Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
R
A
T
N
A
G
N
E
P
A
T
A
K
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmatNya
kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik. Dan tak lupa penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu kami, yaitu kepada Ibu Sartini
bangun S.Pd M.Kes yang telah memberi arahan kepada kami dalam menyelesaikan
tugas ini.
Terima kasih atas semua pihak yang telah mendukung dalam pembuatan modul
ini. Apabila ada saran dan kritik untuk memperbaiki modul ini, penulis bersedia
menerima kritik dan saran. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.
Penulis
1
MATA KULIAH : ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL
I
IS
R
A
FT
A
D
K ATA P E N G A N TA R . . 1
D A F TA R I S I . 2
PENDAHULUAN . 3
TUJUAN PEMBELAJARAN 4
U R A I A N M AT E R I . . 4
1. DEFENISI. 4
2. ETIOLOGI. 5
3. JENIS-JENIS PREEKLAMSIA .. 6
4 . A K I B AT P R E E K L A M S I A PA D A J A N I N 13
T E S F O R M AT I F . 14
D A F TA R P U S TA K A 17
A S U H A N K E B I D A N A N PA D A I B U B E R S A L I N
DENGANPREEKLAMSIA . 18
2
MATA KULIAH : ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL
TOPIK : PREEKLAMSIA
120 Menit
PENDAHULUAN
3
MATA KULIAH : ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL
Sering tidak diketahui atau tidak diperhatikan oleh wanita yang bersangkutan,
sehingga tanpa disadari dalam waktu singkat dapat timbul pre-eklampsia ringa, pre-
eklamsi berat bahkan eklampsia. Oleh karena itu, pemeriksaan antenatal yang teratur
dan secara rutin sangat penting guna mencari tanda-tanda pre-eklampsia dalam usaha
pencegahan pre-eklampsia berat dan eklampsia.
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Definisi
Preeklamsia adalah peningkatan tekanan darah yang baru timbul setelah usia
kehamilan mencapai 20 minggu, disertai dengan penambahan berat badan ibu yang
cepat akibat tubuh membengkak dan pada pemeriksaan laboratorium dijumpai protein di
dalam urine (proteinuria) (Fadlun, 2012).
Preeklamsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, proteinuria dan
edema yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam triwulan ke
3pada kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya misalnya pada mola hidatidosa
(Prawirohardjo, 2005).
4
MATA KULIAH : ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL
Preeklamsia adalah kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil, bersalin dan
dalam masa nifas yang terdiri dari trias yaitu hipertensi, proteinuria dan edema yang
kadang-kadang disertai konvulasi sampai koma, ibu tersebut tidak menunjukkan tanda-
tanda kelainan vascular atau hipertensi sebelumnya (Muchtar, 1998).
2. Etiologi
Penyebab preeklamsia saat ini tak bisa diketahui dengan pasti, walaupun
penelitian yang dilakukan terhadap penyakit ini sudah sedemikian maju. Semuanya baru
didasarkan pada teori yang dihubung-hubungkan dengan kejadian. Itulah sebab
preeklamsia disebut juga disease of theory, gangguan kesehatan yang berasumsi pada
teori. Adapun toeri-teori tersebut antara lain :
5
MATA KULIAH : ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL
c)Faktor Genetik
Beberapa bukti yang menunjukkan peran faktor genetik pada kejadian
preeklamsia antara lain :
1. Preeklamsia hanya terjadi pada manusia
2. Terdapatnya kecenderungan meningkatnya frekuensi preeklamsia-
eklamsia pada anak-anak dari ibu yang menderita preklamsia-eklamsia
3. Kecenderungan meningkatnya frekuensi preeklamsi-eklamsia pada anak
dan cucu ibu hamil dengan riwayat preeklamsia-eklamsia dan bukan
pada ipar mereka.
4. Peran Renin-Angiotensin-Aldosteron Sistem (RAAS).
Yang jelas preeklamsia merupakan salah satu penyebab kematian pada
ibu hamil, disamping infeksi dan perdarahan.
