Anda di halaman 1dari 26

PERWUJUDAN ASAS AL laba dalam jumlah tertentu.

Hasil
penelitian menunjukkan bahwa dari
MUSAWAH DALAM AKAD
tujuh kelompok klausul yang di
PEMBIAYAAN MURABAHAH dalamnya terdapat hak dan
kewajiban dari kedua belah pihak,
PADA PERBANKAN SYARIAH
terdapat dua kelompok yang tidak
Wicaksana Wahyu Prasetya1, sesuai dengan asas (Al Musawah):
Bambang Winarno2, Abdul Rachmad yaitu kelompok klausul tentang
Budiono3 Jumlah Pembiayaan, Bentuk
Program Studi Magister Kenotariatan Pembiayaan, Tujuan Pembiayaan dan
Fakultas Hukum Batas Waktu Pembiayaan, di dalam
Universitas Brawijaya pasal tentang jumlah Pembiayaan
Email : wah.pras@gmail.com seharusnya mencantumkan proses
negoisasi antara kedua belah pihak,
dan dalam batas waktu memasukkan
Abstraksi secara jelas batas dalam bentuk
rentang (minimal-maksimal) dan
Akad Pembiayaan Murabahah kelompok klausul tentang
merupakan produk yang dikeluarkan Affirmative Covenant yang berisi
oleh bank yang menggunakan prinsip akumulasi kewajiban nasabah,
Syariah dalam operasionalnya, yang seharusnya mencantumkan tentang
dalam kurun waktu singkat mampu denda tunggakan harus berdasar
menjadi produk pembiayaan yang kesepakatan kedua belah pihak dan
digemari masyarakat. Penelitian ini tercantum dalam akad pembiayaan.
bertujuan untuk melakukan Kata kunci: akad pembiayaan, Al
identifikasi, mendeskripsikan dan Musawah, Murabahah
analisis perwujudan asas Al
Musawah dalam Akad pembiayaan Abstract
Murabahah di perbankan Syariah,
maka penelitian ini jenis penelitian Murabahah Covenant is a product
normatif yang menggunakan issued by banks that use Sharia
pendekatan Statute Approach dan principles in their operations, which
Conceptual approach. Murabahah in a short span of time to become a
adalah jual beli barang pada harga popular public financing products.
asal dengan tambahan keuntungan This research aims at identifying,
yang disepakati antara pihak bank describing and analyzing the
dan nasabah. Dalam Murabahah, realization of the Al Musawah
penjual menyebutkan harga principle of Murabahah financing in
pembelian barang kepada pembeli, Islamic banking, this study is the
kemudian ia mengisyaratkan akan type of research that uses the
approach Statute Normative
1
Approach and Conceptual approach.
Mahasiswa Fakultas Murabahah is a sale and purchase of
Hukum; Program Studi Magister goods at home with the added
Kenotariatan. advantage that agreed between the
2
Pembimbing Utama. bank and the customer. In
Hukum Ekonomi Murabahah, the seller said the
3
Pembimbing Kedua. Hukum purchase price of the goods to the
Perburuhan dan Hukum Islam

1
buyer, then hinted he would return in konvensional di Indonesia, ada bank
a certain amount. The results showed
syariahnya, contohnya: BNI
that of the seven groups of clauses in
which there are rights and Syariah, Syariah Mandiri, dan lain-
obligations of both sides, there are
lain.
two groups that do not comply with
the principle (Al Musawah): the Pembentukan bank syariah
group of clause about Total
semula memang banyak diragukan,
Financing, Financing Forms, Purpose
Financing and Financing Deadline, karena (a) banyak yang menganggap
in the article about the amount of
bahwa sistem perbankan bebas bunga
financing should include negotiation
process between the two sides, and (interest free) adalah suatu yang
the deadline to enter is clearly a limit
tidak lazim dan tidak mungkin
in the form of range (minimum-
maximum) and the clause on dilakukan; (b) adanya pertanyaan
Affirmative Covenant containing the
tentang bagaimana bank akan
accumulation of customer
obligations, should include penalties membiayai operasinya.
on arrears should be based agreement
Tetapi dilain pihak, bank
of the parties and specified in the
financing agreement. Islam adalah satu alternatif sistem
Keyword: Financing contract, Al
ekonomi Islam, yang dapat
Musawah, Murabahah
menentramkan para penganut agama
A. PENDAHULUAN
Islam, karena dapat menjalankan
A.1 Latar Belakang kebutuhan mereka di dunia tanpa

Bank syariah merupakan melanggar aturan (syariat) yang ada

lembaga keuangan yang usaha dalam Al- Quran dan Hadits4.

pokoknya memberikan kredit dan Beberapa produk pembiayaan dari

jasa-jasa lain dalam lalu lintas Bank Syariah yang sering digunakan

pembayaran serta peredaran uang adalah Murabahah, Mudharabah dan

yang beroperasi disesuaikan dengan Musyarakah.

prinsip-prinsip syariah. Murabahah adalah jual beli

Walaupun Bank Syariah barang pada harga asal dengan

merupakan lembaga keuangan yang tambahan keuntungan yang

relatif baru dalam dunia perbankan, 4


M. Luthfi Hamidi, Jejak-
namun mengalami perkembangan jejak Ekonomi Syariah,Senayan
Abadi Publishing, Jakarta, 2003,
yang cukup signifikan pada lima
hlm. 6.
tahun terakhir. Sebagian bank-bank

2
disepakati antara pihak bank dan harus dilakukan setelah barang
nasabah. Dalam Murabahah, penjual secara prinsip menjadi milik bank.
menyebutkan harga pembelian Data yang ditampilkan oleh
barang kepada pembeli, kemudian ia Bank Indonesia pada bulan
mengisyaratkan akan laba dalam September 2012 nampak bahwa dari
jumlah tertentu. sisi jumlah bank-nya, terdapat hanya
Pada perjanjian Murabahah, 3 (tiga) bank umum syariah pada
bank membiayai pembelian barang tahun 2006 menjadi 11 (sebelas)
yang dibutuhkan oleh nasabahnya pada September 2010, dengan
dari pemasok, dan kemudian jumlah kantor 249 pada tahun 2006
menjualnya kepada nasabah dengan menjadi 1650 pada September 2012.5
harga yang ditambah keuntungan Adapun tentang komposisi
atau di mark up. Transaksi pembiayaan yang diberikan oleh
Murabahah merupakan pembiayaan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha
mayoritas dari total penyaluran dana Syariah mulai tahun 2006 nampak
bank syariah, hingga ada kesan terjadi trend kenaikan yang cukup
bahwa semua transaksi penyaluran signifikan.
dana diMurabahahkan. Pada mudharabah dari 4.062
Namun, ada kalanya bank milyar menjadi 11.359 milyar (naik 3
syariah tidak mau repot dengan (tiga) kali lipat); musyarakah dari
langkah-langkah pembelian barang 2.335 milyar menjadi 24.481 milyar
(berposisi sebagai sebagai penjual), (naik 10 (sepuluh kali lipat);
sehingga digunakanlah akad wakalah Murabahah dari 12.624 milyar
untuk memberikan kuasa kepada menjadi 77.153 milyar (naik 6
nasabah untuk membeli barang (enam) kali lipat); salam kosong;
tersebut. istishna 337 milyar menjadi 361
Terhadap praktek ini, Majelis milyar; ijarah 836 milyar menjadi
Ulama Indonesia dalam fatwanya 6.054 milyar; (naik 7 (tujuh) kali
menetapkan bahwa jika bank hendak 5
Fathurahman Djamil (et.al)
mewakilkan kepada nasabah untuk dalam Bagya Agung Prabowo;
membeli barang dari pihak ketiga, Aspek Hukum Pembiayaan
Murabahah pada Perbankan
maka akad jual beli Murabahah Syariah; UII Press; Yogyakarta;
2012; hlm. 48-50.

