan dan Hari : Rabu
Peninjauan Tanggal : 28 Desember 2016
Lapangan Pukul : 10.00 WIB
Tempat : Kantor Balai Wilayah Sungai Sumatera II,
Ruang Perencanaan dan Program Lt. 1.
Jl. Jend. Besar Dr. A.H. Nasution No. 30
PKL Masyhur, Medan.

Peninjauan Lapangan akan dilaksanakan pada


(Jika diperlukan)

E. Mata Uang 1. Bentuk Mata uang penawaran : Rupiah


Penawaran dan 2. Pembayaran dilakukan dengan cara :
Cara termin
Pembayaran

F. Masa Berlaku 1. Masa berlaku penawaran selama 90 (Sembilan Puluh)


Penawaran dan hari kalender sejak batas akhir pemasukan
Jangka Waktu penawaran.
Pelaksanaan 2. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan : 4
(Empat) Bulan
G. Batas Akhir Hari : Senin
Pemasukan Tanggal : 09 Januari 2016
Penawaran Pukul : 23.59 Waktu Server SPSE
Tempat : Server SPSE

H. Pembukaan Hari : Selasa


Tanggal : 10 Januari 2016
Penawaran
Pukul : 10.00 Waktu Server SPSE
Sampul I Tempat : Kantor Balai Wilayah Sungai Sumatera II,
Ruang Perencanaan dan Program Lt. 1.
Jl. Jend. Besar Dr. A.H. Nasution No. 30
PKL Masyhur, Medan.

I. Evaluasi Bobot kombinasi teknis dan biaya ditetapkan:


Penawaran bobot penawaran teknis sebesar 80 %
Sampul I bobot penawaran biaya sebesar 20 %

J. Evaluasi Teknis Bobot unsur-unsur pokok yang dinilai:


1. Unsur Pengalaman Perusahaan: 10 %
a. Pengalaman perusahaan peserta dalam
melaksanakan pekerjaan sejenis dengan pekerjaan
yang dipersyaratkan dalam KAK untuk 10
(sepuluh) tahun terakhir.
b. Apabila tidak dilengkapi referensi maka tidak
dinilai.
c. Sub unsur pengalaman melaksanakan kegiatan
sejenis, dengan bobot sub unsur 40 % dan
ketentuan penilaian sub unsur :
1) Kegiatan yang sejenis adalah: Perencanaan
di Bidang Sumber Daya Air
2) Memiliki 10 Paket pekerjaan sejenis dalam
waktu 10 (sepuluh) tahun terakhir diberi nilai
100 %
3) Memiliki 6 s.d 9 paket pekerjaan sejenis dalam
waktu 10 (sepuluh) tahun terakhir diberi nilai
75 %
4) Memiliki < 6 paket pekerjaan sejenis dalam
waktu 10 (sepuluh) tahun terakhir diberi nilai
50 %
5) Nilai yang didapatkan X bobot sub unsur
pengalaman melaksanakan kegiatan sejenis =
NILAI BOBOT sub unsur pengalaman
melaksanakan kegiatan sejenis.
d. Sub unsur pengalaman melaksanakan di lokasi
kegiatan, dengan bobot sub unsur 20 % dan
ketentuan penilaian sub unsur :
1) Memiliki 3 Paket pekerjaan di lokasi
proyek/kegiatan dalam waktu 10 (sepuluh)
tahun terakhir diberi nilai 100 %
2) Memiliki 2 Paket pekerjaan di lokasi
proyek/kegiatan dalam waktu 10 (sepuluh)
tahun terakhir diberi nilai 75 %
3) Memiliki 1 Paket pekerjaan di lokasi
proyek/kegiatan dalam waktu 10 (sepuluh)
tahun terakhir diberi nilai 50 %
4) Nilai yang didapatkan X bobot sub unsur
pengalaman melaksanakan di lokasi
proyek/kegiatan = NILAI BOBOT sub unsur
pengalaman melaksanakan di lokasi
proyek/kegiatan.
e. Sub unsur pengalaman manajerial dan fasilitas
utama dengan bobot sub unsur 20 % dan
ketentuan penilaian sub unsur :
1) Memiliki 3 Pengalaman manajerial dan
fasilitas utama dalam waktu 10 (sepuluh) tahun
terakhir diberi nilai 100 %.
2) Memiliki 2 Pengalaman manajerial dan fasilitas
utama dalam waktu 20 (sepuluh) tahun
terakhir diberi nilai 75 %.
3) Memiliki 1 Pengalaman manajerial dan fasilitas
utama dalam waktu 10 (sepuluh) tahun
terakhir diberi nilai 50 %.
4) Nilai yang didapatkan X bobot sub unsur
pengalaman manajerial dan fasilitas utama =
NILAI BOBOT sub unsur pengalaman
manajerial dan fasilitas utama.
f. Sub unsur kapasitas perusahaan dengan
memperhatikan jumlah tenaga ahli tetap, dengan
bobot sub unsur 20 % dan ketentuan penilaian
sub unsur :
1) Memiliki 20 Orang tenaga ahli tetap yang
digunakan untuk melakukan pekerjaan sejenis
dalam waktu 10 (sepuluh) tahun terakhir diberi
nilai 100 %.
2) Memiliki 10 s.d 19 Orang tenaga ahli tetap
yang digunakan untuk melakukan pekerjaan
sejenis dalam waktu 10 (sepuluh) tahun
terakhir diberi nilai 75 %.
3) Memiliki < 10 Orang tenaga ahli tetap yang
digunakan untuk melakukan pekerjaan sejenis
dalam waktu 10 (sepuluh) tahun terakhir diberi
nilai 50 %.
4) Nilai yang didapatkan X bobot sub unsur
kapasitas perusahaan dengan memperhatikan
jumlah tenaga ahli tetap = NILAI BOBOT sub
unsur kapasitas perusahaan.
g. Total bobot seluruh sub unsur = 100%
h. Total NILAI BOBOT seluruh sub unsur X bobot
unsur Pengalaman Perusahaan = NILAI
PENGALAMAN PERUSAHAAN.
i. Dalam hal nilai unsur pengalaman perusahaan <
nilai ambang batas/passing grade pengalaman
maka peserta tidak memenuhi syarat
teknis/gugur.
2. Unsur Pendekatan dan Metodologi: 30 %
a. Sub unsur pemahaman atas jasa layanan yang
tercantum dalam KAK, dengan bobot sub
unsur 40 % dan ketentuan penilaian sub unsur:
1) Apabila menyajikan dengan baik sesuai dengan
tujuan yang akan dicapai, diberi nilai: 100 %.
2) Apabila menyajikan namun dinilai kurang
sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, diberi
nilai: 50 %.
3) Apabila tidak menyajikan, diberi nilai: 0 %.
4) Nilai yang didapatkan X bobot sub unsur
pemahaman atas jasa layanan yang tercantum
dalam KAK = NILAI BOBOT sub unsur
pemahaman atas jasa layanan yang tercantum
dalam KAK.
b. Sub unsur kualitas metodologi, dengan bobot sub
unsur 35 % dan ketentuan penilaian sub unsur:
1) Apabila menyajikan dengan baik sesuai dengan
tujuan yang akan dicapai, diberi nilai 100 %.
2) Apabila menyajikan namun dinilai kurang
sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, diberi
nilai 50 %.
3) Apabila tidak menyajikan, diberi nilai 0 %.
4) Nilai yang didapatkan X bobot sub unsur
kualitas metodologi = NILAI BOBOT sub unsur
kualitas metodologi.
c. Sub unsur hasil kerja (deliverable), dengan bobot
sub unsur 10 % dan ketentuan penilaian sub
unsur:
1) Apabila menyajikan dengan baik sesuai dengan
tujuan yang akan dicapai, diberi nilai 100 %.
2) Apabila menyajikan namun dinilai kurang
sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, diberi
nilai 50 %.
3) Apabila tidak menyajikan, diberi nilai 0 %.
4) Nilai yang didapatkan X bobot sub unsur hasil
kerja (deliverable) = NILAI BOBOT sub unsur
hasil kerja (deliverable).
d. Sub unsur fasilitas pendukung dalam
melaksanakan pekerjaan yang diminta dalam KAK,
dengan bobot sub unsur 10 % dan ketentuan
penilaian sub unsur:
1) Apabila menyajikan dengan baik sesuai
dengan tujuan yang akan dicapai, diberi nilai
100 %.
2) Apabila menyajikan namun dinilai kurang
sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, diberi
nilai 50%.
3) Apabila tidak menyajikan, diberi nilai 0%.
4) Nilai yang didapatkan X bobot sub unsur
fasilitas pendukung dalam melaksanakan
pekerjaan yang diminta dalam KAK = NILAI
BOBOT sub unsur fasilitas pendukung dalam
melaksanakan pekerjaan yang diminta dalam
KAK.
e. Sub unsur gagasan baru yang diajukan oleh
peserta untuk meningkatkan kualitas keluaran
yang diinginkan dalam KAK, dengan bobot sub
unsur 5 % dan ketentuan penilaian sub unsur:
1) Apabila menyajikan dengan baik sesuai
dengan tujuan yang akan dicapai, diberi nilai
100%.
2) Apabila menyajikan namun dinilai kurang
sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, diberi
nilai 50%.
3) Apabila tidak menyajikan, diberi nilai 0%.
4) Nilai yang didapatkan X bobot sub unsur
gagasan baru yang diajukan oleh peserta
untuk meningkatkan kualitas keluaran yang
diinginkan dalam KAK = NILAI BOBOT sub
unsur gagasan baru yang diajukan oleh
peserta untuk meningkatkan kualitas
keluaran yang diinginkan dalam KAK.
f. Total bobot seluruh sub unsur = 100%
g. Total NILAI BOBOT seluruh sub unsur X bobot
unsur Pendekatan dan Metodologi = NILAI
PENDEKATAN DAN METODOLOGI.
h. Dalam hal nilai unsur pendekatan dan metodologi
< nilai ambang batas/passing grade pendekatan
dan metodologi maka peserta tidak memenuhi
syarat teknis/gugur.
3. Unsur Kualifikasi Tenaga Ahli: 60 %
a. Sub unsur tingkat pendidikan, dengan bobot sub
unsur 40 % dan ketentuan penilaian sub unsur:
1) tingkat pendidikan yang disyaratkan dalam
KAK diberi nilai 100%.
2) < tingkat pendidikan yang disyaratkan dalam
KAK diberi nilai 0%.
3) Nilai yang didapatkan X bobot sub unsur
tingkat pendidikan = NILAI BOBOT sub unsur
tingkat pendidikan.
b. Sub unsur pengalaman kerja professional seperti
yang disyaratkan dalam KAK, dengan bobot sub
unsur 40 % dan ketentuan penilaian sub unsur:
1) Dukungan referensi:
a) Apabila melampirkan referensi dan dapat
dibuktikan kebenarannya dengan
menghubungi penerbit referensi, maka
pengalaman kerja diberikan penilaian.
b) Apabila tidak dilengkapi referensi maka
tidak diberikan penilaian.
2) Perhitungan bulan kerja tenaga ahli yang
dihitung berdasarkan ketentuan yang
tercantum dalam IKP.
3) Lingkup pekerjaan:
a) Sesuai, diberi nilai 100%.
b) Menunjang, diberi nilai 75%.
c) Terkait, diberi nilai 50%.
d) Lingkup pekerjaan yang:
(1) Sesuai adalah: Perencanaan di Bidang
Sumber Daya Air.
(2) Menunjang adalah: di Luar Perencanaan
namun masih dalam lingkup bidang Sumber
Daya Air.
(3) Terkait adalah: di luar bidang SDA namun
masih dalam lingkup bidang Sipil.
4) Posisi:
a) Sesuai, diberi nilai 100 %.
b) Tidak sesuai, diberi nilai 50 %.
c) Posisi yang:
(1) Sesuai adalah: Sesuai dengan posisi yang
diusulkan.
(2) Tidak sesuai adalah: Tidak Sesuai dengan
posisi yang diusulkan.
5) Perhitungan bulan kerja X nilai lingkup
pekerjaan x nilai posisi = jumlah bulan kerja
professional.
6) Nilai total seluruh jumlah bulan kerja
professional dibagi angka 12 = jangka waktu
pengalaman kerja professional
7) Nilai jangka waktu pengalaman kerja
professional :
1. Ketua Tim
a) Memiliki 4 Tahun pengalaman kerja
profesional diberi nilai 100%.
b) Memiliki < 4 Tahun pengalaman kerja
profesional diberi nilai 75%.
c) Memiliki < 1 Tahun pengalaman kerja
profesional diberi nilai 0%.
2. Ahli Air Baku
a) Memiliki 2 Tahun pengalaman kerja
profesional diberi nilai 100%.
b) Memiliki < 2 Tahun pengalaman kerja
profesional diberi nilai 75%.
c) Memiliki < 1 Tahun pengalaman kerja
profesional diberi nilai 0%.
8) Nilai jangka waktu pengalaman kerja
professional yang didapatkan X bobot sub
unsur pengalaman kerja professional seperti yang
disyaratkan dalam KAK = NILAI BOBOT sub
unsur pengalaman kerja professional
sepertiyang disyaratkan dalam KAK.
c. Sub unsur sertifikat keahlian/profesi, dengan
bobot sub unsur 10 % dan ketentuan penilaian sub
unsur :
1) Memiliki, diberi nilai: 100%.
2) Tidak memiliki, diberi nilai: 0%.
3) Nilai yang didapatkan X bobot sub unsur
sertifikat keahlian/profesi = NILAI BOBOT sub
unsur sertfikat keahlian/profesi = NILAI
BOBOT sub unsur sertifikat keahlian/profesi.
d. Sub unsur lain-lain yang dibutuhkan dalam KAK,
dengan bobot sub unsur 10 % dan ketentuan penilaian
sub unsur:
1) Penguasaan bahasa asing [apabila dibutuhkan]
diberi nilai 25%.
2) Penguasaan bahasa setempat [apabila
dibutuhkan] diberi nilai 25%.
3) Penguasaan Bahasa Indonesia bagi konsultan asing
[apabila dibutuhkan] diberi nilai 25%.
4) Aspek pengenalan (familiarity) atas tata-cara,
aturan, situasi, dan kondisi (custom) setempat,
diberi nilai 25%.
5) Total nilai yang didapatkan X bobot sub unsur lain-
lain =NILAI BOBOT sub unsur lain lain.
e. Total bobot seluruh sub unsur = 100%
f. Total NILAI BOBOT seluruh sub unsur = NILAI 1
(SATU) ORANG TENAGA AHLI.
g. Bobot tenaga ahli:
1) Ketua Tim, diberi bobot = 69,76 %
2) Ahli Air Baku, diberi bobot = 30,24 %
h. Nilai 1 (satu) Orang Tenaga Ahli X bobot tenaga ahli
= NILAI BOBOT tenaga ahli
i. Total NILAI BOBOT seluruh tenaga ahli X bobot
unsur Kualifikasi Tenaga Ahli = NILAI
KUALIFIKASI TENAGA AHLI.
j. Dalam hal nilai unsur kualifikasi tenaga ahli < nilai
ambang batas/passing grade kualifikasi tenaga
ahli maka peserta tidak memenuhi syarat
teknis/gugur.
4. Nilai Evaluasi Teknis = NILAI PENGALAMAN
PERUSAHAAN + NILAI PENDEKATAN DAN
METODOLOGI + NILAI KUALIFIKASI TENAGA AHLI
5. Ambang Batas (Passing Grade)
a. Ambang Batas (Passing Grade) Nilai Total 70.
b. Ambang Batas (Passing Grade) Nilai Unsur:
1) Unsur Pengalaman Perusahaan: 5.
2) Unsur Pendekatan dan Metodologi: 15.
3) Unsur Kualifikasi Tenaga Ahli: 30.
K. Unit Biaya Unit biaya personil berdasarkan satuan waktu dihitung
Personil sebagai berikut :
Berdasarkan 1 (satu) bulan : 22 (Dua puluh) hari kerja
Satuan Waktu 1 (satu) hari kerja : 7 (tujuh) jam kerja
L. Penetapan Ditetapkan oleh Pokja ULP.
Pemenang

M. Sanggahan 1. Sanggahan ditujukan kepada Kelompok Kerja


Pengadaan Barang/Jasa Konsultansi Satuan Kerja
Balai Wilayah Sungai Sumatera II Tahun Anggaran
2017.
2. Tembusan sanggahan ditujukan kepada:
a. PPK Perencanaan dan Program.
b. Inspektur Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat.
c. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
BAB IV
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

DED PENYEDIAAN AIR BAKU DI KOTA GUNUNG SITOLI


TAHUN ANGGARAN 2017

URAIAN PENDAHULUAN

1. LATAR Air merupakan kebutuhan dasar yang diperlukan oleh semua mahkluk hidup.
BELAKANG Kebutuhan akan air terutama air bersih semakin meningkat seiring dengan
pertambahan jumlah penduduk. Sementara itu ketersediaan air permukaan yang
dapat dimanfaatkan sangat terbatas dan bahkan menurun akibat perubahan tata
guna lahan dan perubahan iklim. Untuk itu perlu dilakukan suatu upaya untuk
menjaga ketersediaan air permukaan dan mencari sumber air lain yang dapat
digunakan untuk menjaga keberlangsungan hidup manusia dan sumber air yang
dapat menjadi solusi terakhir adalah air tanah. Namun perlu dilakukan upaya
yang sistematis untuk memanfaatkan air permukaan terlebih dahulu sebelum
memanfaatkan air tanah.

Kota Gunung Sitoli merupakan ibukota dari Kabupaten Nias yang mempunyai
tingkat pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi, dimana kebutuhan air baku
berperan sangat penting untuk menunjang kebutuhan hidup penduduk di kota
ini. Sumber Air Baku untuk daerah ini dapat diambil dari beberapa tempat salah
satunya adalah Sungai Moawo. Berdasarkan kajian dari Pemerintah Kabupaten
Nias, sungai tersebut mempunyai debit air yang relatif cukup terutama pada saat
musim kemarau sehingga tersebut layak untuk menjadi sumber air baku untuk
Kota Gunung Sitoli.
Untuk itu pada Tahun Anggaran 2017, Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Sumber Daya Air melalui Perencanaan
dan Program Balai Wilayah Sungai Sumatera II akan melaksanakan DED
Penyediaan Air Baku di Kota Gunung Sitoli Kota Gunung Sitoli.

2. MAKSUD DAN Maksud dari kegiatan ini adalah:


TUJUAN
1. Melakukan Detail Desain untuk penyediaan air baku kota Gunung Sitoli
2. Melakukan detail desain bangunan pengambilan utama
3. Melakukan detail desain saluran transmisi ke reservoar

Tujuan dari kegiatan ini adalah:

1. Menyiapkan dokumen perencanaan desain penyediaan air baku kota gunung


sitoli sebagai pedoman untuk pelaksanaan konstruksi
2. Menyiapkan dokumen LARAP untuk kebutuhan konstruksi

3. SASARAN Sasaran yang hendak dicapai dari kegiatan ini adalah:

1. Terpenuhinya kebutuhan air baku di Kota Gunung Sitoli


2. Optimasi pemanfaatan Sumber Daya air yang ada
4. LOKASI Lokasi pekerjaan :
KEGIATAN
Lokasi Pekerjaan berada di Kota Gunung Sitoli , Provinsi Sumatera Utara.
Lokasi dapat dicapai dari ibu Kota provinsi yaitu Kota Medan menggunakan
pesawat selama 50 menit
5. SUMBER a. Sumber dana yang diperlukan untuk membiayai pengadaan jasa konsultansi
PENDANAAN bersumber dari APBN
b. Total Harga Perkiraan Sendiri (HPS) untuk pelaksanaan kegiatan adalah sebesar
Rp. 551,529,000.00 (Lima Ratus Lima Puluh Satu Juta Lima
Ratus Dua Puluh Sembilan Ribu Rupiah)

6. NAMA DAN Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat


ORGANISASI
PEJABAT Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
PEMBUAT Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai Sumatera II
KOMITMEN
Perencanaan dan Program

DATA PENUNJANG

7. DATA DASAR Pengumpulan data eksisting termasuk rencana pengembangan wilayah


sungaidan RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) yang mencakup tetapi tidak
terbatas pada hal-hal sebagai berikut:

a. Peta dasar skala 1: 50.000


b. Peta citra satelit
c. Peta geologi permukaan
d. Peta tata guna lahan
e. Peta RTRW
f. Data Pola dan Rencana Pengelolaan SDA
g. Data Kawasan Strategis Nasional
h. Data Topografi, Geologi, dan Geoteknik ;
i. Data Hidrologi;
j. Data Sumber Material Konstruksi;
k. Data Bangunan Hidrolik eksisting ;
l. Kondisi Irigasi;
m. Transportasi ;
n. Agronomi dan Agro-ekonomi ;
o. Sosial Ekonomi ;
p. Lingkungan;
q. Infrastruktur ;

8. STANDARD Pekerjaan ini dilaksanakan dengan pedoman dan standar berikut :


TEKNIS
1. Pd T-02-2005-A Analisis Daya Dukung tanah Pondasi Dangkal pd
Bang. Air
2. Pd T-03.1-2005-A Penyelidikan Geoteknik utk Pondasi Bang. Air Vol. 1
3. Pd T-03.2-2005-A Penyelidikan Geoteknik utk Pondasi Bang. Air Vol. 2
4. Pd T-03.3-2005-A Penyelidikan Geoteknik utk Pondasu Bang. Air.
Vol.3
5. Pd T-06-2004-A Peramalan Debit Aliran Sungai
6. Pd T-10-2004-A Pengukuran dan Pemetaan Teristris Sungai
7. Pd T-40-2000-A Tata Cara Deskripsi Keadaan & Penyelidikan Lap.
Pada Pek. Tanah
8. Pd T-44-2000-A Tata Cara Pemadatan Tanah
9. RSNI M-01-2002 Cara Uji Pengukuran Potensi Keruntuhan Tanah di
Lab.
10. SNI 03-1724-1989 Tata cara perencanaan hidrologi dan Hidraulik untuk
bangunan di sungai
11. SNI 03-2415-1991 Metode Perhitungan Debit Banjir
12. SNI 03-2435-1991 Metode Pengujian Laboratorium tentang contoh
tanah
13. SNI 03-2849-1992 Tata Cara pemetaan geologi teknik
14. SNI 03-3422-1994 Metode Pengujian Batas Susut tanah
15. SNI 03-3637-1994 Metode pengujian berat isi tanah berbutir halus
dengan cetakan benda uji
16. SNI 03-3637-1994 Metode Pengujian kuat tekan bebas tanah kohesif
17. Pd M-22-1996-03 Metode pengujian triaxial untuk tanah kohesif dalam
keadaan tanpa konsolidasi dan drainase
18. SNI 03-3961-1991 Metode pengujian kadar sedimen layang secara
gravimetric dengan pengendapan
19. SNI 03-3962-1995 Metode pengujian distribusi butir sedimen
layangsecara gravimetric dengan ayakan
20. SNI 03-4145-1996 Metode pengujian berat jenis sedimen layang dengan
piknometer
21. Pedoman Analisis Dinamik Bendungan Urugan, Ditjen SDA, 2008
22. Pedoman Pembangunan Bendungan Urugan Batu Membran Beton,
Ditjen SDA, 2011
23. Pedoman Klasifikasi Bahaya Bendungan, Ditjen SDA, 2011.
24. Persyaratan Teknis bagian Pengukuran Topografi PT-02, Standar
Perencanaan Irigasi, Ditjen Air, Desember 1986.
25. Panduan Perencanaan Bendungan Urugan Vol. I s/d Vol. V, Ditjen Air
Juli 199.
Dll.

Standar dan pedoman yang digunakan dapat juga menggunakan standar dan
pedoman lain yang terkait dan berlaku. Konsultan wajib memiliki dan
memahami seluruh standar dan pedoman tersebut dan menjadikan acuan
dalam pelaksanaan pekerjaan.

9. STUDI STUDI Data data hasil studi sebelumnya yang berkaitan dengan kegiatan ini harus
TERDAHULU dikumpulkan oleh penyedia jasa sebagai bahan acuan

10. REFERENSI Referensi hukum untuk pelaksanaan pekerjaan ini meliputi, tetapi tidak terbatas
HUKUM pada :
a. Undang Undang No. 11 Tahun 1974 tentang Pengairan ;
b. Undang Undang No. 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi ;
c. Undang Undang No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara ;
d. Undang Undang No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan
Negara ;
e. Undang Undang No. 32 Tahun 2010, tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup ;
f. Undang-undang No 2 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah bagi
Pembangunan untuk Kepentingan Umum;
g. Peraturan Pemerintah RI No. 27 Tahun 1999 tentang AMDAL ;
h. Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang /
Jasa Pemerintah ;
i. Peraturan Presiden No. 35 Tahun 2011 Tentang Perubahan Pertama
Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah ;
j. Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012 Tentang Perubahan Kedua
Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah ;
k. Peraturan Presiden No. 172 Tahun 2014 Tentang Perubahan Ketiga
Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah ;
l. Peraturan Presiden No. 4 Tahun 2015 Tentang Perubahan Keempat
Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah ;
m. Peraturan Menteri PU Nomor 7 Tahun 2011 Tentang Standar Dan
Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Dan Jasa Konsultansi ;
n. Peraturan Menteri PU Nomor 14 Tahun 2013 Tentang Perubahan
Menteri PU Nomor 7 Tahun 2011 Tentang Standar Dan Pedoman
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Dan Jasa Konsultansi.
o. Peraturan Menteri PUPR Nomor 27/ PRT/ M/ 2015 Tentang
Bendungan

RUANG LINGKUP

11. LINGKUP Ruang lingkup pekerjaan adalah sebagai berikut :


KEGIATAN
1. Pekerjaan A : Pendahuluan;

2. Pekerjaan B : Survei dan Identifikasi

3. Pekerjaan C : Penyusunan Konsep Desain

4. Pekerjaan D : Detail Desain

5. Pekerjaan E : Pekerjaan LARAP

6.. Pekerjaan F : Pembuatan Laporan & Diskusi

a. PEKERJAAN A : PENDAHULUAN
1. Pekerjaan Persiapan
a. Persiapan Administrasi;
b. Mobilisasi personil dan peralatan;
c. Rapat persiapan pelaksanaan kontrak untuk membahas jadwalpelaksanaan
kegiatan (time schedule), jadwal penugasan personil, peralatan dan draft
RMK;

2. Pengumpulan Data Sekunder


Kegiatan pengumpulan data sekunder antara lain:

1. Data - data infrastruktur atau rencana pembangunan yang berkaitan dengan


Daerah Aliran Sungai yang berada di Kota Gunung Sitoli
2. Rencana tata ruang propinsi, kabupaten, dan pola pengembangan sumber
daya air pada di Kota Gunung Sitoli
3. Kondisi sosial ekonomi dan budaya.
4. Kondisi hidrologis, hidrometeorologis, hidrogeologis;
5. Kuantitas dan kualitas sumber daya air (kuantitas sumber daya air, termasuk
kuantitas penggunaan, ketersediaan, dan kebutuhan, serta kontinuitas sumber
daya air. Kualitas sumber daya air, mencakup parameter fisik, kimia, dan
biologi);
6. Kondisi lingkungan hidup dan potensi yang terkait dengan sumber air .
kondisi lingkungan hidup yang terkait dengan sumber daya air (kondisi
daerah tangkapan air, tingkat erosi, daerah rawan banjir, keanekaragaman
hayati pada sumber air, kondisi daerah resapan air, dan kondisi sanitasi
lingkungan); Potensi yang terkait dengan sumber air (misalnya: potensi
untuk pengembangan irigasi, industri, perkotaan, ketenagaan, dan
pariwisata);
7. Data sumber air dan prasarana sumber daya air (termasuk jenis, kapasitas,
jumlah, dan kondisinya);
8. Kelembagaan pengelolaan sumber daya air;
9. Kondisi sosial ekonomi masyarakat yang terkait dengan sumber daya air.
10. Kebijakan pengelolaan SDA di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota
11. Rencana Strategis dan Rencana Pembangunan Daerah
12. Tata guna lahan, kawasan pariwisata, hutan serta lingkungan hidup umumnya.
13. Prasarana sosial, pertanian, peternakan, agroekonomi, perikanan, industri,
irigasi.
14. Penggunaan air, potensi berbagai permasalahannya, dan data lainnya.
15. Data berupa laporan hasil studi kelayakan, perencanaan detail
infrastruktur sumber daya air yang telah dilakukan..
16. Penambahan data sesuai dengan dinamika perkembangan kondisi
wilayah sungai, meliputi: pemutakhiran atau pendetailan.
17. Data primer hasil survei/tinjauan lapangan hasil pengukuran dan
investigasi/penyelidikan.

