Anda di halaman 1dari 13

RANCANG BANGUN NOZZLE SPRAY PENGHAMBAT KEBOCORAN GAS KLORIN

PADA RUANG KLORINASI

Dicky Gusti Mahendra/22412067


Dr. Ridwan, MT.
Agung Dwi Sapto, ST., MT.
Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Mesin Universitas Gunadarma
Jl. Margonda Raya No.100, Depok 16424
E-mail : dg.dicky.gusti@gmail.com

ABSTRAKSI
Nozzle spray yang berfungsi untuk penghambat kebocoran gas klorin pada ruangan klorinasi
dengan menggunakan fluida air sebagai penetral gas klorin yang bocor. Pada proses rancang
bangun komponen nozzle spray ada tiga proses pemesinan yang digunakan, yaitu mesin bubut
konvensional, mesin frais dan mesin las. perencanaan dan pembuatan komponen nozzle spray
penghambat kebocoran gas klorin pada ruangan klorinasi dan untuk pembuatan nozzle spray
yaitu terdiri dari 2 (dua) komponen yaitu nepel vlok ring dan pembuatan kepala nozzle spray,
Pada hasil rancang bangun yang dibuat, maka hasil yang didapat dalam proses assembling
dimana waktu proses pengelasan kedua komponen menjadi satu bagian nozzle spray dengan
keliling bagian yang dilakukan pengelasan yaitu 69.08 mm dengan volume bagian pengelasan
sebesar 0.13816 cm3 maka kawat las yang di butuhkan adalah 141 gr.

