id
TUGAS AKHIR
Disusun Oleh:
I 0208083
SURAKARTA
2012
commit to user
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Disusun Oleh:
I 0208083
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Mengesahkan,
SURAKARTA
commit to user
2012
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Pengasih, atas segala
limpahan berkah- Nya, sehingga penyusunan tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa penyusunan tugas akhir ini dapat terselesaikan berkat
bimbingan dan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Ir. M. Muqoffa, MT. Selaku Ketua Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak Kahar Sunoko, ST, MT. Selaku Ketua Prodi Jurusan Arsitektur Fakultas
Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ibu Ir. Hardiyati, MT. Selaku Pembimbing I atas bimbingannya dalam menyelesaikan
tugas akhir.
4. Bapak Ir. M. Asrori, MT. Selaku Pembimbing II atas bimbingannya dalam
menyelesaikan tugas akhir.
5. Bapak dan Ibu yang telah memberikan doa restu dan semangat sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir dengan lancar.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas akhir ini masih banyak
kekurangan. Namun demikian besar harapan penulis semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak. Amin.
Penulis
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
DAFTAR DIAGRAM............................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN
A. Judul ............................................................................................................. 1
B. Pengertian Judul......................................................................................... 1
C. Latar belakang. ........................................................................................... 2
D. Permasalahan. ............................................................................................. 3
E. Persoalan...................................................................................................... 3
F. Tujuan .......................................................................................................... 4
G. Sasaran ......................................................................................................... 4
H. Batasan Pembahasan ................................................................................. 4
I. Lingkup Pembahasan ................................................................................ 5
J. Metode Pembahasan .................................................................................. 5
K. Sistematika Pembahasan........................................................................... 6
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
A. Analisis Umum............................................................................................ 1
B. Analisis Pendekatan Konsep Perencanaan dan Perancangan ............ 2
commit
C. Organisasi Ruang dan Rencana Pola to user ................................. 8
Peruangan
D. Struktur Organisasi ................................................................................... 8
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Gunungkidul ............................................................................................... 20
A. Konsep Umum............................................................................................. 1
B. Konsep Penentuan Site ............................................................................. 1
C. Konsep Site .................................................................................................. 6
1. Konsep Pencapaian ................................................................................ 6
2. Konsep Sistem Sirkulasi ........................................................................ 8
3. Konsep View dan Orientasi ................................................................... 9
4. Konsep Noise ......................................................................................... 9
5. Konsep Faktor Klimatologis ................................................................. 10
D. Konsep Penampilan Bangunan ................................................................ 12
1. Konsep Tampilan Eksterior Bangunan ................................................. 12
2. Konsep Tampilan Interior Bangunan.................................................... 12
E. Konsep Orientasi Bangunan..................................................................... 12
commit to user
F. Konsep Bentuk Bangunan ........................................................................ 14
G. Konsep Massa Bangunan .......................................................................... 15
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 2. Jumlah Wisatawan yang Berkunjung ke DIY Tahun 2006- 2010 .......... III-8
Tabel 3. Jumlah tamu menginap pada hotel bintang di provinsi D.I.Yogyakarta
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR DIAGRAM
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gb. II. 4. Pecahan Batu Kapur Sebagai Material Jalan .......................................... II-11
Gb. II. 12. Puri Bunga Resort & Spa ....................................................................... II-18
Gb. II. 15. Pola Peruangan Pada Rumah Tradisional Gunungkidul ..................... II-19
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Gb. IV. 5. Kondisi kontur site dari sisi utara ......................................................... IV-25
Gb. IV. 6. Kondisi kontur site dari sisi selatan ...................................................... IV-26
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Gb. IV. 20. Penzoningan Berdasarkan Faktor Klimatologis dan Geografis ........ IV-36
Gb. IV. 22. Aplikasi Batas Psikologis dan Penggunaan Material Bambu ........... IV-38
Gb. IV. 26. Kediaman Butet Kertaradjasa, karya Ir. Eko Prawoto ....................... IV-41
Gb. IV. 27. Rencana Bentuk Bangunan Hotel Resort ........................................... IV-42
Gb. IV. 28. Pola peruangan pada rumah tradisional Gunungkidul ....................... IV-42
Gb. IV. 29. Peta Pencahayaan dan Ketersediaan Sumber Daya ........................... IV-43
xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Gb. IV. 35. Vegetasi Sebagai Penahan Lapisan Tanah ......................................... IV-51
Gb. IV. 37. Skema Distribusi Listrik di Dalam Site .............................................. IV-53
Gb. IV. 38. Kondisi jaringan pipa PDAM pada site. ............................................. IV-55
Gb. IV. 40. Aliran air kotor pada site berdasarkan kontur di dalam site. ............. IV-57
Gb. IV. 41. Skema alur drainase pada site. ............................................................ IV-57
Gb. IV. 42. Peta Hidrant dan Jalur Evakuasi ......................................................... IV-59
commit to user
Gb. V. 13. Konsep View dan Orientasi .................................................................. V-9
xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Gb. V. 19. Kediaman Butet Kertaradjasa, karya Ir. Eko Prawoto ........................ V-15
Gb. V. 25. Konsep Vegetasi Sebagai Penahan Lapisan Tanah ............................. V-19
Gb. V. 30. Konsep Jalur Evakuasi dan Peta Hidrant ............................................. V-23
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. Judul
B. Pengertian Judul
disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan penginapan, berikut makan
dan minum.1
Resort adalah suatu perubahan tempat tinggal untuk sementara bagi seseorang
di luar tempat tinggalnya dengan tujuan antara lain untuk mendapatkan kesegaran
jiwa dan raga serta hasrat ingin mengetahui sesuatu. Dapat juga dikaitkan dengan
Kabupaten Gunungkidul.
Dalam Kamus Inggris Indonesia John M. Echols dan Hassan Shadily, local
umum maka local wisdom (kearifan setempat) dapat dipahami sebagai gagasan-
gagasan setempat (local) yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang
1
Surat Keputusan Menteri Perhubungan R.I No. PM 10/PW 301/Phb. 77, 12 Desember 1977
2
Dirjen Pariwisata , Pariwisata Tanah air commit
Indonesia,tohal.
user13, November, 1988
I- 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
C. Latar belakang
kebutuhan hidupnya. Kebutuhan manusia terdiri dari kebutuhan primer dan kebutuhan
sekunder. Kebutuhan primer antara lain sandang, pangan, dan papan. Sedangkan
kebutuhan sekunder yaitu kebutuhan akan kesehatan, pendidikan, rekreasi dan lain
sebagainya.
Selain itu situasi perkotaan yang identik dengan kemacetan dan tingkat polusi tinggi
memicu penurunan kondisi fisik dan psikologis. Untuk mengatasi hal tersebut,
pariwisata menjadi salah satu solusi untuk memulihkan kondisi fisik dan psikologis
warga perkotaan dari segala kejenuhan di rutinitas sehari- hari. Tempat tujuan wisata
yang dapat memberikan manfaat rekreasi dan relaksasi antara lain daerah pegunungan
karena udaranya yang masih bersih, topografi unik dan pemandangan indah yang
dengan topografi wilayah yang didominasi dengan daerah kawasan perbukitan karst.
commit to user
I- 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Wisata menjadi salah satu sumber pendapatan utama bagi daerah Kabupaten
Gunungkidul karena wilayahnya yang kaya akan potensi wisata. Untuk itu perlu
dibangun fasilitas- fasilitas yang dapat menunjang kegiatan wisata, seperti akses dan
akomodasi yang memadai untuk menarik minat wisatawan agar datang berkunjung.
Hotel resort dianggap sebagai salah satu sarana yang mampu mewadahi kebutuhan
akan rekreasi dan relaksasi tersebut melalui berbagai fasilitas dan potensi alam yang
D. Permasalahan
mendapat manfaat relaksasi dari suasana, kondisi alam berkontur ekstrim, potensi dan
E. Persoalan
kedaerahan ke dalam massa bangunan, ruang- ruang, dan hubungan antar ruang
4. Bagaimana memanfaatkan potensi tapak secara optimal, terutama bagi unit- unit
commit to user
hunian pada fasilitas akomodasi tersebut.