3
lipat); qard 250 milyar menjadi undang Hukum Perdata (disingkat
10.949 milyar (naik 44 (empat puluh KUHPer) yang mengenal asas
empat) kali lipat); sampai September kebebasan berkontrak, asas
2012.6; Kesimpulannya adalah personalitas, dan asas itikad baik;
kenaikan yang lipatannya paling dalam hukum adat mengenal asas
tinggi ada pada pembiayaan qard, terang, tunai dan riil, maka dalam
tetapi dari jumlah uang yang hukum Islam juga mengenal asas-
diberikan dalam pembiayaan asas hukum perjanjian:7
Murabahah yang tertinggi, yaitu 1. Al Hurriyah (kebebasan)
2. Al Musawah (persamaan atau
77.153 milyar.
kesetaraan)
Hal yang demikian itu dapat 3. Al Adalah (keadilan)
4. Ar Ridha (kerelaan)
dimengerti, karena qard merupakan
5. Ash Shidiq (kebenaran dan
pembiayaan yang tanpa imbalan, tapi kejujuran)
6. Al Kitabah (tertulis)
pasti jumlah pinjamannya tidak besar
dan tentu saja ini digemari oleh Di antara 6 (enam) asas-asas
peminjam. Dengan demikian akad hukum perjanjian pada hukum Islam
Murabahah dari jumlah pemberian tersebut dalam hal akad Murabahah
biayanya paling menarik untuk asas al musawah demikian
diteliti, apakah dengan jumlah pentingnya, karena dari ke enam asas
pembiayaan yang tinggi tersebut tersebut al musawah merupakan awal
akad Murabahah ini sudah dari adanya asas-asas yang lain: ar
menerapkan asas-asas dalam prinsip ridha atau kerelaan, al hurriyah atau
syariah yang terdapat pada klausul- kebebasan seseorang untuk membuat
klausul akad maupun kesepakatan menyetujui pembuatan perjanjian, al
pada prosedur pemberian adalah atau adanya keadilan serta as
pembiayaannya. shidiq atau kebenaran dan kejujuran.
Bagya Agung Prabowo Asas Musawah dalam akad
mengemukakan tentang asas-asas atau perjanjian dapat diartikan
akad Murabahah, seperti hukum sebagai persamaan atau kesetaraan,
perjanjian dalam Kitab Undang- dalam hukum kontrak menggunakan

6 istilah keseimbangan. Asas ini


Bank Indonesia; Statistik
Perbankan Syariah; September
7
2012; hlm. 18. Op Cit. hlm. 53.

4
merupakan pelaksanaan dari prinsip pertukaran hak dan kewajiban yang
itikad baik, prinsip transaksi yang berlangsung secara adil.8
dilandasi oleh kejujuran dalam Prosedur pemberian akad
menentukan sesuatu hal, termasuk di Murabahah dimulai dengan
dalamnya dalam hal menentukan informasi yang diberikan oleh pihak
margin keuntungan karena bank syariah melalui brosur-brosur
nantinya akan berakibat dalam yang ada disediakan secara gratis di
penentuan margin pada dasarnya ada kantor-kantor bank syariah setempat
perbedaan dalam angsuran antara 2 atau brosur yang dibuat oleh penjual
(dua) tahun dengan angsuran dengan barang, para developer toko-toko
jangka waktu lebih dari 2 (dua) tahun yang menjual barang yang dapat
(yang terjadi adalah pembayaran dibeli secara angsuran.
angsuran lebih besar dari pada yang Pada brosur tersebut
seharusnya). dikemukakan bahwa konsumen dapat
Ruang lingkup dan daya kerja membeli rumah atau barang tersebut
asas proporsionalitas tampak lebih dengan pembayaran secara angsuran
dominan pada kontrak komersial. di bank syariah. Penawaran bisa juga
Dengan asumsi dasar bahwa karakter dilakukan oleh penjual barang
kontrak komersial menempatkan dengan mendatangi kantor,
posisi para pihak pada kesetaraan, perusahaan atau tempat-tempat kerja
maka tujuan para pihak yang lain yang membutuhkan alat
berkontrak (disebut juga para elektronik, lap top misalnya atau
kontraktan) yang berorientasi pada berbagai cara yang lain. Kalau ada
keuntungan bisnis akan terwujud, calon nasabah yang berminat, maka
apabila terdapat pertukaran hak dan bisa meminta informasi lebih detail
kewajiban yang fair (proporsional). kepada bagian pemasaran pihak
Asas proporsional tidak dilihat dari penjual barang yang nanti akan dibeli
konteks keseimbangan matematis,
tetapi pada proses dan mekanisme
8
Agus Yudha Hernoko,
Hukum Perjanjian: Azas
Proporsionalitas dalam Kontrak
komersial, Yogyakarta: LBM, 2008,
hlm. 70.

5
oleh pihak bank dan atau costumer janji tentang harga barang yang
service bank syariah. kemudian dibayar secara angsuran
Kemudian calon nasabah telah pula memenuhi asas-asas yang
diwajibkan untuk mengisi ada pada hukum perjanjian Islam
application-form yang telah tersedia; khususnya dalam perbankan syariah.
setelah disepakati margin Pada dasarnya ada 2 (dua)
keuntungannya, ditandatanganilah pendapat tentang standar kontrak.
akad Murabahah yang disediakan Pendapat pertama adalah yang
juga oleh pihak bank syariah. Jadi memperbolehkan standar kontrak
semua form telah tersedia, walaupun dibuat sepihak oleh pengusaha dan
form tersebut ada bagian yang atau pemilik modal atau pemberi
kosong yang kemudian diisi oleh hutang (creditor) dengan alasan:
kedua pihak dari hasil kesepakatan.9 mereka membuat standar kontrak
Proses yang demikian itu sedemikian rupa, supaya dapat
merupakan pertanyaan yang penting melindungi kepentingan mereka,
dari akad Murabahah ini, yaitu: apa yaitu modalnya pasti kembali dan
bedanya dengan prosedur kredit mereka mendapat pembagian
pembelian barang dari bank keuntungan, asal standar kontrak
konvensional, hal ini dipergunakan tersebut tidak bertentangan dengan
untuk melihat perwujudan benarkah peraturan perundang-undang yang
pihak nasabah sebagai pembeli berlaku.
barang mendapatkan keleluasaan Adapun perundang-undangan
untuk menentukan margin yang dimaksud dalam hal ini adalah
keuntungannya yang kemudian Undang-undang Nomor 8 Tahun
dituangkan dalam akad Murabahah 1999 tentang Perlindungan
tersebut; apakah klausul-klausul Konsumen. Jadi nasabah akad
dalam akad tersebut yang merupakan Murabahah merupakan salah satu
standar kontrak akan mendukung dari konsumen sebagaimana yang
dimaksud dalam undang-undang
9 tersebut.
Hasil observasi awal
terhadap para nasabah murabahah Sedangkan pada pendapat
dengan menganalisis semua berkas
yang didapat dari nasabah yang kedua, yaitu pihak yang tidak
bersangkutan.

