Anda di halaman 1dari 15

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

Dokter keluarga adalah dokter yang menjalankan upaya dalam bidang kedokteran
maupun kesehatan, memiliki pengetahuan serta ketrampilan melalui pendidikan khusus di
bidang kedokteran keluara dan mempunyai wewenang untuk menjalankan praktik dokter
keluarga.

WHO menganjurkan agar dokter keluarga merupakan pemberi pelayanan kesehatan


utama di tingkat pelayanan kesehatan strata primer. WHO juga mencanangkan konsep Five
Star Doctor sesuai konsep dokter keluarga yang mencakup kompetensi dokter untuk mampu
bertindak sebagai:

1. Care provider

Sebagai pemberi layanan, dokter keluarga mempertimbangkan kebutuhan pasien secara total
(fisik, mental, dan sosial) baik sebagai individu maupun sebagai bagian yang tak terpisahkan
dari keluarga dan komunitasnya. Seorang dokter keluarga memberikan pelayanan dengan
komitmen yang kuat terhadap mutu. Karena pelayanannya bersifat pribadi (personal) maka ia
memandang pasien dan keluarganya sebagai mitra dalam upayanya memelihara kesehatan
pasiennya.

2. Decision maker

Dokter dalam sistem pelayanan dokter keluarga ini bertindak sebagai mitra bagi pasiennya
dalam mengambil keputusan medis dengan memilih dan menggunakan teknologi kedokteran
dan kesehatan yang tepat secara rasional, beretika, dan sadar biaya. Dengan demikian
sumberdaya pasien dan komunitas yang dilayaninya dapat dimanfaatkan bagi sebesar-besar
manfaat individu dan komunitasnya.

3. Communicator/educator

Untuk dapat menjalankan kelima perannya dalam sistem pelayanan dokter keluara seorang
dokter dituntut mampu berkomunikasi penuh empati karena hanya dengan cara itu ia dapat
memberdayakan individu maupun kelompok untuk meningkatkan dan melindungi
kesehatannya melalui perilaku hidup sehat. Seorang dokter keluarga harus dapat
menyampaikan pesan kesehatan dengan keteladanan dan penjelasan yang rasional.
4. Community leader

Dokter keluarga merupakan orang yang memperoleh kepercayaan dari masyarakat di wilayah
kerjanya sehingga ia harus mampu memnggalang peran serta masyarakat dalam upaya
meningkatkan derajat kesehatan.

5. Manager

Sebagai koordinator dalam pemeliharaan kesehatan bagi pasien dan keluarganya, dokter
keluarga seyogianya dapat bekerja sama secara harmonis dengan setiap individu dan institusi,
baik di dalam maupun di luar sistem pelayanan kesehatan

Yang dimaksud dengan dokter keluarga ialah dokter yang memberikan pelayanan kesehatan
dengan ciri-ciri utama sebagai berikut:

1. Pelayanan kesehatan lini pertama

Artinya memberikan pelayanan pada strata primer, yaitu ditengah-tengah pemukiman


masyarakat sehingga mudah dicapai. Setiap keluarga sebaiknya mempunyai dokter keluarga
yang dapat mereka hubungi bila memerlukan pertolongan kesehatan.

2. Pelayanan kesehatan/medis yang bersifat umum

Artinya memberikan pelayanan untuk masalah kesehatan atau penyakit yang tergolong umum
dan bukan spesialistik. Pelayanan dokter yang bersifat umum juga dikenal dengan istilah
berobat jalan walaupun kadangkadang dapat pula diberikan di rumah untuk kasus tertentu
misalnya pasien yang sulit berjalan.

3. Bersifat holistik dan komprehensif

Holistik artinya tidak dibatasi pada masalah biomedis pasien saja, tetapi juga dengan melihat
latar belakang sosial-budaya pasien yang mungkin berkaitan dengan penyakitnya. Misalnya,
banyak penyakit didapat dari pekerjaannya seperti nyeri otot dan tulang, radang saluran
napas, radang kulit atau kelelahan. Jika penyakit tersebut tidak ditangani secara holistik dan
hanya terfokus pada gejala atau penyakitnya saja, maka tidak akan benarbenar berhasil
disembuhkan. Komprehensif artinya tidak hanya terbatas pada pelayanan pengobatan atau
kuratif saja, tetapi meliputi aspek lainnya mulai dari promotif-preventif hingga rehabilitatif.
Misalnya, konseling, edukasi kesehatan, imunisasi, KB, medical check-up, perawatan pasca
RS dan rehabilitasi medik.
4. Pemeliharaan kesehatan yang berkesinambungan