Beberapa penelitian menyebutkan ada beberapa faktor yang dapat
menunjang terjadinya preeklamsia dan eklamsia. Faktor-faktor tersebut antara
lain : gizi buruk, kegemukan, dan gangguan aliran darah ke rahim. Preeklamsia
biasanya terjadi pada kehamilan yang pertama kali, kehamilan di usia remaja
dan kehamilan pada wanita di atas 40 tahun. Faktor resiko yang lain adalah,
riwayat tekanan darah tinggi yang kronis sebelum kehamilan, riwayat
mengalami preeklamsia sebelumnya, riwayat preeklamsia pada ibu atau saudara
perempuan, kegemukan, mengandung lebih dari satu orang bayi, riwayat
kencing manis, kelainan ginjal, lupus atau rematoid arthtritis.
3. Jenis-Jenis Preeklamsia
a) Preeklamsia Ringan
Preeklamsia ringan adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan
edema setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah kehamilan.
6
MATA KULIAH : ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL
7
MATA KULIAH : ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL
b) Preeklamsia Berat
Preeklamsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai
dengan timbulnya hipertensi 160/100 mmHg atau lebih disertai proteinuria atau
edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih.
Gejala dan tanda preeklamsia berat :
1) Tekanan darah sistolik >160 mmHg, diastolik >110 mmHg
2) Peningkatan kadar enzim hati dan ikterus
3) Trombosit <100.000/mm3
4) Oliguria <400 ml/24 jam
5) Proteinuria >3gr/liter
6) Nyeri epigastrium
7) Skotoma dan gangguan visus lain atau nyeri frontal yang berat
8) Perdarahan retina dan edema pulmonum
8
MATA KULIAH : ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL
9
MATA KULIAH : ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL
d) Pengobatan Obstetric
1) Cara Terminasu Kehamilan yang belum inpartu
a. Induksi persalinan, tetesan oksitosin dengan syarat nilai Bishop 5
atau lebih dan dengan fetal heart monitoring.
b. Seksio sesaria (dilakukan oleh dokter ahli kandungan), bila fetal
assessment jelek. Syarat tetesan oksitosin tidak dipenuhi (nilai
Bishop kurang dari 5), atau adanya kontraindikasi tetesan
oksitosin, 12 jam setelah dimulainya tetesan oksitosin belum
masuk fase aktif. Pada primigravida lebih diarahkan untuk
dilakukan terminasi dengan seksio sesaria.
2) Cara terminasi kehamilan yang sudah inpartu
Kala I fase laten, 6 jam belum masuk fase aktif maka dilakukan seksio
sesaria, fase aktif : amniotomi saja, bila 6 jam setelah amniotomi belum
terjadi pembukaan lengkap maka dilakukan seksio sesaria (bila perlu
dilakukan tetesan oksitosin).
Kala II, pada persalinan per vaginam maka kala II diselesaikan dengan
partus buatan. Amniotomi dan tetesan oksitosin dilakukan sekurang-
kurangnya 3 menit setelah pemberian pengobatan medisinal. Pada
10
MATA KULIAH : ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL
11
MATA KULIAH : ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL
12
MATA KULIAH : ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL
Janin yang dikandung ibu hamil pengidap preeklamsia akan hidup dalam rahim
dengan nutrisi dan oksigen dibawah normal. Keadaan ini bisa terjadi karena pembuluh
darah yang menyalurkan darah ke plasenta menyempit. Karena buruknya nutrisi,
pertumbuhan janin akan terhambat sehingga akan terjadi bayi dengan berat lahir rendah.
Bisa juga janin dilahirkan kurang bulan (prematur), komplikasi lanjutan dari kelahiran
prematur yaitu keterlambatan belajar, epilepsi, serebral palsy, dan masalah pada
pendengaran dan penglihatan, biru saat dilahirkan (asfiksia), dan sebagainya.
Pada kasus preeklamsia yang berat, janin harus segera dilahirkan jika sudah
menunjukkan kegawatan. Ini biasanya dilakukan untuk menyelamatkan nyawa ibu
tanpa melihat apakah janin sudah dapat hidup diluar rahim atau tidak. Tapi, adakalanya
keduanya tak bisa ditolong lagi.