6
memperbolehkan, lebih pada alasan perundang-undangan yang berlaku
bahwa pembuatan standar kontrak dan terkait dengan pemberian
oleh satu pihak saja, pasti akan pembiayaan pada perbankan syariah
menguntungkan pihak yang pada umumnya dan akad Murabahah
membuatnya dan di sisi lain akan khususnya, untuk mengevaluasi
memberatkan bagi pihak nasabah apakah terdapat kesesuaian antara
atau penerima modal (debitor). Oleh peraturan perundang-udangan yang
karena itu, kesepakatannya terkait dengan asas al musawah yang
merupakan kesepakatan yang terdapat dalam prinsip syariah.
terbatas. Sedangkan pendekatan
Nasabah atau penerima modal konsep digunakan dalam upaya
terbatas pilihannya, menerima modal menganalisis dan mengkaji konsep
atau dalam hal Murabahah membeli adanya asas al musawah dalam
rumah melalui Bank Syariah, berarti standar-standar kontrak dari
menerima semua syarat yang ada perbankan syariah yang ditentukan.
dalam standar kontrak yang Bahan hukum primer,
tersedia.10 Oleh karena itu penting sekunder dan tersier digunakan dan
untuk mengkaji tentang apakah asas menggunakan teknik interpretasi
al Musawah telah diwujudkan dalam restriktif dalam analisisnya. Bahan
akad pembiayaan Murabahah dalam hukum berwujud kata, frase, kalimat,
Perbankan Syariah. proposisi, dalil dan prinsip; juga di
analisis dengan studi dokumen yang
A.2 Metode Penelitian menggunakan teknik analisis isi,

Penelitian ini merupakan yang kemudian untuk mencari

normative yang menggunakan hubungan logis antar bahan hukum

pendekatan statute approach dan tersebut; yang kemudian diharapkan

conceptual approach. Pendekatan akan memperoleh kejelasan adanya

perundang-undangan digunakan penerapan asas al musawah dalam

untuk mengkaji semua peraturan standar kontrak dari pemberian


pembiayaan dengan menggunakan
10
Adrian Sutedi, Perbankan akad Murabahah pada perbankan
Syariah : Tinjauan dan Beberapa
Segi Hukum, Ghalia Indonesia, syariah yang telah ditentukan.
Bogor, 2009, Hlm. 177.

7
Hal lain yang juga terkait erat

B. HASIL DAN PEMBAHASAN dengan perbankan syariah adalah


penting tanggungjawab dari berbagai
B.1 Analisis Perwujudan Asas
Al Musawah Dalam pihak dengan menjunjung tinggi
Kelompok Klausul Akad hukum yang berkeadilan bagi semua
Pembiayaan Murabahah pihak. Untuk tercapainya bentuk
Dalam perbankan Syariah keadilan dan keseimbangan dalam
yang harus dipahami sebelumnya hal lalu lintas perbankan syariah
bahwa Bank yang dalam khususnya dalam bentuk pembiayaan
operasionalnya menggunakan prinsip jual beli (Murabahah), maka sangat
syariah, tunduk pada dua aturan yang penting dalam sebuah perjanjian atau
didalamnya memberikan batasan- dalam istilah yang digunakan
batasan terkait operasional bank perbankan Syariah sebagai Akad
tersebut. Bank Syariah tunduk pada dipenuhinya unsur-unsur yang
peraturan Hukum Positif yang seimbang dalam proses pembuatan
berlaku di Indonesia dan Hukum dan isi dari klausul di dalam Akad
Islam sesuai dengan Al Quran dan Al tersebut.
Hadits. Keseimbangan disini dapat
Harapan dengan tetap mempunyai arti sebagai
diaturnya tentang perbankan syariah keseimbangan hak dan kewajiban
ini sendiri dalam dua peraturan dari kedua belah pihak Bank sebagai
hukum adalah sebagai bentuk fungsi Penjual (Bai) dan Nasabah sebagai
dari Negara hukum yang dalam Pembeli (Musytari). Jangan sampai
segala perbuatan selalu didasarkan dalam suatu Akad yang dibuat
pada ketentuan atau peraturan yang tersebut merugikan salah satu pihak,
berlaku demi keadilan. Hal ini karena akad atau perjanjian tersebut
menjadi bentuk kewenangan dari menjadi Undang-undang bagi
Negara sebagai penguasa dalam mereka yang membuatnya seperti
mengatur segala hal yang terkait yang tercantum dalam KUHPerdata
dengan lalu lintas keuangan dan Pasal 1338.
demi kepastian hukum bagi para Umumnya yang dilakukan
pihak yang terkait di dalamnya. dalam perbankan Syariah adalah

8
membuat suatu bentuk pihak nasabah sebagai konsumen, hal
perjanjian/Akad yang telah ini sebagai bentuk perwujudan fungsi
dibakukan isinya (boilerplate) atau negara dalam kewenangan nya untuk
Standar kontrak. Hal ini sering membuat peraturan yang melindungi
menyebabkan perjanjian tersebut secara hukum bagi masyarakat.
menjadi memenuhi kepentingan dan Secara jelas peraturan ini
melindungi bagi salah satu pihak tercantum dalam Undang-undang
saja, sedangkan bagi pihak yang lain No. 8 Tahun 1999 tentang
akan memberatkan. Perlindungan Konsumen, yang
Sebenarnya ketentuan dalam secara khusus dalam Pasal 18
pembuatan perjanjian baku ini mengatur tentang klasula baku yang
dilakukan oleh pihak Perbankan diperbolehkan dengan syarat-syarat
Syariah dikarenakan untuk yang tidak boleh dilanggar oleh
efektivitas karena untuk memenuhi pihak produsen dalam hal ini pihak
permintaan pembiayaan terutama Bank sebagai Penjual.
dalam produk Murabahah yang Untuk melihat bentuk
tinggi dari masyarakat. Namun perwujudan dari asas keseimbangan
tentunya hal ini tidak boleh atau kesetaraan yang dalam asas
mengidahkan dari ketentuan perjanjian sesuai Islam disebut
mengenai kesepakatan yang harus dengan Al-Musawah, maka
seimbang dari kedua belah pihak. diperlukan bentuk analisis terhadap
Di dalam ketentuan Etika kelompok klausul yang di dalamnya
Bisnis Islam perjanjian yang dibuat terdapat hak dan kewajiban dari
secara baku ini diperbolehkan hanya kedua belah pihak dalam Akad
dengan tidak melanggar ketentuan Pembiayaan Murabahah.
yang berlaku, tidak merugikan bagi
B.2 Analisis Perwujudan Asas
kedua belah pihak yang mengadakan
Al Musawah Dalam
perjanjian dan selama membawa
Kelompok Klausul
manfaat bagi kemaslahatan
Representation And
masyarakat. Hal ini lebih ditegaskan
Warranties
lagi dalam bentuk pembuatan
peraturan yang melindungi bagi

9
Kemudian dalam Klausula dalam akad Bank Syariah Mandiri
tentang Reprensentation and sebagai berikut:
Warranties ini terkait erat dengan Bahwa pihak nasabah telah
fakta yang ada bagi nasabah. mengajukan permohonan
fasilitas pembiayaan kepada
Mengenai status hukum, keadaan
BANK untuk membeli barang
keuangan dan lain-lain yang menjadi ............sebagaimana
dasar bagi pihak bank untuk didefinisikan dalam akad ini,
dan selanjutnya BANK
melakukan analisis terhadap
menyetujui........pembiayaan
pengajuan permohonan pembiayaan Murabahah sesuai dengan
yang diajukan oleh nasabah. ketentuan dan syarat-syarat
yang berlaku dalam akad ini.
Adapun pada akad BNI
Syariah hanya menjelaskan bahwa Berdasarkan pada bentuk
penerima pembiayaan membutuhkan surat permohonan yang dibuat oleh
sejumlah dana untuk pembelian suatu pihak calon nasabah untuk memohon
barang dan bank menyetujui pembiayaan, bersamaan dengan
pembiayaan dengan prinsip pengisian form aplikasi pengajuan
Murabahah. Seperti yang tercantum didalamnya juga terdapat
dari Bank BNI Syariah yang kelengkapan identitas dari calon
menyebutkan : nasabah dan persyaratan pengajuan.
Bahwa para pihak menjelaskan Jadi pengajuan permohonan yang
bahwa Penerima pembiayaan
membutuhkan sejumlah dana dibuat oleh nasabah disini menjadi
untuk pembelian ...., dan dasar bagi pihak Bank untuk
berdasar surat no.
...tanggal..........menyetujui melakukan Appraisal dan analisis
pembiayaan dengan prinsip terhadap kelayakan calon nasabah
Murabahah kepada penerima
pembiayaan untuk merima pembiayaan. Pihak
Pada Bank Syariah Mandiri Bank harus menggunakan prinsip
juga disebutkan bahwa NASABAH kehati hatian sesuai dengan yang
telah mengajukan permohonan ditentukan oleh Bank Indonesia.
fasilitas pembiayaan kepada BANK Dalam hal ini, sebenarnya
untuk membeli barang, dan BANK yang lebih penting terlihat pada
menyetujui. Seperti yang disebutkan prosedur awal disaat pihak calon
nasabah mengajukan permohonan

