Anda di halaman 1dari 10

BORANG PORTOFOLIO I

Nama Peserta : dr. Brilli Bagus Dipo

Nama Wahana : RSUD Kota Tangerang

Topik : Krisis Hipertensi pada Anak

Tanggal (kasus) :

Nama Pasien : An. TAS No. RM : 1276XX

Tanggal Presentasi : 9 Agustus 2017 Nama Pendamping :

Tempat Presentasi : Ruang Rapat I dr. Pratiwi

Obyektif Presentasi :

Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka

Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa

Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil

Deskripsi

Tujuan

Bahan Tinjauan Riset Kasus Audit

Bahasan Pustaka

BORANG INTERNSHIP RSUD KOTA TANGERANG


PERIODE 2017 -2017
dr.
Cara Membahas : Diskusi Presentasi dan Email Pos
Diskusi
Data Pasien No. Registrasi : 1276XX
Nama : An. TAS
Data Utama untuk Bahan Diskusi :
1. Diagnosis/Gambaran Klinis
Krisis Hipertensi
Keadaan umum pasien tampak sakit sedang. Pasien mengeluh sakit pada perut selama
2minggu, disertai mual, tapi tidak muntah. Mencret lebih dari 1 bulan, tapi hari ini
belum BAB. Disertai sariawan pada mulut selama seminggu. Pasien juga mengeluh
batuk berdahak sejak seminggu disertai demam yang hilang timbul selama sebulan.
Pasien membawa hasil lab dari RS Sari Asih untuk hasil HIV rapid tes reaktif
2. Riwayat Pengobatan
Pasien sudah berobat ke puskesmas 2x selama sebulan untuk demam , mencret dan
batuknya tapi tidak ada perubahan
3. Riwayat Kesehatan/penyakit
Pasien tidak pernah merasakan hal seperti ini sebelumnya. Pasien belum pernah
mendapat transfusi darah.
4. Riwayat Keluarga
Dikeluarga ada riwayat TB Paru dari bapak pasien
5. Riwayat Pekerjaan
Pasien bekerja di perusahaan konveksi sebagai tukang jahit
6. Kondisi Lingkungan Sosial dan Fisik
Pasien tidak meminum minuman alkohol dan tidak merokok. Pasien tidak pernah di
tatto. Pasien sudah menikah 3x

Daftar Pustaka
Depertemen Kesehatan Republik Indonesia. Panduan Tatalaksana Klinis Infeksi
HIV pada orang Dewasa dan Remaja Edisi Kedua. 2007. Available
from: http://spiritia.or.id/Dok/pedomanart2.pdf.
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2006. Tuberkulosis: Pedoman Diagnosis dan
Penatalaksanaan di Indonesia. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia.
Price. S, Wilson. L. Gangguan Sistem Hematologi. Dalam : Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II.
Edisi IV. Jakarta, FKUI. 2007
Djoerban, Zubairi, Djauzi Samsuridjal. HIV/AIDS di Indonesia. W. Sudoyo, Aru,
dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV. Jakarta: FK
UI 2007; 1803-1808
Hasil Pembelajaran :
1. Diagnosis HIV
2. Diagnosis TB Paru
3. Diagnosis Anemia Berat

BORANG INTERNSHIP RSUD KOTA TANGERANG


PERIODE 2017 -2017
dr.
4. Tatalaksana untuk pasien HIV dengan TB Paru dan Anemia Berat
5. Informasikan dan edukasi mengenai penyakit pasien yang bisa menular
6. Motivasi untuk rutin kontrol dan minum obat
7. Konsultasi mengenai penyakit HIV nya

