Anda di halaman 1dari 13

1.

PANTUN

Pantun adalah puisi Melayu asli yang cukup mengakar dan membudaya dalam
masyarakat. Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama. Lazimnya pantun
terdiri atas empat larik(atau empat baris bila dituliskan), bersajak ab-ab
ataupun aa-aa. Pantun pada mulanya merupakan sastra lisan namun sekarang
dijumpai juga pantun yang tertulis.
Semua bentuk pantun terdiri atas dua bagian: sampiran dan isi. Sampiran adalah
dua baris pertama, kerap kali tentang alam (flora dan fauna), dan biasanya tak
punya hubungan dengan bagian kedua yang menyampaikan maksud. Dua baris
terakhir merupakan isi, yang merupakan tujuan dari pantun tersebut.
Karmina dan Talibun merupakan bentuk puisi lain yang mirip dengan pantun, dalam
artian memiliki bagian sampiran dan isi (dijelaskan tersendiri).
Struktur Pantun
Menurut Sutan Takdir Alisjahbana fungsi sampiran terutama menyiapkan rima
dan irama untuk mempermudah pendengar memahami isi pantun. Ini dapat
dipahami karena pantun merupakan sastra lisan.
Meskipun pada umumnya sampiran tak berhubungan dengan isi terkadang bentuk
sampiran membayangkan isi. Sebagai contoh dalam pantun ini:

Air dalam bertambah dalam


Hujan di hulu belum lagi teduh
Hati dendam bertambah dendam
Dendam dahulu belum lagi sembuh

Beberapa sarjana Eropa berusaha mencari aturan dalam pantun maupun puisi
lama lainnya. Misalnya satu larik pantun biasanya terdiri atas 4-5 kata dan 8-12
suku kata. Namun aturan ini tak selalu berlaku.

CIRI CIRI PANTUN :

1. Setiap bait terdiri 4 baris


2. Baris 1 dan 2 sebagai sampiran
3. Baris 3 dan 4 merupakan isi
4. Bersajak a b a b
5. Setiap baris terdiri dari 8 12 suku kata
6. Berasal dari Melayu (Indonesia)

Contoh :
Ada pepaya ada mentimun (a)
Ada mangga ada salak (b)
Daripada duduk melamun (a)
Mari kita membaca sajak (b)

MACAM-MACAM PANTUN
1. DILIHAT DARI BENTUKNYA
a. PANTUN BIASA
Pantun biasa sering juga disebut pantun saja.
Contoh :
Kalau ada jarum patah
Jangan dimasukkan ke dalam peti
Kalau ada kataku yang salah
Jangan dimasukan ke dalam hati

b.SELOKA (PANTUN BERKAIT)


Seloka adalah pantun berkait yang tidak cukup dengan satu bait saja sebab
pantun berkait merupakan jalinan atas beberapa bait.

CIRI-CIRI SELOKA:

a. Baris kedua dan keempat pada bait pertama dipakai sebagai baris pertama dan
ketiga bait kedua.
b. Baris kedua dan keempat pada bait kedua dipakai sebagai baris pertama dan
ketiga bait ketiga
c. Dan seterusnya

Contoh :
Lurus jalan ke Payakumbuh,
Kayu jati bertimbal jalan
Di mana hati tak kan rusuh,
Ibu mati bapak berjalan

Kayu jati bertimbal jalan,


Turun angin patahlah dahan
Ibu mati bapak berjalan,
Ke mana untung diserahkan

c.TALIBUN
Talibun adalah pantun jumlah barisnya lebih dari empat baris, tetapi harus genap
misalnya 6, 8, 10 dan seterusnya.
Jika satu bait berisi enam baris, susunannya tiga sampiran dan tiga isi.
Jika satiu bait berisi delapan baris, susunannya empat sampiran dan empat isi.

Jadi :
Apabila enam baris sajaknya a b c a b c.
Bila terdiri dari delapan baris, sajaknya a b c d a b c d

Contoh :

sampiran:

Kalau anak pergi ke pekan


Yu beli belanak pun beli
Ikan panjang beli dahulu

isi

Kalau anak pergi berjalan


Ibu cari sanak pun cari
Induk semang cari dahulu

d.PANTUN KILAT ( KARMINA )


CIRI-CIRINYA :

a. Setiap bait terdiri dari 2 baris


b. Baris pertama merupakan sampiran
c. Baris kedua merupakan isi
d. Bersajak a a
e. Setiap baris terdiri dari 8 12 suku kata

Contoh :
Dahulu parang, sekarang besi (a)
Dahulu sayang sekarang benci (a)

