(pertemuan sel telur dengan sel sperma) sebelum janin dapat hidup diluar kandungan. Itu
merupakan pengertian aborsi secara medis atau dalam ilmu kedokteran. Di Indonesia, aborsi
didefinisikan sebagai melakukan pengguguran (dengan sengaja karena tidak mengiginkan
bakal bayi yang dikandung tersebut). Setiap orang memiliki perngertian yang berbeda tentang
aborsi.
Dalam ilmu kedokteran, jenis aborsi dibagi menjadi 2 (dua), yaitu:
Aborsi ini dapat terjadi kapanpun, secara alami, tanpa disengaja, tanpa intervensi tindakan
medis bahkan sering tidak disadari gejalanya oleh ibu hamil. Jenis aborsi ini terbagi menjadi:
a. Aborsi komplitus
Artinya keluarnya seluruh hasil konsepsi sebelum umur kehamilan lengkap 20 minggu.
b. Aborsi habitualis
Artinya aborsi terjadi 3 atau lebih aborsi spontan berturut-turut.
c. Aborsi inkomplitus
Artinya keluar sebagian tetapi tidak seluruh hasil konsepsi sebelum umur kehamilan lengkap
20 minggu.
d.Aborsi diinduksi
Yaitu penghentian kehamilan sengaja dengan cara apa saja sebelum umur kehamilan lengkap
20 minggu dapat bersifat terapi atau non terapi.
e. Aborsi insipiens
Yaitu keadaan perdarahan dari interauteri yang terjadi dengan dilatasi serviks kontinu dan
progresif tetapi tanpa pengeluaran hasil konsepsi sebelum umur kehamilan 20 minggu.
f. Aborsi terinfeksi
Yaitu aborsi yang disertai infeksi organ genital.
g. Missed Abortion
Yaitu aborsi yang embrio atas janinnya meninggal. Dalam uterus sebelum umur kehamilan
lengkap 20 minggu tetapi hasil konsepsi tertahan dalam uterus selama 8 minggu atau lebih.
h. Aborsi septik
Yaitu aborsi yang terinfeksi dengan penyebaran mikroorganisme dari produknya ke dalam
sirkulasi sistematik ibu.
2. Aborsi Buatan (Sengaja)
Pengakhiran kehamilan lebih awal yang diakibatkan oleh tindakan yang disadari oleh ibu
hamil dan pelaksana (dokter, bidan maupun dukun beranak) melalui tindakan medis dengan
obat-obatan, tindakan bedah, atau tindakan lain yang menyebabkan pendarahan lewat vagina
(aborsi provokatus)
Jika Anda ingin melakukan tindakan aborsi, Anda harus mempertimbangkan semua cara yang
tersedia untuk menggugurkan kandungan sebelum membuat keputusan. Hal ini bergantung
pada usia kehamilan Anda karena metode aborsi berbeda-beda untuk setiap usia kehamilan.
Anda perlu berkonsultasi dengan dokter mengenai prosedur aborsi, mencari preferensi tempat
aborsi dan biaya untuk melakukan aborsi tersebut. Meskipun pilihan aborsi tergantung pada
keadaan masing-masing wanita, namun informasi tersebut akan membantu dalam mengambil
keputusan.
DEFINISI ABORSI Menggugurkan kandungan atau dalam dunia kedokteran dikenal dengan
istilah abortus. Berarti pengeluaran hasil konsepsi (pertemuan sel telur dan sel sperma)
sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Ini adalah suatu proses pengakhiran hidup dari
janin sebelum diberi kesempatan untuk bertumbuh.
DEFINISI ABORSI
Dalam dunia kedokteran dikenal 3 macam aborsi, yaitu:
1. Aborsi Spontan / Alamiah
2. Aborsi Buatan / Sengaja
3. Aborsi Terapeutik / Medis
Aborsi memang belum disahkan secara hukum di Indonesia. Namun bukan berarti kasus
aborsi tidak ada di tanah air. Ada beberapa alasan mengapa perempuan melakukan aborsi.