10
pembiayaan, bagi pihak Bank sendiri Pembiayaan, Bentuk
mempunyai Hak untuk menilai atau Pembiayaan Dan Batas
melakukan analisis dan melakukan Waktu
penolakan yang berdasar ketentuan Tujuan Perjanjian
terhadap kelayakan calon nasabah pembiayaan murabahah adalah
untuk menerima pembiayaan. Bank memberikan pembiayaan dengan
juga berkewajiban untuk melakukan dasar jual beli mengenai suatu
analisis mendalam terhadap calon barang dengan harga sebesar harga
nasabah dengan memegang pokok ditambah dengan keuntungan
ketentuan prinsip kehati-hatian dan yang disepakati bersama dengan
memegang alat analisis berdasar pembayaran ditangguhkan dalam
prinsip 5C. jangka waktu sesuai kesepakatan.
Bagi Pihak Nasabah Dari dua akad yang tercantum
mempunyai hak untuk mengajukan menyebutkan secara jelas bahwa
permohonan pembiayaan dan tujuan pembiayaan adalah pengadaan
mendapatkan penilaian terhadap barang. Seperti pada contoh Bank
kelayakan calon nasabah secara BNI Syariah tujuan pembiayaan
objektif. Nasabah juga berkewajiban adalah untuk membeli tanah dan
untuk menyerahkan kelengkapan bangunan yang terletak pada lokasi
data mengenai status hukum, dan tertentu. Sedangkan pada BSM
segala hal terkait dengan keadaan menyebutkan bahwa tujuan
keuangan sesuai kondisi sebenarnya. pembiayaan adalah untuk Pembelian
Pada dasarnya dalam kelompok rumah tinggal. Tujuan pembiayan ini
klausul yang telah dibuat oleh ke 2 harus disampaikan secara jelas dan
(dua) BANK diatas telah sesuai dan detil, karena hal inilah yang dapat
menampakkan bentuk keseimbangan menjamin bagi kedua belah pihak
atau kesetaraan sesuai dengan asas agar dapat mendapat perlindungan
Al-Musawah. hukum lebih baik.
B.3 Analisis Perwujudan Asas Al Dalam bentuk jumlah
Musawah Dalam Kelompok pembiayaan juga disebutkan secara
Klausul Tentang Jumlah jelas dan detil pada kedua belah
Pembiayaan, Tujuan pihak BANK yang menyebutkan

11
berapa harga pokok, margin membuat klausula baku, selama tidak
keuntungan dan jangka waktu bertentangan dengan pasal tersebut.
tersebut jelas. Selain itu dalam bentuk etika
Hanya saja yang menjadi bisnis Islam memperbolehkan
permasalahan terlihat pada prosedur menggunakan standar kontrak
sebelum akad dibuat terkait dengan selama tidak merugikan salah satu
hak dari BANK untuk menentukan pihak dan bermanfaat bagi
margin keuntungan dan kemaslahatan umat.
berkewajiban untuk memberikan Dalam asas perjanjian
kesempatan bagi NASABAH untuk menurut hukum Islam sendiri
melakukan negoisasi (tawar mengatur tentang beberapa asas yang
menawar terhadap kesepakatan antara lain di dalamnya adalah Al-
margin keuntungan, bagi pihak Musawah (kesetaraan) atau
NASABAH mempunyai hak untuk keseimbangan yang berarti kedua
menentukan lama atau jangka waktu belah pihak yang mengikatkan diri
pembiayaan dan berkewajiban untuk dalam akad pembiayaan tersebut
melakukan pembayaran sesuai mempunyai hak dan kewajiban yang
dengan kesepakatan yang dilakukan sama dalam menentukan bargaining
dengan pihak BANK. position dan terms and condition
Dalam kondisi umum yang dalam klausul-klausul yang dibuat.
dilakukan pihak Bank masih Hal ini menampakkan secara
menggunakan bentuk dari kontrak jelas bahwa sebagai negara yang
baku yang dibuat secara sepihak, hal berdasarkan atas hukum kita harus
ini tidak menjadi masalah ketika menjunjung tinggi nilai-nilai
sesuai dengan ketentuan yang keseimbangan di mata hukum.
tertuang dalam Pasal 18 Undang- Sebagai bentuk pengawasan dalam
undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang melaksanakan kewenangannya untuk
Perlindungan Konsumen yang bank syariah Majelis Ulama
didalamnya mengatur tentang pihak Indonesia melalui Dewan Syariah
pelaku usaha dalam hal ini Bank Nasional harus melakukan
Syariah diperbolehkan untuk pengawasan terhadap terlaksananya
kesetaraan atau keseimbangan (asas

12
Al-Musawah) dalam praktik pada suku bunga Bank Indonesia
perbankan Syariah. yang secara jelas bertentangan
Asas Al-Musawah ini dengan larangan dalam hukum Islam
sebenarnya menjadi dasar untuk asas yakni pembebanan bunga adalah
yang lain dapat berjalan sebagaimana Riba dan hukumnya Haram11.
mestinya sesuai ketentuan seperti Hal ini terlihat dalam bentuk
asas Al Adalah (keadilan) yang perhitungan dalam menentukan
sesuai dengan proporsional masing- margin keuntungan yang digunakan
masing pihak. dalam Bank BNI Syariah yang
Adil disini tidak berarti menggunakan nilai 40% dari suku
kesamaan dalam mendapatkan bunga bank Indonesia dengan dasar
bagian (50:50), tapi bisa saja bentuk untuk menjaga nilai fluktuatif (naik
dari adil disini adalah (60:40) turunnya) kondisi perekonomian di
tergantung pada hak dan kewajiban Indonesia, demikian pula yang
yang sesuai proporsinya. Kemudian dilakukan oleh BSM yang
asas Ar Ridha yang berarti kerelaan menggunakan kurang lebih 55% dari
yang mempunyai pengertian dalam suku bunga bank Indonesia dengan
pembuatan kesepakatan tidak boleh sistem bunga Flat untuk menentukan
ada pihak yang merasa terpaksa besarnya Margin keuntungan.
dalam menjalani isi klausul-klausul Dalam menentukan besarnya
tersebut. angka yang digunakan sebagai dalih
Sesuai ketentuan yang untuk melakukan Mark Up yang
berlaku dan mengatur tentang tidak sesuai dengan prinsip hukum
Margin keuntungan yang akan Islam, karena hal ini jelas akan
menentukan jumlah pembiayaan memberatkan pihak nasabah terlebih
adalah berdasarkan pada kemampuan jika tidak diberikan kesempatan oleh
nasabah dalam melakukan pihak BANK untuk melakukan tawar
pembayaran sesuai dengan jangka
waktu yang disepakati. 11
Karim, Adiwarman. A,
Namun hal ini menjadi tidak Bank Islam, Analisis Fiqih dan
berlaku disaat pihak Bank Syariah Keuangan, IIIT, Jakarta, 2003, hlm.
52.
masih memperhitungkan berdasar

