LAPORAN KASUS
I.2. Anamnesis
1. Keluhan Utama :
Lemas kedua kaki
2. Keluhan Tambahan :
Sulit BAB, BAK, mengeluh sedikit pusing, dan bicara pelo
1
pasien mengalami lemas pada kedua kaki, keluhan saat ini baru pertama kali
dirasakan. Kondisi pasien saat ini setelah mendapatkan pertolongan di IGD
sudah membaik, keluhan lemas kedua kaki sudah sedikit membaik. Keluhan
lain seperti sulit BAB dan BAK sudah jauh lebih membaik, namun untuk
bicara pelo masih belum ada perbaiakn.
Pasien tidak mengeluh keluhan lain seperti penurunan berat badan,,
sesak nafas, demam, mual, muntah, nyeri perut dan nyeri saat BAK.
2
pasien cukup terkena sinar matahari. Pasien memiliki hubungan dengan
tetangga dan keluarga yang cukup baik. Di lingkungan rumah pasien,
tidak ada orang yang memiliki keluhan yang sama dengan pasien.
Kegiatan gotong royong untuk membersihkan lingkungan rutin
dilakukan.
b. Home
Pasien tinggal di rumah sederhana, dengan lantai rumah pasien
terbuat dari bahan semipermanen dan selalu dibersihkan. Terdapat
beberapa buah jendela serta ventilasi yang sering dibuka. Rumah pasien
terdiri dari 3 kamar tidur, satu ruang tamu, satu ruang keluarga, satu
dapur, dan satu kamar mandi. Sumber air berasal dari sumur bersama.
Pencahayaan rumah pasien berasal dari lampu dan sinar matahari yang
cukup. Pasien menyangkal ada anggota keluarga lain yang
mengeluhkan gejala serupa.
c. Occupational
Pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga. Pembiayaan kebutuhan
sehari-hari terpenuhi dari pendapatan anak dan menantu pasien.
Pembiayaan rumah sakit ditanggung BPJS Kesehatan.
d. Diet
Pasien mengaku makan sehari 2-3 kali sehari, dengan nasi, sayur dan
lauk pauk seadanya. Pasien mengaku tidak pernah mengkonsumsi
alkohol, ataupun mengkonsumsi obat-obatan terlarang. Pasien sering
kali mengkonsumsi makanan tinggi lemak dan berminyak seperti
makanan yang digoreng (gorengan).
3
S : 36 oC
TB : 148 CM
BB : 45 Kg
Status Generalis
Pulmo
Inspeksi : Dinding dada simetris, retraksi interkostal (-), ketinggalan
gerak (-), jejas (-)
Palpasi : Vokal fremitus hemitoraks kanan sama dengan hemitoraks
kiri
Perkusi : Sonor di kedua lapang paru
Auskultasi : Suara dasar vesikuler (+/+), RBH (-/-), RBK (-/-), wheezing
(-/-), ekspirasi memanjang (-)
Cor
Inspeksi : Ictus cordis tampak di SIC V linea midclavicula sinistra,
kuat angkat (-), pulsasi epigastrium (-), pulsasi parasternal
(-)
Palpasi : Ictus cordis teraba di SIC V linea midclavicula sinistra dan
kuat angkat (-)
4
Perkusi : Batas ataskanan : SIC II LPSD
Batas ataskiri : SIC II LPSS
Batas bawahkanan : SIC IV LPSD
Batas bawahkiri : SIC V LMCS
Auskultasi : S1 > S2 reguler, Gallop (-), Murmur (-)
Abdomen
Inspeksi : Cembung
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Perkusi : Timpani, tes pekak alih (-), pekak sisi (-)
Palpasi : Supel, undulasi (-), nyeri tekan (-)
Hepar : Tidak teraba
Lien : Tidak teraba
Ekstremitas
Superior : Edema (-/-), akral dingin (-/-), sianosis (-/-), ikterik (-/-)
Inferior : Edema (-/-), akral dingin (-/-), sianosis (-/-), ikterik (-/-)
Motorik : Superior 3/5, Inferior 3/4
5
RDW 12.8 Normal
MPV 7.4 Menurun
LED 24
Kimia klinik
Glukosa Sewaktu 85 Normal
Glukosa 2 Jam 143 Meningkat
PP
2. Pemeriksaan CT Scan
Gambar 1.1. CT Scan Kepala Ny. M, di RST Tingkat II dr. Soedjono Magelang
Kesan :
- ICH (Intracerebral Haemorhage) Nucleus Lentiformis (Slice 7 12, HU
69,31, UK. LK 2,83 x 3,4 cm)
- Tak tampak oedem cerebri
6
- Tak tampak lateralisasi
- Lain lain tak tampak kelainan
I.1.6. PENATALAKSANAAN
a. Farmakologi :
b. Non-Farmakologi :
- Hindari makanan tinggi lemak dan tinggi garam
- Olahraga ringan teratur
- Latihan mengangkat kaki
I.1.7. PROGNOSIS
Ad vitam : Dubia ad Malam
Ad fungsionam : Dubia ad Malam
Ad sanationam : Dubia ad Malam
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
8
5. Perdarahan subarahnoid traumatika (SAH)
Perdarahan subarahnoid diakibatkan oleh pecahnya pembuluh darah
kortikal baik arteri maupun vena dalam jumlah tertentu akibat trauma dapat
memasuki ruang subarahnoid.
