Anda di halaman 1dari 36

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Bentuk butir agregat

Agregat memiliki bentuk butir dari bulat (rounded) sampai bersudut (angular),

sepertiyang diilustrasikan pada gambar 12. Bentuk butir agregat ini dapat mempengaruhi

workabilitas campuran perkerasan selama penghamparan, yaitu dalam hal energy pemadatan

yang dibutuhkan untuk memadatkan campuran, dan kekuatan struktur perkerasan selama

umur pelayanannya.Bentuk partikel agregat yang bersudut memberikan ikatan antara agregat

(agregatinterlocking) yang baik yang dapat menahan perpindahan (displacement) agregat

yang mungkin terjadi.

Agregat yang bersudut tajam, berbentuk kubikal dan agregat yangmemiliki lebih

dari satu bidang pecah akan menghasilkan ikatan antar agregat yang paling baik. Dalam

campuran beraspal, penggunaan agregat yang bersudut saja atau bulat saja tidak akan

menghasilkan campuran beraspal yang baik. Kombinasi penggunaan kedua bentuk partikel

agregat ini sangatlah dibutuhkan untuk menjamin kekuatan pada struktur perkerasan dan

workabilitas yang baik dari campuran tersebut.

Gambar 2.1 Tipikal bentuk butir kubikal, lonjong, dan pipih

Universitas Sumatera Utara


Berdasarkan pengolahannya agregat dapat dibedakan atas agregat siap

pakai dan agregat yang perlu diolah terlebih dahulu sebelum dipakai.

Agregat siap pakai adalah agregat yang dapat dipergunakan sebagai material

perkerasan jalan dengan bentuk dan ukuran sebagaimana diperoleh di lokasi asalnya,

atau dengan sedikit proses pengolahan. Agregat ini terbentuk melalui proses erosi

dan degradasi. Agregat siap pakai sering disebut sebagai agregat alam. Bentuk

partikel agregat alam ditentukan berdasarkan proses yang dialaminya. Aliran air

menyebabkan erosi pada agregat, sehingga partikel agregatnya cenderung bulat-bulat

dengan tekstur permukaan licin. Proses degradasi agregat di bukit-bukit akan

membentuk agregat bersudut dan kasar. Dua bentuk dan ukuran agregat alam yang

sering dipergunakan sebagai material perkerasan jalan yaitu kerikil dan pasir.

Agregat yang perlu diolah terlebih dahulu sebelum dipakai adalah agregat

yang diperoleh di bukit-bukit, di gunung-gunung, ataupun di sungai-sungai. Agregat

di bukit dan di gunung umumnya ditemui dalam bentuk massif, sehingga perlu

dilakukan pemecahan dahulu supaya dapat diangkat ke tempat mesin pemecah batu

(stone crusher). Sungai-sungai yang membawa agregat di musim hujan, umumnya

membawa agregat berukuran besar sehingga tidak memenuhi persyaratan ukuran

yang ditentukan. Guna dapat dipergunakan sebagai material perkerasan jalan, agregat

ini harus diolah dahulu secara manual dengan mempergunakan tenaga manusia, atau

melalui proses mekanis dengan mesin pemecah batu. Agregat yang berasal dari

gunung, bukit, atau sungai yang perlu melalui proses pengolahan terlebih dahulu di

mesin pemecah batu, umumnya lebih baik sebagai material perkerasan jalan, karena

mempunyai bidang pecahan bertekstur kasar dan ukuran agregat sesuai yang

diinginkan.

Universitas Sumatera Utara


Di samping itu terdapat pula agregat yang merupakan hasil olahan pabrik

seperti semen dan kapur, atau limbah industri seperti abu terbang.

Berdasarkan ukuran butirnya agregat dapat dibedakan atas agregat kasar,

agregat halus, dan bahan pengisi (filler). Batasan dari masing-masing agregat ini

sering kali berbeda, sesuai institusi yang menentukannya.

The Asphalt Institute(MS-2) dan Depkimpraswil dalam Spesifikasi Baru

Campuran Panas, 2002 membedakan agregat menjadi :

Agregat kasar, adalah agregat dengan ukuran butir lebih besar dari saringan

No.8 (=2,36 mm)

Agregat halus, adalah agregat dengan ukuran butir lebih halus dari saringan

No.8 (=2,36 mm)

Bahan pengisi (filler), adalah bagian dari agregat halus yang lolos saringan

No.30 (=0,60 mm)

Bina Marga(Buku3 Second Nine) membedakan agregat menjadi :

Agregat kasar, adalah agregat dengan ukuran butir lebih besar dari saringan

No.4 (=4,75 mm)

Agregat halus, adalah agregat dengan ukuran lebih halus dari saringan No.4

(=4,75 mm)

Bahan pengisi (filler), adalah bagian dari agregat halus yang minimum 75%

lolos saringan No.200 (=0,075 mm)

Universitas Sumatera Utara


II.2. Stone Crusher Sebagai Penghasil Agregat Untuk Pekerjaan Jalan

II.2.1. Umum

Efesiensi dan efektivitas produksi agregat untuk campuran beraspal

ditentukan oleh pengaturan dan pengawasan yang dilakukan pada unit stone crusher.

Sebelum masuk ke unit stone crusher bahan baku batuan harus sudah memenuhi

persyaratan kekerasan dan keawetan. Demikian juga setelah keluar dari unit

produksi, harus memenuhi persyaratan sifat fisik yang ditentukan dalam spesifikasi.

