Anda di halaman 1dari 23

PERANCANGAN MODEL BISNIS CAFE ZAPATERIA

Inggi Silviatni
Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Komunikasi dan Bisnis Universitas Telkom, Bandung
isilviatni@gmail.com

Penelitian ini bertujuan untuk membuat rancangan model bisnis kafe Zapateria yang
menggunakan framework business model canvas (BMC). Zapateria hadir sebagai model
pengembangan sistem pelayanan kafe yang menawarkan kenyamanan, kemudahan makan dan
berbelanja yang belum pernah diterapkan di kafe lain. Dimana berdasarkan data yang ada bahwa
semakin meningkatnya jumlah pendatang ke Kota Bandung untuk berwisata kuliner dan belanja. Hal
tersebut menjadi hal yang melatar belakangi peneliti membuat rancangan model bisnis kafe sekaligus
gerai sepatu yang bernama Zapateria.
Kata kunci: Model Bisnis, Model Bisnis Kanvas, Kafe dan Sepatu.

ABSTRACT

The aim of this research is to plan business model for Zapaterias cafe using BMC framework.
Zapateria will be presented as example of development service cafe system which offer coziness, the
simplicity of eat and shop which never been offered by other cafe. Moreover, the data exist showed
the sum of people who visit Bandung for culinary and shopping with the number increase time to time.
Those things are the reasons why this research made which are business model for cafe and shoes
shop at one blow.