A. Kata Kunci : Gas Klorin, Manufaktur, Nozzle, Rancangbangun, Spray.

1. PENDAHULUAN
Air merupakan kebutuhan dasar yang penting dalam pengelolahan air. Klorin (Cl2)
tidak dapat dilepaskan dari keidupan merupakan salah satu unsur yang ada di
manusia. Penyediaan air bersih menjadi bumi dan jarang dijumpai dalam betuk
perhatian khusus setiap negara di dunia tidak bebas.
terkecuali di Indonesia. Pada PAM, kebocoran gas klorin pada
Perusahaan Air Minum (PAM) saat penyimpanan maupun pada proses
mengemban tugas pokok melaksanakan pemakaiannya, dapat mencemari
pengelolahan dan pelayanan air bersi untuk lingkungan. Ruang klorinasi merupakan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. tempat menyimpan dan sekaligus untuk
Sebagai perusahaan air minum harus mencampur air dan gas klorin untuk
mengupayakan pengolahan sistem air mendapatkan air jernih. Kebocoran pada
minum. ruang klorinasi umumnya disebabkan oleh
Sistem distribusi produksi air yang kecelakaan dan kelalaian. Gas klorin yang
dikelola PAM dalam memperoleh air bersih terhirup berpengaruh lansung pada
akan menghasilkan kualitas dan kuantitas kesehatan manusia bahkan menyebabkan
yang baik, gas chlorine (Cl2) berperan kematian. Untuk menghambat kebocoran
pada ruang klorin maka dipasang nozzle
spray yang
dapat menyemprotkan fluida cair pada setiap berikutnya membawa pada perkembangan
celah pada ruangan yang terdapat pada berbagai proses serta beragam produk,
ruang klorin, sehingga kebocoran gas klorin namun skala produksinya sangat dibatasi
tidak menyebar keluar ruangan dan oleh tenaga yang tersedia.
menyebabkan pencemaran udara sekitar
yang dapat berakibat fatal. Nozzel spray 2.1.2 Proses Manufaktu
berfungsi untuk memecah cairan menjadi Proses manufaktur adalah suatu proses
butiran partakel halus menyerupai kabut. pembuatan benda kerja dari bahan baku
Proses pembentukan partikel dengan sampai barang jadi atau setengah jadi tanpa
menggunakan air yang dipompa sehingga proses tambahan, dimana pemilihan cara
tekanan air meningkat. Keseragaman pembuatanya tergantung pada :
penyemprotan dipengaruhi oleh jenis nozzle,
1. Jumlah produk yang dibuat akan
jarak nozzle, tinggi semprot, dan tekanan
mempenggaruhi pemilihan proses
oprasi.
pembuatan sebelum produksi
2. PENDAHULUAN dijalankan. Hal ini berkaitan dengan
2.1 MANUFAKTUR pertimbangan segi ekonomis.
2.1.4.1 Pengertian Manufaktur 2. Kualitas produk yang ditentukan
Manufaktur adalah kegiatan kegiatan oleh fungsi dari komponen tersebut.
manusia mencakup semua fase dalam Kualitas produk akan dibuat harus
kehidupan. Produk produk manufaktur mempertimbangkan kemampuan
adalah semua yang ada disekitar kita, yakni produk yang tersedia.
apa yang kita kenakan, kita tempati, kita 3. Fasilitas produk yang dimiliki dapat
lewati, bahkan sebagia besar yang kita digunakan sebagai pertimbangan
makan, semuanya menggalami sejumlah segi kualitas dan kuantitas produksi
proses manufaktur. Manufaktur sudah yang akan dibuat.
dipraktikan selama ratusan tahun, dimulai 4. Standarisasi terhadap produk
dengan pembuatan benda benda batu, merupakan komponen umum dari
keramik dan logam. Bangsa Romawi sudah suatu mesin, yaitu harus mempunyai
mempunyai pabrik dari pabrik gelas untuk sifat mampu tukar. Penyeragaman
produksi massal, dan masih banyak kegiatan yang dimaksud meliputi bentuk
yang lain termasuk pertambangan, geometri dan keadaan fisik.
metalurgi, dan industri tekstil telah lama Untuk menghasilkan produk kompetitif,
menggunakan prinsip pembagian kerja. maka menjadi penting untuk merancang
Meskipun begitu, masih banyak manufaktur pruduk yang lebih murah, berkaitan dengan
yang selama beberapa abad tetap menjadi material, proses manufakur atau pemindahan
kegiatan individu mendasar, dipraktikan dan penyimpananya. Suatu produk
oleh para tukang dan pemagang mereka. dirancang mempunyai kekuatan yang lebih
Kelihaian generasi generasi tukang tinggi, tahan korosi, mempunyai umur pakai
yang panjang atau yang lain, namun
demikian kriteria ekonomis tetap
dipertimbangkan.
Untuk komponen komponen yang
diproduksi secara masal,perancangan
disesuaikan dengan mesin mesin yang ada, 2.3.1 MACAM-MACAM SPRAY
yaitu untuk minimasi berbagai macam
a) Cone nozzle (nozzle kerucut)
waktu set-up.
Solid cone nozzle menghasilkan
2.1.2 NOZZLE semprotan halus. Pola semprotan
Nozzle adalah alat untuk berbentuk bulat (kerucut). Terdiri dari 2
memisahkan fluida atau minyak menjadi tipe, yaitu zolid/full cone
tetesan kecil yang membutuhkan energi nozzle dan Hollow cone nozzle.
tertentu, energi yang diberikan melalui
pompa yang memiliki tekanan tinggi.
Dengan pompa bertekanan tinggi akan
memecahkan minyak atau fluida dengan
kecepatan tertentu.
.3 SPRAY
Pada sistem spray, nozzle berfungsi
untuk memecah cairan menjadi butiran
partikel halus yang menyerupai kabut.
Proses pembentukan partikel dengan Gambar 2.1 Cone nozzle (nozzle kerucut)
menggunakan tekanan, dilakukan untuk
b) Flat Fan Nozzle (nozzle kipas standar)
memperoleh butiran halus. Tekanan
Flat fan nozzle menghasilkan pola
dilakukan dengan menggunakan air yang
semprotan berbentuk oval (V) atau
dipompa sehingga tekanan air meningkat.
bentuk kipas dengan sudut tetap (65o
Air melewati pipapipa menuju ke alat
95o).
pengabut dengan celah yang sempit,
sehingga cairan akan pecah menjadi partikel
yang halus. Besar butir-butir fluida yang
terpencarkan dan penyebaran butir-butir
tergantung pada bentuk lubang nozzle.
Untuk nozzle yang sama, jika semakin tinggi
tekanan yang diberikan, maka ukuran
droplet akan semakin kecil, jika semakin
rendah tekanan, maka ukuran droplet akan
semakin besar. Gambar 2.2 Flat Fan
Nozzle (nozzle kipas standar)
c) Even Flat Fan Nozzle (nozzle kipas jumlah lubangnya empat) karena itu
rata) cenderung boros.
memiliki pola semprot berbentuk garis.
Butiran semprot tersebar merata. Pada
tekanan rendah ukuran butiran semprot
besar hingga sedang dan pada tekanan
tinggi ukuran butiran semprot sedang
hingga halus.