Jika bahan baku batuan tersebut mengandung tanah atau kotoran organik lainnya,

maka harus dilakukan penanganan khusus terlebih dahulu untuk menghilangkan

kotorannya. Sering dijumpai bahan baku batuan yang mengandung lempung masuk

ke unit pemecah batu. Akibatnya kotoran dan tanah lempung tersebut bersatu dengan

agregat hasil pemecahan. Secara visual fraksi abu batu akan terlihat menggumpal dan

jika dimasukkan ke air akan terlihat kotor (air menjadi keruh). Dengan mengacu pada

spesifikasi mengenai batas kandungan lempung maka agregat hasil produksi tersebut

harus ditolak bila dipakai sebagai agregat untuk campuran beraspal. Pemakaian

agregat yang kotor akan memberi pengaruh yang negatif pada kinerja campuran

beraspal nantinya, salah satunya adalah campuran beraspal mudah mengalami retak

akibat dari rendahnya ikatan antar agregat dengan aspal. Untuk membersihkan bahan

baku batuan tersebut dapat digunakan beberapa cara, antara lain dengan pemisahan

(scalping), pengerikan (scrubbing) atau dengan pencucian (dewatering).

Pemisahan (scalping) dilakukan untuk memisahkan batuan yang kecil dan

besar.Hal ini dilakukan untuk efesiensi alat dan dapat mengurangi masuknya

lempung ke unit pemecah batu. Dengan penggunaan scalping, kapasitas produksi alat

pemecah batu dapat ditingkatkan sampai dengan 15 %. Pengerikan (scrubbing)

Universitas Sumatera Utara


dilakukan dalam suatu alat pencuci yang prinsip kerjanya adalah melepaskan kotoran

dan lempung yang menempel pada pasir dan kerikil dengan cara menyemprotkan air

dan mengaduk-aduk. Setelah terlepas kemudian dilakukan penyaringan untuk

memisahkan lempung tersebut dari pasir dan kerikil. Pencucian (cleaning) dilakukan

dengan cara penyaringan basah. Saringan digetarkan dengan frekuensi yang tinggi.

Saringan terbuat dari bahan dengan tahanan gesek yang rendah seperti dari bahan

plastik atau karet, sehingga pasir dan kerikil dapat bergerak lebih bebas.

Unit produksi agregat dapat diklasifikasikan berdasarkan urutan

pemecahannya, yaitu pemecah primer, sekunder, tersier dan seterusnya. Pemecah

primer langsung menerima bahan baku dari kuari dan kemudian memperkecil ukuran

bahan baku tersebut dengan cara dipecahkan. Hasil dari pemecah primer masuk ke

pemecah sekunder dan demikian seterusnya sampai diperoleh ukuran butir yang

disyaratkan. Pada umumnya jenis pemecah batu yang digunakan untuk tiap urutan

tersebut adalah sebagai berikut :

a) Pemecah primer : digunakan pemecah batu jenis jaw, gyratory atau

hammer mill

b) Pemecah sekunder : digunakan pemecah batu jenis konus, roll atau

hammer mill

c) Pemecah tersier : digunakan pemecah batu jenis roll, rod mill atau ball

mill.

Tipikal skema unit produksi agregat diperlihatkan pada Gambar 13. Bahan

baku batuan disaring terlebih dahulu untuk memisahkan batuan berukuran kecil

dengan yang berukuran besar. Batuan yang berukuran besar selanjutnya masuk ke

pemecah primer. Metoda pemisahan ini (scalping) dapat meningkatkan efisiensi alat

Universitas Sumatera Utara


pemecah batu dan mengurangi kotoran dan lempung yang masuk ke unit pemecah

batu.

Gambar 2.2 Tipikal skema unit produksi agregat

II.2.2 Jenis-jenis Stone Crusher

Dalam pekerjaan konstruksi, baik itu konstruksi perkerasan jalan,

pembuatan beton, bendungan diperlukan syarat-syarat khusus untuk gradasi butiran-

butiran pengisinya.Dalam memenuhi gradasi yang sesuai untuk kebutuhan pekerjaan

harus dilakukan pengolahan karena batuannya berasal dari alam.

Universitas Sumatera Utara


Untuk mendapatkan butiran yang juga disebut agregat diperlukan

pemecahan-pemecahan lebih lanjut, sehingga didapatkan gradsi yang minimal

mendekati gradsi yang diinginkan, maka dipergunakan apa yang disebut Stone

Crusher. Stone crusher ini kadang-kadang dioperasikan menyerupai sebuah pabrik

atau disebut Crushing plant.

