Anda di halaman 1dari 5

RADIOTERAPI

Tugas Radiologi

YOHANES ARVI PRIMARDIAN

08 / 264993 / KU / 12629

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

2013
Radioterapi merupakan jenis terapi yang menggunakan radiasi tingkat tinggi untuk
menghancurkan sel-sel kanker. Sel-sel normal pun dapat bisa dipengaruhi oleh radiasi dari
radioterapi juga. Radiasi akan merusak sel-sel kanker sehingga terjadi hambatan dalam proses
multiplikasi sel-sel kanker. Tujuan radioterapi adalah pengobatan secara radikal, sebagai terapi
paliatif dan sebagai adjuvant (mengurangi risiko kekambuhan dari kanker). Setiap kali diberikan
terapi semakin banyak sel-sel kanker yang mati kemudian massa akan mengecil. Sel-sel kanker
yang mati akan hancur, dibawa oleh darah dan diekskresi keluar dari tubuh. Sebagian besar sel-
sel sehat akan bisa pulih kembali dari pengaruh radiasi. Walaupun demikian tetap terjadi
kerusakan pada sel-sel yang sehat (efek samping terapi radiasi). Radiasi sangat efektif terhadap
jaringan yang membelah dengan cepat.
Dosis dari radiasi ditentukan dari ukuran, luas, tipe, stadium tumor, dan responnya
terhadap radioterapi. Perhitungan dan penjadwalan dosis dilakukan dengan seksama. Pengobatan
dapat diberikan dari berbagai sudut yang berbeda untuk mendapatkan efek terapi yang maksimal
terhadap sel ganas dan minimal terhadap sel sehat. Efek samping yang terjadi selama radioterapi
bisa ditangani, dan pasien penerima radioterapi tidak bersifat radioaktif, hanya pada daerah yang
terpapar bersifat radioaktif untuk waktu yang sementara.
Jaringan bila terkena radiasi penyinaran akan menyerap energi radiasi dan akan
menimbulkan ionisasi atom-atom. Ionisasi tersebut dapat menimbulkan perubahan kimia dan
biokimia yang pada akhirnya akan menimbulkan kerusakan secara biologis. Kerusakan sel
tersebut dapat berupa kerusakan kromosom, mutasi, perlambatan pembelahan sel dan kehilangan
kemampuan regenerasi. Radiasi pengion adalah berkas pancaran energi atau partikel yang bila
mengenai sebuah atom akan menyebabkan elektron keluar dari orbitnya. Jenis radiasi pengion
adalah sinar gamma dan sinar X. Sinar gamma digunakan dalam radioterapi, sedangkan sinar
alfa dan sinar beta digunakan dalam terapi radiasi internal. Sinar X atau photon merupakan
pancaran gelombang elektromagnetik yang dikeluarkan oleh pesawat liner akselerator,
digunakan untuk radiasi eksterna.
Radiasi pengion bila mengenai sel tumor ganas akan menimbulkan ionisasi air dan
oksigen ekstraseluller dan intraseluller sehingga menjadi ion H+, ion OH- dan ion oksigen. Ion
ini bersifat tidak stabil dan dapat berubah menjadi radikal H, radikal OH dan radikal oksigen.
Radikal ini akan bereaksi dengan DNA dan menimbulkan kerusakan DNA dan akhirnya
menimbulkan kematian sel ganas.
Reaksi yang terjadi antara radiasi pengion dengan sel tumor ganas dapat berupa reaksi
direk dan reaksi indirek. Reaksi direk adalah interaksi yang terjadi antara radiasi pengion dengan
DNA didalam kromosom pada inti sel ganas. Atom-atom yang menyusun molekul pada DNA
mengalami ionisasi, akibatnya DNA kehilangan fungsi-fungsinya sehingga sel-sel tumor berhenti
berproliferasi. Reaksi indirek adalah reaksi terpenting dimana molekul air dan molekul oksigen
pada intraseluller dan ekstraseluller akan terkena radiasi pengion. Akibatnya elektron akan
terlempar keluar orbit dan terjadi pembentukan radikal H, radikal OH dan radikal oksigen. yang
secara kimiawi sangat berbeda dengan molekul asalnya dan mempunyai kecenderungan besar
untuk bereaksi dengan DNA. Akibat dari reaksi tersebut maka akan terjadi kerusakan DNA yang
dapat berupa putusnya kedua backbone DNA (double strand break), satu backbone DNA putus
(single strand break), kerusakan base (base damage), kerusakan molekul gula (sugar damage),
DNA-DNA crosslink dan DNA protein cross link. Selain reaksi direk dan indirek terjadi hal lain
yang berupa efek sitologis, yaitu abrasi kromosom. Akibat abrasi kromosom antara lain: (1)
kematian sel lebih awal (early cell death), (2) abrasi terus menerus setelah sel beberapa kali
membelah. Ada beberapa jenis abrasi kromosom: (1) satu fragmen kromosom akan berpindah
tempat ke kromosom lain, (2) satu fragmen kromosom berpindah tempat pada lengan yang lain
pada kromosom yang sama (3) satu fragmen kromosom berpindah tempat pada lengan yang
sama pada kromosom yang sama.