I- 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
F. Tujuan
G. Sasaran
lokal Gunungkidul.
tersebut.
kedaerahan ke dalam massa bangunan, ruang- ruang, dan hubungan antar ruang
4. Memanfaatkan potensi tapak secara optimal, terutama bagi unit- unit hunian pada
5. Menentukan pemilihan sistem konstruksi dan material serta utilitas bangunan pada
H. Batasan Pembahasan
I- 4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
bangunan dan pendekatan studi kelayakan yang ada diharapkan dapat mewujudkan
I. Lingkup Pembahasan
Lingkup pembahasan ditekankan pada disiplin ilmu arsitektur, hal- hal lain di
luar bidang kearsitekturan jika dianggap masih ada kaitannya maka akan digunakan
seperlunya dengan asumsi dan logika sederhana sebatas menunjang dan memberi
direncanakan.
J. Metode Pembahasan
proses pemikiran deduktif, untuk kemudian ditarik kesimpulan yang ideal, melalui
Survey / Observasi
Pengamatan langsung pada objek sasaran secara fisik yaitu fasilitas akomodasi
dan fenomena.
Studi literatur
buku referensi dan sumber lain seperti situs-situs internet yang terkait dengan
judul. Data-data yang didapat dari study literature tersebut antara lain:
I- 5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Study komparasi
Untuk lebih mendukung obyek pembahasan, dilakukan juga studi banding dari
obyek yang memiliki latar belakang atau pendekatan konsep yang hampir sama
K. Sistematika Pembahasan
TAHAP I Pendahuluan
I- 6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
I- 7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Hotel
disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan penginapan, berikut makan
dan minum.1
terkait lainnya dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga motel, losmen, gubuk
1. Fungsi hotel
2. Karakteristik Hotel
a. Industri hotel tergolong industri yang padat modal serta padat karya yang
b. Dipengaruhi oleh keadaan dan perubahan yang terjadi pada sektor ekonomi,
II- 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
d. Beroperasi selama 24 jam sehari, tanpa adanya hari libur dalam pelayanan
pelanggan sebagai partner dalam usaha karena jasa pelayanan hotel sangat
tersebut.
B. Pengertian Resort
Resort adalah suatu perubahan tempat tinggal untuk sementara bagi seseorang
di luar tempat tinggalnya dengan tujuan antara lain untuk mendapatkan kesegaran
jiwa dan raga serta hasrat ingin mengetahui sesuatu. Dapat juga dikaitkan dengan
Resort adalah tempat wisata atau rekreasi yang sering dikunjungi orang
Resort adalah sebuah kawasan yang terencana yang tidak hanya sekedar untuk
3
Dirjen Pariwisata , Pariwisata Tanah air Indonesia, hal. 13, November, 1988
4
John M. Echols, Kamus Inggris-Indonesia, Gramedia, Jakarta, 1987
5
A.S. Hornby, Oxford Leaners Dictionarycommit to English,
of Current user Oxford University Press, 1974
6
Chuck Y. Gee, Resort Development and Management, Watson-Guptil Publication, 1988
II- 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa hotel resort merupakan hotel
yang terletak dikawasan wisata yang menyediakan jasa penginapan, jasa makan dan
minum serta jasa lainnya yang dikelola secara komersial. Umumnya terletak cukup
jauh dari pusat kota dan secara total menyediakan fasilitas untuk berlibur, rekreasi dan
olah raga. Umumnya tidak dapat dipisahkan dari kegiatan menginap bagi pengunjung
a. Lokasi
pegunungan, tepi pantai dan sebagainya, yang tidak dirusak oleh keramaian
kota, lalu lintas yang padat dan bising, Hutan Beton dan polusi perkotaan.
Pada hotel resort, kedekatan dengan atraksi utama dan berhubungan dengan
pada harganya.
b. Fasilitas
dan outdoor. Fasilitas pokok adalah ruang tidur sebagai area privasi.
II- 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
akomodasi dengan arsitektur dan suasana yang khusus dan berbeda dengan
d. Segmen Pasar
dengan tujuan rekreasi dan relaksasi adalah adanya kesatuan antara bangunan
Disamping itu perlu diperhatikan pula bahwa suatu tempat yang sifatnya rekreatif
akan banyak dikunjungi wisatawan pada waktu-waktu tertentu, yaitu pada hari
libur. Oleh karena itu untuk mempertahankan occupancy rate tetap tinggi, maka
sangat perlu disediakan pula fasilitas yang dapat dipergunakan untuk fungsi non-
rekreatif seperti ruang serbaguna yang dapat disewa oleh pengunjung untuk
berbagai keperluan.
memiliki karakter yang berbeda yang memerlukan pemecahan yang khusus. Dalam
commit to user
II- 4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
berikut.
D. Tinjauan Pariwisata
rekreasi, pelancongan, turisme. Pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu Pari
yang berarti banyak, penuh, atau berputar- putar. Wisata yaitu perjalanan atau dalam
bahasa inggris disebut travel. Jadi pariwisata adalah perjalanan dari suatu tempat ke
tempat lain.7
pengusahaan obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang
tersebut.8
yang khas untuk dijadikan daerah tujuan wisata yang potensial atau tidak.
7
Drs. H. Idris Abdurachmat, M. Pd. Geografi Ekonomi, hal. 71, 1998
8
Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 4 Tahun 2003 Tentang Retribusi Izin Usaha
Pariwisata
commit to user
II- 5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
untuk menjangkau daerah wisata merupakan hal yang mutlak diperlukan dalam
industri kepariwisataan.
menjadi faktor utama yang dilihat di tempat tujuan wisata sebelum kita melakukan
wisata.
saja, akan tetapi fasilitas kesehatan ini sepertinya memang harus ikut
E. Pariwisata DIY
Pariwisata merupakan sektor utama bagi DIY. Seiring dengan peran sektor
pariwisata sebagai salah satu sektor penggerak ekonomi di DIY, dapat dikatakan
bahwa industri pariwisata DIY saat ini memiliki prospek yang baik dan memiliki daya
tarik yang kompetitif. Banyaknya obyek dan daya tarik wisata di DIY telah menyerap
Keanekaragaman upacara keagamaan dan budaya dari berbagai agama serta didukung
geografis, DIY juga diuntungkan oleh jarak antara lokasi obyek wisata yang
commit to user
II- 6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
mempengaruhi pola kehidupan sosial budaya pada masyarakat. Unsur sosial budaya
merupakan salah satu instrumen penting dalam pembangunan, hal ini terkait
sosial budaya agar dapat berimprovisasi dengan kultur masyarakat yang ada.
fasilitas umum, dan lain-lain). Organisasi kesenian sebagai budaya yang terus dipupuk
dan dilestarikan oleh masyarakat berjumlah 1.080 organisasi, dengan tokoh pemangku
adat berjumlah 144 orang. Sementara itu desa budaya yang dikembangkan oleh
cagar budaya yang dimiliki sebanyak 5 buah serta benda cagar budaya sejumlah 378
kontur yang bervariasi, sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang
datang berkunjung.9
commit to user
9
Sistem Informasi Profil Daerah Kabupaten Gunungkidul 2010
II- 7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
wilayah tertentu yang terbatas atau dibatasi oleh wilayah lain. Lokalitas
mengasumsikan adanya sejumlah garis pembatas yang bersifat permanen, tegas, dan
mutlak yang mengelilingi satu wilayah atau ruang tertentu. Dalam konsep politik,
terutama yang berkaitan dengan kekuasaan dan penguasaan wilayah, lokalitas dengan
sejumlah garis pembatas yang dimilikinya itu diandaikan pula seperti berhadapan
dengan kepungan garis pembatas lain sebagai simbol atau representasi kekuasaan lain
dalam posisi yang bisa bersifat arbitrer atau bisa juga dalam posisi yang saling
mengancam.
Dalam konteks budaya, lokalitas bergerak dinamis, licin, dan lentur, meski
kerap diandaikan tidak dapat dilepaskan dari komunitas kultural yang mendiaminya,
yang masyarakatnya secara mandiri dan arbitrer bertindak sebagai pelaku dan
pendukung kebudayaan tertentu. Atau komunitas itu mengklaim sebagai warga yang
sebuah komunitas dengan sejumlah sentimen, emosi, harapan, dan pandangan hidup
yang direpresentasikan melalui kesamaan bahasa dan perilaku dalam tata kehidupan
sehari-hari.