Pada pekerajaan crushing ini, biasanya diperlukan beberapa kali

pengerjaan pemecahan, tahap-tahap pekerjaan itu beserta jenis crusher yang

dipergunakan antara lain:

1. Pemecahan tahap pertama oleh jenis primary crusher

2. Pemecahan tahap kedua oleh jenis secondary crusher

3. Pemecahan tahap ketiga oleh jenis tertiary crusher

Untuk pemecahan-pemecahan pertama biasanya dipergunakan :

Jaw crusher (pemecah tipe rahang)

Gyratory crusher (pemecah giratori)

Impact crusher (pemecah tipe pukulan)

Untuk pemecahan kedua (secondary), dipergunakan :

Cone crusher (pemecah tipe konus)

Roll crusher (pemecah tipe silinder)

Hammer mill ( pemecah tipe pukulan)

Sedangkan untuk pemecahan lanjutan, dipergunakan :

Roll crusher (pemecah tipe silinder)

Rod mill (pemecah tipe batang)

Ball mill (pemecah tipe bola)

Universitas Sumatera Utara


II.2.2.a. Jaw Crusher

Sebagai primary crusher banyak digunakan jaw crusher, pemecah batu ini

dimaksudkan untuk mengurangi besar butiran pada tingkat pertama, untuk kemudian

dipecah lebih lanjut oleh crusher lainnya. Pengisian dengan batu-batu yang terlampau

kecil dalam pemecahan oleh jaw crusher, selain tidak ekonomis juga akan

memberikan keausan pada jaw bagian bawah. Batu yang cocok untuk dipecahkan

oleh jaw crusher berukuran 0.8 kali ukuran feed opening, hal ini berlaku untuk

batuan yang tidak terlalu keras.

Gambar 2.3 Jaw Crusher

Cara bekerjanya adalah sebagai berikut: Batu yang akan dipecahkan

dimasukkan lewat feed opening (F), bagian moveble jaw (yang bergerak ke depan

dan ke belakang dan turun naik), akibat excentric shaft yang digerakkan oleh fly

wheel, batu tadi dihancurkan oleh dua buah jaw karena gerakan moveble jaw, batu

Universitas Sumatera Utara


yang telah hancur, keluar melewati discharge opening (S). discharge opening ini bias

diatur dengan menyetel setting sedemikian rupa oleh suatu baut penyetel adjustment.

Ukuran dari crusher ditentukan oleh jaw dan lebar feed opening (1), sebagai

contoh jika lebar feed opening 24 dan lebar jaw 36, maka dikatakan bahwa

ukuran 24x 36. Ukuran batu yang dapat dipecah oleh crusher jenis ini tergantung

kepada ukuran feed opening, tanpa menyebabkan meloncatnya batu keluar pada

waktu dipecahkan, tentu saja hal ini juga tergantung kepada kekerasan batu yang

dipecahkan.

II.2.2.b. Cone Crusher

Mesin jenis konus ini sama dengan jenis gyratory di atas kecuali mempunyai

konus yang lebih pendek, bukaan yang lebih kecil, berputar lebih cepat (dari 430 rpm

sampai 580 rpm), dan menghasilkan agregat dengan ukuran yang lebih seragam

(lihat Gambar II-3).

Gambar 2.4 Cone Crusher

Pemecah batu jenis konus digunakan secara luas sebagai mesin pemecah

batusekunder dan tersier seperti halnya jenis jaw yang umum digunakan untuk

Universitas Sumatera Utara


pemecah batu primer. Pemecah jenis konus merupakan mesin serba guna untuk pasir

dan kerikil serta material yang memiliki ukuran butir (sebelum dipecah) 20 cm - 25

cm, yang tidak memerlukan lagi pemecah primer. Untuk batu hasil ledakan, pemecah

jenis konus berfungsi sebagai pemecah lanjutan dan/atau pemecah akhir setelah

pemecah primer.

Jenis pemecah batu konus yang standar dapat memecah batu dengan rasio

pemecahan 6 - 8 : 1, mengurangi ukuran material menjadi minimum kurang dari 20

mm. Sementara jenis konus halus dapat mengurangi material menjadi kurang dari 6

mm dengan rasio pemecahan 4 - 6 : 1.

II.2.2.c. Gyratory Crusher

Crusher ini masih jenis primary juga secondary. Bagian crusher

pemecah berbentuk conis, karenanya juga kadang-kadang disebut cone crusher. Cone

ini dipasang pada sumbu excentric yang berdiri tegak, sehingga apabila cone ini

berputar akan memberikan gerakan kisaran. Bagian crusher yang lain berbentuk bowl

merupakan crusher plate cekung yang berdiri vertical. Ketika bekerja, cone berputar

excentric (membuat kisaran) sehingga celah antara cone dan bagian bowl akan

melebar dan menyempit pada setiap putaran, pelebaran dan penyempitan inilah yang

dipakai untuk memecahkan batu.

Kalau melihat cara pemecahan batunya, maka gyratory crusher

hamper sam dengan jaw crusher, perbedaannya terletak kepada cara pemberian

tekana, untuk gyratory crusher tekanan diberiakan dari arah samping. Jika crusher ini

akan dipergunakan sebagai secondary crusher maka terlebih dahulu harus diadakan

perubahan-perubahan seperlunya agar dapat memberikan hasil seperti yang

Universitas Sumatera Utara


diharapkan. Hasil pemecahan crusher ini rata-rata berbentuk kubus dan agak

uniform, ini karena bentuk lengkung dari cone dan bowl yang mempunyai

permukaan cekung (concave). Setting dapat dilakukan dengan menyetel baut

adjustment sedemikian rupa sehingga hasil-hasil pekerjaan pemecah batu

mempunyai gradasi. seperti yang


yang diharapkan. (lihat gambar 2.5

Gambar 2.5 Gyratory Crusher

II.2.2.d.
II.2.2.d. Impact Crusher

Sering kita melihat pemecahan batu secara manual dengan memakai

suatu palu besi besar, tetapi cara ini tidak terkontrol ditinjau dari pemechannya

(gradasinya), juga mungkin produksinya sangat kecil.

