Anda di halaman 1dari 15

eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, 2014, 2 (3) : 331-345

ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip.unmul.ac .id


Copyright 2014

ANALISIS PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN


TERHADAP PENGELUARAN KAS PADA PT. LESTARI BERKAT
SEJAHTERA DI SAMARINDA

Septian Firma Yandi1

Abstrak
Analisis Penerapan Sistem Pengendalian Intern Terhadap Pengeluaran
Kas pada PT. Lestari Berkat Sejahtera di Samarinda, di bawah bimbingan bapak
Drs. M. Zaini, M.Si dan bapak Eko A. Widyanto, SE., M.SA. Berdasarkan hasil
analisis dan pembahasan, maka penulis menemukan bahwa penerapan sistem
pengendalian intern terhadap pengeluaran kas pada PT. Lestari Berkat Sejahtera
di Samarinda belum sepenuhnya sesuai dengan unsur-unsur sistem pengendalian
intern yang baik, hal ini dilihat dari tidak adanya pemeriksaan mendadak
(Surprised Audit) yang dilakukan oleh pihak owner terhadap setiap
departemennya serta tidak adanya seleksi calon karyawan yang sesuai dengan
persyaratan. Namun untuk proses sistem pengeluaran kas sudah berjalan dengan
baik yaitu adanya pemisahan fungsi dan tanggung jawab yang jelas dalam
struktur organisasi untuk prosedur pengeluaran kas diantaranya fungsi yang
memerlukan kas, Finance, cashier, dan Accounting. Setiap transaksi pengeluaran
kas diotorisasi oleh pejabat yang berwenang antara lain: Head Departement,
cashier, Finance dan Deputy Project Manager. Pada PT. Lestari Berkat
Sejahtera diharapkan agar dapat menerapkan unsur-unsur sistem pengendalian
intern yang baik, diantaranya adalah untuk pemeriksaan mendadak (Surprised
Audit) dan seleksi calon karyawan yang sesuai dengan persyaratan agar proses
kinerja dari setiap manajemennya dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan
visi dan misi perusahaan.

Kata Kunci: Sistem Pengendalian Intern

Pendahuluan
Salah satu sistem akuntansi yang digunakan oleh perusahaan adalah
sistem pengeluaran kas. Sistem ini menangani pengeluaran kas secara rutin
pada sebuah perusahaan. Penerapan sistem pengeluaran kas pada perusahaan
sangatlah penting, mengingat kas adalah aset yang mudah berubah
dibandingkan dengan aset lain, sehingga kas merupakan alat pembayaran yang
bebas dan selalu siap sedia untuk digunakan.
1
Mahasiswa Program S1 Ilmu Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik, Universitas Mulawarman. Email:septian340@gmail.com
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 2, Nomor 3, 2014: 331-345

Kas dilihat dari sifatnya merupakan aset yang paling lancar dan hampir
setiap transaksi dengan pihak luar selalu mempengaruhi kas. Kas merupakan
komponen penting dalam jalannya kegiatan-kegiatan operasional perusahaan.
Karena sifat kas yang likuid, maka kas mudah digelapkan sehingga perlu adanya
pengendalian intern terhadap kas dengan memisahkan fungsi-fungsi
penyimpanan, pelaksanaan dan pencatatan. Selain itu juga diadakan pengawasan
yang ketat terhadap fungsi-fungsi pengeluaran kas. Tanpa adanya pengendalian
intern akan mudah terjadinya penggelapan uang kas.
Prosedur-prosedur yang digunakan untuk mengawasi kas, bisa berbeda
antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lainnya. Hal ini tergantung
pada berbagai faktor, seperti besarnya perusahaan, jumlah karyawan, sumber-
sumber kas dan sebagainya.
Namun bagaimanapun baiknya struktur organisasi, sistem otorisasi dan
pencatatan serta berbagai cara untuk mendorong praktek yang sehat, semua
tergantung kepada manusia yang melaksanakannya. Untuk mencapai kinerja yang
maksimal perusahaan haruslah mengrekrut karyawan yang berkompeten di
bidangnya dan disesuaikan dengan tuntutan pada pekerjaannya. Pada observasi
pra penelitian yang dilaksanakan, penulis mendapati bahwa seleksi dalam mencari
calon tenaga kerja atau karyawan baru pada PT. Lestari berkat Sejahtera tidak
berdasarkan persyaratan yang di tuntut oleh pekerjaannya, dimana karyawan yang
masuk langsung ditempatkan pada posisi jabatan yang kosong tanpa
memperhatikan kemampuan dan latar belakang pendidikannya. Kemudian dalam
internal perusahaan juga tidak ada periksaan yang dilakukan secara mendadak
(sueprised audit) guna mencegah terjadinya kesalahan atau kecurangan yang
dilakukan oleh karyawan baik secara sengaja ataupun tidak.
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai
pengeluaran kas yang terdapat pada perusahaan apakah sudah sesuai dengan
sistem pengendalian intern yang benar. Dengan demikian penulis mengambil
judul penulisan skripsi ini yaitu Analisis Penerapan Sistem Pengendalian Intern
Terhadap Pengeluaran Kas Pada PT. Lestari Berkat Sejahtera Di Samarinda.