Artinya, pelayanan kesehatan dilakukan terus menerus kepada pasien maupun keluarganya
guna memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka. Dengan kata lain, hubungan dokter-
pasien yang lebih kontinu atau sebagai dokter langganan. Hubungan yang berkesinambungan
itu menguntungkan karena menjadi lebih saling kenal dan lebih akrab sehingga memudahkan
dalam mengatasi berbagai masalah kesehatan pasien/keluarga tersebut.

5. Pendekatan Keluarga

Artinya, lebih menekankan keluarga sebagai unit sasaran pelayanan kesehatan daripada
perorangan. Pasien umumnya merupakan anggota sebuah keluarga yaitu sebagai suami, isteri
atau anak. Pendekatan keluarga Maj Kedokt Indon, Volum: 58, Nomor: 2, Pebruari 2008
Dokter Keluarga Sebagai Tulang Punggung dalam Sistem Pelayanan Kesehatan mempunyai
berbagai keuntungan terutama untuk dukungan yang diperlukan guna mengatasi masalah
kesehatan. Misalnya seorang anak akan banyak memerlukan pengertian dan dukungan orang
tuanya. Suami yang menderita hipertensi perlu dukungan isteri dan anaknya. Isteri yang
sedang hamil, perlu dukungan suaminya dan banyak lagi contoh lain.

Di negara industri hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan utama. Di


Indonesia, hipertensi juga merupakan masalah kesehatan yang perlu diperhatikan oleh dokter
yang bekerja pada pelayanan kesehatan primer karena angka prevalensinya yang tinggi dan
akibat jangka panjang yang ditimbulkannya. Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi
menjadi 2 golongan yaitu hipertensi primer yang diketahui penyebabnya atau idiopatik dan
hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain.4
Hipertensi primer meliputi lebih kurang 90% dari seluruh pasien hipertensi dan 10%
lainya disebabkan oleh hipertensi sekunder. Dapat diketahui penyebabnya, dan dari golongan
ini hanya beberapa persen yang dapat diperbaiki kelainannya. Oleh karena itu, upaya
penanganan hipertensi primer lebih mendapatkan prioritas. Banyak pernelitian dilakukan
terhadap hipertensi primer baik mengenai patogenesis maupun tentang pengobatannya.2,3

Definisi
Suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal
yang mengakibatkan peningkatan angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian
(mortalitas). Penulisan tekanan darah (contoh: 120/80 mmHg) didasarkan pada dua fase
dalam setiap denyut jantung.1
Hipertensi adalah tekanan sistolik >140 mmHg dan tekanan diastolik >90 mmHg secara
kronik. Berdasarkan penyebabnya Hipertensi dibagi menjadi 2 golongan, yaitu :2,3
1. Hipertensi essensial/primer. Jenis hipertensi yang penyebabnya masih belum dapat
diketahui. disebut juga hipertensi idiopatik. Sekitar 90% penderita hipertensi menderita
jenis hipertensi ini. Oleh karena itu, penelitian dan pengobatan lebih banyak ditujukan
bagi penderita hipertensi essensial ini.
2. Hipertensi sekunder atau hipertensi renal. Jenis hipertensi yang menjadi penyebabnya
dapat diketahui, sering disebut hipertensi renal karena kelainan ginjal menjadi penyebab
tersering. Penyebab hipertensi sekunder ini antara lain kelainan pada pembuluh darah
ginjal, gangguan kelenjar tiroid, atau penyekit kelenjar adrenal.Terdapat pada sekitar 5%
kasus. Penyebab spesifiknya diketahui seperti penggunaan estrogen, penyakit ginjal,
hipertensi vaskular renal, hiperaldosteronisme primer dan sindrom Cushing,
feokromositoma, koarktasio aorta, hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan dan
lain-lain.