Gambar 2.5 Nozzle lubang empat

2.4 KLORIN
Dalam kehidupan manusia. Klorin
memegang peranan penting yaitu banyak
Gambar 2.3 Even Flat Fan
benda-benda yang kita gunakan sehari-hari
Nozzle (nozzle kipas rata)
mengandung klorin seperti peralatan rumah
tangga, alat-alat kesehatan, kertas, obat dan
d) Nozzle Polijet
produk farmasi, pendingin, semprotan
Pola semprotan pada dasarnya berbentuk
pembersih, pelarut dan berbagai produk
garis atau cerutu. Butiran semprot agak
lainnya.
kasar hingga kasar. Tidak atau sangat
Klorin di samping mempunyai fungsi
sedikit menimbulkan drift.
yang berarti dalam kehidupan manusia, juga
berdampak negative bagi lingkungan.
Untuk mencegah terjadinya kerusakan
lingkungan akibat pembuangan limbah,
termasuk limbah klorin maka suatu industri
diwajibkan mengelola limbahnya terlebih
dahulu sebelum dibuang ke lingkungan.

2.4.1 Manfaat Klorin


Klorin digunakan dalam berbagai
Gambar 2.4 Nozzle Polijet industri untuk menghasilkan produk yang
bermanfaat bagi manusia. Produk yang
e) Nozzle lubang empat dihasilkan dengan menggabungkan klorin
Nozzle ini menghasilkan pola semprotan dengan hidrokarbon (produk klorinat-
berbentuk kerucut. Butiran semprot hidrokarbon) merupakan produk yang amat
halus sampai agak halus (tergantung berguna.
tekanan). Flow rate tinggi (karena
2.4.2 Kebocoran Klorin berkembangnya ilmu pengetahuan dan
Kebocoran klorin pada saat teknologi, maka akan dapat diupayakan
penyimpanan maupun pada proses untuk mencari alternatif pengganti klorin.
pemakaiannya, dapat mencemari misalnya pada pengolahan air minum atau
lingkungan.Kebocoran umumnya air bersih yaitu klorinasi air digantikan
disebabkan oleh kecelakaan dan kelalaian. dengan teknologi lain seperti ozonisasi,
Di sini masalah teknis dan manusia sangat proses membran dan ultraviolet.
berperan. Gas klorin yang terhirup
berpengaruh langsung pada kesehatan Keberadaan klorin dalam
manusia bahkan menyebabkan kematian. kehidupan memiliki dua sisi yang berbeda.
Di satu sisi klorin memberikan manfaat yang
2.4.3 Dampak Klorin cukup penting, namun di sisi lain dapat
Klorin dalam bentuk produk membahayakan kehidupan manusia. Upaya
kimia buatan menimbulkan dampak untuk mengembangkan alternatif pengganti
terhadap lingkungan, seperti penipisan klorin merupakan upaya yang patut
lapisan ozon dan pemanasan global. Selain didukung, namun dengan melihat begitu
berdampak pada kesehatan, senyawa klorin banyak dan luasnya pemakaian klorin dalam
juga menimbulkan dampak terhadap berbagai produk, maka untuk menggantikan
lingkungan, baik berupa produk maupun fungsi-fungsi klorin tersebut tidak dapat
limbah yang dihasilkan. Senyawa klorin ditempuh dalam waktu yang relatif singkat,
juga dapat disebabkan dari pembakaran kecuali untuk senyawa-senyawa klorin yang
sampah dan kebocoran klorin dalam proses bersifat sangat toksik harus segera
industri. Seiring dengan meningkatnya dihentikan pemakaiannya
perhatian terhadap lingkungan dan .5 PROSES PERMESINAN
perkembangan teknologi peralatan analisis, Mesin dan alat yang digunakan
dampak-dampak klorin terhadap lingkungan disesuaikan dengan kebutuhan dalam proses
mulai diketahui, misalnya saja klorin yang pengerjaanya. Jika pemilihan mesin dan alat
digunakan sebagai desinfektan ternyata juga yang digunakan tidak sesuai dengan
bereaksi dengan senyawa-senyawa organik ketentuan maka akan berakibat kesalahan
yang terdapat di dalam air Selain itu dalam pengerjaanya, seperti kesalahan
terbentuknya senyawa organoklorin lain dalam dimensi suatu komponen yang dibuat.
secara tidak sengaja dari proses pembakaran
senyawa yang berbasis klorinat hidrokarbon, 2.5.4.1 Mesin Bubut (Turning Machine)
berdampak negativ terhadap lingkungan. Mesin bubut adalah salah satu jenis
mesin perkakas yang digunakan untuk
2.4.4 Alternatif Pengganti Klorin proses pemotongan benda kerja yang
Meningkatnya kepedulian manusia dilakukan dengan membuat sayatan pada
terhadap lingkungan, serta semakin benda kerja dimana pahat digerakkan secara
diketahuinya dampak berbahaya dari klorin, translasi dan sejajar dengan sumbu dari
maka telah diupayakan alternatif untuk benda kerja yang berputar.
menggantikan klorin. Dengan
yang dapat mengebor terhadap benda kerja
yang dijepit (diikatkan) pada meja atau dasar
meja mesin bor.

