Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Minyak bumi sekarang ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat di dunia
sehingga proses refinery dalam industri perminyakan memiliki peranan yang
penting. Hal tersebut dikarenakan proses refinery berperan dalam penyediaan
bahan bakar untuk memenuhi kebutuhan negara dari berbagai aspek, mulai dari
kebutuhan konsumsi masyarakat maupun industri lainnya. Minyak bumi pertama
kali ditemukan sekitar tahun 221 SM yaitu ketika dilakukan penggalian tanah oleh
orang-orang Tiongkok hingga kedalaman lebih dari 3000 kaki. Namun,
pengeboran yang bersifat komersial pertama kali dilakukan di Titusville,
Pennsylvania, AS yang dilakukan oleh Col. Drake.
Berkembang dengan pesatnya suatu metode dan teknologi di dalam
perindustrian, tidak lepas dari adanya peran Sumber Daya Manusia (SDM) yang
berkualitas. Perkembangan dunia sains terutama penerapannya di dalam industri
sudah banyak berkembang dan mengalami revolusi yang cepat. Rekayasa teknik
semakin diperlukan untuk mengoptimalkan proses dalam industri. Industri minyak
dan gas bumi yang merupakan produk utama dari PERTAMINA juga ikut
berperan, disamping produk-produk lain yang diproduksi untuk mendukung
proses pengolahan yang utama. PERTAMINA selaku pengelola juga mengikuti
prinsip ekonomi dalam setiap tindakan untuk tetap bekerja secara efisien dan
efektif sehingga dapat bertahan dan dapat diandalkan dalam persaingan dengan
perusahaan-perusahaan minyak di dunia.

1.2. Sejarah Singkat PT. PERTAMINA (PERSERO)


Pertamina merupakan industri yang ditetapkan menjadi industri pengelola
tunggal dibidang pengusahaan minyak dan gas bumi di Indonesia. Indonesia
melakukan usaha pencarian minyak bumi pertama kali dengan cara melakukan
eksplorasi di kaki gunung Ceremai di Cirebon pada tahun 1871 oleh seorang
pengusaha Belanda yang bernama Van Hoevel dan Jan Reerink. Namun usaha
pencarian tersebut tidak berhasil karena tidak ditemukannya sumber minyak.

1
2

Usaha pencarian minyak bumi selanjutnya dilakukan seorang pengusaha Belanda


bernama Aeiko Jan Zijlker di Telaga Tunggal. Usaha ini membawa hasil yang
terbukti dengan mulai adanya eksploitasi minyak bumi.
Eksploitasi pertama dilakukan pada tanggal 15 Juni 1885 di Telaga
Tunggal daerah Pangkalan Brandan oleh Aelko Jan Zooen Zijkler dengan
pengeboran dikedalaman 120 meter. Sumur tersebut merupakan sumur minyak
pertama di Hindia Belanda yang bertaraf produksi komersial. Setelah
keberhasilan pengeboran ini, secara berturut-turut ditemukan sumur-sumur
minyak seperti di Telaga Sahid (Sumatera Utara, 1885), Kruka (Jawa Timur,
1888), di Riam Kiwa dekat Sanga-Sanga (Kalimantan Timur, 1897), di desa
Minyak Hitam daerah Muara Enim (Sumatera Selatan, 1898), Ledok (Cepu, Jawa
Timur, 1901), Pamusian (Tarakan, 1905), dan Talang Akar Pendopo (SumSel,
1921). Dengan adanya penemuan sumber-sumber minyak bumi di Indonesia,
mengakibatkan tumbuhnya perusahaan-perusahaan minyak asing, baik
perusahaan minyak besar maupun kecil pada abad ke 19, seperti sebagai berikut:
1) AS (Andrian Stoop) pada tahun 1887.
2) KNPC (Klininklijke Nederlandsche Petroleum Company), pada tahun 1890.
3) STTC (Shell Transport and Trading Company), pada tahun 1890.
4) TKSG (The Kloninklijke Shell Group), pada tahun 1894.
5) BPM (Bataafsche Petroleum Company), pada tahun 1894.
6) DPC (Dortsche Petroleum Company), pada tahun 1894.
7) NKPM (Nederlandsche Koloniale Petroleum Maatschappij), tahun 1894.
8) NPPM (Nederlandsche Pacific Petroleum Maatschappij), pada tahun 1894.
9) Kilang minyak di Plaju didirikan oleh Shell pada tahun 1907.
10) Kilang Sungai Gerong didirikan oleh Stanvac pada tahun 1933.
Setelah Indonesia memperoleh kemerdekaan, maka usaha-usaha untuk
mengambil alih kekuasaan di bidang industri minyak dan gas bumi mulai
dilaksanakan. Pada tanggal 10 Desember 1957, berdasarkan perintah dari Kolonel
Ibnu Sutowo, PT. EMTSU diambil alih oleh Indonesia dan diubah namanya
menjadi PN Permina. Tanggal ini kemudian ditetapkan sebagai hari lahirnya
Pertamina. Ekspor pertama PN Permina dilakukan pada tanggal 24 Mei 1958.
3