Kerangka Dasar Teori


Pengertian Sistem Akuntansi
Menurut Krismiaji (2002:219), Sistem akuntansi terdiri atas metode dan
catatan yang ditetapkan untuk mengidentifikasi, merangkai, menganalisis,
menggolongkan, mencatat dan melaporkan transaksi-transaksi perusahaan dan
untuk memelihara akuntabilitas aktiva dan kewajiban yang terkait.
menurut Mulyadi (2001:3) sistem akuntansi adalah organisasi formulir,
catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan
informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan
pengelolaan perusahaan.

332
Sistem Pengendalian Intern Pengeluaran Kas PT. Lestari Berkat Sejahtera (Septian)

Pengertian Kas
Menurut Munandar (2006:25), kas adalah semua mata uang kertas dan
logam, baik mata uang dalam negeri maupun mata uang luar negeri, serta surat-
surat yang mempunya sifat seperti mata uang yaitu sifat depat segera di
pergunakan untuk melakukan pembayaran-pembayaran pada setiap saat
dikehendaki.
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2007:92), kas adalah alat
pembayaran yang siap dan bebas digunakan untuk membiayai kegiatan umum
perusahaan.

Pengertian Sistem Pengendalian Intern


Menurut Diana, Setiawati (2011:82) pengendalian intern adalah semua
rencana organisasional, metode, dan pengukuran yang dipilih oleh suatu kegiatan
usaha untuk mengamankan harta kekayaannya, mengecek keakuratan data dan
keandalan data akuntansi usaha tersebut, meningkatkan efisiensi operasional, dan
mendukung dipatuhinya kebijakan manajerial yang telah ditetapkan.
Menurut Mulyadi (2001:163) menyatakan sistem pengendalian intern
meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan
untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data
akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan
manajemen.

Unsur-unsur pengendalian Intern


Menurut Mulyadi (2001:164) antara lain :
1. Strukutur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara
tegas.
2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan
yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya.
3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit
organisasi.
4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawab.
5.
Definisi Konsepsional
Sistem adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan
yang lainnya yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu.
Sistem merupakan suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang
terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan.
Sistem akuntansi pengeluaran kas adalah metode dan pencatatan yang
ditetapkan untuk mengidentifikasi, mengumpulkan, menganallisis,
mengklasifikasi, mencatat dan melaporkan transaksi-transaksi yang berhubungan
dengan pengeluaran kas.
Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan
ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi,

333
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 2, Nomor 3, 2014: 331-345

mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan


mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
Kas adalah semua mata uang kertas dan logam, baik mata uang dalam
negeri maupun mata uang luar negeri, serta surat-surat yang mempunya sifat
seperti mata uang yaitu sifat depat segera dipergunakan untuk melakukan
pembayaran-pembayaran pada setiap saat dikehendaki.

Metode Penelitian
Jenis Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah evaluatif
(mengevaluasi) dengan jenis penelitian kualitatif. Penelitian evaluatif digunakan
untuk mengukur kesesuaian antara sistem yang diterapkan pada objek penelitian
dengan standar sistem pengendalian intern yang seharusnya.