Gambar 2.6 Mesin bubut

2.5.4.2 Mesin Frais ( Milling Machine )


Mesin frais adalah mesin yang dapat
melakukan tugas dari segala mesin perkakas Gambar 2.10 Mesin bor duduk. [9]
seperti pengerjaan bidang rata, lubang
2.5.4 Mesin Las
lubang pasak, alur alur ekor burung,
Busur listrik adalah salah satu cara
pemotongan sudut, pembuatan roda gigi,
meyambungkan logam degan jalan
pemotongan tepi dan lain lain. proses
menggunakan nyala busur listrik yang
penyayatan benda kerja pada mesin frais
dinyalakan kepermukaan logam yang akan
menggunakan alat potong dengan mata
disambung. Pada bagian yang terkena busur
potong jamak yang berputar ( pisau frais ).
listrik tersebut akan mencair, demikian juga
elektroda yang menghasilkan busur listrik
yang akan mencair pada ujungnya dan
merambat terus sampai habis. Logam cair
dari elektroda dan dari sebagian benda yang
akan disambung tercampur dan mengisi
celah dari kedua logam yang akan
disambung. Kemudian membeku dan
Gambar 2.7 Mesin frais. [9] tersambung kedua logam tersebut.
2.5.3 MESIN BOR (Drill Machine)
Mesin bor adalah suatu jenis mesin
gerakanya memutarkan alat pemotong yang
arah pemakanan mata bor hanya pada sumbu
mesin tersebut (pengerjaan pelubangan).
Sedangkan Pengeboran adalah operasi
menghasilkan lubang berbentuk bulat dalam
lembaran-kerja dengan menggunakan
Gambar 2.11 Mesin las tipe AC.
pemotong berputar yang disebut BOR.
Dalam prinsip kerja pelaksaan pengeboran
3. METODE RANCANG BANGUN
adalah suatu poros yang berputar dimana
NOZZLE SPRAY
bagian ujung nya (bagian bawah) diikatkan
3.1 NOZZLE SPRAY PENGHAMBAT
suatu mata bor atau alat-alat potong lain nya
KEBOCORAN GAS KLORIN
Tahapan proses dalam pembuatan manufaktur komponen statis,
nozzle spray, dibagi menjadi dua bagian, komponen statis ini yaitu nozzle spray.
yaitu komponen yang dibuat manual dan Komponen tersebut dibuat sesuai dengan
komponen yang sudah jadi. Tahap pertama rancangan dan kegunaannya pada sistem
yaitu pembuatan komponen yang dibuat penghambat kebocoran gas klorin pada
secara manual meliputi bagian kepala nozzle ruangan klorinasi. proses pemesinan yang
spray. Tahapan kedua yaitu komponen yang digunakan seperti proses pembubutan,
sudah jadi, yaitu nepel vlok ring dan pengeboran dan tahap pengelasan.
kemudian dilakukan proses assembling.
.2 Berikut alur flow charts atau 4.2 Proses Pembuatan Nozzle Spray
diaram alir pada perancangan Pembuatan nozzle spray untuk
nozzle spray. penghambat kebocoran gas klorin terdiri
dari beberapa tahapan, yaitu pembubutan
dengan mesin bubut konvensional,
penggurdian atau pencoakan dengan mesin
milling, dan assembli dengan las.