Beberapa jenis radioterapi antara lain radioterapi eksternal dimana terdapat jarak
antara sumber radiasi dengan kulit penderita dengan Cobalt 60 atau linear accelerator. Lapangan
operasi digambar lebih dahulu sebelumnya dan pada hari radiasi pasien tidak ada persiapan
khusus. Brachiterapi adalah sumber radiasi ditempelkan pada tumor, contohnya brachiterapi
intracavitair karsinoma serviks dan radiasi internal dengan memasukkan cairan radioaktif secara
oral ataupun intravena. Misalnya dengan menggunakan Iodium 131 radioaktif untuk terapi
folikular tiroid.

Radiasi Eksternal
Radiasi ini bisa menghancurkan hampir semua jenis kanker dan bisa dijalani oleh pasien rawat
jalan (pasien tidak perlu mondok). Terapi ini juga dapat digunakan untuk menghilangkan nyeri
dan gangguan lain yang lazim dialami oleh penderita kanker yang sudah metastase. Kadang
diberikan bersamaan dengan tindakan operasi, yaitu jika kanker belum menyebar namun tidak
bisa diangkat seluruhnya, atau dimungkinkan akan tumbuh lagi di sekitarnya. Ada cara
intraoperative radiation therapy/IORT yaitu radioterapi setelah jaringan utama kanker diangkat,
sebelum luka bedah ditutup kembali lokasi bekas kanker diradiasi. Digunakan terutama pada
kanker thyroid, kanker usus, kanker pankreas, dan kanker rahim. Radiasi eksternal juga diberikan
untuk pencegahan (prophylactic cranial irradiation, PCI), misalnya pada penderita kanker paru
radiasi dapat diarahkan ke otak supaya sel kanker tidak menyebar ke otak. Terapi radiasi
eksternal tidak membuat penderita menjadi radioaktif (memancarkan radiasi ke sekitarnya)
sehingga tidak berbahaya bagi orang-orang di sekitarnya.

Radiasi Internal (Brachytherapy)


Sumber radiasi berupa implant seperti kabel, pita, kapsul, kateter, atau butiran kecil berisi isotop
radioaktif iodine, strontium 89, fosfor, palladium, cesium, iridium, fosfat, atau cobalt, yang
ditanamkan tepat di jaringan kanker atau di dekatnya. Cara ini lebih efektif membunuh sel
kanker sekaligus memperkecil kerusakan jaringan sehat di sekitar sasaran radiasi. Implant
ditanam selama beberapa menit saja (dosis tinggi), beberapa hari (dosis rendah), ada yang
dibiarkan di dalam tubuh tanpa diangkat. Radiasi internal sering digunakan pada kanker daerah
kepala dan leher, tiroid, kanker prostat, leher rahim, kandungan, payudara, saluran kencing. Pada
dasarnya penderita bersifat sedikit radioaktif sehingga untuk pencegahan penderita perlu dirawat
dengan beberapa batasan, seperti ruang tersendiri, pengunjung juga dibatasi, terutama wanita
hamil dan anak kecil dilarang mendekat (pasien perlu mondok).

Radiasi Sistemik
Pada radiasi sistemik, bahan radioaktif sebagai sumber radiasi ditelan seperti obat atau
disuntikkan, yang akan mengalir mengikuti aliran darah ke seluruh tubuh. Contoh penggunaan
yaitu pada kanker tiroid dan non-Hodgkin Lymphoma. Sisa bahan radioaktif yang tak terpakai
keluar dari tubuh melalui air liur, keringat, dan air kencing. Pasien dengan radiasi sistemik perlu
mondok.

Anda mungkin juga menyukai