Semua data tersebut diatas dikumpulkan dan dievaluasi oleh konsultan dan
digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam melaksanakan pekerjaan ini

3. Finalisasi Rencana Mutu Kontrak


Rencana Mutu Kontrak (RMK) disusun oleh penyedia jasa yang disetujui oleh
Direksi yang dapat diterapkan sebagai sistem manajemen mutu selama
pelaksanaan pekerjaan. Form penyusunan RMK mengacu ke Permen PU No
04/PRT/M/2009 tentang SMM

4. Penyusunan Laporan Pendahuluan


Maksud dan tujuan Laporan Pendahuluan :

a. Menguraikan dengan jelas rencana kerja Konsultan dan bagaimana


Konsultan akan melaksanakan dan menyelesaikan Pekerjaan;
b. Menjadi dokumen yang akan digunakan oleh PPK dan jajarannya untuk
monitoring pekerjaan, memfasilitasi kegiatan Konsultan, dan hal hal lain
yang diperlukan untuk mendukung keberhasilan pelaksanaan pekerjaan.

B. PEKERJAAN B : SURVEI DAN INVESTIGASI


A. Survei Topografi
Survei topografi dan penyiapan peta rupa bumi yang dibutuhkan meliputi :

1) Pengadaan Peta Daerah Pengaliran Sungai (daerah sumber air) skala


1:50.000
2) Pengukuran situasi minimal 100 m dari as sungai sehingga diharapkan
situasi di sekitar sungai (sumber air) dapat diidentifikasi dengan lebih detail
3) Pengukuran memanjang dan melintang sungai sepanjang 3 km
4) Pemasangan patok BM
a. Metodologi Pengukuran
Secara garis besar, pengukuran dan pemetaan situasi meliputi pemasangan
patok beton BM control horizontal dan vertikal.
Semua data penting yang digunakan untuk menentukan koordinat Bench
Mark diperoleh dengan cara pengukuran langsung di lapangan.
Semua alat ukur (Theodolit, Waterpass dan kelengkapannya) yang
digunakan dalam keadaan baik dan memenuhi syarat.
Sebelum pekerjaan dimulai, konsultan menyerahkan program kerja yang
berisi jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan, daftar personil, daftar personil,
daftar peralatan dan rencana keberangkatan untuk dibahas bersama dengan
Direksi.
Pelaksanaan pekerjaan disesuaikan dengan jangka waktu tersisa.
b. Kontrol Horizontal
Koordinat awal untuk control horizontal diambil/diinterpolasi dari peta rupa
bumi/topografi 1:50.000 dengan sistem grid, sedangkan azimuth awal
diperoleh dengan pengukuran azimuth matahari.
Pengukuran kontrol horizontal dilakukan dengan poligon, poligon tertutup atau
poligon terbuka tetapi diketahui koordinat titik awal dan akhir pengukuran,
poligon melingkupi daerah yang dipetakan, jika daerahnya cukup luas poligon
utama dapat dibagi dalam beberapa kring tertutup (untuk pengukuran situasi).
Usahakan sisi poligon sama panjangnya, poligon cabang terikat kepada poligon
utama dan titik referensi yang digunakan mendapat persetujuan dari Direksi
Pekerjaan. Usahakan jalur poligon baik cabang atau utama melalui batas alam
yang ada seperti jalan, sungai, batas kampung dan lain lain. Titik poligon
lainnya selain benchmark adalah patok kayu berukuran 5 cm x 5 cm x 60 cm.
Patok ini di cat warna merah untuk memudahkan identifikasi. Azimuth untuk
kontrol maupun untuk sudut jurusan awal dicari dengan pengamatan azimuth
matahari. Pengamatan dilakukan setiap 2,5 km dan untuk target pengamatan
dipasang Control Point (CP). Sudut diukur menggunakan Total Station atau
Theodolit perbedaan B dan LB lebih kecil dari 2 dan ketelitian sudut lebih
kecil dari 10n dimana n adalah jumlah titik poligon. Jarak titik titik
poligon utama dan poligon cabang didapat dari jarak datar Total Station (TS)
atau dengan memakai pita ukur baja/linon dengan ketelitian linier poligon
utama lebih kecil atau sama dengan 1:7.500 sedangkan poligon cabang lebih
kecil atau sama dengan 1:5.000.

c. Kontrol Vertikal
Semua titik poligon diukur ketinggian (elevasinya), titik referensi awal untuk
kontrol vertikal diambil dari Patok BM TTG (Titik Tinggi Geodesi dari
Bakosurtanal) terdekat dan atau titik titik lain yang telah mendapat persetujuan
dari Direksi Pekerjaan. Pengukuran kontrol vertikal dilakukan pergi pulang
atau double stand dengan selisih beda tinggi antara stand I dengan stand II
tidak boleh lebih dari 2 mm, alat yang digunakan adalah alat ukur waterpass
otomatis, sebelum dan sesudah pengukuran alat ukur diperiksa ketelitian garis
bidiknya, jumlah jarak belakang diusahakan sama dengan jumlah jarak muka
dan jarak dari alat ke rambu tidak boleh lebih besar dari 60 m, kecuali
menggunakan Total Station (TS). Sedangkan jarak terdekat dari alat rambu
tidak boleh kurang dari 5 m. Ketelitian Pengukuran waterpass utama tidak
boleh lebih dari 10D dan waterpass utama tidak lebih 5D, dimana D adalah
jumlah jarak dalam satuan kilometer.

d. Pengukuran Detail Situasi


Situasi diukur berdasarkan jaringan kerangka horizontal dan vertikal yang telah
dipasang, dengan melakukan pengukuran keliling serta pengukuran didalam
daerah survey. Bila perlu jalur poligon dapat ditarik lagi dari kerangka utama
dan cabang untuk mengisi detail planimetris berikut spot height yang cukup
(untuk pengukuran situasi pantai dan muara), sehingga diperoleh
penggambaran kontur yang lebih menghasilkan informasi ketinggian yang
memadai. Titik-titik spot height terlihat tidak lebih dari interval 2,50 cm pada
peta skala 1:2.000. Interval ini ekivalen dengan jarak 25 m tiap penambahan
satu titik spot height atau 10 -15 titik spot height untuk tiap 1 hektar diatas
tanah.
Beberapa titik spot height bervariasi tergantung kepada kecuraman dan
ketidakteraturan terrain. Kerapatan titik spot height yang dibutuhkan dalam
daerah pengukuran tidak hanya daerah sungai, muara dan pantai tetapi juga
tambak, kampung, kebun, jalan setapak dan lain lain.
Pengukuran Situasi dilakukan dengan metode Tachimetry menggunakan
Theodolit (Wild T.0) atau yang sejenis. Jarak dari alat rambu tidak boleh
lebih dari 60 meter.

e. Data Pengukuran
Seluruh data lapangan ditulis dengan ball point hitam, dan penggunaan pensil
dilarang keras. Tanggal pengukuran, tipe alat, nomor serinya dan keadaan
cuaca dimasukkan pada buku ukur. Nama patok profil, patok poligon, dan
nama monumen jelas tertulis didalam buku ukur sehingga tiap bagian dari
pengukuran dapat dengan mudah untuk dicek. Buku ukur diberi indeks dengan
benar untuk nantinya dicek silang dengan lemabaran hitungan dan lembaran
abstrak.

f. Hitungan Data Ukur


Data lapangan ditabel dengan rapi. Hitungan pendahuluan dalam rangka
pengecekan data dilaksanakan sedini mungkin begitu selesai pengamatan
lapangan. Sumbu vertikal adalah arah utara sedangkan sumbu horizontal arah
timur. Seluruh ketinggian untuk profil serta titik spot height juga diperlihatkan
sampai tiga desimal di dalam peta tanah asli, peta rencana, potongan
memanjang (long section) dan potongan melintang (cross section).

B. Survei Hidrologi
Kajian hidrologi merupakan salah satu aspek yang diperlukan untuk
menunjang perancangan bangunan hidraulik yang merupakan satu kesatuan
dari sistem pemberian air pada suatu daerah, Konsultan Penyedia Jasa
diharuskan melakukan elaborasi kajian hidrologi terdahulu dalam satu system
planning. hal ini merupakan tuntutan dari kondisi kesesuaian kebutuhan yang
ada saat ini. Kajian menggunakan data curah hujan berdasarkan stasiun
penakar hujan disekitar lokasi studi yang sangat diperlukan untuk kegiatan
analisis hidrologi, dengan syarat data yang digunakan haruslah konsisten,
homogen, independent, representative, menerus (continue) dan memiliki
runtutan data yang panjang serta diharapkan memiliki ketersediaan data yang
cukup. Sebelum digunakan data tersebut harus dilakukan penyaringan data atau
diperiksa secara manual dan secara statistik.

Data-data hujan yang diperoleh dari stasiun-stasiun pengukuran berupa data


hujan di suatu titik tertentu (point rainfall), sedangkan untuk keperluan
analisis, yang diperlukan adalah data curah hujan daerah aliran (areal
rainfall/catchment rainfall). Untuk mendapatkan data curah hujan daerah
adalah dengan mengambil data curah hujan rata-ratanya.

Hasil kajian hidrologi akan dapat memastikan ketersedian terhadap rencana


alokasi kebutuhan air baku secara keseluruhan serta untuk perkiraan debit
banjir di lokasi studi.
Perimbangan antara air yang dibutuhkan dan debit (Q) sungai dipelajari dengan
cara menganalisis data curah hujan yang tersedia dalam kurun waktu terstentu.

Untuk kebutuhan air pada suatu daerah diperlukan evaluasi kebutuhan air yang
telah ada sehingga pemakaian kebutuhan air dapat direncanakan sampai
beberapa tahun ke depan

i. Data Hidrologi dan Meteorologi


Berikut data jenis data yang harus dikumpulkan antara lain sebagai berikut:

a. Debit aliran sungai yang mencakup data debit minimum, rata-rata dan
maksimum;
b. Curah hujan, periode jam-jaman, harian, bulanan dan tahunan;
c. Kelembapan udara dan penguapan, terkait dengan perhitungan ketersedian
air;
d. Suhu / temperatur, terkait dengan perhitungan ketersedian air;
e. Kecepatan aingin, terkait dengan perhitungan ketersedian air dan tinggi
jagaan.

ii. Pemeriksaan Data


Untuk analisis hidrologi syarat data yang digunakan harus konsisten dan
homogen, independent, representative, menerus (continue) dan memiliki
runtutan data yang panjangserta diharapkan memiliki ketersediaan data yang
cukup.

Sebelum digunakan data tersebut harus dilakukan penyaringan data atau


diperiksa secara manual dan secara statistic untuk pemenuhannya terhadap
syarat diatas.

iii. Cakupan Analisis


Analisis dilakukan untuk mendapatkan besaran mengenai:

a) Kebutuhan air yang iirigasi;


Kebutuhan air untuk irigasi diperkirakan dari perkalian antara luas lahan yang
diairi dengan kebutuhan air irigasi.Karena kondisi iklim yang ada di Indonesia
adalah musiman yaitu musim hujan dan musim kemarau maka kebutuhan air
irigasi akan dihitung dalam periode setengah bulanan.

Perhitungan Kebutuhan Air dapat berpedoman kepada Petunjuk Perencanaan


Irigasi

b) Ketersedian air irigasi debit andalan 80%;


Konsultan Perencana harus melakukan analisis ketersedian air untuk irigasi
dalam luasan area sistem jaringan irigasi di lokasi studi dengan menggunakan
data debit hujan atau bulanan dengan periode pencatatan minimal 10 tahun.
Untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat, sebaiknya diperoleh data series
yang panjang. Data yang dipakai haruslah merupakan hasil rekaman pos duga
air dilokasi bendung atau dekat disebelah hulu atau dihilirnya, bila ketersedian
data terlalu pendek atau tidak tersedia debit bulanan disimulasi berdasarkan data
hujan dan data evapotranspirasi potensial pada daerah studi dengan bantuan
model matematik hubungan hujan limpasan. Tingkat keandalan ketersedian air
di bendung, ditetapkan sesuai persyaratan kebutuhan area yang diirigasi
c) Menetukan hidrograf banjir dan tinggi jagaan;
Dari data Hidrologi yang diperoleh sesuai dengan hasil identifikasi stasiun curah
hujan, perencana melakukan perhitungan debit banjir dengan beberapa metoda
dengan menghitung Debit banjir dengan periode ulang Q1,Q2, Q5, Q10, Q25
,Q50 , Q100 dan Debit PMF) . Hasil perhitungan agar di evaluasi terhadap data
debit banjir yang diperoleh dari data file schala yang ada di sekitar sumber air
yang ada ( Sungai Serdang). Hasil perhitungan debit menjadi dasar dalam
perhitungan stabilitas bangunan Utama dan tanggul Banjir.

d) Perkiraan laju sedimentasi.

C. Pemetaan Situasi
a. Penggambaran Peta
Seluruh hasil pengukuran diplot dengan format ukuran A1, berlaku bagi
seluruh lembar gambar dan peta. Untuk pengeplotan seluruh peta dan gambar
pada lembar A3 tetap menggunakan format A1. Seluruh hasil pengukuran
situasi dipetakan dalam skala 1:500 dan skala 1:2000 direkam pada peta indeks
berkoordinat penuh.

Seluruh peta mempunyai tanda tanda sebagai berikut :


a) Garis kontur.
b) Seluruh titik spot height yang diukur baik areal irigasi sungai, kampung
maupun kebun.
c) Skala arah utara dan legenda.
d) Grid berkoordinat pada interval 10 cm (50 m pada skala 1:500)
e) Blok judul dan kotak revisi
f) Catatan kaki pada peta
g) Bila penggambaran dilakukan pada beberapa lembar, diagram dari layout
lembar disertakan untuk menunjukan hubungan antara satu lembar dengan
lembar berikutnya (over lay)

b. Penggambaran Kontur
Untuk penggambaran Kontur dibuat apa adanya dan bagian luar daerah irigasi
kontur diplot hanya berdasarkan titik titik spot height, efek artistik tidak
diperlukan. Interval garis kontur sebagai berikut :
Kemiringan Tanah Interval Kontur
- Kurang dari 20 % - 0,25 m
- 2 % sampai 5 % - 0,50 m
- Lebih dari 5 % - 1,00 m
Pemberian angka kontur jelas terlihat, dimana setiap interval kontur 5.00 m
digambarkan lebih tebal. Semua legenda lapangan ditampilkan, terutama :
a) Seluruh alur, drainase, sungai.
b) Jalan jalan desan dan jalan setapak.
c) Petak petak sawah, jarinngan irigasi dan drainase, tambak, batas kampung,
rumah rumah, dan jembatan.
d) Batas tata guna lahan (misalnya pohon, belukar berupa rerumputan dan
alang alang, sawah, kampoeng, kebun, dan lain lain).
e) Batas pemerintahan (kecamatan, desa dan lain lain). Nama kampung,
kecamatan nama jalan dan lain lain yang dianggap diperlukan.

c. Ukuran Huruf dan Garis


Semua ukuran huruf dan garis dibuat mangacu pada standardrisasi dalam
penggambaran peta peta/gambar gambar pengairan kriteria perencanaan irigasi.
(Standar Penggambaran = KP-07) diterbitkan oleh subdit. Perencanaan Teknis,
Direktorat Irigasi I, Dirjen Pengairan. Maka ukuran huruf dan garis dibuat
seideal mungkin dengan tidak mengabaikan faktor artistiknya.

d. Legenda dan Penomoran Gambar


Informasi lebih lanjut tentang legenda dan simbol untuk penggambaran
bangunan dan lain lain dapat dilihat pada buku Kriteria Perencanaan Irigasi.
(Standar Penggambaran = KP 07) diterbitkan oleh Subdit. Perencanaan
Teknis, Direktorat Irigasi I, Dirjen Pengairan.

e. Catatan Tambahan Untuk Penyajian Peta Situasi 1:500


1. Overlay Lembar Gambar
a. Dengan banyaknya data ketinggian serta planimetris yang diplotkan pada
peta skala 1:500, dan sering terjadi bahwa gambar tersebut menjadi tidak
karuan, sehingga tidak mungkin membaca angka atau mengenali detail
oleh karena bertumpuknya data.
b. Maka adalah wajar jika tidak seluruh titik titik spot height yang diperoleh
dari lapangan dimasukkan ke dalam gambar akhir atau juga tidak semua
semua data ketinggian dari hasil pengukuran jalur dimasukan.
c. Penyambungan gambar antara lembar satu dengan lainnya dibuat over lay
dengan ukuran over lay setengah grid (5cm pada format skala A1 skala
1:500) dan dibuat diagram petunjuk lembarnya.
d. Semua lembar dengan jelas diberi judul dan referensi terhadap pasangan
lembar 1:500.

2. Peta skala 1:2.000 dapat diperkecil dari hasil peta skala 1:500

3. Peta Indeks/ Rencana


a. Dengan tidak mengabaikan apakah pengeplotan data hanya pada satu
lembar atau beberapa lembar format A1, peta skala 1:2.000 tetap
dibutuhkan untuk menunjukan :
Daerah kerja (garis besar)
Kontur dengan interval 5 m (10 m pada daerah curam, seperti yang
disepakati Direksi).
Spot height yang dipilih
Grid penuh dan berkoordinat, interval 10 cm pada peta indeks.
Nama Kampung dan batas batas administrasi.

b. Informasi ini dapat diperoleh dari tracing hasil reduksi pada kompilasi peta
1:500 atau dapat diperoleh dari pengeplotan kembali hasil pengukuran.

f. Hasil yang di harapkan dari Pemetaan Situasi


Buku Ukur, Diskripsi BM.
Peta tata letak detail skala.
Peta Situasi Skala 1:500
Peta Situasi Skala 1:2.000
Peta Situasi Skala 1:5.000

C. PEKERJAAN C : PENYUSUNAN KONSEP DESAIN


i. Pembuatan Konsep Pradesain
Penentuan konsep pradesain dilakukan dengan mempertimbangkan hasil kajian
topografi, dan hidrologi di daerah tersebut. Peta layout untuk tersier disiapkan
dengan menggunakan peta situasi 1 : 2.000. konsep penanganan yang
diusulkan dikontrol di lapangan sebelum perhitungan hidrolika akhir dibuat.
Selama tinjauan lapangan masyarakat pesisir pantai dan staf pengairan tingkat
cabang/kecamatan atau ranting agar ikut dilibatkan.
Peninjauan desain di kantor dan di lapangan diperlukan untuk menelusuri
kesesuaian antara rencana desain dengan kondisi dilapangan seperti yang
ditunjukkan oleh Direksi dan penyajian akhir akan mencakup secara umum
dalam satu lembar kertas print out ukuran A1.

ii. Pertemuan Konsultasi Masyarakat


Pertemuan Konsultasi Masyarakat di lakukan langsung dilapangan dengan
mengundang masyarakat yang lahannya ada pada lokasi kegiatan, kepala Desa
terkait, camat dan unsur unsur lain yang terkait. Dalam pertemuaN konsulatasi
masyarakat ini akan diperoleh masukan masukan dari peserta rapat untuk
penyempurnaan pra desain yang ditentukan. Lokasi pertemuan dipilih pada
lokasi yang terdekat dapat di jangkau oleh para peserta rapat. Rapat Konsultasi
Masyarakat (PKM) ini dapat dilakukan dalam beberapa tahap tergantung pada
jumlah peserta ratap dan lokasi.

iii. Desain Defenitif


Desain defenitif adalah merupakan suatu layout yang telah disepakati bersama
baik secara teknis dan sosial antara masyarakat pengguna air baku atau instansi
yang berwenang dan tenaga ahli. Meskipun telah dinyatakan sebagai plan
definitif tetapi dalam kenyataannya masih sering juga terjadi perubahan
terutama setelah mendapatkan hasil ukuran detail. Dalam hal demikian maka
konsultan diwajibkan untuk memperbaiki kembali layout yang telah dibuat.

iv. Perencanaan Pendahuluan


Perencanaan pendahuluan diselesaikan dengan rumusan-rumusan terinci
mengenai pengukuran dan penyelidikan yang akan dilaksanakan untuk
pekerjaan perencanaan akhir. lni berkenaan dengan:

o Pengukuran trase saluran


o Pengukuran lokasi bangunan-bangunan khusus
o Penyelidikan geologi teknik untuk bangunan utama, bangunan dan saluran
o Perumusan Penyelidikan model hidrolis

v. Analisa Ekonomi Finansial


Analisis Finansial adalah memberikan keuntungan proyek dari pandangan
individu seperti petani, perusahaan swasta, koperasi, proyek, dan sebagainya.
Sedangkan Analisis Ekonomi adalah memperkirakan keuntungan proyek dari
pandangan umum dan pandangan nasional secara keseluruhan. Kegiatan ini
dilakukan dengan membandingkan manfaat dalam situasi tanpa proyek dan
manfaat dalam situasi dengan proyek.

Setelah manfaat dan biaya proyek diidentifikasi, dihitung, dan dinilai dari
berbagai alternative usulan proyek, kemudian dapat ditentukan alternative
usulan terbaik. Untuk memilih alternative terbaik dari berbagai usulan proyek,
artinya arus biaya dan manfaat yang berbeda-beda di masa yang akan dating,
dilakukan dengan perhitungan diskonto dan berdasar pada 3 pendekatan yaitu :
Manfaat Netto Sekarang (Net Present Value/ NPV), Tingkat Pengembalian
Internal (Internal Rate of Return/ IRR), dan Rasio Manfaat Biaya (Benefit Cost
Ratio)

D. PEKERJAAN D : DETAIL DESAIN

1. Pengukuran Trase
Hasil perencanaan umum yang telah disepakati dan disosialisasikan pada
masyarakat melalui diskusi dengan P3A, dilanjutkan dengan pengukuran Trace
Saluran dan Site Bangunan. Pelaksanaan Kegiatan ini adalah melakukan
pengukuran site bangunan utama dan saluran primer,sekunder dan tersier
pembawa dan penyambung dengan ketentuan dan tahapan pekerjaan sbb:

a. Pembuatan BM dan CP, pada kegiatan ini:


- Menetapkan dan memasang BM pada bangunan utama (bendung)
- Menetapkan dan memasang patok CP pada rencana dan lokasi bangunan
Bagi/ sadap
- Alat yang digunakan, pengukuran sudut menggunakan Theodolite T-0 atau
yang sederajat, pengukuran jarak dengan meteran.
b. Pengukuran tampang memanjang dan melintang saluran yang baru dan
existing:
- Mengukur tampang memanjang dan melintang saluran pembawa pembuang
dengan jarak profil melintang (patok) setiap 50m untuk daerah yang lurus
dan 25 m untuk daerah tikungan.
- Lebar pengukuran profil melintang minimal 25m ke kiri dan ke kanan dari
as saluran
- Alat yang digunakan adalah sipat datar otomatik Ni2, NAKI, NAK2, atau
sejenis dan sederajat. Apabila kondisi tdk memungkinkan dapat diukut
dengan T-0.
- Jarak diukur dengan meteran dan dikontrol dengan optis
- Setiap perubahan trase penampang saluran harus diukur.
c. Penggambaran tampang memanjang dan melintang
- Ukuran kertas gambar adalah A1
- Tampang memanjang dengan skala panjang 1:2000 dan skala tinggi 1: 100
- Tampang melintang digambar dengan skala 1:100 atau 1:200 untuk
tampang yang besar (skala horizontal dan vertikal sama).

2. Pengukuran Site Survei


a. Pengukuran/ pemetaan situasi bangunan khusus (site survey)
- Alat yang dipergunakan sama dengan yang dipakai pada pengukuran situasi
trase saluran.
- Pengukuran site survey dilakukan utk bangunan alternative sumber air
(embung) dan bangunan silang.
- Dalam pengukuran site survey titik-titik spot height interval dengan jarak
maksimum 15 m, atau minimal 30 titik spot height untuk tiap 1 hektar di
atas tanah

b. Pemetaan
1) Penggambaran Peta
Seluruh hasil pengukuran diplot dengan format ukuran A1, berlaku bagi
seluruh lembar gambar dan peta. Untuk pengeplotan seluruh peta dan gambar
pada lembar A3 tetap menggunakan format A1. Seluruh hasil pengukuran
situasi dipetakan dalam skala 1:500 direkam pada peta indeks berkoordinat
penuh.

Seluruh peta mempunyai tanda tanda sebagai berikut :


h) Garis kontur.
i) Seluruh titik spot height yang diukur baik areal irigasi sungai, kampung
maupun kebun.
j) Skala arah utara dan legenda.
k) Grid berkoordinat pada interval 10 cm (50 m pada skala 1:500)
l) Blok judul dan kotak revisi
m) Catatan kaki pada peta
n) Bila penggambaran dilakukan pada beberapa lembar, diagram dari layout
lembar disertakan untuk menunjukan hubungan antara satu lembar dengan
lembar berikutnya (over lay)

2) Penggambaran Kontur
Untuk penggambaran Kontur dibuat apa adanya dan bagian luar daerah irigasi
kontur diplot hanya berdasarkan titik titik spot height, efek artistik tidak
diperlukan. Interval garis kontur sebagai berikut :

Kemiringan Tanah Interval Kontur


- Kurang dari 20 % - 0,25 m
- 2 % sampai 5 % - 0,50 m
- Lebih dari 5 % - 1,00 m
Pemberian angka kontur jelas terlihat, dimana setiap interval kontur 5.00 m
digambarkan lebih tebal.

Hasil yang diharapkan:


Penggambaran profil memanjang dan melintang
Ploting trase saluran pembawa dan penghubung dalam peta situasi.

3. Investigasi Geologi dan Mekanika Tanah


Kegiatan investigasi geologi dan mekanika tanah dilakukan setelah diperoleh
hasil layout yang diplot pada peta situasi.

Kegiatan yang dilakukan dalam pekerjaan geologi dan mekanika tanah adalah :

A. Bor Inti
Pemboran inti dilaksanakan pada Bangunan Utama (Bendung), Bangunan
Silang dan Bangunan lain yang cukup besar yang memerlukan penyelidikan
tanah yang cukup dalam
Rencana saluran primer dan sekunder pada rencana jaringan irigasi sesuai
dengan kebutuhan teknis di lapangan dengan kedalaman 40 (Empat Puluh)
meter (tersebar).

Standar Penetration Test (SPT)

Uji Penetrasi Standar (SPT) dimaksudkan untuk mengetahui kepadatan


relatif dari tanah/batuan pada kedalaman tertentu di lapangan sekaligus
untuk mendapatkan sampel yang representatif untuk mendapatkan
identifikasi tanah bersangkutan.
SPT dilakukan pada lubang bor dengan penyebaran dan interval titik uji
setiap 3 m atau ditentukan berdasarkan kebutuhan desain dan kondisi
geologi setempat. Dalam hal ini konsultan akan meminta persetujuan dari
Direksi Pekerjaan atau sesuai TOR .
Pengambilan Undisturbed Sampel :

Untuk melakukan penelitian sample tanah di laboratorium, pengambilan


contoh tanah ini sangat penting untuk mengetahui sifat dan jenis
tanahnya.Agar parameter sifat-sifat tanah masih dapat digunakan (tidak
terganggu), maka hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat pengambilan,
pengangkutan dan penyimpanan contoh-contoh tanah ini adalah sebagai
berikut :

Undisturbed Sample, UDS (contoh tak terganggu) diambil dari lubang


pemboran/SPT dan bor tangan (hand auger).
Jumlah pengambilan sampel sebanyak 2 sampel dari setiap titik pengeboran
Penentuan penyebaran dan interval titik pengambilan UDS disesuaikan
dengan kebutuhan desain dan kondisi geologi setempat.
Penentuan rencana penyebaran dan interval titik pengambilan UDS
diperhitungkan dengan cermat, didiskusikan dan meminta persetujuan
Direksi Pekerjaan.
Untuk mendapatkan sample yang baik, Konsultan harus menugaskan well
site geologist yang selektif dan cermat dalam menentukan kedalaman
pengambilan sampel tersebut.
Pengambilan sampel harus menggunakan sampler tube yang mampu
mengambil sampel sepanjang 30 - 45 cm (shelby tube).
Tabung contoh yang telah terisi harus segera ditutup rapat kedua ujungnya
dengan lilin/parafin secara baik dan benar serta diberi label/inisial yang
mencantumkan nama proyek, lokasi, nomor titik bor dan interval kedalaman
pengambilan.
Sampel UDS yang sudah diambil harus segera di analisa di laboratorium.
Pengujian laboratorium dilakukan terhadap contoh tanah tidak terganggu
(undisturbed sample). Pengujian laboratorium Mekanika Tanah untuk contoh
tanah tidak terganggu (undisturbed sample) yang diambil meliputi pengujian
index properties dan structure/engineering properties

B. Sumuran Uji / Test Pit


Pekerjaan sumuran uji atau test pit adalah untuk mengetahui jenis dan tebal
lapisan dibawah permukaan tanah dengan lebih jelas, baik untuk pondasi
bangunan maupun untukbahan timbunan pada daerah sumber galian bahan
(borrow area). Dengan demikian akan dapat diperoleh gambaran yang lebih
jelas mengenai jenis lapisan dan tebalnya, juga volume bahan galian yang
tersedia dapat dihitung.

Pekerjaan Test Pit dilakukan sebanyak 2 titik.

C. Pengambilan Contoh Tanah


Untuk mengadakan penelitian tanah di laboraturium, pengambilan contoh
tanah ini sangat penting untuk mengetahui sifat dan jenis tanahnya, sehingga
pengambilan contoh tanah ini dilakukan.

