Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Dalam menulis pentingnya mengenai khalayak sasaran, tidak hanya cukup dengan
mengenal khalayak tersebut, terdapat faktor-faktor yang juga mempengaruhi
khalayak. Selain itu, mengenal dan memahami perilaku konsumen juga diperlukan,
karena terdapat studi perilaku konsumen dan juga manfaat dari hasil perilaku
konsumen. Memahami perilaku konsumen untuk menetapkan segmentasi dan
positionin juga diperlukan karena ada beberapa hal yang harus diketahui untuk
melakukan segmentasi pasar dalam konsep pemasaran modern. Terakhir,
mengetahui pentingnya mengenal khalayak sasaran dalam periklanan juga
diperlukan. Semua itu saling berhubungan untuk mempelajari Khalayak Sasaran.
Rumusan Masalah
Tujuan
ISI
Jika mengetahui siapa audience, meskipun tidak mengenal nya, setidak nya tahu
dari kalangan apa audience yang akan menerima pesan yang akan disampaikan.
Sehingga timing ketika akan memberikan pesan bisa tepat dan sesuai karena
sudah lebih dulu mengetahui siapa audience nya. Misal nya akan menyampaikan
pesan kepada mahasiswa (audience), ketika mengetahui audience adalah dari
kalangan mahasiswa, dapat ditentukan timing serta cara yang tepat untuk
menyampaikan pesan kepada audience (mahasiswa)
Dalam menerima pesan, khalayak juga dipengaruhi oleh sejumlah factor (Rubben
dan Stewart), antara lain
Jika untuk perencana komunikasi (dalam hal ini pengiklan), ada 3 faktor yang saling
berhubungan dan dapat dijadikan pertimbangan dalam menetapkan suatu khalayak
sasaran;
Schiffman dan Kanuk : Istilah perilaku konsumen diartikan sebagai perilaku yang
diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi,
dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan
kebutuhan mereka.
Penjelasan tentang studi perilaku konsumen menurut Schiffman dan Kanuk sudah
sangat jelas menggambarkan pemahaman umum tentang apa itu stud perilaku
konsumen.
Namun, jika di perjelas lagi, studi perilaku konsumen akan di jabarkan atau
meliputi 4W, 2H.
4W, 2H :
Apa yang dibeli? Studi perilaku konsumen dalam hal ini menanyakan produk apa
yang dibeli, namun tentunya sebelum membeli produk nya, kita pun juga harus
menyesuaikan dengan kebutuhan serta uang yang akan kita keluarkan untuk
membeli produk.
Kenapa membeli itu? Studi perilaku konsumen dalam hal ini menanyakan alasan
konsumen dalam mengeluarkan uangnya untuk membeli suatu produk. Ada
bermacam-macam alasan konsumen membeli produk tersebut, misalnya, ada
konsumen yang membeli produk tersebut karena produk tersebut bisa memenuhi
kebutuhan utama mereka, ada konsumen yang membeli produk diluar karena
kebutuhan utama, untuk hal ini bisa dibedakan menjadi 2 macam, yang pertama
konsumen yang membeli produk diluar kebutuhan utama karena kebutuhan utama
suda terpenuhi, yang kedua konsumen yang membeli produk diluar kebutuhan
utama karena tidak terlalu mementingkan kebutuhan utama, dengan kata lain,
baginya membeli produk tersebut dirasa lebih penting dari membeli kebutuhan
utama. Dan ada juga konsumen yang membeli produk tersebut hanya untuk
memenuhi nafsu saja, baik itu nafsu sesaat saja yang tidak beberapa lama
kemudian merasa menyesal karena telah membeli, atau nafsu ingin menjadikan
produk yang dibeli itu sebagai koleksi, bukan untuk digunakan sebagai keperluan
ataupun kebutuhan yang menunjang kehidupan konsumen tersebut.