13
menawar dalam menentukan angka Kelompok Klausul Barang
margin keuntungan ini. Agunan
Terlihat secara jelas bentuk
Dalam Islam jaminan dikenal
ketidakseimbangan atau kesetaraan
dengan istilah rahn. Rahn merupaka
(asas Al Musawah) tidak terwujud.
perjanjian penyerahan barang untuk
Kemudian hal lain yang tidak sesuai
menjadi agunan dari fasilitas
adalah ada perbedaan antara
pembiayaan yang diberikan. Dalam
pembiayaan dengan jangka waktu 2
praktek murabahah karena bank
(dua) dengan yang lebih, hal ini
nasabah tidak membayar barang
disebabkan pihak BANK memang
secara tunai, maka bank akan
menggunakan dasar jangka waktu
meminta jaminan untuk menjamin
atau lama kemampuan NASABAH
dibayarkannya angsuran.
untuk melakukan angsuran,
Sjahdeny12 menyatakan
seharusnya berapa lama kemampuan
jaminan dalam utang piutang di
nasabah untuk melakukan angsuran
tangan al-murtahin (pemberi utang,
tidak akan mempengaruhi jumlah
kreditor) hanya berfungsi sebagai
pembiayaan yang didalamnya
jaminan utang dari ar rahin (orang
terdapat margin keuntungan bagi
yang berutang). Barang jaminan baru
pihak bank.
dapat dijual/dihargai apabila dalam
Seharusnya dalam klausul
waktu yang disetujui oleh para pihak
tersebut disebutkan pula mengenai
utang tidak dapat dilunasi.
batas minimal dan maksimal untuk
Ulama fikih berpendapat rahn
jangka waktu pembiayaan yang dapat
diperbolehkan dalam Islam13 , dan
digunakan untuk mengukur, bahwa
nilai pembiayaan ini tidak 12
Sutan Remy Sjahdeni,
bergantung pada kemampuan Perbankan Islam dan Kedudukannya
nasabah dalam hal jangka waktu dalam Tata Hukum Indonesia,
Ustaka Utama Grafiti, Jakarta, 1999,
untuk melakukan pembayaran hlm. 76-77.
13
angsuran. Berdasar Surat Al Baqarah
ayat 283, Jika kamu dalam
perjalanan (dan bermuamalah secara
B.4 Analisis Perwujudan Asas tidak tunai), sedang kamu tidak
Al Musawah Dalam memperoleh seorang penulis, maka
hendaklah ada barang tanggungan
yang dipegang oleh yang

14
bersepakat menyatakan bahwa akad persyaratan kewajiban nasabah yang
rahn diperbolehkan, karena banyak akan diuraikan pada kelompok
mengandung kemaslahatan dalam klausul lainnya.
rangka hubungan sesama manusia. Berkaitan dengan jaminan,
Terkait dengan hal ini, maka maka sesuai dengan hukum Islam,
Fatwa DSN No. 04/DSN- syarat bagi barang yang akan
MUI/IV/2000 berkaitan dengan dijadikan jaminan adalah: harus
jaminan harus menjadi pedoman bagi dapat dijual dan nilainya seimbang
bank syariah. Penerapan jaminan dengan besarnya utang, bernilai, jelas
dalam pembiayaan murabahah dan tertentu, milik sah debitor, harta
berdasar fatwa tersebut yang utuh tidak bertebaran di tempat
menyebutkan: lain, dan dapat diserahkan kepada
a. Jaminan dalam murabahah pihak lain baik materi maupun
dibolehkan, agar nasabah manfaatnya14.
serius dalam pesanannya. Terdapat kesenjangan antara
b. Bank dapat meminta nasabah pedoman/acuan (das sollen) dengan
untuk menyediakan jaminan praktik (das sein) dalam hal
yang dapat dipegang. kedudukan jaminan dalam
Selanjutnya fatwa tidak pembiayaan murabahah. Ketentuan
mengatur lebih detail tentang seluk aturannya menyatakan bahwa
beluk jaminan, sehingga pihak bank kedudukan jaminan dalam
dapat leluasa menentukan besaran pembiayaan murabahah bukanlah
jaminan. Dari 2 akad yang menjadi untuk men-cover kerugian yang
objek penelitian, semua mewajibkan mungkin terjadi atas nilai modal
jaminan dalam pemberian yang dikeluarkan oleh Bai serta
pembiayaan, yang pada umumnya jaminan bukanlah syarat wajib dari
adalah berupa barang yang dibeli suatu pembiayaan murabahah,
nasabah, dengan berbagai 14
Fathurrahman Djamil,
berpiutang, dan riayat bahwa Penerapan hukum Perjanjian dalam
Rasulullah membeli makanan dari Transaksi di Lembaga Keuangan
seorang Yahudi dengan menjadikan Syariah, Sinar Grafika, Jakarta,
baju besinya sebagai barang jaminan 2012, hlm. 82.
(H.R. Al Bukhari dan Muslim dari
Aisyah binti Abu Bakar).

15
jaminan hanya diperbolehkan agar Pada perjanjian murabahah,
musytari serius dengan yang maka uang muka dapat dikategorikan
diperjanjikan dimuka. Namun dalam sebagai klausula condition precedent.
praktiknya, jaminan merupakan suatu Fatwa tentang uang muka dalam
keharusan di mana apabila suatu murabahah ditetapkan Dewan
pembiayaan murabahah diadakan Syariah Nasional dalam Fatwa
dengan tanpa adanya jaminan, maka Nomor 13/DSN-MUI/IX/2000,
pembiayaan tersebut tidak akan dimana pertimbangan ditetapkannya
dikabulkan oleh pihak Bai dan persyaratan uang muka adalah untuk
besarnya jaminan harus men-cover menunjukkan kesungguhan calon
nilai atas modal yang dikeluarkan nasabah dalam pembiayaan.
Bai serta resiko kerugian-kerugian Ketentuan terkait dengan uang muka
yang mungkin terjadi. adalah sebagai berikut15:
Disinilah terlihat jelas adanya a. Uang muka diperbolehkan
keseimbangan (asas Al-Musawah) diminta oleh Lembaga
yang harus dipenuhi oleh kedua Keuangan Syariah (LKS)
belah pihak yang melakukan apabila terdapat
perjanjian, karena pada dasarnya kesepakatan kedua belah
merupakan hak bagi bank untuk pihak.
meminta jaminan untuk menjamin b. Besar uang muka
keseriusan nasabah dalam melakukan ditentukan berdasar
pembayaran, dan merupakan kesepakatan
kewajiban bagi nasabah untuk c. Jika nasabah membatalkan
menyerahkan bukti kepemilikan akad murabahah, nasabah
barang jaminan dan demi terciptanya harus memberikan ganti
perlindungan hukum bagi keduanya. rugi kepada LKS dari uang
muka tersebut
B.5 Analisis Perwujudan Asas d. Jika jumlah uang muka
Al Musawah Dalam lebih kecil dari kerugian,
Kelompok Klausul
Condition Precedent 15
Dewi, Gemala dkk, Hukum
perikatan Islam di Indonesia,
Kencana, Jakarta, 2005, hlm. 89.

16
LKS dapat meminta kesungguhan dari calon nasabah
tambahan kepada nasabah. dalam mengajukan pembiayaan.
e. Jika jumlah uang muka Uang muka ini diperbolehkan
lebih besar dari kerugian, asalkan dengan kesepakatan dari
LKS mengembalikan kedua belah pihak, dalam hal ini
kelebihan kepada nasabah sebenarnya pihak NASABAH dan
f. Apabila nasabah pihak BANK mempunyai kedudukan
memutuskan untuk seimbang dalam hak dan kewajiban
membeli barang, maka untuk menentukan uang muka,
tinggal membayar sisa namun dalam praktek hal ini menjadi
harga. suatu kewajiban bagi pihak nasabah
Adapun pada perjanjian dan merupakan hak dari bank untuk
murabahah pada BNI Syariah yang meminta uang muka pada nasabah,
terkait dengan uang muka terlihat karena ini juga merupakan salah satu
tidak sesuai dengan Fatwa DSN bagian alat untuk menilai atau
tersebut di atas, pasal 5 ayat (2) mengukur kelayakan calon nasabah
menyatakan, Apabila PENERIMA dalam mengajukan pembiaan sebagai
PEMBIAYAAN membatalkan bentuk dari kondisi keuangan
sejumlah uang muka tersebut pada nasabah.
saat perjanjian pembiayaan tersebut Bank disini telah
ditandatangani telah dibayarkan menjalankan ketentuan terhadap
kepada BANK, tidak dapat diminta prinsip kehati-hatian dalam
kembali dan menjadi milik BANK, melakukan analisis kelayakan
Sedangkan pada BSM tidak nasabah, menjalankan sesuai
mencantumkan ketentuan tentang ketentuan prinsip 5C yang diatur
uang muka (urbun). oleh Bank Indonesia, bank
Untuk ketentuan tentang melakukan fungsi kewenangannya
pemberian uang muka ini sebenarnya dalam melakukan analisis sesuai
diperbolehkan dan bukan merupakan ketentuan perundang-undangan dan
keharusan untuk dilakukan pihak bertanggungjawab pada pembiayaan
nasabah, hal ini lebih digunakan tersebut jika terjadi masalah. Yang
sebagai pihak bank dalam menilai harus diperhatikan adalah adanya