Tahap 1 (bubut muka)


Batang dengan ukuran 23 x 35
dijepit pada cekam mesin bubut dan
dilakukan dengan tahapan proses berikut
gambar 4.3

Gambar 4.3 Proses pembubutan


tahap 1 kepala nozzle (bubut muka)

lt
tc=
Vf
l v +l w+l n

Vf
Gambar3.2 Flow chart proses
3+ 11.5+0
perancangan nozzle spray
200
14.5
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
200
4.1 Manufaktur Komponen Mesin 0.072 min
Tahap ke 2 (bubut memanjang)
Lakukan bubut memanjang dengan Tahap ke 3 memotong dengan gerinda
w = 20 mm diameter awal (do) = 23 mm Pemotongan pada round bar (besi
menjadi diameter akhir (dm) = 22 mm. bulat) yang telah dilakukan proses
Seperti ditunjukan pada gambar 4.4. pembubutan dipotong menggunakan gerinda
tangan yang dimana menggunakan mata
gerinda cutting dengan ketebalan 1,9 mm
dengan ukuran yang telah di tentukan pada
gambar 4.5.

Gambar 4.4 Proses pembubutan


tahap ke 2 bagian kepala nozzle (bubut
memanjang)
1). Langkah kerja bubut memanjang :
Gambar 4.5 Proses pemotongan
a) Atur kecepatan putaran
dengan gerinda tangan
Spindle mesin bubut pada kecepatan
1000 rpm pada mesin bubut yang
Tahap ke 4 (bubut muka)
digunakan.
Bagian awal benda dipasang di
b) Melakukan pembubutan
mesin bubut , melakukan bubut muka
memanjang dengan diameter 23 mm
dengan dimensi a = 3 mm , ( d ) = 22
menjadi diameter 22 mm dengan
mm dan w = 11 mm. Seperti ditunjukan
panjang pembubutan 20 mm.
pada gambar 4.6.
c) Tebal pemakanan (a) adalah :
dodm
a =
2
2322
=
2
1
=
2
= 0.5 mm Gambar 4.6 Proses pembubutan
2). Waktu pemotongan adalah : tahap ke 3 (bubut muka)
lt 1) Langkah kerja bubut muka :
tc=
Vf a) Menggatur putaran spindle mesin bubut
l v +l w+l n pada kecepatan 1000 rpm.

Vf b) Melakukan pembubutan muka dengan
0.5+ 20+0.5 diameter 22 mm panjang pemakanan 11

200 mm dan a = 3 mm.
21
2). Waktu pemotongan adalah :
200
0.105 mi n
lt kecepatan makan (Vf ) dengan menggunakan
tc=
Vf mata potong endmill dengan z = 4 adalah :
l v +l w+l n vf = f x n x z

Vf = 0.2 x 1115 x 4
3+ 11+0 = 892 mm/min

200 Panjang pemesinan adalah:
14 Lt = lv + lw + ln

200 = 5 + 22 + 5
0.07 min
= 32 mm
Waktu pemesinan adalah :
Tahap ke 5 (pemakanan)
Melakukan pemakanan memanjang tm=
S'
dengan w = 11 mm dengan menggunakan lv+lw+ln
pahat jari atau endmill HSS (High Speed
s .n
Steel) sesuai table lampiran A4 dan A5 5+ 22+ 5

ditentukan : 0,2. 1115
Kecepatan Potong (Vc) = 70 mm / min 32

Feeding (f) = 0.2 mm 223
Diameter Mata Pahat = 5 mm 0.14 mm /min

Tahap ke 6 penyambungan kepala nozzle


pada nepel
Proses selanjutnya adalah pengelasan pada
bagian nozzle yang disambung dengan nepel
vlok ring . Pengelasan pada nozzle untuk
disambungkan menpunyai panjang las 22
Gambar 4.7 Tahap ke 5
mm dan metode pengelasan yang digunakan
pemakanan pada bagian kepala nozzle
dalam pengelesan menggunakan metode
Maka putaran mesin frais Vertical
SMAW (Shield Metal Arc Welding).
yang digunakan adalah :
1000 . Vc
n=
.d
1000 . 70

3.14 . 22
70.000
=
69.08
= 1.013,31 rpm Gambar 4.8 Permukaan yang
disambungkan dengan las
Berdasarkan mesin frais milling yang 1). Menghitung keliling bagian yang di Las
digunakan pada lampiran A5 maka putaran a). Menghtiung keliling bagian yang di las
spindle diambil 1115 Rpm, sehingga L= xd
= 3.14 x 22
= 69.08 mm = 141 gr
2). Menghitung Berat Logam Las 4). Setelah melakukan proses pengelasan,
Diketahui penampang las seperti pada maka didapat waktu pengelasannya adalah
gambar 4.9 (berdasarkan jurnal skripsi teknik mesin
Universitas Muhammdiyah) :
69,08 mm
Maka tc
1.52 mm/det
= 35.44 det