Berdasarkan UU tahun 1960, maka dibentuklah tiga perusahaan negara


di sektor minyak dan gas bumi. Ketiga perusahaan negara itu adalah :
1) PN Pertamin didirikan berdasarkan PP No.3/1961.
2) PN Permina didirikan berdasarkan PP No.199/1961.
3) PN Permigan didirikan berdasarkan PP No.199/1961.
Tahun 1965 PN Permigan dibubarkan dengan SK Menteri Urusan Minyak
dan Gas Bumi No.6/M/MIGAS/66 tanggal 4 Juni 1966. Kekayaan PN Permigan,
yaitu sumur minyak dan penyulingan di Cepu, diserahkan kepada Lemigas,
fasilitas produksi kepada PN Permina, fasilitas pemasaran kepada PN Pertamin.
Berdasarkan PP No.27/1968 dibentuk Perusahaan Negara Pertambangan Minyak
dan Gas Bumi Nasional (PN Pertamina) pada 20 Agustus 1968 yang merupakan
gabungan PN Pertamin dan PN Permina. Landasan kerja PN Pertamina, UU No.8
tahun 1971, menyatakan Pertamina sebagai pengelola tunggal dibidang minyak
dan gas bumi Indonesia. Berdasarkan UU No.20 tahun 2001 serta PP No.31 tahun
2003, pada 17 September 2003 menyatakan bahwa Pertamina berubah nama
menjadi PT. PERTAMINA (PERSERO). Saat ini PT. PERTAMINA (PERSERO)
telah mempunyai 6 buah kilang dari total 7 buah kilang, yaitu sebagai berikut:
Tabel 1.1. Kapasitas Produksi Kilang PT. PERTAMINA (PERSERO)
Nama Kilang Kapasitas
RU-I Pangkalan Brandan 5.000 BPSD*
RU-II Dumai 170.000 BPSD
RU III Plaju 133.700 BPSD
RU-IV Cilacap 300.000 BPSD
RU-V Balikpapan 253.000 BPSD
RU-VI Balongan 125.000 BPSD
RU-VII Kasim Sorong 10.000 BPSD
Total 996.700 BPSD
(Sumber: PERTAMINA, 2010)