17
kesempatan bagi pihak nasabah seluruh pajak; (5).Membuka
untuk melakukan negoisasi terkait rekening pada bank sebagai tempat
dengan uang muka sesuai pembayaran angsuran;
kemampuan nasabah yang (6).Memberikan pemberitahuan atas
bersangkutan dan kesepakatan bagi adanya perubahan menyangkut
kedua belah pihak dalam akad nasabah; (7).Mengelola semua
pembiayaan tersebut. kekayaan miliknya, bebas dan bersih
Adapun persyaratan lainnya, dari segala beban jaminan kepada
seperti syarat pembukaan rekening, pihak ketiga kecuali bagi
pembuatan surat permohonan kepentingan bank; (8).Tidak
realisasi pembiayaan, jaminan, mencampur dana yang berasal dari
asuransi sesuai syariah, penyerahan pembiayaan dengan harta lainnya;
sejumlah dokumen, penandatanganan (9).Mengelola secara benar usahanya
akad, dan lain-lain pada dasarnya melalui pembukuan tersendiri;
tidak bertentangan dengan Hukum (10).Melaksanakan usaha-usahanya
Islam. berdasarkan prinsip-prinsip syariah;
Kemudian lebih lanjut
B.6 Analisis Perwujudan Asas tentang (11).Memberitahukan kepada
Al Musawah Dalam bank tentang adanya perkara yang
Kelompok Klausul terjadi antara penerima pembiayaan
Affirmative Covenant dengan pihak lain serta kerusakan,
Dari 2 akad pembiayaan kerugian, kehilangan atau
murabahah akumulasi klausul yang kemusnahan atas harta kekayaan
berisi kewajiban-kewajiban nasabah penerima pembiayaan serta barang
selama perjanjian berlangsung jaminan; (12).Melakukan tindakan-
adalah: (1).Membayar angsuran tindakan yang dianggap perlu oleh
sesuai jadwal; (2).Mengasuransikan bank dalam hubungannya dengan
barang jaminan pada asuransi jaminan yang diberikan oleh nasabah
syariah; (3).Membayar denda atas kepada bank dan hal-hal lain yang
tunggakan sesuai dengan ketentuan akan akan ditentukan kemudian;
bank; (4).Membayar biaya (13).Memberitahu kepada bank
administrasi, meterai, membayar apabila pindah alamat rumah ataupun

18
pindah alamat pekerjaan, dan apabila Selanjutnya adalah harus
menurut pertimbangan bank dengan seimbang dengan hak yang
kepindahan rumah dan pekerjaan diperolehnya, hal ini berdasar kepada
tersebut bank akan sulit melakukan azas persamaan atau kesetaraan (Al-
penagihan kepada penerima Musawah), dimana para pihak
pembiayaan, maka penerima menentukan hak dan kewajibannya
pembiayaan wajib seketika dan masing-masing dengan sejajar dan
sekaligus melunasi kewajiban tidak boleh ada suatu kezaliman.
pembiayaan yang masih tersisa; Beberapa tindakan zalim yang
(14).Melunasi seketika dan sekaligus dicontohkan dalam Islam adalah
kewajiban pembiayaan yang masih penangguhan pembayaran utang bagi
tersisa apabila penerima pembiayaan yang mampu, riba, menakar tidak
oleh karena satu hal diberhentikan adil dll.
dari pekerjaannya (PHK); (15). Kewajiban lain yang juga
Berdasar hukum Islam, diatur dalam fatwa adalah berkaitan
kewajiban-kewajiban yang dengan membayar denda atas
dibebankan kepada nasabah pada tunggakan sesuai dengan ketentuan
dasarnya ditentukan oleh para pihak bank. Kewajiban pembayaran
dengan berlandaskan azas kerelaan
dihalalkan Allah adalah halal, dan
(Al-Ridho)16 dan kebebasan (al- apa-apa yang diharamkan adalah
Hurriyah), sepanjang tidak haram, dan apa-apa yang didiamkan
dimaafkan. Maka terimalah dari
bertentangan dengan syariah17. Allah pemaafanNya. Sungguh Allah
itu tidak melupakan sesuatu pun,
dan (2). HR. Daruquthni, dihasankan
16
Hadis Nabi riwayat al- oleh an-Nawawi, Sesungguhnya
Baihaqi dan Ibnu Majah; dan Allah telah mewajibkan beberapa
dishahih-kan oleh Ibnu Hibban kewajiban maka jangan kamu sia-
:"Dari Abu Sa'id Al-Khudri bahwa siakan dia; dan Allah telah
Rasulullah SAW bersabda, memberikan beberapa batas, maka
"Sesungguhnya jual beli itu hanya janganlah kamu pertengkarkan dia;
boleh dilakukan dengan kerelaan dan Allah telah mendiamkan
kedua belah pihak." beberapa hal sebagai tanda kasihNya
17
Dasar kaidah fiqih adalah kepadamu, Dia tidak lupa, maka
asal sesuatu adalah boleh sampai ada janganlah kamu perbincangkan dia.
dalil yang menunjukkan Imam Muskibin, 2001, Qawaid Al-
keharamannya, kaidah fiqh tersebut Fiqhiyah, Raja Grafindo Persada,
bersumber dari (1). HR al-Bazaar Jakarta, hlm 59 dalam Adrian,
dan at-Thabrani Apa-apa yang Sutedi, op. cit, hlm. 32.

19
merupakan kewajiban yang dapat klausula tersebut adalah dari
dapat dibebankan kepada nasabah, pandangan jumhur ulama. Dari dasar
akan tetapi kalimat berikutnya yaitu di atas, maka kewajiban terkait
sesuai dengan kehendak bank dengan resiko tidak bertentangan
bertentangan dengan azas hukum dengan Hukum Islam terutama dalam
Islam, khususnya azas azas kerelaan asas kesetaraan (Al Musawah),
(Al-Ridho) dan azas persamaan atau adapun yang tidak sesuai adalah
kesetaraan (Al-Musawah). terkait dengan denda yang ditentukan
Seyogyanya besar denda adalah secara sepihak dan kewajiban
berdasar pada keseakatan yang telah pembayaran sekaligus apabila
ditentukan sebelumnya. nasabah dalam keadaan kesempitan.
Dalam praktek perbankan,
bank syariah sebagai lembaga B.7 Analisis Perwujudan Asas
keuangan yang memiliki profit Al Musawah Dalam
oriented tentu tidak akan melepaskan Kelompok Klausul
begitu saja kewajiban nasabah, Negative Covenant
sehingga dalam Fatwa DSN Nomor. Klausula berisi tentang segala
48/DSN-MUI/II/2005 tentang sesuatu yang dilarang dilakukan
Penjadwalan Kembali Tagihan selama perjanjian berlangsung. Dari
Murabahah diatur hal-hal yang dapat 2 akad pembiayaan murabahah,
dilakukan bank dalam rangka maka nasabah dilarang untuk:
penyelamatan pembiayaan Bahwa hal-hal yang dilarang
murabahah. (1).Mengalihkan/memindahtangan
Kewajiban selanjutnya adalah atau menyewakan usaha atau barang
kewajiban bagi nasabah untuk yang dibiayai dan atau dijaminkan
bertanggungjawab pada risiko atas kepada Pihak Ketiga tanpa izin dari
barang dan membebaskan bank dari bank; (2).Memberikan pinjaman
segala tuntutan dan atau ganti rugi kepada siapapun, termasuk juga
berupa apapun atas risiko tersebut pemegang saham, kecuali jika
sejak ditandatanganinya akad. Belum pinjaman tersebut diterima dalam
ada Fatwa DSN berkaitan dengan rangka transaksi dagang yang
resiko, sehingga dasar analisis atas berkaitan langsung dengan usahanya;

