Inggi Silviatni
Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Komunikasi dan Bisnis Universitas Telkom, Bandung
isilviatni@gmail.com
Penelitian ini bertujuan untuk membuat rancangan model bisnis kafe Zapateria yang
menggunakan framework business model canvas (BMC). Zapateria hadir sebagai model
pengembangan sistem pelayanan kafe yang menawarkan kenyamanan, kemudahan makan dan
berbelanja yang belum pernah diterapkan di kafe lain. Dimana berdasarkan data yang ada bahwa
semakin meningkatnya jumlah pendatang ke Kota Bandung untuk berwisata kuliner dan belanja. Hal
tersebut menjadi hal yang melatar belakangi peneliti membuat rancangan model bisnis kafe sekaligus
gerai sepatu yang bernama Zapateria.
Kata kunci: Model Bisnis, Model Bisnis Kanvas, Kafe dan Sepatu.
ABSTRACT
The aim of this research is to plan business model for Zapaterias cafe using BMC framework.
Zapateria will be presented as example of development service cafe system which offer coziness, the
simplicity of eat and shop which never been offered by other cafe. Moreover, the data exist showed
the sum of people who visit Bandung for culinary and shopping with the number increase time to time.
Those things are the reasons why this research made which are business model for cafe and shoes
shop at one blow.
Keywords: Business Model, Business Model Canvas (BMC), Cafe, and Shoes
1
PENDAHULUAN di bandung mulai banyak bermunculan kedai
Pada mulanya budaya minum kopi di
kopi lokal yang sejenis dengan kedai kopi
Indonesia merupakan kebiasaan yang
asing seperti Starbucks Coffee, Gloria jeans
dilakukan oleh pemerintah Belanda pada
Coffee, dan The Coffee Bean and Tea
jaman tanam paksa. Namun, seiring
Leaf. Kedai kopi ini dibangun untuk memenuhi
perkembangannya masyarakat Indonesia pun
kebutuhan masyarakat akan budaya minum
mulai gemar meminum kopi. Kehadiran kedai
kopi dengan sarana dan prasarana yang
kopi atau cafe di Indonesia, mengubah gaya
sangat memberikan kenyamanan bagi
hidup masyarakat Indonesia dalam meminum
konsumennya, seperti tempat duduk yang
kopi. Meminum kopi tidak lagi menjadi
nyaman serta kemudahan akses internet.
kebiasaan orang dewasa hanya untuk
Menurut Kotler (dalam Tjiptono et al.,
mengurangi kantuk, tetapi juga anak muda
2006:28) agar dapat mengikuti perkembangan
baik pria maupun wanita. Dulu kedai kopi atau
dan unggul dalam persaingan, perusahaan
cafe identik dengan tempat yang kurang
dituntut untuk dapat memberikan kepuasan
nyaman, tidak terlihat menarik dengan
kepada pelanggannya dengan memberikan
suasana yang monoton. Kini cafe identik
suatu produk atau jasa dengan mutu yang
dengan tempat yang nyaman, suasana
lebih baik dan harga lebih murah serta
yang cozy, fasilitas yang lengkap
kepastian ketersediaan. Suatu usaha juga
seperti lounge, bar, AC (Air Conditioner), Wi-
akan mengalami tantangan tersendiri dan
Fi, bahkan mulai bermunculan cafe dengan
dituntut mempunyai kelebihan yang tidak
desain interior yang unik yang belum pernah
dimiliki pesaing. Hal ini berlaku di semua
ada sebelumnya. Sehingga tidak aneh apabila
jenis bisnis terlebih industri yang merabah
saat ini masyarakat merasa nyaman untuk
seperti industri kuliner dan fashion. Oleh
menghabiskan banyak waktu bersama kerabat
karena itu, peneliti memiliki ide dalam
di kedai kopi atau cafe.
perencanaan bisnis cafe yang belum ada
Dengan berbagai sarana dan prasarana
sebelumnya yakni penggabungan antara
yang ditawarkan oleh cafe saat ini, masyarakat
bidang kuliner dan fashion (sepatu).
menjadikan cafe sebagai tempat yang nyaman
Sepatu dipilih karena sepatu termasuk
untuk melakukan berbagai aktivitas seperti
unsur penting pembentuk self
tempat untuk bertemu dengan sahabat, teman
image seseorang. Membuat penggunanya
lama, keluarga, ataupun kolega bisnis. Tidak
makin percaya diri dan nyaman ketika
jarang konsumen cafe datang untuk
berinteraksi dengan orang lain. Jika self
mengerjakan tugas kuliah, tugas kantor, atau
imagenya positif, maka akan berdampak pada
sekedar memperoleh informasi terbaru dengan
terbangunnya konsep diri yang positif pula.
memanfaatkan fasilitas jaringan Wi-Fi yang
Dengan konsep diri positif, maka individu
disediakan oleh cafe tersebut, sambil mencicipi
tersebut akan bahagia dengan hidup yang
berbagai jenis minuman dan makanan yang
dijalaninya.
ditawarkan.