1. Subjektif Pasien mengeluh sakit pada perut selama


2minggu, disertai mual, tapi tidak muntah.
Mencret lebih dari 1 bulan, tapi hari ini
belum BAB. Disertai sariawan pada mulut
selama seminggu. Pasien juga mengeluh
batuk berdahak sejak seminggu disertai
demam yang hilang timbul. Pasien membawa
hasil lab dari RS Sari Asih untuk hasil HIV
rapid tes reaktif
Pasien sudah berobat ke puskesmas 2x
selama sebulan untuk demam , mencret dan
batuknya tapi belum ada perubahan.
2. Objektif Td 110/70mmHg
Hr 96x/menit
Rr 28x/menit
T 36,9c
Mata : konjungtiva anemis +/+ sklera
ikterik -/-
Leher : JVP 5 +2cm
Jantung : s1 s2 reguler, murmur(-)
gallop (-)
Paru : vesikuler +/+ rhonki -/-
wheezing -/-
Abdomen : defans (+), nyeri tekan
seluruh lapang perut, Bising usus
menurun pada auskultasi,
hipertimpani pada perkusi
Rectal toucher : Tidak ada massa,
tidak ada feses, tidak ada darah
Ekstremitas : akral hangat, tidak
ditemukan oedem tungkai
Laboratorium :
Hb 5,9g/dL
HT 19%
Eritrosit 2,37jt/uL
Leukosit 4700/uL
BORANG INTERNSHIP RSUD KOTA TANGERANG
PERIODE 2017 -2017
dr.
Trombosit 503.000/uL
MCH25pg MCHC30g/dL
Na 130mmol/L Ka%,1 mmol/L
Cl89mmol/L Ca++1.01mmol/L
Albumin 2,7g/dL
Globullin 4,10g/dL
SGOT 72U/L SGPT 28U/L
Anti HIV 20,55 COI reaktif
Anti HIV screening1-reaktif
Anti HIV sreening2-reaktif
Anti HIV screening3-1

Follow up 28 juli 2017


S: Distensi abdomen (+) BAB (-
)2hari, batuk(+) sesak(-) demam(-)
O: TD110/70mmHg HR76x/menit
RR20x/menit T36,3c
Paru vesikuler+/+ wheezing-/-
rhonki-/-
Jantung s1 s2 reguler murmur(-)
gallop(-)
Abdomen distensi(+) BU menurun
A: HIV , anemia berat, TB Paru
P: metoclopramide aff
Omz 2x1
Triofusin 1000ml/24jam
Ciprofloxacin 2x400mg
Loperamid loading 2tab -> 1tab tiap
kali mencret Max.8tab/hari
Konsul Paru
Therapy dari dokter Sp. Paru
Cek BTA 3x
Rifampicin 450mg
Isoniazid 300mg
Pirazinamid 1000mg
Etambutol 1000mg

Follow up 29 Juli 2017


S: lemas badan, BAB (-) batuk(+)
demam(-)
O: TD130/70mmHg HR82x/menit
RR20x/menit T36,5c

BORANG INTERNSHIP RSUD KOTA TANGERANG


PERIODE 2017 -2017
dr.
Paru vesikuler+/+ wheezing-/-
rhonki-/-
Jantung s1 s2 reguler murmur(-)
gallop(-)
Abdomen distensi(+) BU menurun
A: HIV , anemia berat, TB Paru
P: Masuk PRC2bag
dulcolax supp 2supp
Alinamin F 3x1caps
NGT Alirkan
Puasa
Follow up 30 Juli 2017
S: lemas badan, BAB mencret 3x
ampas(-) lendir(-) darah(-), batuk(+)
demam(-)
O: TD120/70mmHg HR79x/menit
RR20x/menit T37c
Paru vesikuler+/+ wheezing-/-
rhonki-/-
Jantung s1 s2 reguler murmur(-)
gallop(-)
Abdomen distensi(+) BU menurun
Lab post transfusi prc 2bag
Hb7,2g/dL
Ht24%
eritrosit2,79juta/uL
Leukosit2900/uL
trombosit394000/uL
HbsAg non-reaktif
A: HIV , anemia berat, TB Paru
P: Terapi lanjut
Follow up 31 juli 2017
S: lemas, BAB mencret (-) distensi(+) nyeri
perut hilang timbul
O: TD110/70mmHg HR80x/menit
RR20x/menit T36,4c
Paru vesikuler+/+ wheezing-/- rhonki-/-
Jantung s1 s2 reguler murmur(-) gallop(-)
Abdomen distensi(+) BU(+)
Lab post transfusi 4bag
Hb11,6g/dL
Ht36%