Cedera otak difus menurut Sadewa (2011) adalah terminologi yang
menunjukkan kondisi parenkim otak setelah terjadinya trauma. Terjadinya cedera
kepala difus disebabkan karena gaya akselerasi dan deselerasi gaya rotasi dan
translasi yang menyebabkan bergesernya parenkim otak dari permukaan terhadap
parenkim yang sebelah dalam. Vasospasme luas pembuluh darah dikarenakan
adanya perdarahan subarahnoid traumatika yang menyebabkan terhentinya
sirkulasi di parenkim otak dengan manifestasi iskemia yang luas, edema otak
disebabkan karena hipoksia akibat renjatan sistemik, bermanifestasi sebagai cedera
kepala difus. Dari gambaran morfologi pencitraan atau radiologi, cedera kepala
difus dikelompokkan menjadi:
1. Cedera akson difus ( Difuse aksonal injury )
Difus axonal injury adalah keadaan dimana serabut subkortikal yang
menghubungkan inti permukaan otak dengan inti profunda otak (serabut
proyeksi), maupun serabut yang menghubungkan inti-inti dalam satu
hemisfer (asosiasi) dan serabut yang menghubungkan inti-inti permukaan
kedua hemisfer (komisura) mengalami kerusakan.
2. Kontusio Cerebri
Kontusio cerebri adalah kerusakan parenkimal otak yang disebabkan
karena efek gaya akselerasi dan deselerasi. Mekanisme lain yang menjadi
penyebab kontusio cerebri adalah adanya gaya coup dan countercup, dimana
hal tersebut menunjukkan besarnya gaya yang sanggup merusak struktur
parenkim otak yang terlindung begitu kuat oleh tulang dan cairan otak yang
begitu kompak.
3. Edema Cerebri
Edema cerebri terjadi karena gangguan vaskuler akibat trauma kepala.
Pada edema cerebri tidak tampak adanya kerusakan parenkim otak namun
terlihat pendorongan hebat pada daerah yang mengalami edema. Edema
9
otak bilateral lebih disebabkan karena episode hipoksia yang umumnya
dikarenakan adanya renjatan hipovolemik.
4. Iskemia cerebri
Iskemia cerebri terjadi karena suplai aliran darah ke bagian otak
berkurang atau berhenti. Kejadian iskemia cerebri berlangsung lama (kronik
progresif) dan disebabkan karena penyakit degenerative pembuluh darah
otak.
CT Scan kepala nonkontras merupakan modalitas terbaik untuk diagnosis
pertadarahan intraserebral. Pada gambaran CT Scan tampak sebagai lesi hiperdens
dengan edema minimal atau tanpa edema di sekeliling lesi. Pada subakut batas
perifer hematoma membentuk ring-like enhancement pada CT Scan dan MRI akibat
proliferasi kapiler pada kapsul hematoma.
Secara tradisional dapat dibedakan berdasarkan fokal lesi yang didapatkan dari
gambaran CT Scan yang dilakukan, yaitu dengan dijumpai adanya gambaran EDH, SDH,
ICH maupun SAH (Andrews, 2003; Selladurai dan Reilly, 2007).