BPSD: Barrel per stream day


*kilang sudah tidak beroperasi lagi
4

1.2.1. Visi dan Misi


a. Visi
Menjadi Perusahaan Energi Nasional Kelas Dunia (To be a respected
leading company).
b. Misi
1) Melakukan usaha dalam bidang energi dan petrokimia.
2) Merupakan identitas bisnis yang dikelola secara provisional,
kompetitif, dan berdasar tata nilai unggulan.
3) Memberikan nilai tambah lebih tinggi bagi pemegang saham,
pelanggan, pekerja, dan masyarakat, serta mendukung pertumbuhan
ekonomi nasional.
1.2.2. Logo dan Slogan
Sudah selama 37 tahun (20 Agustus 1968 - 1 Desember 2005) orang
mengenal logo kuda laut sebagai identitas Pertamina. Pemikiran perubahan logo
sudah dimulai sejak 1976 setelah terjadi krisis Pertamina. Pemikiran tersebut
dilanjutkan pada tahuntahun berikutnya dan diperkuat melalui tim restrukturisasi
Pertamina tahun 2000 (Tim Citra) termasuk kajian mendalam dan komprehensif
sampai pada pembuatan TOR dan perhitungan biaya. Tetapi program sempat tidak
terlaksana karena perubahan kebijakan atau pergantian direksi.
Wacana perubahan logo tetap berlangsung sampai dengan terbentuknya
PT. PERTAMINA (PERSERO) pada tahun 2003. Adapun pertimbangan
pergantian logo yaitu agar dapat membangun semangat baru, mendorong
perubahan corporate culture bagi seluruh pekerja, mendapatkan image yang lebih
baik diantara global oil dan gas companies serta mendorong daya saing
perusahaan dalam menghadapi perubahaperubahan yang terjadi, antara lain:
1) Perubahan peran dan status hukum perusahaan menjadi perseroan.
2) Perubahan strategi perusaan untuk menghadapi persaingan pasca PSO dan
semakin banyak terbentuknya entitas bisnis baru bidang hulu dan hilir.
Slogan ALWAYS THERE yang diterjemahkan mejadi SELALU
HADIR MELAYANI. Dengan slogan ini diharapkan prilaku seluruh jajaran
pekerja akan berubah menjadi enterpreneur dan customer oriented, terkait dengan
persaingan yang sedang dihadapi dan akan dihadapi oleh perusahaan. Permohonan
5

pendaftaran ciptaan logo baru telah disetujui dan dikeluarkan oleh Direktur Hak
Cipta, Desain Industri, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu dan Rahasia Dagang,
Departemen Hukum dan HAM dengan syarat pendaftaran ciptaan No.0.8344
tanggal 10 Oktober 2005. Logo baru Pertamina sebagai identitas perusahaan
dikukuhkan dan diberlakukan terhitung mulai tanggal 10 Desember 2005. Selama
masa transisi, lambang atau tanda pengenal Pertamina masih dapat dipergunakan.

Gambar 1.1. Logo PT. PERTAMINA (PERSERO)


(Sumber: PT. Pertamina, 2010)

Arti makna Logo dari PT. PERTAMINA adalah sebagai berikut:


1) Elemen logo membentuk huruf P yang secara keseluruhan yang
merupakan representasi bentuk panah, dimaksudkan sebagai Pertamina
yang bergerak maju dan progresif.
2) Warna-warna yang berani menunjukkan langkah besar yang diambil
Pertamina dan aspirasi perusahaan akan masa depan yang lebih positif dan
dinamis. Art dari warna-warna tersebut yaitu:
a) Biru, mencerminkan andal, dapat dipercaya, dan bertanggung jawab.
b) Hijau, sumber daya energi yang berwawasan lingkungan.
c) Merah, mencerminkan keuletan dan ketegasan serta keberanian dalam
menghadapi berbagai macam kesulitan.
Ada beberapa peranan penting PT. PERTAMINA (PERSERO) di dalam
pembangunan, yaitu:
1) Menyediakan dan menjamin pemenuhan akan kebutuhan BBM.
2) Sebagai sumber devisa Negara.
3) Menyediakan kesempatan kerja sekaligus pelaksana alih teknologi dan
pengetahuan.
6

Ketika Pertamina membeli kilang minyak Sei Gerong dari PT. Stanvac
tahun 1970, pada saat itu tumbuh tekad untuk melaksanakan kemandirian bangsa
di bidang energi dengan mengoperasikan kilang minyak sendiri untuk memenuhi
kebutuhan dalam negeri. Dalam mengoperasikan kilang-kilang dalam negeri,
Pertamina mendasari langkahnya pada tiga kebijakan utama yaitu kepastian dalam
pengadaan, pertimbangan ekonomi pengadaan, dan keluwesan pengadaan.