BORANG INTERNSHIP RSUD KOTA TANGERANG


PERIODE 2017 -2017
dr.
Eritrosit 4,35juta/uL
Leukosit 4600/uL
Trombosit 398000/uL
A: HIV, TB Paru, Anemia Berat
P: rencana rawat jalan konsul Sp. Pd KPTI
Kontrol rutin Sp. Paru
USG Whole abdomen
CD4
OP cotrimoxazole 2x960mg
OAT teruskan
VIP Albumin3x2tab
Asam Folat1x1
Vastarel1x1
3. Assessment Nyeri perut yang di alami pasien
akibat diare kronis yang terjadi pada
pasien. Diare kronis menyebabkan
hiperperistaltik pada usus.
Hiperperistaltik yang terjadi dalam
kurun waktu lama membuat sekitar
otot perut menjadi tegang.

Pada pasien ini HIV reaktif. Infeksi


oportunistik dapat terjadi karena para
pengidap HIV terjadi penurunan daya
tahan tubuh sampai pada tingkat yang
sangat rendah, sehingga beberapa
jenis mikroorganisme dapat
menyerang bagian-bagian tubuh
tertentu. Bahkan mikroorganisme
yang selama ini komensal bisa jadi
ganas dan menimbulkan penyakit
(Zein, 2006). Sehingga terjadi diare
kronis, oral candidiasis, tb paru dan
anemia berat.

Hasil pemeriksaan Hb dengan Sahli


dapat digolongkan sebagai berikut :
Hb 11 g% tidak anemia
Hb 9-10 g% anemia ringan
Hb 7-8 g% anemia sedang
Hb < 7 g% anemia berat
Anemia berat yang terjadi pada

BORANG INTERNSHIP RSUD KOTA TANGERANG


PERIODE 2017 -2017
dr.
pasien diduga jenis anemia hemolitik
ekstrakospuskuler dengan pasien
autoimun karena tidak didapatkan
tanda-tanda perdarahan.

Faktor yang mempengaruhi


kemungkinan seseorang menjadi
pasien Tuberkulosis adalah daya
tahan tubuh yang rendah, diantaranya
infeksi HIV/AIDS Universitas
Sumatera Utara dan malnutrisi (gizi
buruk). HIV merupakan faktor risiko
yang paling kuat bagi yang terinfeksi
Tuberkulosis menjadi sakit
Tuberkulosis. Infeksi HIV
mengakibatkan kerusakan luas sistem
daya tahan tubuh seluler (cellular
immunity), sehingga jika terjadi
infeksi penyerta (oportunity), seperti
Tuberkulosis, maka yang
bersangkutan akan menjadi sakit
parah bahkan bisa mengakibatkan
kematian.(Depkes RI, 2008)

