Anda di halaman 1dari 12

arsitektur.

net
2010 vol. 4 no. 2

When Invisibility Meets Visibility: Eksplorasi Selubung


Berdasarkan Gagasan Arsitektur Daniel Libeskind
Henny Panjaitan

The Jewish Museum is conceived as an emblem in which the


Invisible and the Visible are the structural features which have been
gathered in this space of Berlin and laid bare in an architecture where
the unnamed remains the name which keeps still. Daniel Libeskind

ia juga menghasilkan berbagai jenis karya lain seperti bangunan residensial,

sayembara merancang museum untuk mengenang

Museum ini menampilkan sejarah sosial, politik,

yang bermakna sebagai penggambaran dua garis pemikiran, organisasi, dan

27
arsitektur.net
2010 vol. 4 no. 2

dan satunya lagi garis penuh tekukan dan patahan namun tetap menerus

eksistensi garis lurus ini sebenarnya tidak akan terlalu terbaca ketika kita melihat

Di sini, saya melihat terjadinya paradoks antara visibilitas dan invisibilitas yang

yang dibuat menurun hingga ke bawah tanah, dengan titik entrance di bawah

menciptakan kesan kedalaman yang semakin mengubur ketika pengunjung

terjadi ketika memasuki museum ini adalah menuju ke bawah, ke kedalaman

terlihat adanya pintu ataupun jalan masuk lainnya, sehingga kita tidak akan bisa

di kedalaman, semuanya merupakan satu kesatuan yang berhubungan pada

misalnya ketika kita menyusuri aksis kedua yang mengantarkan pengunjung ke

kemudian diantar hingga keluar bangunan ke sebuah taman yang tenggelam ke

28
arsitektur.net
2010 vol. 4 no. 2
tanaman yang menyebabkan taman tersebut terlihat mengambang dan

ketidakseimbangan dan disorientasi, seperti berada dalam labirin yang tak

pengunjung akan tetap terpenjara di dalamnya tanpa bisa keluar kecuali kembali
ke aksis dari mana mereka datang, karena permukaan tanah di luar terlalu tinggi

kecil jauh di atas sehingga menegaskan kesan kekosongan dan kegelapan yang

mempunyai bentuk geometri yang berbeda yang melintang di sepanjang

sebuah arsitektur yang dari luar terlihat terdisintegrasi, namun jauh di dalamnya

ada yang menjadi lebih penting dibanding yang lain: invisibilitas dan visibilitas,

sebagai selubung ini kemudian memisahkan massa di luar dari aksis di dalam,

Massa bangunan yang tampak dari luar, akan langsung dapat dipersepsi

memperkirakan bahwa ruang yang ada di dalamnya pasti berbentuk kurang lebih

29
arsitektur.net
2010 vol. 4 no. 2
dari luar, maka di pikiran akan terbentuk suatu presumsi seperti apa kurang lebih

di dalam juga ternyata tidak sebentuk dengan massa luarnya, melainkan berupa

harus aktif bergerak masuk ke dalamnya untuk memahami geometrinya secara

subyek tersebut dapat masuk ke dalam dan bergerak di sepanjang alurnya dan
kemudian keluar lagi untuk memetakan geometrinya secara keseluruhan di dalam

dalam yang dipahami melalui adanya pengalaman secara kinestetik dan sensori

penting dalam visibilitas ini, karena adanya cahaya memberikan kehadiran bagi

subyek, maka visibilitas obyek tersebut bagi subyek yang bersangkutan amat
kurang jika dibandingkan ketika subyek tersebut jaraknya lebih dekat dengan

dengan suatu obyek, maka kita tidak akan dapat melihat obyek tersebut secara
detil, yang berarti visibilitas obyek tersebut kecil bagi kita, namun ketika jaraknya
didekatkan, maka kita akan dapat melihat dan mengeksplor setiap detil dari obyek

ini juga bergantung pada jenis selubung yang kita gunakan, yang kemudian
mempengaruhi tingkat visibilitas obyek yang ditutupi selubung tersebut terhadap

yang berarti selubung tersebut memutus akses visual kita terhadap obyek yang
dimaksud secara total, maka tingkat visibilitas terhadap benda tersebut sangat
rendah bahkan hampir nol, karena kita sama sekali tidak dapat melihat benda

cahaya masuk ke baliknya, maka kita akan sedikit memperoleh akses untuk

ruang untuk melihat, dan lalu tidak dapat mereka sebenarnya obyek seperti apa

30
arsitektur.net
2010 vol. 4 no. 2

transparan, kita akan cukup dapat melihat obyek yang ada di baliknya, dan obyek
tersebut dapat diamati lebih jelas dibandingkan dengan selubung tidak tembus

