Abstrak
Teknik bioproses adalah cabang ilmu dari teknik kimia yang
berhubungan dengan perancangan dan konstruksi proses produksi yang
melibatkan agensia biologi. Agensia biologis dapat berupa
mikroorganisme atau enzim yang dihasilkan oleh mikroorganisme.
Mikroorganisme yang digunakan pada umumnya berupa bakteri, khamir,
atau kapang. Aplikasi dari teknik bioproses dijumpai pada industri obat-
obatan, bioteknologi, dan industri pengolahan air.
Bioreaktor atau dikenal juga dengan nama fermentor adalah
sebuah peralatan atau sistem yang mampu menyediakan sebuah
lingkungan biologis yang dapat menunjang terjadinya reaksi biokimia dari
bahan mentah menjadi bahan yang dikehendaki. Dua komponen penting
dalam bioreaktor adalah sel atau enzim (biokatalisator). Kondisi
lingkungan bioreaktor memberikan lingkungan fisik sehingga sel
/biokatalisator dapat melakukan interaksi dengan lingkungan dan nutrisi
yang dimasukkan ke dalamnya. Optimasi bioproses dalam bioreaktor
dapat dicapai dengan memasok yaitu dengan sumber energi, nutrisi,
inokulum sel atau makhluk hidup yang unggul, dan kondisi fisikokimiawi
yang optimal.
Kata Kunci
Agensia biologis, bakteri, khamir, kapang, bioteknologi, biokatalisator,
inokulum, dan kondisi fisikokimiawi.
BIOREAKTOR 2
1. Prinsip Bioreaktor
Bioreaktor merupakan suatu unit alat yang digunakan untuk
melangsungkan proses biokimia dari suatu bahan baku menjadi produk
yang diinginkan, dimana prosesnya dikatalisis oleh enzim-enzim mikrobial
atau isolat enzim murni. Parameter yang dikontrol pada bioreaktor, yaitu:
suhu, pH oksigen terlarut, bahan baku dan nutrisi.
Bioreaktor adalah suatu alat atau sistem yang mendukung aktivitas
agensia biologis. Dengan kata lain, sebuah bioreaktor adalah tempat
berlangsungnya proses kimia yang melibatkan mikroorganisme atau
enzim yang dihasilkan oleh suatu mikroorganisme. Bioreaktor dikenal juga
dengan nama fermentor. Proses reaksi kimia yang berlangsung dapat
bersifat aerobik ataupun anaerobik .Sementara itu, agensia biologis yang
digunakan dapat berada dalam keadaan tersuspensi atau terimobilisasi.
Contoh reaktor yang menggunakan agensia terimobilisasi adalah
bioreaktor dengan unggun atau bioreaktor membran.
Agensia biologis dapat berupa mikroorganisme atau enzim yang
dihasilkan oleh mikroorganisme. Mikroorganisme yang digunakan pada
umumnya berupa bakteri, khamir, atau kapang. Aplikasi dariteknik
bioproses dijumpai pada industri obat-obatan, bioteknologi, dan industri
pengolahan air
Biasanya bioreactor berbentuk silinder, berkisar dari beberapa liter
sampai meter kubik, dan dibuat dari bahan stainless steel. Merancang
bioreaktor adalah perkara rekayasa yang lumayan rumit. Mikroba atau
selnya mau bereproduksi dengan baik bila kondisi lingkungan optimal.
Untuk mencapainya, gas dalam bioreaktor, seperti oksigen, nitrogen, dan
karbon dioksida, aliran, temperatur, pH, serta kecepatan adukan harus
terkendali.
2. Komponen Bioreaktor
Komponen utama bioreaktor terdiri atas tangki, sparger, impeller,
saringan halus atau baffle dan sensor untuk mengontrol parameter.
Tangki berfungsi untuk menampung campuran substrat, sel
BIOREAKTOR 3
3. Jenis-jenis bioreaktor
Sistem Bioreaktor yang umum digunakan adalah:
Curah (bulk / batch)
Kontinu
Semi kontinu
secara teratur pada satu ujung dan setelah melalui jarak tertentu, keluar di
ujung yang lain. Tipe ini mengatasi masalah pada proses pemasukan dan
pengosongan pada tipe batch. Menurut Aprilianto (2010), terdapat dua
jenis dari tipe aliran kontinyu:
1. Vertikal, dikembangkan oleh Gobar Gas Institute, India
2. Horisontal, dikembangkan oleh Fry di Afrika Selatan dan California,
selain itu dikembangkan oleh Biogas Plant Ltd. dengan bioreaktor
yang terbuat dari karet Butyl (butyl ruber bag).
Dalam penelitian Tontowi (2010), telah diterapkan proses
fermentasi kontinu yang dilakukan didalam mixed flow reactor yang
bervolume 1 L dengan kecepatan putar 100 rpm. Proses fermentasi ini
diawali dengan melakukan fermentasi semibatch selama 16 jam. Sebelum
fermentasi dimulai, reaktor terlebih dahulu diisi dengan bead sampai
volume mencapai 1/5 volume reaktor. Setelah 16 jam, proses fermentasi
kontinu mulai dilakukan dengan mengalirkan feed dalam fermentor
menggunakan pompa peristaltik. Laju alir feed (media molasses)
disesuaikan dengan variabel dilution rate yang dipakai.
4. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas maka dapat di simpulkan bahwa:
1. Bioreaktor (fermentor) merupakan tempat berlangsungnya proses
kimia yang melibatkan mikroorganisme atau enzim yang dihasilkan
oleh suatu mikroorganisme. Proses reaksi kimia yang berlangsung
dapat bersifat aerobik ataupun anaerobik dengan agensia biologis
yang digunakan dapat berada dalam keadaan tersuspensi atau
terimobilisasi.
2. Berdasarkan pemasukan nutrisinya ke dalam bioreaktor, ada tiga
jenis bioreaktor, yaitu bioreaktor kontinu, semikontinu, dan
diskontinu.
3. Desain bioreaktor hendaknya memberikan lingkungan yang tetap
bagi optimasi pertumbuhan organisme dan aktivitas metabolisme,
mencegah kontaminasi produksi dari lingkungan pada kultur sambil
mencegah pelepasan kultur ke lingkungan serta memiliki
instrumentasi untuk pemeriksaan atau pengawasan proses yang
optimum.
4. Mikrobia dalam bioreaktor terjadi secara pertumbuhan individu sel
dan pertumbuhan populasi yang meliputi peningkatan substansi
dan komponen sel, peningkatan ukuran sel serta pembelahan sel.
5. Referensi
John Tampion, M. D. Tampion (1987). Immobilized cells: principles and
applications. Cambridge University Press.
Peter M. Huck (1998). Design of Biological Processes for Organics
Control. Amer Water Works Assn
Ratledge C, Kristiansen B., 2001. Basic Biotechnology. Cambridge:
Cambridge University.