IF
AT
M
R
FO
S
TE
13
MATA KULIAH : ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL
14
MATA KULIAH : ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL
15
MATA KULIAH : ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL
DAFTAR PUSTAKA
16
MATA KULIAH : ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL
NO.REGISTER : 508333
Tempat / Ruang : VK
Tgl.Masuk : 20 Oktober 2014 Pukul 12.00 WIB
Tgl.pengkajian : 20 Oktober 2014 pukul 12.30 WIB
17
MATA KULIAH : ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL
18
MATA KULIAH : ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL
4. Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan ibu sekarang dan dahulu: Ibu mengatakan
tidak pernah memiliki penyakit jantung, ginjal, Asma/TBC,
hepatitis, hipertensi, malaria, IMS dan HIV/AIDS.
Riwayat kesehatan keluarga sekarang dan dahulu :Ibu
mengatakan keluarganya tidak ada yang pernah memiliki riwayat
penyakit jantung, ginjal, Asma/TBC, hepatitis, hipertensi,
malaria, IMS dan HIV/AIDS serta kehamilan kembar.
5. Riwayat perkawinan
Status perkawinan : sah
Kawin : 1 kali
Kawin ke I : umur 20 tahun, suami umur : 30 tahun
Lamanya 11 tahun, anak : 1 orang
Tgl.
Jenis Komplikasi Bayi Nifas
Hamil Lahir Usia Tempat Penol
NO Persali PB/BB
ke Kehamilan persalinan ong komplik
Umur nan Ibu bayi JK Lactasi
asi
1 9 th 39 minggu spontan Puskesmas - - bidan 3000/4 L - -
9
Bersali
n ini
19
MATA KULIAH : ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL
20
MATA KULIAH : ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL
21
MATA KULIAH : ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL
22
MATA KULIAH : ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL
23
MATA KULIAH : ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL
24
MATA KULIAH : ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL
25
MATA KULIAH : ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL
DO : KU : baik
TTV : TD : 160/110 mmHg
Nadi : 80 x/mnt
Suhu : 36,9 C
Pernafasan : 20 x/mnt
Inspeksi :
Perinium : Menonjol
Vulva Vagina : Membuka
Tanda Chadwick : Ada
Pengeluaran : belum ada warna : -
Anus : Hemoroid : Tidak ada
Varises dan odema :Tidak ada
Palpasi :
Leopold I : TFU 3 jari dibawah pusat, teraba bagian agak bulat, keras dan
tidak dapat digoyangkan (bokong janin).
Leopold II : Kanan teraba bagian keras, panjang dan ada tahanan seperti
papan ( punggung janin).
Kiri teraba bagian kecil-kecil dan terdapat ruang kosong
(ekstremitas janin).
Leopold III : teraba bagian bulat, keras dan sudah tidak dapat digoyangkan
(kepala janin)
Leopold IV : Bagian terbawah sudah masung pintu atas panggul (Divergen)
TFU : 32 cm
Taksiran Berat Janin : (32-11) x 155 = 3255 gram
26
MATA KULIAH : ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL
Auskultasi
Denyut jantung janin : Teratur
Frekuensi : 144x/ menit
Punctum maximum : sebelah kanan bagian atas pusat
Pemeriksaan Dalam
Dilakukan oleh : bidan
Atas indikasi : untuk mengetahui kemajuan persalinan
27
MATA KULIAH : ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL
VI. PELAKSANAAN
Tanggal 21 Oktober 2014 pukul : 21.00 WIB
Pemantauan KALA I :
1. Memberi tahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu dan janinya dalam keadaan yang
baik yaitu: TTV: TD : 130/80 R : 22 x
N : 80 S : 36.7
DJJ teratur dengan frekuensi 144x/menit di kanan bawah pesat ibu.