Apalagi pada momen pesta atau acara
Bandung sebagai salah satu simbol wisata
sosial yang membuat penampilan mereka
kuliner, tidak ketinggalan dalam
terekspos oleh banyak orang. Keberadaan
perkembangan bisnis cafe. Sejak tahun 2006
sepatu jadi penting untuk dipadukan dengan berkuliner dan belanja, serta menilai kepuasan
busana yang dipakai. Ungkapan ini dalam melewati kehidupan sosial, berkeluarga
dikemukan oleh Linda OKeeffe dalam sebuah dan kebersamaan. Kota Bandung sebagai ibu
bukunya yang berjudul Shoes. kota provinsi Jawa Barat secara geografis
Dalam buku kecil namun menarik isinya terletak di tengah-tengah provinsi Jawa Barat
tersebut, OKeeffe mengungkapkan dan mempunyai nilai strategis terhadap
bagaimana sepatu wanita punya banyak hal daerah-daerah di sekitarnya terutama DKI
esensial dalam kehidupan yang bisa digali. Jakarta. Berkat dataran tinggi dan gunung-
Mulai dari ranah psikologi, folklore (cerita gunung di sekelilingnya, Kota Bandung
rakyat), hingga sejarah sosial, dapat dikupas memiliki hawa yang sejuk dan panorama alam
secara mendalam. Berkaitan dengan folklore, yang indah.
di dalam bukunya OKeeffe menyatakan Kota Bandung juga merupakan pusat
keberadaan sepatu wanita dapat dilihat pada perkembangan dan industri, karena itu
dongeng Cinderella. Kisah fiktif terkenal itu Bandung juga mempunyai daya tarik untuk
menceritakan bagaimana sepasang sepatu para kaum urban untuk mencari pekerjaan.
kaca dapat mengubah nasib seorang wanita Banyaknya pendatang dari berbagai daerah ke
secara drastis. Dari wanita terjajah dan terhina, Kota Bandung untuk menuntut ilmu atau
menjadi wanita yang dipuja dan didamba mencari pekerjaan, menjadikan penduduk Kota
semua orang. Bandung sangat heterogen. Pada Tahun 2012,
Ada pun perbincangan mengenai sejarah Kota Bandung memiliki penduduk sebanyak
sepatu dalam konteks sosial, akan mengarah 2.455.517 jiwa (BPS Kota Bandung 2012),
pada bagaimana awal mulanya keberadaan dengan laju pertumbuhan penduduk 1,26 %
sepatu dan perkembangannya hingga menjadi dan tingkat kepadatan penduduk mencapai
bagian dari fashion tak terpisahkan. Salah satu 14.676 orang per km2. Heteroginitas
sumber lengkap untuk melihat hal tersebut masyarakat Kota Bandung tersebut selain
adalah dengan mengunjungi berbagai museum merupakan tantangan bagi Kota Bandung
sepatu wanita yang tersebar di berbagai kota dalam mengelola jumlah penduduk yang
di dunia. Yaitu Clarks Museum, Bally Shoe besar, juga memberi peluang bagi
Museum, The Bata Shoe Museum, Charles perkembangan khasanah kekayaan kuliner
Jourdan Museum, dan Museo Salvatore nusantara di Kota Bandung yang dapat
Ferragamo. dimanfaatkan sebagai daya tarik destinasi
Seperti yang diketahui, Bandung adalah wisatawan dari luar Bandung khususnya dari
tempat bagi mereka yang mencari sensasi Ibukota DKI Jakarta.
Tabel 1 Penduduk Kota Bandung Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2012
Dari data diatas, dapat disimpulkan faktor pembeda atau keunikan yang dimiliki
bahwa terdapat peningkatan jumlah wisatawan perusahaan dibandingkan dengan pesaing
ke Bandung dari tahun ke tahun, hal ini dilihat untuk dapat menarik konsumen.
sebagai peluang bagi pengusaha untuk Bermunculannya restoran-restoran baru di
menciptakan bisnis baru yang dicari Bandung yang semakin banyak membuat
wisatawan. Melihat kondisi persaingan yang persaingan menjadi ketat, mendorong usaha
semakin ketat, setiap perusahaan perlu baru atau usaha yang sudah ada harus
meningkatkan kekuatan yang ada dalam memiliki daya tarik yang berbeda dari yang
perusahaannya dengan cara memunculkan lain.