Ada garis imajinatif yang seolah-olah menjadi penanda untuk pembatas relatif
karena itu, lokalitas budaya, lantaran sifatnya yang dinamis, licin, dan lentur, dapat
ditarik ke belakang yang menyentuh tradisi dan kearifan masyarakat dalam menyikapi
commit to
masa lalu, ke depan yang mengungkapkan user ideal yang hendak dicapai sebagai
harapan
II- 8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
tujuan, ke sekitarnya dalam konteks kekinian, berkaitan dengan kondisi dan berbagai
fenomena yang sedang terjadi, atau bahkan ke segala arah yang menerabas lokalitas
Dalam hal itulah, lokalitas budaya tidak bisa direduksi dengan melakukan
pembatasan melalui garis geografi atau politik. Bagaimanapun, lokalitas budaya tidak
akan pernah sejalan dengan lokalitas dalam pengertian politik pemerintahan yang
diasumsikan bersifat permanen, tegas, dan mutlak. Maka dalam pengertian politik itu,
lokalitas budaya dimaknai sebagai budaya lokal yang lalu diperlakukan sebagai
Dalam pengertian kamus, kearifan lokal (local wisdom) terdiri dari dua kata:
kearifan (wisdom) dan lokal (local). Dalam Kamus Inggris Indonesia John M. Echols
dan Hassan Syadily, local berarti setempat, sedangkan wisdom (kearifan) sama
dengan kebijaksanaan. Secara umum maka local wisdom (kearifan setempat) dapat
kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya.
Dalam disiplin antropologi dikenal istilah local genius. Local genius ini
merupakan istilah yang mula pertama dikenalkan oleh Quaritch Wales. Para
antropolog membahas secara panjang lebar pengertian local genius ini (Ayatrohaedi,
1986). Antara lain Haryati Soebadio mengatakan bahwa local genius adalah juga
tersebut mampu menyerap dan mengolah kebudayaan asing sesuai watak dan
II- 9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
local genius karena telah teruji kemampuannya untuk bertahan sampai sekarang. Ciri-
cirinya adalah:
budaya asli.
Sejak jaman dulu nenek moyang kita bangsa Indonesia telah terkenal dengan
bentuk rumah tradisional Jawa. Segi-segi artistik dan bersifat religius, mencerminkan
perpaduan seni arsitektur dan nilai keagamaan. Sampai sekarang telah banyak
mengalami perubahan dan perkembangan, namun masih tetap digemari. Di desa- desa
tertentu seperti desa pantai selatan (Parangtritis), lantai- lantai rumah penduduk
banyak disebut dari batu pasir. Dan di daerah Gunungkidul jogan rumah- rumah
penduduk dibuat dari batu- batu kapur karena daerah tersebut memang mengandung
kapur.
commit
Gb. II. 1. Rumah Tradisional Gunungkidul, Semanuto user Gb. II. 2. Aplikasi Batu Kapur
II- 10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Gb. II. 3. Jalan Setapak Gb. II. 4. Pecahan Batu Kapur Sebagai Material Jalan
wilayah lain menggunakan sirap dari bahan alang- alang dan sejenisnya. Hal ini dapat
tersebut.
Lobo, rumah adat Sulawesi Tengah dengan
Sumber: rumahadat.blog.com
commit to user
II- 11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Sumber: rumahadat.blog.com
penghuninya, akan tetapi berkait dengan sistem keyakinan dan religiusitas yang
mensintesiskan antara realitas duniawi dan antikodrati, realitas fisik dan metafisik
masyarakat Jawa.
berbeda satu daerah dengan daerah lainnya. Pola perkampungan di daerah perbukitan
akan berlainan dengan pola perkampungan di daerah perkotaan yang datar. Misalnya
pada perkampungan di daerah perbukitan (hill region) tidak teratur dan menyebar.
Sumber: www.hargahotelbali.com
commit to user
II- 12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Hotel Saranam Eco Resort yang terletak di daerah pegunungan Tabanan, Bali
dikelilingi dengan pemandangan sawah bertingkat, 900 meter di atas permukaan laut.
Pola peletakan unit hunian tidak teratur dan menyebar menyesuaikan dengan kondisi
perbukitan.
Village Community)
sungai atau jalur lalu lintas yang membentuk sederetan perumahan (The Line
Village Community)
sehari- hari sejak puluhan tahun lalu yang bertahan menghadapi kondisi lingkungan
dan iklim mikro di daerah Gunungkidul yang didominasi oleh lahan kering. Prinsip-
prinsip kearifan lokal mereka berbasis pada ekologi dan ekosistem. Meskipun kearifan
lokal yang teridentifikasi hanya pada tataran kebiasaan, tetapi ide- ide dan nilai- nilai
yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya alam sudah menampilkan adanya
lama.
commit to user
II- 13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
kondisi kekeringan, namun mereka punya cara tersendiri untuk beradaptasi dengan
dan lahan pertanian, ini terus berlangsung hingga sampai saat ini walaupun banyak
orang yang sudah mulai meninggalkannya untuk mencari penghidupan di tempat lain
tetap melakukan kearifan lingkungan yang sudah menjadi budaya lokal yang masih
wilayah ini yang menjadi program bagi masyarakat untuk mengelola lingkungan dan
sumber- daya air serta untuk mengembangkan pariwisata di kawasan karst baik wisata
Selain itu konsumsi pangan alternatif juga menjadi bagian dari kearifan lokal
yang telah berlangsung sejak puluhan tahun lalu. Angka konsumsi beras di Kabupaten
yang dihitung pemeritah pusat secara nasional adalah 139 kg perkapita pertahun.
Angka konsumsi beras di Kabupaten Gunungkidul lebih rendah dari angka nasional,
negeri ini.
kearifan budaya lokal, melestarikan kesenian tradisional serta menjaga tata dan
II- 14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Bentang alam yang berupa perbukitan dan jenis tanahnya yang mudah tererosi,
membuka kesadaran masyarakat untuk mengakali agar lapisan tanah tidak habis
tergerus air hujan, tererosi bersama aliran permukaan air hujan yang jatuh. Terasering/
bentengisasi menggunakan material lokal berupa pecahan batu gamping yang tersedia
dalam jumlah hampir tak terbatas, menjadi pilihan yang arif dan efisien. Terasering
dibuat mulai dari kaki, pinggang, sampai pucuk perbukitan. Lahan tipis yang tertahan,
(Padi, jagung, ketela, palawija, dll), sementara garis konturnya (jawa: galengan)
ditanami tanaman tahunan seperti jati, srikaya, sirsak, diseling dengan rumput
kalanjana untuk pakan ternak. Bentuk kearifan lokal ini ternyata dapat mengendalikan
Gb. II. 8. Ladang Lahan Kering Gb. II. 9. Aplikasi Kearifan Lokal
kondisi wilayah yang kekeringan dan kekurangan air walaupun memiliki cadangan air
bawah permukaan yang sangat besar jumlahnya, faktor geologis pada wilayah ini
pada bagian permukaan kawasan ini merupakan daerah yang kering, masyarakat
memanfaatkan sumber-sumber air dari telaga-telaga karst dan gua-gua yang memiliki
commit to user
sumber-sumber air.
II- 15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lingkungannya dilakukan secara bergotong royong untuk menjaga sumber- sumber air
yang ada dengan melakukan perlindungan dan membuat aturan-aturan adat yang
negatif dari dampak yang akan ditimbulkan bila tidak dilakukan, untuk dapat menjaga
cekungan. Pada musim penghujan cekungan ini akan berfungsi menjadi tempat parkir
air telaga. Telaga inilah yang menjadi andalan simpanan (tandon) air bagi penduduk
setempat. Hampir semua kebutuhan air dipenuhi dari telaga tersebut, apalagi pada
musim kemarau. Sayangnya karena sifat tanah dan batuan yang porus dan proses
penguapan yang berlangsung cepat dan proses sedimentasi yang selalu mengurangi
daya tampung telaga, menyebabkan persediaan air di telaga rata-rata hanya bertahan
bibir telaga sesuai dengan kedalaman telaga, menggunakan batu gamping yang
banyak tersedia. Dinding telaga dari batu kapur ini berfungsi untuk mengurangi laju
sedimentasi untuk mempertahankan umur telaga, dan menjaga volume telaga agar
relatif konstan, sekaligus berperan menjadi saringan muatan padat pada aliran air yang
masuk telaga.
