Universitas Sriwijaya
MATERI IV
BATUAN SEDIMEN DAN PIROKLASTIK
A. Nomor Praktikum : 04
B. Tujuan Praktikum :
1. Praktikan dapat meengenali ciri-ciri batuan sedimen dan batuan piroklastik,
sehingga mampu membedakannya dengan jenis batuan lainnya, seperti batuan beku
dan batuan metamorf.
2. Praktikan dapat membedakan jenis batan sedimen dan batuan piroklastik
berdasarkan teksturnya sehingga dapat menggelompokkannya berdasarkan
klasifikasinya.
3. Praktikan diharapkan memahami klasifikasi batuan sedimen dan batuan piroklastik,
sehingga mampu dalam memberikan penamaan pada batuan sedimen dan piroklastik
yang ditemui secara megaskopis.
C. Pembahasan :
Pada bab ini akan dibahas mengenai dua jenis batuan, yaitu batuan sedimen dan
batuan piroklasitk. Batuan sedimen dan batuan piroklastik memiliki perbedaan
berdasarkan asal material pendukung batuan. Batuan sedimen berasal dari material
rombakan yang tersedimentasi, sedangkan batuan piroklastik erat kaitannya dengan
aktivitas vulkanik (vulkanisme) tertuama jatuhan piroklastik (pyroclastic falls) dan
aliran piroklastik (pyroclatics flows).
C.1.Batuan Sedimen
Batuan sedimen merupakan batuan yang terbentuk dalam suatu siklus sedimentasi
(pelapukan-transportasi-sedimentasi-diagenesa). Hal tersebut berarti batuan sedimen
terbentuk dari material yang lepas dan bahan terlaruthasil proses mekanis dan kimia dari
batuan sebelumnya, dari cangkang binatang, dan sisa-sisa tumbuhan. Proses yang
terlihat mencakup penghancuran batuan oleh pelapukan dan erosi, hasil keduanya dan
transportasi kemudian memasuki proses kompaksi, sementasi dan litifikasi. Beberapa
faktor yang mengontrol tebentuknya batuan sedimen antara lain Litologi Batuan
(Batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf), stabilitas mineral-mineral yang
ada, dan kecepatan erosi.
C.1.1 Mineral-Mineral Utama Pembentuk Batuan Sedimen
1. Mineral Autigenic:
Terbentuk di daerah sedimentasi dan langsung diendapkan
Contoh: Gipsum, kalsit, anhidrit, oksida besi, halit glaukonit
2. Mineral Allogenik
Terbantuk diluar daerah sedimentasi
L A B O R AT O R I U M G E O L O G I D A S A R 12
DIKTAT PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR Teknik Pertambangan
Universitas Sriwijaya
24 Granule (kerikil)
Pemilahan
L A B O R AT O R I U M G E O L O G I D A S A R 12
DIKTAT PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR Teknik Pertambangan
Universitas Sriwijaya
Bentuk Butir
Berdasar perbandingan diameter panjang (long) (l), menengah (intermediate) (i) dan
pendek (short) (s) maka terdapat empat bentuk butir di dalam batuan sedimen, yaitu
(Gambar 4.2):
1. Oblate, bila l = i tetapi tidak sama dengan s.
2. Equant, bila l = i = s.
3. Bladed, bila l tidak sama dengan i tidak sama dengan s.
4. Prolate, bila i = s, tetapi tidak sama dengan l.
Apabila bentuk-bentuk teratur tersebut tidak dapat diamati, maka cukup disebutkan
bentuknya tidak teratur. Pada kenyataannya, bentuk butir yang dapat diamati secara
megaskopik adalah yang berukuran paling kecil granule (kerikil, f 2 mm). Bentuk
L A B O R AT O R I U M G E O L O G I D A S A R 12
DIKTAT PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR Teknik Pertambangan
Universitas Sriwijaya
Gambar 4.2 Empat kelas bentuk butir berdasarkan perbandingan diameter panjang
(l), menengah (i) dan pendek (s) menurut T. Zingg. Kelas A = oblate (tabular atau
bentuk disk); B = equant (kubus atau bulat); C = bladed dan D = prolate (bentuk rod).
Kebundaran
Berdasarkan kebundaran atau keruncingan butir sedimen maka Pettijohn, dkk.,
(1987) membagi kategori kebundaran menjadi enam tingkatan ditunjukkan dengan
L A B O R AT O R I U M G E O L O G I D A S A R 12
DIKTAT PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR Teknik Pertambangan
Universitas Sriwijaya
pembulatan rendah dan tinggi (Gambar 3.3). Keenam kategori kebundaran tersebut
yaitu:
1. Sangat meruncing (sangat menyudut) (very angular)
2. Meruncing (menyudut) (angular)
3. Meruncing (menyudut) tanggung (subangular)
4. Membundar (membulat) tanggung (subrounded)
5. Membundar (membulat (rounded), dan
6. Sangat membundar (membulat) (well-rounded).
L A B O R AT O R I U M G E O L O G I D A S A R 12
DIKTAT PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR Teknik Pertambangan
Universitas Sriwijaya
L A B O R AT O R I U M G E O L O G I D A S A R 12
DIKTAT PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR Teknik Pertambangan
Universitas Sriwijaya
L A B O R AT O R I U M G E O L O G I D A S A R 12
DIKTAT PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR Teknik Pertambangan
Universitas Sriwijaya
3. Batuan sedimen klastika karbonat, atau batugamping klastika adalah batuan sedimen
klastika dengan mineral penyusun utamanya adalah material karbonat (kalsit).
L A B O R AT O R I U M G E O L O G I D A S A R 12
DIKTAT PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR Teknik Pertambangan
Universitas Sriwijaya
L A B O R AT O R I U M G E O L O G I D A S A R 12
DIKTAT PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR Teknik Pertambangan
Universitas Sriwijaya
TABEL IV.3
KLASIFIKASI BATUAN VULKANISTIK MENGANDUNG
LEBIH DARI 10% VOLCANIC DEBRIS (SCHMID, 1981)
>64 Agglomerate
Tuffaceous- Volcaniclastic-conglomerate
pyroclastic breccia
conglomerate
2-64 Lapilli stone
L A B O R AT O R I U M G E O L O G I D A S A R 12
DIKTAT PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR Teknik Pertambangan
Universitas Sriwijaya
Amount of 100 75 % 75 25 % 25 0 %
Pyroclastic Mineral
tuff
70 Pyroclasctic 70
Breccia of
tuff tuff
L A B O R AT O R I U M G E O L O G I D A S A R 12
DIKTAT PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR Teknik Pertambangan
Universitas Sriwijaya
(a) (b)
Gambar 4.6 Klasifikasi Batuan Piroklastik berdasarkan genesa:
a) Pyroclastic Flow; b) Pyroclastic Fall
L A B O R AT O R I U M G E O L O G I D A S A R 12