Tabel 3 Usaha Cafe di Kota Bandung
2008 156
Sumber ; http://bandung.go.id
Gambar 3. Hipotesis Rancangan Awal Design Zapateria shoes & caf (Menggunakan Model Bisnis Kanvas)
METODE PENELITIAN Pemenuhan data primer dilakukan dengan
Metode Seleksi melakukan survei lapangan dengan
Pengumpulan data yang dilakukan memberikan pertanyaan kepada potential
peneliti hanya bersifat data pendukung. consumer sehingga kemungkinan dari sisi
Metode pengumpulan data yang dilakukan produk dan segmen pasar terlihat.
pada penelitian ini dibagi menjadi dua bagian, B. Data Sekunder
pada penelitian kualitatif peneliti menggunakan Data sekunder merupakan data yang
metode pengumpulan data wawancara dan sudah diterbitkan atau digunakan pihak lain.
pada penelitian kuantitatif menggunakan Contoh data sekunder adalah data yang
metode pengumpulan data kuesioner. diambil dari koran, majalah, jurnal, dan
Pengumpulan Data publikasi lainnya. (Suharyadi & Purwanto,
Secara garis besar, pengumpulan data 2009:14).
pendukung diperlukan untuk melihat adanya Data sekunder yang digunakan dalam
kemungkinan dari penelitian model bisnis penulisan rencana bisnis ini bersumber dari
Zapateria baik primer dan sekunder. literatur rencana bisnis cafe yang sudah ada.
A. Data Primer Pengukuran dan Defisini Operasional
Data primer merupakan data yang Variabel
diperoleh langsung dari sumbernya atau objek Menurut Sugiyono (2008:38), variabel
penelitian. Data primer biasanya diperoleh penelitian pada dasarnya adalah segala
dengan wawancara langsung kepada objek sesuatu yang berbentuk apa saja yang
atau dengan pengisian kuesioner (daftar ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
pertanyaan) yang dijawab oleh objek sehingga diperoleh informasi tentang hal
penelitian. (Suharyadi & Purwanto, 2009:14). tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
Peta Empati Sebuah alat bantu pembuat 1. Apa yang dilihatnya? (see?)
profil pelanggan yang sederhana, 2. Apa yang didengarnya? (hear?)
yang membantu anda berjalan
3. Apa yang benar-benar dipikirkan
melampaui karakteristik demografi
dan dirasakannya? (think & feel?)
pelanggan dan mengembangkan
4. Apa yang dikatakan dan
pemahaman yang lebih baik
dilakukannya? (say & do?)
tentang lingkungan, perilaku,
5. Sakit hati apa yang dirasakan
kepedulian, dan aspirasi.
pelanggan? (pain)
A. Emphaty Map
Cara yang baik untuk memulai adalah
dengan menggunakan peta empati, yaitu
pembuat profil pelanggan yang sederhana,
Gambar 4 Peta Empati
yang membantu anda berjalan melampaui
Sumber: Alexander Osterwalder dan Yves
karakteristik demografi pelanggan dan
Pigneur (2012:130)
mengembangkan pemahaman yang lebih baik
tentang lingkungan, perilaku, kepedulian, dan
Cara menggunakan Peta Empati sangat
aspirasi. Dengan alat ini kita bisa menemukan
mudah. Mulailah dengan memberi pelanggan
model bisnis yang lebih kuat karena profil
ini nama yang dilengkapi beberapa
pelanggan memandu perancangan proposisi
karakteristik demografi, seperti pendapatan,
nilai yang lebih baik, cara yang lebih nyaman
status pernikahan, dan lain-lain. Kemudian,
dalam menjangkau pelanggan, dan hubungan
dengan mengacu pada gambar yang ada
pelanggan yang lebih baik (Alexander
dibawah ini, gunakan flip chart atau papan tulis
Osterwalder dan Yves Pigneur, 2012:131).
untuk membuat profil pelanggan yang
Peta empati merupakan alat bantu visual
mendapat nama baru dengan bertanya dan
yang dikembangkan oleh perusahaan berpikir
menjawab enam pertanyaan berikut
visual bernama XPLANE (Alexander
(Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur,
Osterwalder dan Yves Pigneur, 2012:131).
2012:131).
Alat bantu visual satu halaman ini terdiri dari
Tabel 5
Pertanyaan Peta Empati
- Apa sikapnya?
Apa yang dikatakan dan
- Apa yang dapat dikatakannya kepada orang
dilakukannya? (Say and Do?)
lain?
Membayangkan apa yang mungkin
- Berikan perhatian yang memadai untuk
dikatakan pelanggan, atau
potensi komflik antara apa yang mungkin
bagaimana perilakunya di depan
dikatakan pelanggan dan apa yang mungkin
umum
benar-benar dipikirkan atau dikatakannya.