Suatu cara yang prinsipnya sama dengan cara pukulan tadi, tetapi

secara mekanis adalah dengan mem


memakai
akai impact crusher. Impact crusher juga biasa

dipakai dalam pemecahan tingkat pertama (primary crusher), disini ada dua jenis

yang dikenal yaitu :

1. Impact breaker

2. Hammer mill

Universitas Sumatera Utara


Kedua jenis tadi prinsipnya sama, perbedaannya terletak pada jumlah rotor

dan ukurannya, impact breaker mempunyai satu atau dua buah rotor dan ukurannya

lebih besar dari hammer mill.

Prinsip kerjanya adalah sebagai berikut :

Rotor yang dilengkapi oleh tiga buah row atau lebih yang ujung ujungnya

terbuat dari baja keras, berputar dengan kecepatan tinggi, kedalaman feed opening

dimasukkan batu, batu batu ini terpukul oleh row yang berputar tadi dalam ruang

pemecahan (crusher chamber), dinding dari crusher chamber ini dibuat dari plat

plat baja. Dinding ini juga disebut breaker plate. Batu btu yang terpukul oleh row

tadi terbanting oleh breaker plate, pecahan pecahan nya kembali dan dipukul oleh

untuk kedua kalinya. Proses ini berlangsung dengan dan hasil pemecahan keluar dari

discharge opening. (lihat gambar II-5)

Gambar 2.6 Impact Crusher

Universitas Sumatera Utara


Suatu hal yang perlu diperhatikan , adalah bahwa row- row tadi mudah aus,

walau bagaimanapun kerasnya baja yang digunakan. Umur row- row tadi menurut

pengalaman berkisar antara 100-200 jam kerja (1). Tetapi untuk jenis reversibek

impactor, jika salah satu bidang telah aus, maka putarannya dibalik hingga bidang

row yang lainnya bias dipergunakan.

II.2.2.e Roll Crusher (pemecahan tipe silinder)

Setelah melampaui beberapa kali pemecahan, maka untuk pemecahan tahap

akhir, jika ternyata belum didapatkan gradasi yang diinginkan untuk keperluan

konstruksi. Untuk pemecahan tahap akhir ini digunakan roll crusher. Ada beberapa

macam roll crusher, jika ditinjau dari jumlah rollnya (1), yaitu : single roll, double

roll dan triple roll.

Ketiga jenis roll crusher ini masing masing memberikan keuntungan

tersendiri, dalam tenaga tekanan yang diberikan oleh roll yang saling berdekatan itu.

Permukaan roll ini dilapisi oleh baja keras, ada yang licin (plain) ada juga yang

beralur (corrugated). Roll ini berputar sendiri sendiri, yang digerakkan oleh belt.

Masing masing roll dilengkapi oleh pegas untuk keamanan bila ada benda keras

seperti besi yang tidak dapat dipecahkan.

Untuk penggunaan penggunaan khusus dipakai single roll, sesuai dengan

namanya single hanya mempunyai satu buah roll yang berbentuk silinder yang

porosnya dipasang horizontal. Roll ini berputar diatas sebuah pelat yang dapat diatur,

dan berfungsi sebagai pelayan roll dalam memecahkan batu. Crusher jenis ini

ukurannya ditentukan oleh diameter roll dan panjangnya, dinyatakan dalam inchi.

Universitas Sumatera Utara


Twin atau triple roll dipakai untuk mendapatkan agregat dengan diameter

dibawah . Twin roll mempunyai dua buah roll yangb dipasang horizontal, masing

masing berputar berlawanan arah. Ukuran twin roll crusher ditentukan oleh dua

dimensi yaitu : diameter dan panjang dari roll. (lihat gambar II-6)

Gambar 2.7 Roll crusher

Maksimum diameter batu yang dapat dihancurkan dapat dihitung dengan

menggunakan rumus (1) :

F = 0.085 R + S

F = ukuran terbesar batu (inchi)

R = jari jari roll (inchi)

S = Setting (inchi)

Gambar 2.8 Skema roll crusher

Universitas Sumatera Utara


Untuk mengatur setting, maka salah satu roll itu dapat diatur (adjustable)

maju atau mundur.

II.2.2.f Pemecah Batu Lain

Pemecah batu lainnya, yang sering dijumpai dalam pekrjaannya itu rod mill

dan ball mill. Tipe ini termasuk kedalam impact crusher, tetapi dimaksudkan untuk

mendapatkan material yang lebih halus. Jenis lain adalah centrifugal Crusher yang

dipergunakan untuk menghasilkan gradasi batu hingga kurang dari 1 yang

berbentuk pipih hingga bidang enam, cocok untuk aspal beton atau lapisan hot mix.

II.2.3. Alat Bantu Crusher

Untuk mendapatkan material dan efesiensi yang sesempurna mungkin, maka

diperlukan alat pembantu atau pelengkap pada unit crusher. Alat pelengkap ini

dimaksudkan untuk mengatur dan mempercepat proses produksi material.

II.2.3.a. Feeder

Feeder adalah komponen dan peralatan pemecah batu yang berfungsi sebagai

pengatur aliran, pemisah bahan dan penerima bahan baku. Tujuan pemisahan bahan

(scalping) sebelum masuk ke pemecah primer adalah sebagai berikut :

a) Menyeleksi ukuran partikel yang akan masuk ke alat pemecah batu sehingga

efisiensi alat dapat ditingkatkan sampai dengan 15 %. Batu-batu yang terlalu

besar disingkirkan agar tidak menyumbat pada bukaan crusher, dan

demikian juga batu-batu kecil hasil peledakan yang sudah sesuai ukurannya

dipisahkan.