Keywords: Business Model, Business Model Canvas (BMC), Cafe, and Shoes

1
PENDAHULUAN di bandung mulai banyak bermunculan kedai
Pada mulanya budaya minum kopi di
kopi lokal yang sejenis dengan kedai kopi
Indonesia merupakan kebiasaan yang
asing seperti Starbucks Coffee, Gloria jeans
dilakukan oleh pemerintah Belanda pada
Coffee, dan The Coffee Bean and Tea
jaman tanam paksa. Namun, seiring
Leaf. Kedai kopi ini dibangun untuk memenuhi
perkembangannya masyarakat Indonesia pun
kebutuhan masyarakat akan budaya minum
mulai gemar meminum kopi. Kehadiran kedai
kopi dengan sarana dan prasarana yang
kopi atau cafe di Indonesia, mengubah gaya
sangat memberikan kenyamanan bagi
hidup masyarakat Indonesia dalam meminum
konsumennya, seperti tempat duduk yang
kopi. Meminum kopi tidak lagi menjadi
nyaman serta kemudahan akses internet.
kebiasaan orang dewasa hanya untuk
Menurut Kotler (dalam Tjiptono et al.,
mengurangi kantuk, tetapi juga anak muda
2006:28) agar dapat mengikuti perkembangan
baik pria maupun wanita. Dulu kedai kopi atau
dan unggul dalam persaingan, perusahaan
cafe identik dengan tempat yang kurang
dituntut untuk dapat memberikan kepuasan
nyaman, tidak terlihat menarik dengan
kepada pelanggannya dengan memberikan
suasana yang monoton. Kini cafe identik
suatu produk atau jasa dengan mutu yang
dengan tempat yang nyaman, suasana
lebih baik dan harga lebih murah serta
yang cozy, fasilitas yang lengkap
kepastian ketersediaan. Suatu usaha juga
seperti lounge, bar, AC (Air Conditioner), Wi-
akan mengalami tantangan tersendiri dan
Fi, bahkan mulai bermunculan cafe dengan
dituntut mempunyai kelebihan yang tidak
desain interior yang unik yang belum pernah
dimiliki pesaing. Hal ini berlaku di semua
ada sebelumnya. Sehingga tidak aneh apabila
jenis bisnis terlebih industri yang merabah
saat ini masyarakat merasa nyaman untuk
seperti industri kuliner dan fashion. Oleh
menghabiskan banyak waktu bersama kerabat
karena itu, peneliti memiliki ide dalam
di kedai kopi atau cafe.
perencanaan bisnis cafe yang belum ada
Dengan berbagai sarana dan prasarana
sebelumnya yakni penggabungan antara
yang ditawarkan oleh cafe saat ini, masyarakat
bidang kuliner dan fashion (sepatu).
menjadikan cafe sebagai tempat yang nyaman
Sepatu dipilih karena sepatu termasuk
untuk melakukan berbagai aktivitas seperti
unsur penting pembentuk self
tempat untuk bertemu dengan sahabat, teman
image seseorang. Membuat penggunanya
lama, keluarga, ataupun kolega bisnis. Tidak
makin percaya diri dan nyaman ketika
jarang konsumen cafe datang untuk
berinteraksi dengan orang lain. Jika self
mengerjakan tugas kuliah, tugas kantor, atau
imagenya positif, maka akan berdampak pada
sekedar memperoleh informasi terbaru dengan
terbangunnya konsep diri yang positif pula.
memanfaatkan fasilitas jaringan Wi-Fi yang
Dengan konsep diri positif, maka individu
disediakan oleh cafe tersebut, sambil mencicipi
tersebut akan bahagia dengan hidup yang
berbagai jenis minuman dan makanan yang
dijalaninya.
ditawarkan.
Apalagi pada momen pesta atau acara
Bandung sebagai salah satu simbol wisata
sosial yang membuat penampilan mereka
kuliner, tidak ketinggalan dalam
terekspos oleh banyak orang. Keberadaan
perkembangan bisnis cafe. Sejak tahun 2006
sepatu jadi penting untuk dipadukan dengan berkuliner dan belanja, serta menilai kepuasan
busana yang dipakai. Ungkapan ini dalam melewati kehidupan sosial, berkeluarga
dikemukan oleh Linda OKeeffe dalam sebuah dan kebersamaan. Kota Bandung sebagai ibu
bukunya yang berjudul Shoes. kota provinsi Jawa Barat secara geografis
Dalam buku kecil namun menarik isinya terletak di tengah-tengah provinsi Jawa Barat
tersebut, OKeeffe mengungkapkan dan mempunyai nilai strategis terhadap
bagaimana sepatu wanita punya banyak hal daerah-daerah di sekitarnya terutama DKI
esensial dalam kehidupan yang bisa digali. Jakarta. Berkat dataran tinggi dan gunung-
Mulai dari ranah psikologi, folklore (cerita gunung di sekelilingnya, Kota Bandung
rakyat), hingga sejarah sosial, dapat dikupas memiliki hawa yang sejuk dan panorama alam
secara mendalam. Berkaitan dengan folklore, yang indah.
di dalam bukunya OKeeffe menyatakan Kota Bandung juga merupakan pusat
keberadaan sepatu wanita dapat dilihat pada perkembangan dan industri, karena itu
dongeng Cinderella. Kisah fiktif terkenal itu Bandung juga mempunyai daya tarik untuk
menceritakan bagaimana sepasang sepatu para kaum urban untuk mencari pekerjaan.
kaca dapat mengubah nasib seorang wanita Banyaknya pendatang dari berbagai daerah ke
secara drastis. Dari wanita terjajah dan terhina, Kota Bandung untuk menuntut ilmu atau
menjadi wanita yang dipuja dan didamba mencari pekerjaan, menjadikan penduduk Kota
semua orang. Bandung sangat heterogen. Pada Tahun 2012,
Ada pun perbincangan mengenai sejarah Kota Bandung memiliki penduduk sebanyak
sepatu dalam konteks sosial, akan mengarah 2.455.517 jiwa (BPS Kota Bandung 2012),
pada bagaimana awal mulanya keberadaan dengan laju pertumbuhan penduduk 1,26 %
sepatu dan perkembangannya hingga menjadi dan tingkat kepadatan penduduk mencapai
bagian dari fashion tak terpisahkan. Salah satu 14.676 orang per km2. Heteroginitas
sumber lengkap untuk melihat hal tersebut masyarakat Kota Bandung tersebut selain
adalah dengan mengunjungi berbagai museum merupakan tantangan bagi Kota Bandung
sepatu wanita yang tersebar di berbagai kota dalam mengelola jumlah penduduk yang
di dunia. Yaitu Clarks Museum, Bally Shoe besar, juga memberi peluang bagi
Museum, The Bata Shoe Museum, Charles perkembangan khasanah kekayaan kuliner
Jourdan Museum, dan Museo Salvatore nusantara di Kota Bandung yang dapat
Ferragamo. dimanfaatkan sebagai daya tarik destinasi
Seperti yang diketahui, Bandung adalah wisatawan dari luar Bandung khususnya dari
tempat bagi mereka yang mencari sensasi Ibukota DKI Jakarta.
Tabel 1 Penduduk Kota Bandung Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2012

Sumber: BPS Kota Bandung


adanya kenaikan yang signifikan pada
Selain terkenal dengan daerah wisata kunjungan wisatawan ke Bandung setiap
belanja, Bandung juga terkenal sebagai pusat tahunnya. Bandung memiliki berbagai pilihan
kuliner, baik kuliner lokal maupun kuliner unik dan fashion yang beragam
internasional. Bandung memiliki tempat kuliner sehingga wisatawan tidak pernah bosan untuk
yang eksklusif, mewah dan mahal sampai berkunjung ke Bandung, terlebih lagi disaat
tempat kuliner yang unik dan tradisional, begitu weekend dan libur panjang. Kenaikan jumlah
juga tempat kuliner nongkrong anak muda wisatawan ke Kota Bandung diiringi dengan
sampai tempat kuliner di pinggiran jalan meningkatnya jumlah cafe atau tempat makan
semuanya tersedia di Kota Bandung. sejenis lainnya.
Maka dari itu Kota Bandung merupakan
salah satu kota wisata yang digemari bidang
kuliner dan fashionnya, terbukti dengan
Tabel 2 Jumlah Wisatawan Mancanegara dan Nusantara ke Objek Wisata Kota Bandung Tahun
2007 - 2011