commit to user
Gb. II. 10. Telaga Kyai Jonge Gb. II. 11. Dinding Telaga Dari Batu Kapur
II- 16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pada lahan karst yang tipis dan miskin unsur hara, sangat jarang dijumpai
tumbuhan yang besar rimbun dan umurnya mencapai puluhan tahun. tumbuhan seperti
dalam tanah (memperbaiki fungsi hidrologi). Dalam beberapa kasus, kearifan lokal
melahirkan cerita atau mitos yang mengarah pada perlindungan terhadap tumbuhan
Analogi dengan cerita pohon keramat, berbagai upacara adat, seperti : bersih desa/
nyadran/ mengeramatkan goa atau telaga, adalah sebagai perwujudan dari kearifan
(obyek) tersebut. Telaga Kyai Jonge merupakan salah satu telaga yang memiliki
mitos yaitu adanya makam Kyai Jonge di tengah telaga. Hal ini memberikan
perlindungan pada keberadaan telaga itu sendiri karena warga sekitar mempercayai
mitos tersebut.
hidup di kawasan karst) yaitu di atas lahan berbatu dengan lapisan tanah yang tipis
pencapaian relatif lebih sulit, tetapi tidak mengurangi luasan areal tegal sebagai lahan
usaha untuk dibudidayakan sebagai lahan pertanian tanaman pangan yang pada
tidak teratur yang buntu (blind valley). Resiko kesulitan air di musim kemarau,
commit to user
II- 17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Sumber: pool2deal.com
Desain
1. Penggunaan material lokal berupa batu kapur pada lantai dan jalan setapak, atap
genteng dan dinding anyaman bambu yang bahan bakunya mudah didapatkan di
dan menyebar dengan jarak antar hunian yang cukup jauh menyesuaikan dengan
4. Sumber daya air yang terbatas dikelola secara bergotong royong dengan
5. Konsumsi pangan alternatif juga menjadi bagian dari kearifan lokal yang telah
6. Upaya untuk menjaga agar lapisan tanah di daerah yang berbukit tidak habis
pecahan batu gamping yang tersedia melimpah menjadi pilihan yang arif dan
commit to user
efisien. Selain itu pemanfaatan lahan tipis untuk tanaman pangan dan garis
II- 18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
konturnya ditanami tanaman tahunan seperti jati, srikaya, sirsak dan diseling
tanaman kalanjana untuk pakan ternak. Kearifan lokal ini terbukti dapat
tidak akan mengurangi luasan areal tegalan sebagai lahan usaha untuk
Gb. II. 13. Rumah Tradisional Gunungkidul Gb. II. 14. Fasad Bangunan
Ciri khas pada rumah tradisional di Gunungkidul antara lain terletak pada
tiang- tiang penyangga yang terdapat pada teras bangunan, peletakan toilet dan
kamar mandi di luar bangunan utama dan pola peruangan yang tidak sama
Kandang
sapi
II- 19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB III
ISTIMEWA YOGYAKARTA
wilayah Indonesia, dan terletak di Pulau Jawa bagian tengah. Daerah Istimewa Yogyakarta
di bagian selatan dibatasi Lautan Indonesia, sedangkan di bagian Timur laut, tenggara,
barat dan barat laut dibatasi oleh wilayah Provinsi Jawa Tengah yang meliputi:
commit
Gb. III. 1. PetatoProvinsi
user DIY
Sumber: Bappeda Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
III- 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3. Dataran rendah antara Pegunungan Selatan dan Pegunungan Kulon Progo (luas;
4. Pegunungan Kulon Progo dan Dataran Rendah Selatan (luas; 706,25 km,
Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara 733 - 812 Lintang Selatan
dan 11000 - 11050 Bujur Timur, tercatat memiliki luas 3.185,80 km atau 0,17 persen
dari luas Indonesia (1.890.754 km), merupakan Provinsi terkecil setelah Daerah Khusus
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta terdiri dari 4 Kabupaten dan 1 Kota dengan 78
commit to user
III- 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
B. Iklim
Daerah Istimewa Yogyakarta beriklim tropis dengan curah hujan berkisar antara
0,00 mm 346,2 mm per hari dengan hari hujan per bulan antara 0,00 25,0 kali yang
Yogyakarta tahun 2009 menunjukkan angka 26,66 C lebih tinggi dibandingkan rata-rata
suhu udara pada tahun 2008 yang tercatat sebesar 26,11 C, dengan suhu maksimum 37,9
C pada bulan Oktober 2009 dan suhu minimum 18,2 C pada bulan Juli 2009. Sedangkan
kelembaban udara tercatat 27 96 persen, tekanan udara antara 1.006,0 mb 1.014,8 mb,
dengan arah angin antara 60 - 300 dan kecepatan angin maksimum 43 knot.
Daerah Istimewa Yogyakarta dengan iklim tropis yang hangat merupakan tempat
yang sempurna sebagai tujuan wisata bagi wisatawan mancanegara maupun domestik.
C. Kependudukan
Berdasarkan hasil olah cepat Sensus Penduduk, jumlah penduduk Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta adalah 3.452.390 orang yang terdiri atas 1.705.404 laki-laki dan
1.746.986 perempuan. Dari hasil SP 2010 tersebut tampak bahwa sebagian besar
penduduk Provinsi DIY tinggal di Kabupaten Sleman yakni sebesar 31,6 persen. Kota
Yogyakarta memiliki jumlah penduduk paling sedikit yaitu 388.088 orang atau sebesar
11,2 persen.
Dengan luas wilayah Provinsi DIY sekitar 3.185,80 km2 yang didiami oleh
3.452.390 orang maka rata-rata tingkat kepadatan penduduk Provinsi DIY adalah
sebanyak 1.084 orang per km2. Kota Yogyakarta adalah wilayah dengan tingkat kepadatan
paling tinggi yakni sebanyak 11.941 orang per km2 sedangkan yang paling rendah adalah
commit
Kabupaten Gunungkidul yakni sebanyak to user
454 orang per km2.
III- 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Berdasarkan kelompok umur, lebih dari setengah penduduk DIY adalah penduduk
usia dewasa/produktif (20 - 59 th) tercatat sebesar 62,29 persen, kemudian penduduk usia
sekolah (4 - 19 th) sebesar 18,75 persen, usia tua/lansia (> 60) sebesar 12,88 persen dan
usia balita (0 - 4 th) sebesar 6,09 persen. Di tahun 2010, penduduk usia tua dan usia
produktif mengalami kenaikan sebesar 0,09 persen dan 0,52 persen dibandingkan tahun
sebelumnya, sedangkan penduduk usia balita dan penduduk usia sekolah mengalami
penurunan sebesar 0,01 dan 0,59 persen. Hal ini menunjukkan bahwa angka kelahiran
sedikit menurun dan usia harapan hidup penduduk DIY meningkat dibanding tahun
sebelumnya.
dihasilkan oleh BPS, karena sensus dilakukan 10 tahun sekali secara berulang.
D. Ketenagakerjaan
Sakernas (survei angkatan kerja nasional) ditujukan sebagai dasar dalam monitoring
dan evaluasi pembangunan nasional maupun daerah dalam hal penciptaan kesempatan
kerja. Berdasarkan hasil sakernas 2010, persentase penduduk DIY umur 15 tahun ke atas
menurut kegiatan adalah 71,41 persen merupakan angkatan kerja (67,11 persen bekerja
dan 4,29 persen pengangguran), sedangkan sisanya sebesar 28,59 persen merupakan bukan
angkatan kerja (sekolah, mengurus rumah tangga dan lainnya masing-masing). Sedangkan
commit to
berdasarkan lapangan usaha utama, penduduk user kerja yang bekerja bergerak pada
angkatan
III- 4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
sektor pertanian 30,10 persen, industri pengolahan 12,51 persen perdagangan 24,02
persen, jasa 17,69 persen, angkutan 4,36 persen dan sisanya 11,32 persen di sektor-sektor
lainnya.