2. Mengajarkan tekhnik relaksasi dengan cara menarik nafas panjang dari hidung
dan kluarkan lewat mulut dan ibu boleh untuk miring kanan dan miring kiri agar
pesisi ibu nyaman
3. Memberikkan misso teb kepada ibu agar mempercepat kontraksi.
4. Menghadirkan pendamping dan anjurkan makan dan minum di sela-sela
kontraksi
5. Menyiapkan peralatan serta obat-obatan yang dibutuhkan
6. Melakukan pemantauan HIS, DJJ dan kemajuan persalinan dengan hasil
28
MATA KULIAH : ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL
1. Ibu mengerti dan mengetahui hasil pemeriksaan bahwa ibu dan bayinya sehat
2. Ibu bersedia melakukan teknik relaksasi seperti yang telah di anjurkan
3. Injeksi miso telah di berikan
4. Pendamping telah dihadirkan untuk menemani ibu dan ibu bersedia makan dan
minum disela kontraksi
5. Peralatan telah di siapkan
6. Pemantauaan telah di lakukan
7. Hasil pemantauan sudah di catat
8. Sudah terlihat tanda gejala kala II
KALA II
I. PENGKAJIAN
DS :
1. Ibu mengatakan sudah mules-mules dan ada dorongan untuk meneran
29
MATA KULIAH : ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL
2. Ibu mengatakan seperti mau BAB dan merasakan tekanan yang semakin kuat
pada anus
DO :
1. Perinium menonjol, vulva membuka dan ada tekanan pada anus
2. Pemeriksaan dalam II, pada tanggal 21 Oktober pukul 23.00
3. Indikasi : His 5x dalam 10 menit durasi 45 detik, DJJ 144x/menit
4. Tujuan : Untuk mengetahui kemajuan persalinan
5. Hasil : Vulva uretra tenang, dinding vagina licin, porsio tidak teraba,
pembukaan lengkap 10 cm selaput ketuban (+) kepala turun di H IV 1/5
presentasi kepala titik penunjuk UUK arah jam 1.
30
MATA KULIAH : ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL
VI. PELAKSANAAN
Tanggal : 21 oktober 2014 Pukul : 23.10 WIB
1. Memberitahu kepada ibu bahwa sebentar lagi akan bersalin dan menjelaskan
kepada keluarga resiko yang dapat terjadi pada ibu dan bayinya
2. Memastikan peralatanuntuk menolong persalinan yaitu pastus set, oxytosin,
hecting set , pospagrin untuk mencegah pendarahan dan peralatan resusitasi.
3. Mengajari ibu dan pimpin ibu untuk meneran
Menganjurkan ibu untuk meneran disaat ada kontraksi dan istirahat
untuk makan dan minum saat tidak ada kontraksi
Mengajari cara meneran yang baik yaitu kedua tangan memegang
pergelangan kaki, kepala ibu diangkat dan mata melihat perut kemudian
mengejan seperti mau BAB. Mengajari ibu untuk koopratif dan menuruti
perintah bidan.
31
MATA KULIAH : ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL
VII. EVALUASI
Tanggal : 21 Oktober 2014 pukul : 23.36 Wib
1. Ibu dan keluarga sudah mengetahui resiko yang dapat terjadi pada ibu dan
bayinya
2. Peralatan untuk menolong persalinan sudah di siapkan yaitu pastus set, oxytosin,
hecting set , pospagrin untuk mencegah pendarahan dan peralatan resusitasi.
3. Ibu sudah di pimpin ibu untuk meneran
4. Infus RL + Driip Oxytosin sudah terpasang
32
MATA KULIAH : ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL
KALA III
I. PENGKAJIAN
DS :
1. Ibu mengatakan lega dan bahagia bahwa bayinya sudah lahir tetapi takut karena
bayinya belum menangis
2. Ibu mengatakan perutnya masih mules.
DO :
1. Bayi lahir tanggal 21 Oktober 2014 pukul 23.35, jenis kelamin perempuan,
tidak menangis, tidak bergerak dan warnanya kebiruan.
2. Kontraksi uterus baik
3. TFU setinggi pusat
4. Plasenta belum lahir, tali pusat tampak memanjang di vulva
5. Kandung kemih kosong
Data dasar :
33
MATA KULIAH : ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL
DS :
1. Ibu mengatakan lega bahwa bayinya sudah lahir dengan selamat.
2. Ibu mengatakan perutnya masih mules.
DO:
1. Bayi lahir spontan tanggal 21 Oktober 2014 Pukul 23.35 WIB jenis kelamin
perempuan
2. TFU setinggi pusat
3. Plasenta belum lahir, tali pusat tampak memanjang
VI. PELAKSANAAN
Tanggal : 21 oktober 2014 Pukul : 23.40 WIB
1. Memberitahu ibu tentang tindakan yang akan dilakukan bahwa akan dibantu
kelahiran plasenta
2. Memastikan tidak ada janin kedua dengan melakukan palpasi
3. Melakukan MAK III, yaitu :
a. Melakukan palpasi pada abdomen untuk memastikan janin tunggal.