1. Pengambilan contoh tanah asli (undisturbed sample)


Agar data parameter dan sifat-sifat tanahnya masih dapat digunakan maka
perlu sekali diperhatikan pada saat pengambilan , pengangkutan dan
penyimpanan contoh-contoh tanah ini, maka dilakukan hal-hal sebagai berikut
: struktur tanahnya tidak terlalu terganggu atau berubah, sehingga mendekati
keadaan yang sama dengan keadaan lapangan. Kadar air asli masih dapat
dianggap sesuai dengan keadaan lapangan. Sebelum pengambilan contoh tanah
dilakukan, dinding tabung sebelah dalam diberi pelumas (oil) agar gangguan
terhadap contoh tanah dapat diperkecil, terutama pada waktu mengeluarkan
contoh tanah ini. Pada saat pengambilan contoh tanah ini diusahakan dengan
memberikan tekanan sentris sehingga struktur tanahnya yang beda, atau pada
kedalaman-kedalaman tertentu. Pada waktu pengangkatan dan menyimpan
tabung sample supaya dihindarkan penyimpanan tabung sample pada suhu
yang cukup panas.

Pengambilan contoh tanah asli di lakukan pada bor inti, untuk setiap lapisan
tanah, atau minimal 2 sampel setiap titik pengeboran atau sesuai kebutuhan
lapangan atas persetujuan direksi pekerjaan.

2. Pengambilan contoh tanah terganggu (disturbed sample)


Pengambilan contoh tanah tidak asli dapat diperoleh dari Hand Bor, Bor Inti
dan Tes. Contoh contoh tanah ini akan dikenakan percobaan tanah
laboraturium dengan cara proctor. Untuk pengukuran kadar air aslinya dengan
menggunakan PVC yang selanjutnya ditutup dengan paraffin. Dari hasil
masing masing karung dan tabung PVC dicatat dengan symbol dengan
kedalaman dimana sample terambil.

3. Penyelidikan Laboraturium
Pada contoh contoh tanah yang terambil, baik tanah asli (tidak terganggu)
maupun contoh tanah terganggu akan dilakukan beberapa macam percobaan
dilaboraturium, sehingga data parameter dan sifat- sifat tanahnya dapat
diketahui.

Penelitian Indeks Properties

Sampel diambil sebanyak 2 sampel, 1 sampel dari pekerjaan test pit

Penelitian ini berfungsi sebagai pendekatan untuk mengetahui kondisi fisik


jenis tanah yang akan kita evaluasi, sehingga penilaian (judgement) yang
dibuat selaras dengan data teknis yang diperoleh.

Pengujian tersebut antara lain:

a. Soil Properties
i. Berat isi (n)
ii. Berat jenis (Gs)
iii. Kadar air (Wn)
b. Analisis ukuran butir (m%)
c. Batas-batas Atterberg (WI,Wp,Ip)

a. Soil Propertis
i. Berat Isi (n)
Untuk memperoleh jenis nilai berat isi tanah, maka tanah yang akan
dikenakan pengujian ini adalah tanah dengan keadaan asli;

ii. Spesific Gravity/ Berat Jenis (Gs)


Nilai berat jenis suatu tanah dapat ditentukan dengan menggunakan suatu
botol picnometer dan perlengkapannya. Prosedur penentuan berat jenis
tanah ini mengikuti cara : ASTM D.854 atau ASSHO.T.100.

iii. Kadar Air/ Moisture Content (Wn)


Tanah yang akan dikenakan pengujian ini adalah tanah dengan keadaan asli,
prosedurnya mengikuti ASTM.D.2216.

b. Grain size analysis (Analisa Ukuran Butir)


Pada tanah yang berbutir kasar dengan diameter butir lebih besar dari pada 75
mm, lolos melalui ayakan no. 200 akan ditentukan dengan cara Hydrometer
Analysis. Hasil dari pengujian ini akan digambar dengan sumbu mendatar
adalah skala logaritma merupakan nilai diameter dalam mm dari butir dan
sumbu tegak adalah skala biasanya merupakan prosentase kehalusan.
Pembagian butir tanahnya digunakan USSR dengan prosedur yang sesuai
dengan ASTM.D.42.

c. Atterberg Limit (Batas Batas Atterberg)


i. Liquit Limit
Batas cair/Liquit limit ini adalah nilai kadar air yang dinyatakan dalam proses
dari contoh tanah yang dikeringkan dalam oven pada batas antara keadaan cair
dan keadaan plastis. Nilai batas cair ini dapat ditentukan dengan cara
menentukan nilai kadar air pada contoh tanah yang mempunyai jumlah ketukan
sebanyak 25 kali dijatuhkan setinggi 1 cm pada kecepatan ketukan 2 kali setiap
detiknya, dan panjang leren saluran percobaan ini adalah 12,7 mm.
prosedurnya dapat mengikuti SATM.D.423.

ii. Plastic Limit (Wp)


Batas plastic limit ini adalah kadar air pada batas bawah daerah plastic. Kadar
air ini ditentukan dengan menggiling-giling tanah yang melewati ayakan No.40
(425 mm) pada alat kaca sehingga membentuk diameter 3,2 mm dan
memperlihatkan retak-retak. Prosedur ini dapat mengikuti ASTM.D.424.

iii. Plasticity Indek (Pi)


Platicity indek tanah adalah selisih nilai kadar air dari batas cair dengan batas
plastic.

iv. Shrinkage Limit


a. Shrinkage limit adalah nilai maksimum kadar air pada keadaan dimana
volume dari tanah ini tidak berubah, prosedur penentuan nilai batas susut ini
dapat mengikuti ASTM.D.427.

Penelitian Engineering Properties

Sampel diambil sebanyak 4 sampel, 2 sampel dari dari tiap titik pekerjaan bor
inti

Setelah data sifat-sifat indeks diketahui, maka pengujian untuk data teknis
disesuaikan dengan sistem pengujian yang sesuai dengan kondisi fisiknya.

Sifat-sifat teknik tanah dapat diketahui dengan melalui cara:

a. Direct shear test (c,D)


b. Unconfined Compression test (qun,qur)
c. Triaxial Test, B.P. sistem consolidated undrained atau unconsolidated
undrained (C, C, D, D)
d. Tes Konsolidasi (Cc, Cv, Es)

a. Direct Shear Test


Pemeriksaan ini adalah untuk menentukan kuat geser tanah setelah mengalami
konsolidasi akibat suatu beban dengan drainase 2 arah. Pemeriksaan dapat
dilakukan dengan single shear atau double shear. Pemeriksaan dapat dibuat
pada semua jenis tanah dan pada contoh tanah asli (undistrub) atau contoh
tanah tidak asli (disturb). Dalam perhitungan mekanika tanah, kuat geser ini
biasa dinyatakan dengan kohesi ( C ) dan sudut gesek dalam ().

b. Unconfined Compression Test


Kuat tekan bebas (qu) adalah harga tegangan aksial maksimum yang dapat
ditahan oleh benda uji silindris (dalam hal ini sampel tanah) sebelum
mengalami keruntuhan geser. Derajat kepekaan/sensitivitas (St) adalah rasio
antara kuat tekan bebas dalam kondisi asli (undisturbed) dan dalam kondisi
teremas (remolded).

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengukur kuat tekan bebas
(unconfined compressive strength) dari lempung/lanau.

Dari kuat tekan bebas dapat diketahui :

1.Kekuatan geser undrained (Cu)

2.Derajat kepekaan (degree of sensitivity)

c. Trixial Test
Contoh tanah dengan pembebanan atau tekanan kecil yang berlainan dengan
atau disesuaikan dengan rencana bangunan yang ada. Kecepatan perubahan
tinggi, contoh tanah agar disesuaikan dengan macam percobaan dan sifat dari
jenis tanahnya. Prosedur dari percobaaan triaxial ini agar disesuaikan dengan
literature (The Measurement of Soil Properties in The Triaxial Test by Beshop
& Henkel USBR Earth manual & Engineering Properties of Soil dan Their
Measurement of Bowles). Dari hasil-hasil gambar yang diperoleh dengan
mengikuti prosedur ASTM.D.565.

d. Consolidation Test
Percobaan ini dimaksudkan untuk mengetahui sifat-sifat tanah sehubungan
dengan pembebanan yang telah dilakukan. Dengan demikian maka perkiraan
besar penurunan yang terjadi pada lapisan ini dapat diketahui. Besarnya
increment ratio 1 dengan niali pembebanan adalah : 1/4,1/2,1,2,4,8, dan 16
kg/cm2 pada setiap 24 jam dan pengurangan pembebanan seperti nilai
compression index (cc) dan coefficient of consolidation (cv) perlu diperoleh.
Prosedur percobaan penetapan ini dapat mengikuti cara Measurement of
Bowles.

D. Penelitian Tanah Timbunan


Guna mengetahui suatu jenis tanah yang baik untuk bahan timbunan, terlebih
dahulu harus dilakukan pengecekan terhadap data fisik dan teknik.

Ada 3 jenis material timbunan yang perlu diuji, yaitu:


a. Tanah / lempung

b. Pasir

c. Batu

4. Perencanaan rinci (detail desain) mencakup pekerjaan sbb.


A. Bangunan Utama
Perencanaan detail untuk bangunan utama meliputi kegiatan-kegiatan sebagai
berikut :

- Menentukan dimensi dan elevasi hidrolis tubuh bendung, pembilas


bendung, pengambilan, kantong lumpur, pembilas pengambilan, saluran
bilas, pengambilan saluran primer dan alat ukur
- Memastikan efek terhadap morfologi sungai dan muka banjir di sebelah
hulu dan hilir bendung, serta merencana fasilitas yang baik guna
menguarangi efek negative yang timbul terhadap lingkungan termasuk
bangunan-bangunan yang sudah ada.
- Memastikan dimensi bangunan dari hal-hal tersebut diatas.
- Mencek stabilitas bendung, lendutan, erosi bawah tanah, penggerusan,
degradasi dan agradasi.
- Membuat tabel-tabel debit untuk tubuh bendung, pembilas, pengambilan
di sungai dan pengambilan di saluran primer.
- Membuat rincian volume dan biaya.
- Membuat buku petunjuk eksploitasi dan pemeliharaan
- Metode Pelaksanaan

5. Perhitungan Bill of Quantity (BoQ) dan Rencana Anggaran Biaya


(RAB)

Konsultan Penyedia Jasa setelah mendapat masukan, saran dan persetujuan


pemilik pekerjaan cq. Direksi pekerjaan menyiapkan penyusunan Rencana
Anggaran Biaya (RAB) yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan yang
dijelaskan dalam perhitungan volume rinci (BOQ) serta menyiapkan metode
dan tata cara pelaksanaannya.

Dokumen RAB ini diperlukan sebagai platform dalam pelaksanaan


pembangunan pekerjaan tersebut secara rinci meliputi :
a. Perhitungan volume;
b. Perhitungan analisa harga satuan;
c. Menyusun spesifikasi teknis pelaksanaan fisik konstruksi;
d. Membuat prioritas pelaksanaan dalam bentuk paket-paket pekerjaan
(schedule pelaksanaan);
e. Menyusun metode kerja setiap konstruksi yang direncanakan yang akan
dikerjakan;
f. Menyusun dokumen pelelangan termasuk estimate engineering untuk
pelaksanaan.

Selain itu penyedia jasa juga termasuk melakukan kegiatan sebagai berikut :

a. Analisa ekonomi yang dilakukan menyangkut indicator-indikator antara


lain: Benefit/ Cost Ratio, Net Benefit (Present Value) dan Economic
Internal Rate of Return (EIRR), berdasarkan beberapa alternative umur
ekonomis bangunan utama, jaringan irigasi dan interest rate (bunga) yang
berlaku. Economic Sensitivity (sensitivitas ekonomi juga dilakukan dengan
pertimbangan/ asumsi adanya beberapa alternative peningkatan biaya (cost)
dana tau penurunan keuntungan (benefit) yang mungkin akan terjadi, atau
diperkirakan akan terjadi.
b. Dalam perhitungan biaya(cost) pembangunan daerah irigasi harus meliputi
biaya-biaya: perencanaan, konstruksi, O&P pembebasan tanah, produksi
dan lain-lainnya yang dikeluarkan selama umur ekonomis. Sedangkan
keuntungan (benefit) yang diperhitungkan berdasarkan produksi sesuai
cropping patern & intensity yang diharapkan dan asumsi harga komoditas
produksi yang dikeluarkan pemerintah. Dalam perhitungan benefit ini akan
tercermin perbedaan benefit tanpa adanya proyek (rehabilitasi) dan dengan
adanya proyek.

6. Manual OP
Pembuatan pedoman O&P harus meliputi hal-hal sbb:

a. Prosedur operasi meliputi:


- Prosedur perencanaan tanam (luas, jenis, intensitas tanaman, kebutuhan air
tanaman, ketersediaan debit andalan, dll)
- Rencana tata tanam dan persetujuannya (melibatkan P3A dan dinas PU dari
pengairan sampai dengan cabang dinas)
- Rencana pembagian air
- Operasi musim hujan (prosedur, tindakan selama hujan lebat dll)
- Operasi musim kemarau
- Prosedur operasi bangunan utama (operasi pintu pengambilan, pintu
penguras, kantong lumpur dll)
- Prosedur operasi pengatur besar (operasi pintu, pengukur debit, dll)

b. Prosedur pemeliharaan meliputi:


- Inspeksi pemeliharaan
- Pemeliharaan rutin (uraian pekerjaan dan penugasan, perencanaan
pemeliharaan rutin, dll)
- Pemeliharaan berkala (prosedur dan penugasan, rencana jangka panjang,
pembuangan lumpur, perawatan periodic pintu dan bangunan ukur dll)
- Prosedur perbaikan darurat
- Sarana operasi dan pemeliharaan yang dipelihara
c. Tindakan darurat (kriteria keadaan darurat banjir, pemberitahuan darurat
dan penugasan pegawai, system komunikasi, logistic, prosedur penutupan
saluran dll)
d. Organisasi dan personalia (organisasi O & P, daftar personalia, batas
wilayah,alokasi tugas, jadwal inspeksi, dll)
e. Catatan dan laporan ( catatan yang harus ditata dan laporan yang harus
disusun meliputi operasi dan pemeliharaan,formulir-formulir lainnya, alur
data & pengolahan data, dll)
f. Panitia irigasi (struktur organisasi,kegiatan dan panitia irigasi)
g. Perkumpulan petani pemakai air |(struktur organisasi, data yang harus
disusun untuk rapat, tugas kaitan dengan P3A, pembagian tugas dll)
h. Penyusunan anggaran tahunan (data yang akan disusun, program dan
anggaran pemeliharaan dll)

7. Penyusunan Program Pelaksanaan dan Dokumen Lelang meliputi:


a. Penyusunan program pelaksanaan
Setelah dapat diketahui biaya secara keseluruhan dari pekerjaan-pekerjaan
yang diusulkan, konsultan akan menyusun program pelaksanaan ang
didasarkan atas prioritas penanganan serta kemampuan penyediaan dana
oleh pemerintah. Untuk keperluan ini konsultan akan selalu berkonsultasi
dengan pihak Direksi.

8. Pengadaan dokumen pelelangan


1. Dokumen pelelangan tdd:
- Syarat-syarat teknik dan persyaratan lain yang ditentukan oleh Direksi
- Gambar tender (pelelangan)
- Ketentuan lain yang ditentukan oleh Direksi
2. Gambar tender adalah sebagian atau seluruh gambar terencana yang telah
disetujui oleh Direksi untuk dijadikan gambar tender. Format gambar tender
adalah yang ditetapkan oleh direksi
3. Konsultan akan melengkapi gambar tender dengan gambar-gamabr yang
belum/ tidak tercantum dalam gambar rencana.
Hasil yang diharapkan:

- Laporan hasil perencanaan (Design Note)


- Gambar perencanaan
- Laporan Akhir Perencanaan
- Buku Pedoman O&P
- Hasil perhitungan B&Q
- Rencana anggaran biaya (RAB)
- Dokumen Lelang

9. Penyusunan Data Base


Kegiatan penyusunan database bertujuan untuk membentuk input dasar bagi
seluruh referensi di masa mendatang dan akan menjadi bagian dari pola data
spasial yang terhubung dengan data atribut non-spasial. Database ini berisi:

a. Studi dan kajian informasi eksisting pada sumber daya di air dan lahan
termasuk identifikasi kelemahan data, kecukupan jumlah data dan
konsistensi untuk pengecekan dan penyesuaian;
b. Hasil inventarisasi dan penafsiran atas Peta Topografi, Citra Satelit, dan
Foto Udara atau citra untuk pembangkitan multi-lapis peta geografis digital
pada GIS dengan input dasar informasi eksisting. Data yang telah
dikumpulkan harus bisa dihubungkan dengan kumpulan data awal untuk
memberikan informasi pada aspek yang dibutuhkan. Ketika suatu kumpulan
data tidak menunjukkan rincian yang dibutuhkan, maka kumpulan data
tambahan harus dikumpulkan, dianalisis, dan dihubungkan dengan data
awal. Peta komprehensif ini harus meliputi aspek-aspek berikut ini:
Geomorfologi ;
Unsur Geologi dan Struktur termasuk ciri khasnya
Jenis tanah, tekstur, dan kedalaman ;
Peta kemiringan lahan (sudut dan aspek) ;
Analisis Drainase
Hidrogeologi bersama dengan zona potensial Air Tanah ;
Penampang Air Permukaan dan daerah rawa
Analisis banjir ;
Dampak kerusakan akibat banjir dan penilaian risiko ;
Pola Tata Tanam, area tanam, dan perkiraan produksi ;
Peta Tutupan Hutan dan Sebaran Hutan (Tanam 2 kali) ;
Pola Tata Guna dan Tutupan Lahan ;
Material konstruksi yang ada di sekitar area pembangunan ;
Borrow Area ;
Pola populasi dan pemukiman di sekitar area konstruksi ;
Data Spasial dan Data Temporal lainnya;
Penggunaan lain dari remote sensing dalam penyusunan Laporan
Detail Proyek ditetapkan berdasarkan kebutuhan dari masing-
masing situasi dan kondisi eksisting lapangan.
c. Data hasil pencitraan satelit harus terhubung dengan pemodelan GIS untuk
memudahkan akses dan pengembangan dalam pengambilan keputusan ;
d. Data hasil pencitraan satelit harus dapat digunakan untuk memperoleh dan
memperbarui informasi saat ini untuk tujuan persiapan penyusunan Peta
skala 1:25.000 di lokasi manapun yang dibutuhkan. Seluruh hasil
pencitraan satelit harus diambil dari / melalui kementerian / lembaga
pemerintahan terkait ;
e. Data hasil pencitraan satelit harus bisa digunakan sebagai sumber
karakteristik peta seperti tutupan lahan dan tata guna lahan termasuk lahan
yang bisa ditanami dan lahan pertanian, lahan perkebunan, pola tata tanam
termasuk area beririgasi teknis, area dengan 1 musim tanam atau lebih ;
f. Lapisan yang lain dari peta harus memasukkan unsur air permukaan, tipe
tanah, kondisi geologi dan geomorfologi serta geomorfologi ;
g. Peta Tematik turunan dari peta utama harus juga bisa dipersiapkan
berdasarkan ketersediaan informasi tentang praktek irigasi dan pertanian di
masyarakat.

E. PEKERJAAN E : PEKERJAAN LARAP

A. PEKERJAAN D : LARAP
1) MELAKUKAN INVENTARISASI LAPANGAN DAN
PENGUMPULAN DATA SEKUNDER

a) Survey Pendahuluan
Kegiatan ini merupakan tahap awal pelaksanaan pekerjaan di lapangan
dan juga untuk orientasi/pengenalan lokasi studi, dalam tahap ini
penyedia jasa harus melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait
dengan berdiskusi yang erat kaitannya dengan peraturan maupun
kebijakan yang berlaku di daerah dalam kaitannya dengan LARAP
tersebut. Adapun beberapa peraturan maupun kebijakan yang berlaku
meliputi;

a. Pengelolaan penampungan penduduk/warga (jika ada relokasi


warga terkena dampak)

b. Hak-hak kaum minoritas dan penduduk asli;

c. Tata cara mendapat informasi dan keterlibatan penduduk setempat;

d. Proses pembebasan tanah dan tata caranya (Surat keputusan


tingkat nasional dan daerah).

Peraturan serta kebijakan tersebut diatas khususnya yang terkait


dengan LARAP sangat diperlukan dengan melakukan pengumpulan data
dan peta wilayah lokasi yang akan dibebaskan termasuk daerah dan/atau
lokasi baru untuk Resettlement.

b) Inventarisasi Lapangan dan Pengumpulan Data Sekunder

a. Inventarisasi Lapangan

Penyedia Jasa harus menginventarisasi setiap permasalahan yang ada


di wilayah tersebut, baik permasalahan yang ada saat ini maupun
potensi yang yang dapat berkembang dikemudian hari di wilayah yang
direlokasi (jika ada relokasi penduduk). Beberapa aspek penting yang
terdapat dan harus diidentifikasi meliputi;

b. Inventarisasi data/informasi mengenai kondisi eksisting dan


permasalahan kawasan wilayah rencana penyediaan air baku

c. Inventarisasi dan analisis evaluasi hasil pengumpulan data dan


masukan masyarakat dilokasi studi.

d. Inventarisasi infrastruktur yang ada di sekitar rencana lahan


pembangunan .

e. Inventarisasi data demografi (susunan populasi berdasarkan


jenis kelamin, kelompok umur, pendidikan, agama, kepadatan
penduduk, dan jumlah kepela keluarga) terutama untuk penduduk
yang tinggal di rencana lokasi pembangunan.

f. Inventarisasi kegiatan ekonomi (Pertanian, perkebunan,


kehutanan, perikanan) di lokasi dan di sekitar lokasi rencana
pembangunan .

g. Inventarisasi pengolahan dan penanaman lahan serta pemilik lahan


di di rencana lokasi pembangunan.

h. Inventarisasi pengadaan dan rencana pemenuhan kebutuhan


lahan yang diperlukan bagi pelaksanaan pembangunan serta
relokasi berdasarkan Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) yang telah
ditetapkan dalam bentuk Pertemuan Konsultasi Publik untuk
memperoleh berbagai masukan, saran dan tanggapan dengan
melibatkan masyarakat yang terkena dampak, tokoh masyarakat dan
pemerintah setempat

2) MELAKUKAN SOSIALISASI MASYARAKAT

Penyedia jasa diharuskan melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat


dalam bentuk Pertemuan Konsultasi Masyarakat untuk memperoleh
berbagai masukan, saran dan tanggapan dengan melibatkan masyarakat
yang terkena dampak, tokoh masyarakat dan pemerintah setempat.

3) MELAKUKAN PENGUKURAN LAHAN TERKENA DAMPAK,


RELOKASI, PENGUMPULAN DATA KEPEMILIKAN TANAH DAN
ASET LAINNYA SERTA DATA SOSBUD

1. Melaksanakan kegiatan pengumpulan data teknis/ informasi pada


instansi- instansi terkait untuk keperluan pendataan yang terdiri dari nama
pemilik lahan, status kepemilikan lahan serta data lainnya yang
diperlukan untuk mendukung pelaksanaan pengukuran lapangan.

2. Melaksanakan pengukuran KADASTRAL pembebasan lahan


(land acquisition) dilokasi rencana pembangunan serta relokasi Penduduk
(bila ada). Beberapa hal yang perlu dilakukan terhadap kegiatan ini
diantaranya adalah:

a. Penyusunan tim yang dipimpin oleh tenaga ahli dibidangnya;

b. Melakukan orientasi dan survei lapangan;

c. Inventarisasi, identifikasi permasalahan, analisis dan evaluasi. Secara


garis besar pengukuran Persil Kepemilikan meliputi :

Pemasangan patok batas persil

Kontrol horizontal dan vertikal pengukuran.

Pengukuran detail batas persil kepemilikan dilokasi rencana


pembangunan infrastruktur

d. Lingkup Kegiatan Survey

Pengukuran Kerangka Utama dengan pembacaan sudut horizontal


dengan alat theodolite untuk pembacaan jarak datar.

Pengukuran batas Persil kepemilikan harus diketahui oleh masing-


masing pemilik lahan dan aparat desa setempat.

Pengukuran rencana relokasi Penduduk (bila ada).

3. Melakukan survey sosial ekonomi dalam bentuk sensus, wawancara dan


penyebaran kuesioner kepada warga terkena dampak pembangunan
sekaligus mengidentifikasi status kepemilikan tanah .

4) PEMETAAN HASIL PENGUKURAN DAN PENGUMPULAN


DATA
Membuat gambar pemetaan Rencana Pembebasan
Lahan/KADASTRAL

dan Relokasi Penduduk (bila ada) meliputi :

a. Pemetaan rencana pembebasan lahan dengan memperlihatkan


petak persil kepemilikan dan batas-batas persil kepemilikan pada rencana
pembangunan dan relokasi (bila ada).

b. Melakukan penggambaran batas persil kepemilikan tanah dan


relokasi (bila ada) dengan skala 1 : 2.000, dan skala 1 : 5000 atau dengan
skala disesuaikan dan /atau dengan petunjuk lain atas persetujuan Direksi.

c. Nomor persil serta luasan masing-masing kepemilikan ditampilkan


pada gambar skala 1 : 2.000 dan skala 1 : 5000 atau dengan skala
disesuaikan.

d. Pada kolom keterangan gambar ditampilkan nomor persil,


nama kepemilikan dan luasan untuk masing-masing kepemilikan yang
terdapat pada setiap lembar gambar.
5) MELAKUKAN ANALISIS INVENTARISASI DAN
IDENTIFIKASI LARAP

Melakukan analisis/ telaah terhadap upaya dan rencana pembebasan lahan dan
relokasi Penduduk (bila ada). Dalam melakukan kajian ini para tenaga ahli
tersebut memerlukan dasar-dasar pertimbangan sebagai berikut:

Kondisi eksisting dan permasalahan kawasan wilayah


Analisis dan evaluasi hasil pengumpulan data dan masukan d a r i w a r g a
terkena dampak dilokasi studi termasuk issue ganti rugi/ kompensasi dalam
rangka pengadaan tanah untuk:

a. hak atas tanah;


b. bangunan;
c. tanaman;
d. benda-benda lain yang berkaitan dengan tanah.
e. Infrastruktur yang ada di sekitar daerah rencana lokasi bangunan.

Demografi (susunan populasi berdasarkan jenis kelamin, kelompok


umur, pendidikan, agama, kepadatan penduduk, dan jumlah kepala
keluarga) terutama untuk penduduk yang tinggal di daerah tampungan
dan pemilik lahan.

Kegiatan ekonomi (Pertanian, kehutanan, perikanan) di daerah


lokasi rencana kegiatan

Pengolahan dan jenis tanaman diatas lahan serta pemilik lahan di


daerah rencana kegiatan.

Pengadaan dan rencana pemenuhan kebutuhan tanah yang diperlukan


bagi pelaksanaan pembangunan bangunan utama atau saluran serta
relokasi berdasarkan Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) yang telah
ada, dan bagi daerah yang belum menetapkan RUTR pengadaan tanah
dilakukan berdasarkan perencanaan ruang wilayah atau kota yang telah
ada (KEPPRES No.55 Tahun 1993, Tentang Pengadaan Tanah Bagi
Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum).

Pokok-pokok kebijakan pengadaan tanah

Panitia, Musyawarah, dan ganti kerugian

Hasil analisis tersebut akan dijadikan sebagai dasar penyusunan laporan


LARAP

6) MENYUSUN PROGRAM TATA CARA PEMBEBASAN


TANAH/ LAHAN (LAND ACQUISITION), RELOKASI
(RESETLEMENT), KOMPENSASI ATAU ALTERNATIF
PELUANG USAHA
Penyedia jasa harus menyusun tata cara pembebasan tanah berupa persetujuan
ganti rugi lahan. Tata cara dan mekanisme pembebasan/pengadaan tanah ini
sangat diperlukan oleh pemangku kebijakan dalam rangka untuk mendapatkan
tanah dengan cara memberikan ganti kompensasi atau peluang usaha kepada
yang berhak atas tanah tersebut dalam upaya rencana pembangunan embung

Kompensasi/ Ganti kerugian adalah penggantian atas nilai tanah berikut


bangunan, tanaman dan/ atau benda-benda lain yang terkait dengan
tanah sebagai akibat pelepasan atau penyerahan hak atas tanah.
Penyedia jasa diharuskan melakukan analisis dan menyusun tata cara
kompensasi termasuk alternatif peluang usaha dan rekomendasi pelatihan bagi
masyarakat yang terkena dampak langsung proyek pembangunan tersebut.
Penyusunan tata cara ganti rugi ini sangat diperlukan untuk mendapatkan
tanah dengan cara memberikan ganti kerugian/ kompensasi kepada yang
berhak atas tanah tersebut dimana pelepasan atau penyerahan hak atas tanah
adalah kegiatan melepaskan hubungan hukum antara pemegang hak atas
tanah dengan tanah yang dikuasainya dengan memberikan ganti kerugian atas
dasar musyawarah.
Untuk dasar dan tata cara perhitungan ganti kerugian tanah ditetapkan atas
dasar :
1. Harga tanah yang didasarkan atas nilai nyata atau sebenarnya,
dengan memperhatikan nilai jual objek Pajak Bumi dan Bangunan yang
terakhir untuk tanah yang bersangkutan;
2. Nilai jual bangunan yang ditaksir oleh instansi Pemerintah Daerah
yang bertanggung jawab dibidang bangunan;
Nilai jual tanaman yang ditaksir oleh instansi Pemerintah Daerah yang
bertanggung jawab di bidang pertanian.