2.DILIHAT DARI ISINYA


2.1. PANTUN ANAK-ANAK
Contoh :
Elok rupanya si kumbang jati
Dibawa itik pulang petang
Tidak terkata besar hati
Melihat ibu sudah datang

2.2. PANTUN ORANG MUDA


Contoh :
Tanam melati di rama-rama
Ubur-ubur sampingan dua
Sehidup semati kita bersama
Satu kubur kelak berdua

2.3. PANTUN ORANG TUA


Contoh :
Asam kandis asam gelugur
Kedua asam riang-riang
Menangis mayat di pintu kubur
Teringat badan tidak sembahyang

2.4. PANTUN JENAKA


Contoh :
Elok rupanya pohon belimbing
Tumbuh dekat pohon mangga
Elok rupanya berbini sumbing
Biar marah tertawa juga

2.5. PANTUN TEKA-TEKI


Contoh :
Kalau puan, puan cemara
Ambil gelas di dalam peti
Kalau tuan bijak laksana
Binatang apa tanduk di kaki
B.PERBEDAAN DAN PERSAMAAN PANTUN DENGAN SYAIR

PERBEDAANNYA :
1. Pantun: baris 1 dan 2 sampiran, 3 dan 4 isi, sedangkan pada SYAIR baris 1 ,2, 3
dan 4 isi
2. Pantun bersajak a b a b, syair bersajak a a a a
3. Pantun berasal dari Melayu, syair berasal dari Arab

PERSAMAANNYA :
1. Satu bait terdiri dari 4 baris
2. Tiap baris terdiri dari 8 12 suku kata

Macam-macam Pantun

Pantun Adat

Menanam kelapa di pulau Bukum


Tinggi sedepa sudah berbuah
Adat bermula dengan hukum
Hukum bersandar di Kitabullah

Ikan berenang didalam lubuk


Ikan belida dadanya panjang
Adat pinang pulang ke tampuk
Adat sirih pulang ke gagang

Lebat daun bunga tanjung


Berbau harum bunga cempaka
Adat dijaga pusaka dijunjung
Baru terpelihara adat pusaka

Bukan lebah sebarang lebah


Lebah bersarang dibuku buluh
Bukan sembah sebarang sembah
Sembah bersarang jari sepuluh

Pohon nangka berbuah lebat


Bilalah masak harum juga
Berumpun pusaka berupa adat
Daerah berluhak alam beraja

Pantun Agama

Banyak bulan perkara bulan


Tidak semulia bulan puasa
Banyak tuhan perkara tuhan
Tidak semulia Tuhan Yang Esa
Daun terap di atas dulang
Anak udang mati dituba
Dalam kitab ada terlarang
Yang haram jangan dicoba

Bunga kenanga di atas kubur


Pucuk sari pandan Jawa
Apa guna sombong dan takabur
Rusak hati badan binasa

Anak ayam turun sepuluh


Mati seekor tinggal sembilan
Bangun pagi sembahyang subuh
Minta ampun kepada Tuhan

Asam kandis asam gelugur


Ketiga asam si riang-riang
Menangis mayat di pintu kubur
Teringat badan tidak sembahyang

Pantun Budi
Bunga cina diatas batu
Daunnya lepas kedalam ruang
Adat dunia memang begitu
Sebabnya emas budi terbuang

Diantara padi dengan selasih


Yang mana satu tuan luruhkan
Diantara budi dengan kasih
Yang mana satu tuan turutkan

Apa guna berkain batik


Kalau tidak dengan sujinya
Apa guna beristeri cantik
Kalau tidak dengan budinya

Sarat perahu muat pinang


Singgah berlabuh di Kuala Daik
Jahat berlaku lagi dikenang
Inikan pula budi yang baik

Anak angsa mati lemas


Mati lemas di air masin
Hilang bahasa karena emas
Hilang budi karena miskin

Pantun Jenaka

Dimana kuang hendak bertelur


Di atas lata dirongga batu
Dimana tuan hendak tidur
Di atas dada dirongga susu

Elok berjalan kota tua


Kiri kanan berbatang sepat
Elok berbini orang tua
Perut kenyang ajaran dapat
Sakit kaki ditikam jeruju
Jeruju ada didalam paya
Sakit hati memandang susu
Susu ada dalam kebaya

Naik kebukit membeli lada


Lada sebiji dibelah tujuh
Apanya sakit berbini janda
Anak tiri boleh disuruh

Orang Sasak pergi ke Bali


Membawa pelita semuanya
Berbisik pekak dengan tuli
Tertawa si buta melihatnya

Ada apa diseberang itu


Mentimun busuk dimakan kalong
Ada apa diseberang itu
Bujang bungkuk gadis belong

Limau purut di tepi rawa,


buah dilanting belum masak
Sakit perut sebab tertawa,
melihat kucing duduk berbedak

