Anda di halaman 1dari 3

IJTIHAD

Pengertian Ijtihad secara termologis adalah mencurahkan seluruh kemampuan dalam mencari
syariat dengan cara-cara tertentu. Ijtihad termasuk sumber-sumber hukum islam yang ketiga
setelah Al-Qu'an, Hadist, yang memiliki fungsi dalam menetapkan suatu hukum dalam islam.
Orang yang melakukan ijtihad disebut dengan mujtahid. Pengertian Ijtihad secara umum
adalah sebuah usaha yang dilakukan dengan sungguh-sungguh untuk memutuskan suatu perkara
yang tidak dibahas dalam Al-Qur'an dan Hadist dengan syarat menggunakan akal sehat dan juga
pertimbangan matang.

Tujuan Ijtihad adalah memenuhi keperluan umat manusia dalam beribadah kepada Allah di
tempat dan waktu tertentu. sedangkan Fungsi Ijtihad adalah untuk mendapatkan solusi hukum,
jika terdapat suatu masalah yang harus diterapkan hukumnya, namun tidak dijumpai pada Al-
Qur'an dan Hadist. Fungsi Ijtihad sangat penting karena telah diakui kedudukan dan
legalitasnya dalam islam, namun tidak semua orang dapat melakukan ijtihad, hanya dengan
orang-orang tertentu yang dapat memenuhi syarat-syarat menjadi mujtahid seperti yang ada
dibawah ini....

Syarat-Syarat Menjadi Ijtihad (Mujtahid)


Mengetahui ayat dan sunnah yang berhubungan dengan hukum.
Mengetahui masalah-masalah yang telah di ijmakan oleh para ahlinya
Mengetahui Nasikh dan Mansukh.
Mengetahui bahasa arab dan ilmu-ilmunya dengan sempurna.
Mengetahui ushul fiqh
Mengetahui dengan jelas rahasia-rahasia tasyrie (Asrarusyayariah).
Menghetahui kaidah-kaidah ushul fiqh
Mengetahui seluk beluk qiyas.

Jenis-Jenis Ijtihad
Ijma' (kesepakatan) : Pengertian ijma adalah kesepakatan para ulama untuk menetapkan
hukum agama berdasarkan Al-Qur'an dan Hadist dalam perkara yang terjadi. Hasil dari
Ijma berupa Fatwa artinya keputuan yang diambil secara bersama para ulama dan ahli
agama yang berwenang untuk diikuti oleh seluruh umat.
Qiyas : Pengertian qiyas adalah menggabungkan atau menyamakan artinya menetapkan
hukum dalam suatu perkara baru yang belum pernah masa sebelumnya namun memiliki
kesamaan seperti sebab, manfaat, bahaya dan berbagai aspek dalam perkara sebelumnya
sehingga dihukumi sama. Ijma dan Qiyas adalah sifat darurat dimana ada yang belum
ditetapkan sebelumnya.
Maslahah Mursalah : Pengertian maslahah mursalah adalah cara menetapkan hukum
yang berdasarkan atas pertimbangan kegunaan dan manfaatnya.
Sududz Dzariah : Pengertian sududz dzariah adalah memutuskan suatu yang mubah
makruh atau haram demi kepentingan umat.
Istishab : Pengertian istishab adalah tindakan dalam menetapkan suatu ketetapan sampai
ada alasan yang mengubahnya.
Urf : Pengertian urf adalah tindakan dalam menentukan masih bolehkah adat-istiadat dan
kebebasan masyarakat setempat dapat berjalan selama tidak bertentangan dengan aturan
prinsipal Al-Qur'an dan Hadist.
Istihsan : Pengertian istihsan adalah tindakan dengan meninggalkan satu hukum kepada
hukum lainnya disebabkan adanya suatu dalil syara yang mengharuskan untuk
meninggalkannya.

Contoh Ijtihad
Penentuan I Syawal, Para ulama berkumpul untuk berdiskusi mengeluarkan argumennya untuk
menentukan 1 Syawal, juga penentuan awal Ramadhan. Setiap ulama memiliki dasar hukum dan
cara dalam penghitungannya, jika telah ketemu maka muncullah kesepakatan dalam penentuan 1
Syawal.

Manfaat Ijtihad
Setiap permasalahan baru yang dihadapi setiap umat dapat diketahui hukumnya sehingga
hukum islam selalu berkembang serta sanggup menjawab tantangan.
Dapat menyesuaikan hukum dengan berdasarkan perubahan zaman, waktu dan keadaan.
Menetapkan fatwa terhadap masalah-masalah yang tidak terkait dengan halal atau haram.
Dapat membantu umat islam dalam menghapi setiap masalah yang belum ada hukumnya
secara islam.
3. Kedudukan Ijtihad Sebagai Sumber Ajaran Islam Ijtihad memiliki kedudukan sebagai sumber
hukum Islam setelah al-Quran dan hadis. Ijtihad dilakukan jika suatu persoalan hukumnya tidak
ditemukan dalam al-Quran dan hadis. Namun demikian, hukum yang dihasilkan dari ijtihad
tidak boleh bertentangan dengan al-Quran maupun hadis. Hal ini sesuai dengan sabda
Rasulullah saw.: Artinya: Dari Muaz, bahwasanya Nabi Muhammad saw. ketika mengutusnya
ke Yaman, ia bersabda, Bagaimana engkau akan memutuskan suatu perkara yang dibawa orang
kepadamu? Muaz berkata, Saya akan memutuskan menurut Kitabullah (al-Quran). Lalu Nabi
berkata, Dan jika di dalam Kitabullah engkau tidak menemukan sesuatu mengenai soal itu?
Muaz menjawab, Jika begitu saya akan memutuskan menurut Sunnah Rasulullah saw.
Kemudian, Nabi bertanya lagi, Dan jika engkau tidak menemukan sesuatu hal itu di dalam
sunnah? Muaz menjawab, Saya akan mempergunakan pertimbangan akal pikiran sendiri
(ijtihadu bi rayi) tanpa bimbang sedikitpun. Kemudian, Nabi bersabda, Maha suci Allah Swt.
yang memberikan bimbingan kepada utusan Rasul-Nya dengan suatu sikap yang disetujui Rasul-
Nya. (H.R. Darami) Rasulullah saw. juga mengatakan bahwa seorang yang berijtihad "sesuai
dengan kemampuan dan ilmunya", kemudian ijtihadnya benar, maka ia akan mendapatkan dua
pahala, dan jika kemudian ijtihadnya itu salah maka ia akan mendapatkan satu pahala. Hal
tersebut ditegaskan melalui sebuah hadis yang artinya: Dari Amr bin Ash, sesungguhnya
Rasulullah saw. Bersabda, Apabila seorang hakim berijtihad dalam memutuskan suatu
persoalan, ternyata ijtihadnya benar, maka ia mendapatkan dua pahala, dan apabila dia berijtihad,
kemudian ijtihadnya salah, maka ia mendapat satu pahala. (H.R. Bukhari dan Muslim)

Sumber: http://kisahimuslim.blogspot.co.id/2014/10/ijtihad-sebagai-sumber-ajaran-islam.html

Anda mungkin juga menyukai