Universitas Sumatera Utara


b) Hasil penambangan mungkin mengandung kotoran atau lempung, yang

member pengaruh negatif pada campuran beraspal sehingga harus

disingkirkan terlebih dahulu.

Pemisahan (scalping) dapat dilakukan dengan pemasangan saringan, Saringan

untuk pemisah dapat juga dibuat di lokasi. Saringan tersebut berbentuk persegi

dengan ukuran minimum 3 m x 4 m dan dipasang miring dengan sudut 40 0 45 0.

Jarak antar besi tulangan yang berfungsi sebagai saringan adalah 4,5 cm sampai 6,5

cm. Secara umum terdapat dua jenis pemasok (feeder), yaitu apron feeder dan

mekanikal atau reciprocating plate feeder. Apron feeder umumnya digunakan untuk

memasok batu belah (rock) ke pemecah primer. Lebar pemasok umumnya berkisar

antara 76,2 cm s/d 243,84 cm dan panjang 2 s/d 3 kali lebarnya. Pemasok dapat

digerakkan oleh motor bertenaga 5 horsepower s/d 20 horsepower (tergantung

kapasitas yang ada). Mekanikal atau reciprocating plate feeder umumnya untuk

material lebih halus (gravel pit). Reciprocating plate digerakkan oleh poros esentrik

dengan tenaga motor sekitar 3 horsepower s/d 20 horsepower. Ukuran atau dimensi

feeder dan kecepatannya sebaiknya diatur agar mempunyai kapasitas 25 % sampai 35

% lebih besar dari pada kapasitas pemecah.

a.Pemasok Pelat Recripocating b.Pemasok Getar Grizzly

Universitas Sumatera Utara


c. Pemasok Getar

Gambar2.9 Tipikal pemasok (feeders) alat pemecah batu

II.2.3.b Penyalur

Penyalur berfungsi untuk memindahkan material dari satu unit ke unit lain

atau ke tempat peyimpanan atau penimbunan (stockpile). Pada umumnya suatu unit

penyalur terdiri atas komponen sabuk conveyor, dudukan conveyor, dan motor

penggerak. Fungsi-fungsi conveyor pada peralatan pemecah batu biasanya terdiri

atas fungsi penyambung atau perantara (joint conveyor), mendistribusikan (discharge

conveyor), pemasok (feed conveyor ), dan fungsi balik untuk dipecah lagi (return

conveyor)

II.2.3.c Saringan

Saringan adalah komponen pada peralatan pemecah batu yang berfungsi

untuk menyaring/memisahkan, membentuk gradasi, dan secara tidak langsung

mengontrol penyaluran material ke unit stone crusher dan selanjutnya ke tempat

penimbunan (stockpile). Tujuan utama penyaringan adalah pemisahan , yaitu untuk

memisahkan ukuran material yang lebih besar (oversize) atau ukuran yang lebih kecil

(undersize), atau untuk mendapatkan ukuran agregat yang disyaratkan. Tipikal

saringan diperlihatkan pada Gambar II-9. Saringan pada unit pemecah batu yang

Universitas Sumatera Utara


portable biasanya terdiri atas 2 dek atau lembaran saringan. Dek paling atas

berfungsi penerima awal atau penerima yang pertama. Posisi dek atau lembaran

saringan terpisah secara paralel dengan jarak yang cukup sehingga tidak

mengganggu pergerakan material di atas dek. Material yang tertahan pada dek bagian

atas akan dipecah lagi oleh pemecah primer, material yang lolos dari dek pertama

dan yang tertahan pada dek bagian kedua akan dipecah oleh unit crusher selanjutnya.

Untuk material berlebih yang halus (abu batu) akan melalui saringan paling bawah

berukuran dek.

Pada umumnya saringan terbuat dari kawat baja yang dianyam berbentuk

bidang persegi empat. Terdapat dua jenis saringan yang biasa dipakai, yaitu saringan

getar (vibrating screen) dan saringan putar (revolving screen). Saringan putar terdiri

atas lembaran atau dek yang rata dan miring ke bawah searah aliran agregat.

Vibrating screen digetarkan oleh sebuah penggetar yang ditempelkan di atas atau di

kiri dan kanan ayakan. Saringan putar biasanya terbuat dari drum yang dinding-

dindingnya berlubang dan berputar. Kedudukannya miring ke bawah searah aliran

agregat. Saringan dengan bahan karet Saringan getar Grizzly dengan dek ganda.

Gambar 2.10 Tipikal saringan pemecah batu

Universitas Sumatera Utara


II.2.3.d Dump Truck

Dump truck merupakan alat yang dapat memindahkan materialpada

jarak menengah sampai jarak jauh (>500 m). Muatannya diisikan oleh alat pemuat,

sedangkan untuk membongkar muatannya ia dapat bekerja sendiri. Dump truck ada

dua golongan ditinjau dari besar muatannya :

1. On High Way Dump Truck, muatannya dibawah dari 20 m3.

2. Off High Way Dump Truck, muatannya diatas 20 m3.

II.2.3.e Wheel loader

Wheel loader merupakan alat pemuat yang beroda karet atau ban.