7) PENYUSUNAN DAN PENDATAAN PERMASALAHAN


BERDASARKAN URGENSI MASYARAKAT
Penyedia jasa harus melakukan analisis terhadap hasil pendataan
permasalahan yang ditemui dilokasi kegiatan, serta menyusun
konsep tingkatan permasalahan yang dihadapi berdasarkan urgensi
masyarakat yang diperkirakan terkena dampak langsung akibat rencana
pembangunan sistem penyediaan air baku

8) MELAKUKAN PERTEMUAN KONSULTASI MASYARAKAT


(PKM)
Untuk menampung aspirasi para pihak yang berkepentingan, kosultan harus
melakukan Pertemuan Konsultasi Masyarakat (PKM) sesuai kebutuhan yaitu di
tingkat Pemerintahan Desa, Daerah Kabupaten atau Provinsi. Khusunya
melibatkan para pemangku kepentingan, serta masyarakat di lokasi rencana
pembangunan
Tujuan dilaksanakan kegiatan Pertemuan Konsultasi Masyarakat (PKM) ini
dilakukan adalah untuk memperoleh masukan, tanggapan, koreksi dari
masyarakat, dan seluruh pemangku kepentingan terhadap data keseluruhan
yang di inventarisasi, identifikasi kondisi lingkungan dan identifikasi masalah
yang telah dilakukan untuk dibangun berupa kesepakatan-kesepakatan dari
semua para pihak yang berkepentingan dalam upaya pembebasan lahan dan
relokasi lahan yang dibutuhan untuk pembangunan bangunan utama atau
saluran pembawa
Penyedia jasa memfasilitasi kegiatan Pertemuan Konsultasi Masyarakat (PKM)
tersebut dari baerbagai Instansi Lintas. Sektor terkait melalui BAPPEDA
Kabupaten, unsur Kecamatan, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM),
Perangkat Desa didalam memperoleh masukan, tanggapan masyarakat, seluruh
pemangku kepentingan/ kebijakan

9) MEMBUAT SKENARIO PENYELESAIAN PERMASALAHAN


LARAP

Penyedia jasa harus membuat skenario terhadap penyelesaian permasalahan


yang akan timbul sebagai akibat pelepasan atas hak tanah, rencana relokasi
dalam tingkatan urgensitas masyarakat yang terkena dampak nyata.
Penyusunan skenario ini diperlukan oleh pengambil kebijakan dalam rangka
upaya pembebasan lahan, merelokasikan penduduk dari tempat asalnya
ketempat yang lain, dan juga skenario ini diperlukan oleh panitia ganti rugi
tanah dalam rangka pelaksanaan ganti rugi/pengadaan tanah untuk keperluan
pembangunan, agar tepat sasaran didalam pelaksanaan tugasnya.

10) MENYUSUN DAN MENYIAPKAN DATA KEPEMIILIKAN


TANAH

Penyedia jasa berdasarkan pendataan/ inventarisasi kepemilikan tanah harus


menggambarkan setiap petak (blok) kepemilikan tanah serta menyiapkan data
inventarisasi kepemilikannya secara lengkap. Data ini sangat diperlukan
oleh tim pembebasan tanah pada saat akan dilkukannya proses ganti rugi atas
hak atas tanah, bangunan, tanaman serta benda-benda yang berkaitan
dengan tanah.

11) MENYUSUN REKOMENDASI PENYELESAIAN MASALAH


DENGAN METODE SKALA PERIORITAS.
Penyedia jasa berdasarkan penyusunan skenario yang telah dilakukan maka
selanjutnya diharuskan menyusun rekomendasi tata cara penyelesaian
masalah ganti rugi dan relokasi (LARAP) dengan membuat metode skala
perioritas.

12) MENYUSUN RENCANA ANGGARAN BIAYA (EE)


PEMBEBASAN DAN PENGADAAN TANAH SERTA RELOKASI
PENDUDUK
Penyedia jasa diharuskan menyusun perkiraan biaya Estimate Engineer
(EE) yang diperlukan dalam pelaksanaan pembebasan tanah dan relokasi
penduduk (bila ada relokasi penduduk) sesuai dengan tingkat
urgensinya. Besarnya biaya perkiraan pembebasan dan pengadaan tanah
didasari pada hasil inventarisasi atau pendataan yang telah dilakukan oleh
tim. Beberapa hal pokok yang harus diperhatikan didalam penyusunan
perkiraan biaya tersebut diantaranya adalah;

1. Mengadakan penelitian dan inventarisasi atas tanah, bangunan,


tanaman dan benda-benda lain yang ada kaitannya dengan tanah yang hak
atasnya akan dilepaskan atau diserahkan.

2. Mengadakan penelitian mengenai status hukum tanah yang


atasnya akan dilepaskan atau diserahkan.

3. Menaksir dan mengusulkan besarnya ganti kerugian secara


keseluruhan dengan nilai biaya pada saat ini atau atas petunjuk lain akibat
fluktuasi.

4. Memberikan penjelasan dan penyuluhan kepada pemegang hak


atas tanah mengenai rencana dan tujuan pengadaan tanah tersebut.

5. Menaksir besarnya biaya pengukuran dan pendataan kembali lahan


pada saat menjelang pembayaran ganti rugi/ kompensasi kepada warga
terkena dampak.

F. PEKERJAAN F : PENYUSUNAN LAPORAN DAN DISKUSI

a. Konsultan wajib menyerahkan laporan hasil pekerjaan yang telah


didiskusikan kepada pihak direksi.
b. Konsultan mengadakan diskusi dengan direksi, dan melaksanakan
pemaparan di hadapan direksi dan tim perencanaan.
c. Konsultan bersedia hadir jika dipanggil/ diundang oleh pihak pengguna.
d. Konsultan bertanggung jawab penuh atas mutu data/ perencanaan yang
dihasilkan. Apabila data ternyata tidak sah, tidak realistis dan atau kurang
memadai, kurang memuaskan menurut direksi maka konsultan wajib
memperbaikinya.
e. Konsultan wajib membuat notulen rapat dalam setiap diskusi yang
dilakukan, baik dengan direksi tim teknis balai ataupun dengan tim teknis di
direktorat Pembina di Jakarta

12 KELUARAN Laporan-laporan yang harus diserahkan sebagai berikut :

Jumlah
No Uraian Ukuran
(set)

1 Rencana Mutu Kontrak (RMK) A4 3

2 Laporan Pendahuluan A4 5

3 Laporan Bulanan A4 12

4 Laporan Sistem Planning A4 5

5 Laporan Antara A4 5

LAPORAN PENUNJANG

6 Laporan Hidrologi A4 3

7 Laporan Topografi termasuk Deskripsi BM A4 3

8 Laporan Geologi & Mekanika Tanah A4 3

9 Laporan Manual OP A4 3

10 Laporan Nota Perencanaan A4 3

11 Spesifikasi Umum & Teknis A4 3

12 BQ, Metode Kerja dan RAB A4 3

13 Laporan Akhir A4 10
14 Laporan Ringkasan (Executive Summary) A4 10

15 Laporan Studi Kelayakan Pengadaan Tanah A4 3

16 Laporan LARAP A4 3

17 Peta Bidang A3 3

18 Gambar A1 A1 1

19 Gambar A3 A3 3

20 Eksternal Hardisk 3

21 Dokumentasi 1

Semua Laporan harus diserahkan berupa softcpy dalam bentuk format asli
(docx, xlsx, dwg, dll) dan dalam format pdf

13. PERALATAN, - PPK menyediakan ruang asistensi dan diskusi/expose, PPK akan mengangkat
MATERIAL, petugas atau wakilnya yang bertindak sebagai pengawas atau pendamping.
PERSONIL - PPK menyediakan data yang ada di
Perencanaan dan Program dan data yang dianggap perlu oleh pelaksana
DAN
pekerjaan sebagai data sekunder untuk menunjang pekerjaan yang akan
FASILITAS dilakukan.
DARI
PEJABAT
PEMBUAT
KOMITMEN

14. PERALATAN Penyedia jasa harus menyediakan dan memelihara semua fasilitas dan peralatan
DAN yang dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan:
MATERIAL - Mobil ( sewa )
DARI - Sepeda motor ( sewa )
- Komputer ( sewa )
PENYEDIA
- Peralatan Survey ( sewa )
JASA
- Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan, bagi penyedia jasa yang melaksanakan
kegiatan ini harus mempunyai kantor di Kota Medan dan personilnya bekerja di
kantor tersebut

15. LINGKUP Penyedia Jasa mempunyai kewenangan untuk mempertanggungjawabkan


KEWENANGA produk hasil pekerjaan sesuai dengan data data yang di dapat dari lapangan dan
N PENYEDIA berdasarkan hasil perhitungan teknis dan pembahasan dengan Tim Unit
JASA Perencanaan Balai Wilayah Sungai Sumatera II

16. JANGKA Jangka waktu pelaksanaan kegiatan ini adalah 4 (empat) bulan.
WAKTU
PENYELESAIA
N KEGIATAN

17. PERSONIL

Tenaga ahli dan klasifikasi yang dibutuhkan :


Pengalam
Jlh Sertifikat Klasifik
No Uraian Pendidikan an
OB Keahlian asi
Minimal

A Tenaga Ahli

Ahli AHLI S.1 Teknik


1 KETUA TIM Sumber Sipil / 4 Tahun
MUDA
Daya Air Pengairan

Ahli AHLI S.1 Teknik


2 AHLI AIR BAKU Sumber Sipil / 2 Tahun
MUDA
Daya Air Pengairan

Tenaga Sub
B
Profesional

AHLI GEOLOGI/ S.1 Teknik


1 Sipil / 3 Tahun
MEKANIKA TANAH
Geologi

C Tenaga Pendukung

S1 (Teknik
1 ESTIMATOR 1 Sipil/ 3 Tahun
Pengairan)

D3/ S1
CAD 5 Tahun/
2 (Teknik
PERENCANAAN 1 Sipil/ 1 Tahun
Pengairan)

D3/ S1
5 Tahun/
3 SURVEYOR 1 (Semua
1 Tahun
Jurusan)

D3/ S1
CAD PENGUKURAN 5 Tahun/
4 (Semua
1 1 Tahun
Jurusan)

PEMBANTU
5
SURVEYOR

D3/ S1
6 ADMINISTRASI (Semua 5 Tahun
Jurusan)

D3/ S1
OPERATOR
7 (Semua 3 Tahun
KOMPUTER
Jurusan)

TENAGA LOKAL
8
SURVEY

18. JADWAL Penyedia Jasa diminta untuk membuat jadwal tahapan pelaksanaan pekerjaan
TAHAPAN sesuai dengan yang diusulkan dalam penawaran
PELAKSANAA
N KEGIATAN

19. LAPORAN RMK yaitu suatu bentuk dokumen penjaminan mutu (Quality Assurance) yang
RMK berisi tabel tabel dan jadwal kegiatan yang menjelaskan proses proses
pencapaian mutu dalam suatu pekerjaan, RMK dibuat pada awal kegiatan
setelah terikat kontrak.
20. LAPORAN Laporan bulanan setidaknya memuat :
BULANAN
1. Kegiatan yang telah dilaksanakan pada bulan ini
2. Rencana kerja bulan berikutnya
3. Mobilisasi tenaga ahli dan tenaga pendukung untuk bulan berikutnya
4. Jadwal kegiatan penyedia jasa dilengkapi dengan realisasi pada bulan tersebut.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya pada akhir bulan setiap tanggal
25, sebanyak 3 (tiga) buku laporan setiap bulannya.

21. LAPORAN BAB I. PENDAHULUAN


PENDAHULUA
N 1.1. Umum
(Penyedia jasa mampu menjelaskan kondisi lokasi secara umum, dimulai
dari jenis pekerjaan, nomor kontrak, tanggal kontrak, kondisi akses jalan
dan pekerjaan secara umum dan sekilas permasalahan kegiatan)
1.2. Latar Belakang
(Penyedia jasa menjelasakan kondisi yang menjadi permasalahan atau
kondisi bagaimana yang diinginkan oleh Penggunan Jasa sehingga
diperlukan kegiatan ini)
1.3. Maksud Pekerjaan
(Merupakan pengembangan dari KAK yang menjelaskan secara umum
apa yang menjadi tugas Konsultan)
1.4. Tujuan Pekerjaan
(Merupakan pengembangan dari KAK yang menjelaskan apa produk yang
diharapkan oleh Pengguna Jasa dalam kegiatan ini sebagai hasil kerja
dari Konsultan)
1.5. Sasaran
(Merupakan pengembangan dari KAK yang menjelaskan apa hasil akhir
dari kegiatan ini yang diharapkan oleh Pengguna Jasa)
1.6. Lingkup kegiatan
(Dapat dikembangkan berdasarkan KAK)
1.7. Tanggapan KAK
(Menjelaskan tanggapan dan saran Konsultan terhadap KAK. Tanggapan
tersebut dapat menyangkut tentang hal hal yang dinilai kurang jelas atau
saling bertentangan atau hal hal yang dinilai kurang sesuai dengan
kondisi dan situasi lapangan sesuai dengn hasil survei pendahuluan atau
hal hal lain menyangkut Kerangka Acuan Kerja.)
BAB II. GAMBARAN UMUM

2.1. Indetifikasi awal (Data yang diperoleh dari survey pendahuluan)


2.1.1. Kondisi umum lokasi kegiatan
(Penyedia jasa menguraikan secara detail letak lokasi kegiatan
dimulai dari batas administrasi setingkat kabupaten/ kecamatan/
desa, letak ketepatan lokasi kegiatan yang diuraikan dari
koordinat yang ditampilkan dalam bentuk peta umum. Letak
sungai, jalan, kota kota penting, daerah potensi sumber daya air
dan daerah potensi pemanfaat sumber daya air harus
digambarkan dengan jelas dalam bentuk peta dan bersifat
informatif.
Informasi mengenai lokasi kegiatan pada DAS dan dalam Wilayah
Sungai dan kaitan pekerjaan terhadap Kawasan Strategis Nasional
dan Kawasan pengembangan juga harus dijelaskan.
Apabila menggambarkan lokasi kegiatan menggunakan peta
sekunder untuk memplotting koordinat lokasi disarankan untuk
digambar dengan menggunakan peta tematik dalam bentuk GIS)
2.1.2. Pengumpulan Data Data Sekunder
(Sedini mungkin menyimpulkan semua data sekunder baik berupa
hard copy maupun soft copy sebagai bahan kajian awal dan
menjelaskan data-data sekunder apa saja yang sudah diperoleh
dan yang belum diperoleh).
2.1.3. Kajian Data Data Sekunder
(Menjelaskan kajian awal terhadap semua data sekunder seperti
keakuratan data, tahun data, lamanya data, sumber data, dan
manfaat data terhadap pekerjaan.)
2.1.4. Kondisi SDA (objek dapat disesuaikan dalam kegiatan)
(Menjelaskan kondisi eksisting sumber daya air, daerah yang
terkena dampak dan daerah penerima manfaat ).
2.1.5. Kondisi Topografi
(Menjelaskan kondisi topografi dalam bentuk peta dan penjelasan
lokasi kegiatan secara umum, cekungan, alur air permukaan atau
bawah permukaan atau kondisi topografi terhadap SDA)
2.1.6. Kondisi Hidrologi
(Menjelaskan kondisi dan lokasi stasiun curah hujan, stasiun
klimatologi dan AWLR yang ada di wilayah lokasi kegiatan dari
aspek hidrologi, klimatologi, DAS, WS, secara umum baik dari
data sekunder maupun hasil tinjauan lapangan awal)
2.1.7. Kondisi Geologi dan Hidrogeologi
(Menjelaskan kondisi lokasi kegiatan dari aspek geologi dan
pengaruh geologi terhadap sirkulasi aliran ataupun Siklus
hidrologi
Penjelasan dapat dilakukan dengan melakukan overlay terhadap
peta geologi permukaan dan peta cekungan air tanah)
2.1.8. Kondisi aspek sosial dll.
(Menjelaskan pengaruh aspek sosial, ekonomi, perkembangan
wilayah, masyarakat terhadap lokasi kegiatan)

2.2. Hasil Orientasi dan Survey Pendahuluan


(Menjelaskan hasil orientasi dan survei pendahuluan yang telah dilakukan
oleh Konsultan serta informasi awal yang didapat dari data data sekunder
yang telah diperoleh Konsultan, terutama tentang hal hal yang erat
kaitannya dengan metode kerja, rencana kerja, dan program pelaksanaan
pekerjaan yang akan dilakukan oleh Konsulan dalam melaksanakan dan
menyelesaikan pekerjaanya)
2.2.1. Identifikasi awal kondisi SDA di lokasi kegiatan
(Menjelaskan secara spesifik potensi sumber daya air, potensi
pemanfaat, Kira-kira rencana trase jalur yang dibutuhkan, dan
hal hal lain yang terkait dengan permasalahan lapangan yang
berkaitan kegiatan yang akan dilakukan)
2.2.2. Identifikasi awal aset atau bangunan SDA di lokasi kegiatan
(Menjelaskan secara spesifik bangunan bangunan air,
permasalahan aset atau bangunan SDA yang terdapat di lokasi
kegiatan yang mempunyai pengaruh terhadap kegiatan)
2.2.3. Identifikasi awal hal-hal yang berkaitan dengan sasaran
kegiatan
(Menjelaskan secara spesifik hal hal yang terkait masalah sosial,
lingkungan, politik dan hal-hal lain yang ditemukan dalam
identifikasi awal di lokasi kegiatan dan sekitarnya.)
2.2.4. Identifikasi permasalahan
(Menjelaskan permasalahan yang terjadi sesuai hasil orientasi
lapangan sehingga diperlukan kegiatan ini baik teknis maupun non
teknis.)

2.3. Gambaran Penanganan


(Menguraikan secara skematis permasalahan atau identifikasi awal dalam
menentukan rancangan kegiatan untuk mencapai pencapaian sasaran
kegiatan yang terlebih dahulu meresume temuan-temuan yang diperoleh
dari hasil kegiatan identifikasi untuk dapat menghasilkan penentuan
langkah kegiatan yang dilakukan dan dapat dilengkapi dengan peta-peta).

BAB III. METODE PELAKSANAAN KEGIATAN

Bab ini Menjelaskan tentang bagaimana cara (metode) Konsultan dalam


melaksanakan dan menyelesaikan keseluruhan pekerjaan sesuai dengan
kontrak.
Metode kerja dilengkapi dengan tahapan-tahapan kerja secara detail
sesuai dengan kebutuhan pekerjaan, mulai dari awal pekerjaan sampai
penyelesaian pekerjaan.
Adapun metode yang diuraikan antara lain:

1. Menentukan alat yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan


2. Menentukan cara/metode untuk melaksanakan setiap kemungkinan
kegiatan/penyelesaian awal dari setiap informasi yang diperoleh saat
identifikasi awal
3. Menentukan dasar analisa metode dan rumus yang digunakan untuk
pengolahan data yang tepat dalam mencapai sasaran kegiatan dalam
hal menggunakan beberapa analisis seperti analisis banjir, debit
andalan agar menganalisa minimal sesuai yang ditentukan dalam
KP(standar yang ditentukan oleh PU)

Tahapan tahapan kegiatan tersebut dapat ditampilkan dalam bentuk


diagram / Flow Chart.
Diagram / Flow chart agar menunjukan dengan jelas :
- Tahap tahap pelaksanaan dari awal sampai dengan akhir
- Tahap tahap asistensi atau diskusi
- Tahap pemeriksaan
- Tahap permintaaan persetujuan
- Tahap penyampaian bahagian dari hasil pekerjaan konsultan
- Tahap penyampain hasil penyelesaian pekerjaan

BAB IV. RENCANA , PROGRAM PELAKSANAAN, DAN


MANAJEMEN ORGANISASI

4.1. Rencana Kerja


Menjelaskan secara detail bagaimana cara Konsultan dalam
melaksanakan setiap tahapan kegiatan yang ada dalam diagram / flow
chart tersebut di atas (Item Metode Pelaksanaan Kegiatan).
Penjelasan tersebut setidaknya mencakup :
Pekerjaan apa saja yang akan dilakukan
Kuantitas pekerjaan yang akan dilakukan
Prosedur dalam melaksanakan pekerjaan
Standar dalam melaksanakan pekerjaan (diuraikan secara ringkas untuk
uraian lengkapnya cukup dengan menunjuk identitas dokumen
pendukungnya)
Dokumen yang dibutuhkan dan atau yang perlu dipersiapkan
Alat dan atau piranti yang akan digunakan
Produk dan atau dokumen yang akan dihasilkan berikut bentunya
4.2. Program Pelaksanaan Pekerjaan
Menjelaskan dengan detail jadwal pelaksanaan setiap tahapan yan
diuraikan dlam diagram / flow chart. Jadwal pelaksanaan ini jauh lebih
detail dari jadwal pelaksanaan yang ada dalam kontrak.
Jadwal pelaksanaan agar mencantumkan tanggal mulai dan tanggal
selesai setiap tahapan kegiatan. Lebih disukai apabila dapat ditampilkan
dalam bentuk Gantt Chart dan menyampaikan soft copy nya kepada PPK
dan timnya.
Program pelaksanaan agar juga menampilkan secara detail jadwal tenaga
ahli, jadwal penyediaan material dan peralatan serta jadwal lainnya yang
dinilai perlu.
4.3. Struktur Organisasi
Menjelaskan struktur organisasi Penyedia Jasa dan kaitannya dengan
struktur organisasi pada Pengguna Jasa. Struktur organisasi pada
Penyedia Jasa harus bias menjelaskan tugas dan tanggung jawab masing
masing personil dalam hal kaitannya dengan tahapan kegiatan yang
dilaksanakan.
4.4. Dokumen lain
Dokumen yang dapat dianggap sebagai bahagian dari dan terkait dengan
Laporan Pendahuluan adalah dokumen KAK dan Rencana Mutu Kontrak
(RMK) atay dokumen lainnya.
Dengan demikian, apabila hal hal dalam laporan pendahuluan tersebut di
atas ternyata telah tertuang dengan lengkap dalam RMK dan KAK maka
dokumen laporan pendahuluan cukup menampilkan secara ringkas
(pointer) dan selanjutnya menunjuk pada dokumen RMK dan KAK
tersebut tanpa perlu mengulanginya kembali dalam laporan pendahuluan.

Lampiran

1. Dokumentasi hasil orientasi lapangan.


Standard Font : Times New Roman

Ukuran : 12

Spasi : 1,5

22. LAPORAN Laporan penunjang berupa data data yang diperoleh, Survei lapangan dan
PENUNJANG analisa. Laporan ini dilengkapi dengan foto pelaksanaan survei.

23. LAPORAN BAB I. GAMBARAN UMUM DAERAH STUDI


ANTARA (Ambil dari BAB II Laporan Pendahuluan)

BAB II. ANALISA HIDROLOGI


2.4. Umum

(Menguraikan secara detail maksud, tujuan, dan sasaran dilakukannya


analisis Hidrologi untuk kegiatan ini dan memberikan gambaran umum
mengenai kondisi umum daerah yang dianalisis berupa informasi yang
berkaitan dengan peta tangkapan air dan peta klimatologi harus
ditampilkan ).
2.5. Acuan Normatif
(Menjelaskan pedoman-pedoman teknis yang akan menjadi acuan untuk
melaksanakan analisis hidroligi)
2.6. Pelaksanaan Kegiatan
(Menjelaskan tahapan-tahapan yang dilalui dalam analisis hidrologi.
Dalam hal ini penyedia jasa menjelaskan tahapan-tahapan berdasarkan
metode-metode yang telah disepakati pada laporan pendahuluan).
2.7. Hasil Analisa
Menyajikan hasil analisa hidrologi seperti debit andalan di lokasi
rencana pemanfaatan dan kalibrasinya serta kaitannya dengan
pemanfaatan air.
Menyajikan hasil analisa curah Hujan Rencana dengan periode ulang
tertentu dari berbagai metode minimal dilakukan analisa dengan metoda
yang tertera dalam KP irigasi dan kalibrasinya hingga didapatkan Debit
banjir dengan periode ulang tertentu.

BAB III. SURVEY TOPOGRAFI

3.1. Umum
(Menjelaskan maksud, tujuan, dan sasaran dilakukannya pengukuran
topografi untuk kegiatan ini).
3.2. Acuan Normatif
( mendeskripsikan pedoman-pedoman teknis yang akan menjadi acuan
untuk melaksanakan kegiatan pengukuran topografi).
3.3. Pelaksanaan Kegiatan
(Menjelaskan tahapan-tahapan yang dilalui dalam pengukuran topografi
mulai dari pemasangan BM/ Patok-patok sampai dengan detai situasi dan
trase. Tahapan tahapan tersebut menjelaskan metode-metode yang telah
disepakati pada laporan pendahuluan dan jalur polygon utama dan
polygon cabang ditampilkan dalam peta kegiatan).
3.4. Hasil Pengukuran
(Menyajikan diskripsi BM, detai situasi dengan kontur dengan skala
sesuai yang tertentu dalam TOR, menyajikan profil memanjang dan
melintang yang menunjukkan kondisi
existing ).

BAB 1V. INVESTIGASI GEOLOGI DAN MEKANIKA TANAH


4.1. Umum
(Menjelaskan maksud, tujuan, dan sasaran dilakukannya investigasi
geologi dan meakanika tanah untuk kegiatan ini. Serta dijelaskan hasil
kajian teknis untuk penempatan titik lokasi pengambilan sampel).
4.2. Acuan Normatif
( Mendeskripsikan pedoman teknis yang bakan menjadi acuan untuk
melaksanakan kegiatan ini).
4.3. Pelaksanaan Kegiatan
(Menjelaskan tahapan-tahapan yang dilakukan untuk melaksanakan
kegiatan ini).
4.4. Hasil Kegiatan
(Menyajikan hasil kegiatan geologi dan mekanika tanah dalam bentuk
dokumen hasil investigasi berupa Foto, Sampel, Deskripsi Titik Geologi,
Grafik, Hasil Laboratorium, Kesimpulan.

BAB V. KONSEP DESAIN / SISTEM PLANNING

5.1. Umum
Menjelaskan maksud, tujuan dan sasaran diperlukannya konsep desain
untuk kegiatan ini.
5.2. Pertimbangan Teknis
Menjelaskan pertimbangan teknis dengan pengumpulan data-data
sekunder dan hasil analisis hidrologi.
5.3. Master Plan (Pra Desain)
Mendeskripsikan beberapa alternative konsep desain yang memungkinkan
bisa dilaksanakan berdasarkan pertimbangan teknis dan pilihan 1 konsep
penanganan yang disepakati oleh direksi pekerjaan.

BAB VI. Hasil Desain


(Menyajikan hasil desain minimal 80% dari keseluruhan hasil desain.
Hasil desain yang dimaksud sudah termasuk desain hidrolik, bangunan,
desain stabilitas, dan detail desain struktur bangunan).

24. LAPORAN BAB I. GAMBARAN UMUM


AKHIR (Mendeskripsikan gambaran umum lokasi kegiatan berdasarkan hasil
analisis pengolahan data primer. Jika terdapat perubahan hasil
pengolahan data antara data sekunder dan data primer, maka harus ada
justifikasi teknis / penjelasan yang detail/ penjelasan ulang dari rencana
desain)

BAB II. HASIL ANALISA


(Menyajikan seluruh hasil Analisa dan menyajikan hasil akhir).

BAB IV. METODE PELAKSANAAN


(Menyajikan ringkasan metode pelaksanaan konstruksi untuk kegiatan
ini)

BAB V. RENCANA ANGGARAN BIAYA


(Menyajikan item pekerjaan beserta volumenya dan membuat Rincian
Anggaran Biaya berdasarkan metode pelaksanaan terpilih mulai dari
daftar harga upah dan bahan, analisa harga satuan dan Rencana
Anggaran Biaya ).

BAB VI. KESIMPULAN


(Menjelaskan hasil dari kegiatan ini, termasuk hasil dokumen
lingkungan hidup, hasil LARAP, dll. Serta menjelaskan Rencana
Lanjutan / tindaklanjut dari kegiatan ini (apa yang akan dilanjutkan
dalam waktu dekat).

25. PRODUKSI Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus dilakukan di dalam
DALAM wilayah Negara Republik Indonesia (kecuali ditetapkan lain dalam angka 4)
NEGERI KAK dengan pertimbangan keterbatasan kompetensi dalam negeri.