Menurut data nakertras, angkatan kerja pada tahun 2006 sebanyak 1.871.974 orang
meningkat menjadi 2.067.143 orang pada tahun 2010 atau selama periode 2006 - 2010
mengalami kenaikan sebanyak 10,42 persen. Sedang jumlah penduduk yang bekerja
(kesempatan kerja) dari tahun 2006 2010 juga mengalami kenaikan 10,70 persen, pada
tahun 2006 sebanyak 1.754.950 orang dan pada tahun 2010 mengalami kenaikan menjadi
1.942.764 orang dan angkatan penganggur terbuka pada tahun 2010 sebanyak 121.946
orang, turun dibandingkan tahun 2009 yang berjumlah 122.972 orang. Hal ini dikarenakan
sudah ada pemulihan kondisi ekonomi yang sempat turun akibat adanya krisis ekonomi
Dari data BPS (berita resmi statistik), diantara penduduk yang sudah bekerja masih
terkandung didalamnya pekerja setengah pengangguran, yaitu yang waktu kerjanya kurang
dari 35 jam seminggu. Keadaan sampai dengan bulan Februari 2010 pekerja setengah
penggangguran ini mencakup 21,92 persen dari pekerja. Lebih separuhnya (4,92 persen)
tergolong setengah pengangguran sukarela karena tidak berusaha mencari pekerjaan lain
dan selebihnya (17 persen) tergolong setengah pengangguran terpaksa karena masih
berusaha mencari pekerjaan lainnya. Dan 43,36 persen dari pekerja setengah
Hotel resort yang merupakan usaha padat karya diharapkan dapat mewadahi tenaga
kerja lokal di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta terutama tenaga kerja perempuan.
commit to user
III- 5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
E. Desa Budaya
Provinsi Daerah istimewa Yogyakarta, maka Desa Budaya yang masuk dalam daftar
adalah sebanyak 32 buah. Desa budaya yang ada tersebut tersebar di 4 kabupaten di
wilayah provinsi DIY yaitu kabupaten Bantul, Kulon Progo, Gunungkidul dan Sleman.
Di wilayah kabupaten Bantul, terdapat 6 buah desa budaya, yaitu desa Mulyodadi,
desa Trimurti, desa Srigading, desa Dlingo, desa Triwidadi dan desa Seloharjo. Di wilayah
kabupaten Kulon Progo terdapat 10 desa budaya, yaitu desa Pagerharjo, desa
Tanjungharjo, desa Banjarharjo, desa Sidorejo, desa Sukoreno, desa Glagah, desa
Di wilayah kabupaten Gunungkidul, terdapat 10 desa budaya yaitu desa Semin, desa
Semanu, desa Bejiharjo, desa Kemadang, desa Putat, desa Girisekar, desa Giring, desa
Katongan, desa Kepek dan desa Jeruk Wudel. Untuk wilayah kabupaten Sleman, terdapat
6 desa budaya yaitu desa Sinduharjo, desa Bangunkerto, desa Sendangmulyo, desa
Keberadaan desa budaya ini karena desa-desa tersebut mempunyai potensi kesenian
kreativitas dalam solidaritas dan keterlibatan sosial mampu menumbuhkan aspek sosial
yang lain, seperti saling bekerjasama, gotong royong, pemulihan kepercayaan diri dan
eksistensinya. Selain itu, desa budaya tersebut juga memiliki balai budaya sebagai sarana
mengekspresikan diri warga sekitar pada tradisi budaya yang sudah ada dan berkembang
di lingkungannya.
Aspek- aspek sosial yang terdapat pada desa budaya di Yogyakarta merupakan
commit
bagian dari kearifan lokal yang mengakar to user
dan perlu dilestarikan sebagai kekayaan budaya
III- 6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
setempat. Desa Budaya Semanu yang terletak di sekitar Kota Kecamatan Semanu kurang
lebih 3 km dari Ibukota Kecamatan Semanu. Di Desa Semanu masih terdapat rumah
tradisional Gunungkidul dengan berbagai peraturan dan adat setempat yang masih
bertahan. Rumah tradisional ini menjadi salah satu daya tarik pariwisata di Gunungkidul.
Gb. III. 2. Rumah Warga Semanu Gb. III. 3. Bentuk Atap Tradisional Gunungkidul
Rumah tradisional ini memiliki ciri khas antara lain terdapat banyak tiang
penyangga pada teras rumah, menggunakan atap limasan dengan teritisan lebar yang
arah selatan karena adanya mitos bahwa rumah tinggal rakyat biasa diharuskan
menghadap pada selatan, sedangkan arah timur untuk keraton. Arah hadap bangunan ke
selatan memberi keuntungan antara lain pada sore hari muka bangunan tidak terpapar sinar
F. Pariwisata
pendapatan daerah. Indikator yang dapat menunjukkan aktivitas kepariwisataan antara lain
dapat dilihat dari jumlah kunjungan wisatawan serta rata-rata lama menginap para
III- 7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
menunjukkan bahwa kondisi pariwisata di Provinsi DIY semakin membaik sehingga minat
Selanjutnya target yang ingin dicapai adalah diprekdisikan untuk 10 tahun yang akan
datang (hingga tahun 2020). Jumlah wisatawan yang akan datang ke Provinsi Daerah
Pt = Po (1+r)t
mendatang.
Pt = Po (1+r)t
Pt = 1.248.467 (1+0,06)10
Pt = 2.234.756
III- 8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dibutuhkan pada Hotel Resort di Gunungkidul untuk 10 tahun yang akan datang, dalam
menghitung jumlah unit yang dibutuhkan diperlukan faktor- faktor lain seperti:
Lama tinggal 1,89 hari (Rata- Rata Lama Menginap Tamu di Hotel Bintang
Provinsi DIY Februari- April 2011, Berita Resmi Statistik Provinsi D.I.
Masa ramai kunjungan wisatawan (4 bulan, yaitu pada pertengahan tahun dan
akhir tahun)
pada tahun 2020 diasumsikan 15% dari jumlah wisatawan yang ada:
Sehingga kebutuhan bed/ night pada tahun 2020 adalah 335.213 bed/ night.
5. Bila dalam satu bulan ramai rata- rata ada 30 hari maka jumlah kebutuhan bed/
6. Rata- rata lama tinggal wisatawan adalah 1,89 hari maka kebutuhan bed/ night/
commit to user
hari pada bulan ramai menjadi 1,89 x 1.676 = 3.168 bed/ night/ hari, dari
III- 9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
kebutuhan tersebut 85% telah dipenuhi oleh akomodasi lain sehingga terdapat
kekurangan sebesar 15% x 892 = 475 bed/ night bagi wisatawan yang
Jumlah Hotel Bintang di Provinsi DIY Tahun 2010 sebanyak 37 Hotel dengan
Sedangkan jumlah Hotel Melati di Provinsi DIY Tahun 2010 sebanyak 415 hotel
Selama tiga bulan terakhir ini jumlah wisatawan pada hotel bintang maupun non
commit to user
bintang/akomodasi lain cenderung mengalami kenaikan. Dari bulan ke bulan
III- 10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Kenaikan jumlah wisatawan mancanegara dari bulan Maret ke April mencapai 10,51
persen atau dari 8.880 menjadi 9.813 wisatawan, sedangkan tamu nusantara mengalami
kenaikan sebesar 2,31 persen (dari 177.437 menjadi 181.536 wisatawan). Bila dicermati
menurut kelas bintang, pada hotel bintang lima tidak memberikan sumbangan kenaikan
jumlah wisatawan tetapi justru mengalami penurunan. Pada hotel non bintang/akomodasi
Tabel 4. Jumlah tamu menginap pada hotel non- bintang/ akomodasi lain di provinsi
Data tingkat penghunian kamar yang dikumpulkan mencakup semua hotel bintang
yang ada di wilayah Provinsi D.I. Yogyakarta, berdasarkan hasil klasifikasi hotel yang
dilakukan oleh Direktorat Jendral Pariwisata. Jumlah Hotel bintang yang memberikan
laporan aktif sampai dengan bulan April 2011 sebanyak 36 hotel. Akomodasi menurut
klasifikasi kelompok kamar, baik hotel melati maupun akomodasi lainnya di seluruh
wilayah Provinsi D.I. Yogyakarta dicacah secara sampel. Jumlah sampel terpilih tahun
2011 sebanyak 178 hotel dari jumlah populasi 1.101 usaha akomodasi lainnya.
Dari data di atas dapat diambil kesimpulan bahwa tingkat hunian kamar pada
commit to user
fasilitas akomodasi di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta terus mengalami kenaikan
III- 11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dari tahun ke tahun dan kelompok fasilitas akomodasi yang menyumbangkan kenaikan
jumlah wisatawan yang menginap adalah kelompok kamar kurang dari sepuluh dan antara
25- 40 kamar.
berbagai lokasi tujuan wisata. Bintang hijau menunjukkan lokasi desa wisata/ desa budaya
yang tersebar di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Bintang biru menunjukkan tempat
tujuan wisata alam seperti gunung, pantai, kali dan gua- gua karst. Sedangkan bintang
merah menunjukkan tempat wisata sejarah, antara lain candi, museum dan situs- situs
commit to user
bersejarah.