Tahun Jumlah Wisman Tahun Jumlah Wisnus

2007 137.268 2007 2.420.105

2008 150.995 2008 2.662.115

2009 185.076 2009 7.515.255

2010 228.449 2010 4.951.439

2011 225.585 2011 6.487.239

Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung

Dari data diatas, dapat disimpulkan faktor pembeda atau keunikan yang dimiliki
bahwa terdapat peningkatan jumlah wisatawan perusahaan dibandingkan dengan pesaing
ke Bandung dari tahun ke tahun, hal ini dilihat untuk dapat menarik konsumen.
sebagai peluang bagi pengusaha untuk Bermunculannya restoran-restoran baru di
menciptakan bisnis baru yang dicari Bandung yang semakin banyak membuat
wisatawan. Melihat kondisi persaingan yang persaingan menjadi ketat, mendorong usaha
semakin ketat, setiap perusahaan perlu baru atau usaha yang sudah ada harus
meningkatkan kekuatan yang ada dalam memiliki daya tarik yang berbeda dari yang
perusahaannya dengan cara memunculkan lain.
Tabel 3 Usaha Cafe di Kota Bandung

Tahun Jumlah Cafe Presentase Kenaikan

2008 156

2009 186 19,23%

2010 191 2,68%

2011 196 2,61%

2012 235 19,89%

Sumber ; http://bandung.go.id

Tabel 3 memperlihatkan bahwa dari penulis menuangkan ide dalam pembuatan


tahun 2008 sampai 2012 terdapat peningkatan bisnis baru di bidang kuliner dan fashion yang
jumlah cafe yang mengakibatkan persaingan belum pernah ada di Kota Bandung
dalam bidang restoran di Kota Bandung sebelumnya pada sebuah penelitian yang
meningkat juga, sehingga perusahaan harus berjudul Perancangan Model Bisnis Cafe
mempunyai ciri khas sendiri untuk dapat Zapateria.
bersaing dengan perusahaan yang Rumusan Masalah Penelitian
menawarkan produk sejenis. Oleh karena itu
Bagaimana rancangan desain atau model panjang: apa yang perusahaan akan jual, dan
bisnis Zapateria menggunakan tool Business kepada siapa, bagaimana perusahaan akan
Model Canvas. mengumpulkan pendapatan, teknologi apa
Pernyataan tujuan yang akan digunakan, kapan perusahaan akan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk bergantung pada mitra bisnisnya serta
menyiapkan rancangan desain atau model bagaimana dengan hal biaya. Definisi lain
bisnis Zapateria dengan menggunakan mengenai model bisnis yaitu Sebuah model
Business Model Canvas untuk menjelaskan bisnis menggambarkan dasar pemikiran
model bisnis ini. tentang bagaimana organisasi menciptakan,
LANDASAN TEORI memberikan, dan menangkap nilai.
Tinjauan Pustaka (Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur,
Bisnis Model Kanvas dan Peta Empati 2012:14).
merupakan hal penting untuk membangun Menurut Alexander Osterwalder dan Yves
sebuah bisnis model. Peta empati sendiri Pigneur dalam bukunya Business Model
merupakan alat bantu visual yang membantu Generation ada sembilan blok bangunan dasar
kita untuk dapat membuat profil pelanggan pada sebuah bisnis model yang
dengan cara yang sangat mudah dan memperlihatkan cara berpikir tentang
sederhana. Peta empati sangat penting karena bagaimana sebuah perusahaan menghasilkan
banyak perusahaan berinvestasi sangat besar uang, gabungan kesembilan blok tersebut
dalam riset pasar, meskipun pada saat disebut Business Model Canvas (BMC).
mendesain produk, layanan, dan model bisnis Kesembilan blok tersebut mencangkup empat
sering kali mengabaikan perspektif pelanggan. bidang utama pada suatu bisnis, yaitu
Desain model bisnis yang baik akan pelanggan, penawaran, infrastruktur, dan
menghindari kesalahan seperti ini. kelangsungan finansial (Alexander
Osterwalder dan Yves Pigneur, 2012:15)
Model Bisnis Kanvas
Menurut Eisenmann (2002:12), Model
Bisnis adalah hipotesis tentang bagaimana
perusahaan menghasilkan uang dalam jangka
Gambar 1 Model Bisnis Kanvas
Sumber: Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur (2012:44)
2.1. Kerangka Pemikiran pandangan dasar dari orang-orang yang
Perkembangan dunia bisnis membuat memilki hubungan langsung dengan
banyaknya ide-ide baru yang bermunculan lingkungan bisnis cafe Zapateria dimana
sebagai bentuk antusiasme dari dunia bisnis pandangan tersebut akan berguna bagi
itu sendiri. Dari berbagai macam ide yang rancangan bisnis cafe Zapateria.
muncul, terdapat tools yang dapat mewadahi Adapun kerangka pemikiran dari
ide-ide tersebut untuk dilakukan perancangan penjelasan di atas sebagai berikut:
bisnis awal. Dan tools Business Model Canvas
menjadi salah satu pilihan untuk membuat
rancangan bisnis awal dari ide-ide tersebut.
Rancangan bisnis awal yang muncul akan
dituangkan kedalam sebuah pertanyaan yang
terdapat pada tools Empaty Map dan Gambar 2 Kerangka Pemikiran
kemudian hasil jawaban dari pertanyaan yang
berasal dari empaty map dapat mempengaruhi 2.2. Hipotesis
rancangan bisnis awal yang sudah tercantum Menurut Ali (dalam Tukiran et al.,
dalam tools Business Model Canvas. Hasil dari 2011:24) mengartikan hipotesis adalah
rancangan yang telah dibentuk dengan tools rumusan jawaban sementara yang harus diuji
Business Model Canvas akan menjadi acuan melalui kegiatan penelitian. Hipotesis juga
untuk menentukan strategi bisnis. dapat diartikan penjelasan tentatif (sementara)
Peneliti akan melakukan rancangan bisnis tentang tingkah laku, fenomena (gejala), atau
awal cafe Zapateria dengan menggunakan kejadian yang akan terjadi, bisa juga mengenai
tools Business Model Canvas serta empaty kejadian yang sedang berjalan menurut
map sebagai tools untuk mengetahui
Rudeffendi dan Achmad Sanusi (dalam dikemukakan, maka dapat diajukan hipotesis
Tukiran et al., 2011:25) rancangan bisnis awal cafe Zapateria dengan
Berdasarkan rancangan pada bisnis pivoting sebagai berikut:
sejenis dan kerangka pemikiran yang telah
Supplier bahan Penjualan makanan, Menu makanan dunia Membership Anak muda, pria dan
makanan & minuman minuman dan sepatu
wanita yg memiliki
Discount (student card)
Free welcome drink hobi atau kebiasaan
Pembuatan air mineral
Pengrajin berkumpul dengan
sepatu Customer care
kerabat dalam jangka
Manajemen Berbagai pilihan website
waktu tertentu
cafe sepatu sebagai
desain dan barang
dagangan Komunitas
Human Resource
menu Turis (Pendatang
Asset (gedung, tanah, Media sosial (instagram dari luar kota
mesin, peralatan masak, dan twitter) Bandung)
makan, dll)
Cafe
Pecinta sepatu
Sistem operasional
(take order & process) Website