b. Memberitahu ibu bahwa akan disuntik
34
MATA KULIAH : ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL
VII. EVALUASI
Tanggal : 21 Oktober 2014 pukul : 23.41 WIB
1. Ibu sudah mengetahui bahwa plasenta akan segera lahir
2. Janin tunggal
3. Plasenta lahir lengkap secara spontan tanggal 21 Oktober 2014 Pukul23.43
WIB. Kotiledon lengkap, selaput korion dan amnion lengkap, tali pusat
sentralis, panjang 35 cm, tebal 2,5 cm, berat 350 gram
4. Plasenta sudah lenggkap dan tidak ada jaringan plasenta yang tertinggal
5. Terdapat perdarahan aktif akibat laserasi dan terdapat laserasi derajat II
6. Observasi keadaan umum dan jumlah pendarahan sudah di lakukan
KALA IV
I. PENGKAJIAN
DS :
1. Ibu mengatakan lelah
35
MATA KULIAH : ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL
DO :
1. KU ibu baik
2. Plasenta lahir lengkap secara spontan tanggal 21 Oktober 2014 Pukul 23.43
WIB.
3. TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi baik, kandung kemih kosong
4. Cek laserasi dan hasil episiotomi 3 cm
5. Perdarahan 150 cc, terdapat laserasi derajat II
Data dasar :
DS :
1. Ibu mengatakan lelah
2. Ibu mengatakan perutnya masih mules
DO :
1. Plasenta lahir lengkap secara spontan tanggal 05 Februari 2012 Pukul 06.00
WIB.
2. TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi baik, kandung kemih kosong
3. Perdarahan 150 cc, terdapat laserasi derajat II
36
MATA KULIAH : ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL
VI. PELAKSANAAN
Tanggal : 21 Oktober 2014 Pukul : 23.50 WIB
1. Memberitahu ibu bahwa plasenta sudah lahir dan keadaan ibu baik. dan
menjelaskan pada ibu bahwa mules-mules yang dirasakan ibu adalah hal yang
normal karena proses kembalinya ukuran rahim ke bentuk semula seperti
sebelum hamil
2. Melakukan penatalaksaan kala IV,yaitu :
a. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan
berlebihan
b. Mengecek adanya laserasi dan hasil epsiotomi kemudian melakukan
menjahit luka laserasi dan epsiotomi dengan menggunakan benang catgut
chromic dijahit secara jelujur.
c. Mengajarkan ibu cara memasase fundus dan memeriksa kontraksi uterus.
d. Mengobservasi jumlah perdarahan
e. Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin0,5% dan
direndam selam 10 menit, kemudian setelah 10 menit mencuci dan
membilas peralatan setelah didekontamnasi, membuang bahan-bahan yang
terkontaminasi ke dalam tempat sampah yang sesuai.
f. Membantu membersihkan dan merapikan ibu, memakaikan pembalut dan
celana dalam dan mengganti pakaian kotor dengan pakaian yang bersih dan
kering, pakaian kotor direndam dalam larutan detergent.
g. Mendekontaminasi daerah yang digunakan untuk tempat bersalin dengan
menggunakan larutan clorin 0,5%, dan membilasnya dengan air bersih.
h. Mencelupkan sarung tangan kotor dalam larutan clorin 0,5%, membalikkan
bagian dalam ke arah luar dan merendamnya selama 10 menit.
i. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
37
MATA KULIAH : ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL
VII. EVALUASI
Tanggal : 21 Oktober 2014 pukul : 23.50 WIB
1. Ibu sudah mengerti dengan keadaannya dan mengerti dengan keluhan yang
dirasakannya.
2. Penatalaksanaan kala IV sudah di lakukan
3. Ibu dan keluarga sudah mengetahui cara masase fundus yang benar, ibu juga
sudah merasa nyaman.
4. Total jumlah pendarah 200 cc , ibu telah dibersihkan alat telah
didekontaminasikan
5. Dokumentasi telah dilakukan
38
MATA KULIAH : ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL
dbwh
pst
2 jr
dbwh
pst
2 jr
dbwh
pst
39