Fokus Penelitian
1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional yang jelas.
2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan
yang cukup antara harta, utang, pendapatan dan biaya.
3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi tiap bagian
organisasi.
4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.

Rincian Data yang Diperlukan


1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh dari narasumber dengan cara
melakukan tanya jawab secara langsung.

2. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui beberapa sumber informasi
antara lain:
a. Gambaran Umum PT. Lestari Berkat Sejahtera Di Samarinda termasuk
didalamnya sejarah singkat dan kegiatan yang dilakukan.
b. Formulir yang digunakan oleh PT. Lestari Berkat Sejahtera Di Samarinda.
c. Fungsi yang terkait dalam sistem pengeluaran kas pada PT. Lestari Berkat
Sejahtera Di Samarinda.
d. Jaringan prosedur pengeluaran kas pada PT. Lestari Berkat Sejahtera Di
Samarinda.
e. Sistem otorisasi/wewenang dan prosedur pencatatan.
f. Flow chart pengeluaran kas pada PT. Lestari Berkat Sejahtera Di
Samarinda.
g. Buku-buku ilmiah, hasil penulisan yang relevan dengan penelitian ini.

Teknik Pengumpulan Data


Adapun langkah dan cara untuk mengumpulkan data tersebut adalah
sebagai berikut :

334
Sistem Pengendalian Intern Pengeluaran Kas PT. Lestari Berkat Sejahtera (Septian)

1. Studi Pustaka (Library Research)


2. Studi Lapangan (Field Work Research)
a. Observasi
b. Wawancara
Teknik Analisis Data
Untuk menganalisis sistem pengeluaran kas akan menggunakan teknik
komparatif (perbandingan), yaitu dengan membandingkan antara sistem yang
diterapkan pada PT. Lestari Berkat Sejahtera dangan sistem yang seharusnya
menurut toeri sistem pengeluaran kas yang ada.
Alat analis yang digunakan dalam penelitian ini adalah unsur-unsur sistem
pengendalian intern yang terdiri dari:
1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional yang jelas.
a. pemisahan fungsi-fungsi operasi penyimpanan dari fungsi akuntansi.
b. Suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh untuk melaksanakan
semua tahap suatu transaksi.
2. Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang
cukup antara harta, utang, pendapatan dan biaya.
a. Pengeluaran kas harus mendapat otorisasi dari pejabat yang berwenang.
b. Pencatatan dalam pengeluaran kas harus didasarkan bukti kas keluar yang
telah mendapat otorisasi dari pejabat yang berwenang.
3. Praktek yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi tiap bagian
organisasi.
a. penggunaan formulir bernomor urut tercetak yang pemakaiannya harus
dipertanggungjawabkan oleh yang berwenang.
b. Pemeriksaan mendadak (surprised audit).
c. Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh satu
orang atau satu unit organisasi, tanpa ada campur tangan dari orang lain
atau unit organisasi lain.
d. Perputaran jabatan (job rotation).
e. Kaharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak.
f. Secara periodik diadakan pencocokan fisik kekayaan dengan catatan
akuntansi pada perusahaan yang bersangkutan guna menjaga kekayaan
perusahaan, mengecek ketelitian serta keandalan catatan akuntansinya.
4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.
a. Seleksi calon karyawan berdasarkan persyaratan yang dituntut oleh
pekerjaannya.
b. Pengembangan pendidikan karyawan selama menjadi karyawan
perusahaan, sesuai dengan tuntutan perkembangan pekerjaannya.

Hasil Penelitian
Formulir yang Digunakan dalam Pengeluaran Kas
1. Purchase
2. Voucher

335
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 2, Nomor 3, 2014: 331-345