Bisa karena alasan medis atau alasan pribadi. Inilah beberapa alasan mengapa perempuan
melakukan aborsi.
Kadang kondisi rahim perempuan hamil yang tidak kondusif untuk perkembangan janin.
Dalam kasus ini aborsi bisa dilakukan.
Dalam beberapa kasus medis, ada perempuan yang mengalami kerusakan atau kelainan
pada organ reproduksi sehingga berbahaya bagi janin. Jika dokter mendiagnosis ada
kerusakan maka aborsi bisa dilakukan.
Kelainan genetik yang akan memnyebabkan kelainan pada anak setelah lahir juga
merupakan alasan mengapa banyak perempuan memilih aborsi. Kelainan genetik ini dapat
diketahui dengan bantuan tes darah. Jika hasilnya tidak memuaskan maka aborsi dapat
dilakukan.
Kadang-kadang, pertumbuhan janin bisa membahayakan kesehatan ibu yang membawanya
ke ambang kematian. Dalam kasus ini, perempuan dapat melakukan aborsi untuk
menyelamatkan dirinya sendiri.
Jika seorang perempuan menderita penyakit seperti penyakit jantung, AIDS atau penyakit
menular seksual, dia dapat melakukan aborsi.
Alasan Perempuan Melakukan Aborsi dan DEFINISI ABORSI
Sebuah kehamilan yang terjadi akibat perkosaan dapat digugurkan karena si perempuan
ingin menghilangkan trauma. Anak yang dikandungnya dapat menjadi pengingat
pengalaman mengerikan di masa lalu.
Kadang seorang perempuan merasa tidak yakin secara finansial untuk merawat dirinya dan
bayi yang dikandungnya. Belum lagi si suami tidak mau bertanggung jawab dengan
meninggalkan si istri atau mengganggur. Karena alasan ekonomi sangat mungkin si
perempuan melakukan aborsi.
Banyak perempuan menikah memilih aborsi karena si suami tidak mau membesarkan anak
bersama sebagai orangtua. Si perempuan kemudian tidak merasa aman secara finansial dan
takut si suami akan meninggalkannya.
Adanya desakan dari orangtua dan kecaman sosial terhadap perempuan yang hamil di luar
nikah adalah alasan lain mengapa banyak perempuan memilih aborsi. Banyak sekali
orangtua yang memaksa anak perempuan yang belum menikah untuk melakukan aborsi
hanya untuk menyelamatkan muka di depan masyarakat dan kerabat lainnya.
Banyak juga kasus perempuan yang melakukan aborsi akibat kontrasepsi yang gagal
Seperti yang kami ungkapkan pada pendahuluan diatas (baca DISINI) bahwa aborsi adalah
suatu problem yang kompleks, mengandung emosi dan sensitivitas yang berhubungan dengan
Janin yang tidak terlahirkan pada waktunya, terkait ibu dan masyarakat Agama dan hukum.
Itulah sebabnya dalam membahas aborsi terdapat beberapa masalah yang menuntut topiknya
masing-masing dibahas secara rinci.
Menurut J. Chr Purwawidyana dalam tulisannya Aborsi dan Agama menyebutkan bahwa
butir-butir masalah tersebut antara lain, kapan manusia mulai hidup dalam rahim; kewajiban
menghormati hak hidup manusia; legalisasi dan usaha menanggapi masalah
pengguguran.[1]Orang menempuh jalan aborsi karena berbagai alasan yang tidak semuanya
diterima oleh Agama. Hal ini secara jelas akan Nampak solusinya dengan pemahaman yang
jelas antara permasalahan dalam aborsi itu sendiri dengan kaitannya dengan norma-norma
agama berdasarkan al-Quran dan Sunnah.
Pada perspektif sains, kehidupan seorang berada pada suatu kontinum sejak saat pembuahan
sampai kematian. Ada 3 tahap perkembangan janin,[2] yaitu:
1. Zigot, yaitu telur wanita (ovum) yang telah dibuahi oleh sperma laki-laki dalam
saluran falopi (saluran telur) wanita. Zigot ini berada disana tinggal selama sekitar
tiga hari. Saat itulah pembelahan sel dimulai.
2. Blastosis, yaitu tahap yang dimulai dengan penanaman dalam rahim. Fase ini terjadi
pembelahan sel berlangsung secara cepat. Banyak zigot yang tidak menempel dan
terus keluar melalui menstruasi wanita.
3. Embrio, yaitu tahap yang mulai terjadi 2 minggu setelah proses pembuahan. Selama
ini terjadi pembedaan organ. Semua organ-organ internal akan dimiliki manusia
dalam bentuk yang belum sempurna dan fase ini menjelang akhir minggu keenam.
Setelah melalui ketiga tahap diatas, mulailah terbentuk Janin. Fase ini berlangsung ketika
berusia delapan minggu sampai lahirnya dan terus terjadi pertumbuhan dan perkembangan.
Inilah waktu untuk mempersiapkan kelahiran. Secara rinci, berikut tiga tingkatan waktu yang
menjadi pertimbangan para ulama tentang aborsi:[3]
1) Sebelum 40 hari
Sebelum 40 hari, produk kehamilan masih merupakan suatu tetes benih hidup yang tampak
seperti mani dari mana ia terbentuk. Kebolehan aborsi pada umur kehamilan ini dalam
pandangan Imam mazhab terjadi pro dan kontra. Aborsi pada umumnya diizinkan sebelum
120 hari ketika janin telah mencapai tahap menjadi suatu makhluk baru dengan indikasi
alasan yang dibenarkan oleh syariat.
Ada empat kategori sebelum 120 hari menurut Syekh Jadil Haq maupun Dr. Madkur:
Aborsi setelah 120 hari dilarang oleh ijma seluruh ulama, kecuali apa bila hal itu merupakan
perlindungan bagi nyawa si Ibu. Alasan ini berdasarkan argumen bahwa pada tahap ini Allah
menghidupkan manusia dengan ditiupkannya roh Ilahi. [4] Hadis rasulullah SAW:
Dari Abi Abd Rahman Abdillah bin Masud RA berkata: Rasulullahmenceritakan kepada
kami sesungguhnya seseorang dari kamu kejadiannya dikumpulkan dalam perut ibumu
selama 40 hari berupa nuthfah, kemudian menjadi segumpal darah (alaqah) dalam waktu
yang sama, kemudian menjadi segumpal daging (mudghah) juga dalam waktu yang sama.
Sesudah itu malaikat diutus untuk meniupkan roh ke dalamnya dan diutus untuk melakukan
pencatatan empat perkara, yaitu mencatat rizkinya, usianya, amal perbuatannya dan celaka
atau bahagia (HR. Muslim).[5]
C) PENDAPAT ULAMA
Mazhab Maliki
Mazhab Maliki sama sekali tidak memperbolehkan membuang produk kehamilan walaupun
sebelum 40 hari. (hanya al-Lakhim yang mengizinkan sebelum 40 hari). Setelah peniupan
ruh, aborsi sama sekali diharamkan.
Mazhab Hanafi
Ibnu Abidin, seorang pelopor mazhab ini, mengatakan bahwa izin untuk menggurkan
bergantung pada keabsahan alasan.
Mazhab Hanbali
Mazhab Zaidi
Mazhab Zhahiri
Aborsi tidak diizinkan sebelum 120 hari, tetapi tidak sama dengan pembunuhan. Setelah 120
hari, aborsi sama dengan pembunuhan.
Mazhab Ibadhi
Aborsi tidak diizinkan pada saat manapuN dan si Ibu tidak boleh melakukan apapun, seperti
menelan sesuatu yang merugikan si Janin.
Hukum Islam yang termaktub dalam al-Quran dan hadis memberikan penegasan akan hak
hidup bagi setiap manusia termasuk Janin yang masih ada dalam rahim ibunya. Pada sisi lain,
hukum islam juga memberikan proporsi tempat serta memberikan perhatian pada janin yang
masih ada dalam kandungan dalam pembagian warisan. Islam memerintahkan untuk tidak
membagi harta warisan jika janin masih dalam kandungan Ibunya. Hal ini diperkuat dengan
fakta bahwa semua imam Mazhab memerintahkan untuk menunda pelaksanaan hukuman
mati bagi seorang wanita hamil sampai setelah dia melahirkan.
Hadis nabi SAW, Dua orang perempuan suku huzail berkelahi. Lalu satu dari keduanya
melemparkan batu kepada yang lain hingga membunuhnya dan (membunuh pula)
kandungannya. Kemudian mereka melaporkan kepada Rasulullah. Maka, beliau memutuskan
bahwa diyat untuk (membunuh) janinnya adalah (memberikan) seorang budak laki-laki atau
perempuan.( Hadist muttafaq `alaih dari Abu Hurairah)[7]
Analisa dalam persoalan ini diperhitungkan secara konkrit dan menyeluruh. Ada dua
persoalan yang selalu terdapat dalam pristiwa menggugurkan kandungan, yakni kepentingan
hidup janin serta kepentingan hidup ibu yang mengandung. Kedua-duanya harus dihormati
sebagia pribadi yang diciptakan menurut kodrat Ilahi.[8] Aborsi dilakukan oleh seorang
wanita hamil baik yang telah menikah maupun yang belum menikah dengan melontarkan
berbagai alasan. Jelas ini memerlukan sebuah ketegasan hukum Agama maupun lembaga
Negara agar setiap manusia tidak melakukan aborsi karena tersedianya berbagai cara yang
dapat dilakukan dengan mudah.
) (
) (
: ) (
Artinya: Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah
yang akan memberi rezki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh
mereka adalah suatu dosa yang besar. Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya
zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk. Dan janganlah kamu
membunuh jiwa yang diharamkan Allah, melainkan dengan suatu (alasan) yang benar. Dan
barangsiapa dibunuh secara zalim, maka sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan
kepada ahli warisnya, tetapi janganlah ahli waris itu melampaui batas dalam membunuh.
Sesungguhnya ia adalah orang yang mendapat pertolongan. (Q.S. al-Isra : 31-33)
:
Artinya: Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak
membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang
benar, dan tidak berzina, barangsiapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat
(pembalasan) dosa (nya). (Q.S. al-Furqan : 68)
Sebelum menjelaskan secara mendetail tentan hukum Aborsi, lebih dahulu perlu dijelaskan
tentang pandangan umum ajaran Islam tentang nyawa, janin dan pembunuhan, yaitu sebagai
berikut :
Pertama: Manusia adalah ciptaan Allah yang mulia, tidak boleh dihinakan baik dengan
merubah ciptaan tersebut, maupun mengranginya dengan cara memotong sebagiananggota
tubuhnya, maupun dengan cara memperjual belikannya, maupun dengan cara
menghilangkannya sama sekali yaitu dengan membunuhnya, sebagaiman firman Allah swt : .
Kedua: Membunuh satu nyawa sama artinya dengan membunuh semua orang.
Menyelamatkan satu nyawa sama artinya dengan menyelamatkan semua orang.
Barang siapa yang membunuh seorang manusia, maka seakan-akan dia telah membunuh
manusia seluruhnya. Dan barang siapa yang memelihara keselamatan nyawa seorang
manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara keselamatan nyawa manusia
semuanya. (Qs. Al Maidah:32)
Ketiga: Dilarang membunuh anak ( termasuk di dalamnya janin yang masih dalam
kandungan ) , hanya karena takut miskin. Sebagaimana firman Allah swt :
Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut melarat. Kamilah yang
memberi rezeki kepada mereka dan kepadamu juga. Sesungguhnya membunuh mereka
adalah dosa yang besar. (Qs al Isra : 31)
Keempat : Setiap janin yang terbentuk adalah merupakan kehendak Allah swt, sebagaimana
firman Allah swt
Selanjutnya Kami dudukan janin itu dalam rahim menurut kehendak Kami selama umur
kandungan. Kemudian kami keluarkan kamu dari rahim ibumu sebagai bayi. (QS al Hajj :
5)
Kelima : Larangan membunuh jiwa tanpa hak, sebagaimana firman Allah swt :
Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah melainkan dengan alasan
yang benar ( Qs al Isra : 33 )
Di dalam teks-teks al Quran dan Hadist tidak didapati secara khusus hukum aborsi, tetapi
yang ada adalah larangan untuk membunuh jiwa orang tanpa hak, sebagaimana firman Allah
swt :
Dan barang siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya
adalah neraka Jahanam, dan dia kekal di dalamnya,dan Allah murka kepadanya dan
melaknatnya serta menyediakan baginya adzab yang besar( Qs An Nisa : 93 )
Begitu juga hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Masud bahwasanya Rosulullah saw
bersabda :
Maka, untuk mempermudah pemahaman, pembahasan ini bisa dibagi menjadi dua bagian
sebagai berikut :
Dalam hal ini, para ulama berselisih tentang hukumnya dan terbagi menjadi tiga pendapat :
Pendapat Pertama :
Menggugurkan janin sebelum peniupan roh hukumnya boleh. Bahkan sebagian dari ulama
membolehkan menggugurkan janin tersebut dengan obat. ( Hasyiat Al Qalyubi : 3/159 )
Pendapat ini dianut oleh para ulama dari madzhab Hanafi, SyafiI, dan Hambali. Tetapi
kebolehan ini disyaratkan adanya ijin dari kedua orang tuanya,( Syareh Fathul Qadir :
2/495 )
Mereka berdalil dengan hadist Ibnu Masud di atas yang menunjukkan bahwa sebelum empat
bulan, roh belum ditiup ke janin dan penciptaan belum sempurna, serta dianggap benda mati,
sehingga boleh digugurkan.
Pendapat kedua :
Menggugurkan janin sebelum peniupan roh hukumnya makruh. Dan jika sampai pada waktu
peniupan ruh, maka hukumnya menjadi haram.
Dalilnya bahwa waktu peniupan ruh tidak diketahui secara pasti, maka tidak boleh
menggugurkan janin jika telah mendekati waktu peniupan ruh , demi untuk kehati-hatian .
Pendapat ini dianut oleh sebagian ulama madzhab Hanafi dan Imam Romli salah seorang
ulama dari madzhab SyafiI . ( Hasyiyah Ibnu Abidin : 6/591, Nihayatul Muhtaj : 7/416 )
Pendapat ketiga :
Menggugurkan janin sebelum peniupan roh hukumnya haram. Dalilnya bahwa air mani
sudah tertanam dalam rahim dan telah bercampur dengan ovum wanita sehingga siap
menerima kehidupan, maka merusak wujud ini adalah tindakan kejahatan . Pendapat ini
dianut oleh Ahmad Dardir , Imam Ghozali dan Ibnu Jauzi ( Syareh Kabir : 2/ 267, Ihya
Ulumuddin : 2/53, Inshof : 1/386)
Adapun status janin yang gugur sebelum ditiup rohnya (empat bulan) , telah dianggap benda
mati, maka tidak perlu dimandikan, dikafani ataupun disholati. Sehingga bisa dikatakan
bahwa menggugurkan kandungan dalam fase ini tidak dikatagorikan pembunuhan, tapi hanya
dianggap merusak sesuatu yang bermanfaat.
Ketiga pendapat ulama di atas tentunya dalam batas-batas tertentu, yaitu jika di dalamnya ada
kemaslahatan, atau dalam istilah medis adalah salah satu bentuk Abortus Profocatus
Therapeuticum, yaitu jika bertujuan untuk kepentingan medis dan terapi serta pengobatan.
Dan bukan dalam katagori Abortus Profocatus Criminalis, yaitu yang dilakukan karena
alasan yang bukan medis dan melanggar hukum yang berlaku, sebagaimana yang telah
dijelaskan di atas.
Secara umum, para ulama telah sepakat bahwa menggugurkan janin setelah peniupan roh
hukumnya haram. Peniupan roh terjadi ketika janin sudah berumur empat bulan dalam perut
ibu, Ketentuan ini berdasarkan hadist Ibnu Masud di atas. Janin yang sudah ditiupkan roh
dalam dirinya, secara otomatis pada saat itu, dia telah menjadi seorang manusia, sehingga
haram untuk dibunuh. Hukum ini berlaku jika pengguguran tersebut dilakukan tanpa ada
sebab yang darurat.
Namun jika disana ada sebab-sebab darurat, seperti jika sang janin nantinya akan
membahayakan ibunya jika lahir nanti, maka dalam hal ini, para ulama berbeda pendapat:
Pendapat Pertama :
Menyatakan bahwa menggugurkan janin setelah peniupan roh hukumnya tetap haram,
walaupun diperkirakan bahwa janin tersebut akan membahayakan keselamatan ibu yang
mengandungnya. Pendapat ini dianut oleh Mayoritas Ulama.
Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), melainkan
dengan suatu (alasan) yang benar. ( Q.S. Al Israa: 33 )
Kelompok ini juga mengatakan bahwa kematian ibu masih diragukan, sedang keberadaan
janin merupakan sesuatu yang pasti dan yakin, maka sesuai dengan kaidah fiqhiyah :
Bahwa sesuatu yang yakin tidak boleh dihilanngkan dengan sesuatu yang masih ragu., yaitu
tidak boleh membunuh janin yang sudah ditiup rohnya yang merupakan sesuatu yang pasti ,
hanya karena kawatir dengan kematian ibunya yang merupakan sesuatu yang masih
diragukan. ( Hasyiyah Ibnu Abidin : 1/602 ).
Selain itu, mereka memberikan permitsalan bahwa jika sebuah perahu akan tenggelam,
sedangkan keselamatan semua perahu tersebut bisa terjadi jika sebagian penumpangnya
dilempar ke laut, maka hal itu juga tidak dibolehkan.
Pendapat Kedua :
Dibolehkan menggugurkan janin walaupun sudah ditiupkan roh kepadanya, jika hal itu
merupakan satu-satunya jalan untuk menyelamatkan ibu dari kematian. Karena menjaga
kehidupan ibu lebih diutamakan dari pada menjaga kehidupan janin, karena kehidupan ibu
lebih dahulu dan ada secara yakin, sedangkan kehidupan janin belum yakin dan
keberadaannya terakhir.( Mausuah Fiqhiyah : 2/57 )
Prediksi tentang keselamatan Ibu dan janin bisa dikembalikan kepada ilmu kedokteran,
walaupun hal itu tidak mutlak benarnya. Wallahu Alam.
Dari keterangan di atas, bisa diambil kesimpulan bahwa para ulama sepakat bahwa Abortus
Profocatus Criminalis, yaitu aborsi kriminal yang menggugurkan kandungan setelah
ditiupkan roh ke dalam janin tanpa suatu alasan syarI hukumnya adalah haram dan termasuk
katagori membunuh jiwa yang diharamkan Allah swt.
Adapun aborsi yang masih diperselisihkan oleh para ulama adalah Abortus Profocatus
Therapeuticum, yaitu aborsi yang bertujuan untuk penyelamatan jiwa, khususnya janin yang
belum ditiupkan roh di dalamnya.
Kesimpulan
Ksimpulane gawe dewe wae ron, soale kita kan mengambil sumber nggak dari satu sumber,
jadi nanti kalau udah selesai, baru kita buat kesimpulannnya