Penjualan makanan & minuman


Training karyawan
Biaya operasional
Penjualan sepatu Membership
Gaji Maintenance sistem
karyawan Service (5% per bill) Iklan

Gambar 3. Hipotesis Rancangan Awal Design Zapateria shoes & caf (Menggunakan Model Bisnis Kanvas)
METODE PENELITIAN Pemenuhan data primer dilakukan dengan
Metode Seleksi melakukan survei lapangan dengan
Pengumpulan data yang dilakukan memberikan pertanyaan kepada potential
peneliti hanya bersifat data pendukung. consumer sehingga kemungkinan dari sisi
Metode pengumpulan data yang dilakukan produk dan segmen pasar terlihat.
pada penelitian ini dibagi menjadi dua bagian, B. Data Sekunder
pada penelitian kualitatif peneliti menggunakan Data sekunder merupakan data yang
metode pengumpulan data wawancara dan sudah diterbitkan atau digunakan pihak lain.
pada penelitian kuantitatif menggunakan Contoh data sekunder adalah data yang
metode pengumpulan data kuesioner. diambil dari koran, majalah, jurnal, dan
Pengumpulan Data publikasi lainnya. (Suharyadi & Purwanto,
Secara garis besar, pengumpulan data 2009:14).
pendukung diperlukan untuk melihat adanya Data sekunder yang digunakan dalam
kemungkinan dari penelitian model bisnis penulisan rencana bisnis ini bersumber dari
Zapateria baik primer dan sekunder. literatur rencana bisnis cafe yang sudah ada.
A. Data Primer Pengukuran dan Defisini Operasional
Data primer merupakan data yang Variabel
diperoleh langsung dari sumbernya atau objek Menurut Sugiyono (2008:38), variabel
penelitian. Data primer biasanya diperoleh penelitian pada dasarnya adalah segala
dengan wawancara langsung kepada objek sesuatu yang berbentuk apa saja yang
atau dengan pengisian kuesioner (daftar ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
pertanyaan) yang dijawab oleh objek sehingga diperoleh informasi tentang hal
penelitian. (Suharyadi & Purwanto, 2009:14). tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.

Tabel 4 Variabel Operasional

Variabel Definisi Dimensi

Peta Empati Sebuah alat bantu pembuat 1. Apa yang dilihatnya? (see?)
profil pelanggan yang sederhana, 2. Apa yang didengarnya? (hear?)
yang membantu anda berjalan
3. Apa yang benar-benar dipikirkan
melampaui karakteristik demografi
dan dirasakannya? (think & feel?)
pelanggan dan mengembangkan
4. Apa yang dikatakan dan
pemahaman yang lebih baik
dilakukannya? (say & do?)
tentang lingkungan, perilaku,
5. Sakit hati apa yang dirasakan
kepedulian, dan aspirasi.
pelanggan? (pain)

6. Apa saja perolehan pelanggan?


(gain)