Gambar 2.1. Gambaran CT Scan Cidera Otak Fokal (EDH, SDH, ICH dan SAH)
10
ml, may include bone fragments and
foreign bodies
Diffuse Injury III Cisterns compressed or absent with
midline shift 0-5 mm No high or mixed
density lesion > 25 ml
Diffuse Injury IV Midline shift > 5 mm No high or mixed
density lesion > 25 ml
Evacuated mass lesion Any lesion surgically evacuated
Non-Evacuated mass lesion High or mixed density > 25 ml, not
surgically evacuated
Notes :
Delayed intracerebral hematomas
Dapat terjadi pada area yang tampak normal pada CT Scan awal atau terdapat
kontusio serebri pada CT Scan awal, paling sering terjadi pada hari 1-4 setelah
trauma, namun dapat pula terjadi sampai 2 minggu setelah trauma kepala.
Sepertiga lesi perdarahan intraserebral mengalami perkembanagan perifokal
edema yang menyebabkan efek massa lebih besar dibanding lesi perdarahannya.
11
f. Inflamasi
Bagian basilar dan posterior tidak begitu baik diperlihatkan oleh Ct Scan. Ct
Scan mulai dipergunakan sejak tahun 1970 dalam alat bantu dalam proses diagnosa
dan pengobatan pada pasien neurologis. Gambaran Ct Scan adalah hasil
rekonstruksi komputer terhadap gambar X-Ray. Gambaran dari berbagai lapisan
secara multiple dilakukan dengan cara mengukur densitas dari substansi yang
dilalui oleh sinar X.
12
prosedur, adapula prosedur scanning yang mengharuskan pasien untuk meminum
suatu material cairan kontras yang mana digunakan untuk melakukan proses
scanning khususnya untuk daerah perut.
CT-Scan digunakan di dalam kedokteran sebagai alat diagnostik dan
sebagai pemandu untuk prosedur intervensi. Kadang-kadang membandingkan
material seperti kontras yang diodinasi kedalam pembuluh darah . Ini berguna bagi
menyoroti struktur seperti pembuluh darah yang jika tidak akan sukar untuk
menggambarkan jaringan sekitarnya. Penggunaan material kontras dapat juga
membantu ke arah memperoleh informasi fungsional tentang jaringan.
Ukuran gambar (piksel) yang didapat pada CT-scan adalah radiodensitas.
Ukuran tersebut berkisar antara skala -1024 to +3071 pada skala housfield unit.
Hounsfileds sendiri adalah pengukuran densitas dari jaringan.
Peningkatan teknologi CT-Scan adalah menurunkan dosis radiasi yang
diberikan, menurunkan lamanya waktu dalam pelaksanaan scaning dan peningkatan
kemampuan merekonstruksi gambar. sebagai contoh, untuk lihat di penempatan
yang sama dari suatu penjuru/sudut berbeda) telah meningkat dari waktu ke waktu.
Meski demikian, dosis radiasi dari CT meneliti beberapa kali lebih tinggi dibanding
penyinaran konvensional meneliti. Sinar-X adalah suatu format radiasi pengion dan
tentunya berbahaya.
Gambaran jaringan pada CT-Scan :
Jaringan Hounsfield unit Warna abu-abu
Udara -1000 Hitam ()
Lemak -100 Hitam ()
Cairan cerebrospinal 0 Hitam ()
Otak 30 Abu-abu (-)
Darah 100 Putih ()
Tulang 1000 Putih ()
13
II.2.2. Instrumen CT Scan
Ada beberapa komponen penyusun dari sebuah pesawat ct scan. Komponen-
komponen tersebut, meliputi:
a. Meja Pemeriksaan
Meja pemeriksaan merupakan tempat pasien diposisikan untuk
dilakukannya pemeriksaan CT-Scan. Bentuknya kurva dan terbuat dari
Carbon Graphite Fiber. Setiap scanning satu slice selesai, maka meja
pemeriksaan akan bergeser sesuai ketebalan slice ( slice thickness ). Meja
pemeriksaan terletak dipertengahan gantry dengan posisi horizontal dan
dapat digerakkan maju, mundur, naik dan turun dengan cara menekan
tombol yang melambangkannmaju, mundur, naik, san turun yang terdapat
pada gantry.
b. Gantry
Gantry merupakan komponen pesawat CT-Scan yang didalamnya
terdapat tabung sinar-x, filter, detektor, DAS (Data Acquisition System).
Serta lampu indikator untuk sentrasi. Pada gantry ini juga dilengkapi
denganindikator data digital yang memberi informasi tentang ketinggian
meja pemeriksaan, posisi objek dan kemiringan gantry.
