PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Disusun oleh:
Npm : (1611600025)
Kelas : J
FAKULTAS SASTRA
2017
soal :
1. Jelaskan Kenapa Perlu Ada Pemerintah dan Kenapa Perlu Ada Pemerintah
Daerah serta apa tujuan otonomi daerah ? (Bobot Nilai: 25)
2. HAK
Hak adalah segala sesuatu yang memang harus didapatkan (mutlak) oleh
setiap manusia sejak ia diciptakan. Adapun dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Hak adalah sesuatu hal yang benar, milik, kepunyaan,
kewenangan, kekuasaan untuk berbuat sesuatu (karena telah ditentukan
oleh aturan, undang-undang, dan sebagainya), kekuasaan yang benar atas
sesuatu/menuntut sesuatu, derajat atau martabat.
Hak menurut Prof. Dr. Notonagoro adalah kuasa untuk menerima atau
melakuakan suatu yang semestinya diterima atau dilakukan semata-mata
oleh pihak tertentu dan tidak dapat dilakukan oleh pihak manapun juga
yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa olehnya.
Contonh hak :
1. Setiap warga negara berhak mempertahankan wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
2. Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran.
3. Setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama di hadapan
hukum.
4. Setiap warga negara berhak memilih, memeluk dan menjalankan
agama dan kepercayaan masing-masing tanpa paksaan dan tekanan dari
pihak manapun.
5. Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang
layak.
6. Setiap warga negara berhak mendapat pengakuan dan perlindungan
hukum.
7. Setiap warga negara memiliki hak yang sama dalam kemerdekaan
mengemukakan pendapat, berserikat dan berkumpul, baik secara lisan
maupun tulisan berdasarkan aturan perundang-undangan yang berlaku.
KEWAJIBAN
Contoh kewajiban :
Membayar pajak,mentaati peraturaturan lalu lintas, melaksanakan tata
tertib di sekolah, membayar biaya pendidikan dengan sesuai ketentuan,
sebagai pelajar harus rajin belajar, melaksanakan tugas yang diberikan
bapak/ibu guru dengan sebaik-baiknya, dan masih banyak lagi.
3. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang terdiri dari berbagai ragam suku,
agama, budaya, etnis yang tersebar di berbagai pulau. Ini merupakan
sebuah kekayaan yang patut menjadi kebanggaan besar bagi seluruh
rakyat Indonesia. Namun, kebanggaan ini menjadi tidak bermakna ketika
kebhinekaan yang ada tidak menjadi bagian dari diri setiap anak bangsa
dan akan memunculkan sifat sekretarian, yang akan menggerus rasa
nasionalisme. Ini masalah kebangsaan yang senantiasa muncul di tengah
masyarakat. Kesadaran yang utuh akan kebhinekaan yang
termanifesatsikan dalam tindakan nyata keseharian adalah kerangka
dasar yang akan menggerakkan sifat nasionalisme yang tinggi. Sehingga
kebhinekaan yang ada dapat terajut nilai-nilai kebersamaan di tengah
ketunggalikaan yang berlandaskan moral Pancasila.
Kita kurang menyadari bahwa negara ini terbentuk dari beragam
perbedaan yang tidak akan bisa berjaya tanpa semangat persatuan dan
kesatuan bangsa yang dilandasi perbedaan. Oleh karena itu, persatuan
dan kesatuan bangsa merupakan harga mati yang harus dicapai demi
terciptanya kesejahteraan bangsa Indonesia. Secara nyata kita harus
menyadari bahwa kebhineka-an merupakan hukum alam yang tidak bisa
dipungkiri. Ibarat dua sisi mata pisau, kebhinnekaan pada satu sisi
menjadi sebuah potensi yang dapat memberikan nilai lebih. Keragaman
yang ada jika diolah dengan baik akan menciptakan kehidupan indah yang
penuh dengan warna dalam satu kesamaan, di bawah naungan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan asas Pancasila. Namun, pada
sisi lain kebhinekaan tersebut jika tidak dapat dikelola dengan baik juga
berpotensi mengancam keutuhan bangsa besar yang tersebar di ribuan
pulau besar dan kecil di khatulistiwa ini. Kita sebagai warga Negara kita
harus melakukan seperti yang tertuang dalam ketetapan MPR no.
II/MPR/1978 tentang Ekaprasetia Pancakarsa. sebagai pedoman praktis
bagi pelaksanaan Pancasila. Ini ditetapkan dalam butir butir pengamalan
pancasila :
SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA
a. Percaya dan Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan
agama dan kepercayaan masing-masing menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab.
b. Hormat menghormati dan bekerjasama antar pemeluk agama dan
penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga
terbina kerukunan hidup.
c. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan
agama dan kepercayaannya.
d. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang
lain.