Tabel I. Klasifikasi tekanan darah untuk dewasa diatas 18 tahun2


Klasifikasi Tekanan Darah Tekanan Sistolik dan Diastolik (mmHg)
Normal <120 dan <80
Prehipertensi 120-139 atau 80-89
Hipertensi Stadium I 140-159 atau 90-99
Hipertensi Stadium II >160 atau >100
Sumber JNC VII 2003 JNC 7 (the Seventh US National Committee on Prevention,
Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure)

Batasan
Menurut WHO (1978), batasan tekanan darah yang masih dianggap normal adalah
140/90 mmHg dan tekanan darah sama dengan atau diatas 160/95 mmHg dinyatakan sebagai
hipertensi. Tekanan darah di antara normotensi dan hipertensi disebut borderline
hypertension. Batasan tersebut tidak membedakan usia dan jenis kelamin sedangkan batasan
hipertensi yang memperhatikan perbedaan usia dan jenis kelamin diajukan oleh kaplan
(1985) sebagai berikut: pria yang berusia <45 dinyatakan hipertensi jika tekanan darah pada
waktu berbaring 130/90 mmHg atau lebih, sedangkan yang berusia >45 dinyatakan hipertensi
jika tekanan darahnya 145/95 mmHg atau lebih. Wanita yang mempunyai tekanan darah
160/95 mmHg atau lebih dinyatakan hipertensi.3
The Sixth Report of the Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation,
and Treatment of High Blood Pressure (1997) mendefinisikan hipertensi sebagai tekanan
darah sistolik 140 mmHg atau lebih atau tekanan darah diastolik 90 mmHg atau lebih atau
sedang dalam pengobatan antihipertensi.3
Patogenesis
Hipertensi esensial adalah multifaktorial yang timbul terutama karena interaksi antara faktor-
faktor resiko tertentu. Faktor-faktor resiko yang mendorong timbulnya kenaikan tekanan
darah tersebut adalah :
1. Faktor resiko, seperti: diet dan asupan garam, stress, ras, obesitas, merokok
dan genetis
2. System saraf simpatis
Tonus simpatis
Variasi diurnal
3. Keseimbangan antara modulator vasodilatasi dan vasokonstriksi : endotel pembuluh
darah berperan utama, tetapi remodeling dari endotel, otot polos dan interstitium juga
memberikan kontribusi akhir
4. Pengaruh system otokrin setempat yang berperan pada system rennin, angiotensin dan
aldosteron.

