Makalah Imunisasi
Makalah Imunisasi
Disusun oleh :
Kelompok 3 A
UNIVERSITAS SEMARANG
2010/2011
Kelompok 3
Dian Anggraeni
Dodi Setiadi
Eka Rahmawan
Faizal Goa
Fattya Bagus AB
Fitriani
Hardiani Safitri
Heri Prasetya
Hermawan
Huswatun Hassanah
Icha PW
Ika L
Ika p
Irma AS
Joko Sucipto
Kata Pengantar
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini kami buat untuk melengkapi Tugas mata kuliah blok VIII Imunologi
semester III
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini tidak mungkin dapat terselesaikan
dengan baik tanpa adanya dorongan dan bimbingan dari beberapa pihak ucapan terimakasih
kepada
Demikian makalah ini kami susun, semoga dapat bermanfaat bsgi penyusun
khususnya dan pembaca pada umumnya. Saran dan kritik yang membangun sangat kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Selama proses tumbang anak memerlukan asupan gizi, penenaman nilai agama
dan budaya pembiasaan disiplin yang kosisten dan upaya pencegahan penyakit.Salah
satu pencegahanya yaitu dengan pemberian imunisasi.
Pemahaman imunisasi diperlukan sebagai dasar dalam memberikan askep
anak sehat dan implikasi konsep imunisasi pada saat merawat anak sakit
(TBC,difteri,pertusis,polio,campak, dan hepatitis (PD3I)).
B. Tujuan
C. Rumusan Masalah
BAB II
KONSEP DASAR
A. Definisi
Imunisasi adalah upaya yang dilakukan dengan sengaja memberikan kekebalan
(Imunitas) pada bayi atau anak sehingga terhindar dari penyakit (Depkes,2000).
B. Fungsi Imunisasi
C. Macam-macam
Macam-macam imunisasi menurut lokasi ada dua macam:
Imunitas Aktif : Didapat secara alami : Tubuh anak akan membuat sendiri anti
bodi setelah diberi suntikan antigen, kekebalan yang didapat akan bertahan
selama bertahun- tahun.
Imunitas Pasif :Tubuh tidak membuat sendiri anti boodi tetapi
mendapatkannya dengan cara penyuntikan serum yang telah mengandung anti
bodi, kekebalan yang diperoleh biasanya akan berlangsung selama 1-2 bulan
Imunitas pasif menurut lokasi :
o Humoral : terdapat dalam imunoglobin G,A dan M
o Seluler : Terdiri atas fagositosit oleh sel-sel sistem retikuloendotelial
o Imunitas seluler berhubungan dengan adanya alergi kulit terhadap
benda asing, ditunjukan adanya alergi kulit terhadap benda asing.
Macam-macam Imunisasi :
1. Imunisasi BCG
3. Imunisasi Polio
Imunisasi polio tujuannya untuk memberikan kekebalan kepada bayi dan balita
terhadap penyakit poliomielitis atau kelumpuhan. Polio bisa menyebabkan nyeri
otot dan kelumpuhan pada salah satu maupun kedua lengan/tungkai. Polio juga
bisa menyebabkan kelumpuhan pada otot-otot pernafasan dan otot untuk menelan.
Polio bisa menyebabkan kematian. Terdapat 2 macam vaksin polio:
IPV (Inactivated Polio Vaccine, Vaksin Salk), mengandung virus polio yang
telah dimatikan dan diberikan melalui suntikan
OPV (Oral Polio Vaccine, Vaksin Sabin), mengandung vaksin hidup yang
telah dilemahkan dan diberikan dalam bentuk pil atau cairan. Bentuk trivalen
(TOPV) efektif melawan semua bentuk polio, bentuk monovalen (MOPV)
efektif melawan 1 jenis polio.
Imunisasi dasar polio diberikan 4 kali (polio I,II, III, dan IV) dengan interval
tidak kurang dari 4 minggu. Imunisasi polio ulangan diberikan 1 tahun setelah
imunisasi polio IV, kemudian pada saat masuk SD (5-6 tahun) dan pada saat
meninggalkan SD (12 tahun).
Di Indonesia umumnya diberikan vaksin Sabin. Vaksin ini diberikan sebanyak 2
tetes (0,1 mL) langsung ke mulut anak atau dengan menggunakan sendok yang
berisi air gula.
Kontra indikasi pemberian vaksin polio:
Diare berat
Gangguan kekebalan (karena obat imunosupresan, kemoterapi,
kortikosteroid)
Kehamilan.