Penggunaannya mirip dengan Dozer Shovel, hanya beda landasan kenjanya saja.

Wheel Loader efisien untuk daerah yang relatif rata, kering dan kokoh. Digunakan

terutama apabila dituntut kerusakan permukaan landasan kerja seminimal mungkin,

disertai mobilitas yang tinggi.

II.2.3.f Excavator Backhoe

Merupakan alat yang digunakan untuk menggali, mengangkat dan

memuat material. Istimewa untuk menggali parit-parit, saluran air atau pipa. Bagian

alas dari mesin dimana muatan berada dapat berputar 360 derajat sehingga

memungkinkan alat ini bekerja ditempat yang relatif sempit

II.2.3.g Generating Set

Generating Set merupakan alat pembangkit tenaga listrik. Salah satu

mesin penggeraknya adalah Diesel, bisa juga menggunakan angin atau air. Banyak

Universitas Sumatera Utara


merk genset yang dijual dipasaran dan dayanya tergantung kebutuhan konsumen,

misal 150 KVA dll. Mesin generator adalah kombinasi dari sebuah generator listrik

dan sebuah mesin (prime mover) yang dipasang bersama untuk membentuk satu

peralatan.

II.2.3.h Timbangan Jembatan

Jembatan timbang merupakan seperangkat alat untuk menimbang

kendaraan barang/truk yang dapat dipasang secara tetap atau alat yang dapat

dipindah-pindahkan yang digunakan untuk mengetahui berat kendaraan beserta

muatannya, digunakan untuk pengawasan jalan ataupun untuk mengukur besarnya

muatan pada industri, pelabuhan ataupun pertanian.

II.3. Kapasitas Stone Crusher.

Kapasitas stone crusher adalah banyaknya atau jumlah agregat yang dapat

diproduksi oleh setiap jenis stone crusher dalam setiap jam. Dengan demikian

besarnya kapastas itu akan mempengaruhi lamanya waktu yang dibutuhkan untuk

produksi agregat oleh stone crusher. Kapasitas ini akan berbeda-beda untuk tiap jenis

stone crusher, karena adanya perbedaan dari dimensi stone crusher itu sendiri.

II.3.1 Kapasitas Jaw Crusher

Kapasitas dari jaw crusher dirumuskan oleh Taggart adalah sebagai berikut :

Dimana :

Q = Kapasitas crusher (ton/jam)

Universitas Sumatera Utara


b = Lebar jaw (cm)

d = Ukuran rata-rata material hasil pemecahan

Kapasitas dari jaw crusher dirumuskan oleh Lewenson adalah sebagai berikut

Dimana :

Q = Kapasitas crusher (ton/jam)

n = Putaran poros penggerak (rpm)

b = lebar swing jaw (m)

s = amplitude swing jaw (m)

d = ukuran rata-rata material hasil pemecahan (m)

= konstanta (0,25 0,30)

= berat jenis crusher feed (ton/m)

Kapasitas dari jaw crusher dirumuskan oleh Giesking adalah sebagai berikut :

Dimana :

Q = kapasitas crusher (ton/jam)

c = faktor pelat jawa (7,0 . 10-5 1,0 . 10-4)

= Bulk density (kg/dm)

B = panjang bukaan (cm)

S = slot crusher (cm)

e = panjang amplitude jaw (m)

Universitas Sumatera Utara


n = jumlah angkatan permenit

b = faktor koreksi untuk sudut jaw crusher, 26 = 1

= angka perbandingan kapasitas crusher antara teori dan praktek (0,8 0,9)

Kapasitas dari jaw crusher untuk berbagai setting adalah sebagai berikut :

Table 2.1 Kapasitas Jaw Crusher (ton/jam)

S
etting
(inch)
1/2 1/2
ype /4 0
S
ize (inch)

1
0x20 0 7 4 3 0

1
0x36 0 8 0 3 0 0

1
5x30 3 3 3 2

1
8x36 2 1 7 3 25

3
0x42 25 50 00 50 00

4
2x48 30 15 80 55

4
2x48 80 20 10 80

4
8x60 80 70 60

Sumber : Rochmanhadi, Ir., Alat-Alat Berat dan Penggunaannya, Dep.Pekerjaan

Umum, Jakarta 1982

Universitas Sumatera Utara


Keterangan :

1. Jaw crusher tipe overhead

2. Jaw crusher tipe blake

- size 10x20 (lebar feed opening = 10, lebar jaw = 20)

Hubungan antara tabel II-1 dengan rumus kapasitas giesking adalah bahwa

setting pada tabel II-1 dan bukaan pada rumus giesking, berbanding lurus dengan

kapasitas stone crusher.