Faktor risiko dan gejala klinis


Faktor risiko terjadinya hipertensi, adalah antara lain : 5,6,7
1. Obesitas (Kegemukan)
Merupakan ciri khas penderita hipertensi. Walaupun belum diketahui secara pasti
hubungan antara hipertensi dan obesitas, namun terbukti bahwa daya pompa jantung dan
sirkulasi volume darah penderita obesitasobesitas dengan hipertensi lebih tinggi daripada
penderita hipertensi dengan berat badan normal.
2. Stress
Diduga melalui aktivasi saraf simpatis (saraf yang bekerja pada saat kita beraktivitas).
Peningkatan aktivitas saraf simpatis mengakibatkan meningkatnya tekanan darah secara
intermitten (tidak menentu).
3. Faktor Keturunan (Genetik)
Apabila riwayat hipertensi didapat pada kedua orang tua, maka dugaan hipertensi
essensial akan sangat besar. Demikian pula dengan kembar monozigot (satu sel telur)
apabila salah satunya adalah penderita hipertensi.
4. Jenis Kelamin (Gender)
Pria lebih banyak mengalami kemungkinan menderita hipertensi daripada wanita.
Hipertensi berdasarkan gender ini dapat pula dipengaruhi oleh faktor psikologis. Pada
wanita seringkali dipicu oleh perilaku tidak sehat (merokok, kelebihan berat badan),
depresi dan rendahnya status pekerjaan. Sedangkan pada pria lebih berhubungan dengan
pekerjaan, seperti perasaan kurang nyaman terhadap pekerjaan dan pengangguran.
5. Usia
Dengan semakin bertambahnya usia, kemungkinan seseorang menderita hipertensi juiga
semakin besar.
6. Asupan garam
Melalui peningkatan volume plasma (cairan tubuh) dan tekanan darah yang akan diikuti
oleh peningkatan eksresi kelebihan garam sehingga kembali pada keadaan hemodinamik
(sistem pendarahan) yang normal. Pada hipertensi essensial mekanisme inilah yang
terganggu
7. Gaya hidup yang kurang sehat
Walaupun tidak terlalu jelas hubungannya dengan hipertensi namun kebiasaan merokok,
minum minuman beralkohol dan kurang olahraga dapat pula mempenegaruhi
peningkatan tekanan darah.
Adapun gejala klinis yang dialami oleh para penderita hipertensi biasanya berupa:
pusing, mudah marah, telinga berdengung, sukar tidur, sesak nafas, rasa berat di tengkuk,
mudah lelah, mata berkunang-kunang, mimisan (jarang dilaporkan). 7
Peninggian tekanan darah tidak jarang merupakan satu-satunya tanda pada hipertensi
primer.bergantung pada tingginya tekanan darah yang timbul dapat berbeda-beda. Kadang-
kadang hipertensi primer berjalan tanpa gejala, dan baru timbul gejala setelah terjadi
komplikasi pada organ target seperti pada ginjal, mata, otak, dan jantung.7
Gejala seperti sakit kepala, epistaksis, pusing, dan migrain dapat ditemukan sebagai
gejala klinis hipertensi primer meskipun tidak jarang yang tanpa gejala.7
Evaluasi pasien hipertensi mempunyai tiga tujuan: 7
1. Mengidentifikasi penyebab hipertensi
2. Menilai adanya kerusakan organ target dan penyakit kardiovaskular, beratnya
penyakit, serta respons terhadap pengobatan
3. Mengidentifikasi adanya faktor risiko kardiovaskular yang lain atau penyakit
penyerta, yang ikut menentukan prognosis dan ikut menentukan panduan
pengobatan
Data yang diperlukan untuk evaluasi tersebut diperoleh dengan cara anamnesis,
pemeriksaan fisis, pemeriksaan laboratorium, dan pemeriksaan penunjang.7
Pada 70-80% kasus hipertensi primer didapatkan riwayat hipertensi dalam keluarga
meskipun hal ini belum dapat memastikan diagnosis. Jika didapatkan riwayat hipertensi pada
kedua orang tua dugaan terhadap hipertensi primer makin kuat. Sebagian besar hipertensi
primer terjadi pada usia 25-45 tahun dan hanya pada 20% terjadi pada dibawah usia 20 tahun
dan diatas 50 tahun.8
Jika sudah diketahui mengidap hipertensi sebelumnya diperlukan informasi mengenai
pengobatan yang telah diperoleh yaitu tentang efektifitas dan efek samping obat. Hal ini
diperlukan untuk menentukan jenis dan dosis obat yang akan digunakan. Keterangan
mengenai obat yang sedang diminum pasien yang mungkin menimbulkan hipertensi seperti
golongan kortikosteroid, golongan penghambat monoamin oksidase (monoamine oxidase
inhibitors), dan golongan simpatonimetik sangat diperlukan. Kebiasaan makan makanan yang
banyak mengandung garam perlu ditanyakan untuk mendapatkan gambaran tentang jumlah
asupan garam pada pasien. Pada wanita diperlukan keterangan mengenai riwayat hipertensi
pada kehamilan, riwayat ekslamsia, riwayat persalinan, dan penggunaan pil kontrasepsi.8
Keterangan lain yang diperlukan adalah tentang penyakit lain yang diderita seperti
diabetes melitus, penyakit ginjal, serta faktor risiko untuk terjadinya hipertensi seperti rokok,
alkohol, faktor stres, dan data berat badan. Riwayat keluarga mengenai penyakit ginjal
polikistik, kanker tiroid, feokromositoma, batu ginjal, dan hiperparatiroidisme perlu
ditanyakan untuk melengkapi anamnesis.8
Penatalaksanaan
1. Pengobatan Non-farmakologis.
Penatalaksanaan dengan mengubah diet :6,7
Tujuan Diet
- Menurunkan tekanan darah (diastole) 90 mmHg
- Menghilangkan retensi garam atau air dalam jaringan tubuh
- Mencapai dan menjaga BB dengan IMT 18.5 25

Syarat Diet
Menerapkan Diet Garam Rendah, yaitu sebagai berikut:
- Cukup energi, protein, mineral dan vitamin
- Komsumsi karbohidrat kompleks
- Bentuk makanan sesuai dengan keadaan penyakit
- Jumlah konsumsi natrium disesuaikan dengan berat tidaknya hipetensi
- Hindari bahan makanan yang tinggi natrium
- Konsumsi bahan makanan yang mengandung tinggi kalium, tinggi serat