III- 12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Kabupaten Sleman di bagian utara. Pada peta lokasi tujuan wisata, Patuk dikelilingi
beberapa daerah tujuan wisata antara lain wisata sejarah, desa wisata, dan wisata alam
dengan akses yang mudah karena daerah Patuk dilewati jalur utama penghubung
Kecamatan Patuk merupakan wilayah Gunungkidul bagian utara yang diperuntukkan bagi
Gb. III. 5. Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2010- 2030
commit toberupa
pengembangan fasilitas akomodasi penginapan user hotel resort difokuskan terutama di
III- 13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
hotel dalam sepuluh tahun terakhir fokus pada Kabupaten Sleman, Kota Yogyakarta dan
Kabupaten Bantul. Perencanaan fungsi akomodasi baru ini dialokasikan pada daerah
dengan jangkauan pelayanan yang merata terhadap aset wisata lainnya dengan panorama
Tabel 5. Potensi, Problem, dan Prospek Struktur Ruang Kawasan Patuk Gunungkidul
dianggap sebagai lokasi yang berpotensi sebagai lokasi perencanaan hotel resort di
III- 14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Istimewa Yogyakarta, dengan Ibu Kota Wonosari yang terletak 39 km sebelah Tenggara
Kota Yogyakarta. Secara geografis Kabupaten Gunungkidul berada pada 746 LS-809
LS dan 11021 BT-11050 BT, dengan luas wilayah 1.485,36 km2 atau sekitar 46,63 %
dari luas wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Batas wilayah Kabupaten
1. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul Provinsi
wilayah yang didominasi dengan daerah kawasan perbukitan karst. Wilayah selatan
didominasi oleh kawasan perbukitan karst yang banyak terdapat goa-goa alam dan juga
sungai bawah tanah yang mengalir. Dengan kondisi tersebut menyebabkan kondisi lahan
di kawasan selatan kurang subur yang berakibat budidaya pertanian di kawasan ini kurang
sebagai berikut:
1. Curah hujan rata-rata pada Tahun 2010 sebesar 1.200 mm/tahun dengan jumlah hari
hujan rata-rata 103 hari/ tahun. Bulan basah 7 bulan, sedangkan bulan kering
memiliki curah hujan paling tinggi dibanding wilayah tengah dan Selatan. Wilayah
commit to user
Gunungkidul Selatan mempunyai awal hujan paling akhir.
III- 15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2. Suhu udara rata-rata harian 27,7 C, Suhu minimum 23,2C dan suhu maksimum
32,4C.
Kecamatan Patuk merupakan bagian dari Kabupaten Gunungkidul bagian utara yang
Wisata merupakan salah satu sumber pendapatan bagi daerah, menyadari kondisi
adalah meningkatkan aksesibilitas, serta memberikan perhatian yang lebih besar terhadap
keadaan sarana dan prasarana pendukung di masing-masing obyek-obyek wisata yang ada
untuk menarik minat wisatawan yang datang berkunjung. Selain upaya tersebut diatas
perlu juga didukung oleh dukungan sektor yang lain seperti pertanian dan industri kecil
commit to user
III- 16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1. Wisata hutan
a. Hutan Wonosadi
Hutan Wonosadi dan Gunung Gambar merupakan dua obyek wisata alam
yang letaknya berdekatan dan pada saat-saat tertentu secara bersamaan, masyarakat
berperang melawan Belanda. Di tempat ini, beliau duduk di atas batu (Watu Kong)
yang sampai sekarang masih terlihat di Gunung Gambar, menyusun strategi untuk
anak.
Gb. III. 6. Rest Area Bunder
Sumber: www.pariwisata.gunungkidulkab.go.id
commit to user
III- 17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
c. Hutan Wanagama
2. Wisata gunung
a. Gunung Nglanggeran
Sumber: www.pariwisata.gunungkidulkab.go.id
vulkanik tua dan bentang alamnya memiliki keindahan yang secara geologi sangat
III- 18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3. Wisata Karst
Pacitan.
Gb. III. 9. Goa Karst Gunungkidul
Sumber: www.pariwisata.gunungkidulkab.go.id
Bentang alam kawasan karst Gunungkidul sangat unik, hal tersebut dicirikan
Fenomena bawah permukaan meliputi goa-goa karst (terdapat 119 goa) dengan stalaktit
dan stalakmit, dan semua aliran sungai bawah tanah. Karena keunikan ekosistemnya,
maka tahun 1993 International Union of Speleology mengusulkan agar Kawasan Karst
Sumber: www.pariwisata.gunungkidulkab.go.id
Lokasi ini sangat cocok untuk kegiatan tracking atau jelajah wisata. Dalam
perjalanan menuju Pantai Sadeng, jalur aliran sungai Bengawan Solo purba bisa
commit to user
dinikmati pemandangannya. Bekas aliran tersebut berupa dataran rendah yang diapit
III- 19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dua perbukitan tinggi, yang kini menjadi lahan pertanian, sejauh 7 km ke arah utara
5. Kesenian
a. Wayang
Wayang Beber.
Sumber: www.pariwisata.gunungkidulkab.go.id
b. Reog
Salah satu atraksi kesenian tradisional
Gb. III. 12. Prajurit Kuda Kepang udeng gilig, prajurit kuda kepang, penongsong
c. Campursari
dari Kecamatan Playen). Musik ini merupakan perpaduan musik tradisional dan
commit to user
III- 20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
modern dengan tangga nada yang berbeda, yaitu penthatonis (karawitan) dan
diatonis.
d. Tayub
ikut menari. Tayub disajikan dalam acara-upacara adat, sebagai sarana untuk
e. Kethek ogleng
Kesenian kethek ogleng merupakan drama tari rakyat yang berfungsi sebagai
hiburan bagi masyarakat, yang disajikan setelah masa panen. Pertunjukan ini tokoh
yang identik dengan tokoh Hanoman dalam pewayangan). Tema ceritanya berkisar
salah satu fragmen dalam siklus cerita Panji. Penari laki-laki berbusana kera putih
yang digambarkan pandai berbicara dan menyanyi, dan tiga penari wanita. Salah
satu penari itu berperan sebagai Endang Loro Tompe, yang tak lain merupakan
penyamaran dari Dewi Sekartaji dalam upaya mencari suaminya, Panji Seputra.
commit to user
III- 21
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
f. Rinding gumbeng
Sumber: www.pariwisata.gunungkidulkab.go.id
6. Wisata sejarah
Indonesia. Melalui stasiun radio AURI itu, berita tentang perjuangan bangsa
Indonesia dapat tersebar luas ke mancanegara. Tentu saja dampaknya sangat luas,
berkomentar, kalau tidak ada PHB AURI, maka Pemerintah Republik Indonesia saat
Karangmojo. Artefak yang tedapat pada situs ini adalah peti kubur batu, yang
berukuran panjang 100 cm, lebar 75 cm dan diameter lubang 15 cm. Hal ini
commit to user
III- 22
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Sumber: www.pariwisata.gunungkidulkab.go.id
di Koridor I dari arah Yogyakarta. Berdekatan dengan Gunung Api Purba Nglanggeran,
Rest Area Bunder, Hutan Wanagama dan dilewati oleh jalur utama menuju objek wisata
commit to user
III- 23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
unggulan di Gunungkidul yaitu wisata karst dan pantai Selatan Gunungkidul yang dikenal
Tinjauan meliputi kondisi psikologis, interaksi sosial, spiritual serta kearifan lokal
mengusahakan pertanian lahan kering dengan komoditas pertanian berupa jagung, ketela
pohon dan padi. Hubungan antar masyarakat terbentuk dengan ikatan yang cukup kuat
karena adanya kearifan lokal berupa gotong royong yang mengakar dalam kehidupan
lingkungan. Hal ini tampak di beberapa wilayah yang mengolah tanah tegalan dengan
tanaman utama berupa ketela pohon. Sifat ketela pohon yang tidak membutuhkan banyak
perawatan dianggap sebagai tanaman yang paling sesuai dengan kondisi lahan di
Gunungkidul yang berupa lahan kering. Namun jika ketela pohon ditanam secara terus
menerus akan semakin mengurangi unsur hara tanah karena ketela pohon membutuhkan
banyak unsur hara untuk membentuk umbinya. Dampak dari penanaman ketela pohon
III- 24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
spiritualitas dan sebagainya. Potensi yang dimiliki masyarakat dalam menjaga dan
mengembangkan kearifan lokal dapat menjadi kekuatan dalam meningkatkan budaya dan
untuk dapat menjual berbagai potensi daerahnya, seperti kesenian, kuliner lokal, sumber
daya alam, produk kerajinan, serta budaya daerah sebagai kearifan lokal yang patut dijaga
pemahaman akan pentingnya kesenian sebagai salah satu daya tarik pariwisata. Diperlukan
perhatian khusus pada seni tari maupun musik seperti reog, rinding gumbeng, kethek
ogleng, tayub, campursari dan wayang. Selain itu adanya mitos/ cerita rakyat yang dapat
wisata, seperti:
1. Mitos Pulung Gantung, dikaitkan dengan datangnya wahyu maupun takdir untuk bunuh
diri dengan menggantung diri yang ditunjukkan dengan datangnya bola cahaya biru
2. Mitos masih adanya harimau Jawa yang dikaitkan dengan kebiasaan masyarakat
Gunungkidul yang memperkuat makam dengan cor beton sebagai antisipasi terjadinya
3. Mitos Ratu Kidul atau Ratu Pantai Selatan sebagai penguasa Laut Selatan yang
memiliki hubungan spiritual dengan penguasa Keraton Mataram pada jaman dahulu.