20
(3).Melakukan investasi atau perusahaan nasabah yang akan
penyertaan; (4).Menerima pinjaman mempengaruhi kemampuan atau cara
dari pihak lain, kecuali pinjaman membayar atau melunasi utang atau
tersebut diterima dalam rangka sisa utang nasabah kepada bank,
transaksi dagang yang berkaitan kecuali menjual barang dagangan
dengan usahanya; (5).Mengambil yang menjadi kegiatan usaha
lease dari perusahaan leasing; nasabah; (14).Mengubah anggaran
(6).Membuka Kantor Cabang atau dasar, susunan pemegang saham,
Perwakilan Baru, atau membuka komisaris, dan/atau direksi
usaha baru selain usaha yang telah perusahaan nasabah; (15).
ada;(7).Mengikatkan diri sebagai Seperti halnya pada analisis
penjamin (borg), menjaminkan harta klausula affirmative covenant, pada
kekayaan dalam bentuk dan maksud kelompok negative covenant inipun
apapun kepada pihak lain; berdasar hukum Islam, kewajiban-
(8).Mengadakan konsolidasi atau kewajiban untuk tidak melakukan
penggabungan ke dalam badan sesuatu yang dibebankan kepada
hukum lain; (9).Mengajukan nasabah pada dasarnya ditentukan
permohonan kepada pengadilan, atau oleh para pihak dengan berlandaskan
yang berwenang untuk penunjukan azas kerelaan (Al-Ridho), kebebasan
seorang eksekutor, kurator, likuidator (al-Hurriyah) dengan syarat yang
atau pengawas untuk sesuatu bagian sama, yaitu sepanjang tidak
dari harta kekayaannya. bertentangan dengan syariah, harus
Kemudian (10).Mengadakan seimbang dengan hak yang
perubahan pada susunan pemegang diperolehnya yang berdasar kepada
saham, dewan komisaris dan direksi; azas persamaan atau kesetaraan (Al-
(11).Melakukan pembagian Musawah) tanpa ada suatu kezaliman
keuntungan yang diperoleh kepada serta azas keadilan (Al-Adalah)
pemegang saham; (12).Melunasi adalah azas yang juga ditekankan
seluruh hutang kepada para dalam Islam, dimana manusia dalam
pemegang saham sebelum hutang melakukan perbuatan agar
nasabah di bank lunas; (13).Menjual menjadikan manusia dekat dengan
sebagian atau seluruh aset Allah.

21
Berkaitan dengan larangan jika nasabah telah dinyatakan pailit
memindahkan barang objek jual beli dan gagal menyelesaikan hutangnya,
dan jaminan, dalam Fatwa DSN No. bank harus menunda tagihan
04/DSN-MUI/IV/2000 disebutkan hutangnya sampai ia sanggup
bahwa secara prinsip, penyelesaian kembali, atau berdasarkan
hutang nasabah dalam murabahah kesepakatan.
tidak ada kaitannya dengan transaksi Dalam kaitannya dengan
lain yang dilakukan oleh nasabah larangan di atas, maka tampaknya
dengan pihak ketiga atas barang klausula ini dicantumkan dalam
tersebut. kerangka menghindarkan bank dari
Jika nasabah menjual kembali kewajiban menunda tagihan hutang
barang tersebut dengan keuntungan nasabah sampai nasabah sanggup
atau kerugian, ia tetap berkewajiban kembali. Hal ini tentu berat bagi
untuk menyelesaikan hutangnya nasabah yang benar-benar berada
kepada bank. Selanjutnya dinyatakan dalam posisi kesulitan.
jika penjualan tersebut menyebabkan B.8 Analisis Perwujudan Asas
kerugian, nasabah tetap harus Al Musawah Dalam
menyelesaikan hutangnya sesuai Kelompok Klausul
kesepakatan awal. Ia tidak boleh Arbitrase / Dispute
memperlambat pembayaran angsuran Settlement
atau meminta kerugian itu
Pada 2 akad disebutkan
diperhitungkan. Larangan lainnya
bahwa jika terjadi perselisihan pada
adalah mengajukan permohonan
awalnya akan dilakukan musyawarah
kepada yang berwenang untuk
antara bank dengan nasabah, dan
menunjuk eksekutor, kurator,
selanjutnya bahwa apabila tidak
likuidator atau pengawas atas
tercapai kesepakatan akan diputus
sebagian atau seluruh harta
oleh Badan Arbitrase Mualamat
kekayaaannya.
Indonesia (BAMUI) atau Badan
Pada pembahasan klausula
Arbitrase Syariah Nasional
affirmative covenant, disebutkan
bahwa berdasar Fatwa DSN Nomor.
04/DSN-MUI/IX/2000, disebutkan

22
(Basyarnas)18 menurut administrasi Qadha).21 Pelaksanaan perdamaian
dan Prosedur Basyarnas, yang (shulhu) dapat dilakukan dengan cara
keputusannya mengikat kedua belah (1). ibra (membebaskan debitur dari
pihak yang bersengketa. Dengan sebagian kewajibannya; (2).
adanya kewenangan Peradilan Mufadhah (penggantian dengan yang
Agama di bidang kegiatan ekonomi lain). Adapun (tahkim) adalah
berdasar UU Peradilan Agama tahun penyelesaian yang meminta bantuan
2006, maka juga dimungkinkan pihak lain tetapi bukan dari
keputusan murabahah dieksekusi di pemerintah atau pejabat negara yang
Peradilan Agama. berwenang dalam menangani
Apabila dikaji dari kitab- perkara, yang dalam abad modern
kitab fiqih, maka terdapat beberapa dikenal dengan arbitrase, dan proses
patokan yang dapat diambil sebagai pengadilan (al Qadha) dengan pihak
cara penyelesaian sengketa dalam yang memutuskan memang memiliki
bertransaksi. Jalan penyelesaian kewenangan atau dikenal dengan
dapat dilakukan melalui 3 jalan, yaitu nama hakim (Qadhi).
perdamaian (shulhu)19, arbitrase Hal pertama yang sebaiknya
(tahkim)20 dan proses pengadilan (al dilakukan oleh pihak bank syariah
dalam penyelesaian hutang
18 bermasalah adalah dengan proses
BAMUI lahir pada tahun
1993 untuk melakukan penyelesaian musyawarah.
sengketa di bidang muamalat. Dalam
perkembangannya BAMUI yang Hal ini didasarkan pada
berkedudukan di Jakarta kemudian Pasal 4 PBI Nomor 9/19/PBI/2007
dijadikan cikal bakal berdirinya
BASYARNAS, yang akan tersebar jo. PBI Nomor 10/16/PBI/2008 yang
di wilayah Indonesia. Adrian, Sutedi
Op.cit. hlm. 87-93
19
Pengertian dalam fiqh: damai, dimana ahkam yang ditunjuk
jenis akad untuk mengakhiri menyelesaikan bukan dari
perlawanan antara dua orang yang pemerintah tetapi oleh yang
saling berlawanan, atau untuk bersengketa. Ibid hlm. 89.
21
mengakhiri sengketa, A.T. Hamid, Secara harfiah berarti
1983, Ketentuan Fiqih dan memutuskan atau menetapkan.
Ketentuan Hukum yang Kini Berlaku Menurut Istilah fiqih berarti
di Lapangan Perikatan, PT Bina menetapkan hukum syara pada suatu
Ilmu, Surabaya, hlm. 80. sengekata untuk menyelesaikannya
20
Secara literal berarti secara adil dan mengikat, Ibid.
mengangkat sebagai wasit atau juru hlm.91.