1.3. Sejarah PT PERTAMINA (PERSERO) RU-III Plaju-Sungai Gerong


Sejarah perkembangan kilang RU III Plaju secara umum dimulai dengan
ditemukannnya sumur minyak bumi di telaga tunggal pada tahun 1985 oleh
A.O.Zijkler, dimana kemudian sumur tersebut dikenal dengan nama Telaga Said
yang merupakan awal produksi minyak bumi. Keberhasilan penemuan minyak di
Telaga Said tersebut dan beberapa daerah di Indonesia mendorong pembangunan
kilang pada saat itu termasuk Kilang Plaju.
Perusahaan NKPM berganti nama menjadi SVPM dan pada tahun 1959
berganti nama menjadi PT. Stanvac Indonesia. Kilang yang didirikan oleh NKPM
beserta kilang BPM Shell yang didirikan di Plaju oleh Belanda merupakan cikal
bakal kilang PERTAMINA RU-III. Rincian upaya pendirian PERTAMINA RU-
III Plaju adalah sebagai berikut:
1) Pada tahun 1904 didirikannya kilang minyak di Plaju oleh Shell dengan
kapasitas 110 MBSD.
2) Pada tahun 1926 Kilang Sungai Gerong didirikan oleh Stanvac dengan
kapasitas 70 MBSD.
3) Pada tahun 1965 Kilang Plaju dengan kapasitas 110 MBSD dibeli dari
Shell.
4) Pada tahun 1970 Kilang Sungai Gerong dengan kapasitas 70 MBSD dibeli
dari Shell.
5) Pada tahun 1971 Pembangunan Kilang Polypropylen dengan kapasitas
20.000 ton pertahun.
6) Pada tahun 1972 Proyek Integrasi kilang Plaju dan kilang Sungai Gerong.
7) Pada tahun 1982 Proyek kilang Musi PKM I dengan kapasitas 98 MBSD
yang meliputi :
7

a) modifikasi Dapur CD II, III, IV, V dengan penambahan APH.


b) pembangunan unit HVU II.
c) up grading proses kilang FCCU.
8) Pada tahun 1983 Proyek pembangunan TA/PTA dengan kapasitas 150.000
ton pertahun dan beroperasi tahun 1986.
9) Pada tahun 1987 Proyek Energy Conservation Improvement (ECI).
10) Pada tahun 1988 Proyek Usaha Peningkatan Efisiensi dan Produksi Kilang
(UPEK).
11) Tahun 1990 Debottlenecking kilang TA/PTA kapasitas 225.000 ton/tahun.
12) Pada tahun 1993 Total Plant Test dengan kapasitas 131,1 MBSD dan
Proyek RTL hasil Plant Test.
13) Pada tahun 1994 Proyek Kilang Musi II yang meliputi :
a) Revamping Kilang RFCCU.
b) Pembangunan New Polypropilene.
c) Perubahan listrik 60 Hz ke 50 Hz di Sungai Gerong.
d) Modifikasi Unit Redistiling I/II Plaju.
e) Redesign Cyclone FCCU Sungai Gerong.
14) Pada tahun 1996 modifikasi unit Redistiling I/II Plaju menjadi CDU
15) Pada tahun 2002 pembangunan jembatan integrasi kilang Musi
16) Pada tahun 2004 Retropane System Process Control pada CD I/II/III/IV
DCS Centum V menjadi DCS Centum CS 3000 (Freedbus Central).
Tugas pokok PERTAMINA RU-III Plaju / Sungai Gerong sesuai dengan
UU No.8 tahun 1971 yaitu: Menyediakan bahan baku bagi perkembangan dan
pertumbuhan industri dalam negeri, karena itu kegiatan PERTAMINA RU-III
Plaju / S.Gerong hanya mengolah bahan bakar minyak (BBM) dan non BBM .
Secara umum, Sejarah PT PERTAMINA RU III dan perubahan-
perubahan yang terjadi dalam perusahaan tersebut dari tahun 1907 sampai dengan
perubahan yang terakhir terjadi pada tahun 1996 dapat dilihat pada Tabel 1.2.
8