Pantun Kepahlawanan

Adakah perisai bertali rambut


Rambut dipintal akan cemara
Adakah misai tahu takut
Kamipun muda lagi perkasa

Hang Jebat Hang Kesturi


Budak-budak raja Melaka
Jika hendak jangan dicuri
Mari kita bertentang mata

Kalau orang menjaring ungka


Rebung seiris akan pengukusnya
Kalau arang tercorong kemuka
Ujung keris akan penghapusnya

Redup bintang haripun subuh


Subuh tiba bintang tak nampak
Hidup pantang mencari musuh
Musuh tiba pantang ditolak

Esa elang kedua belalang


Takkan kayu berbatang jerami
Esa hilang dua terbilang
Takkan Melayu hilang di bumi

Pantun Kias

Ayam sabung jangan dipaut


Jika ditambat kalah laganya
Asam digunung ikan dilaut
Dalam belanga bertemu juga

Berburu kepadang datar


Dapatkan rusa belang kaki
Berguru kepalang ajar
Bagaikan bunga kembang tak jadi

Anak Madras menggetah punai


Punai terbang mengirap bulu
Berapa deras arus sungai
Ditolak pasang balik kehulu

Kayu tempinis dari kuala


Dibawa orang pergi Melaka
Berapa manis bernama nira
Simpan lama menjadi cuka

Disangka nenas ditengah padang


Rupanya urat jawi-jawi
Disangka panas hingga petang
Kiranya hujan tengah hari

Pantun Nasihat

Kayu cendana diatas batu


Sudah diikat dibawa pulang
Adat dunia memang begitu
Benda yang buruk memang terbuang

Kemuning ditengah balai


Bertumbuh terus semakin tinggi
Berunding dengan orang tak pandai
Bagaikan alu pencungkil duri

Parang ditetak kebatang sena


Belah buluh taruhlah temu
Barang dikerja takkan sempurna
Bila tak penuh menaruh ilmu

Padang temu padang baiduri


Tempat raja membangun kota
Bijak bertemu dengan jauhari
Bagaikan cincin dengan permata

Ngun Syah Betara Sakti


Panahnya bernama Nila Gandi
Bilanya emas banyak dipeti
Sembarang kerja boleh menjadi
Pantun Peribahasa

Berakit-rakit kehulu
Berenang-renang ke tepian
Bersakit-sakit dahulu
Bersenang-senang kemudian

Kehulu memotong pagar


Jangan terpotong batang durian
Cari guru tempat belajar
Jangan jadi sesal kemudian

Kerat kerat kayu diladang


Hendak dibuat hulu cangkul
Berapa berat mata memandang
Barat lagi bahu memikul

Harapkan untung menggamit


Kain dibadan didedahkan
Harapkan guruh dilangit
Air tempayan dicurahkan

Pohon pepaya didalam semak


Pohon manggis sebasar lengan
Kawan tertawa memang banyak
Kawan menangis diharap jangan

Pantun Perpisahan

Pucuk pauh delima batu


Anak sembilang ditapak tangan
Biar jauh dinegeri satu
Hilang dimata dihati jangan

Bagaimana tidak dikenang


Pucuknya pauh selasih Jambi
Bagaimana tidak terkenang
Dagang yang jauh kekasih hati

Duhai selasih janganlah tinggi


Kalaupun tinggi berdaun jangan
Duhai kekasih janganlah pergi
Kalaupun pergi bertahun jangan

Batang selasih mainan budak


Berdaun sehelai dimakan kuda
Bercerai kasih bertalak tidak
Seribu tahun kembali juga

Bunga Cina bunga karangan


Tanamlah rapat tepi perigi
Adik dimana abang gerangan
Bilalah dapat bertemu lagi

Pantun Teka-teki

Kalau tuan bawa keladi


Bawakan juga si pucuk rebung
Kalau tuan bijak bestari
Binatang apa tanduk dihidung ?

Beras ladang sulung tahun


Malam malam memasak nasi
Dalam batang ada daun
Dalam daun ada isi

Terendak bentan lalu dibeli


Untuk pakaian saya turun kesawah
Kalaulah tuan bijak bestari
Apa binatang kepala di bawah ?

Kalau tuan muda teruna


Pakai seluar dengan gayanya
Kalau tuan bijak laksana
Biji diluar apa buahnya

Tugal padi jangan bertangguh


Kunyit kebun siapa galinya
Kalau tuan cerdik sungguh
Langit tergantung mana talinya ?

Anda mungkin juga menyukai