Fungsi yang Terkait dalam Pengeluaran Kas


1. Fungsi yang memerlukan kas
2. Accounting
3. Cashier
4. Financial
Jaringan Prosedur Pengeluaran Kas
1. Prosedur pembuatan bukti kas keluar.
2. Prosedur pembayaran kas.
3. Prosedur pencatatan pengeluaran kas.
Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan
1. Fungsi yang memerlukan kas.
- Mulai mengisi purchase dan meminta otorisasi kepada head departement,
purchase dibuat sebanyak 2 rangkap:
Lembar ke 1 diberikan ke finance dan lembar ke 2 diarsipkan secara
permanen menurut tanggal.
- Kemudian menerima voucher pengeluaran kas lembar ke 2 dari cashier
untuk diarsipkan secara permanen menurut tanggal.
2. Finance
Memerima purchase lembar ke 1 yang di terima dari fungsi yang
memerlukan kas untuk dicek dan dikontrol kebenarannya, kemudian
diberikan ke cashier.
3. Cashier
- Menerima purchase lembar ke 1 dari finance sebagai dasar untuk membuat
voucher pengeluaran kas sebanyak 3 rangkap: lembar 1 diberikan ke bagian
accounting, lembar ke 2 diberikan kepada fungsi yang memerlukan kas dan
lembar ke 3 diarsipkan secara permanen menurut tanggal, kemudian
meminta persetujuan dari Deputy Project Manager (DPM), setelah itu
cashier dapat mengeluarkan uang untuk pembayaran hutang pada vendor
dan biaya-biaya perusahaan secara langsung. Sedangkan pengeluaran kas
kas yang dilakukan oleh Owner dengan cara transfer ke rekening untuk
pembayaran pada vendor atau biaya-biaya perusahaan lainnya yang nilainya
besar. Yang mentransfer itu adalah owner itu sendiri.
- Kemudian purchase lembar ke 1 dan voucher pengeluaran kas lembar ke 3
diarsipkan secara permanen menurut tanggal.
4. Accounting
Menerima voucher pengeluaran kas lembar ke 1 sebagai dasar pencatatan di
dalam jurnal pengeluaran kas, kemudian voucher pengeluaran kas lembar
ke 1 diarsipkan secara permanen menurut tanggal. Apabila untuk
pembayaran utang maka account payble dicatat dikartu utang, pencatatan
biaya di catat di kartu biaya, selesai.

336
Sistem Pengendalian Intern Pengeluaran Kas PT. Lestari Berkat Sejahtera (Septian)

Flowchart Pengeluaran kas PT. Lestari Berkat Sejahtera


Fungsi yang Memerlukan Kas Finance
mulai 4 1

Mengisi purchase VPK 2 Puchase 1


& meminta
otorisasi Head
Dept
Puchase di
T cek &
Puchase 2 dikontrol

Puchase 1
Puchase 1

2
1
T

Cashier Accounting
2 3

Membuat VPK & VPK 1


meminta otorisasi ke
DPM, kemudian cashier Jurnal
dapat mengeluarkan pengeluaran
uang/Owner mentrasfer kas
ke rekening.
T
Kartu
Purchase 1 Utang
VPK 3

VPK 2 Kartu
VPK 1 Biaya

4 T Selesai
3

337
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 2, Nomor 3, 2014: 331-345

Usulan Flowchart Pengeluaran Kas Menurut Penulis


Fungsi yang Memerlukan Kas Finance
mulai 5 1 4

VPK 2 Puchase 2 VPK 2


Mengisi purchase
& meminta Puchase 1
otorisasi Head Purchase 2
Dept
Puchase di
cek &
Puchase 2 T dikontrol N
Puchase 1
Puchase 1

1 2 Puchase &
VPK di cek
& dikontrol

VPK 2
Purchase 2

Cashier Accounting
2 3

Puchase 1 VPK 1

Jurnal
pengeluaran
Membuat VPK & kas
meminta otorisasi ke
DPM, kemudian cashier T
dapat mengeluarkan Kartu
uang/Owner mentrasfer
Utang
ke rekening.

Purchase 1
Kartu
VPK 3 Biaya

VPK 2
VPK 1 Selesai

4 T
3

338
Sistem Pengendalian Intern Pengeluaran Kas PT. Lestari Berkat Sejahtera (Septian)

Analisis dan Pembahasan


Tabel Perbandingan Unsur-unsur Sistem Pengendalian Intern Antara Teori dan
Praktek