Jenis Diet
- Diet Garam Rendah I (200-400 mg Na)
Diberikan pada pasien dengan edema, asites, dan atau hipertensi berat. Tidak
ditambahkan garam dapur dalam pengolahan makanannya. Hindari juga bahan
makanan yang tinggi kadar natriumnya.
- Diet Garam Rendah II (600-800 mg Na)
Diberikan pada pasien dengan edema, asites, dan atau hipertensi tidak terlalu
berat. Boleh menggunakan sdt (2 gr) garam dapur dalam pengolahan
makanannya. Hindari juga bahan makanan yang tinggi kadar natriumnya.
- Diet Garam Rendah III (1000-1200 mg Na)
Diberikan pada pasien dengan edema, asites, dan atau hipertensi ringan. Boleh
menggunakan 1 sdt (4 gr) garam dapur dalam pengolahan makanannya.

Bahan Makanan yang dianjurkan dan Tidak Dianjurkan


Dianjurkan: bahan makanan yang tidak menggunakan garam dapur, soda, atau
baking powder dalam pengolahannya. Bahan makanan segar tanpa diawetkan,
daging dan ikan maksimal 100 gr sehari, dan untuk telur 1 butir sehari.
Dihindari: bahan makanan yang diolah dengan garam dapur, soda, baking
powder, asinan, dan bahan makanan yang diawetkan dengan natrium benzoat, soft
drinks, margarin dan mentega biasa, bumbu yang mengandung garam dapur
(kecap, terasi, tomato ketchup, tauco, dan lain sebagainya)

2. Pengobatan Farmakologi
Pengobatan hipertensi berlandaskan beberapa prinsip :6,7
1. Pengobatan hipertensi sekunder lebih mengutamakan pengobatan kausal
2. Pengobatan hipertensi primer ditujukan untuk menurunkan tekanan darah dengan
harapan memperpanjang umur dan mengurangi timbulnya komlikasi
3. Upaya menurunkan tekanan darh dicapai dengan menggunakan obat anti
hipertensi selain dengan perubahan gaya hidup
4. Pengobatan hipertensi primer adalah pengobatan jangka panjang dengan
kemungkinan besar untuk seumur hidup
5. Pengobatan menggunakan algoritma yang dianjurkan The Joint National
Committee on Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure
(1997).

Pada sebagian besar pasien pengobatan dimulai dengan dosis kecil obat anti hipertensi
yang dipilih, dan jika perlu dosisnya secara perlahan-lahan dinaikan, bergantung pada umur,
kebutuhan, dan hasil pengobatan. Obat anti hipertensi yang dipilih sebaiknya yang
mempunyai efek penurunan tekanan darah selama 24 jam dengan dosis sekali sehari, dan
setelah 24 jam efek penurunan tekanan darahnya masih diatas 50% efek maksimal. Obat
antihipertensi kerja panjang yang mempunyai efek penurunan tekanan darah selama 24 jam
lebih disukai daripada obat jangka pendek disebabkan oleh beberapa faktor antara lain :6,7
1. Kepatuhan lebih baik dengan dosis sekali sehari
2. Harga obat dapat lebih murah
3. Pengendalian tekanan darah perlahan-lahan dan persisten
4. Mendapat perlindungan terhadap faktor risiko seperti kematian mendadak,
serangan jantung, dan strok, yang disebabkan oleh peninggian tekanan darah
pada saat bangun setelah tidur malam hari
Jenis-jenis obat antihipertensi untuk terapi farmaklogis hipertensi yang dianjurkan
oleh JNC7 :

Diuretika, terutama jenis Thiazide (thiaz) atau Aldosterone Antagonist (Aldo


Ant)
Beta Blocker (BB)
Calcium Channel Blocker atau Calcium Antagonist (CCB)
Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor (ACEI)
Angiotensin II Receptor Blocker atau AT1 receptor antagonist/blocker (ARB)
Masing-masing obat antihipertensi memiliki efektivitas dan keamanan dalam
pengobatan hipertensi, tetapi pemilihan obat antihipertensi juga dipengaruhi beberapa
faktor yaitu:

Faktor sosial ekonomi


Profil faktor resiko kardiovaskular
Ada tidaknya kerusakan organ target
Ada tidaknya penyakit penyerta
Variasi individu dari respon pasien terhadap obat antihipertensi
Kemungkinan adanya interaksi dengan obat yang gunakan pasien untuk
penyakit lain
Bukti ilmiah kemampuan obat antihipertensi yang akan digunakan dalam
menurunkan resiko kardiovaskular

Saran upaya pencegahan penyakit anggota keluargapasien oleh mahasiswa

Promotif : Peningkatan pengetahuan tentang cara hidup sehat. Dengan menjaga pola makan
dan juga kesehatan lingkungan. Memberikan penjelasan mengenai rumah sehat. Terutama
cukupnya ventilasi dalam rumah.