Tabel 1.2 Sejarah Perkembangan PT. Pertamina (Persero) RU III

Tahun Sejarah

Awal pembangunan dan didirikannya kilang minyak di Plaju oleh


1907
SHELL hingga mencapai kapasitas 110 MBSD

1933 Kilang S. Gerong didirikan oleh STANVAC kapasitas 70 MBSD

1965 Kilang Plaju dengan kapasitas 110 MBSD dibeli dari SHEL

1970 Kilang S. Gerong dengan kapasitas 70 MBSD dibeli oleh STANVAC

1971 Pembangunan kilang polypropylene dengan kapasitas 20.000 ton/tahun

1972 Proyek Integrasi kilang Plaju dengan kilang Sungai Gerong

1982 Proyek Kilang Musi I (PKM I) dengan kapasitas 98 MBSD

Proyek pembangunan kilang TA/PTA dengan kapasitas 150.000


1983
ton/tahun dan beroperasi sejak tahun 1986

1987 Proyek Energi Conservation Improvement (ECI)

1988 Proyek Usaha Peningkatan Effisiensi dan Produksi Kilang (UPEK)

1990 Debottlenecking kilang TA/PTA dengan kapasitas 225.000 ton/tahun

Proyek Kilang Musi II (PKM II) yang meliputi :

1. Revamping Kilang RFCCU


1994
2. Pembangunan New Polypropylene

3. Perubahan jaringan listrik 60 Hz menjadi 50 Hz di area S. Gerong

1996 Modifikasi Unit Redistiling I/II Plaju menjadi CDU

(Sumber: Pedoman BPST Angkatan XVI PERTAMINA. 1999. Palembang)

PERTAMINA RU-III memiliki 2 buah kilang, yaitu :


1) Kilang minyak Plaju, yang berbatasan dengan Sungai Musi di sebelah
selatan dan Sungai Komering di sebelah barat.
2) Kilang minyak Sungai Gerong, yang terletak di persimpangan Sungai Musi
dan Sungai Komering.
9

Kilang RU-III Plaju/Sungai Gerong mempunyai 2 unit produksi yaitu :


1) Unit Produksi I (Kilang BBM/Petroleum) yang mengolah minyak mentah.
Kilang BBM/ Petroleum terdiri dari primary process dan secondary
process.
2) Unit Produksi II (Kilang Petrokimia). Kilang Petrokimia yang terdiri dari
kilang TA/PTA dan Polypropylene.

1.4. Maksud dan Tujuan Perusahaan


Sesuai akta pendiriannya, Maksud dari Perusahaan Perseroan adalah untuk
menyelenggarakan usaha di bidang minyak dan gas bumi, baik di dalam maupun
di luar negeri serta kegiatan usaha lain yang terkait atau menunjang kegiatan
usaha di bidang minyak dan gas bumi tersebut. Adapun tujuan dari Perusahaan
Perseroan adalah sebagai berikut:
1) Mengusahakan keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan Perseroan
secara efektif dan efisien.
2) Memberikan kontribusi dalam meningkatkan kegiatan ekonomi untuk
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.