Tahap ke 7 (pembuatan lubang 10mm


Gambar 4.9 Permukaan las bagian nozzle
pada bagian bawah nozzle)
yang di las
Proses pengeboran dengan diameter awal
a). Perhitungan luas penampang bagian yang
(do) = 12 mm menjadi diameter akhir (dm) =
di las adalah :
15 mm. dan panjang ( p1 ) = 15 mm . Seperti
A =2 x 2 x
ditunjukan pada gambar 4.10.
= 2 mm2
b) Perhitungan volume las untuk bagian
yang di las dengan panjang las 37.68 mm
adalah :
V =A x L
2
= 2 mm x 69.08 mm
= 138.16 mm3
= 0.13816 cm3 Gambar 4.10 Pengeboran lubang 15
c). Perhitungan berat las dengan berat jenis pada bagian bawah nozzle
bagian yang di las yang menggunakan Maka putaran mesin drilling yang
material SS316 adalah = 8,76 gr/cm3 : digunakan adalah :
GL = V x 8,76 gr/cm3 V . 1000
n=
= 0.13816 cm3 x 8,76 gr/cm3 .d
= 1,210281 gr 30 . 1000

= 0,001210 kg 3.14 . 15
3). Menghitung kawat las yang dibutuhkan 30000

GL = berat las/satuan panjang berdasarkan 47.1
(Lampiran C1)......(2.18) 636.94 rpm
GL . P Dari mesin bor yang digunakan (lampiran
G= :(gram) B1) maka putaran spindle diambil 620
DE
Maka dapat dihitung De adalah 59% sesuai rpm, dimana z adalah jumlah mata pisau.
dengan Lampiran C1 adalah sebagai Sehingga kecepatan makan ( v f ) :
berikut : v f =f x n x z
0,001210kg /mm x 69.08 mm 0,175 x 620 x 2
G
59 217 mm/min
= 0,141 kg
Pahat potong yang digunakan mempunyai
sudut (lampiran B2) sehingga diperoleh
panjang pengakhiran adalah :
l t=l v +l w +l n
0,5 . d
l n=
tan a
0,5 .15

tan 118
7,5
Gambar 4.11 Pengeboran lubang 10
1,880
mm pada bagian dalam nozzle
3,9 mm
Data yang diambil untuk proses pengeboran
Sehingga panjang pemesinan adalah
bagian dalam nozzle untuk pembuatan
:
lubang yang digunakan sebagai saluran
l t=l v +l w +l n
akhir fluda sebelum keluar dari nozzle
5+15+3,9
menggunakan pahat HSS (high speed steel):
23,9 mm
Berdasarkan tabel lampiran A4 dan A5 maka
v
2). Dengan kecepatan makan ( f )=217 ditentukan :
Kecepatan Potong (Vc) = 40 mm /
mm/min, maka : min
l Feeding (f) = 0.2 mm
st c = t
vf Diameter Mata Pahat = 10 mm
23,9 1). Kecepatan putaran spindle poros mesin

217 milling dimana (V) sesuai dengan (lampiran
0.110 min B3) dengan d adalah diameter pisau bor,
= 6.6 det sehingga :
Keterangan : waktu pengeboran Maka putaran mesin milling yang digunakan
membutuhkan waktu 6.6 det untuk satu kali adalah :
proses 1000 . Vc
n=
.d
Tahap ke 8 (pembuatan lubang 10 pada 1000 . 40

bagian dalam nozzle setelah 15mm) 3.14 .10
Proses pengeboran dengan diameter (d) = 10 40000