Efek samping yang mungkin terjadi berupa kelumpuhan dan kejang-kejang.
Dosis pertama dan kedua diperlukan untuk menimbulkan respon kekebalan
primer, sedangkan dosis ketiga dan keempat diperlukan untuk meningkatkan
kekuatan antibobi sampai pada tingkat yang tertingi.
Setelah mendapatkan serangkaian imunisasi dasar, kepada orang dewasa tidak
perlu dilakukan pemberian booster secara rutin, kecuali jika dia hendak bepergian
ke daerah dimana polio masih banyak ditemukan. Kepada orang dewasa yang
belum pernah mendapatkan imunisasi polio dan perlu menjalani imunisasi,
sebaiknya hanya diberikan IPV.
4. Imunisasi Campak
Imunisasi campak memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit campak
(tampek). Imunisasi campak diberikan sebanyak 1 dosis pada saat anak berumur 9
bulan atau lebih. Pada kejadian luar biasa dapat diberikan pada umur 6 bulan dan
diulangi 6 bulan kemudian. Vaksin disuntikkan secara subkutan dalam sebanyak
0,5 mL. Kontra indikasi pemberian vaksin campak:
infeksi akut yang disertai demam lebih dari 38Celsiud
gangguan sistem kekebalan
pemakaian obat imunosupresan
alergi terhadap protein telur
hipersensitivitas terhadap kanamisin dan eritromisin
wanita hamil.
Efek samping yang mungkin terjadi berupa demam, ruam kulit, diare,
konjungtivitis dan gejala kataral serta ensefalitis (jarang).
5. Imunisasi MMR
Merupakan vaksin hidup yang dilemahkan terdiri dari:
Measles strain moraten (campak)
Mumps strain Jeryl lynn (parotitis)
Rubela strain RA (campak jerman)
Diberikan pada umur 15 bulan. Ulangan umur 12 tahun.Dosis 0,5 ml secara sub
kutan, diberikan minimal 1 bulan setelah suntikan imunisasi lain.
6. Imunisasi TT
Imunisasi tetanus (TT, tetanus toksoid) memberikan kekebalan aktif terhadap
penyakit tetanus. ATS (Anti Tetanus Serum) juga dapat digunakan untuk
pencegahan (imunisasi pasif) maupun pengobatan penyakit tetanus. Kepada ibu
hamil, imunisasi TT diberikan sebanyak 2 kali, yaitu pada saat kehamilan berumur
7 bulan dan 8 bulan
Vaksin ini disuntikkan pada otot paha atau lengan sebanyak 0,5 mL. Efek samping
dari tetanus toksoid adalah reaksi lokal pada tempat penyuntikan, yaitu berupa
kemerahan, pembengkakan dan rasa nyeri.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Biodata :
Keluhan utama :
Riwayat kesehatan:
Pemeriksaan Fisik :
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
B. Diagnosa Keperawatan
BAB IV
Penutup
A. Kesimpulan
Imunisasi itu sangat penting untuk mrngurangi mortalitas dan morbiditas pada
anak. Imunisasi yang penting bagi anak itu ada 5 macam yaitu BCG, DPT1, DPT2,
DPT3, Polio, dan campak. Masing-masing imunisasi itu berguna untuk mencegah
penyakit dan menghindari infeksi pada anak.
Sebelum melakukan imunisasi diperlukan persiapan yang optimal baik
persiapan alat maupun persiapan teknis terutama penyampaian pentingnya imunisasi
pada masyarakat. Dalam pelaksanaannya dibutuhkan kerja sama dari semua pihak.
Setiap pemberian imunisasi dapat dilakukan pada beberapa tempat, tergantung
imunisasi yang diberikan. Misalnya polio melalui oral, DPT melalui suntikan paha,
dan campak dan BCG di lengan (deltoideus).
Penyimpanan vaksin dapat dilakukan tanpa kulkas. Misalnya dengan cara
menggabungkan vaksin dengan dua tipe gula sebelum perlahan-lahan dikeringkan
dalam kertas filter. Hal ini akan mengawetkan vaksin sehingga bila sewaktu-waktu
dibutuhkan dapat langsung diaktifkan. Gula yang dipakai adalah jenis sukrosa dan
trehalose yang biasa digunakan dalam bahan pengawet.
Asuhan keperawatan pada anak yang akan diberikan imunisasi meliputi
persiapan pra imunisasi, diagnose NANDA, hasil NOC, dan Intervensi NIC. Adapun
diagnose yang dipilih yaitu Kesiagaan untuk meningkatkan status imunisasi dan
kecemasan.