1.5. Lokasi Pabrik


PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit (RU) III merupakan salah satu unit
proses produksi dalam jajaran direktorat pengolahan yang terletak di Palembang,
Sumatera Selatan, tepatnya di pinggiran kota Palembang. Kilang minyak di PT.
Pertamina (Persero) Refunery Unit (RU) III ini mempunyai dua buah kilang:
1) Kilang Minyak Plaju
2) Kilang Minyak Sungai Gerong
Kilang minyak Plaju dan kilang minyak Sungai Gerong dipisahkan oleh
Sungai Komering dan disebelah utara berbatasan dengan Sungai Musi. Pada tahun
2003, telah dibangun jembatan integrasi Kilang Musi untuk memperlancar
transportasi antar kedua kilang. Kilang Minyak Plaju terletak di Kotamadya
Palembang, sedangkan Kilang Minyak Sungai Gerong terletak di Kabupaten Musi
Banyuasin. PT. PERTAMINA Refinery Unit III Plaju-Sungai Gerong menempati
lokasi seluas 921 ha (diluar terminal P. Sambu dan T. Uban).
10

Sebagian besar unit pemroses berada di Kilang Plaju. Unit ini


dikelompokkan menjadi tiga wilayah, yaitu Kilang Utara (CD II, CD III, CD IV),
Kilang Tengah (CD V, Stabilizer C/A/B, Redist I/II, SRMGC), Kilang Selatan
(BBMGC, BB Distiller, BB Treater, Unit Polimerisasi, Unit Alkilasi, Gas
Plant).Unit proses yang ada di Sungai Gerong adalah Crude Distiller& Light End.
Sebagai dasar pemilihan lokasi kilang minyak adalah :
1) Dekat dengan sumber minyak mentah sebagai bahan baku utamanya.
2) Dekat dengan pasar yang dituju.
3) Tersedianya cadangan air yang cukup sebab kilang minyak memerlukan air
dalam jumlah yang cukup besar.
4) Dekat dengan prasarana umum yang ada, seperti jaringan transportasi,
jaringan listrik, dan jaringan telekomukasi.
5) Tersedianya areal tanah yang luas dan cukup tersedia untuk kemungkinan
perluasan.

Gambar 1.2 Lokasi dan Tata Letak PT. Pertamina (Persero) RU III

Luas wilayah kerja PT. Pertamina (Persero) RU III sebesar 1812,6 ha,
sedangkan luas wilayah efektif yang dipergunakan oleh PT. Pertamina RU III
dapat dilihat pada Tabel 1.3 berikut.
11

Tabel 1.3 Luas Wilayah Efektif PT. Pertamina (Persero) RU III

No. Tempat Luas (Ha)

1. Area perkantoran dan kilang Plaju 229,60

2. Area kilang S. Gerong 153,90

3. PUSDIKLAT fire & safety 34,95

4. RDP dan lap. golf Bagus Kuning 51,40

5. RDP Kenten 21,20

6. Lapangan golf Kenten 80,60

7. RDP Plaju, S. Gerong dan 3 Ilir 349,37

(Sumber : Pedoman BPST Angkatan XIV Pertamina, 1999, Palembang)

1.5.1. Kilang Unit Operasi Plaju


Kilang unit operasi Plaju terletak di sebelah selatan Sungai Musi dan
sebelah barat Sungai Komering. Berdasarkan tata letak, kilang unit operasi Plaju
terdiri dari unit-unit :
1) Pengilangan utara
Unit-unit yang terdapat di pengilangan utara adalah : Crude Distiller II,
Crude Distiller III, Crude Distiller IV.
2) Pengilangan tengah
Unit-unit yang terdapat di pengilangan tengah adalah : Crude Distiller V,
Redistiller I/II, Stabilizer C/A/B, Straight Run Main Gas Compressor
(SRMGC).
3) Pengilangan selatan (Gas Plant)
Unit-unit yang ada di pengilangan selatan adalah : Butane Butylene Motor
Gas Compressor (BBMGC), Butane Butylene Distiller, Butane Butylene
Treating, Polymerisasi, Alkylasi, Storage & Blending Musicool.
4) Kilang Petrokimia
Kilang Petrokimia di PERTAMINA (Persero) RU-III terdiri atas dua unit
kilang, yakni : Kilang Polypropylene dan Unit Silo & Bagging, Kilang
12

Terephtalic Acid / Purified Terephtalic Acid dan Unit Silo & Bagging.
Kilang ini menghasilkan polypropylene dan Unit Silo & Bagging.