4. Mitos Air Terjun Slempret, atau Air Terjun Sri Gethuk, dikaitkan dengan Jin Anggo
Menduro yang sangat menyukai kesenian karena sering terdengar suara musik
drumband terutama terompet yang sering terdengar dari arah air terjun yang
commit to user
menghilang jika didekati.
III- 25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Dari tinjauan non fisik mengenai masyarakat di kawasan Patuk dapat ditarik
1. Kaya akan sumber daya alam yang perlu dipertahankan dan dikembangkan.
2. Mempunyai budaya yang spesifik/ khas dan tidak dimiliki oleh kawasan lainnya.
4. Gunungkidul kaya akan kearifan lokal yang dapat menjadi daya tarik pariwisata utama.
6. Memiliki kuliner khas yang tidak terdapat di wilayah lain berupa nasi merah lombok
Istimewa Yogyakarta
commit to user
Gb. III. 17. Peta Wisata Daerah Istimewa Yogyakarta,
III- 26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Berdasarkan peta wisata di atas, maka perkiraan waktu yang diperlukan untuk
menyesuaikan dengan kondisi jalan dan kepadatan lalu lintas. Daerah tujuan wisata dibagi
Gunung Nglanggeran, Rest Area Bunder, Desa Wisata Bubung, Laboratorium Karst,
Hutan Wanagama, Goa Seropan, Goa Bribin, Goa Jomblang, Goa Seropan (Semanu),
Pantai Gesing, Goa Tritis, Cupu Panjala, Pantai Baron, Pantai Ngrenehan, Pantai
Makam Imogiri, Goa Selarong, Goa Cerme, Gunung Rancang Kencono, Museum
Manding.
5. Klaster Prambanan
Candi Prambanan, Situs Kraton Ratu Boko, Candi Sambisari, Sendratari Ramayana,
Candi Kalasan, Candi Sari, Candi Ijo, Candi Bangunibo, Candi Abang, Candi Rejo,
Situs Watuguling.
6. Klaster Perkotaan
Murangan, Taman Pintar, Kebun Binatang Gembira Loka, Purawisata, Kebun Plasma
commit toBenteng
Nutfah Pisang, Monumen Jogja Kembali, user Vredeburg, Pusat Perbelanjaan
III- 27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Malioboro, Sentra Kerajinan Gerabah Kasongan, Wisata Minat Khusus Suroloyo, Desa
Wisata Grogol, Desa Wisata Mlangi, Desa Wisata Ketingan, Desa Wisata Sendari,
Hutan Wisata Kaliurang, Lava Tour Kaliadem, Tracking Merapi, Taman Wisata
Kaliurang, Merapi Golf, Taman Rakyat Anak Kaliurang, Kolam Renang Tlogo Putri,
Museum Ulen Sentalu, Agrowisata Salak Pondoh, Desa Wisata Garongan, Desa Wisata
Dukuh, Desa Wisata Gabugan, Desa Wisata Sambi, Desa Wisata Srowolan, Desa
Wisata Brayut, Desa Wisata Tanjung, Desa Wisata Bokesan, Desa Wisata Kadisobo II,
Pantai Parangtritis, Pantai Samas, Pantai Pandansimo, Pantai Trisik, Pantai Depok,
Gua Kiskendo, Pusat Penyelamatan Satwa Yogya, Sendang Sono, Desa Wisata Jamur,
Desa Wisata Brajan, Desa Wisata Gamplong, Desa Wisata Sangubanyu, Desa Wisata
Malangan.
commit to user
III- 28
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
5 km
Sumber: www.pariwisata.gunungkidulkab.go.id
Gunung Api Purba Nglanggeran, Kerajinan Fiberglass, Desa Wisata Bubung (Kerajinan
Topeng Kayu), Rest Area Bunder, Museum Kayu Wanagama, Kerajinan Tembaga,
Gunung Gambar, Desa Wisata Wonosadi, Kerajinan Batu Pualam, Desa Wisata
3. Klaster Gunungbang
Situs Gunungbang, Kerajinan Tatah Sungging, Goa Paesan, Desa Wisata Mojo,
III- 29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
5. Klaster Sundak
Bengawan Solo Purba (Telaga Suling), Pantai Drini, Pantai Krakal, Pantai Ngandong,
6. Klaster Baron
Pantai Ngobaran, Pantai Ngrenehan, Pantai Baron, Pantai Kukup, Pantai Sepanjang.
7. Klaster Panggang
commit to user
III- 30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB IV
A. Analisis Umum
Berdasarkan hasil dari kajian mengenai Hotel Resort pada bagian sebelumnya,
RTRW kawasan Patuk memiliki banyak potensi yang dapat dikembangkan dan
antar fungsi tersebut. Selain itu perlu mempertimbangkan kondisi geografis kawasan
longsor.
Potensi Permasalahan
Memiliki fasilitas pelayanan umum yang Kurangnya promosi
mudah diakses pariwisata yang dilakukan
Memiliki daya tarik wisata alam berupa untuk menarik wisatawan.
wisata panorama dan wisata hutan. Tidak ada angkutan khusus
Memiliki keragaman kegiatan dalam menuju tempat- tempat
masyarakat yang bisa menjadi daya tarik tujuan wisata.
kegiatan pariwisata. Kurangnya fasilitas
Dilalui oleh jalan utama penghubung antara akomodasi penginapan yang
Kab. Gunungkidul dengan Kab. Bantul. mampu mewadahi wisatawan
Kawasan Patuk telah memiliki infrastruktur baik wisatawan nusantara
yang memadai, seperti jaringan listrik, telepon maupun wisatawan
dan sanitasi. commit to user mancanegara.
Dilalui oleh angkutan umum antar kabupaten.
IV- 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tabel 7. Patuk Sebagai Sebagai Daerah Dengan Potensi Kearifan Lokal yang
Potensi Permasalahan
Memiliki kekayaan budaya yang bertahan dalam Pertanian lahan kering
bentuk rumah tradisional yang artistik dan bersifat yang terus menerus
religius. tanpa mempertahankan
Memiliki material bangunan unik seperti batu kesuburan tanah akan
kapur yang tidak terdapat di tempat lain. semakin menggerus
Pola perkampungan di pegunungan selatan yang tingket kesuburan tanah.
tidak teratur dapat menjadi daya tarik tersendiri. Eksploitasi material
Pengembangan pertanian lahan kering dan bangunan berupa batu
konsumsi pangan alternatif. kapur tanpa
Sifat hubungan sosial pedesaan yang memperhatikan kondisi
mengandalkan gotong royong. alam setempat akan
Pengetahuan dalam mempertahankan lapisan merusak ekosistem
tanah yang tergerus oleh erosi. alam.
Pemanfaatan sumber daya air yang terbatas dan
upaya untuk mempertahankannya.
Mitos- mitos yang secara tidak langsung
membantu dalam mempertahankan kekayaan alam
Gunungkidul.
Potensi Permasalahan
Memiliki keragaman kegiatan dalam Letak perumahan yang berjauhan
pemukiman yang bisa menjadi awal menyebabkan interaksi sosial
dari pengembangan lingkungan terbatas.
pemukiman dan kegiatan pariwisata.
Memiliki fasilitas pelayanan yang
memadai sebagai wilayah pemukiman.