1 Apa yang dilihatnya? Persaingan yang semakin ketat Persaingan yang semakin Semakin banyak kafe yang
(see) dalam setiap lini pelayanan marak dan ketat bermunculan
Desain interior unik untuk Persiapan konsep yang Promo breakfast, mendapat
pengambilan foto semakin matang potongan di minimal order
Diskon pada jam tertentu meningkat Promo kartu debit atau kredit
memiliki spot untuk foto process untuk foto tapi tidak terlalu
berkonsep
Kesalahan pesanan
Lupa atau salah pesanan
2 Apa yang Menarik pelanggan melalui media Media sosial sangat Mengetahui beberapa kafe
didengarnya? (hear) sosial berpengaruh dari media sosial seperti
Promosi gratis melalui path Menawarkan konsep bukan instagram dan path
bekerjasama atau berbagi tempat Kafe dengan gerai sepatu benar matang dan menarik
dengan bidang usaha lain seperti dapat memberikan kemudahan Sosok yang berkunjung
distro atau barbershop tetapi belum bagi orang bermobilitas tinggi sangat berpengaruh
ada kafe yang menerapkan dua Kafe berkonsep sepatu
sumber pendapatan berbeda belum ada diterapkan di kafe
sekaligus dalam satu konsep di Bandung, cukup unik dan
konsepnya jelas
3 Apa yang dipikirkan Sistem pelayanan yang diterapkan Kafe mulai mengembangkan Kenyamanan (tidak diburu-
dan dirasakannya? masih harus terus dikembangkan keunikannya sendiri buru)
(think and feel) dan ditingkatkan untuk kepuasan Penerapan kafe dengan sepatu Spot bagus untuk foto-foto
Rasa makanan masih harus dapat memudahkan atau Kafe memiliki konsep
ditingkatkan, kebanyakan pelaku menggoda pelanggan untuk tersendiri
usaha tidak terlalu memprioritaskan membelinya, dua keuntungan
Tidak terlalu crowded
mengenai hal ini sekaligus
Tempat strategis
Kafe yang memiliki konsep tersendiri Konsep yang jelas dapat
Life music
dirasa dapat menjadi nilai tambah menarik pelanggan
Pelayanan 24 jam
dan mempunyai keunikan sendiri Ambience harus dijaga agar
Lahan parkir besar
Tidak terlalu crowded, crowded tapi pelanggan merasa nyaman dan
teratur betah Suhu menyenangkan
4 Apa yang dikatakan Sangat menarik untuk mencoba Konsep yang akan diterapkan Mau datang ke kafe yang
dan dilakukannya? menerapkan konsep sepatu dan kafe akan sangat meramaikan lebih berkonsep, contoh kafe
(say and do) Perbaiki terus pelayanan sehingga persaingan dalam di Jakarta yang banyak
pelanggan merasa sangat nyaman perkembangan kafe saat ini memiliki konsep seperti kafe
dan secara tidak langsung Menyatukan dua hal yang berkonsep penjara, rumah
merekomendasikan pada orang lain berbeda dan saling sakit, lab dan lain lain
Konsep sepatu sesuaikan dengan Emosi yang dirasa para waiters lebih
konsep kafe jangan sampai dalam memberikan pelayanan Akan lebih tertarik bila
bertabrakan langsung harus terjaga semua aspek seimbang,
Jangan lupakan taste makanan Konsep sepatu dan kafe harus konsep matang, ambience
Gambar 8
Model Bisnis Kanvas Zapateria shoes & cafe Fin
Sumber : data olahan peneliti
SIMPULAN
Kesimpulan Model Bisnis Kanvas Zapateria Shoes & Cafe
Komunitas Komunitas
Website Website
Membership
Membership
Hubungan Pelanggan Diskon (student card)
(Customer Relationship) Diskon (student card)
Customer care website
Customer care website
Sistem otomasi order
Menu Menu
Sumber Daya Utama (Key Asset (gedung, tanah, Asset (gedung, tanah,
Resources) mesin, peralatan masak, mesin, peralatan masak,
peralatan makan, dll) peralatan makan, dll)
Penjualan makanan,
Penjualan makanan, minuman, dan sepatu
Manajemen band
Biaya Operasional
Gaji karyawan
Biaya Operasional
Struktur Biaya (Cost Training karyawan
Gaji karyawan
Structure) Maintenance sistem
Training karyawan
Pembuatan sistem take
Maintenance sistem
order & process
Fee band
http://bandung.go.id/images/download/8_BAB-
I.pdf. Diakses pada tanggal 25 April 2014
http://bandungkota.bps.go.id/subyek/penduduk
-2012. Diakses pada tanggal 17 Juni 2014