Tabel 22 .Kapasitas Jaw crusher Type Singel Toggle

Bukaa Setting Kapa Settin


Model
n (mm) min/max (mm) sitas (tph) g (mm)

500 x 16
05.03 30 70 50
300 19

570 x 23-
57 40 90 60
300 27

670 x 45
67 50 100 70
400 53

800 x 90
08.06 70 140 100
600 110

900 x 115
09.07 90 170 120
700 135

1000 x 170
10.08 90 200 140
800 215

1170 x 100 260


12.10 170
1000 240 320

13.11 1300 120 400 - 200

Universitas Sumatera Utara


x1100 280 500

1500 x 140 540


15.13 240
1300 300 700

Sumber : Rochmanhadi, Ir., Alat-Alat Berat dan Penggunaannya, Dep.Pekerjaan

Umum, Jakarta 1982

Tabel 2.3.Kapasitas Jaw crusher Type Granulator(7)

Setting
Bukaa Kapasit Settin
Model min/max
n (mm) as tph g (mm)
(mm)

800 x 20
08.02 24 30 50
200 80

920 x 30
92 30 38 50
250 80

Sumber : Rochmanhadi, Ir., Alat-Alat Berat dan Penggunaannya, Dep.Pekerjaan

Umum, Jakarta 1982

II.3.2. Kapasitas Gyratory Crusher

Kapasitas gyratory crusher dirumuskan oleh GIesking sebagai berikut:

Dimana:

Q= kapasitas crusher (ton/jam)

c=factor crushing cone ( 7,0 . 10-5 1,0 . 10-4 )

= Bulk density (kg/dm)

S=slot crusher (cm)

Universitas Sumatera Utara


e = panjang amplitude cone,cm

n = jumlah angkatan permenit

b = Faktor koreksi untuk sudut antara crushing ring dan cone

= Angka perbandingan kapasitas crusher antara teori dan praktek (0,8

0,9)

Kapasitas gyratory crusher untuk berbagai setting adalah sebagai berikut:

Tabel 2.4 Kapasitas Gyratory crusher (ton/jam)

" #

Sumber : Rochmanhadi, Ir., Alat-Alat Berat dan Penggunaannya, Dep.Pekerjaan

Umum, Jakarta 1982

Universitas Sumatera Utara


Hubungan antara tabel II-4 dan rumus kapasitas gyratory gesking adalah

bahwa setting pada tabel dan bukaan (B) pada rumus giesking berbanding lurus

dengan kapasitas.

II.3.3 Kapasitas Cone Crusher

Kapasitas cone crusher (3) adalah :

Q= kapasitas crusher (ton/jam)

D=diameter dasar cone

d=ukuran rata-rata material hasil pemecahan

n=Stroke number,rpm

=Berat jenis bukaan pemecah ,ton/m2

Kapasitas cone crusher untuk berbagai setting adalah sebagai berikut:

Tabel 2.5.Kapasitas Cone Crusher (7)

Openi
ng open
Capacities
/closed side
Mod min setting
el
d d

(mm) Tph (mm tph (mm


) )

56 -
71 16 12.5 33 40

2 78 - 19 20 54 65

93 22 25 63 65

100 -

Universitas Sumatera Utara


111

103 -
115
36 20 90 65
124 -
3 50 25 125 65
143
90 40 160 80
180 -
196

130 -
144
85 25 180 65
157 -
176 105 32 225 80
4
182 - 140 40 270 100
204
150 40 300 100
216 -
237

131 -
150
100 25 225 80
205 -
224 150 40 280 100
4
229 - 200 50 320 100
253
215 50 370 125
242 -
270

196 - 215 40 345 100


208
5 270 50 410 100
219 -
241 280 50 580 125

Universitas Sumatera Utara


251 - 420 80 610 125
276

343 -
368

254 -
680
279
330 38 100 80
292 -
0
324 450 45 100
7 125
343 - 680 65 125
0
378
780 75 125
125
425 -
0
460

Sumber : Rochmanhadi, Ir., Alat-Alat Berat dan Penggunaannya, Dep.Pekerjaan

Umum, Jakarta 1982

Hubungan antara tabel II-5 dan rumus kapasitas cone crusher adalah bahwa

setting pada tabel dan ukuran rata-rata material hasil pemecahan (d),berbanding lurus

dengan kapasitas.

II.3.4 Kapasitas Hammmermill Crusher

Kapasitas Hammmermill Crusher (3)adalah sebagai berikut:

Q=kapasitas crusher ,m3/jam

D=diameter rotor ,m

L=panjang terpakai rotor,m

Kapasitas hammer mill crusher untuk berbagai setting adalah sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara


Tabel 2.6.kapasitas hammmermill crusher (ton/jam)

%
& & & & & #

#
$ " "

Sumber : Rochmanhadi, Ir., Alat-Alat Berat dan Penggunaannya, Dep.Pekerjaan

Umum, Jakarta 1982

Hubungan antara tabel II-6 dan rumus kapasitas hammmermill adalah bahwa

semakin besar diameter rotor semakin kecil kecepatan poros dan semakin besar pula

kapasitas hammmermill.

II.3.5 Kapsitas Roll Crusher

Rumus dari Kapsitas Roll Crusher (3) adalah sebagai berikut:

Dimana:

Q = kapasitas crusher (ton/jam)

L =panjang roll,(m)

D =diameter roll,(m)

n =Kecepatan rotasi roll,rpm

Universitas Sumatera Utara


d =Celah diantara roll,(m)

= Bulk density material,t/m3

Kapasitas roll crusher untuk berbagai setting adalah sebagai berikut :

Tabel 2.7.Kapasitas roll crusher (ton/jam)

' !
)

(
* +* & & & " "

,
$ ,

,
$ ,

,
$ ,

,
$ ,

,
$ ,

Sumber : Rochmanhadi, Ir., Alat-Alat Berat dan Penggunaannya, Dep.Pekerjaan

Umum, Jakarta 1982

Keterangan :

-yang disebut pertama ( 16,24,30,40,dan 54) adalah diameter roll dan yang

kedua (16,16,18,24,dan 24)

Universitas Sumatera Utara


Adalah panjang roll

-feed factor = 0,085.R

Hubungan antara tabel II-7 dan rumus kapasitas roll crusher adalah bahwa

diameter (D) dan panjang roll pada tabel, berbanding lurus dengan kapasitas roll

crusher.