Memiliki jaringan transportasi yang
mudah dijangkau.
a. Dasar pertimbangan
Stakeholder
IV- 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
- Wisatawan
Jenis Wisatawan
- Golongan usia
- Lama tinggal
- Sosial ekonomi
Motivasi Wisatawan
digolongkan menjadi:
Gunungkidul.
commit to user
IV- 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Kebutuhan Lingkungan
b. Pendekatan Analisis
WISATAWAN MOTIVASI
JENIS
KONTROL
STAKEHOLDER FASILITAS
HOTEL RESORT
KEBUTUHAN
LINGKUNGANPATUK
commit to user
IV- 4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
WISATAWAN
MOTIVASI
Diagram 2. Fasilitas yang Dapat Disediakan Dalam Hotel Resort Berdasarkan Motivasi
PATUK
KEBUTUHAN LINGKUNGAN
IV- 5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1. Kegiatan Penerimaan
2. Kegiatan Hunian
3. Kegiatan Rekreasi
4. Kegiatan Penunjang
penjagaan.
5. Kegiatan Pengelola
intern yang berlangsung di Hotel Resort yang direncanakan antara lain berupa
Selain itu hotel resort juga melibatkan peran masyarakat sekitar dalam
6. Kegiatan Servis
IV- 6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
pelayanan yang ditawarkan oleh Hotel Resort, antara lain layanan kamar, binatu,
antara lain:
berkesan menyambut.
yang indah, pemanfaatan potensi view secara optimal untuk memberikan efek
relaksasi.
Suasana yang tidak terlalu tenang, mempunyai view yang bagus, space luas.
4. Kelompok rekreasi
Suasana yang nyaman, mempunyai view yang bagus, akses dan sirkulasi mudah,
5. Kelompok pengelola
6. Kelompok servis
commit to user
IV- 7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
penerimaan, hunian, ruang akomodasi publik, rekreasi, servis dan pengelola dapat
Penerimaan
Akomodasi Publik
Servis
Keterangan:
D. Struktur Organisasi
Struktur organisasi yang ada pada Hotel Resort ini pada pokoknya dibagi
dalam beberapa personil yang masing-masing memiliki fungsi dan tugas yang
berbeda, diantaranya :
1. General Manager
pengelolaan dan administrasi dan bertanggung jawab penuh atas segala sesuatu
IV- 8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2. Assistant Manager
tiap seksi yang dibawahi. Dalam hal pengelolaan Hotel Resort dibagi menjadi
a. Room Division
b. Front Office
d. Accounting
e. Engineering
f. Marketing
g. Personnel
General Manager
Assistant Manager
Room Division Front Office F & B Division Accounting Engineering Marketing Personnel
IV- 9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
IV- 10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
IV- 11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Staf dapur Pengelolaan Ruang chief dapur Semi publik, formal, tertutup
Memasak dan Dapur dan ruang cuci Tertutup
mencuci
Menyimpan Gudang, lemari Tertutup
pendingin
Cleaning Datang Parkir Semi publik, terbuka, aman
service Mengerjakan Ruang hotel Semi publik, formal, tertutup
(housekeepi housekeeping
ng) Beristirahat Ruang karyawan Semi publik, nyaman
Makan/ minum Kantin Semi publik, nyaman, terbuka
Metabolisme Lavatory karyawan Semi publik, nyaman, tertutup
Ibadah Mushola Publik, terbuka, tenang
Staf teknik Datang Parkir Semi publik, terbuka, aman
Mengoperasikan R. kontrol Semi publik, formal, tertutup,
dan merawat R. genset fungsional
peralatan R.bahan bakar
R.sound sistem
R. utilitas
R. water tank
R. pompa
R.water treatment
Gudang
Bengkel
Beristirahat Ruang karyawan Semi publik, nyaman
Makan/ minum Kantin Semi publik, nyaman, terbuka
Metabolisme Lavatory karyawan Semi publik, nyaman, tertutup
Ibadah Mushola Publik, terbuka, tenang
Security Datang Parkir Semi publik, terbuka, aman
Menjaga Pintu masuk Semi publik, formal, tertutup
keamanan Pos keamanan
Beristirahat Pos keamanan Semi publik, nyaman
Makan/ minum Kantin Semi publik, nyaman, terbuka
Metabolisme Lavatory karyawan Semi publik, nyaman, tertutup
Ibadah Mushola Publik, terbuka, tenang
Gardening Datang commit
Parkir to user Semi publik, terbuka, aman
Merawat dan Taman Publik, informal, terbuka
IV- 12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
membersihkan
taman
Beristirahat Ruang karyawan Semi publik, nyaman
Makan/ minum Kantin Semi publik, nyaman, terbuka
Metabolisme Lavatory karyawan Semi publik, nyaman, tertutup
Ibadah Mushola Publik, terbuka, tenang
a. Lokasi hotel mudah dicapai dengan kendaraan umum, pribadi roda empat,
di dalam.
Tabel 10. Data Jumlah Wisatawan yang Berkunjung ke Kabupaten Gunungkidul Pada
yang akan datang (hingga tahun 2020). Jumlah wisatawan yang akan datang ke
IV- 13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pt = Po (1+r)t
Pt = Po (1+r)t
Pt = 351.651 (1+0,06)10
Pt = 629.455
adalah 629.455 orang. Dari data di atas dapat diperkirakan jumlah unit yang
dibutuhkan pada Hotel Resort di Gunungkidul untuk 10 tahun yang akan datang,
dalam menghitung jumlah unit yang dibutuhkan diperlukan faktor- faktor lain seperti:
Lama tinggal 1,89 hari (Rata- Rata Lama Menginap Tamu di Hotel Bintang
Provinsi DIY Februari- April 2011, Berita Resmi Statistik Provinsi D.I.
Masa ramai kunjungan wisatawan (4 bulan, yaitu pada pertengahan tahun dan
akhir tahun)
Kabupaten Gunungkidul)
commit to user
IV- 14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Sehingga kebutuhan bed/ night pada tahun 2020 adalah 94.418 bed/ night.
diperkirakan, sehingga pada satu bulan ramai diperkirakan jumlah kebutuhan bed/
5. Bila dalam satu bulan ramai rata- rata ada 30 hari maka jumlah kebutuhan bed/
6. Rata- rata lama tinggal wisatawan adalah 1,89 hari maka kebutuhan bed/ night/
hari pada bulan ramai menjadi 1,89 x 472 = 892 bed/ night/ hari, dari kebutuhan
tersebut 85% telah dipenuhi oleh akomodasi lain sehingga terdapat kekurangan
Dalam menentukan tipe unit hunian, ada beberapa hal yang dapat digunakan
IV- 15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
diperuntukan bagi ekonomi menengah keatas dan untuk menyediakan fasilitas serta
kualitas bangunan direncanakan untuk menengah ke atas. Sedangkan untuk jenis atau
1. Individu
2. Keluarga
3. Kelompok/ rombongan
individu 20%
asing
keluarga 20%
wisatawan
individu 20%
kelompok 20%
1. Tipe individu
2. Tipe keluarga
3. Tipe kelompok
commit to user
20% x 134 = 26,8 dibulatkan 27 bed
IV- 16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Untuk tipe individu dengan dua bed tiap unit maka diperlukan 54 : 2 = 27 unit.
Sedangkan untuk tipe keluarga dengan kapasitas empat bed tiap unit maka diperlukan
54 : 4 = 13,5 dibulatkan 14 unit. Tipe kelompok dengan delapan bed tiap unit 27 : 8 =
3, 375 dibulatkan 3 unit. Sehingga secara keseluruhan jumlah unit hunian adalah 44
unit.
Studi kasus
Jumlah pemakai
Kenyamanan pemakai
Dalam perhitungan besaran ruang hotel dan pusat kerajinan ini, dibagi dalam
dua jenis kelompok ruang yaitu kelompok ruang dalam (indoor) dan kelompok ruang
luar (outdoor).
commit to user
IV- 17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1. Ruang penerima
4. Ruang servis
5. Ruang pengelola
1. Ruang parkir
2. Ruang rekreasi
Total 151,28 m2
Kelompok ruang akomodasi Standart Kapasitas Luas Ruang
privat/ hunian
1. Tipe Bambu 16 m2 / unit 21 unit 336 m2
2. Tipe Sonokeling 24 m2 / unit 14 unit 336 m2
3. Tipe Akasia 32 m2 / unit 3 unit 96 m2
4. Tipe Mahoni 40 m2 / unit 4 unit 160 m2
5. Tipe Jati 48 m2 / unit 2 unit 96 m2
Total 1.024m2
Kelompok ruang akomodasi Standart Kapasitas Luas Ruang
publik
commit to user
IV- 18