Menurut PT. Lestari Berkat


Menurut Teori Keterangan
Sejahtera
A. Struktur Organisasi
1. unsur sistem pengendalian 1. Sistem pengendalian intern 1. Sesuai unsur-
intern mengharuskan pada PT. Lestari Berkat unsur sistem
pemisahan fungsi akuntansi Sejahtera terdapat pemisahan pengendalian
dari fungsi penyimpanan, agar fungsi akuntansi sebagai intern.
data akuntansi yang dicatat pencatatan penjurnalan,
dalam catatan akuntansi Finance sebagai pengontrol
dijamin keandalannya. aktivitas keuangan dan fungsi
penyimpanan dipegang oleh
Cashier.
2. Unsur sistem pengendalian
intern mengharuskan 2. unsur sistem pengendalian 2. Sesuai unsur-
pelaksanaan setiap transaksi intern pada PT. Lestari Berkat unsur sistem
dilakukan lebih dari satu Sejahtera, setiap transaksi pengendalian
fungsi agar terciptanya pengeluaran kas dilakukan intern.
internal check lebih dari satu fungsi yaitu
fungsi yang memerlukan kas,
finance, cashier/owner, dan
accounting.
B. Sistem Otorisasi dan
Pencatatan
1. Transaksi pengeluaran kas 1. Setiap transaksi pengeluaran 1. Sesuai unsur-
diotorisasi oleh pejabat yang kas yang menggunakan bukti unsur sistem
berwenang dengan kas keluar pada PT. Lestari pengendalian
menggunakan bukti kas Berkat Sejahtera harus selalu intern.
keluar. diotorisasi oleh pejabat yang
berwenang antara lain: head
departement, cashier, finance
supervisor dan deputy project
manager.

2. Sistem pengendalian intern 2. Setiap pencatatan pada PT. 2. Sesuai unsur-


mengharuskan setiap Lestari Berkat Sejahtera unsur sistem
pencatatan akuntansi mengharuskan pencatatan pengendalian
berdasarkan pada dokumen menggunakan bukti kas keluar intern.

339
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 2, Nomor 3, 2014: 331-345

yang diotorisasi oleh pejabat dibuat 3 rangkap dan


yang berwenang. diotorisasi oleh pejabat yang
berwenang.

C. Praktek yang Sehat


1. Dokumen dasar transaksi 1. Dokumen dasar (bukti kas 1. Sesuai unsur-
pengeluaran kas yang harus keluar) dibubuhi cap lunas unsur sistem
dibubuhi cap lunas oleh oleh cashier setelah transaksi pengendalian
bagian kasir setelah transaksi pengeluaran kas dilakukan. intern.
pengeluaran kas dilakukan.

2. Pemeriksaan dilakukan secara 2. Pada PT. Lestari Berkat 2. Tidak sesuai


mendadak. Sejahtera tidak ada unsur-unsur
pemeriksaan yang dilakukan sistem
secara mendadak dikarenakan pengendalian
owner sudah menaruh intern.
kepercayaan penuh pada
karyawannya.

3. Saldo kas yang ada ditangan 3. Saldo kas yang ada ditangan 3. Sesuai unsur-
dilindungi dari kemungkinan disimpan di dalam brankas unsur sistem
pencurian atau penggunaan (Safety Box) ukuran yang pengendalian
yang tidak semestinya dengan besar yang terbuat dari baja intern.
cara menyimpannya dalam dan menjadi tanggung jawab
lemari besi. Cashier.

4. Keharusan pengambilan cuti 4. Cuti diberikan kepada 4. Sesuai unsur-


pada karyawan yang berhak. karyawan yang telah unsur
mencapai masa kerja minimal pengendalian
satu tahun dan waktu cuti intern.
diberikan 14 hari.

5. Perlu diadakan pencocokan 5. Pencocokan antara 5. Sesuai unsur-


fisik keuangan dengan catatan pemeriksaan fisik keuangan unsur sistem
akuntansi secara periodik. dengan catatan akuntansi pengendalian
dilakukan setiap minggu. intern.
6. Agar catatan akuntansi kas
perusahaan dapat diawasi 6. Pengeluaran kas yang 6. Sesuai unsur-
ketelitian dan keandaannya jumlahnya relatif kecil pada unsur sistem
maka perlu disediakan PT. Lestari Berkat Sejahtera pengendalian
rekening untuk membayar menggunakan sistem dana kas intern.
pengeluaran-pengeluaran kecil.