STADIUM WHO UNTUK


PENYAKIT HIV PADA ORANG
DEWASA DAN REMAJA
Stadium Klinis 1
Tanpa gejala (asimtomatis)
Limfadenopati generalisata persisten
Stadium Klinis 2
Kehilangan berat badani yang sedang
tanpa alasanii (<10% berat badan
diperkirakan atau diukur)
Infeksi saluran napas bagian atas
yang berulang (sinusitis, tonsilitis,
ototis media dan faringitis)
Herpes zoster
Kheilitis angularis
Ulkus di mulut yang berulang
Erupsi papular pruritis
Dermatitis seboroik
BORANG INTERNSHIP RSUD KOTA TANGERANG
PERIODE 2017 -2017
dr.
Infeksi jamur di kuku
Stadium Klinis 3
Kehilangan berat badan yang parah
tanpa alasan (>10% berat badan
diperkirakan atau diukur)
Diare kronis tanpa alasan yang
berlangsung lebih dari 1 bulan
Demam berkepanjangan tanpa alasan
(di atas 37,5C, sementara atau terus-
menerus, lebih dari 1 bulan)
Kandidiasis mulut berkepanjangan
Oral hairy leukoplakia
Tuberkulosis paru
Infeksi bakteri yang berat (mis.
pnemonia, empiema, piomiositis,
infeksi tulang atau sendi, meningitis
atau bakteremia)
Stomatitis, gingivitis atau
periodontitis nekrotising berulkus
yang akut
Anemia (<8g/dl), neutropenia (<0,5
109/l) dan/atau trombositopenia
kronis (<50 109/l) tanpa alasan
Stadium Klinis 4
Sindrom wasting HIV
Pneumonia Pneumocystis
Pneumonia bakteri parah yang
berulang
Infeksi herpes simplex kronis
(orolabial, kelamin, atau rektum/anus
lebih dari 1 bulan atau viskeral pada
tempat apa pun)
Kandidiasis esofagus (atau
kandidiasis pada trakea, bronkus atau
paru)
Tuberkulosis di luar paru
Sarkoma Kaposi (KS)
Infeksi sitomegalovirus (retinitis atau
infeksi organ lain)
Toksoplasmosis sistem saraf pusat
Ensefalopati HIV

BORANG INTERNSHIP RSUD KOTA TANGERANG


PERIODE 2017 -2017
dr.
Kriptokokosis di luar paru termasuk
meningitis
Infeksi mikobakteri non-TB
diseminata
Nefropati bergejala terkait HIV atau
kardiomiopati bergejala terkait HIV
Terapi ARV

Tujuan terapi ARV (antiretroviral):


mencapai supresi maksimum terhadap
replikasi HIV, meningkatkan CD4
limfosit, memperbaiki kualitas hidup.
Terapi ARV direkomendasikan untuk
individu terinfeksi HIV dengan gejala
atau jumlah CD4 <350 sel/L atau
HIV RNA plasma 55.000 kopi/mL
tanpa melihat jumlah CD4

Prinsip umum:
Pemantauan periodik dan teratur
pemeriksaan jumlah RNA HIV
plasma dan hitung jumlah CD4
(menentukan progresivitas infeksi
HIV, penentuan pemberian terapi
ARV)

Indikasi ARV:

HIV stadium I dan II dengan CD4 <


350/mm3
HIV stadium III dan IV tanpa
memandang CD4
Tanpa melihat CD4: HIV +
TB/kehamilan/hepatitis B kronis,
pasangan serodiskordan, populasi
kunci (penjaja seks, pengguna
narkoba suntik, pria homoseksual).
Indikasi nonmedis: kesiapan pasien.

Karena keterbatasan penanganan


untuk HIV, pasien disarankan di rujuk
ke RSUD Kabupaten Tangerang
BORANG INTERNSHIP RSUD KOTA TANGERANG
PERIODE 2017 -2017
dr.
untuk mendapatkan pemeriksaan dan
penanganan lebih lanjut.
4. Plan Diagnosis :
HIV + TB Paru + Anemia Berat
Pengobatan :
O2 3L/menit nasal kanul
RL 20tpm
Triofusin 1000ml/24jam
Nystatin drop 4x2gtt
Metoclopramid 3x10mg
Omeprazol 2x40mg
Ciprofloxacin 2x400mg
Loperamid loading 2tab -> 1tab tiap mnecret,
max. 8tab/hari
Cotrimoxazole 2x960mg
Rifampicin 1x450mg
Isoniazid 1x300mg
Pirazinamid 1x1000mg
Etambutol 1x1000mg

BORANG INTERNSHIP RSUD KOTA TANGERANG


PERIODE 2017 -2017
dr.

Anda mungkin juga menyukai