Dimana mereka mebeli itu? Studi perilaku konsumen dalam hal ini menanyakan
dimana produk yang dibeli suatu konsumen. Tempat membeli juga berpengaruh
terhadap produk yang akan dibeli konsumen, sebagai contoh jika produk yang
dimaksud adalah produk yang untuk memenuhi kebutuhan utama konsumen atau
produk yang dikonsumsi. Konsumen yang membeli suatu produk di supermarket
dan pasar tradisional memiliki kesan yang berbeda satu sama lain. ada yang
beranggapan kalau membeli di supermarket mahal, tidak bisa ditawar dan lain
sebagai nya. ada juga yang beranggapan kalau membeli di supermarket kualitas
produk nya lebih terjamin karena ditunjang dengan tempat yang bersih dan
memiliki kesan kalau produk yang dijual disitu memang merupakan produk
dengan kualitas yang bagus. Ada yang beranggapan kalau produk yang dijual di
pasar tradisional tidak sebagus kualitas produk yang dijual di supermarket. Ada
yang beranggapan kalau membeli di pasar tradisional harga nya bisa lebih murah
karena juga bisa ditawar, dan juga untuk kualitas nya bisa dibilang cukup untuk
memenuhi kebutuhan ataupun dikonsumsi.
Seberapa sering mereka membeli itu? Studi perilaku konsumen dalam hal ini
menanyakan seberapa sering konsumen membeli itu atau membeli produk itu?
Jika mengetahui latar belakang konsumen dalam seberapa sering mereka
membelinya, bisa dijadikan bahan studi atau mempelajari perilaku konsumen
sebelum memasarkan suatu produk. Misalnya, dalam bentuk makanan atau
minuman, beberapa konsumen sering membeli suatu produk minuman bersoda
karena minuman tersebut sudah disukai sejak lama. Dengan mengetahui hal
tersebut, akan menambah informasi dalam studi perilaku konsumen.
Kurang lebih tidak jauh berbeda dengan yang dibahas diatas, studi perilaku
konsumen dalam hal ini mengetahui seberapa sering konsumen menggunakan
barang,produk yang dibeli atau jasa yang digunakannya. Dengan mengetahui
seberapa sering konsumen menggunakan produk yang dibeli atau jasa yang
digunakan, itu secara tidak langsung menjadi simbil kepercayaan konsumen
terhadap kualitas produk yang dibeli ataupun jasa yang digunakan. Hal ini juga
menjadi penting karena dengan mempelajari hal tersebut dalam studi perilaku
konsumen, dapat ditentukan produk atau layanan jasa apa yang kelak akan lebih
sering dibeli dan digunakan oleh konsumen dan penyedia atau produsen dapat
menentukan hal-hal apa saja yang bisa mendapatkan kepercayaan konsumen
sehingga, konsumen lebih sering menggunakan produk atau jasa nya. Misalnya,
beberapa konsumen menggunakan jasa pengiriman A, beberapa konsumen
tersebut memilih jasa pengiriman tersebut karena selama dalam penggunaan jasa
nya, pelayanan nya memuaskan, sedikit masalah yang disebabkan, sehingga
beberapa konsumen tersebut lebih memilih menggunakan jasa pengiriman A
karena mereka sudah percaya dengan jasa pengiriman tersebut. dan penyedia jasa
pengiriman tersebut akan berusaha meningkatkan lagi pelayanannya agar
pengguna jasa mereka tidak dikecewakan.
Setelah mengetahui apa saja yang diperlukan untuk studi perilaku konsumen, ada
juga manfaat hasil studi perilaku konsumen.
Perilaku konsumen adalah dinamis, yang berarti konsumen sertah masyarakat luas
selalu berubah dan bergerak dalam hal ketertarikan serta kebutuhan yang
diperlukan, tidak mungkin kebutuhannya hanya itu-itu saja. Sebagai contoh,
kebutuhan manusia dari mulai kecil, anak-anak, sampai dewasa memerlukan
kebutuhan yang berbeda. Tidak mungkin ketika mereka sudah dewasa mereka
memerlukan kebutuhan yang diperlukan anak-anak kecil pada umum nya karena
tidak cocok dan kurang sesuai dengan kehidupan yang mereka jalani pada saat
mereka dewasa. Kecuali jika hal-hal tersebut atau kebutuhan tersebut bersifat atau
memiliki unsur sebagai hobi, hal tersebut bisa saja menjadi kebutuhan manusia
yang sudah dewasa karena niat mereka membeli hanya untuk memuaskan hasrat
sebagai orang yang memiliki hobi atau membeli untuk dijadikan koleksi.
