Anda di halaman 1dari 2

ERZAMTYA O.M.

ZAHIR
FK-UKRIDA
TUGAS UJIAN
1. Bagaimana mekanisme kerja dexamethasone untuk pematangan paru ?
Dexamethasone menginduksi protein yang mengatur sistem biokimiawi pada sel tipe II
yang menghasilkan surfactan di dalam paru-paru janin. Selain itu juga dapat meningkatkan
jumlah surfactan protein melalui peningkatan produksi mRNA dan peningkatan
proses prekursor protein sehingga menjadikan paru-paru janin lebih
matur.D e x a m e t h a s o n e j u g a m e m b a n t u d a l a m p r o s e s p e m a t a n g a n
janin dengan t e r j a d i n y a peningkatan surfactan alveolus dan keregangan
(compliance) paru-paru janin.
2. Sebutkan tanda-tanda infeksi intrauterine?
- T ibu >38oc
- Takikardi (Ibu > 120x/menit, janin >180x/menit)
- Ketuban berwarna hijau
- Leukosit >15000/mm3
3. Patofisiologi dari deselerasi dini, variable, dan lambat pada gambaran CTG

a. Deselerasi dini

Deselerasi dini sering terjadi pada persalinan normal/fisiologis dimana terjadi kontraksi
uterus yang periodik dan normal. Deselerasi saat ini disebabkan oleh penekanan kepala
janin oleh jalan lahir yang mengakibatkan hipoksia dan merangsang refleks vagal

b. Deselerasi variabel disebabkan oleh kompresi talipusat.

Tekanan pada talipusat, pertamakali menyebabkan penutupan vena umbilikalis yang


selanjutnya menyebabkan akselerasi ( bahu dari deselerasi) . Selanjutnya diikuti dengan
oklusi arteri umbilikalis yang terlihat dengan penurunan frekuensi DJJ secara tajam.

Akhirnya , fase rekoveri terjadi akibat usainya kompresi dan terjadi pemulihan ke arah
nilai baseline secara cepat, yang dapat diikuti dengan akeselrasi dari bahu.

c. Deselerasi lambat dapat terjadi pada beberapa keadaan yang pada dasarnya semua
bersifat patologis. Penurunan aliran darah pada sirkulasi ibu akan menyebabkan janin
mengalami hipoksia. Apabila janin masih mempunyai cadangan O2 yang mencukupi dan
masih mampu mengadakan kompensasi keadaan tersebut maka tidak tampak adanya
gangguan pada gambaran KTG selama tidak ada stres yang lain. Bila terjadi kontraksi
uterus, maka aliran darah ke plasenta akan semakin berkurang dan akan memperberat
keadaan hipoksia janin. Keadaan terakhir ini akan menyebabkan rangsangan pada
kemoreseptor dan n. vagus dan terjadilah deselerasi lambat tersebut. Jarak waktu antara
timbulnya kontraksi dan terjadinya deselerasi sesuai dengan waktu yang diperlukan untuk
rangsangan kemoreseptor dan n. vagus. Pada fase awal, dimana tingkat dipoksia belum
sampai menyebabkan hipoksia otak dan tubuh masih mampu mengadakan kompensasi
untuk mempertahankan sirkulasi otak, variabilitas djj biasanya masih normal. Akan tetapi
bila keadaan hipoksia makin berat atau berlangsung lebih lama maka jaringan otak akan
mengalami hipoksia dan otot jantungpun mengalami depresi oleh karena hipoksia,
sebagai akibatnya adalah variabilitas djj akan menurun dan akhirnya menghilang sebelum
janin akhirnya mati dalam rahim.

4. Berapa kali pasien harus melakukan pemeriksaan ANC?

Kebijakan program pelayanan antenatal menetapkan frekuensi kunjungan


antenatal sebaiknya minimal 4 (empat) kali selama kehamilan, dengan ketentuan sebagai berikut
: (Depkes, 2009).
a.Minimal satu kali pada trimester pertama (K1) hingga usia kehamilan 14 minggu
Tujuannya : 1)Penapisan dan pengobatan anemia
2)Perencanaan persalinan
3)Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya
b.Minimal satu kali pada trimester kedua (K2), 14 28 minggu
Tujuannya : 1)Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan
pengobatannya
2)Penapisan pre eklamsia, gemelli, infeksi alat reproduksi dan
saluran perkemihan
3)Mengulang perencanaan persalinan
c. Minimal dua kali pada trimester ketiga (K3 dan K4) 28 - 36 minggu dan
setelah 36 minggu sampai lahir.
Tujuannya : 1)Sama seperti kegiatan kunjungan II dan III
2)Mengenali adanya kelainan letak dan presentasi
3)Memantapkan rencana persalinan
4)Mengenali tanda-tanda persalinan
Pemeriksaan pertama sebaiknya dilakukan segera setelah diketahui terlambat
haid dan pemeriksaan khusus dilakukan jika terdapat keluhan-keluhan tertentu.

Referensi :
1. Prawirohardjo, Sarwono. 2008. . Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT.Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
2. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/33487/3/Chapter%20II.pdf
3. I n f e k s i d a l a m p e r s a l i n a n . D a l a m : S a i f u d i n A B e d . B u k u A c u a n
N a s i o n a l Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta:Yayasan Bina
PustakaSarwono Prawirohardjo; 2001: 255-8

Anda mungkin juga menyukai