Pada pertengahan gantry diletakkan pasien. Tabung sinar-x dan
detektor yang letaknya selalu berhadapan didalam gantry akan berputar
mengelilingi objek yang akan dilakukan scanning.
Ada beberapa bagian yang terdapat di dalam gantry :
1. Tabung Sinar X
Berfungsi sebagai pembangkit sinar-X dengan sifat :
Bekerja pada tegangan tinggi diatas 100 kV
Ukuran focal spot kecil 10 1 mm
Tahan terhadap goncangan
2. Kolimator
Pada pesawat CT-Scan, umumnya terdapat dua buah kolimator,
yaitu :
Kolimator pada tabunng sinar-x : berfungsi untuk
mengurangi dosis radiasi, sebagai pembatas luas lapangan
14
penyinaran dan mengurangi bayangan penumbra dengan
adanya focal spot kecil.
Kolimator pada detektor : Berfungsi untuk pengarah radiasi
menuju ke detektor, pengontrol
3. Detektor dan DAS (Data Acqusition System)
Setelah sinar-x menembus objek, maka akan diterima oleh
detector yang selanjutnya dan dilakukan proses pengolahan data
oleh DAS. Adapun fungsi detector dan DAS secara garis besar
adalah: untuk menangkap sinar-x yang telah menembuat objek,
mengubah sinar-x dalam bentuk cahaya tampak, kemudian
mengubah cahaya tampak tersebut menjadi sinyal-sinyal
elektron, lalu kemudian menguatkan sinyal-sinyal electron
tersebut dan mengubah sinyal electron tersebut kedalam bentuk
data digital.
c. Komputer
Merupakan pengendali dari semua instrument pada CT-Scan. Berfungsi
untuk melakukan proses scanning, rekonstruksi atau pengolahan data,
menampilkan gambar serta untuk menganalisa gambar.
Adapunvelemen-elemen pada computer adalah sebagai berikut :
15
Input Device
Unit yang menterjemahkan data-data dari luar kedalam
bahasa komputer sehingga dapat menjalankan program atau
instruksi.
16
e. Image Recording
Berfungsi untuk menyimpan program hasil kerja dari komputer
ketika melakukan scanning, rekonstruksi dan display gambar
menggunakan :
Magnetic Disk
Digunakan untuk penyimpanan sementara dari data atau
gambaran, apabila gambaran akan ditampilkan dan diproses.
Magnetic disk dapat menyimpan dan mengirim data dengan cepat,
bentuknya berupa piringan yang dilapisi bahan ferromagnetic.
Kapasitasnya sangat besar.
Floppy Disk
Biasa disebut dengan disket, merupakan modifikasi dari
magnetic disk, bentuknya kecil dan fleksibel atau lentur. Floppy disk
mudah dibawa dan disimpan. Kapaasitasnya relative kecil (sekarang
sudah tidak digunakan lagi).
f. Operator Terminal
Merupakan pusat semua kegiatan scanning atau pengoperasian
system secara umum serta berfungsi untuk merekonstruksi hasil gambaran
sesuai dengan kebutuhan.
g. Multiformat Kamera
Digunakan untuk memperoleh gambaran permanen pada film. Pada
satu film dapat dihasilkan beberapa irisan gambar tergantung jenis pesawat
CT dan film yang digunakan.
17
3 atom iodine menggantikan cincin benzene dengan disosiasi rantai cabang.
Osmolalitasnya berkisar 1200-2000 mOsm/l.
Mengingat toksisitas kontras hipertonus, kemudian berkembang media
kontras monomer nonionik pertama dengan kemampuan radioopak yang sama tapi
karena tidak terdapat disosiasi rantai cabang maka osmolalitasnya menurun.
Selanjutnya media kontras dimer ionik dan non ionik dikembangkan dengan
osmolalitas yang juga rendah mendekati osmolalitas darah, kurang lebih
300mOsm/l, sehingga menurunkan efek samping. Media kontras dimer nonionik
mempunyai 6 atom iodine per molekul, secara teori osmolalitasnya turun hingga
50%, mendekati osmolalitas darah dan efek sampingnya juga menurun.
Ada beberapa syarat-syarat Bahan Kontras Media :
1. Tidak merupakan racun dalam tubuh.
2. Dalam konsentrasi yang rendah telah dapat membuat
3. Perbedaan densitas yang cukup
4. Mudah cara pemakaiannnya
5. Secara ekonomi tidak mahal dan mudah diperoleh dipasaran
6. Mudah dikeluarkan dari dalam tubuh/larut sehingga tidak mengganggu
organ tubuh yang lain.
18
tambahan lainnya untuk membuat campuran bahan kontras. Bahan ini
umumnya hanya digunakan pada saluran pencernaan; biasanya ditelan
atau diberikan sebagai enema. Setelah pemeriksaan, bahan ini akan
keluar dari tubuh bersama dengan feces.
Golongan larut dalam air ( water soluble )
Bahan Kontras Ionik
Ion-ion penyusun media kontras terdiri dari kation (ion
bermuatan positif) dan anion (ion bermuatan negatif). Kation terikat
pada asam radikal (-COO-) rantai C1 cincin benzena. Kation juga
memberikan karakteristik media kontras, dimana setiap jenis
memberikan karakteristik yang berbeda satu sama lain. Ada beberapa
macam kation yang digunakan dalam media kontras
a. Bahan Kontras Ionik Monomer
Bahan Kontras ionik manomer merupakan bentuk bahan
kontras ionik yang memiliki satu buah cincin asam benzoat
dalam satu molekul
b. Bahan Kontras Ionik dimer
Merupakan media kontras ionik yang memiliki dua buah
cincin asam benzoat dalam satu molekul. Salah satu contoh
bentuk dan susunan kimia jenis bahan kontras ini adalah
Ioxaglate (Hexabrix) yang merupakan media kontras ionik
dimer pertama dibuat.
19
a. Bahan kontras Non-ionik Monomer
Bahan kontras ini berasal dari media kontras ionik
monomer yang dibentuk dengan mengganti gugus karboksil
oleh gugus radikal non-ionik yaitu amida (-CONH2). Contoh
kontras media Non-ionik Manomer :
Iopamidol
Iohexol
Iopromide
Ioversol
Iopentol
b. Bahan Kontras Non-ionik Dimer
Pembentukan struktur kimia bahan kontras ini melalui
proses penggantian pada gugus karboksil media kontras ionik
dimer juga oleh gugus radikal non-ionik, yang pada kahir
sisntesa menghasilkan perbandingan iodium terhadap partikel
media kontras
20
hamburan dan serapan yang probabilitas terjadinya ditentukan oleh jenis bahan dan
energi radiasi yang dipancarkan. Dalam CT scan, untuk menghasilkan citra obyek,
berkas radiasi yang dihasilkan sumber dilewatkan melalui suatu bidang obyek dari
berbagai sudut. Radiasi terusan ini dideteksi oleh detektor untuk kemudian dicatat
dan dikumpulkan sebagai data masukan yang kemudian diolah menggunakan
komputer untuk menghasilkan citra dengan suatu metode yang disebut sebagai
rekonstruksi.
Gambar 2.3. Collimator dan Detektor (Jejak Radiologi Computed Tomografi (CT).html)
21
Sinar X-ray yang telah dideteksi oleh detektor kemudian dikonversi menjadi
arus listrik yang kemudian ditransmisikan ke komputer dalam bentuk sinyal melaui
proses berikut :
Gambar 2.4. Proses pembentukan citra (www.Jejak Radiologi Computed Tomografi (CT).html)
Setelah diperoleh arus listrik dan sinyal aslinya, maka sinyal tadi dikonversi
ke bentuk digital menggunakan A/D Convertor agar sinyal digital ini dapat diolah
oleh komputer sehingga membentuk citra yang sebenarnya.
Hasilnya dapat dilihat langsung pada monitor komputer ataupun dicetak ke
film.
22
evaluasi proses intrestitial kronik (emfisema, fibrosis)
evaluasi mediatinum dan limfadenopati menggunakan kontrast per
IV
metode pemeriksaan utama pada emboli paru, dan disecsi aorta
menggunakan kontras IV
3. Pada Abdomen dan Pelvik
diagnosa pada batu ginjal, apendisitis, pankreatitis, diverkulitis,
anerisma aorta
abdomen, obstruksi usus
pilihan pertama mendeteksi trauma menelan benda solid
CT scan bukan pilhan utama pada pelvik, pilhan pertama adalah
ultrasonografi
4. Pada Ekstremitas
digunakan pada fraktur kompleks
23
BAB III
KESIMPULAN
24
DAFTAR PUSTAKA
25