Hal tersebut memiliki kesamaan atau bisa termasuk dalam studi perilaku
konsumen, demikian pula pada pengembangan strategi pemasaran.
Dalam studi perilaku konsumen, salah satu yang terdapat adalah generalisasi
perilaku konsumen, atau penyamarataan terhadap perilaku konsumen, namun hal
ini hanyalah bersifat sementara atau dalam jangka waktu yang pendek, atau
mungkin bisa dibilang hal ini terjadi ketika sedang ada tren untuk suatu produk.
Misalnya belum lama ada tren menggunakan brand dari PSD, banyak konsumen
yang membeli dan menggunakan produk dari brand tersebut karena sedang tren,
namun kalau sekarang, konsumen sedang banyak yang menggunakan produk dari
kenamaan dream birds. Itulah alasan kenapa generalisasi perilaku konsumen
biasanya terbatas dan hanya dalam jangka waktu tertentu. Jadi tidak seharusnya
terlalu menyamaratakan teori ataupun temuan riset.
Tujuan segmentasi.
1. Untuk mencapai posisi yang kuat dalam penjualan barang dan jasa.
6. Agar tujuan pemasaran produk yang dibuat perusahaan jauh lebih efektif dan
efisien.
Positioning
menurut Kasali, Renald (2007) positioning adalah suatu proses atau upaya untuk
menempatkan suatu produk, merek, perusahaan, individu atau apa saja dalam
alam pikiran mereka yang dianggap sebagai sasaran atau konsumen nya , upaya
ini dianggap perlu karena situasi masyarakat atau pasar konsumen sudah over
communicated.
positioning ini adalah tindakan untuk merancang produk pemasaran agar dapat
tercipta kesan tertentu di ingatan konsumen. Sehingga dengan demikian
konsumen segmen memahami dan menghargai apa yang dilakukan perusahaan
dalam kaitan menciptakan suatu produk untuk di pasarkan.
Contohnya :
Contohnya :
Semisalnya kita melakukan iklan kebutuhan rumah tangga, maka sudah semestinya
kita tahu bahwa konsumen dewasa ini telah cerdas memilih kebutuhan tersebut dari
manfaatnya.
Dan bagi desainer sendiri, ide gagasan yang dianjurkan dan di targetkan kepada
khayalak tidak jadi mubazir dan terabaikan hanya karena masalah ketidaksesuaian
dengan pola pikir konsumen. serta produk yang di hasilkan tidak kelebihan
ataupun kekurangan dengan melihat data penjualan (retail).
Positioning
Untuk medapatkan sistem positioning yang baik, bukan dilihat dari banyaknya iklan
yang mendominasi dan banyak mengeluarkan biaya untuk iklan yang memonopoli
media, tetapi dilihat dari seberapa meyakinkannya sebuah iklan yang kita produksi
bagi konsumen sehingga bias dibilang nantinya membuat konsumen menjadi
berlangganan dari produk produk yang kita iklankan.
Selain itu pula, hal tersebut dapat berpengaruh dalam menyebarluaskan informasi
suatu produk yang kita iklankan secara mouth to mouth. Karena seorang konsumen
yang telah yakin pada produk yang iklankan, biasanya akan merekomendasikan hal
tersebut pada konsumen atau khalayak lainnya.
Untuk seorang pelaku yang juga akan bekerja di bidang periklanan, tentunya
mengenal khalayak sasaran untuk target periklanan juga menjadi hal yang wajib
dilakukan. Selain yang telah disebutkan diatas, yakni gagasan ide menjadi mubazir,
juga menentukan seleksi media yang biasa di gunakan oleh khalayak satu dengan
yang lainnya.
Bukan hanya dengan bertanya untuk dapat menentukan rancangan iklan yang akan
dibuat, namun juga dengan mengalami, bahkan memperhatikan sikap dan pola pikir
kahalayak serta kebiasaan membeli. Sebelumnya sudah di jelaskan tentang
bagaimana kita harus melihat data penjualan untuk melihat kebiasaan membeli
khalayak. Dan tentunya motivasi dalam mengkonsumsi suatu produk juga
medianya yang akan menciptakan ide periklanan yang cocok untuk target yang
dituju.