Preventif: Menutup mulut pada waktu batuk dan bersin,


Meludah hendaknya pada tempat tertentu yang sudah diberi desinfektan (air sabun),
Mengusahakan sinar matahari dan udara segar masuk secukupnya ke dalam tempat
tidur,
Menjemur kasur, bantal,dan tempat tidur terutama pagi hari,
Hindari paparan langsung dari rokok
Kuratif: Terapi medikamentosa :
- Obat Anti Tuberculosis (OAT) :
1. Fase awal : 2 bulan setiap hari
a. Rifampicin 3 x 150mg
b. INH 3 x 75mg
c. Pyrazinamid 3 x 400mg
d. Ethambutol 3 x 275mg
2. Fase lanjutan : 4 bulan setiap 3 kali/minggu
a. Rifampicin 3 x 150mg
b. INH 3 x 150mg
Rehabilitatif : hindari kontak dengan penderita TBC

Pemantauan dan hasil pengobatan TB

Pemantauan kemajuan pengobatan TB Pemantauan kemajuan hasil pengobatan pada


orang dewasa dilaksanakan dengan pemeriksaan ulang dahak secara mikroskopis.
Pemeriksaan dahak secara mikroskopis lebih baik dibandingkan dengan pemeriksaan
radiologis dalam memantau kemajuan pengobatan. Laju Endap Darah (LED) tidak
digunakan untuk memantau kemajuan pengobatan karena tidak spesifik untuk TB. Untuk
memantau kemajuan pengobatan dilakukan pemeriksaan spesimen sebanyak dua kali
(sewaktu dan pagi). Hasil pemeriksaan dinyatakan negatif bila ke 2 spesimen tersebut
negatif. Bila salah satu spesimen positif atau keduanya positif, hasil pemeriksaan ulang
dahak tersebut dinyatakan positif.

Tindak lanjut hasil pemeriksaan ulang dahak mikroskopis dapat dilihat pada tabel di bawah
ini.
Syarat Rumah Sehat
Menurut WHO, rumah sehat dapat diartikan sebagai tempat berlindung dan tempat
beristirahat, sehingga menumbuhkan kehidupan yang sempurna baik fisik, rohani, maupuan
sosial. Rumah sehat harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Memenuhi kebutuhan fisiologis, antara lain: :
a. Pencahayaan
b. Ventilasi (penghawaan)
Ventilasi penting untuk untuk pertukaran udara dalam ruangan sehingga
temperature dan kelembapan udara dalam ruangan dapat terjaga secara optimal.
Sebaiknya suhu udara dalam ruangan lebih rendah minimal 4oC dari suhu udara
luar untuk daerah tropis. Ventilasi yang baik harus memenuhi syarat antara lain :
1. Luas lubang ventilasi tetap minimal 5% luas lantai, sedangkan luas lubang
ventilasi insidentil (bisa dibuka dan ditutup) minimal 5% luas lantai sehingga
jumlah keduanya 10% luas lantai.
2. Udara yang masuk adalah udara bersih bebas dari cemaran asap sampah atau
pabrik dan knalpot kendaraan, debu dan lain-lain.
3. Aliran udara hendaknya cross ventilation dengan menempatkan lubang hawa
pada lubang yang berhadapan antara dua dinding ruangan
4. Kelembaban udara dijaga tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah.
c. Tidak ada gangguan suara atau kegaduhan
Kegaduhan dapat diartikan suara yang menggangu dan dapat menyebabkan
gangguan terhadap kesehatan baik yang berasal dari dalam maupun luar rumah.
d. Cukup tempat untuk bermain anak
Anak-anak memerlukan tempat/ruang untuk bermain sehingga mempunyai
kesempatan untuk bergerak, bermain leluasa di rumah agar pertumbuhan
badannya akan lebih baik, mengurangi kesempatan anak bermain di tempat-
tempat yang berbahaya seperti di jalan raya.5
2. Memenuhi kebutuhan psikologis
Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain cukup aman dan nyaman bagi masing-
masing penghuninya, pada lingkungan tempat tinggal yang baik dan homogen,
penataan perabotan sesuai dengan ruangan yang tersedia, terdapat water closed dan
kamar mandi yang terjaga kebersihannya, pada halaman rumah ditanami tanaman hias
untuk memperindah pandangan.
3. Mencegah penularan penyakit
Hal-hal yang harus diperhatikan antara lain :
- Tersedia air bersih yang cukup dan memenuhi syarat kesehatan
- Bebas dari kehidupan serangga dan tikus
- Terdapat pembuangan sampah yang memenuhi syarat
- Terdapat sistem pembuangan air limbah yang memenuhi syarat
- Terdapat pembuangan tinja
- Bebas pencemaran makanan dan minuman
4. Mencegah terjadinya kecelakaan
Rumah yang sehat harus dapat mencegah atau setidaknya dapat mengurangi
kecelakaan termasuk jatuh, keruntuhan/roboh, kena benda tajam, keracunan dan
kebakaran.