Sumber: data diolah peneliti


Metode Analisis Data enam kotak yang terdiri dari berbagai
Metode penelitian kualitatif, menurut pertanyaan yang memungkinkan perusahaan
Creswell ada lima strategi kualitatif yang salah untuk lebih memahami dengan lebih baik apa
satunya digunakan oleh peneliti adalah studi yang benar-benar diinginkan oleh pelanggan.
kasus. Studi kasus merupakan strategi
penelitian yang didalamnya peneliti menyelidiki
secara cermat suatu program, peristiwa,
aktivitas, proses, atau sekelompok individu
(Creswell, 2009:19-21). Pendekatan triangulasi
digunakan untuk menguji keabsahan data dan
menemukan kebenaran objektif
sesungguhnya. Strategi ini sangat tepat untuk
menganalisis kejadian tertentu disuatu tempat
tertentu dan waktu tertentu pula.

A. Emphaty Map
Cara yang baik untuk memulai adalah
dengan menggunakan peta empati, yaitu
pembuat profil pelanggan yang sederhana,
Gambar 4 Peta Empati
yang membantu anda berjalan melampaui
Sumber: Alexander Osterwalder dan Yves
karakteristik demografi pelanggan dan
Pigneur (2012:130)
mengembangkan pemahaman yang lebih baik
tentang lingkungan, perilaku, kepedulian, dan
Cara menggunakan Peta Empati sangat
aspirasi. Dengan alat ini kita bisa menemukan
mudah. Mulailah dengan memberi pelanggan
model bisnis yang lebih kuat karena profil
ini nama yang dilengkapi beberapa
pelanggan memandu perancangan proposisi
karakteristik demografi, seperti pendapatan,
nilai yang lebih baik, cara yang lebih nyaman
status pernikahan, dan lain-lain. Kemudian,
dalam menjangkau pelanggan, dan hubungan
dengan mengacu pada gambar yang ada
pelanggan yang lebih baik (Alexander
dibawah ini, gunakan flip chart atau papan tulis
Osterwalder dan Yves Pigneur, 2012:131).
untuk membuat profil pelanggan yang
Peta empati merupakan alat bantu visual
mendapat nama baru dengan bertanya dan
yang dikembangkan oleh perusahaan berpikir
menjawab enam pertanyaan berikut
visual bernama XPLANE (Alexander
(Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur,
Osterwalder dan Yves Pigneur, 2012:131).
2012:131).
Alat bantu visual satu halaman ini terdiri dari
Tabel 5
Pertanyaan Peta Empati

Apa yang dilihatnya? (See?)


- Seperti apa tampaknya?
Jelaskan apa yang dilihat pelanggan
- Siapa yang mengelilinginya?
dalam lingkungannya
- Siapa teman-temannya?

- Apa masalah yang ditemui?

- Apa yang dikatakan teman- temannya?


Apa yang didengarnya? (Hear?) Pasangannya?

Menjelaskan bagaimana lingkungan - Siapa yang benar-benar memengaruhinya,


memengaruhi pelanggan dan bagaimana?

- Saluran media mana yang berpengaruh?

- Apa yang benar-benar penting untuknya


(yang tidak dikatakannya secara terbuka)?

Apa yang benar-benar dipikirkan - Bayangkan emosinya. Apa yang


dan dirasaknnya? (Think & Feel?) menggerakkannya?

Mencoba menguraikan apa yang - Apa yang dapat membuatnya terbangun di


ada dibenak pelanggan malam hari?

- Cobalah menggambarkan mimpi-mimpi dan


aspirasinya.

- Apa sikapnya?
Apa yang dikatakan dan
- Apa yang dapat dikatakannya kepada orang
dilakukannya? (Say and Do?)
lain?
Membayangkan apa yang mungkin
- Berikan perhatian yang memadai untuk
dikatakan pelanggan, atau
potensi komflik antara apa yang mungkin
bagaimana perilakunya di depan
dikatakan pelanggan dan apa yang mungkin
umum
benar-benar dipikirkan atau dikatakannya.

Sakit hati apakah yang dirasakan - Apakah frustasi terbesarnya?


pelanggan? (Pain) - Risiko apa yang ditakutinya?

- Apa yang benar-benar ingin dicapainya?

Apa saja perolehan pelanggan? - Bagaimana ia mengukur kesuksesan?


(Gain) - Pikirkan beberapa strategi yang dapat
digunakannya untuk mencapai tujuan.