Pada akhirnya, prinsip dari massa, untuk massa juga harus diterapkan mengingat
target periklanan kita yang pastinya mencangkup semua lapisan masyarakat.
Karena bagaimanapun, kita tentunya tidak ingin menjadi produksi periklanan yang
kehadiran marketingnya di abaikan hanya karena berbeda pola pikir kebiasaan
(tren) target khalayak, kan?
Sebagai contoh dalam pemilihan media dari hasil mengenali khalayak sasaran
dalam periklanan adalah, orang Indonesia biasanya lebih banyak menonton televise.
Itu sebabnya televisi kita saat ini sudah kelebihan muatan dalam mencangkup iklan
karena pelaku periklanan menyadari hal tersebut. Namun orang orang yang
berada di daerah pedalaman atau pegunungan biasanya tidak memiliki jaringan TV
antena tersebut. Maka biasanya para pelaku iklan menyebar luaskan iklan tersebut
lewat pamphlet yang ditempel, baliho yang di gantung, atau bahkan melakukan
iklan pada dinding bus antar kota.
Masih banyak lagi contoh media yang digunakan dan harus tepat untuk dilakukan.
Seperti misalnya pemasangan reklame sebesar gaban di tempat ramai seperti
misalnya pasar, ataupun jalanan yan biasanya di lalui banyak mobil. Bayangkan
jika kita menempatkan media tersebut di tempat yang jarang dikunjungi orang.
Contoh lainnya adalah pemasangan iklan di media media sosial. Awal 2008
adalah dimana awal sosial media mulai ramai di Indonesia. Maka tak jarang pelaku
iklan memasang iklan iklan mereka di media sosial seperti facebook yang sering
kita jumpai, atau twitter dan instagram yang dimana iklan iklan sudah mulai
menjamur. Dan yang paling sering menawarkan jasa pemasangan iklan adalah blog
dan forum yang situsnya sering dikunjungi oleh netizen. Dengan begitu,
pemanfaatan iklan di media massa seperti internet juga menjadi target sasaran
khalayak.
Dari contoh diatas, dapat disimpulkan oleh kami bahwa menurut kami, media massa
yang paling banyak di gandrungi oleh khalayak adalah sarana iklan paling mumpuni
dan paling cepat sampai kepada khalayak. Namun meski begitu, tidak hanya satu
media massa yang kami pertimbangkan, tetapi juga semua media yang biasa
digunakan oleh khalayak. Tapi tentunya, dana yang dikeluarkan akan berbeda
beda tergantung media mana yang sampai kepada khalayak secara cepat, hingga
media yang kurang diminati oleh khalayak.
Selain itu pula, tentunya kami juga harus mengamati tiap tiap daerah yang menjadi
tujuan target periklanan yang biasanya berbeda dalam penggunaan media massa.
Itu berarti kami juga harus mempertimbangkan periklanan tergantung dari media
daerah lainnya yang menjadi target periklanan. Karena setiap keadaan dan geografis
tiap daerah menentukan media massa yang paling banyak diminati. Namun hal itu
dapat berlaku jika produk yang kami iklankan bersedia memasarkan produknya
keluar daerah atau ke luar negeri.
KESIMPULAN
Khalayak Sasaran tidak hanya sebatas mengetahui apa itu khalayak, namun juga
harus mengetahui hal-hal apa saja yang berhubungan dengan khalayak sasaran.
Mengetahui ketentuan utama dalam komunikasi, faktor yang mempengaruhi
khalayak, mengenal dan memahami perilaku konsumen, studi perilaku konsumen,
memahami perilaku konsumen untuk menetapkan segmentasi dan positioning, dan
mengenal khalayak dalam periklanan juga diperlukan. Karena hal-hal tersebut
turut menjadi faktor penentu yang akan mempengaruhi sudut pandang kita
terhadap khalayak sasaran.
Daftar Pustaka