340
Sistem Pengendalian Intern Pengeluaran Kas PT. Lestari Berkat Sejahtera (Septian)

yang jumlahnya relatif kecil


dan tidak ekonomis bila
dibayar menggunakan cek.
Oleh karena itu, dibentuk
dana kas kecil dengan
imprest system dan
pemenuhan kembalinya harus
dengan cek.

7. harus dipisahkannya antara


petugas yang melakukan 7. Petugas yang melakukan 7. Sesuai unsur-
pengeluaran kas dan petugas pengeluaran kas dan unsur sistem
yang mengerjakan mengerjakan pembukan pengendalian
pembukuan kas. dipisahkan. Petugas yang intern.
melakukan pengeluaran adalah
cashier/owner dan yang
mengerjakan pembukuan kas
adalah bagian accounting.

8. Saldo yang ada ditangan 8. Saldo kas yang ada ditangan 8. Sesuai unsur-
secepatnya disimpan atau selalu disetorkan oleh pihak unsur sistem
disetor ke bank. owner ke bank. pengendalian
intern.
D. Karyawan yang Mutunya
Sesuai dengan Tanggung
Jawabnya
1. Seleksi karyawan berdasarkan 1. Tidak ada seleksi yang 1. Tidak sesuai
persyaratan yang dituntut dilakukan oleh pihak HRD unsur-unsur
oleh pekerjaannya. untuk menempatkan sistem
karyawan sesuai dengan pengendalian
bidang atau mutunya. Bagi intern.
karyawan yang sudah
mendapat panggilan akan
langsung ditempat pada
posisi yang kosong tanpa
memperhatikan kemampuan
dan keahliah karyawan
tersebut.

2. Pengembangan pendidikan 2. Pada PT. Lestari Berkat 2. Tidak sesuai


karyawan selama menjadi Sejahtera tidak ada unsur-unsur
karyawan perusahaan, sesuai pengembangan pendidikan sistem
dengan tuntutan untuk meninggkatkan kualitas pengendalian

341
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 2, Nomor 3, 2014: 331-345

perkembangan pekerjaannya. dan mutunya. intern.

Berdasarkan hasil analisis yang telah dikemukakan di atas, bahwa sistem


pengendalian intern terhadap pengeluaran kas yang diterapkan oleh PT. Lestari
Berkat Sejahtera di Samarinda belum sepenuhnya memenuhi unsur-unsur sistem
pengendalian intern yang baik. Hal ini terlihat pada unsur Praktek yang sehat poin
2 dimana dalam penerapannya PT. Lestari Berkat Sejahtera di Samarinda tidak
ada melakukan pemeriksaan mendadak (surprised audit), serta pada unsur
karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya juga tidak ada seleksi
karyawan yang berdasarkankan persyaratan kemampuan yang dituntut oleh
pekerjaannya, serta tidak adanya pengembangan terhadap pendidikan karyawan
dimana pengembangan ini berfungsi untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia atau karyawannya.

Pembahasan
1. Struktur organisasi

Dilihat dari struktur organisasi yang ada pada PT. Lestari Berkat Sejahtera
di Samarinda khususnya pada bagian finance departement bahwa terdapat
pemisahan fungsi pengeluaran kas yang dilakukan lebih dari satu fungsi yaitu
fungsi yang memerlukan kas, finance, cashier/owner dan accounting. Selain
itu berdasarkan sistem pengendalian intern bahwa terdapat fungsi akuntansi
dan fungsi penyimpanan yang dipegang oleh cashier, dan finance melakukan
pengendalian biaya-biaya yang akan digunakan dalam operasional perusahaan.

2. Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan

Dalam organisasi setiap transaksi hanya dapat terjadi atas dasar otorisasi
dari pejabat yang berwenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut.
Dilihat dari sistem otorisasi dan prosedur pencatatan pada PT. Lestari Berkat
Sejahtera bahwa setiap transaksi pengeluaran kas yang menggunakan bukti kas
keluar harus selalu di otorisasi oleh pejabat yang berwenang antara lain: head
deptartement, cashier, finance supervisor dan deputy project manager.

Setiap pencatatan pada PT. Lestari Berkat Sejahtera mengharuskan


pencatan menggunakan dokumen yaitu voucher kemudian diotorisasi oleh
pejabat yang berwenang.