23
menyatakan bilamana musyawarah beragama Islam di bidang ekonomi
yang dilakukan demi menyelesaikan syariah.
sengketa/perselisihan tidak tercapai, Dari berbagai macam format
maka penyelesaian selanjutnya dapat akad /pembiayaan murabahah,
dilakukan dengan cara melalui masing-masing bank menetapkan
mediasi, dan bila cara kedua ini penyelesaian sengketa melalui Badan
belum tercapai kesepakatan, maka arbitrase yang berbeda-beda, akan
diselesaikan melalui alternatif tetapi dengan berlakunya UUPK
penyelesaian sengketa atau Badan maka bank dan nasabah dapat
Arbitrase Syariah Nasional memilih penyelesaian sengketa baik
(BASYARNAS). Langkah ini melalui pengadilan ( Ps 47 UUPK)
dianggap lebih adil dan mewakili maupun diluar pengadilan (Ps 48
perkembangan yang terjadi dalam UUPK) serta melalui BPSK ( Badan
bidang penyelesaian sengketa saat ini Penyelesaian Sengketa Konsumen)
dan ke depan. sebagaimana diatur dalam pasal 49 -
Selain jalur non litigasi 58 UUPK.
tersebut bank juga dapat Hal ini sesuai dengan
menyelesaikan melalui jalur litigasi. ketentuan yang tercantum dalam
Setelah keluarnya Undang-undang Pasal 55 Undang-undang No. 21
No. 3 Tahun 2006 tentang perubahan Tahun 2008 tentang Perbankan
Undang-undang No. 7 Tahun 1989 Syariah yang mengatur mengenai
tentang Peradilan Agama, maka bank penyelesaian sengketa ekonomi
syariah dapat menyelesaikan syariah di mana salah satunya adalah
sengketa ekonomi syariahnya sengketa yang terjadi dalam
melalui Pengadilan Agama. perbankan syariah dan lembaga yang
Hal ini ditegaskan dalam berwenang menyelesaikannya.
Pasal 49 Undang-undang No. 3 Dalam hal ini pentingnya
Tahun 2006 yang menyebutkan untuk kedua belah pihak bersama
Pengadilan Agama bertugas dan dan secara seimbang menentukan
berwenang memeriksa, memutus dan bentuk pilihan penyelesaian sengketa
menyelesaikan perkara tingkat yang sesuai dengan ketentuan
pertama antara orang-orang yang peraturan sehingga dapat

24
dipenuhinya keseimbangan sesuai kesepakatan dari kedua
asas Al Musawah. belah pihak.
C. PENUTUP b) Kelompok klausul tentang
C.1 Kesimpulan Affirmative Covenant yang
Berdasarkan pembahasan berisi akumulasi kewajiban
dalam Bab III dapat disimpulkan bagi pihak nasabah yang
sebagai berikut: salah satu di dalamnya
Asas Al Musawah belum terkait dengan pengenaan
diwujudkan pada seluruh kelompok denda atas tunggakan, untuk
klausul yang mengandung hak dan menentukan besarnya denda
kewajiban antara kedua belah pihak, ini tidak boleh dibuat secara
karena terdapat 2 (dua) dari 7 (tujuh) sepihak oleh pihak Bank
kelompok klausul yang tidak saja, tetapi harus
mewujudkan asas Al Musawah dalam berdasarkan kesepakatan
pasal-pasalnya. dengan kedua belah pihak,
Adapun 2 (dua) kelompok dan dicantumkan dalam
klausul yang dimaksud adalah: Akad pembiayaan, sehingga
a) Kelompok klausul tentang tidak memberatkan bagi
Jumlah pembiayaan, tujuan pihak Nasabah.
pembiayaan, bentuk
C.2 Saran
pembiayaan dan batas
waktu pembiayaan yang di Bagi pihak Perbankan
dalamnya menyebutkan Syariah seharusnya di dalam Akad
tentang jumlah pembiayaan pembiayaan mencantumkan jumlah
terdiri atas harga pokok pembayaran secara jelas dan nyata
ditambah dengan margin dengan perhitungan margin
keuntungan dalam keuntungan disepakati oleh kedua
menentukan besarnya belah pihak. Dikarenakan dalam
margin keuntungan, batas hukum Islam seharusnya tidak ada
waktu pembiayaan ini korelasi antara jangka waktu dengan
haruslah didasarkan pada dasar menentukan besarnya margin
keuntungan. Selain itu pihak

25
perbankan Syariah dalam Dewi Gemala dkk. Hukum
perikatan Islam di Indonesia.
menentukan pengenaan denda
Jakarta : Kencana, 2005.
haruslah dengan kesepakatan, bukan Fathurrahman Djamil. Penerapan
hukum Perjanjian dalam
secara sepihak dari Bank yang
Transaksi di Lembaga
menentukan besarnya denda, hal ini Keuangan Syariah. Jakarta :
Sinar Grafika, 2012.
harus dicantumkan dalam Akad
Jurnal Hukum Bisnis. Menyongsong
pembiayaan. RUU Perbankan Syariah.
Jakarta : Yayasan Pengembang
Bagi Masyarakat Penerima
Hukum Bisnis, Agustus-
Pembiayaan Bank Syariah, perlunya September, 2002.
Karim Adiwarman A,. Bank Islam,
pemahaman atas konsep yang
Analisis Fiqih dan Keuangan.
melekat pada bank syariah, karena Jakarta : IIIT, 2003.
Muhamad Luthfi Hamidi. Jejak-
masyarakat sebagai penerima
jejak Ekonomi Syariah. Jakarta
pembiayaan seharusnya punya : Senayan Abadi Publishing,
2003.
kedudukan yang setara dalam
Sutan Remy Sjahdeni. Perbankan
menentukan terms and condition Islam dan Kedudukannya
dalam Tata Hukum Indonesia.
(klausul akad pembiayaan).
Jakarta : Ustaka Utama Grafiti,
1999.
KUMPULAN PERATURAN DAN
Daftar Pustaka PERUNDANG-UNDANGAN
Adrian Sutedi. Perbankan Syariah : Undang-undang No. 10 Tahun 1998
Tinjauan dan Beberapa Segi tentang perubahan Undang-
Hukum. Bogor : Ghalia undang Nomor 7 Tahun 1992
Indonesia, 2009. Tentang Perbankan
Agus Yudha Hernoko. Hukum Undang-undang No. 8 Tahun 1999
Perjanjian: Azas Tentang Perlindungan
Proporsionalitas dalam Kontrak Konsumen
komersial. Yogyakarta : LBM, Undang-Undang Republik Indonesia
2008. Nomor 21 Tahun 2008 Tentang
A.T. Hamid. Ketentuan Fiqih dan Perbankan Syariah
Ketentuan Hukum yang Kini Peraturan Bank Indonesia No.
Berlaku di Lapangan 9/19/PBI/2007 tanggal 17
Perikatan. Surabaya : PT Bina Desember 2007 Tentang
Ilmu, 1983. Pelaksanaan Prinsip Syariah
Bagya Agung Prabowo. Aspek Dalam Kegiatan
Hukum Pembiayaan Penghimpunan Dana dan
Murabahah pada Perbankan Penyaluran Dana serta
Syariah. Yogyakarta : UII Press, Pelayanan Jasa Bank Syariah
2012. Fatwa No. 04/DSN-MUI/IV/2000
tentang Murabahah.

26

Anda mungkin juga menyukai