Agar (penghuni) rumah menjadi sehat, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:

Ventiasi Udara
Rumah sehat harus memiliki ventilasi udara yang cukup, agar sirkulasi udara lancar dan
udara menjadi segar. Ventilasi udara membuat kadar oksigen di dalam rumah tetap terjaga
sekaligus menjaga kelembapan rumah.

Buat ventilasi udara lewat bukaan jendela. Penghawaan udara dalam rumah akan makin
maksimal dengan sistem ventilasi silang atau cross ventilation. Jika tidak memungkinkan,
bisa dibuat ventilasi lewat lubang-lubang angin.

Selain itu, sebisa mungkin jangan menggunakan kipas angin, karena bisa menyebabkan flek
pada paru-paru. Taman di teras atau di dalam rumah juga akan membantu proses produksi
oksigen.

Pencahayaan
Rumah sehat harus memiliki pencahayaan alami yang cukup. Rumah yang kekurangan
cahaya matahari sangat lembap dan tidak nyaman serta rawan terhadap bibit penyakit.

Umumnya, cahaya alami didapat lewat jendela, namun jika tidak memungkinkan, cahaya bisa
diperoleh dari genteng kaca. Kendati demikian, pencahayaan rumah jangan terlalu
berlebihan, karena dapat membuat mata sakit dan ruangan menjadi gerah.

Lantai
Lantai kedap air adalah syarat bagi rumah sehat. Bahannya bisa beragam: ubin, semen, kayu,
atau keramik. Lantai yang berdebu atau becek selain tidak nyaman juga bisa menjadi sarang
penyakit.
Pemilihan material lantai sangat penting. Misalnya, keramik lantai yang licin dapat
menyebabkan penghuni terpeleset.

Atap dan Langit-langit


Genteng tanah liat terbilang paling cocok untuk rumah di daerah tropis seperti Indonesia,
karena lebih mampu menyerap panas matahari. Sebaiknya hindari pengunaan atap seng atau
asbes, karena dapat menyebabkan hawa ruangan menjadi panas.

Ketinggian langit-langit rumah juga mesti diperhatikan. Pasalnya, langit-langit yang terlalu
pendek bisa menyebabkan ruangan terasa panas sehingga mengurangi kenyamanan.

Pembuangan Limbah
Setiap hari, rumah menghasilkan limbah kamar mandi, dapur, dan sampah. Rumah sehat
harus memiliki septic tank dan pembuangan limbah air yang tidak mencemarkan tanah dan
air tanah serta tidak berbau. Posisi septic tank sebaiknya dibuat sejauh mungkin dengan
pompa air.

Setiap rumah sehat memiliki tempat pembuangan sampah yang tertutup agar tidak mencemari
lingkungan sekitarnya. Buatlah dua tempat sampah: untuk sampah organik dan anorganik.

Air Bersih
Rumah sehat harus memenuhi kebutuhan air bersih bagi para penghuninya, yakni minimal 60
liter per hari per oranguntuk minum, mandi, mencuci, dan lain-lain.

Polusi dan Kontaminasi


Polusi yang paling banyak dihasilkan rumah berasal dari asap dapur. Untuk itu, rumah
sebaiknya memiliki pembuangan asap agar tidak mencemari ruangan lain. Hindari pula
penggunaan cat dari bahan-bahan berbahaya, yang berpotensi mengganggu sistem pernafasan
penghuni.

Anda mungkin juga menyukai