1.5.2. Kilang Unit Operasi Sungai Gerong


Kilang Unit Operasi Sungai Gerong terletak di persimpangan Sungai Musi
dan Sungai Komering. Kilang Minyak Sungai Gerong terdiri dari unit-unit Crude
Distiller VI, Redistiller III/IV, High Vacuum Unit II, Residue Fluid Catalytic
Cracking Unit, Stabilizer III, Caustic Treater Unit, Merichame Unit.

1.6. Deskripsi Proses PT. PERTAMINA (Persero) RU-III


PT. PERTAMINA (Persero) UP III melakukan pengolahan minyak
mentah menjadi produk-produk seperti bahah bakar (BBM), solvent (non-BBM),
produk gas, produk khusus dan produk petrokimia. Pada kilang BBM, minyak
bumi mengalami empat proses utama, yaitu primary process, secondary process,
treating dan blending. Kilang petrokimia di RU-III menghasilkan produk
Polypropylene dan PTA. Proses utama pengolahan minyak bumi dan petrokimia
di PT. Pertamina Refinery Unit (RU) III Plaju-Sungai Gerong terdapat 6 proses:
1.6.1. Primary Process
Proses primer merupakan proses pemisahan komponen-komponen minyak
mentah yang dilakukan seara fisik. Pada tahap ini, minyak mentah akan
dipisahkan menjadi fraksi-fraksinya dengan menggunakan proses distilasi. Hasil
yang didapatkan dari distilasi merupakan produk BBM, sebagian dari hasil
distilasi juga ada yang harus melewati tahapan secondary process. Unit operasi
yang digunakan pada tahap ini adalah Crude Distiller (CD) dan Redistiller.
Crude Distiller digunakan untuk memproses minyak mentah. Unit ini
terdiri dari unit CD II, CD III, CD IV, dan CD V, sedangkan Redistiller yang
terdiri dari Redistiller I dan II digunakan untuk mengolah slop oil (minyak sisa
yang tidak memenuhi standar, off spec.). Namun, pada saat ini, unit Redistiller
sudah tidak beroperasi lagi. Unit lain untuk primary process adalah HVU (High
Vacuum Unit). High Vacuum Unit digunakan untuk memisahkan residu hasil
pemisahan dari unit CD dan Redistiller menjadi fraksi-fraksinya.
13

1.6.2. Secondary Process


Proses sekunder melibatkan terjadinya perubahan struktur kimia dari suatu
senyawa. Proses yang bertujuan untuk mengolah fraksi-fraksi dari hasil proses
primer ini meliputi dekomposisi molekul (cracking), kombinasi molekul
(polimerisasi dan alkilasi) dan perubahan struktur molekul (reforming). Unit yang
beroperasi adalah FCCU (Fluid Catalytic Cracking Unit), Polimerisasi, Alkilasi,
Stabillizer C/A/B, SRMGC (Straight Run Motor Gas Compressor), dan BB
Distiller (Buthane-Buthylene).
1.6.3. Treating
Proses treating bertujuan untuk menghilangkan senyawa-senyawa yang
tidak diinginkan dari produk BBM seperti senyawa belerang, merkaptan-
merkaptan. Proses treating ini dilakukan pada unit CTU (Causti Treating Unit),
BB Treater (Buthane-Buthylene Treater), Doctor Treater (untuk menghilangkan
merkaptan-merkaptan), dan SAU (Sulphuric Acid Recovery Unit).
1.6.4. Blending
Proses blending bertujuan untuk meningkatkan kualitas produk atau agar
produk yang dihasilkan memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan. Proses
pencampuran dilakukan dengan penambahan zat aditif atau dengan pencampuran
dua produk yang berbeda spesifikasinya. Contoh proses pencampuran adalah
penambahan TEL (Tetra Ethyl Lead) untuk meningkatkan angka oktan bensin
atau pencampuran HOMC (High Octane Mogas Component) dengan naphta
untuk menghasilkan bahan bakar premium dengan angka oktan tinggi.
1.6.5. Produksi Polypropylene
Bahan baku unit ini adalah Raw Propane-Propylene dari hasil
perengkahan di FCCU. Proses pengolahannya terbagi menjai tiga bagian, yaitu
pemurnian bahan mentah menggunakan proses ekstraksi, pengeringan, distilasi,
polimerisasi dan peletisasi Polypropylene menjadi bijih plastik (pellet).
1.6.6. Produksi TA/PTA
Proses utama dalam Unit TA adalah proses oksidasi antara bahan baku
Paraxylene dengan Oxygen dalam suatu larutan Acetic Acid (Solvent). Unit TA
berfungsi mengolah bahan baku Paraxylene menjadi Crude Terephtalic Acid
14