342
Sistem Pengendalian Intern Pengeluaran Kas PT. Lestari Berkat Sejahtera (Septian)

3. Praktek yang sehat

a. Dokumen yang digunakan dalam proses pengeluaran kas yaitu vocher


pengeluaran kas yang dicap lunas oleh cashier setelah transaksi
pengeluaran kas dilakukan.
b. Pada PT. Lestari Berkat Sejahtera tidak ada pemeriksaan yang dilakukan
secara mendadak (surprised audit) hal ini dikarenakan owner sudah
menaruh kepercayaan penuh pada karyawannya dan tidak menganggap
hal ini menjadi masalah.
c. Penyimpanan kas untuk pengeluaran kas kecil PT. Lestari Berkat
Sejahtera disimpan di lemari baja (brankas) yang ukurannya cukup besar
dan memiliki password key dan hanya pejabat tertentu yang
mengetahuinya.
d. Cuti yang diberikan pada karyawan PT. Lestari Berkat Sejahtera jika
mencapai masa kerja minimal 1 tahun dengan waktu cuti 14 hari atau
dengan kata lain tenaga kerja sudah resmi diangkat menjadi karyawan
tetap pada perusahaan.
e. Pemeriksaan antara fisik keuangan dengan catatan akuntansi dilakukan
rutin setiap minggu untuk mencegah terjadi kesalahan dalam proses
kinerja keuangan.
f. Pada PT. Lestari Berkat Sejahtera untuk pengeluaran dengan jumlah yang
relatif kecil menggunakan sistem dana kas kecil (imprest sistem) yang
didalamnya sejumlah Rp. 25.000.000 dan setiap melakukan pengisian
dana kas kecil, terlebih dahulu dibuat anggaran dari setiap manajemen
yang tercantum dalam rencana pengeluaran mingguan yang merupakan
kesatuan dari rencana pengeluaran kas bulanan.
g. Petugas yang melakukan pengeluaran kas dan mengerjakan pembukuan
pada PT. Lestari Berkat Sejahtera dipisahkan. Petugas yang melakukan
pengeluaran kas adalah cashier/owner, sementara petugas yang
melakukan pembukuan adalah bagian accounting.
h. Pada PT. Lestari Berkat Sejahtera saldo kas dalam jumlah tertentu pada
umumnya langsung di setor oleh pihak owner sendiri ke Bank.

4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya

Seleksi calon karyawan yang dilakukan oleh PT. Lestari Berkat Sejahtera
tidak sesuai dengan persyaratan mutu yang dituntut oleh pekerjaan, dimana
bagi karyawan yang sudah mendapat panggilan kerja langsung ditempatkan
pada posisi yang kosong tanpa memperhatikan kemapuannya pada bidang
tersebut, hal ini karena kurangnya pilihan calon tenaga kerja yang melamar
pada perusahaan yang dikarenakan kurang luasnya promosi lowongan kerja
yang dilakukan oleh perusahaan. selain itu juga, dalam internal perusahaan
tidak ada melakukan pengembangan pendidikan karyawan misalnya saja

343
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 2, Nomor 3, 2014: 331-345

seperti training dan study banding yang berguna untuk meningkatkan kinerja
perusahaan.

Untuk itu pada PT. Lestari Berkat Sejahtera sebaiknya harus lebih selektif
dalam memilih calon karyawannya dengan cara antara lain memperluas
promosi penerimaan calon karyawan baru agar mendapatkan banyak pelamar
kerja yang sesuai dengan kompetensinya dan sesuai dengan kebutuhan tenaga
kerja pada perusahaan, dan juga dalam internal perusahaan harus melakukan
pengembangan pendidikan pada karyawan perusahaan misalnya saja dengan
melakukan training sesuai dengan kompetensinya untuk meningkatkan kualitas
tenaga kerja dalam internal perusahaan.