26. PERSYARATA Jika kerjasama dengan penyedia jasa konsultansi lain diperlukan untuk
N KERJA pelaksanaan kegiatan jasa konsultansi ini maka persyaratan berikut harus
SAMA dipatuhi:
a. Wajib mempunyai perjanjian Kerja Sama Operasi/Kemitraan yang memuat
persentase kemitraan dan perusahaan yang mewakili kemitraan tersebut;
b. Apabila akan ditetapkan sebagai pemenang, maka perjanjian Kerja Sama
Operasi/Kemitraan harus disahkan oleh notaris.

27. PEDOMAN Pengumpulan data lapangan harus memenuhi standard standard yang berlaku
PENGUMPULA di Indonesia
N DATA
LAPANGAN

28. ALIH Penyedia Jasa Konsultansi wajib untuk menyelenggarakan pertemuan dan
PENGETAHUA pembahasan dalam rangka alih pengetahuan kepada personil satuan kerja.
N Penyedia Jasa wajib membuat notulen berbentuk daftar pertemuan dengan
personil satuan kerja yang berisikan detail setiap pembahasan yang
ditandatangani oleh personil satuan kerja. Apabila diminta untuk diskusi ke
Direktorat Pembina di Jakarta, maka Penyedia Jasa bersedia tanpa meminta
tambahan anggaran.

29. KESELAMATA Penyedia Jasa diminta untuk membuat Dokumen Rencana Keselamatan dan
N DAN Kesehatan Kerja sesuai dengan lingkup pekerjaan yang diusulkan.
KESEHATAN
KERJA
LAMPIRAN 1

KONSTRUKSI BENCH MARK

Pen kuningan level


Brass level control pin

20
Tanah Asli/ Ground Level

Beugel 6 - 150
Stirrup

100
65 Beton 1:2:3
Concrete

Pelat marmer 12cm x 12cm 10


Marble plate

20
15

10
Pasir yang dipadatkan
20 Well compacted sand

20

10 20 10 Ukuran dalam cm
dimensions in cm

KONSTRUKSI CONTROL POINT

6 cm
Beton 1:2:3
Nail
25 cm

A12
Nomor Titik
Station Number
Tanah Asli
ground level

Pipa paralon
plastic drainpipe

nomor titik ditandai pada pipa paralon


75 cm

station number to be marked on drain pipe

setiap penanda azimut tertentu harus terlihat dari titik tetap ybs
one azimuth mark to visible from every benchmark

Beton
concrete

Ukuran dalam cm
dimensions in cm
LAMPIRAN 2

DESKRIPSI BM

NAMA PROYEK : NO. OF BENCHMARK :

DESA : KABUPATEN :

KECAMATAN : PROVINSI :

DIUKUR OLEH : TANGGAL :

BM berupa patokbeton dengan


dimensi 1.0 x 0.2 x 0.2 m

Tinggi patok beton dari


permukaan tanah sekitar 0.20
m

20

65

15

20

10 20 10

Nomor Timur/ Utara/ North Elev (m) Catatan


East (m) (m)

BENCH MARK
(BM)

AZIMUT MARK

PREMARK

SKETSA SEKITAR LOKASI SKETSA DETAIL LOKASI


PENJELASAN DAN CATATAN :
BAB V
BENTUK DOKUMEN PENAWARAN

LAMPIRAN 1 A (SAMPUL I) : SURAT PENAWARAN

A. BENTUK SURAT PENAWARAN ADMINISTRASI DAN TEKNIS

CONTOH

[KOP PERUSAHAAN]

, .. 20.
Nomor : ..
Lampiran: ..

Kepada Yth.:
Kelompok Kerja Pengadaan Barang/Jasa Konsultansi
Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai Sumatera II
Tahun Anggaran 2017.
di
Medan

Perihal : Penawaran Administrasi dan Teknis [nama


pekerjaan diisi oleh Pokja ULP]

Sehubungan dengan Undangan Pengambilan Dokumen Seleksi


Nomor.. tanggal .. dan setelah kami pelajari Dokumen Seleksi,
Berita Acara Pemberian Penjelasan [dan Adendum Dokumen Seleksi], dengan
ini kami mengajukan penawaran Administrasi dan Teknis untuk pekerjaan
.. [diisi oleh Pokja ULP].

Penawaran Administrasi dan Teknis ini sudah memperhatikan


ketentuan dan persyaratan yang tercantum dalam Dokumen Seleksi untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut di atas.

Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama . (dalam huruf )


hari kalender.

Penawaran ini berlaku selama . (dalam huruf ) hari kalender


sejak batas akhir pemasukan penawaran Sampul I.

Sesuai dengan persyaratan Dokumen Seleksi, bersama Surat Penawaran


Administrasi dan Teknis ini kami lampirkan :
1. [Surat Kuasa, apabila dikuasakan]
2. Dokumen penawaran teknis, terdiri atas:
a. Data Pengalaman Perusahaan, terdiri atas:
1) Data Organisasi Perusahaan;
2) Daftar Pengalaman Kerja Sejenis selama 10 (sepuluh) tahun terakhir;
dan
3) Uraian Pengalaman Kerja Sejenis selama 10 (sepuluh) tahun terakhir
disertai referensi dari pengguna jasa.
b. Pendekatan dan Metodologi, terdiri atas:
1) Tanggapan dan saran terhadap Kerangka Acuan Kerja;
2) Uraian pendekatan, metodologi, dan program kerja;
3) Jadwal pelaksanaan pekerjaan;
4) Komposisi tim dan penugasan;
5) Jadwal penugasan tenaga ahli;
c. Kualifikasi Tenaga Ahli, terdiri atas:
1) Daftar Riwayat Hidup Tenaga Ahli yang diusulkan;
2) Pengalaman Tenaga Ahli disertai Referensi dari pengguna jasa; dan
3) Surat pernyataan kesediaan untuk ditugaskan dari Tenaga Ahli yang
diusulkan;
3. Sampul II (Penawaran Biaya).

Dengan disampaikannya Surat Penawaran ini, maka kami menyatakan


sanggup dan akan tunduk pada semua ketentuan yang tercantum dalam
Dokumen Seleksi. Apabila dana dalam dokumen anggaran yang telah
disahkan tidak tersedia atau tidak cukup tersedia dalam DIPA/DPA Tahun
Anggaran, maka Pengadaan Jasa Konsultansi dapat dibatalkan dan kami tidak
akan menuntut ganti rugi dalam bentuk apapun.

PT/CV/Firma/Kemitraan...
[pilih yang sesuai dan cantumkan nama]

..........................................
Jabatan

45
B. BENTUK SURAT KUASA CONTOH-1
[kop surat badan usaha]

SURAT KUASA
Nomor : ...

Pada hari ini ..., tanggal..bulantahun.,


yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : .
Alamat Perusahaan : .
Jabatan : [direktur utama /pimpinan perusahaan]
.. [nama PT/CV/Firma]
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama perusahaan
berdasarkan Akta Pendirian No. [no. akta notaris] tanggal .
[tanggal penerbitan akta], Notaris [nama notaris penerbit
akta] beserta perubahannya, yang selanjutnya disebut sebagai Pemberi
Kuasa.

Memberi kuasa kepada:


Nama : .......7
Alamat :
Jabatan : ...
berdasarkan Akta Pendirian No. [no. akta notaris] tanggal .
[tanggal penerbitan akta], Notaris [nama notaris penerbit akta]
beserta perubahannya, yang selanjutnya disebut sebagai Penerima
Kuasa.

KHUSUS

Untuk dan atas nama Pemberi Kuasa, Penerima Kuasa mewakili


untuk:
1. [Menandatangani Surat Penawaran],
2. [Menandatangani Pakta Integritas],
3. [Menandatangani Berita Acara Klarifikasi Teknis ],
4. [Menandatangani Surat Sanggahan], atau
5. [.dst sesuai keperluan.].

Surat Kuasa ini tidak dapat dilimpahkan lagi kepada orang lain.

Penerima Kuasa Pemberi Kuasa

................................ ................................
[nama dan jabatan] [nama dan jabatan]

7 Penerima kuasa dari pemimpin /direktur utama perusahaan yang nama penerima kuasanya
tercantum dalam akte pendirian atau perubahannya.
[kop surat badan usaha]
CONTOH-2
SURAT KUASA
Nomor : ...

Pada hari ini ..., tanggal..bulantahun.,


yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : .
Alamat Perusahaan : .
Jabatan : ... [direktur utama/ pemimpin
perusahaan/ kepala cabang/ wakil kemitraan
(KSO)] .. [nama PT/CV/Firma]
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama .. [perusahaan/
kemitraan (KSO)] berdasarkan Akta Pendirian No. [no. akta notaris]
tanggal . [tanggal penerbitan akta], Notaris [nama
notaris penerbit akta] beserta perubahannya atau Perjanjian
Kemitraan/Kerja Sama Operasi No.. tanggal , yang
selanjutnya disebut sebagai Pemberi Kuasa.

Memberi kuasa kepada:


Nama : .8
Alamat : .....
Jabatan : .....
berdasarkan Akta Pendirian No. [no. akta notaris] tanggal .
[tanggal penerbitan akta], Notaris [nama notaris penerbit akta]
beserta perubahannya, yang selanjutnya disebut sebagai Penerima
Kuasa.

Khusus

Untuk dan atas nama Pemberi Kuasa, Penerima Kuasa mewakili untuk
:
1. [Menandatangani Surat Penawaran],
2. [Menandatangani Pakta Integritas],
3. [Menandatangani Berita Acara Klarifikasi Teknis],
4. [Menandatangani Surat Sanggahan], atau
[.dst sesuai keperluan.].

Surat Kuasa ini berlaku selama .... () hari kalender


sejak dikeluarkan dan tidak dapat dilimpahkan lagi kepada orang lain.

Penerima Kuasa Pemberi Kuasa

................................ ................................
[nama dan jabatan] [nama dan jabatan]

47
LAMPIRAN 1 B (SAMPUL I) : DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS

A. BENTUK DATA ORGANISASI PERUSAHAAN

CONTOH

8
Penerima kuasa dari direktur utama/pimpinan perusahaan yang nama penerima kuasanya
tercantum dalam akta pendirian atau perubahannya.

48
DATA ORGANISASI .[
PT/CV/Firma/Kemitraan]

[cantumkan uraian kegiatan mengenai latar belakang dan organisasi


peserta dan penanggung jawab yang ditugaskan untuk mengelola
pekerjaan jasa konsultansi ini].

49
B. BENTUK DAFTAR PENGALAMAN KERJA SEJENIS 10
(SEPULUH) TAHUN TERAKHIR
CONTOH

DAFTAR PENGALAMAN KERJA SEJENIS


10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR

Pengguna
Nama
Jasa/ Lingkup Orang Nilai Mitra
No. Paket Periode
Sumber Layanan Bulan Kontrak Kerja
Pekerjaan
Dana
1 2 3 4 5 6 7 8

Keterangan isi kolom :


1. Nomor urut
2. Nama instansi pengguna jasa dan sumber dana
3. Nama paket pekerjaan
4. Jenis lingkup layanan jasa konsultansi
5. Jangka waktu layanan
6. Jumlah orang bulan yang digunakan
7. Nilai kontrak pekerjaan
8. Mitra kerja dan posisinya dalam kemitraan (apabila ada)

49
C. BENTUK URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS 10 (SEPULUH)
TAHUN TERAKHIR
CONTOH

URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS


10 (SEPULUH) TAHUN TERKAHIR

1. Pengguna Jasa :
2. Nama Paket :
Pekerjaan
3. Lingkup Produk :
Utama
4. Lokasi Proyek :
5. Nilai Kontrak :
6. No. Kontrak :
7. Waktu Pelaksanaan :

1. Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada) :


Alamat :
Negara Asal :

2. Jumlah tenaga ahli : Tenaga Ahli Asing .. Orang Bulan


Tenaga Ahli Indonesia .. Orang Bulan

3. Perusahaan Mitra Kerja Jumlah tenaga ahli


Asing Indonesia
a. (nama perusahaan) ........ Orang Bulan
........ Orang Bulan
b. (nama perusahaan) ........ Orang Bulan
........ Orang Bulan
c. (nama perusahaan) ........ Orang Bulan
........ Orang Bulan
d. (nama perusahaan) ........ Orang Bulan
........ Orang Bulan
dst.

4. Tenaga ahli tetap yang terlibat:


Posisi Keahlian Jumlah Orang Bulan
a. .................. .................. ..................

b. .................. .................. ..................

c. .................. .................. ..................

d. .................. .................. ..................

e. .................. .................. ..................

dst.

50
D. BENTUK TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KERANGKA
ACUAN KERJA DAN PERSONIL/FASILITAS PENDUKUNG DARI
PPK
CONTOH

A. TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KERANGKA ACUAN


KERJA

[cantumkan dan jelaskan modifikasi atau inovasi yang peserta


usulkan terhadap Kerangka Acuan Kerja untuk meningkatkan
kinerja dalam melaksanakan pekerjaan jasa konsultansi ini,
misalnya meniadakan kegiatan yang dianggap tidak perlu, atau
menambahkan kegiatan lain, atau mengusulkan pentahapan
kegiatan yang berbeda. Saran tersebut di atas harus
disampaikan secara singkat dan padat.]

B.TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP PERSONIL/FASILITAS


PENDUKUNG DARI PPK

[tanggapi perihal penyediaan


peralatan/material/personil/fasilitas pendukung oleh Pejabat
Pembuat Komitmen sesuai dengan Dokumen Seleksi ini meliputi
antara lain (jika ada): dukungan administrasi, ruang kerja,
transportasi lokal, peralatan, data, dan lain-lain]

51
E. BENTUK URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI DAN PROGRAM
KERJA
CONTOH

[Pendekatan teknis, metodologi dan program kerja adalah kriteria pokok


dari Penawaran Teknis. Peserta disarankan untuk menyajikan detil
penawaran teknis (misalnya 50 (lima puluh) halaman, termasuk gambar
kerja dan diagram) yang dibagi menjadi tiga bab berikut:

1. Pendekatan Teknis dan Metodologi


Dalam bab ini jelaskan pemahaman peserta terhadap tujuan
proyek/kegiatan, lingkup serta jasa konsultansi yang diperlukan,
metodologi kerja dan uraian detil mengenai keluaran. Peserta harus
menyoroti permasalahan yang sedang dicarikan jalan keluarnya,
dan menjelaskan pendekatan teknis yang akan diadopsi untuk
menyelesaikan permasalahan. Peserta juga harus menjelaskan
metodologi yang diusulkan dan kesesuaian metodologi tersebut
dengan pendekatan yang digunakan.

2. Program Kerja
Dalam bab ini usulkan Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Konstruksi (RK3K), kegiatan utama dari pelaksanaan pekerjaan,
substansinya dan jangka waktu, pentahapan dan keterkaitannya,
target, dan tanggal jatuh tempo penyerahan laporan-laporan.
Program kerja yang diusulkan harus konsisten dengan pendekatan
teknis dan metodologi, dan menunjukkan pemahaman terhadap
Kerangka Acuan Kerja dan kemampuan untuk menerjemahkannya
ke dalam rencana kerja. Daftar hasil kerja, termasuk laporan,
gambar kerja, tabel, harus dicantumkan. Program kerja ini harus
konsisten dengan Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan.

3. Organisasi dan Personil


Dalam bab ini usulkan struktur dan komposisi tim. Peserta harus
menyusun bidang-bidang pokok dari pekerjaan, tenaga ahli inti
sebagai penanggung jawab, dan tenaga pendukung.]

52
F. BENTUK JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
CONTOH

JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Bulan ke-2
No. Kegiatan1 Keterangan
I II III IV V dst.
1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Cantumkan semua kegiatan, termasuk penyerahan laporan (misalnya laporan pendahuluan, laporan
antara, dan laporan akhir), dan kegiatan lain yang memerlukan persetujuan Pejabat Pembuat
Komitmen. Untuk paket pekerjaan yang ditahapkan maka kegiatan seperti penyerahan laporan, dan
kegiatan lain yang memerlukan persetujuan dicantumkan secara terpisah berdasarkan tahapannya
2 Jangka waktu kegiatan dicantumkan dalam bentuk diagram balok.

53
G. BENTUK KOMPOSISI TIM DAN PENUGASAN
CONTOH

KOMPOSISI TIM DAN PENUGASAN


(DAFTAR PERSONIL)

Tenaga Ahli
(Personil Inti)

Jumlah
Nama Tenaga Ahli Lingkup Posisi Uraian
Perusahaan Orang
Personil Lokal/Asing Keahlian Diusulkan Pekerjaan
Bulan

Tenaga Pendukung
(Personil lainnya)

Jumlah
Nama Tenaga Ahli Lingkup Posisi Uraian
Perusahaan Orang
Personil Lokal/Asing Keahlian Diusulkan Pekerjaan
Bulan

54
H. BENTUK JADWAL PENUGASAN TENAGA AHLI1
CONTOH

JADWAL PENUGASAN TENAGA AHLI

Masukan Personil (dalam bentuk diagram


Nama balok)2 Orang
No.
Personil Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 n
Nasional
1
2
n
Subtotal
Asing
1
2
n
Subtotal
Total
Masukan Masukan Paruh-
Penuh-Waktu Waktu

1 Untuk Tenaga Ahli pengisian masukan harus mencantumkan nama personil, untuk Tenaga Pendukung cukup
dicantumkan posisi, misalnya juru gambar, staf administrasi, dan sebagainya.
2 Masukan personil dihitung dalam bulan dimulai sejak penugasan.

55
I. BENTUK DAFTAR RIWAYAT HIDUP PERSONIL YANG
DIUSULKAN

Daftar Riwayat Hidup CONTOH

1. Posisi yang diusulkan : ....................


2. Nama Perusahaan : ....................
3. Nama Personil : ....................
4. Tempat/Tanggal Lahir : ....................
5. Pendidikan1 : ....................
6. Pendidikan Non Formal : ....................
7. Penguasaan Bahasa Inggris,
Bahasa Indonesia (bagi
Konsultan Asing), serta
Bahasa Setempat : ....................
8. Pengalaman Kerja2
Tahun ini ........
a. Nama Proyek : ....................
b. Lokasi Proyek : ....................
c. Pengguna Jasa : ....................
d. Nama Perusahaan : ....................
e. Uraian Tugas : ....................
f. Waktu Pelaksanaan : ....................
g. Posisi Penugasan : ....................
h.Status Kepegawaian pada Perusahaan : ....................
i. Surat Referensi dari Pengguna Jasa : ....................
Tahun sebelumnya
a. Nama Proyek : ....................
b. Lokasi Proyek : ....................
c. Pengguna Jasa : ....................
d. Nama Perusahaan : ....................
e. Uraian Tugas : ....................
f. Waktu Pelaksanaan : ....................
g. Posisi Penugasan : ....................
h.Status Kepegawaian pada Perusahaan : ....................
i. Surat Referensi dari Pengguna Jasa : ....................
dst.
9. Status kepegawaian pada perusahaan ini : ....................

1
Lembaga pendidikan, tempat dan tahun tamat belajar, dilampirkan rekaman ijazah.
2Setiap pengalaman kerja yang dicantumkan harus disertai dengan referensi dari pengguna jasa yang
bersangkutan.
Daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan
penuh rasa tanggung jawab. Jika terdapat pengungkapan keterangan
yang tidak benar secara sengaja atau sepatutnya diduga maka saya
siap untuk digugurkan dari proses seleksi atau dikeluarkan jika sudah
dipekerjakan.
........................,..........20....

Yang membuat
pernyataan,

(....................)
[nama jelas]

Mengetahui:
....................[nama Penyedia Jasa Konsultansi]

(....................)
[nama jelas wakil sah]

57
J. BENTUK SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN UNTUK
DITUGASKAN
CONTOH

PERNYATAAN KESEDIAAN UNTUK DITUGASKAN1

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : ....................................................................................
Alamat : ....................................................................................

Dengan ini menyatakan bahwa saya bersedia untuk melaksanakan


paket pekerjaan jasa konsultansi .......................... untuk Penyedia
Jasa Konsultansi .......................... sesuai dengan usulan jadwal
penugasan saya dari bulan .................... tahun .................... sampai
dengan bulan.................... tahun .................... dengan posisi sebagai
tenaga ahli ...................................

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan


penuh rasa tanggung jawab.

........................,..........20....

Yang membuat
pernyataan,

(....................)
[nama jelas]

Menyetujui:
....................[nama Penyedia Jasa Konsultansi]

(....................)
[nama jelas wakil sah]

58
LAMPIRAN 2 (SAMPUL II) : DOKUMEN PENAWARAN BIAYA

A. BENTUK SURAT PENAWARAN BIAYA


CONTOH

[KOP PERUSAHAAN]

............................,..........................20....
Nomor : ..........................................
Lampiran: ..........................................

1
Apabila badan usaha pernah atau ditetapkan sebagai pemenang agar dilakukan klarifikasi kepada
tenaga ahli yang bersangkutan.

59
Kepada Yth.
Kelompok Kerja Pengadaan Barang/Jasa Konsultansi
Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai Sumatera II
Tahun Anggaran 2017.
di,
Medan.

Perihal : Penawaran Biaya.......................... [nama pekerjaan diisi


oleh Pokja ULP]

Sehubungan dengan Undangan Pengambilan Dokumen Seleksi


Nomor..........................tanggal.......................... dan setelah kami
pelajari Dokumen Seleksi, Berita Acara Pemberian Penjelasan [dan
Adendum Dokumen Seleksi], serta menunjuk Surat Penawaran
Administrasi dan Teknis kami nomor .......................... tanggal
.......................... perihal Penawaran Administrasi dan
Teknis.......................................... [nama pekerjaan diisi oleh Pokja ULP],
dengan ini kami mengajukan Penawaran Biaya untuk
pekerjaan....................... [diisi oleh Pokja ULP] sebesar
Rp..( dalam huruf ) termasuk PPN.

Penawaran Biaya ini sudah memperhatikan ketentuan dan


persyaratan yang tercantum dalam Dokumen Seleksi untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut di atas.
Sesuai dengan persyaratan Dokumen Seleksi, bersama Surat
Penawaran Biaya ini kami lampirkan :
1. Rekapitulasi Penawaran Biaya
2. Rincian Biaya Langsung Personil (remuneration)
3. Rincian Biaya Langsung Non-Personil (direct reimburseable cost)
Dengan disampaikannya Surat Penawaran ini, maka kami
menyatakan sanggup dan akan tunduk pada semua ketentuan yang
tercantum dalam Dokumen Seleksi. Apabila dana dalam dokumen
anggaran yang telah disahkan tidak tersedia atau tidak cukup tersedia
dalam DIPA/DPA Tahun Anggaran, maka Pengadaan Jasa Konsultansi
dapat dibatalkan dan kami tidak akan menuntut ganti rugi dalam
bentuk apapun.

PT/CV/Firma/Kemitraan...........................
.......
[pilih yang sesuai dan cantumkan nama]

..........................................
Jabatan

59
B. BENTUK REKAPITULASI PENAWARAN BIAYA
CONTOH

REKAPITULASI PENAWARAN BIAYA1

Total Harga
No. Uraian
(Rp)

I Biaya Langsung Personil*) ..

II Biaya Langsung Non-Personil ..

Sub-total ..

Dibulatkan ..

PPN 10% ..

Total ..

Terbilang:
..

Keterangan:
*) remunerasi atau upah yang diterima oleh personil inti, yang telah
memperhitungkan biaya umum (overhead), biaya sosial (social charge),
keuntungan (profit) maksimal 10 %, tunjangan penugasan, dan biaya
biaya kompensasi lainnya, dihitung menurut jumlah satuan waktu
tertentu (bulan, minggu, hari, atau jam).
C. BENTUK RINCIAN BIAYA LANGSUNG PERSONIL
(REMUNERATION)

CONTOH

RINCIAN BIAYA LANGSUNG PERSONIL

HARGA
NAMA SATUAN
NO POSISI SATUAN OB JUMLAH
PERSONIL (ORANG
BULAN)

Org Bulan Jumlah

1 TENAGA AHLI
KETUA TIM ORG 1 4.00 4.00

AHLI AIR BAKU ORG 1 2.00 2.00

2 TENAGA SUB PROFESIONAL


AHLI GEOLOGI DAN MEKANIKA TANAH ORG 1 2.00 2.00

3 TENAGA PENDUKUNG
ESTIMATOR 1 ORG 1 1.50 1.50

CAD PERENCANAAN 1 ORG 1 2.00 2.00

SURVEYOR 1 ORG 1 1.00 1.00

CAD PENGUKURAN 1 ORG 1 1.00 1.00


ORG
3.00
PEMBANTU SURVEYOR BLN 3 1.00
ADMINISTRASI ORG 1 4.00 4.00

OPERATOR KOMPUTER ORG 1 4.00 4.00


ORG
3.00
TENAGA LOKAL SURVEY BLN 3 1.00

1
Dalam hal peserta bermitra/KSO, maka masing-masing mengajukan penawaran harga sesuai
dengan porsinya.
1 Untuk Tenaga Ahli pengisian masukan harus mencantumkan nama personil; untuk Tenaga

Pendukung cukup dicantumkan posisi, misalnya juru gambar, staf administrasi, dan sebagainya.

Keterangan:
remunerasi atau upah yang diterima oleh personil inti, yang telah
memperhitungkan biaya umum (overhead), biaya sosial (social charge),
keuntungan (profit) maksimal 10 %, tunjangan penugasan, dan biaya
biaya kompensasi lainnya, dihitung menurut jumlah satuan waktu
tertentu (bulan, minggu, hari, atau jam).
D. BENTUK RINCIAN BIAYA LANGSUNG NON-PERSONIL (DIRECT
REIMBURSEABLE COST)1
CONTOH

RINCIAN BIAYA LANGSUNG NON PERSONIL

HARGA
NO URAIAN BIAYA Satuan SATUAN VOLUME TOTAL (Rp)
RP
1 2 3 4 5 6
A BIAYA KANTOR
1 Sewa Base Camp Bln 1.00
2 OPERASIONAL KANTOR Bln 4.00
3 PENGADAAN DATA SEKUNDER LS 3,000,000.00 1.00 3,000,000.00
4 KOMUNIKASI (TELEPON, FAX) Bln 4.00
5 KOMPUTER + PRINTER Bln 4.00
Unit
6 LAPTOP 6.00
Bulan

B BIAYA PERJALANAN LAPANGAN


1 PERJALANAN DINAS MEDAN - JOB SITE OH 8.00

C BIAYA TRANSPORTASI
1 KENDARAAN RODA 4 (Termasuk OM) BULAN 4.00
Unit
2 SEPEDA MOTOR (Termasuk OM) 1.00
Bulan

D BIAYA PERALATAN
1 DIGITAL CAMERA Bln 5.00
Mobilisasi dan Demobilisasi Peralatan Topografi &
2 10,000,000.00 1.00 10,000,000.00
Geologi MEDAN - JOBSITE Ls
Unit
3 TOTAL STATION (TS) 1.00
Bulan
Unit
4 WATERPASS 1.00
Bulan
5 GPS GEODETIK Hari 4.00
6 Alat dan Bahan Pengukuran (meteran, patok, dll) LS 1,200,000.00 1.00 1,200,000.00
7 Pekerjaan Bor Inti M 40.00
8 TEST PIT TITIK 2.00
9 BM & CP Pasang 2.00
10 CP & IP BH 2.00
11 Uji Lab Index Properties Sampel 2.00
12 Uji Lab Engineering Properties Sampel 4.00
13 Biaya K3
- Sepatu Pengaman Buah 4.00
- Kacamata Buah 4.00
- Sarung Tangan Buah 4.00
- Helm Buah 4.00

E BIAYA LAPORAN
1 Rencana Mutu Kontrak (RMK) Buku 3
2 Laporan Pendahuluan Buku 5
3 Laporan Bulanan Buku 12
4 Laporan Sistem Planning Buku 5
5 Laporan Antara Buku 5
LAPORAN PENUNJANG
6 Laporan Hidrologi Buku 3
7 Laporan Topografi termasuk Deskripsi BM Buku 3
8 Laporan Geologi & Mekanika Tanah Buku 3
9 Laporan Manual OP Buku 3
10 Laporan Nota Perencanaan Buku 3
11 Spesifikasi Umum & Teknis Buku 3
12 BQ, Metode Kerja dan RAB Buku 3
13 Laporan Akhir Buku 10
14 Laporan Ringkasan (Executive Summary) Buku 10
15 Laporan Studi Kelayakan Pengadaan Tanah Buku 3
16 Laporan LARAP Buku 3
17 Peta Bidang Buku 3
18 Gambar A1 Set 1
19 Gambar A3 Set 3
20 Eksternal Hardisk Buah 3
21 Dokumentasi Set 1

F BIAYA PRESENTASI
1 DISKUSI LAP. PENDAHULUAN Kali 1.00
2 DISKUSI LAP. PERTENGAHAN Kali 1.00
3 DISKUSI LAP. AKHIR Kali 2.00
4 PERTEMUAN KONSULTASI MASYARAKAT Lokasi 1.00

1 Biaya langsung non-personil adalah biaya yang benar-benar diperlukan dalam menunjang
pelaksanaan pekerjaan. Biaya keuntungan ( profit) dan biaya umum (overhead cost) tidak
diperkenankan.
2 Biaya langsung non-personil dapat berupa harga satuan tetap atau penggantian biaya atas bukti

tagihan dengan pagu biaya (lump sum). Pilih salah satu cara penghitungan penggantian biaya. Dalam
hal penggantian dengan pagu biaya, Pokja ULP harus menetapkan pagu biaya dan mengosongkan
kolom Satuan.