Sumber: Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur (2012:131)


B. Triangulasi diperoleh karena data yang didapat tidak
Triangulasi adalah teknik pengumpulan hanya dari satu teknik atau satu sumber
data yang bersifat menggabungkan dari pengumpulan data.
berbagai teknik pengumpulan data dan Triangulasi sumber data merupakan
sumber data yang telah ada (Sugiyono, 2012: triangulasi yang mendapatkan data dari
241). Penggunaan teknik triangulasi akan lebih sumber yang berbedabeda dengan teknik
meningkatkan kekuatan data yang akan yang sama. Dalam triangulasi sumber
pengumpulan data dilakukan dengan cara
wawancara kualitatif, dimana peneliti dapat
melakukan face to face interview (wawancara
langsung) dengan partisipan, mewawancarai
mereka dengan telepon, atau terlibat langsung
(Creswell, 2009: 267). Proses wawancara
dilakukan untuk mendapatkan data dari
narasumber. Teknik wawancara yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Gambar 6 Triangulasi Sumber Data
wawancara yang terstruktur, maksudnya Sumber data triangulasi Pelaku Usaha
adalah proses wawancara dilakukan secara Cafe didapatkan dengan mendatangi tempat
terencana. Gambar dibawah menjelaskan makan yang memiliki brand image yang baik di
triangulasi sumber pengumpulan data dengan masyarakat, berdasarkan berita yang terdapat
mendapatkan data melalui wawancara dari pada surat kabar ataupun media internet. Data
sumber yang berbeda beda dengan teknik calon pelanggan didapatkan dengan menemui
yang sama (Sugiyono, 2012: 241). mereka di cafe atau setelah mereka
mengunjungi sebuah cafe. Sumber data Ahli
wawancara Bisnis peneliti ambil dari mereka yang peneliti
anggap memahami betul mengenai dunia
bisnis yakni lulusan Master of Business
Administration Institut Teknologi Bandung dan
berkecimpung langsung dalam dunia bisnis,
dalam hal ini peneliti tunjuk seorang dosen
bisnis yang memiliki title tersebut dan orang
A B C yang berada dalam naungan komunitas bisnis
Gambar 5 Tangan Di Atas.
Triangulasi Sumber Pengumpulan Data HASIL DAN PEMBAHASAN
Indikator Peta Empati
Data yang didapat dari hasil wawancara Berikut hasil wawancara dari para
yang bertujuan untuk memeriksa keabsahan informan triangulasi:
data selanjutnya akan dilakukan coding,
melakukan pemilihan data yang relevan
dengan pokok pembicaraan. Data yang telah
dikelompokkan tersebut oleh peneliti kemudian
dipahami secara utuh dan ditemukan poin-poin
yang peneliti gunakan sebagai indikator yang
akan dicocokkan dengan indikator pada setiap
pertanyaan empaty map.
Tabel 6 Indikator Peta Empati berdasarkan Informan Triangulasi

No Pertanyaan Peta Indikator


Empati
Praktisi Usaha Ahli Segmen Pelanggan

1 Apa yang dilihatnya? Persaingan yang semakin ketat Persaingan yang semakin Semakin banyak kafe yang
(see) dalam setiap lini pelayanan marak dan ketat bermunculan

Desain interior unik untuk Persiapan konsep yang Promo breakfast, mendapat
pengambilan foto semakin matang potongan di minimal order

Diskon pelajar Kualitas makanan mulai tertentu

Diskon pada jam tertentu meningkat Promo kartu debit atau kredit

Perkembangan teknologi bank tertentu


Rasa makanan tidak terlalu
diperhatikan, prioritas utama meningkat pada take order Memiliki desain yang unik

memiliki spot untuk foto process untuk foto tapi tidak terlalu
berkonsep
Kesalahan pesanan
Lupa atau salah pesanan

2 Apa yang Menarik pelanggan melalui media Media sosial sangat Mengetahui beberapa kafe
didengarnya? (hear) sosial berpengaruh dari media sosial seperti

Promosi gratis melalui path Menawarkan konsep bukan instagram dan path

Mulai bermunculan kafe yang makanan Perlu konsep yang benar-

bekerjasama atau berbagi tempat Kafe dengan gerai sepatu benar matang dan menarik

dengan bidang usaha lain seperti dapat memberikan kemudahan Sosok yang berkunjung
distro atau barbershop tetapi belum bagi orang bermobilitas tinggi sangat berpengaruh
ada kafe yang menerapkan dua Kafe berkonsep sepatu
sumber pendapatan berbeda belum ada diterapkan di kafe
sekaligus dalam satu konsep di Bandung, cukup unik dan
konsepnya jelas

3 Apa yang dipikirkan Sistem pelayanan yang diterapkan Kafe mulai mengembangkan Kenyamanan (tidak diburu-
dan dirasakannya? masih harus terus dikembangkan keunikannya sendiri buru)
(think and feel) dan ditingkatkan untuk kepuasan Penerapan kafe dengan sepatu Spot bagus untuk foto-foto
Rasa makanan masih harus dapat memudahkan atau Kafe memiliki konsep
ditingkatkan, kebanyakan pelaku menggoda pelanggan untuk tersendiri
usaha tidak terlalu memprioritaskan membelinya, dua keuntungan
Tidak terlalu crowded
mengenai hal ini sekaligus
Tempat strategis
Kafe yang memiliki konsep tersendiri Konsep yang jelas dapat
Life music
dirasa dapat menjadi nilai tambah menarik pelanggan
Pelayanan 24 jam
dan mempunyai keunikan sendiri Ambience harus dijaga agar
Lahan parkir besar
Tidak terlalu crowded, crowded tapi pelanggan merasa nyaman dan
teratur betah Suhu menyenangkan