Penutup
Bahwa implementasi sistem pengendalian intern terhadap pengeluaran kas
pada PT. Lestari Berkat Sejahtera belum sepenuhnya memenuhi unsur-unsur
pengendalian intern yang baik, di mana tidak diterapkannya pemeriksaan secara
mendadak (surprised audit) terhadap internal perusahaan perusahaan guna
mencegah terjadinya kecurangan-kecurangan yang dilakukan oleh karyawan.
Serta, standar mutu karyawan yang belum sesuai di mana tidak adanya seleksi
yang dilakukan oleh perusahaan untuk memenuhi standar mutu terhadap
pekerjaan yang dituntutnya, serta tidak ada pengembangan pendidikan bagi
karyawan perusahaan seperti training dan study banding guna meningkatkan
mutu, kualitas dan daya saing perusahaan.
Pada sistem pengeluaran kas telah sesuai di mana terdapat pemisahan
fungsi dan tanggung jawab secara jelas dalam struktur organisasi pada PT. Lestari
Berkat Sejahtera di Samarinda untuk pengeluaran kas yaitu fungsi yang
memerlukan kas, Finance, Cashier/Owner, dan Accounting. Serta, Setiap
Sebaiknya PT. Lestari Berkat Sejahtera dapat menerapkan Surprised
Audit tanpa diketahui waktu dan tanggalnya oleh karyawan walaupun owner
sudah memberikan kepercayaan penuh pada karyawannya hal ini untuk
mengetahui dan mencegah terjadinya kecurangan-kecurangan yang dilakukan
oleh karyawan di saat Owner (pemilik perusahaan) tidak berada di perusahaan.

Sebaiknya perusahaan lebih selektif dalam pengrekrutan karyawan dan


terbuka dalam mempromosikan lowongan pekerjaan agar memiliki peluang yang
besar untuk mendapatkan calon karyawan yang sesuai dengan kemampuan, mutu
serta pendidikannya serta mengadakan pelatihan, kursus dan lain-lain, agar
perusahaan dapat meningkatkan mutu dan kualitasnya. Serta harus mengadakan
pelatihan bagi karyawan misalnya saja dengan mengadakan trainning atau study
banding agar dapat meningkatkan kualitas dan mutu perusahaan dan lebih
meningkatkan lagi pengewasan terhadap kinerja setiap fungsi-fungsi, tugas dan
tanggung jawab dalam struktur organisasi, dan juga melakukan perputaran job
yang rutin pada saat karyawan perusahaan cuti guna mencegah terjadinya
kecurangan yang dilakukan oleh setiap individu karyawan.

344
Sistem Pengendalian Intern Pengeluaran Kas PT. Lestari Berkat Sejahtera (Septian)

Daftar Pustaka
Baridwan, Zaki, 2002, Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Kedua, BPFE-
Yogyakarta.
Baridwan, Zaki, 2004, Intermediete Accounting, Edisi Kedelapan, Cetakan
Ketujuh, Penerbit Fakultas Ekonomi UGM, Yogyakarta.
Diana, Anastasia., Setiawati, Lilis., 2011, Sistem Informasi Akuntansi, Edisi
Kesatu, ANDI, Yogyakarta.
Hall. James A, 2004, Acoounting Information Systems, Fourth Edition, Thomson,
South Western.
Ikatan Akuntansi Indonesia, 2007, Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat,
Jakarta.
Jusuf, Amir Abadi, 2000, Sistem Informasi Akuntansi, Buku Satu, Salemba
Empat, Jakarta.
Jusup, Al Haryono, 2001, Auditing Pengauditan, Edisi 1, Bagian Penerbit Ilmu
Ekonomi YKPN, Jakarta.
Krismiaji, 2002, Sistem Informasi Akuntansi, AMP YKPN, Yogyakarta.
Mulyadi, 2001, Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Salemba Empat, Jakarta.
Munandar, M, 2006, Pokok-pokok Intermediet Accounting, Edisi Keenam, Bagian
Penerbit Fakultas Ekonomi UGM, Yogyakarta.
Narko, 2002, Sistem Akuntansi, Yayasan Pustaka Nusantara, Yogyakarta.
Romney, Marshall B., Steinbart Paul John, 2003, Accounting Information System,
Ninth Edition. Pearson Education, Inc., Upper Saddle River, New Jersey.
Soekrisno Agoes, 2004, Auditing (Pemeriksaan Akuntan) Oleh Akuntan Public,
Jilid 1, Edisi Ketiga, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia, Jakarta.

345

Anda mungkin juga menyukai