mm. dan panjang ( p1 ) = 15 mm dilakukan 31.4
1273.88 rpm
dengan menggunakan mesin frais vertikal.
Seperti ditunjukan pada gambar 4.11. Dari mesin milling yang digunakan
(lampiran A5) maka putaran spindle diambil
1320 rpm, dimana z adalah jumlah mata
pisau. Sehingga kecepatan makan ( v f ) :
v f =f x n x z
0.2 x 1320 x 4
1056 mm/min 2. Pengelasan pada proses assembling
Pahat potong yang digunakan adalah mata komponen nozzle spray dengan
pahat jari (end mill) tidak mempunyai sudut keliling bagian yang dilakukan
pada ujung mata pahat sehingga diperoleh pengelasan yaitu 69.08 mm dengan
panjang pengakhiran ( l n = 0. volume bagian pengelasan sebesar
Sehingga panjang pemesinan 0.13816 cm3 maka kawat las yang di
adalah : butuhkan adalah 141 gr.
l t=l v +l w +l n
2+15+0 5.2 Saran
17 mm Pada proses pembuatan komponen-
v komponen nozzle spray penghambat
2). Dengan kecepatan makan ( f )=217 kebocoran gas klorin (Cl2) pada ruang
klorinasi ini masih sangat perlu
mm/min, maka : disempurnakan baik dari segi pengerjaan
lt maupun penampilan. Oleh sebab itu untuk
st c =
vf menyempurnakan rancangan mesin ini perlu
17 adanya pemikiran yang lebih baik dan jauh

1056 dengan segala pertimbangan dan pemikiran.
0.0160 min Beberapa saran untuk langkah yang
= 9,6 det dapat membangun dan menyempurnakan
Keterangan : waktu pengeboran Mesin ini adalah sebagai berikut :
membutuhkan waktu 9,6 det untuk satu kali 1. Untuk sudut derajat spray pada
proses nozzle cobalah untuk mengganti
dengan sudut derajat yang lebih
5. KESIMPULAN DAN SARAN kecil, karena dengan sudut spray
5.1 Kesimpulan 180 semburan fluida yang di
Dari pembuatan poros dan piringan semprotkan kurang terfokus ke
pada mesin pengiris bahan makanan adonan bagian tengah.
kerupuk dapat disimpulkan sebagai berikut : 2. Pada bahan nozzle spray cobalah
1. Pada proses pengeboran bagian menggunakan bahan anti karat
dalam nozzle spray dengan diameter lainnya.
15 mm dengan panjang pemakanan 3. Mencoba pengerjaan dengan
15 mm. Pada bagian dalam nozzle menggunakan pemesianan CNC
spray dengan diameter yang (Computer Numorical Control).
berdiameter lebih kecil sebelum 4. Kekurangan pada proses rancang
keluar ke sudut spray yaitu 10 mm bangun ini yaitu nozzle terdiri dari
dengan panjang pemakanan yaitu 15 dua part yang di assembling. Apabila
mm, dimana waktu total keduanya ada pengembangan alat ini
memiliki selisih berbeda, yaitu untuk disarankan untuk membuat nozzle
diameter 15 mm 6,6 detik dan spray pada satu bagian tanpa adanya
diameter 10 mm yaitu 9,6 detik assembly.
[10] Daryanto.1986. Dasar-dasar
DAFTAR PUSTAKA Teknik Mesin, Penerbit
Tarsito, Bandung.
[1] Schey. John A. 2009. Proses [11] Sunarto, Harsono Wiryo.
Manufaktur, Peberbit ANDI, 1997. Teknologi Pengelasan
Yogyakarta. Logam, Penerbit Pradya
[2] Park Su Han et. al, 2009. Paramita, Jakarta.
Nozzle flow and atomization [12] Philip D. Harvey. 1982.
characteristics of ethanol Engineering Properties of
blended biodiesel fuel. Steels, American Society for
[3] Muttaqin Rahmat Metals, Metals Park, OH.
Pangaribawa, 2013. Jurnal
Optimasi Alat Rising Spray
dengan Discrete Diameter
Approach dan Analisa
Hidrolik Jaringan
perpipaanya untuk kebutuan
pompa sistem Cathodic
Electro Deposition (CED) ,
Yogyakarta
[4] Djojosumarto, Panut. 2008.
Teknik Aplikasi Pestisida
Pertanian Edisi Revisi.
Kanisius. Yogyakarta
[5] Fardiaz, Srikandi, 1992,
Polusi Air dan Udara,
Yogyakarta.
[6] Hasan, Achmad. 2006,
Dampak Penggunaan Klorin.
[7] Sularso Dan Kiyokatsu Suga.
1997. Dasar Perencanaan
dan Pemilihan
[8] Darmanto, Joko. 2007.
Modul Bekerja Dengan
Mesin Bubut. Yudhistira,
Surakarta.
[9] Taufik, Rohim. 1993. Teori
dan Teknologi Proses
Pemesinan. Higher Education
Development Support
Project.

Anda mungkin juga menyukai