Properti Investasi
1. Pengertian
Properti Investasi adalah properti (tanah atau bangunan atau bagian dari suatu
bangunan atau kedua-duanya) yang dikuasai (oleh pemilik atau lessee melalui sewa
pembiayaan) untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai atau keduanya, dan
tidak untuk:
a. digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan
administratif; atau
b. dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari.
Apabila bagian properti tersebut dapat dijual secara terpisah atau dapat disewakan
kepada pihak lain secara terpisah melalui sewa pembiayaan, maka entitas harus
mencatat kedua bagian itu secara terpisah, yaitu bagian pertama sebagai investasi dan
bagian kedua sebagai aset tetap. Namun jika bagian tersebut tidak dapat dijual secara
terpisah, maka klasifikasi properti tersebut ditentukan oleh bagian yang jumlahnya
signifikan. Misalkan bagian yang digunakan dalam proses produksi atau persediaan
barang-barang atau jasa atau untuk tujuan administratif tidak signifikan, maka seluruh
properti diklasifikasikan sebagai properti investasi.
Entitas juga dapat menyediakan tambahan jasa kepada para penghuni properti yang
dimilikinya. Apabila jasa tersebut tidak signifikan terhadap keseluruhan perjanjian, maka
entitas memperlakukan properti tersebut sebagai properti investasi. Contohnya adalah
ketika pemilik bangunan suatu kantor menyediakan jasa keamanan dan pemeliharaan
bangunan kepada penyewa yang menghuni bangunan dalam jumlah yang tidak
signifikan dibandingkan uang sewa yang dibayarkan penghuni bangunan maka diakui
sebagai property investasi.
2. Pengakuan
Kriteria suatu asset tetap diakui sebagai property investasi adalah sebagai berikut:
a. Properti dapat menghasilkan arus kas secara independen dari aset yang lain (PSAK
13 Revisi 2014 paragraf 07)
b. Jasa tambahan yang diberikan terhadap penghuni properti tidak signifikan (PSAK 13
Revisi 2014 paragraf 11)
c. Properti dikuasai atau disewa dengan skema sewa pembiayaan (Pengertian Properti
Investasi menurut PSAK 13 Revisi 2014)
Berdasarkan paragraf 16, Properti investasi diakui sebagai aset jika dan hanya jika:
a. besar kemungkinan manfaat ekonomi masa depan yang terkait dengan properti
investasi akan mengalir ke entitas (probable); dan
b. biaya perolehan properti investasi dapat diukur secara andal (measurable).
3. Pengukuran Awal
Properti investasi pada awalnya diukur sebesar biaya perolehan, meliputi harga
pembelian dan setiap pengeluaran yang dapat diatribusikan secara langsung seperti
biaya jasa hukum, biaya pajak, dan biaya transaksi lainnya. Jika properti investasi
dikuasai melalui sewa pembiayaan maka harus diakui pada jumlah mana yang lebih
rendah antara nilai wajar dan nilai kini dari pembayaran sewa minimum.
- Property investasi yang nilai wajarnya tidak dapat ditentukan secara andal
- Menggunakan nilai wajar
- Perubahan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi (penurunan nilai) atau ekuitas
(surplus)
- Dilakukan penyusutan
Dasar perlakuan akuntansi untuk hak-hak tersebut (selain Hak Milik) adalah mengikuti
kaidah substance over form yaitu terdapat substansi setara dengan kepemilikan dalam hak-
hak yang diperoleh secara tetap walaupun bukan berupa Hak Milik. Proses pemindahan hak
tersebut kepada pihak lain dinilai menggunakan nilai wajar seperti halnya transaksi jual beli
tanah jika:
- perjanjian penggunaan tanah, HGU, HGB, dan Hak Pakai dapat diperpanjang secara
otomatis; dan
- biaya perpanjangan tidak material
Biaya perolehan tanah HGU, HGB, Hak Pakai pada saat pertama kali diakui sebagai
bagian dari harga perolehan tanah sebagaimana diatur pada PSAK 16. Sedangkan biaya
perpanjangan atau pembaruan HGU, HGB, Hak Pakai diakui sebagai aset tak berwujud
dan diamortisasi selama yang mana yang lebih pendek antara umur hak hukum atau umur
ekonomis tanah.
Item dalam Properti Investasi yang dimiliki oleh Summarecon sebagian besar
merupakan fasilitas penunjang dalam perumahan yang kemudian disewakan dengan skema
sewa operasi kepada anak perusahaan maupun pihak ketiga.
Pengukuran
Summarecon menyajikan property investasinya sebesar biaya perolehan termasuk biaya
transaksi dikurangi akumulasi penyusutan dan penurunan nilai jika ada. Biaya perolehan
tercatat termasuk biaya penggantian dari bagian property investasi dan tidak termasuk
biaya harian pengunaan property investasi.
Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus selama umur manfaat
ekonomis untuk semua property investasi. Summarecon mengubah taksiran umur manfaat
ekonomis bangunan dari 20 tahun menjadi 40 tahun karena mempertimbangkan pengaruh
pemeliharaan dan perbaikan bangunan.
Summarecon juga memiliki asset dalam penyelesaian yang dicatat sebesar biaya perolehan
dan akan direklasifikasi ke property investasi jika tahap pembangunannya telah selesai.
Kalo menurut pendapat masku, pake prinsip subctance over form, kalo memang secara
substansi perusahaan punya aset berupa mesin dan alat berat yang ditujukan untuk
disewakan dan kegiatan sewa itu bukan core bisnis dia, bisa diakui PI. Mohon pendapat
kalian