obyek ini, dibandingkan dengan ketika ditutupi dua jenis selubung sebelumnya,

demikian, obyek tidak dapat dipahami secara utuh karena pasti karakter yang
terdapat pada permukaan selubung akan mempengaruhi informasi yang kita lihat

subyek memiliki akses untuk melihat obyek, namun visibilitas obyek tidak
hadir sepenuhnya bagi subyek, sehingga dari sini dapat disimpulkan bahwa

suatu obyek tidak dapat dipersepsi

mempersepsi suatu obyek yang invisible, kita menggunakan bantuan indera

sebagai selubung yang memisahkan yang tampak di luar dengan yang ada di

tersebut dapat hadir bagi subyek pengguna, subyeklah yang harus bergerak
memasuki selubung sehingga apa yang invisible kemudian dapat menjadi visible

ish
Museum ini adalah sebagai berikut:
31
arsitektur.net
2010 vol. 4 no. 2

yaitu membuat subyek aktif bergerak untuk memasuki selubung dan mengalami

keluar dari dalam selubungnya, sehingga invisibilitas obyek sendiri yang secara
aktif memunculkan dirinya kepada subyek dan invisibilitas tersebut kemudian
dapat dipahami sebagai suatu integrasi secara keseluruhan dengan bagian

secara aktif masuk dan bergerak di dalamnya, di sini bagian obyek yang semula

hadapan subyek pengamat, tidak hanya subyek atau obyek yang dapat berperan
aktif dalam menghadirkan informasi yang masih tersembunyi untuk hadir dan
menjadi visible, namun selubung yang menyembunyikannya juga dapat berperan

kemungkinan ketiga bagaimana informasi dari bagian suatu obyek yang semula

selubung diberi potensi dan kemungkinan menjadi aktif dalam menghadirkan


yang invisible menjadi visible dan akhirnya dapat dipersepsi dan dimengerti oleh

32
arsitektur.net
2010 vol. 4 no. 2

atas, invisibility menjadi visibility juga dapat dimungkinkan dengan selubung

menghadirkan informasi yang disimpannya sehingga obyek yang tampak di


permukaan secara keseluruhan dapat dimengerti dan dikaitkan sebagai suatu

merepresentasikan suatu gambaran dalam pikiran subyek mengenai pemahaman

dan form yang tersembunyi di balik selubung merupakan meaningful image yang

Dalam percobaan ini, saya mencoba menampilkan suatu bentuk untuk

ini dibuat berbeda warna untuk menjadikan ia menjadi satuan elemen informasi

dengan pola lubang tertentu, bagaimanapun pola yang terkandung pada selubung
ini, bagian dots yang tampak tidak dapat terbaca sebagai suatu meaningful
image, apa yang tampak tidak merepresentasikan suatu makna tertentu secara

makna tertentu, jadi bahkan selubung yang diberi muatan lubang seperti ini pun

33
arsitektur.net
2010 vol. 4 no. 2

karena angka harusnya dapat menampilkan informasi yang lebih bermakna

setiap bilangan dapat dilihat dan dipahami sebagai sesuatu yang berdiri sendiri,

terbaca dengan jelas ketika ia tertutupi suatu selubung yang diberi muatan pola

34
arsitektur.net
2010 vol. 4 no. 2

ketika selubung digeser, hasil yang terjadi tidak terlalu berbeda dengan sebelum

nya, maka pada percobaan ini untuk menghadirkan suatu meaningful image saya

berada dibalik selubung akan dapat muncul dan menjadi visible bagi kita dengan

sini, jejak dari teks luar tadi tidak terlalu dapat kita baca, karena ia seolah menyatu

35
arsitektur.net
2010 vol. 4 no. 2

merupakan selubung yang kedua, dan selubung transparan ini kemudian diberi

Di sini, walaupun selubung memiliki karakter transparan, namun karena muatan


yang dikandungnya ia dapat menutupi dengan sempurna apa yang sebenarnya

sudah dapat melihat apa yang ada di balik selubung, yang merupakan invisible

yang berbeda, namun dapat terlihat bagaimana keduanya dapat menjadi satu

bahwa walaupun mekanisme yang dilakukan sama, namun dengan perlakuan


yang berbeda pada selubung, hasil yang diperoleh menjadi suatu kebalikan dari

36
arsitektur.net
2010 vol. 4 no. 2

(You can try with other words and phrases. Find a phrase, then try to see what
word might be contained in the phrase. Make sure that the word consists of any
letter of each words in the phrase).

37
arsitektur.net
2010 vol. 4 no. 2
Referensi

38

Anda mungkin juga menyukai