(CTA), sedangkan Unit PTA mengolah CTA menjadi Purified Terephtalic Acid
(PTA). Saat ini produksi TA/PTA sudah tidak beroperasi.

1.7. Distribusi dan Pemasaran Produk


Pendistribusian produk PT. Pertamina (Persero) RU III bertanggung jawab
dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan produksi minyak terutama bahan
bakar kendaraan bermotor dan minyak tanah di Sumbagsel (Sumatera bagian
selatan) yang mencakup 4 propinsi antara lain Sumatera Selatan, Jambi,
Bengkulu, dan Bandar Lampung. Pendistribusian minyak di PT. Pertamina
(Persero) RU III dilakukan melalui :
1) Pipa-pipa
2) Kapal-kapal tanker
3) Mobil-mobil pendistribusi
Pemasaran produk PT. Pertamina (Persero) RU III dilakukan oleh Unit
Pemasaran dan Pembekalan Dalam Negeri (UPPDN).

1.8. Pelaksanaan Kerja Praktek


Kerja Praktek di PT PERTAMINA (Persero) RU-III Plaju-Sungai Gerong
berlangsung mulai tanggal 27 Desember 2016 sampai dengan 31 Januari 2017.

1.9. Tujuan Kerja Praktek


Pelaksaan program kerja praktek bagi mahasiswa dalam lingkup program
pendidikan Sarjana Strata-1 Jurusan Teknik Kimia Universitas Sriwijaya
bertujuan agar mahasiswa :
1) Untuk mendapatkan gambaran nyata tentang wujud dan pengoperasian
sistem pemroses atau fasilitas yang berfungsi sebagai sarana produksi pada
PT. PERTAMINA (PERSERO) RU-III Plaju-Sungai Gerong.
2) Untuk dapat memahami dan dapat menggambarkan diagram alir proses dan
sistem kendali yang digunakan dikilang PT. PERTAMINA (PERSERO)
RU-III Plaju-Sungai Gerong.
3) Memperoleh kesempatan untuk menerapkan pengetahuan yang diperoleh
dari bangku kuliah untuk menganalisis jalannya proses atau memecahkan
masalah nyata yang ada dalam kegiatan pengoperasian sarana produksi
15

terutama pada pada PT. PERTAMINA (PERSERO) RU-III Plaju-Sungai


Gerong dan pada perusahaan lainnya.

1.10. Ruang Lingkup Kerja Praktek


Pelaksanaan kerja praktek di PT PERTAMINA (Persero) RU-III dibagi
menjadi beberapa tahap :
1) Mengenal perusahaan secara keseluruhan melalui orientasi umum.
2) Memahami struktur proses, sistem pemroses serta pengoperasiannya melalui
orientasi operasional.
3) Menganalisis masalah dan penyelesaian melalui orientasi process
engineering dan pelaksanaan tugas khusus.

Anda mungkin juga menyukai