Good ambience Tambahan life music bisa Menu makanan beragam


menjadi ketertarikan

4 Apa yang dikatakan Sangat menarik untuk mencoba Konsep yang akan diterapkan Mau datang ke kafe yang
dan dilakukannya? menerapkan konsep sepatu dan kafe akan sangat meramaikan lebih berkonsep, contoh kafe
(say and do) Perbaiki terus pelayanan sehingga persaingan dalam di Jakarta yang banyak

pelanggan merasa sangat nyaman perkembangan kafe saat ini memiliki konsep seperti kafe

dan secara tidak langsung Menyatukan dua hal yang berkonsep penjara, rumah

merekomendasikan pada orang lain berbeda dan saling sakit, lab dan lain lain

Bisa menjalin kerjasama dengan menguntungkan sangat Tertarik dengan kafe


komunitas pecinta menarik untuk dicoba berkonsep sepatu yang
sneakers/skateboard atau komunitas menawarkan kemudahan
yang sangat berhubungan dengan dalam berbelanja
sepatu
5 Apa yang Biaya tambahan untuk mendukung Biaya menjadi masalah utama Bersedia membayar lebih
dikorbankannya? konsep yang diusung tetapi untuk dalam menerapkan konsep untuk konsep, makanan dan
(pain) dua keuntungan baru kenyamanan yang diberikan

Konsep sepatu sesuaikan dengan Emosi yang dirasa para waiters lebih

konsep kafe jangan sampai dalam memberikan pelayanan Akan lebih tertarik bila
bertabrakan langsung harus terjaga semua aspek seimbang,

Jangan lupakan taste makanan Konsep sepatu dan kafe harus konsep matang, ambience

saling mendukung bagus, dan rasa makanan


yang enak
6 Apa yang Pertumbuhan pelanggan tentu Kemudahan yang ditawarkan Kenyamanan
didapatkannya? menjadi target utama saat harus semakin terasa Kemudahan bersantai dan
(gain) menerapkan konsep baru. Peningkatan jumlah pelanggan berbelanja
Kemudahan dan tingkat kepuasan Adanya ide-ide baru akan terus Pelayanan 24 jam
para pelanggan yang meningkat. bermunculan dalam bidang Kepuasan sangat diharap
bisnis ini di kota seperti dapat didapatkan dari
Bandung konsep baru yang akan
diusung
Peta Empati Campuran
Ramai tapi
Ambience Konsep unik yang
masih
berprivasi diusung

Nilai tambah yang


Pengaruh media Persaingan kafe yang
diberikan (life music)
sosial seperti semakin ketat
instagram dan
path
Promo dan diskon
tertentu
Belum adanya
konsep kafe dan Konsep yang semakin
gerai sepatu yang matang
digabungkan Keinginan untuk
datang ke kafe yang Salah order
memiliki konsep
Harus terus tersendiri
meningkatkan Penerapan konsep baru akan meningkatkan
kualitas pelayanan kualitas
Waktu, biaya, tenaga Bersedia untuk Peningkatan jumlah Memicu ide-
dan pikiran lebih membayar biaya pelanggan dan ide baru yang
dipersiapkan untuk lebih untuk
kualitas kepuasan kian menarik
penerapan konsep mendapatkan
yang lebih
serta kemudahan
baru

Gambar 7 Indikator Peta Empati


Sumber : data olahan peneliti
Pada indikator peta empati di atas dapat tertentu dan kesediaan customer care website,
dikonfirmasi bahwa para pelanggan kafe saat serta didukung keramahan yang dijalin kepada
ini mengharapkan suatu hal lebih yang dapat para calon pelanggan diharapkan akan
mereka rasakan dari pelayanan yang membangunkan tingkat kepuasan dan
diterapkan kebanyakan kafe saat ini. Dengan kepercayaan pelanggan terhadap Zapateria
kata lain, para pelanggan menginginkan shoes & cafe. Salah satu keunggulan dari
adanya inovasi baru dari pelayanan kafe yang Zapateria shoes & cafe juga yakni penerapan
bertujuan untuk meningkatkan kualitas sistem otomasi order dengan cara take order
kepuasan dan sisi kemudahan sebuah dengan gadget oleh waiters yang terintegrasi
layanan. langsung pada sistem di kitchen sehingga
Dengan melihat dari hasil analisis mengurangi kemungkinan salah pesanan yang
indikator peta empati yang berasal dari para sering terjadi. Dari hal tersebut juga akan
informan triangulasi, peneliti melihat terdapat terbentuk kunjungan kafe yang bersifat terus-
adanya kebutuhan yang masih sedikit para menerus sehingga menjadikan keramahan dan
praktisi usaha kafe yang menyadari kebutuhan profesionalitas yang diberikan Zapateria shoes
tersebut. & cafe tersampaikan dengan baik kepada para
Model Bisnis Kanvas Zapateria shoes & calon pelanggan.
cafe Ketersediaan sepatu sebagai barang
Rancangan model bisnis Zapateria shoes dagangan bertujuan untuk mempermudah
& cafe yang peneliti tetapkan adalah pelanggan dalam berwisata belanja dan
perencanaan konsep kafe dan gerai sepatu mencoba berbagai menu makanan dunia serta
secara bersamaan, pemberian diskon-diskon free welcome drink yang disediakan.
Pelanggan juga dapat membeli sepatu yang
dijual Zapateria shoes & cafe melalui website
dan media sosial instagram, juga terdapat
menu makanan pilihan dan penjelasan
mengenai asal menu tersebut sehingga
pelanggan bisa mendapatkan pengetahuan
dari menu itu sendiri di dalam website yang
dapat disantap langsung di kafe. Dari hal
tersebut diharapkan pelanggan bisa
mendapatkan kelebihan tersendiri yang belum
pernah didapatkan di kafe lain dengan
kenyamanan, fleksibilitas dan pengetahuan
yang diberikan.
Model Bisnis Kanvas Zapateria shoes & cafe