II.4. Kriteria Pengaturan Stone Crusher

Dalam pengaturan stone crusher perlu diketahui hal-hal sebagai berikut:

a) Untuk perhitungan produksi stone crusher dapat dipergunakan rumus (6):

Dimana:

P:Produksi per jam (ton/jam)

Q:Kapasitas stone crusher (ton/jam)

E:job efficiency

Untuk job effeiciency ini dapat dilihat pada tabel II-8.

Tabel 2.8 job efficiency

Oper Maintenance of machine

ating Exce Go Nor Rat Po


Condition llent od mal her poor or

Exce 0,8 0,7 0,6


0,38 0,76
llent 1 0 3

Goo 0,7 0,6 0,6


0,78 0,71
d 5 0 0

Nor 0,72 0,6 0,65 0,6 0,5

Universitas Sumatera Utara


mal 9 0 4

Rath 0,6 0,5 0,4


0,63 0,57
er poor 1 2 5

0,5 0,4 0,3


Poor 0,52 0,47
0 2 2

Sumber: Dirjen Bina Marga,(2008). Peralatan, Dep.Pekerjaan Umum, Jakarta

b) Prinsip pekerjaan crusher

Prinsip pekerjaan crusher merupakan rentetan-rentetan pengurangan ukuran

batu,maka untuk mengetahui tingkat pemecahan itu ditunjukkan oleh suatu istilah

yang disebut ratio of reduction.ratio of reduction adalah perbandingan antara

ukuran maksimum feed(F) dari crusher dengan setting(s). Selain ratio of reduction

pada pekerjaan crushing juga dikenal istilah stage of reduction,karena pada setiap

langkah crushing terjadi pengurangan-pengurangan ukuran batu.Ratio of Reduction

ini dikatakan sebagai selisih antara ukuran maksimum batu yang dihasilkan nya.lebih

lanjut ratio of reduction untuk berbagai jenis crusher dapat dilihat pada tabel II-9.

Tabel 2.9 ratio of reduction

Type crusher Model kecil Model besar

Jaw crusher 5 10 6 14

Gyratory crusher 3 -6 6 -8

Cone crusher 29 5 15

Twin roll crusher 1 -3 1 -9

Hammer mill 6 -24 5 -48

Universitas Sumatera Utara


C) Grid Chart untuk Output Crusher

Setiap crusher mempunyai sifat sifat yang berbeda dalam menghasilkan

gradasi ,walaupun kita beri setting yang sama.Hasil-hasil pemecahan batu ini tentu

saja dalam bermacam-macam ukuran sampai yang berukuran debu sekalipun.Untuk

membantu pra penentuan hasil pemecahan dalam berbagai setting yang diberikan

pada crusher,maka digunakan Grid Chart ,Hal ini juga penting untuk menentukan

kapasitas tahap selanjutnya.Grid Chart ini dapat dilihat pada tabel II-10.

Universitas Sumatera Utara


Sumber : Rochmanhadi, Ir., Alat-Alat Berat dan Penggunaannya, Dep.Pekerjaan

Umum, Jakarta 1982

Dari tabel dapat dilihat ,bahwa pada setting 1 ,maka hasil crusher yang

bergradasi lebih kecil atau sama dengan 5/8 adalah sebesar 35%,sedang jika diberi

setting 2 maka yang bergradasi di bawah 5/8 adalah sebesar 32% lolos

(passing),atau sisanya (retained) lebih kurang 68% untuk diatas ukuran 5/8 .Dari

sini dapat diperoleh keterangan bahwa jika suatu jenis crusher pada setting 2

mempunyai kapasitas 43 ton per jam dan gradasi yang diperlukan %/8,maka pada

setting 2 ini memerlukan secondary crusher dengan kapasitas minimal 68% 43

ton/jam=29 ton/jam.

Universitas Sumatera Utara


II.5..Kombinasi Stone Crusher

Dari beberapa jenis stone crusher yang ada perlu dikombinasikan antara satu

jenis dengan yang lain.Hal ini tentunya untuk mendapatkan agregat dengan ukuran

yang diinginkan atau gradasi yang minimal mendekati gradasi yang minimal

mendekati gradasi yang diinginkan.Kombinasi yang umum adalah jenis primary

crusher dengan jenis secondary crusher .Contohnya antara lain sebagai berikut:

- Jaw crusher + cone crusher + screen

- Jaw Crusher +roll crusher +screen

- Impact crusher + roll crusher + screen

Pada gambar II 10 dapat dilihat salah satu proses pemecahan batu dengan

kombinasi stone crusher.

Gambar 2.11 Proses Pemecahan Batu

Universitas Sumatera Utara


II.6.Dimensi Stone Crusher

Dalam penempatan stone crusher tentunya diusahakan untuk tidak jauh dari

quarry(sumber material).Disamping itu juga lokasi yang akan ditentukan ditentukan

harus disesuaikan dengan dimensi stone crusher tersebut.Dimana dimensi disini

adalah ukuran crusher.Hal ini adalah untuk menyesuaikan dengan luas lokasi dan

kekuatan tanah dimana stone crusher akan ditempatkan.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai