Operon adalah sekelompok gen yang diapit secara bersamaan oleh sepasang terminator
dan promotor. Operon merupakan sekelompok gen yang produk-produknya memiliki fungsi-
fungsi yang berhubungan dan ditranskripsi bersama-sama sebagai suatu kesatuan. Daerah operon
merupakan daerah yang berperan dalam regulasi ekspresi gen. Sistem regulasi yang pertama
diketahui adalah sistem regulasi operon laktosa pada bakteri E. coli oleh Yacob dan Monod. E.
coli mempunyai kekhasan dari prokariot yang lain. Regulasi yang paling umum dilakukan oleh
bakteri yaitu sistem operon lactosa (operon lac) dan sistem operon tryptophan (operon trp)
Regulasi ekspresi gen banyak dimengerti melalui mekanisme yang dipalajari pada
bakteri. Sistem regulasi yang pertama dimengerti ialah sistem regulasi operon laktosa pada
bakteri E. coli oleh Jacob dan Monod. Regulasi ini berperan dalam mengatur produksi enzim B-
galaktosidase, ketika bakteri harus memilih menggunakan laktosa atau glukosa sebagai
sumber karbonnya.
Berikut ini akan dijelaskan dua sistem regulasi yang paling umum dilakukan pada
bakteri, yaitu sistem operon laktosa (operon lac) dan sistem operon triptofan (operon trp). Pada
operon lac ekspresi gen diatur pada tingkat promoter, yaitu mengatur kontak kontak antara
promoter dengan enzim transkiptase (pengendali transkipsi). Pada operon yaitu triptofan sudah
mencapai kuantitas yang dibutuhkan .
Catatan-Sugasetya.blogspot.com Sugasetya@gmail.com
1
Agus Setiawan
Gambar 1. Dua sistem operon pada E. coli (a). Operon lactosa (b). Operon triptophan. Sumber:
Figure 2.20 (Brown, 2002).
Gambar 2. Promotor pada operon lactosa E. coli..Sumber : Figure 9.17. (Brown, 2002)
Catatan-Sugasetya.blogspot.com Sugasetya@gmail.com
2
Agus Setiawan
Pada operon lactosa terdapat 3 gen yaitu lacZ, lacY dan lacA yang masing-masing
menyandikan beta-galaktosidase, permease dan transasetilase.
Pengaturan ekspresi gen ini disebut sistem regulasi ekspresi gen, dan sistem ini pertama
kali dijelaskan oleh Jacob dan Monod. Sistem regulasi yang ditemukan oleh mereka sekarang
Catatan-Sugasetya.blogspot.com Sugasetya@gmail.com
3
Agus Setiawan
dikenal sebagai sistem regulasi operon laktosa. Sistem regulasi ini merupakan sistem regulasi
pada tingkat inisiasi transkipsi atau regulasi pada tingkat promoter.
Pengaturan ekspresi operon laktosa dilakukan oleh suatu protein regulator yang akan
berinteraksi dengan promoter. Protein regulator tersebut akan menentukan inisiasi translasi yang
dilakukan oleh transkiptase. Protein pengatur dihasilkan oleh gen regulator, yaitu gen yang
produk ekspresinya berperan mengatur ekspresi gen lain. Dalam kasus operon lakotsa terdapat
dua gen regulator yaitu lac-I dan gen crp. Gen lac-I berhubungan dengan kehadiran
laktosa,sedangkan gen crp berhubungan dengan kehadiran glukosa. Gen yang diatur tersebut
dinamakangen strukutral, sebagai contoh gen lac-Z, lac-Y, dan lac-A pada operon laktosa. Jadi
gen regulator berperan mengatur ekspresi gen strukutral.
Gen lac-I akan menghasilkan suatu polipeptida, yang kemudian setiap empat polipeptida
akan membentuk satu molekul protein tetramer yang berperan sebagai regulator.
Dalam proses regulasi protein tetramer ini akan menempel pada suatu wilayah promotor
yang disebut operator. Penempelan itu terjadi karena ada kecocokam tertentu antara runtutan
basa operator dengan protein regulator. Akibat adanya protein regulator yang menempati wilayah
operator maka transkiptase tidak dapat melakukan inisiasi translasi, sehingga gen-gen yang
bterdapat di belakang promoter menjadi tidak terekspresi. Protein regulator seperti di atas
bersifat menghalangi atau menekan terjadinya transkipsi maka disebut inhibitor. Lawan sifat dari
represos disebut aktifator, yaitu bersifat mendorong terjadinya ekspresi gen. dalam sistem
regulasi ini laktosa yang diambil oleh bakteri dapat berinteraksi dengan protein regulator dan
asosiasi yang akan mengubah konfigurasi molekul protein regulator. Perubahan konfigurasi pada
protein repressor menyebabkan protein-protein tersebut menjadi tidak mampu berasosiasi dengan
Catatan-Sugasetya.blogspot.com Sugasetya@gmail.com
4
Agus Setiawan
operator. Dengan tidak adanya inhibitor pada promoter maka transkiptase menjasi
tidak terhalang untuk melakukan inisiasi transkipsi, dan terjadi ekspresi gen-gen pada operon
laktosa.
Bila bakteri telah menkonversi laktosa menjadi glukosa, dan bila kuantitas glukosa sudah
mencukupi maka B-galaktosidase harus dihentikan sintesisnya. Regulasi oleh glukosa ini disebut
represi katabolit atau represi glukosa. Proses regulasi ini melibatkan tiga komponen yaitu
glukosa, cAMP (cyclic AMP), dan CAP (protein aktifator). CAP merupakan protein yang
berperan mengaktifkan enzim transkiptase, protein ini disandikan oleh gen regulator crp.
Asosiasi antara CAP dengan transkiptase menyebabkan transkiptase menjadi aktif dan mampu
mengkatalis proses transkipsi, tanpa CAP transkiptase menjadi tidak aktif.
Glukosa mengatur aktivitas CAP melalui pengaturan cAMP. Antara CAP dan cAMP
dapat terbentuk asosiasi, dan asosiasi ini akan menyebabkan CAP aktif berperan sebagai
aktifator, CAP yang terbebas dari cAMP tidak dapat berperan sebagai aktifator. Kuantitas cAMP
berbendung terbalik dengan kuantitas glukosa. Saat glukosa di dalam sel berjumlah kecil cAMP
ditemukan dalam jumlah yang besar, dan sebaliknya. Dalam keadaan kuantitas rendah cAMP
tidak dapat berasosiasi dengan CAP, akibatnya CAP tidak dapat menjadi aktifator. Jadi pada saat
glukosa rendah cAMP berada dalam jumlah besar dan membentuk asosiasi cAMP-CAP yang
berperan menjadi aktifator enzim transkiptase, sehingga terjadi transkipsi operon laktosa.
Sistem regulasi Operon Triptofan
Triptofan trp memiliki lima gen struktural yaitu trp-E, trp-D. trp-C, trp-B, dan trp-A.Gen
pengawal trp-L pada yang berfungsi sebagai regulator. Gen-gen yang struktural yang terdapat
pada operon triptofan berfungsi untuk menyandikan enzim yang memegang peranan dalam
metabolism triptofan. Trp-L merupakan gen yang paling dekat pada promotor.
Regulasi operon trp berlangsung pada tingkat RNA hasil transkripsi. Gen pengawal (trp-
L) yang terletak tepat di belakang promotor, berfungsi sebagai regulator. Inisiasi transkripsi,
pada promotor, akan berjalan tanpa hambatan dan transkriptase masuk ke ruas trp-L. Regulasi
terjadi ketika saat enzim transkriptase berada pada ruas trp-L, yang akan menentukan
berjalannya proses transkripsi.
Kuantitas tiptofan dalam sel mengendalikan ekspresi gen-gen pada operon ini. Pada ruas
trp-L terdapat dua kodon yang berhubungan dengan asam amino triptofan yaitu kodon yang
terletak pada basa 54 sampai 59. RNA yang dihasilkan dari proses transkripsi tersebut mulai
Catatan-Sugasetya.blogspot.com Sugasetya@gmail.com
5
Agus Setiawan
dibaca oleh ribosom atau ditranslasikan. Pergerakan ribosom dipengaruhi oleh ketersediaan
amino-asil-tRNA. Pada saat kuantitas triptofan dalam sel belum mencukupi tidak akan
terbentuk triptofal-tRNA (amino-asil-tRNA untuk triptofan) dan translasi ribosom akan berhenti
pada kodon trp basa 54 sampai basa 59. Ketika jumlah triptofan sudah mencukupi akan
terbentuk triptofal-tRNA dan ribosom mentranslasikan kodon trp tersebut sehingga translasi
dapat dilanjutkan.
Trp-L terdiri atas 4 ruas yang homolog satu dengan yang lainnya sehingga mampu
membentuk pasangan. Ruas-3 dan ruas-4 merupakan terminator dari gen trp-L yang merupakan
signal akhir transkripsi, yang akan berakibat transkripsi berhenti. Terjadinya perpasangan 3-4
dapat dicegah seandainya ruas-3 berpasangan dengan ruas-2. Bila kuantitas triptofan di dalam sel
belum mencukupi maka tidak akan terbentuk triptofal-tRNA, sehingga ribosom akan berhenti
pada basa 54-59, ruas-2 akan terbebas dari ribosom sehingga dapat berpasangan dengan ruas-3.
Bila triftofan dalam sel telah mencukupi maka ribosom tidak akan berhenti pada basa 54-59,
karena akan tersedia triptofal-tRNA. Kehadiran ribosom pada ruas-2 maka ruas-3 akan
berpasangan dengan ruas-4 membentuk pasangan 3-4. Dalam kondisi ini maka transkripsi akan
berakhir pada ujung trp-L atau transkripsi tidak dapat dilanjutkan.
Catatan-Sugasetya.blogspot.com Sugasetya@gmail.com
6
Agus Setiawan
Catatan-Sugasetya.blogspot.com Sugasetya@gmail.com
7