Gambar 8
Model Bisnis Kanvas Zapateria shoes & cafe Fin
Sumber : data olahan peneliti
SIMPULAN
Kesimpulan Model Bisnis Kanvas Zapateria Shoes & Cafe

Blok Hipotesis Final

Anak muda, pria dan Anak muda, pria dan


wanita yang memiliki hobi wanita yang memiliki hobi
atau kebiasaan atau kebiasaan
berkumpul dengan berkumpul dengan
Segmen Pelanggan kerabat dalam jangka kerabat dalam jangka
(Customer Segments) waktu tertentu waktu tertentu

Komunitas Komunitas

Turis (pendatang dari luar Turis (pendatang dari luar


kota Bandung) kota Bandung)

Pecinta sepatu Pecinta sepatu

Menu makanan dunia


Menu makanan dunia
Free welcome drink
Free welcome drink
Berbagai pilihan sepatu
Berbagai pilihan sepatu sebagai desain interior
Proposisi Nilai (Value
sebagai desain interior dan sekaligus barang
Propositions)
dan sekaligus barang dagangan
dagangan
Life music

Take order dengan


gadget

Media sosial (instagram, Media sosial (instagram,


twitter dan path) twitter dan path)
Saluran (Channels)
Kafe Kafe

Website Website

Membership
Membership
Hubungan Pelanggan Diskon (student card)
(Customer Relationship) Diskon (student card)
Customer care website
Customer care website
Sistem otomasi order

Penjualan makanan dan Penjualan makanan dan


minuman minuman
Arus Pendapatan (Revenue
Penjualan sepatu Penjualan sepatu
Streams)
Membership Membership

Service (5% per bill) Service (5% per bill)


Iklan Iklan

Human resources Human resources

Menu Menu

Sumber Daya Utama (Key Asset (gedung, tanah, Asset (gedung, tanah,
Resources) mesin, peralatan masak, mesin, peralatan masak,
peralatan makan, dll) peralatan makan, dll)

Sistem operasional (take Sistem operasional (take


order & process) order & process)

Penjualan makanan,
Penjualan makanan, minuman, dan sepatu

Aktivitas Kunci (Key


minuman, dan sepatu Pembuatan air mineral

Activities) Pembuatan air mineral (welcome drink)


(welcome drink) Manajemen kafe
Manajemen kafe Pembuatan sistem take
order & process

Supplier bahan makanan

Supplier bahan makanan dan minuman

dan minuman Supplier sepatu


Kemitraan (Key Partners)
Supplier sepatu Pengrajin sepatu

Pengrajin sepatu IT Person

Manajemen band

Biaya Operasional

Gaji karyawan
Biaya Operasional
Struktur Biaya (Cost Training karyawan
Gaji karyawan
Structure) Maintenance sistem
Training karyawan
Pembuatan sistem take
Maintenance sistem
order & process

Fee band

DAFTAR REFERENSI Creswell, John .W. (2009). Research Design:


Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur
Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Edisi Revisi IV. Jakarta: Rieneka Cipta. Creswell, John.W (2010). Research Design:
pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan
mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Eisenmann, Thomas. (2002). Internet
Business Models: Text and Cases. New
York. McGraw-Hill/Irwin.

Narbuko, Cholid., & Achmadi, Abu. (2012).


Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Bumi
Aksara.

Osterwalder, Alexander., & Pigneur, Yves.


(2012). Business Model Generation.
Jakarta: Elex Media Komputindo.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian


Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.

Sugiyono, (2008). Metode Penelitian


Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta

Suharyadi & Purwanto. Statistika Untuk


Ekonomi dan Keuangan Modern. (2009).
Jakarta. Salemba Empat.

Susetyo, Budi. (2010). Statistika Untuk Analisis


Data Penelitian. Bandung: Refika
Aditama.

Taniredja, Tukiran., & Mustafidah, Hidayati.


(2011). Penelitian Kuantitatif (Sebuah
Pengantar). Bandung: Alfabeta.

http://bandung.go.id/images/download/8_BAB-
I.pdf. Diakses pada tanggal 25 April 2014

http://bandungkota.bps.go.id/subyek/penduduk
-2012. Diakses pada tanggal 17 Juni 2014

Anda mungkin juga menyukai