61
BAB VI
BENTUK RANCANGAN KONTRAK

[kop surat satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen]

SURAT PERJANJIAN
(Kontrak Lump Sum)

untuk melaksanakan
Paket Pekerjaan Jasa Konsultansi :
............................................
Nomor : ........................

SURAT PERJANJIAN ini berikut semua lampirannya selanjutnya


disebut Kontrak dibuat dan ditandatangani di ........................ pada
hari ...................... tanggal . bulan ...................... tahun
...................... [tanggal, bulan dan tahun diisi dengan huruf],
berdasarkan Surat Penetapan Pemenang No. tanggal . dan
Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) No . tanggal
., antara:

Nama : ...................... [nama PPK]


NIP : ...................... [NIP PPK]
Jabatan : PPK............... [sesuai SK Pengangkatan]
Berkedudukan di : ...................... [alamat PPK]
yang bertindak untuk dan atas nama .......................[nama satuan
kerja PPK] selanjutnya disebut PPK, dengan:

Nama : ...................... [nama wakil penyedia]


Jabatan :....................... [sesuai akta notaris]
Berkedudukan di : ...................... [alamat penyedia]
Akta Notaris
Nomor :...................... [sesuai akta
notaris]
Tanggal :...................... [tanggal penerbitan akta]
Notaris : ...................... [nama Notaris penerbit
akta]
yang bertindak untuk dan atas nama ...................... [nama Badan
Usaha] selanjutnya disebut Penyedia

Dan dengan memperhatikan :


1. Undang-Undang No. 18 Tahun 1999 Tentang jasa Konstruksi;
2. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Buku III tentang perikatan);
3. Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan
Jasa Konstruksi. Sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah No. 59 Tahun 2010;
4. Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah yang terakhir diubah dengan Peraturan
Presiden No. 04 Tahun 2015 beserta petunjuk teknisnya ;
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : ..............

PARA PIHAK MENERANGKAN TERLEBIH DAHULU BAHWA:


(a) telah diadakan proses seleksi penyedia yang telah sesuai dengan
Dokumen Seleksi;
(b) PPK telah menunjuk Penyedia menjadi pihak dalam kontrak ini
melalui suatu Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ)

62
untuk melaksanakan Pekerjaan .............. sebagaimana
diterangkan dalam Syarat-Syarat Umum Kontrak yang merupakan
satu kesatuan dalam Kontrak ini selanjutnya disebut Pekerjaan
Jasa Konsultansi;
(c) Penyedia telah menyatakan kepada PPK, memiliki keahlian
profesional, personil, dan sumber daya teknis, serta telah
menyetujui untuk melaksanakan Pekerjaan Jasa Konsultansi
sesuai dengan persyaratan dan ketentuan dalam Kontrak ini;
(d) PPK dan Penyedia menyatakan memiliki kewenangan untuk
menandatangani Kontrak ini, dan mengikat pihak yang diwakili;
(e) PPK dan Penyedia mengakui dan menyatakan bahwa sehubungan
dengan penandatanganan Kontrak ini masing-masing pihak:
1) telah dan senantiasa diberikan kesempatan untuk didampingi
oleh advokat;
2) menandatangani Kontrak ini setelah meneliti secara patut;
3) telah membaca dan memahami secara penuh ketentuan
Kontrak ini;
4) telah mendapatkan kesempatan yang memadai untuk
memeriksa dan mengkonfirmasikan semua ketentuan dalam
Kontrak ini beserta semua fakta dan kondisi yang terkait.
Maka oleh karena itu, PPK dan Penyedia dengan ini bersepakat dan
menyetujui hal-hal sebagai berikut:

Pasal 1
ISTILAH DAN UNGKAPAN
Peristilahan dan ungkapan dalam Surat Perjanjian ini memiliki arti
dan makna yang sama seperti yang tercantum dalam lampiran Surat
Perjanjian ini;

Pasal 2
RUANG LINGKUP PEKERJAAN
Ruang lingkup utama pekerjaan dalam kontrak ini terdiri dari :
1. ................
2. ................
3. Dst.

Pasal 3
NILAI KONTRAK DAN PEMBAYARAN
(1) Nilai Kontrak setelah Pajak Pertambahan Nilai (PPN) berdasarkan
total harga penawaran sebagaimana tercantum dalam Berita Acara
Klarifikasi Teknis adalah sebesar Rp...................... (.........dalam
huruf............. rupiah).
(2) Pembayaran untuk kontrak ini dilakukan ke rekening nomor:
............. atas nama penyedia : ...............;

Pasal 4
DOKUMEN KONTRAK
(1) Dokumen-dokumen berikut merupakan satu kesatuan dan bagian
yang tidak terpisahkan dari Kontrak ini:
a. Adendum Surat Perjanjian (apabila ada);
b. Pokok Perjanjian;
c. Berita Acara Hasil Klarifikasi Teknis;

63
d. Surat Penawaran;
e. Syarat-Syarat Khusus Kontrak;
f. Syarat-Syarat Umum Kontrak;
g. Kerangka Acuan Kerja;
h. Data Teknis selain Kerangka Acuan Kerja;
i. Rincian Penawaran Biaya (bila ada);
j. Dokumen-dokumen kelengkapan seleksi, yaitu Surat
Penunjukan Penyedia Barang/Jasa, dan Berita-berita Acara
Seleksi.
(2) Dokumen Kontrak dibuat untuk saling menjelaskan satu sama
lain, dan jika terjadi pertentangan antara ketentuan dalam suatu
dokumen dengan ketentuan dalam dokumen yang lain maka yang
berlaku adalah ketentuan dalam dokumen yang lebih tinggi
berdasarkan urutan hierarki sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Pasal 5
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK
(1) PPK mempunyai hak dan kewajiban:
a. mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh
Penyedia;
b. meminta laporan-laporan secara periodik mengenai
pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh Penyedia;
c. memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana yang
dibutuhkan oleh Penyedia untuk kelancaran pelaksanaan
pekerjaan sesuai ketentuan Kontrak; dan
d. membayar pekerjaan sesuai dengan harga yang tercantum
dalam Kontrak yang telah ditetapkan kepada Penyedia.
(2) Penyedia mempunyai hak dan kewajiban:
a. menerima pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai
dengan harga yang telah ditentukan dalam Kontrak;
b. meminta fasilitas-fasilitas dalam bentuk sarana dan prasarana
dari PPK untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai
ketentuan Kontrak;
c. melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik kepada
PPK;
d. melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan
jadwal pelaksanaan pekerjaan yang telah ditetapkan dalam
Kontrak;
e. melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan secara cermat,
akurat dan penuh tanggung jawab sesuai yang telah ditetapkan
dalam Kontrak;
f. memberikan keterangan-keterangan yang diperlukan untuk
pemeriksaan pelaksanaan yang dilakukan PPK;
g. menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal
penyerahan pekerjaan yang telah ditetapkan dalam Kontrak;
dan

h. mengambil langkah-langkah yang cukup memadai seperti


menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja untuk melindungi lingkungan tempat kerja, serta

64
membatasi perusakan dan gangguan kepada masyarakat
maupun miliknya akibat kegiatan Penyedia.

[Catatan: Hak dan Kewajiban disesuaikan dengan lingkup pekerjaan


yang harus dilaksanakan sesuai kontrak]

Pasal 6
MASA KONTRAK
Kontrak ini mulai berlaku efektif terhitung sejak tanggal yang
ditetapkan dengan tanggal mulai dan penyelesaian keseluruhan
pekerjaan sebagaimana diatur dalam Syarat-Syarat Umum/Khusus
Kontrak.
Dengan demikian, PPK dan penyedia telah bersepakat untuk
menandatangani Kontrak ini pada tanggal tersebut di atas dan
melaksanakan Kontrak sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku di Republik Indonesia dan dibuat
dalam 2 (dua) rangkap, masing-masing dibubuhi dengan materai,
mempunyai kekuatan hukum yang sama dan mengikat bagi para
pihak, rangkap yang lain dapat diperbanyak sesuai kebutuhan tanpa
dibubuhi meterai.

Untuk dan atas nama Untuk dan atas nama ...........


...................... Penyedia PPK
[tanda tangan dan cap (jika salinan [tanda tangan dan cap (jika salinan
asli ini untuk proyek/satuan kerja asli ini untuk Penyedia Jasa
Pejabat Pembuat Komitmen maka Konsultansi maka rekatkan materai
rekatkan materai Rp 6.000,-)] Rp 6.000,-)]

[nama lengkap]
[jabatan] [nama lengkap]
[jabatan]

65
SURAT PERJANJIAN
(Lump Sum)

[Apabila Penyedia Berbentuk Kemitraan/KSO]

Paket Pekerjaan Jasa Konsultansi :


..........................
Nomor: ........................

Surat perjanjian ini berikut semua lampirannya selanjutnya disebut


Kontrak dibuat dan ditandatangani di ...................... pada hari
...................... tanggal . bulan ...................... tahun ......................
[tanggal, bulan dan tahun diisi dengan huruf] antara :

Nama : ....................... [nama Pejabat Pembuat Komitmen]


NIP : ...................... [NIP Pejabat Pembuat Komitmen]
Jabatan : PPK .............. [SK Pengangkatan]
Berkedudukan di : ..................... [alamat Pejabat Pembuat Komitmen]
yang bertindak untuk dan atas nama ....................... [nama
proyek/satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen], berdasarkan Surat .........
No. .............tanggal ....................., yang selanjutnya disebut PPK
dengan:

Kemitraan/KSO yang beranggotakan sebagai berikut:


1. Nama Penyedia Jasa: PT / CV : ...................[nama penyedia jasa]
Alamat : .................[alamat Penyedia Jasa]
2. Nama Penyedia Jasa : ................[jabatan wakil penyedia]
Alamat : ................... [alamat Penyedia]
3. ..... dst

yang masing-masing anggotanya bertanggung jawab secara pribadi


dan tanggung renteng atas semua kewajiban terhadap PPK
berdasarkan Kontrak ini dan telah menunjuk ...................... [nama
anggota kemitraan yang ditunjuk sebagai wakil kemitraan/KSO] untuk
bertindak atas nama Kemitraan yang berkedudukan di ......................
[alamat Penyedia wakil kemitraan], berdasarkan surat Perjanjian
kemitraan/KSO No. ................ tanggal ...................... (selanjutnya
disebut Penyedia).

Dan dengan memperhatikan :


1. Undang-Undang No. 18 Tahun 1999 Tentang jasa Konstruksi;
2. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Buku III tentang perikatan);
3. Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan
Jasa Konstruksi. Sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah No. 59 Tahun 2010;
4. Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah yang terakhir diubah dengan Peraturan
Presiden No. 04 Tahun 2015 beserta petunjuk teknisnya ;
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : ..............

PARA PIHAK MENERANGKAN TERLEBIH DAHULU BAHWA:


(a) telah diadakan proses seleksi penyedia yang telah sesuai dengan
Dokumen Seleksi;

66
(b) PPK telah menunjuk Penyedia menjadi pihak dalam kontrak ini
melalui suatu Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ)
untuk melaksanakan Pekerjaan .............. sebagaimana
diterangkan dalam Syarat-Syarat Umum Kontrak yang merupakan
satu kesatuan dalam Kontrak ini selanjutnya disebut Pekerjaan
Jasa Konsultansi;
(c) Penyedia telah menyatakan kepada PPK, memiliki keahlian
profesional, personil, dan sumber daya teknis, serta telah
menyetujui untuk melaksanakan Pekerjaan Jasa Konsultansi
sesuai dengan persyaratan dan ketentuan dalam Kontrak ini;
(d) PPK dan Penyedia menyatakan memiliki kewenangan untuk
menandatangani Kontrak ini, dan mengikat pihak yang diwakili;
(e) PPK dan Penyedia mengakui dan menyatakan bahwa sehubungan
dengan penandatanganan Kontrak ini masing-masing pihak:
1) telah dan senantiasa diberikan kesempatan untuk didampingi
oleh advokat;
2) menandatangani Kontrak ini setelah meneliti secara patut;
3) telah membaca dan memahami secara penuh ketentuan
Kontrak ini;
4) telah mendapatkan kesempatan yang memadai untuk
memeriksa dan mengkonfirmasikan semua ketentuan dalam
Kontrak ini beserta semua fakta dan kondisi yang terkait.
Maka oleh karena itu, PPK dan Penyedia dengan ini bersepakat dan
menyetujui hal-hal sebagai berikut:

Pasal 1
ISTILAH DAN UNGKAPAN
Peristilahan dan ungkapan dalam Surat Perjanjian ini memiliki arti
dan makna yang sama seperti yang tercantum dalam lampiran Surat
Perjanjian ini;

Pasal 2
RUANG LINGKUP PEKERJAAN

Ruang lingkup utama pekerjaan dalam kontrak ini terdiri dari :


1. ................
2. ................
3. Dst.

Pasal 3
NILAI KONTRAK DAN PEMBAYARAN
(1) Nilai Kontrak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang
diperoleh berdasarkan total harga penawaran sebagaimana
tercantum dalam Berita Acara Hasil Evaluasi Seleksi adalah
sebesar Rp...................... (......... dalam huruf ............. rupiah).
(2) Pembayaran untuk kontrak ini dilakukan ke rekening nomor:
............. atas nama penyedia : ...............;

67
Pasal 4
DOKUMEN KONTRAK

(1) Dokumen-dokumen berikut merupakan satu kesatuan dan bagian


yang tidak terpisahkan dari Kontrak ini:
a. Adendum Surat Perjanjian (apabila ada);
b. Pokok Perjanjian;
c. Berita Acara Hasil Klarifikasi Teknis;
d. Surat Penawaran;
e. Syarat-Syarat Khusus Kontrak;
f. Syarat-Syarat Umum Kontrak;
g. Kerangka Acuan Kerja;
h. Data Teknis selain Kerangka Acuan Kerja;
i. Rincian Penawaran Biaya (bila ada);
j. Dokumen-dokumen kelengkapan seleksi, yaitu Surat
Penunjukan Penyedia Barang/Jasa, dan Berita-berita Acara
Seleksi.
(2) Dokumen Kontrak dibuat untuk saling menjelaskan satu sama
lain, dan jika terjadi pertentangan antara ketentuan dalam suatu
dokumen dengan ketentuan dalam dokumen yang lain maka yang
berlaku adalah ketentuan dalam dokumen yang lebih tinggi
berdasarkan urutan hierarki sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Pasal 5
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK
(1) PPK mempunyai hak dan kewajiban:
a. mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh
Penyedia;
b. meminta laporan-laporan secara periodik mengenai
pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh Penyedia;
c. memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana yang
dibutuhkan oleh Penyedia untuk kelancaran pelaksanaan
pekerjaan sesuai ketentuan Kontrak; dan
d. membayar pekerjaan sesuai dengan harga yang tercantum
dalam Kontrak yang telah ditetapkan kepada Penyedia.
(2) Penyedia mempunyai hak dan kewajiban:
a. menerima pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai
dengan harga yang telah ditentukan dalam Kontrak;
b. meminta fasilitas-fasilitas dalam bentuk sarana dan prasarana
dari PPK untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai
ketentuan Kontrak;
c. melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik kepada
PPK;
d. melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan
jadwal pelaksanaan pekerjaan yang telah ditetapkan dalam
Kontrak;
e. melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan secara cermat,
akurat dan penuh tanggung jawab sesuai yang telah ditetapkan
dalam Kontrak;
f. memberikan keterangan-keterangan yang diperlukan untuk
pemeriksaan pelaksanaan yang dilakukan PPK;
g. menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal
penyerahan pekerjaan yang telah ditetapkan dalam Kontrak;
dan
68
h. mengambil langkah-langkah yang cukup memadai seperti
menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja untuk melindungi lingkungan tempat kerja, serta
membatasi perusakan dan gangguan kepada masyarakat
maupun miliknya akibat kegiatan Penyedia.
[Catatan: Hak dan Kewajiban disesuaikan dengan lingkup pekerjaan yang harus
dilaksanakan sesuai kontrak]

Pasal 6
MASA KONTRAK
Kontrak ini mulai berlaku efektif terhitung sejak tanggal yang
ditetapkan dengan tanggal mulai dan penyelesaian keseluruhan
pekerjaan sebagaimana diatur dalam Syarat-Syarat Umum/Khusus
Kontrak.

Dengan demikian, PPK dan penyedia telah bersepakat untuk


menandatangani Kontrak ini pada tanggal tersebut di atas dan
melaksanakan Kontrak sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku di Republik Indonesia dan dibuat
dalam 2 (dua) rangkap, masing-masing dibubuhi dengan materai,
mempunyai kekuatan hukum yang sama dan mengikat bagi para
pihak, rangkap yang lain dapat diperbanyak sesuai kebutuhan tanpa
dibubuhi meterai.

Untuk dan atas nama Untuk dan atas


...................... nama....................
Penyedia/Kemitraan (KSO) PPK

[tanda tangan dan cap (jika [tanda tangan dan cap (jika
salinan asli ini untuk Penyedia salinan asli ini untuk satuan
maka rekatkan materai Rp kerja PPK maka rekatkan materai
6.000,- )] Rp 6.000,- )]

[nama lengkap] [nama lengkap]


[jabatan] [jabatan]

69
BAB VII
SYARAT-SYARAT UMUM KONTRAK (SSUK)

A. KETENTUAN UMUM
1. Definisi Istilah-istilah yang digunakan dalam Syarat-Syarat
Umum Kontrak ini harus mempunyai arti atau
tafsiran seperti yang dimaksudkan sebagai berikut:
1.1 Jasa Konsultansi adalah jasa layanan
profesional yang membutuhkan keahlian
tertentu diberbagai bidang keilmuan yang
mengutamakan adanya olah pikir (brainware).
1.2 Kontrak Lump Sum adalah pengadaan Jasa
Konsultansi didasarkan atas produk/keluaran
(Output based) yang harus dihasilkan konsultan
sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja/TOR untuk
menyelesaikan seluruh pekerjaan dalam batas
waktu tertentu, dengan jumlah harga yang
pasti dan tetap, dan semua resiko yang
mungkin terjadi dalam proses penyelesaian
pekerjaan sepenuhnya ditanggung oleh
penyedia jasa.
1.3 Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut
PA adalah pemegang kewenangan
penggunaan anggaran
Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja
Perangkat Daerah atau Pejabat yang
disamakan pada Institusi Pengguna
APBN/APBD.
1.4 Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya
disebut KPA adalah pejabat yang ditetapkan
oleh PA untuk menggunakan APBN atau
ditetapkan oleh Kepala Daerah untuk
menggunakan APBD.
1.5 Pejabat Pembuat Komitmen yang
selanjutnya disebut PPK adalah pejabat yang
bertanggung jawab atas pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa.
1.6 Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan
adalah panitia/pejabat yang ditetapkan oleh
PA/KPA yang bertugas memeriksa dan
menerima hasil pekerjaan.
1.7 Aparat Pengawas Intern Pemerintah atau
pengawas intern pada institusi lain yang
selanjutnya disebut APIP adalah aparat yang
melakukan pengawasan melalui audit, reviu,
evaluasi, pemantauan dan kegiatan
pengawasan lain terhadap penyelenggaraan
tugas dan fungsi organisasi.
1.8 Penyedia adalah adalah badan usaha yang
menyediakan Jasa Konsultansi dan telah
ditetapkan sebagai pemenang oleh Pokja ULP.

1.9 Sub Penyedia adalah badan usaha yang


mengadakan perjanjian kerja sama dengan

70
penyedia, untuk melaksanakan sebagian
pekerjaan (subkontrak).
1.10 Kemitraan/KSO adalah kerja sama usaha
antara penyedia nasional maupun dengan
penyedia asing yang masing-masing pihak
mempunyai hak, kewajiban dan tanggung
jawab yang jelas berdasarkan kesepakatan
bersama yang dituangkan dalam perjanjian
tertulis.
1.11 Surat Jaminan yang selanjutnya disebut
Jaminan, adalah jaminan tertulis yang
bersifat mudah dicairkan dan tidak bersyarat
(unconditional), yang dikeluarkan oleh Bank
Umum/Perusahaan Penjaminan/Perusahaan
Asuransi / konsorsium perusahaan asuransi
umum /konsorsium lembaga/ konsorsium
perusahaan penjaminan yang mempunyai
program asuransi kerugian (suretyship),
dimana konsorsium tersebut telah
ditetapkan/mendapat rekomendasi dari
Otoritas Jasa Keuangan (OJK),
diserahkan oleh penyedia kepada PPK untuk
menjamin terpenuhinya kewajiban penyedia.
1.12 Kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang
selanjutnya disebut Kontrak adalah
perjanjian tertulis antara PPK dengan
penyedia yang mencakup Syarat-Syarat
Umum Kontrak (SSUK) ini dan Syarat-Syarat
Khusus Kontrak (SSKK) serta semua dokumen
lain yang ditetapkan dalam Surat Perjanjian.
1.13 Nilai Kontrak adalah total harga yang
tercantum dalam Kontrak.
1.14 Hari adalah hari kalender.
1.15 Rincian Biaya Langsung Personil adalah
remunerasi atau upah yang diterima oleh
personil inti, yang telah memperhitungkan
biaya umum (overhead), biaya sosial (social
charge), keuntungan (profit) maksimal 10%,
tunjangan penugasan, dan biayabiaya
kompensasi lainnya, dihitung menurut jumlah
satuan waktu tertentu (bulan, minggu, hari,
atau jam).
1.16 Rincian Biaya Langsung Non Personil adalah
biaya yang dikeluarkan penyedia untuk
mendukung penyampaian output sesuai
kerangka acuan kerja, yang meliputi antara
lain biaya untuk pembelian ATK, sewa
peralatan, biaya perjalanan, biaya pengiriman
dokumen, biaya pengurusan surat ijin, biaya
komunikasi, biaya pencetakan laporan, biaya
penyelenggaraan seminar/ workshop/
lokakarya, dan lain-lain.
1.17 Jadwal Waktu Pelaksanaan adalah jadwal
yang menunjukkan kebutuhan waktu yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan,

71
terdiri atas tahap pelaksanaan yang disusun
secara logis, realistik dan dapat dilaksanakan.
1.18 Personil Inti adalah tenaga ahli atau tenaga
teknis yang akan ditempatkan secara penuh
sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan
dalam Dokumen Seleksi serta posisinya dalam
manajemen pelaksanaan pekerjaan sesuai
dengan organisasi pelaksanaan yang diajukan
untuk melaksanakan pekerjaan.
1.19 Masa Kontrak adalah jangka waktu
berlakunya kontrak ini terhitung sejak tanggal
penandatangan kontrak sampai dengan
tanggal penyelesaian pekerjaan.
1.20 Tanggal Mulai Kerja adalah tanggal mulai
kerja penyedia yang dinyatakan pada Surat
Perintah Mulai Kerja (SPMK), yang diterbitkan
oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
1.21 Tanggal Penyelesaian Pekerjaan adalah
tanggal penyelesaian pekerjaan Jasa
Konsultansi ini oleh penyedia yang tercantum
dalam SPMK.
1.22 Kerangka Acuan Kerja yang selanjutnya
disebut KAK adalah yang disusun oleh PPK
untuk menjelaskan tujuan, lingkup jasa
konsultansi serta keahlian yang diperlukan
untuk pelaksanaan pekerjaan berdasarkan
Kontrak ini.
1.23 Penawaran Biaya adalah rincian yang
memuat setiap komponen pekerjaan Jasa
Konsultansi yang harus dilaksanakan oleh
penyedia berikut harga satuannya (mata
pembayaran) dan merupakan bagian dari
Dokumen Penawaran penyedia.
1.24 Penawaran Teknis adalah data teknis yang
memuat pendekatan teknis, metodologi, dan
program kerja penyedia dalam pelaksanaan
Jasa Konsultansi ini. Penawaran Teknis
merupakan bagian dari penawaran penyedia.
1.25 Syarat-Syarat Khusus Kontrak yang
selanjutnya disebut SSKK adalah syarat yang
berisikan ketentuan-ketentuan tambahan
yang dapat mengubah atau menambah SSUK.
1.26 Syarat-Syarat Umum Kontrak yang
selanjutnya disebut SSUK adalah syarat yang
berisikan ketentuan-ketentuan umum dalam
pelaksanaan kontrak.
1.27 Surat Perintah Pembayaran yang selanjutnya
disebut SPP adalah surat yang diterbitkan
oleh PPK dan merupakan salah satu tahapan
dalam mekanisme pelaksanaan pembayaran
atas beban Anggaran Pendapatan Belanja
Negara/Daerah.

72
1.28 Tenaga Ahli adalah bagian dari Personil
dengan keahlian, kualifikasi, dan pengalaman
di bidang tertentu.
2. Penerapan Syarat-Syarat Umum Kontrak (SSUK) diterapkan
secara luas dalam pelaksanaan pekerjaan Jasa
Konsultansi ini tetapi tidak dapat bertentangan
dengan ketentuan-ketentuan dalam Dokumen
Kontrak lain yang lebih tinggi berdasarkan urutan
hierarki dalam Surat Perjanjian.
3. Bahasa dan 3.1 Bahasa kontrak menggunakan Bahasa
Hukum Indonesia [kecuali dalam rangka
pinjaman/hibah luar negeri
menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa
nasional pemberi pinjaman/hibah tersebut
dan/atau bahasa Inggris].
3.2 Hukum yang digunakan adalah hukum
yang berlaku di Indonesia [kecuali dalam
rangka pinjaman/hibah luar negeri
menggunakan hukum yang berlaku di
Indonesia atau hukum yang berlaku di
negara pemberi pinjaman/hibah (tergantung
kesepakatan antara pemerintah dan negara
pemberi hibah)].
4. Keutuhan Kontrak ini memuat semua ketentuan dan
Kontrak persyaratan yang telah disetujui oleh Para Pihak.
Para Pihak tidak diperbolehkan untuk
mengikatkan diri atau bertanggung jawab atas
pernyataan, janji, atau persetujuan yang tidak
tercantum dalam Kontrak ini.
5. Pemisahan Jika salah satu atau beberapa ketentuan dalam
Kontrak ini berdasarkan peraturan perundang-
undangan menjadi tidak sah, tidak berlaku, atau
tidak dapat dilaksanakan maka ketentuan-
ketentuan lain tetap berlaku secara penuh.
6. Perpajakan Ketentuan mengenai perpajakan adalah seluruh
ketentuan perpajakan yang berlaku di Indonesia.
7. Koresponde Semua pemberitahuan, permohonan, atau
nsi persetujuan berdasarkan Kontrak ini akan
dibuat secara tertulis dalam Bahasa
Indonesia, dan dianggap telah diberitahukan jika
telah disampaikan secara langsung kepada wakil
sah Para Pihak, atau jika disampaikan melalui
surat, e-mail, dan/atau faksimili yang ditujukan ke
alamat yang tercantum dalam SSKK.
8. Asal Jasa 8.1 Pekerjaan Jasa Konsultansi ini dikerjakan
Konsultansi terutama oleh tenaga Indonesia pada
lokasi- lokasi yang tercantum dalam KAK.
Jika lokasi untuk bagian pekerjaan tertentu
tidak tercantum maka lokasi akan
ditentukan oleh PPK.
8.2 Jika dalam proses pekerjaan Jasa
Konsultansi digunakan komponen berupa
barang, jasa, atau gabungan keduanya
yang tidak berasal dari dalam negeri (impor)

73
maka penggunaan komponen impor harus
sesuai dengan yang dicantumkan dalam
Dokumen Penawaran.
8.3 Tindakan pencantuman komponen impor
yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan dapat
dipersamakan dengan tindakan penipuan
dan dikenakan sanksi sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
9. Penggunaan Penyedia tidak diperkenankan menggunakan
Dokumen dokumen-dokumen kontrak atau dokumen
Kontrak dan lainnya yang berhubungan dengan kontrak oleh
Informasi pihak lain, misalnya Kerangka Acuan Kerja,
gambar-gambar, pola, serta informasi lain yang
berkaitan dengan kontrak tanpa ijin tertulis dari
PPK.
10. Hak Atas Penyedia wajib membebaskan PPK dari segala
Kekayaan tuntutan atau klaim dari pihak ketiga yang
Intelektual disebabkan penggunaan HAKI oleh penyedia.
11. Layanan Penyedia wajib menyediakan layanan tambahan
Tambahan lainnya seperti pembuatan maket/model dari hasil
desain sesuai dengan lingkup pekerjaannya.
12. Surat 12.1 PPK menyerahkan seluruh/sebagian lokasi
Perintah pekerjaan dan/atau dokumen tertentu yang
Mulai Kerja dibutuhkan kepada penyedia sebelum
(SPMK) diterbitkannya SPMK.
12.2 PPK menerbitkan SPMK selambat-lambatnya
14 (empat belas) hari kalender sejak tanggal
penandatanganan Kontrak.
12.3 Dalam SPMK dicantumkan saat paling lambat
dimulainya pelaksanaan kontrak oleh
penyedia.
13. Program 13.1 Program mutu disusun oleh penyedia, yang
Mutu paling sedikit berisi :
a. informasi mengenai pekerjaan yang akan
dilaksanakan;
b. organisasi kerja penyedia;
c. jadwal pelaksanaan pekerjaan;
d. jadwal penugasan tenaga ahli dan tenaga
pendukung;
e. prosedur pelaksanaan pekerjaan;
f. prosedur instruksi kerja; dan
g. pelaksana kerja.
13.2 Program mutu dapat direvisi sesuai kondisi
lokasi pekerjaan.