SILA KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB
Contoh permasalahan :
Dalam kasus ini sudah jelas jika kasus ini sudah tidak mengacu dalam
pancasila,mereka sudah tidak memperdulikan lagi walaupun ia tinggal satu
daerah dan bangsa Indonesia.
Dalam zaman Kebangkitan Nasional 1908 yang dipelopori oleh Budi Utomo
menjadi tonggak terjadinya proses Bhineka Tunggal Ika. Berdirinya Budi
Utomo telah mendorong terjadinya gerakan-gerakan atau organisasi-
organisasi yang sangat majemuk, baik di pandang dari tujuan maupun
dasarnya.
6. Perluasan prioritas negara dari hard power menuju soft power dimulai
semenjak berakhirnya Perang Dingin. Hal ini bertolak dari ketakutan
masyarakat internasional mengenai perang dan dampaknya. Jika kita
menyoal mengenai power, adalah wajib untuk mengetahui Apa itu
Power?. Power adalah keseluruhan dari kemampuan dan elemen-elemen
yang dimiliki oleh aktor (baik itu negara, individu, NGO, dsb) yang digunakan
untuk mencapai kepentingannya baik politik dan ekonomi. Terlihat jelas ada
tiga entitas yang hidup dalam pengertian yang penulis sampaikan; Aktor
yang beragam, Politik, dan Ekonomi. Adanya tiga entitas tersebut tidak
sekadar menjelaskan dari fenomena yang terjadi, namun hal tersebut
didorong oleh perluasannya paradigma dan isu di kalangan hubungan
internasional.
Pada awalnya, prioritas negara selalu bertumpu pada hard power yakni lebih
menekankan pada aspek militer dan politik dan hanya ada satu aktor yang
diakui, yakni Negara (State-Centered). Seiring berjalanannya waktu dan
berakhirnya Perang Dingin antara Blok Barat dan Blok Timur, aktivitas
masyarakat internasional juga meningkat yang dipengaruhi oleh
perkembangan teknologi sehingga menggeser fokus negara dengan yang
baru, yaitu Soft Poweryang lebih fokus kepada non-militer.
Terdapat korelasi antara Power, Keamanan, dan Soft Power dari contoh
yang penulis berikan. Negara-negara industri besar bebas melakukan
industrialisasi dan mencemari lingkungan dunia dan negara-negara industri
kecil dituntut untuk menjaga hutan, negara-negara industri kecil seperti
Indonesia tentu saja terpengaruhi perekonimiannya melalui perdagangan
ini. Negara-negara besar tersebut menggunakan semua kapabilitas mereka
untuk mencapai kepentingan mereka, setidak-tidaknya mengalahkan
ekonomi negara lain. Seperti yang penulis sampaikan di paragraf
sebelumnya, bahwa gejolak yang sedang terjadi saat ini memperlihatkan
secara implisit bahwa perang tidak hanya melalui kontak senjatanamun
bisa juga dalam kontak perpolitikan internasional.
Konflik adalah natural adanya sebab konflik hanya akan ada ketika ada
persinggungan, dalam kehidupan sosial baik nasional, regional, dan
internasional pasti ada yang bersinggungan dan menhidupkan konflik. Jauh
sebelum zaman Machiavelli sudah ada, berbagai macam negara-negara
lakukan menyikapinya, dari melalui konsep Hard Power yang bersifar state
oriented dan militeristik hingga sekarang dengan penggunaan konsep Soft
Power yang bersifat non-militeristik.
Perluasan isu keamanan ini salah satunya adalah objek dari Keamanan itu
yang pada awalnya difokuskan kepada teritorial negara bergeser kepada
keamanan individu.
Walaupun adanya Perluasan isu keamanan dari Hard Power dan Soft Power,
tidak semata-mata menghilangkan aspek-aspek dan nilai-nilai yang ada
dalam Hard Power. Militer tetaplah suatu instrumen penting bagi eksistensi
sebuah negara. Tambah lagi di berbagai negara-negara maju, budget untuk
militer tetaplah paling tinggi di bandingkan budget lainnya. Hal ini kembali
menekankan kepada kita bahwa sejatinya yang terjadi bukanlah
Pergeseran melainkan Perluasan isu-isu Internasional dari Hard Power
ke Soft Power. Peristiwa-peristiwa yang terjadi di Timur Tengah seperti
konflik Israel-Palestina, ISIS, Arab Spring menjadi korelasi yang akurat untuk
menanggapi Perluasan yang terjadi di lingkup global, bahwa sebenarnya isu-
isu Hard Power tidak tergerus secara total.