74
B. PELAKSANAAN, PENYELESAIAN, PERUBAHAN, DAN
PEMUTUSAN KONTRAK

14. Jadwal 14.1 tanggal mulai berlaku kontrak dan jangka


Pelaksanaan waktu penyelesaian pekerjaan tercantum
Pekerjaan dalam SSKK;
14.2 tanggal mulai dilaksanakannya pekerjaan
tercantum dalam SPMK;
14.3 tanggal penyerahan hasil pekerjaan dari
penyedia kepada PPK tercantum dalam SPMK.
15. Rapat 15.1 PPK bersama penyedia dapat
Persiapan menyelenggarakan rapat persiapan
Pelaksanaan pelaksanaan kontrak.
Kontrak 15.2 Dalam rapat persiapan, PPK dapat
mengikutsertakan Tim Teknis dan/atau Tim
Pendukung.
15.3 Beberapa hal yang dibahas dan disepakati
dalam rapat persiapan pelaksanaan kontrak
adalah :
a. program mutu;
b. organisasi kerja;
c. tata cara pengaturan pelaksanaan
pekerjaan;
d. jadwal pengadaan bahan/material,
mobilisasi peralatan dan personil (apabila
diperlukan); dan
e. rencana pelaksanaan pemeriksaan
lapangan bersama.
15.4 Hasil rapat persiapan pelaksanaan kontrak
dituangkan dalam Berita Acara Rapat
Persiapan Pelaksanaan Kontrak yang
ditandatangani oleh seluruh peserta rapat.
16. Mobilisasi 16.1 Penyedia melakukan mobilisasi setelah
tanggal dimulainya pelaksanaan pekerjaan.
16.2 Mobilisasi dilakukan sesuai dengan lingkup
pekerjaan, yaitu :
a. mendatangkan tenaga ahli;
b. mendatangkan tenaga pendukung;
dan/atau
c. menyiapkan peralatan pendukung;
16.3 Mobilisasi peralatan dan personil dapat
dilakukan secara bertahap sesuai dengan
kebutuhan.

75
17. Pengawasan 17.1 Pemeriksaan Bersama
dan a. Pada tahap awal pelaksanaan kontrak dan
Pemeriksaan
pelaksanaan pekerjaan, PPK atau pihak
lain yang ditunjuk oleh PPK bersama-sama
dengan penyedia melakukan pemeriksaan
bersama yang mencakup antara lain
pemeriksaan kesesuaian personil dan/atau
peralatan dengan persyaratan kontrak.
Hasil pemeriksaan akan dituangkan dalam
berita acara pemeriksaan.
b. Jika dalam pemeriksaan bersama
ditemukan hal-hal yang dapat
mengakibatkan perubahan isi kontrak
maka perubahan tersebut akan dituangkan
dalam amandemen kontrak.
c. Jika hasil pemeriksaan menunjukkan
bahwa personil dan/atau peralatan
ternyata belum memenuhi persyaratan
kontrak maka penyedia tetap dapat
melanjutkan pekerjaan dengan syarat
personil dan/atau peralatan yang belum
memenuhi syarat harus segera diganti
dalam jangka waktu yang disepakati
bersama dengan memperhatikan Pasal
tentang Personil Konsultan dan
Subkonsultan.
17.2 Pemeriksaan Personil dan Peralatan
a. Pemeriksaan (inspeksi) personil dan
peralatan harus dilaksanakan setelah
personil dan peralatan tiba di lokasi
pekerjaan serta dibuatkan Berita Acara
Hasil Inspeksi/ Pemeriksaan yang
ditandatangani oleh PPK dan penyedia.
b. Dalam pemeriksaan personil dan peralatan,
PPK dapat dibantu Tim Teknis dan/atau
Tim Pendukung.
c. Bila hasil inspeksi/pemeriksaan personil
dan peralatan ternyata belum memenuhi
persyaratan, maka penyedia dapat
melaksanakan pekerjaan dengan syarat
personil dan peralatan yang belum
memenuhi syarat harus diganti sesuai
dengan ketentuan dalam Kontrak.
d. Apabila dalam pemeriksaan personil dan
peralatan mengakibatkan perubahan isi
Kontrak maka harus dituangkan dalam
bentuk adendum Kontrak.

76
17.3 Pemeriksaan Lapangan
a. Apabila diperlukan, PPK bersama-sama
dengan penyedia melakukan pemeriksaan
lapangan untuk melakukan pengukuran
dan pemeriksaan detail kondisi lapangan.
b. Untuk pemeriksaan lapangan, PPK dapat
dibantu Tim Teknis dan/atau Tim
Pendukung.
c. Hasil pemeriksaan lapangan dituangkan
dalam Berita Acara Pemeriksaan Lapangan
yang ditandatangani oleh PPK dan
penyedia.
d. Apabila dalam pemeriksaan lapangan
mengakibatkan perubahan isi Kontrak
maka harus dituangkan dalam adendum
Kontrak.
18. Jaminan Jaminan Uang Muka :
18.1 Jaminan Uang Muka untuk paket pekerjaan
sampai dengan Rp750.000.000,00 (tujuh
ratus lima puluh juta rupiah) dapat
diterbitkan oleh Bank Umum/Perusahaan
Penjaminan/ Perusahaan Asuransi, bersifat
mudah dicairkan dan tidak bersyarat
(unconditional), dan diserahkan oleh Penyedia
Barang/Jasa kepada PPK.
18.2 Jaminan Uang Muka untuk pekerjaan di atas
Rp750.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh
juta rupiah) diterbitkan oleh Bank Umum
atau konsorsium perusahaan asuransi umum
/konsorsium lembaga dan/atau konsorsium
perusahaan penjaminan yang mempunyai
program asuransi kerugian (suretyship),
bersifat mudah dicairkan dan tidak bersyarat
(unconditional) dimana konsorsium tersebut
telah ditetapkan/mendapat rekomendasi dari
Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan
diserahkan oleh Penyedia Barang/Jasa
kepada PPK.
18.3 Jaminan Uang Muka diberikan kepada PPK
dalam rangka pengambilan uang muka
dengan nilai 100% (seratus persen)dari
besarnya uang muka.
18.4 Nilai jaminan Uang Muka dapat dikurangi
secara proporsional sesuai dengan
pengembalian uang muka.
18.5 Masa berlakunya jaminan uang muka
sekurang-kurangnya sejak tanggal
persetujuan pemberian uang muka sampai
dengan tanggal penyerahan pertama
pekerjaan.
18.6 Bentuk surat jaminan Uang Muka: memuat
nama dan alamat PPK, penyedia yang
ditunjuk, dan hak penjamin, nama paket

77
kontrak, nilai jaminan uang muka dalam
angka dan huruf, kewajiban pihak-pihak
penjamin untuk mencairkan Surat Jaminan
Uang Muka selambat-lambatnya 14 (empat
belas) hari kerja tanpa syarat kepada PPK,
masa berlaku jaminan uang muka dan tanda
tangan penjamin.
19. Pembayaran 19.1 Uang Muka:
a. Uang Muka dapat diberikan kepada
penyedia untuk:
1) mobilisasi alat dan tenaga kerja;
2) pembayaran uang tanda jadi kepada
pemasok barang/material; dan/atau
3) persiapan teknis lain yang diperlukan
bagi pelaksanaan pengadaan.
b. Uang Muka dapat diberikan kepada
penyedia dengan ketentuan sebagai
berikut:
1) untuk usaha kecil paling tinggi 30%
(tiga puluh perseratus) dari nilai
Kontrak; atau
2) untuk usaha non kecil paling tinggi 20%
(dua puluh perseratus) dari nilai
Kontrak.
c. Besarnya Uang Muka untuk Kontrak
Tahun Jamak, yaitu:
1) 20% (dua puluh perseratus) dari
Kontrak tahun pertama; atau
2) 15% (lima belas perseratus) dari total
nilai Kontrak.
d. Ketentuan mengenai pemberian uang
muka beserta besarannya ditetapkan
dalam SSKK.
e. Penyedia dapat mengajukan permintaan
pembayaran uang muka secara tertulis
kepada PPK disertai dengan rencana
penggunaan uang muka untuk
melaksanakan pekerjaan sesuai Kontrak.
f. PPK mengajukan surat permintaan
pembayaran untuk permohonan tersebut
setelah Jaminan Uang Muka diterima dari
penyedia.
g. Pengembalian uang muka diperhitungkan
berangsur-angsur secara proporsional
pada setiap pembayaran prestasi pekerjaan
dan paling lambat harus lunas pada saat
pekerjaan mencapai prestasi 100 %
(seratus perseratus).
h. Untuk kontrak tahun jamak, nilai Jaminan
Uang Muka secara bertahap dapat

78
dikurangi sesuai dengan pencapaian
prestasi pekerjaan.
19.2 Pembayaran prestasi pekerjaan
a. Pembayaran prestasi pekerjaan dapat
diberikan dalam bentuk : pembayaran
bulanan/pembayaran berdasarkan
tahapan penyelesaian pekerjaan
(termin)/pembayaran secara sekaligus,
sesuai dengan yang ditetapkan dalam
SSKK.
b. Pembayaran prestasi kerja diberikan
kepada penyedia setelah dikurangi
angsuran pengembalian Uang Muka dan
denda apabila ada, serta pajak.
c. Permintaan pembayaran kepada PPK untuk
Kontrak yang menggunakan subkontrak,
harus dilengkapi bukti pembayaran kepada
seluruh subkontrak sesuai dengan
perkembangan (progress) pekerjaannya.
d. Pembayaran bulanan/termin, dilakukan
senilai pekerjaan yang telah diselesaikan.
19.3 Cara-cara dan tahapan pembayaran serta
mata uang yang digunakan harus
disesuaikan dengan ketentuan dalam SSKK.
19.4 Penangguhan Pembayaran
a. PPK dapat menangguhkan pembayaran
setiap angsuran prestasi pekerjaan
penyedia jika penyedia gagal atau lalai
memenuhi kewajiban kontraktualnya.
b. Pembayaran yang ditangguhkan harus
disesuaikan dengan proporsi kegagalan
atau kelalaian penyedia.
c. Penangguhan dilakukan dengan terlebih
dahulu menyampaikan pemberitahuan
tertulis kepada penyedia yang memuat:
1) alasan penangguhan pembayaran; dan
2) persyaratan kepada penyedia untuk
memenuhi kewajiban-kewajibannya
dalam jangka waktu 14 (empat belas)
hari kerja setelah pemberitahuan
diterima.
d. Jika dipandang perlu oleh PPK,
penangguhan pembayaran dapat dilakukan
bersamaan dengan pengenaan denda
kepada penyedia.
20. Harga 20.1 PPK membayar kepada atas pelaksanaan
pekerjaan.
20.2 Harga kontrak telah memperhitungkan: biaya
umum (overhead), biaya sosial (social charge),
keuntungan (profit) maksimal 10 %,

79
tunjangan penugasan, dan biayabiaya
kompensasi lainnya.
20.3 Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi ini
dibiayai dari sumber pendanaan yang disebut
dalam SSKK.
21. Perubahan Perubahan kontrak bisa dilaksanakan apabila
Kontrak disetujui oleh para pihak, berupa perubahan
jadwal pelaksanaan.
22. Perpanjangan 22.1 Perpanjangan waktu pelaksanaan dapat
Waktu diberikan oleh PPK atas pertimbangan yang
Pelaksanaan layak dan wajar untuk hal-hal sebagai berikut
:
a. keterlambatan yang disebabkan oleh PPK;
b. masalah yang timbul diluar kendali
penyedia; dan/atau
c. keadaan kahar.
22.2 Waktu penyelesaian pekerjaan dapat
diperpanjang sekurang-kurangnya sama
dengan waktu terhentinya kontrak akibat
keadaan kahar.
22.3 PPK dapat menyetujui perpanjangan waktu
pelaksanaan atas kontrak setelah melakukan
penelitian terhadap usulan tertulis yang
diajukan oleh penyedia.
22.4 PPK dapat menugaskan Tim Pendukung yaitu
Panitia/Pejabat Peneliti Pelaksanaan Kontrak
untuk meneliti kelayakan usulan
perpanjangan waktu pelaksanaan.
22.5 Persetujuan perpanjangan waktu
pelaksanaan dituangkan dalam adendum
Kontrak.
23. Perubahan 23.1 Perubahan Nilai Kontrak tidak diberlakukan
dan/atau pada kontrak lump sum.
penyesuaian 23.2 Penyesuaian biaya tidak diberlakukan pada
Biaya kontrak lump sum.
24. Kerjasama 24.1 Bagian pekerjaan yang dikerjakan oleh sub
antara penyedia harus diatur dalam kontrak dan
penyedia disetujui terlebih dahulu oleh PPK.
dengan sub 24.2 Penyedia tetap bertanggungjawab atas bagian
penyedia pekerjaan yang dikerjakan oleh sub penyedia.
24.3 Ketentuan-ketentuan dalam kerjasama
dengan sub penyedia harus mengacu kepada
harga yang tercantum dalam Kontrak serta
menganut prinsip kesetaraan.
25. Personil 25.1 Umum
Konsultan a. Personil inti yang dipekerjakan harus
dan sesuai dengan kualifikasi dan pengalaman
Subkonsultan yang ditawarkan dalam Dokumen
Penawaran.

80
b. Penggantian personil inti dan/atau
peralatan (apabila ada) tidak boleh
dilakukan kecuali atas persetujuan tertulis
PPK.
c. Penggantian personil inti dan/atau
peralatan dilakukan oleh penyedia dengan
mengajukan permohonan terlebih dahulu
kepada PPK dengan melampirkan riwayat
hidup/ pengalaman kerja Personil Inti
dan/atau spesifikasi Peralatan yang
diusulkan beserta alasan perubahan.
d. PPK dapat menilai dan menyetujui
penempatan/penggantian personil inti
menurut kualifikasi yang dibutuhkan.
e. Jika PPK menilai bahwa Personil Inti :
1) tidak mampu atau tidak dapat
melakukan pekerjaan dengan baik
2) berkelakuan tidak baik; atau
3) mengabaikan pekerjaan yang menjadi
tugasnya
maka penyedia berkewajiban untuk
menyediakan pengganti dan menjamin
personil inti tersebut meninggalkan lokasi
kerja dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender
sejak diminta oleh PPK.
f. Jika penggantian personil inti dan/atau
peralatan perlu dilakukan, maka penyedia
berkewajiban untuk menyediakan
pengganti dengan kualifikasi yang setara
atau lebih baik dari personil inti dan/atau
peralatan yang digantikan, tanpa biaya
tambahan apapun.
25.2 Personil Inti
a. nama personil dan uraian pekerjaan,
kualifikasi minimum, perkiraan waktu
pelaksanaan dilampirkan dalam Lampiran
SSKK;
b. penyesuaian terhadap perkiraan waktu
pekerjaan personil akan dibuat oleh
penyedia melalui pemberitahuan secara
tertulis kepada PPK;
c. jika terdapat pekerjaan tambah, maka
perkiraan waktu pelaksanaan harus
ditentukan secara tertulis oleh para pihak.
25.3 Persetujuan Personil
Personil inti dan subkonsultan yang telah
disetujui oleh PPK harus memberikan data
dirinya dan surat keterangan tidak mengidap
penyakit berbahaya/menular (medical
certificate) serta terdaftar atau tertera dalam
daftar personalia penyedia.

81
25.4 Waktu kerja dan lembur
a. jam kerja dan waktu cuti untuk personil
inti ditentukan dalam Lampiran SSKK;
b. waktu kerja tenaga kerja asing yang
dimobilisasi ke Indonesia dihitung sejak
kedatangannya di Indonesia sesuai dengan
surat perintah mobilisasi;
c. tenaga kerja tidak berhak untuk dibayar
atas pekerjaan lembur atau sakit atau
liburan, karena perhitungan upah sudah
mencakup hal tersebut.
26. Perubahan 26.1 Perubahan personil dan peralatan yang
Personil diajukan oleh penyedia
a. Penyedia dapat mengajukan penggantian
personil dan/atau peralatan kepada PPK.
b. Penyedia tidak dibenarkan melakukan
penggantian personil dan/atau peralatan
tanpa persetujuan PPK.
c. PPK meneliti permohonan perubahan
personil dan/atau peralatan, dengan
ketentuan:
1) menyetujui permohonan perubahan
personil dan/atau peralatan bila alasan
yang diajukan dianggap sesuai;
2) tidak mengurangi kualifikasi tenaga
ahli yang ditawarkan, dan tidak
menambah nilai kontrak. Untuk
kontrak biaya satuan (time based),
biaya langsung personil harus
disesuaikan dengan gaji dasar tenaga
ahli yang menggantikan.
3) menolak permohonan perubahan
personil dan/atau peralatan bila alasan
yang diajukan dianggap tidak sesuai.
d. untuk mengajukan permohonan
penggantian personil, penyedia diwajibkan
melampirkan riwayat hidup/pengalaman
kerja personil yang diusulkan dan disertai
alasan penggantian personil yang
bersangkutan.
e. Dalam rangka penilaian usulan
penggantian personil dan/atau peralatan,
PPK dapat dibantu Panitia/Pejabat Peneliti
Pelaksanaan Kontrak.
26.2 Penggantian personil penyedia atas perintah
PPK
a. Personil dari penyedia yang dianggap tidak
mampu atau tidak dapat melakukan
pekerjaan dengan baik atau berkelakuan
tidak baik, harus segera dilakukan
perintah penggantian personil kepada
penyedia dengan kualifikasi keahlian
personil yang sama atau lebih tinggi.

82
b. Dalam waktu maksimal 15 (lima belas) hari
sejak perintah penggantian personil, harus
sudah menerima personil pengganti dari
penyedia.

27. Keterlambat- 27.1 Jika pekerjaan tidak selesai pada Tanggal


an Penyelesaian bukan akibat Keadaan Kahar
Pelaksanaan atau karena kesalahan atau kelalaian
Pekerjaan penyedia maka PPK dapat menghentikan
Kontrak dan menangguhkan pemenuhan
hak-hak penyedia atau menangguhkan
pembayaran.
27.2 Jika keterlambatan tersebut semata-mata
disebabkan oleh kesalahan atau kelalaian
PPK maka PPK dikenakan Ganti Rugi atau
memberikan Kompensasi.
27.3 Penghentian Kontrak atau Ganti Rugi atau
Kompensasi tidak dilakukan jika Tanggal
Penyelesaian disepakati oleh Para Pihak
untuk diperpanjang.
27.4 Tanggal Penyelesaian yang dimaksud dalam Pasal ini adalah tanggal
penyerahan setiap hasil kerja dan tanggal penyelesaian semua pekerjaan dengan
penyerahan laporan akhir sebagaimana ditetapkan dalam SPMK.
28.1 Denda merupakan sanksi finansial yang
dikenakan kepada penyedia, sedangkan ganti
28. Denda dan rugi merupakan sanksi finansial yang
Ganti Rugi dikenakan kepada PPK, karena terjadinya
cidera janji/wanprestasi yang tercantum
dalam Kontrak.
28.2 Besarnya denda kepada penyedia atas
keterlambatan penyelesaian pekerjaan
adalah:
a. 1/1000 (satu perseribu) dari sisa biaya
bagian kontrak yang belum selesai
dikerjakan, apabila kontrak terdiri atas
bagian pekerjaan yang dapat dinilai
terpisah dan bukan merupakan kesatuan
sistem, serta hasil pekerjaan tersebut telah
diterima oleh PPK;
b. 1/1000 (satu perseribu) dari biaya kontrak,
apabila bagian pekerjaan belum diterima
oleh PPK.
28.3 Besarnya ganti rugi yang dibayar oleh PPK
atas keterlambatan pembayaran adalah
sebesar bunga dari nilai tagihan yang
terlambat dibayar, berdasarkan tingkat suku
bunga yang berlaku pada saat itu menurut
ketetapan Bank Indonesia, atau dapat
diberikan kompensasi sesuai ketentuan
dalam SSKK.

83
28.4 Kompensasi dapat diberikan kepada penyedia
dalam hal sebagai berikut :
a. PPK memodifikasi atau mengubah jadwal
yang dapat mempengaruhi pekerjaan
penyedia;
b. keterlambatan penerbitan SPP;
c. PPK tidak memberikan gambar-gambar,
spesifikasi dan/atau instruksi sesuai
jadwal yang dibutuhkan;
d. penyedia belum bisa masuk ke lokasi
sebagaimana yang diperjanjikan dalam
kontrak;
e. PPK menginstruksikan kepada pihak
penyedia untuk melakukan pengujian
tambahan yang setelah dilaksanakan
pengujian ternyata tidak diketemukan
kerusakan/ kegagalan/penyimpangan;
f. kompensasi lain yang dirinci dalam syarat
khusus kontrak.
g. jika kompensasi mengakibatkan
pengeluaran tambahan atau keterlambatan
penyelesaian pekerjaan maka PPK
berkewajiban untuk membayar ganti rugi
dan/atau memberikan perpanjangan
waktu penyelesaian pekerjaan;
h. ganti rugi hanya dapat dibayarkan jika
berdasarkan data penunjang dan
perhitungan kompensasi yang diajukan
oleh penyedia kepada PPK, dapat
dibuktikan kerugian nyata akibat peristiwa
kompensasi;
i. perpanjangan waktu penyelesaian
pekerjaan hanya dapat diberikan jika
berdasarkan data penunjang dan
perhitungan kompensasi yang diajukan
oleh penyedia kepada PPK, dapat
dibuktikan kerugian nyata akibat peristiwa
kompensasi.
28.5 Tata cara pembayaran denda dan/atau ganti
rugi diatur dalam SSKK.
29. Keadaan 29.1 Keadaan Kahar adalah suatu keadaan yang
Kahar terjadi diluar kehendak para pihak dan tidak
dapat diperkirakan sebelumnya, sehingga
kewajiban yang ditentukan dalam Kontrak
menjadi tidak dapat dipenuhi.
29.2 Tidak termasuk Keadaan Kahar adalah hal-
hal merugikan yang disebabkan oleh
perbuatan atau kelalaian para pihak.
29.3 Dalam hal terjadi Keadaan Kahar, penyedia
memberitahukan tentang terjadinya Keadaan
Kahar kepada PPK secara tertulis dalam
waktu paling lambat 14 (empat belas) hari

84
kalender sejak terjadinya Keadaan Kahar,
dengan menyertakan salinan pernyataan
Keadaan Kahar yang dikeluarkan oleh
pihak/instansi yang berwenang sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.

29.4 Setelah pemberitahuan tertulis tentang


terjadinya Keadaan Kahar, para pihak dapat
melakukan kesepakatan, yang dituangkan
dalam perubahan Kontrak.
29.5 Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan akibat
keadaan kahar yang dilaporkan paling lambat
14 (empat belas) hari kalender sejak
terjadinya keadaan kahar, tidak dikenakan
sanksi.
30. Laporan 30.1 Penyedia wajib menyerahkan laporan dan
Hasil dokumen sesuai dengan ketentuan yang telah
Pekerjaan diatur dalam SSKK. Atas penerimaan laporan
dan dokumen tersebut dibuatkan tanda
terima.
30.2 PPK bersama penyedia melakukan
pembahasan dan penilaian terhadap laporan
dan dokumen yang diserahkan oleh penyedia.
30.3 PPK dan penyedia membuat berita acara hasil
pembahasan dan penilaian laporan.
30.4 Jika terdapat kekurangan-kekurangan maka
penyedia harus memperbaiki dan
menyelesaikan kekurangan-kekurangan
sesuai yang diinstruksikan oleh PPK dan
menyerahkan laporan hasil perbaikan kepada
PPK.
30.5 PPK menerima kembali penyerahan laporan
yang telah diperbaiki oleh penyedia (bila ada),
dan membuat berita acara serah terima
laporan hasil perbaikan.
30.6 Laporan Akhir dibuat dalam bentuk cetakan
(hardcopy) dan/atau file (softcopy).
30.7 Menyerahkan semua rancangan, gambar,
spesifikasi, desain, laporan, dan dokumen-
dokumen lain serta piranti lunak yang
dipersiapkan oleh penyedia berdasarkan
kontrak ini dan menjadi hak milik PPK.
30.8 Penyedia paling lambat pada waktu
pemutusan atau akhir masa kontrak
berkewajiban untuk menyerahkan semua
dokumen tersebut beserta daftar rinciannya
kepada PPK.
30.9 Penyedia dapat menyimpan 1 (satu) buah
salinan tiap dokumen dan piranti lunak
tersebut setelah mendapatkan persetujuan
PPK.
30.10 Jika dikemudian hari penyedia dan pihak
ketiga akan melakukan pengembangan

85
terhadap piranti lunak tersebut dan untuk itu
diperlukan lisensi maka penyedia harus
mendapatkan persetujuan lebih dahulu dari
PA. Untuk tujuan ini PA berhak untuk
mendapatkan penggantian biaya atas
pengembangan piranti lunak tersebut.
30.11 Pembatasan (jika ada) mengenai penggunaan
dokumen dan piranti lunak tersebut di atas di
kemudian hari diatur dalam SSKK.
31. Penghentian 31.1 Penghentian Kontrak:
dan a. Penghentian Kontrak dapat dilakukan
Pemutusan karena pekerjaan sudah selesai atau terjadi
Kontrak Keadaan Kahar;
b. Dalam hal Kontrak dihentikan, maka PPK
wajib membayar kepada penyedia sesuai
dengan prestasi pekerjaan yang telah
dicapai; dan
c. PPK dengan pemberitahuan tertulis kepada
penyedia dapat memerintahkan
penghentian Kontrak jika penyedia gagal
untuk melaksanakan kewajiban-
kewajibannya dalam Kontrak ini.
Pemberitahuan tertulis tersebut harus
memuat:
1) alasan penghentian Kontrak; dan
2) persyaratan kepada penyedia untuk
memenuhi kewajiban-kewajibannya
dalam jangka waktu 14 (empat belas)
hari kerja setelah pemberitahuan
diterima.
31.2 Pemutusan Kontrak:
a. Oleh PPK:
Mengesampingkan Pasal 1266 dan 1267
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata,
PPK dapat memutuskan Kontrak ini
melalui pemberitahuan tertulis kepada
penyedia setelah terjadinya hal-hal sebagai
berikut:
1) penyedia lalai/cidera janji dalam
melaksanakan kewajibannya;
2) penyedia tidak memperbaiki
kelalaiannya dalam jangka waktu 14
(empat belas) hari kerja setelah
diberitahu atau dalam jangka waktu
lain yang disetujui secara tertulis oleh
PPK;
3) penyedia berada dalam keadaan pailit;
4) karena Keadaan Kahar, penyedia tidak
dapat melaksanakan bagian pokok
pekerjaan Jasa Konsultansi ini selama

86
sekurang-kurangnya 60 (enam puluh)
hari kalender;
5) denda keterlambatan pelaksanaan
pekerjaan akibat kesalahan penyedia
sudah melampaui 5% (lima perseratus)
dari nilai Kontrak;
6) penyedia terbukti melakukan KKN,
kecurangan dan/atau pemalsuan
dalam proses Pengadaan yang
diputuskan oleh instansi yang
berwenang; dan/atau
7) pengaduan tentang penyimpangan
prosedur, dugaan KKN dan/atau
pelanggararan persaingan usaha yang
sehat dalam pelaksanaan pengadaan
dinyatakan benar oleh instansi yang
berwenang.
b. Oleh penyedia:
Mengesampingkan Pasal 1266 dan 1267
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata,
penyedia dapat memutuskan Kontrak ini
melalui pemberitahuan tertulis kepada PPK
setelah terjadinya hal-hal sebagai berikut:
1) PPK tidak menerbitkan SPP untuk
pembayaran tagihan angsuran sesuai
dengan yang disepakati sebagaimana
tercantum dalam SSKK; atau
2) karena Keadaan Kahar, penyedia tidak
dapat melaksanakan bagian pokok
pekerjaan Jasa Konsultansi ini selama
sekurang-kurangnya 60 (enam puluh)
hari kalender.
c. Dalam hal pemutusan Kontrak dilakukan
karena kesalahan penyedia, maka:
1) sisa Uang Muka harus dilunasi oleh
penyedia atau Jaminan Uang Muka
dicairkan;
2) penyedia membayar denda; dan/atau
3) penyedia dimasukkan dalam Daftar
Hitam.
d. Dalam hal pemutusan kontrak dilakukan
karena PPK terlibat penyimpangan
prosedur, melakukan KKN dan/atau
pelanggararan persaingan usaha yang
sehat dalam pelaksanaan pengadaan,
maka PPK dikenakan sanksi berdasarkan
peraturan perundang-undangan.
e. Pada saat Kontrak diputuskan, maka PPK
berkewajiban untuk melakukan
pembayaran sebagai berikut:

87
1) pembayaran prestasi pekerjaan sampai
dengan tanggal berlakunya pemutusan
Kontrak; dan
2) biaya langsung personil (termasuk
biaya demobilisasi) yang dikeluarkan
oleh penyedia sehubungan dengan
pemutusan Kontrak.
32. Penyelesaian 32.1 PPK melakukan penilaian terhadap hasil
Pekerjaan pekerjaan yang telah diselesaikan oleh
penyedia. Apabila terdapat kekurangan-
kekurangan, penyedia wajib
menyelesaikannya.
32.2 Dalam rangka penilaian hasil pekerjaan, PPK
menugaskan Panitia/Pejabat Penerima Hasil
Pekerjaan.
32.3 PPK menerima penyerahan pekerjaan setelah
seluruh hasil pekerjaan dilaksanakan dan
diterima oleh dari Panitia/Pejabat Penerima
Hasil Pekerjaan.
32.4 Membuat berita acara serah terima laporan
akhir, setelah seluruh pekerjaan diselesaikan.
C. HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK
33. Hak dan 33.1 mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang
kewajiban dilaksanakan oleh penyedia;
PPK 33.2 meminta laporan-laporan secara periodik
mengenai pelaksanaan pekerjaan yang
dilakukan oleh pihak penyedia;
33.3 membayar pekerjaan sesuai dengan harga
yang tercantum dalam kontrak yang telah
ditetapkan kepada penyedia;
33.4 memberikan fasilitas berupa sarana dan
prasarana yang dibutuhkan oleh pihak
penyedia untuk kelancaran pelaksanaan
pekerjaan sesuai ketentuan kontrak;
33.5 ketentuan peralatan dan bahan yang
disediakan oleh PPK untuk kebutuhan
pelaksanaan pekerjaan oleh penyedia. Pada
saat berakhirnya kontrak, Penyedia harus
menyerahkan peralatan dan bahan sisa
sesuai dengan instruksi PPK.
34. Hak dan 34.1 menerima pembayaran untuk pelaksanaan
Kewajiban pekerjaan sesuai dengan harga yang telah
Penyedia ditentukan dalam kontrak;
34.2 berhak meminta fasilitas-fasilitas dalam
bentuk sarana dan prasarana dari pihak PPK
untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan
sesuai ketentuan kontrak;
34.3 melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara
periodik kepada pihak PPK;
34.4 melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan
sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan
yang telah ditetapkan dalam kontrak;

88
34.5 memberikan keterangan-keterangan yang
diperlukan untuk pemeriksaan pelaksanaan
yang dilakukan pihak PPK;
34.6 menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan
jadwal penyerahan pekerjaan yang telah
ditetapkan dalam kontrak;
34.7 penyedia harus mengambil langkah-langkah
yang memadai untuk melindungi lingkungan
tempat kerja dan membatasi perusakan dan
gangguan kepada masyarakat maupun
miliknya, akibat kegiatan penyedia;
34.8 melaksanakan perjanjian dan kewajiban-
kewajiban yang dibebankan kepadanya
dengan penuh tanggung-jawab, ketekunan,
efisien dan ekonomis serta memenuhi kriteria
teknik profesional dan melindungi secara
efektif peralatan-peralatan, mesin, material
yang berkaitan dengan pekerjaan dalam
kontrak;
34.9 melaksanakan jasa konsultansi sesuai
dengan hukum yang berlaku di Indonesia.
PPK secara tertulis akan memberitahukan
kepada penyedia mengenai kebiasaan-
kebiasaan setempat;
34.10 penyedia setuju bahwa selama pelaksanaan
kontrak, penyedia dinyatakan tidak
berwenang untuk melaksanakan jasa
konsultansi maupun mengadakan barang
yang tidak sesuai dengan kontrak;
34.11 penyedia dilarang baik secara langsung atau
tidak langsung melakukan kegiatan yang
akan menimbulkan pertentangan
kepentingan (conflict of interest) dengan
kegiatan yang merupakan tugas penyedia;
34.12 tanggungjawab penyedia adalah ketentuan
mengenai hal-hal pertanggung-jawaban
penyedia sesuai dengan hukum yang berlaku
di Indonesia;
34.13 pemeriksaan keuangan adalah ketentuan
mengenai kewajiban penyedia untuk merinci
setiap biaya-biaya yang berhubungan dengan
pelaksanaan perjanjian, sehingga dapat
dilakukan pemeriksaan keuangan. Selain itu,
dengan sepengetahuan penyedia atau
kuasanya, PPK dapat memeriksa dan
menggandakan dokumen pengeluaran yang
telah diaudit sampai 1 (satu) tahun setelah
berakhirnya kontrak;
34.14 ketentuan mengenai tindakan yang perlu
mendapat persetujuan PPK meliputi :
a. memobilisasi personil yang terdapat dalam
daftar;

89
b. membuat subkontrak dengan pengaturan:
(i) cara seleksi, waktu, dan kualifikasi dari
subkonsultan harus mendapat persetujuan
tertulis sebelum pelaksanaan, (ii) Penyedia
bertanggung-jawab penuh terhadap
pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan
oleh subkonsultan dan personilnya.
34.15 ketentuan mengenai dokumen-dokumen
yang disiapkan oleh penyedia dan menjadi
hak milik PPK: mengatur bahwa semua
rancangan, gambar-gambar, spesifikasi,
disain, laporan dan dokumen-dokumen lain
serta software yang disiapkan oleh penyedia
jasa menjadi hak milik PPK. Penyedia, segera
setelah pekerjaan selesai atau berakhirnya
kontrak harus menyerahkan seluruh
dokumen dan data pendukung lainnya
kepada PPK. Penyedia dapat menyimpan
salinan dari dokumen-dokumen tersebut.
34.16 Kewenangan anggota penyedia adalah
ketentuan yang mengatur mengenai apabila
penyedia adalah sebuah joint venture yang
beranggotakan lebih dari satu penyedia,
anggota joint venture tersebut memberi kuasa
kepada salah satu anggota joint venture untuk
bertindak dan mewakili hak-hak dan
kewajiban anggota penyedia lainnya terhadap
PPK.
35. Asuransi Pihak penyedia mengasuransikan :
35.1 semua barang dan peralatan yang
mempunyai resiko tinggi terjadi kecelakaan,
pelaksanaan pekerjaan, serta pekerja-pekerja
untuk pelaksanaan pekerjaan kontrak atas
segala resiko yaitu kecelakaan, kerusakan-
kerusakan, kehilangan, serta resiko lain yang
tidak dapat diduga;
35.2 pihak ketiga sebagai akibat kecelakaan di
tempat kerjanya;
35.3 hal-hal lain yang ditentukan berkaitan
dengan asuransi.
36. Usaha 36.1 Apabila penyedia yang ditunjuk adalah
Mikro, Penyedia Usaha Mikro, Usaha Kecil dan
Usaha Kecil, Koperasi Kecil, maka pekerjaan harus
dan dilaksanakan sendiri oleh penyedia yang
Koperasi ditunjuk dan dilarang diserahkan atau
Kecil disubkontrakkan kepada pihak lain.
36.2 Apabila penyedia yang terpilih adalah
penyedia bukan Usaha Mikro, Usaha Kecil
dan Koperasi Kecil, maka:
a. wajib bekerja sama dengan penyedia Usaha
Mikro, Usaha Kecil dan Koperasi Kecil,
antara lain dengan mensubkontrakkan
sebagian pekerjaannya;

90
b. dalam melaksanakan kewajiban di atas,
penyedia terpilih tetap bertanggung-jawab
penuh atas keseluruhan pekerjaan
tersebut;
c. bentuk kerjasama tersebut hanya untuk
sebagian pekerjaan yang bukan pekerjaan
utama; dan
d. membuat laporan periodik mengenai
pelaksanaan ketetapan di atas.
36.3 apabila ketentuan tersebut di atas dilanggar,
maka penyedia dikenakan sanksi yang
ditetapkan dalam Peraturan Presiden No. 54
tahun 2010 yang terakhir diubah dengan
Peraturan Presiden No. 04 Tahun 2015
beserta petunjuk teknisnya.
D. KEWAJARAN DAN ITIKAD BAIK
37. Itikad Baik 37.1 Para pihak bertindak berdasarkan asas saling
percaya yang disesuaikan dengan hak-hak
yang terdapat dalam kontrak.
37.2 Para pihak setuju untuk melaksanakan
perjanjian dengan jujur tanpa menonjolkan
kepentingan masing-masing pihak. Jika
selama kontrak, salah satu pihak merasa
dirugikan, maka diupayakan tindakan yang
terbaik untuk mengatasi keadaan tersebut.
37.3 Masing-masing Pihak dalam Kontrak
berkewajiban untuk bertindak dengan itikad
baik sehubungan dengan hak-hak Pihak lain,
dan mengambil semua langkah yang
diperlukan untuk memastikan terpenuhinya
tujuan Kontrak ini.
38. Pelaksanaan Jika dalam pelaksanaan Kontrak ditemukan
Kontrak kesulitan yang menghambat pemenuhan tujuan
Kontrak maka masing-masing Pihak berkewajiban
untuk tetap berupaya bertindak wajar diantara
mereka tanpa merugikan kepentingan satu sama
lain. Jika Pihak yang satu menganggap
pelaksanaan Kontrak tidak wajar dan adil maka
kedua belah Pihak harus mengupayakan tindakan
yang terbaik untuk mengatasi situasi tersebut.
E. PENYELESAIAN PERSELISIHAN
39. Perdamaian 39.1 Para Pihak berkewajiban untuk berupaya
sungguh-sungguh menyelesaikan secara
damai semua perselisihan yang timbul dari
atau berhubungan dengan Kontrak ini atau
interpretasinya selama atau setelah
pelaksanaan pekerjaan Jasa Konsultansi ini.
39.2 Penyelesaian secara damai dapat dilakukan
melalui musyawarah untuk mufakat secara
langsung antara Para Pihak atau melalui
perantaraan pihak ketiga yang disepakati oleh
Para Pihak dalam bentuk antara lain mediasi
atau konsiliasi.

91
40. Lembaga Dalam hal penyelesaian perselisihan melalui
Pemutus perdamaian tidak tercapai, maka penyelesaian
Sengketa perselisihan tersebut dapat dilakukan melalui;
a. Arbitrase;
b. alternatif penyelesaian sengketa; atau
b. pengadilan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

92
BAB VIII
SYARAT-SYARAT KHUSUS KONTRAK (SSKK)
A. Koresponden Alamat Para Pihak sebagai berikut :
si Satuan Kerja PPK:
U.P. : PPK Perencanaan dan Program
Alamat : Jl. Jend. Besar Dr. A. H. Nasution No. 30
PKL Masyhur, Medan
Telepon : (061)7869404
Faksmili : (061)7861533
email : perencanaan_bwss2@yahoo.co.id

Penyedia:
U.P. : ............................
Alamat : ............................
Telepon : ............................
Faksmili : ............................
email : ............................
B. Wakil Sah
Para Pihak Wakil Sah Para Pihak sebagai berikut :
Untuk PPK : ....................
Untuk Penyedia : ....................

C. Tanggal Kontrak mulai berlaku sejak : ....................


Berlaku
Kontrak
D. Waktu Jangka waktu penyelesaian pekerjaan Jasa
Penyelesaian Konsultansi ini adalah selama: 4 (Empat) bulan.
Pekerjaan

E. Tindakan Tindakan lain oleh penyedia yang memerlukan


penyedia yang persetujuan PPK adalah: .................... [sebutkan
mensyaratkan secara jelas]
persetujuan
PPK
F. Pelaporan Penyedia berkewajiban untuk menyampaikan
laporan-laporan berikut secara periodik selama
Masa Kontrak: .................................... [uraikan
secara rinci jenis laporan dan waktu penyerahan
laporan dihitung sejak ditandatanganinya kontrak]
G. Serah Terima Ketentuan serah terima Laporan Akhir berlaku
Laporan untuk penyerahan setiap hasil kerja Jasa
Akhir Konsultansi: (YA/TIDAK)
H. Pembatasan Penyedia diperbolehkan menggunakan salinan
Penggunaan dokumen dan piranti lunak yang dihasilkan dari
Dokumen pekerjaan Jasa Konsultansi ini dengan pembatasan
sebagai berikut: ....................................

I. Tanggung [untuk konsultan perencana konstruksi]


Jawab Profesi Umur konstruksi bangunan direncanakan : ....
(....................) tahun

93
Konsultan perencana bertanggung jawab terhadap
hasil desain sekurang-kurangnya sampai produk
desain tersebut selesai dilaksanakan
pembangunannya, sepanjang lingkup dan/atau
kondisi lingkungan masih sesuai dengan kriteria
desain awal.

Konsultan perencana yang tidak cermat sehingga


hasil desain tidak dapat dilaksanakan, dikenakan
sanksi berupa keharusan menyusun kembali
perencanaan dengan beban biaya dari konsultan
perencana yang bersangkutan, apabila tidak
bersedia dikenakan sanksi masuk dalam daftar
hitam atau sesuai peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
J. Peralatan, PPK akan memberikan
Material, peralatan/material/personil/fasilitas berupa :
Personil dan ............................ [sebutkan dan uraikan, apabila
Fasilitas ada]
K. Sumber Dana Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi ini dibiayai
dari APBN Tahun Anggaran 2016.
L. Pembayaran Uang muka diberikan kepada Penyedia dengan
Uang Muka ketentuan sebagai berikut :
Untuk usaha kecil paling tinggi sebesar 30 %
(tiga puluh persen) dari nilai Kontrak.
Untuk usaha non kecil paling tinggi sebesar 20 %
(dua puluh persen) dari nilai Kontrak.

M. Pembayaran
1. Pembayaran prestasi pekerjaan dilakukan
Prestasi
dengan cara: termin.
Pekerjaan
2. Pembayaran berdasarkan cara tersebut di atas
dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
...................... [uraikan bila pembayaran dilakukan
termin]
Misal : pembayaran secara termin, laporan
pendahuluan 20%, laporan antara 40%, dan laporan
akhir 40%.
3. Mata uang pembayaran :
Rupiah.
Batas akhir waktu yang disepakati untuk
N. Batas akhir
penerbitan SPP oleh PPK untuk pembayaran
waktu
tagihan angsuran adalah .... (....................) hari
penerbitan
kalender terhitung sejak tagihan dan kelengkapan
SPP
dokumen penunjang yang tidak diperselisihkan
diterima oleh PPK.
1. Dokumen utama yang disyaratkan untuk
O. Dokumen
mengajukan tagihan pembayaran prestasi
yang
pekerjaan :
disyaratkan
untuk a. Berita Acara Prestasi Pekerjaan;
mengajukan b. Berita Acara Serah Terima Produk dan
tagihan Produk Laporannya.
pembayaran
c. . [sebutkan dan uraikan yang dibutuhkan
sesuai kontrak lumpsum]
2. Dokumen penunjang yang disyaratkan untuk
mengajukan tagihan pembayaran prestasi
pekerjaan :
94
a. Absensi pembahasan;
b. Notulensi Pembahasan Rapat;
c. Dokumentasi / Foto kegiatan;
d. Dokumen lain yang disyaratkan dalam KAK.
e. [sebutkan dan uraikan yang dibutuhkan
sesuai kontrak lumpsum]
3. Dokumen yang disyaratkan tersebut di atas
tidak perlu dilampirkan rincian bukti-bukti
pengeluaran biaya.

P. Denda dan
Ganti Rugi Besarnya denda kepada penyedia atas
keterlambatan penyelesaian
pekerjaan adalah:
a. 1/1000 (satu perseribu) Setiap Hari dan
maksimum selama 50 hari ( 5% ) dari
sisa biaya bagian kontrak yang belum
selesai dikerjakan, apabila
kontrak terdiri atas bagian pekerjaan
yang dapat dinilai
terpisah dan bukan merupakan kesatuan
sistem, serta hasil pekerjaan tersebut
telah diterima oleh PPK;

b. 1/1000 (satu perseribu) Setiap Hari dan


maksimum selama 50 hari ( 5% ) dari
biaya kontrak, apabila bagian pekerjaan
belum diterima oleh PPK.

Q. Pembayaran a. Setelah penyedia jasa dinyatakan tidak dapat


Denda menyelesaikan pekerjaan sesuai waktu yang tertera
dalam kontrak atau SPMK, maka pengguna jasa akan
memerintahkan penyedia jasa untuk membayar
denda keterlambatan sebesar waktu keterlambatan
dikali 1/1000 dari :
- sisa biaya bagian kontrak yang belum selesai
dikerjakan, apabila kontrak terdiri atas bagian
pekerjaan yang dapat dinilai terpisah
dan bukan merupakan kesatuan sistem, serta hasil
pekerjaan tersebut telah diterima oleh PPK;

- biaya kontrak, apabila bagian pekerjaan belum


diterima oleh PPK

b. setelah penyedia jasa membayar / menyetor denda


keterlambatan, maka pengguna jasa dapat melakukan
pembayaran terhadap nilai kontrak.

R. Pembayaran ..............................................................
Ganti Rugi
S. Kompensasi ................................................................
T. Penyelesaian Dalam hal terjadi perselisihan/sengketa diantara
Perselisihan para pihak, para pihak terlebih dahulu
menyelesaikan perselisihan tersebut melalui
musyawarah untuk mufakat.
Dalam hal musyawarah untuk mufakat tidak
tercapai, maka para pihak sepakat menyelesaikan
perselisihan/sengketa melalui .......... [diisi
pengadilan atau arbitrase]
95
LAMPIRAN: PERSONIL INTI, SUBPENYEDIA DAN PERALATAN

1 PERSONAL INTI PENYEDIA JASA KONSULTANSI

[cantumkan nama, uraian detil tanggung jawab kerja, minimum kualifikasi, dan
jumlah orang bulan. Cantumkan juga waktu kerja (termasuk jam kerja) dan
cuti]

2 PERALATAN KHUSUS

[cantumkan jenis peralatan khusus yang disyaratkan untuk pelaksanaan


pekerjaan]

3 SUBPENYEDIA

[cantumkan nama Subpenyedia (jika ada) berikut uraian personilnya seperti


uraian personil penyedia di atas]

96
BAB IX
BENTUK DOKUMEN LAIN

LAMPIRAN 1 : UNDANGAN PENGAMBILAN DOKUMEN SELEKSI

[contoh undangan untuk Seleksi Umum Metode Evaluasi Kualitas dan Biaya 2
Sampul]
CONTOH
[kop surat]

UNDANGAN PENGAMBILAN DOKUMEN SELEKSI


Nomor : .......... ...................., .... .................... 20....
Lampiran : ..........

Kepada Yth.
........................
di ....................

Perihal : Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi paket pekerjaan


.................... [sesuai dalam dokumen anggaran] Pokja ..
[nama sesuai SK Pokja] pada.............. [nama Satker] ................
Tahun Anggaran ........

Dengan ini kami beritahukan bahwa perusahaan Saudara termasuk


dalam Daftar Pendek paket pekerjaan tersebut di atas. Sebagai
kelanjutan proses seleksi kami mengundang Saudara untuk
mengambil Dokumen Seleksi dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Saudara dianjurkan untuk menghadiri pemberian penjelasan pada
tempat dan waktu yang ditentukan dalam Lembar Data Pemilihan
(LDP), agar Saudara lebih memahami lingkup pekerjaan;
2. penawaran meliputi kelengkapan persyaratan Administrasi,
Teknis, dan Biaya dengan masa berlaku sebagaimana tercantum
dalam LDP.
3. jadwal pelaksanaan pengadaan:
[Sesuai yang tercantum dalam portal LPSE full e-procurement]
4. Dokumen Seleksi dapat diambil dalam bentuk cetakan, dan/atau
softcopy dengan diunduh melalui aplikasi sistem pengadaan
secara elektronik (SPSE).

Demikian disampaikan untuk diketahui.

Kelompok Kerja ULP........................

[tanda tangan]

........................
[nama lengkap]

97
LAMPIRAN 2 : SURAT PENUNJUKAN PENYEDIA BARANG/JASA
(SPPBJ)

[kop surat satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen] CONTOH

Nomor : ,
Lampiran :

Kepada Yth.

di

Perihal : Penunjukan Penyedia Barang/Jasa untuk pelaksanaan


pekerjaan

Dengan ini kami beritahukan bahwa penawaran Saudara nomor


tanggal perihal
dengan nilai penawaran setelah dilakukan klarifikasi teknis oleh
Pokja ULP sebesar Rp
( ) termasuk PPN, telah ditetapkan sebagai
pemenang oleh Pokja ULP .

Selanjutnya kami menunjuk Saudara untuk melaksanakan pekerjaan


, dan meminta Saudara untuk
menandatangani Surat Perjanjian paling lambat 14 (empat belas) hari
kalender setelah dikeluarkannya SPPBJ ini sesuai dengan ketentuan
dalam Dokumen Pemilihan.
Kegagalan Saudara untuk menerima penunjukan ini yang disusun
berdasarkan evaluasi terhadap penawaran Saudara akan dikenakan
sanksi sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Dokumen
Pemilihan.

Kegiatan/Satuan Kerja
Pejabat Pembuat Komitmen

[tanda tangan]

[nama lengkap]
[jabatan]
NIP.

98
LAMPIRAN 3 : SURAT PERINTAH MULAI KERJA

[kop surat satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen]


CONTOH
SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK)

Nomor: Paket
Pekerjaan:

Yang bertanda tangan di bawah ini:

[nama Pejabat Pembuat Komitmen]


[jabatan Pejabat Pembuat Komitmen]
[alamat kegiatan/satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen]
selanjutnya disebut sebagai Pejabat Pembuat Komitmen;

berdasarkan Surat Perjanjian nomor tanggal


, bersama ini memerintahkan:

[nama penyedia]
[alamat penyedia]
yang dalam hal ini diwakili oleh:
selanjutnya disebut sebagai Penyedia Jasa Konsultansi;
untuk segera memulai pelaksanaan pekerjaan dengan memperhatikan
ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
1. Macam pekerjaan: ;
2. Tanggal mulai kerja: ;
3. Syarat-syarat pekerjaan: sesuai dengan persyaratan dan
ketentuan Kontrak;
4. Waktu penyelesaian: selama ( ) hari
kalender/bulan/tahun [pilih salah satu] dan pekerjaan harus
sudah selesai pada tanggal
5. Hasil Pekerjaan:
6. Sanksi: Terhadap keterlambatan penyerahan hasil kerja dan
laporan akhir, Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi dan
pembayaran kepada penyedia dapat dihentikan sesuai dengan
ketentuan dalam Syarat-Syarat Umum Kontrak.
,

Untuk dan atas nama


Pejabat Pembuat Komitmen

[tanda tangan]

[nama lengkap]
[jabatan]
NIP:

Menerima dan menyetujui:


Untuk dan atas nama [nama penyedia]

[tanda tangan]

[nama lengkap wakil sah badan usaha]


[jabatan]

99
LAMPIRAN 4 : JAMINAN UANG MUKA
CONTOH

[Kop Bank Penerbit Jaminan]

GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN UANG MUKA
No. ........................................

Yang bertanda tangan dibawah ini


.................................................................. dalam jabatan selaku
.......................................................................................... dalam hal
ini bertindak untuk dan atas nama ............................ [nama bank]
berkedudukan di
.................................................................................. [alamat]

untuk selanjutnya disebut : PENJAMIN

dengan ini menyatakan akan membayar kepada:


Nama : ..........................................................[Pejabat Pembuat
Komitmen]
Alamat : ..........................................................................................

selanjutnya disebut : PENERIMA JAMINAN

sejumlah uang Rp
......................................................................................
(terbilang
...........................................................................................................
...........) sebagai jaminan Uang Muka
apabila:
Nama : .......................................................... [penyedia Jasa
Konsultansi]
Alamat :
...........................................................................................................

selanjutnya disebut : YANG DIJAMIN

ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi


tanggal batas waktu berlakunya Garansi Bank ini, lalai/tidak
memenuhi kewajibannya kepada Penerima Jaminan berupa:
Yang Dijamin tidak memenuhi kewajibannya melakukan pembayaran
kembali Uang Muka yang sudah diterima Yang Dijamin kepada
Penerima Jaminan sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Kontrak.

Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut:


1. Garansi Bank berlaku selama . (.dalam huruf ....)
hari kalender, dari tanggal . s.d. . untuk
pekerjaan .........................
2. Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis
dengan melampirkan Surat Pernyataan Wanprestasi dari
Penerima Jaminan paling lambat 14 (empat belas) hari kalender
setelah tanggal jatuh tempo Garansi Bank sebagaimana
tercantum dalam butir 1.
3. Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah
nilai jaminan tersebut di atas atau sisa Uang Muka yang belum
dikembalikan Yang Dijamin dalam waktu paling lambat 14 (empat
belas) hari kerja tanpa syarat setelah menerima tuntutan

100
pencairan dari Penerima Jaminan berdasar Surat Pernyataan
Wanprestasi dari Penerima Jaminan mengenai pengenaan sanksi
akibat Yang Dijamin cidera janji/lalai/tidak memenuhi
kewajibannya.
4. Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut
supaya benda-benda yang diikat sebagai jaminan lebih dahulu
disita dan dijual untuk melunasi hutang Yang Dijamin
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata.
5. Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan
jaminan kepada pihak lain.
6. Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank
ini, masing-masing pihak memilih domisili hukum yang umum
dan tetap di Kantor Pengadilan Negeri ..

Dikeluarkan di :
........................

Pada tanggal :
......................

Untuk keyakinan, Penerima


Jaminan disarankan untuk [Bank]
mencocokkan Jaminan ini ke
Bank ................ [bank]
........................
Pemimpin

101
[Kop Asuransi/Perusahaan Penjaminan Penerbit Jaminan]
CONTOH
( Hanya Untuk Usaha Kecil )

SURAT JAMINAN UANG MUKA

Nomor Jaminan : Nilai : Rp .

1. Dengan ini dinyatakan, bahwa kami : ........................................


[nama], ........................................ [alamat] sebagai Penyedia,
selanjutnya disebut TERJAMIN, dan ........................................
[nama penerbit jaminan], ........................................ [alamat] sebagai
Penjamin, selanjutnya disebut sebagai PENJAMIN, bertanggung
jawab dan dengan tegas terikat pada ......................................
[nama PPK], ........................................ [alamat] sebagai Pemilik
Pekerjaan, selanjutnya disebut PENERIMA JAMINAN atas uang
sejumlah Rp .................................................................. (terbilang
................................. )

2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan


diri untuk melakukan pembayaran jumlah tersebut di atas dengan
baik dan benar bilamana TERJAMIN tidak memenuhi kewajiban
dalam melaksanakan pekerjaan .................. yang telah
dipercayakan kepadanya atas dasar Surat Penunjukan Pemenang
Barang/Jasa (SPPBJ) dari PENERIMA JAMINAN No. ...................
tanggal .................................

3. Surat Jaminan ini berlaku selama .. (............dalam


huruf .................) hari kalender dan efektif mulai dari tanggal
................... sampai dengan tanggal ........................................

4. Jaminan ini berlaku apabila :


TERJAMIN tidak memenuhi kewajibannya melakukan pembayaran
kembali kepada PENERIMA JAMINAN senilai Uang Muka yang
wajib dibayar menurut Dokumen Kontrak.

5. PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN sejumlah


nilai jaminan tersebut di atas atau sisa Uang Muka yang belum
dikembalikan TERJAMIN dalam waktu paling lambat 14 (empat
belas) hari kerja tanpa syarat setelah menerima tuntutan
pencairan secara tertulis dari PENERIMA JAMINAN berdasar
Keputusan PENERIMA JAMINAN mengenai pengenaan sanksi
akibat TERJAMIN cidera janji.

6. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan


kembali bahwa PENJAMIN melepaskan hak-hak istimewa untuk
menuntut supaya harta benda TERJAMIN lebih dahulu disita dan
dijual guna dapat melunasi hutangnya sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 1831 KUH Perdata.

102
7. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini
harus sudah diajukan selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga
puluh) hari kalender sesudah berakhirnya masa berlaku Jaminan
ini.

TERJAMIN PENJAMIN

(..........................................) (..........................................)
Nama Jelas Nama Jelas

Untuk keyakinan, pemegang


Jaminan disarankan untuk
mengkonfirmasi Jaminan ini
ke [Penerbit Jaminan]

103

Anda mungkin juga menyukai